Editor :
1. Meidi Wibowo
2. Dedi Harnandi
3. Sugeng Utoyo
BAGIAN I
PENGETAHUAN
PREVENTIVE MAINTENANCE
I. PENGETAHUAN OLI
2. Jenis Oli
Hydraulic Oil
Engine Oil
Gear Oil
Automatic Transmission Fluid Oil
Brake Oil
3. Klasifikasi Oil
Engine Oil CA, CB, CC, CD, CE, CF / 0API SAE 10 ~ 50
Hydraulic Oil ISO VG ~ 32 s/d ISO VG ~ 1500.
Gear Oil AGMA, GL-1 s/d GL-8A (SAE 60 ~ 250).
8. Penyebab Kontaminasi
Debu
Kotoran
Air, dan sebagainya
9. Penyebab Deteriorasi
• Karena proses pembakaran
• Beroperasi pada tempat tinggi
• Reaksi kimia cepat.
Catatan :
Oli yang telah terpakai maka angka TBN-nya akan turun (untuk Indonesia Angka
miniinuin yang diizinkan adalah 12).
2. Standar kekentalan Grease adalah NL-GI 000 – 6 (National Lubricating Grease Institute)
3. Applikasi Grease.
Adalah berbeda didalam penggunaannya. Grease yang akan dipakai untuk bagian dalam
berbeda dengan grease untuk penggunaan pada bagian luar. Jadi tidak boleh
menggunakan grease semaunya. Untuk penggunaan lebih lanjut dan benar harus
mengacu. pada standar grease yang dianjurkan. Lihat petunujuk dan saran dari factory-
nya.
1. Jenis fuel yang digunakan pada Diesel Engine adalah Fuel Light Oil, ASTM D 975 NO.
2. (ASTM = Association Standard Testing Material).
2. Pengaruh kadar Sulphur pada fuel terhadap jadwal pergantian oli adalah sbb:
Apabila kadar Sulphur berkisar antara 0,5 - 1%, maka jadwal pergantian
oli adalah setengah dari jadwal regulernya.
Apabila kadar Sulphur > 1 %, maka jadwal pergantian oli menjadi
seper-empat dari jadwal regulemya.
V. PENGETAHUAN FILTER
4. Model Filter
Cartridge dan element.
Cartridge Element
6. Penanganan Filter:
- Tidak boleh disimpan pada daerah yang lembab
- Tidak boleh penyok dan jatuh
- Harus terbungkus rapi (jangan terbuka packingan-nya)
5. Fungsi E jector Pipe : adalah untuk menyedot debu dan kotoran dari Pre-Cleaner secara
otomatis untuk dibuang ke atmosfir melalui exhaust
pipe saat engine hidup.
6. Fungsi Pre-Cleaner :
adalah untuk menyaring debu yang/partikel yang
besar-besar. (sebagai penyaring awal).
Gb. Precleaner
1. Tachometer.
Fungsinya : alat untuk mengukur putaran
Cara : lihat Buku Petunjuk dari Factory.
Satuan : revolution Per- Minute (RPM)
3. Blow By Checker.
Fungsinya : Alat untuk mengukur tekanan didalarn engine crankcase
Cara : lihat Buku Petunjuk dari Factory.
Satuan : mmH20; M3 /menit.
6. Pressure Gauge
Fungsi : alat untuk mengukur tekanan
Cara : lihat buku petunjuk.
Satuan : Kg/CM2, Bar, PSI.
8. Anemometer.
Fungsi : Untuk mengukur kecepatan angin, dan mendeteksi kebuntuan fin radiator.
Cara : lihat buku petunjuk
Satuan : M/ sec.
9. Dial Gauge
Fungsi : Sebagai.alat untuk mengukur panjang, dalam dsb
Cara : Sesuai kebutuhan,
Satuan : mm, Inch.
3. Rated Speed
Adalah Putaran Engine pada horse power maximum.
4. Stall - speed
Adalah Putaran engine ketika torque converter stall.
7. Modulating Time
Adalah waktu untuk menaikkan tekanan oli secara bertahap.
8. Compression Pressure
Adalah tekanan udara yang dihasilkan pada langkah compressi di dalam cylinder
9. Blow by pressure
Adalah tekanan udara gas yang diizinkan di dalam crank case yang disebabkan :
• Kebocoran ring piston engine liner.
• Kebocoran seal pada sisi turbin di dalarn turbo charge.
• Kebocoran Ring Piston pada compressor udara / liner
11. Turbo Charger Play Adalah Gerakan Axial / Radial dari Rotor.
21. Caster.
Adalah besar sudut antara King Pin dengan garis vertical, jika dilihat dari sisi
kendaraan.
22. Camber.
Adalah sudut kemiringan roda dengan
garis vertical dari ground.
A: Camber
B: Kingpin in-elination
24. Toe-In
Adalah selisih jarak antara roda depan
bagian dalam dengan roda depan bagian
belakang.
26. Pre-Load
Adalah beban awal/axial yang sengaja
diberikan pada saat pemasangan Tapper Rolling Bearing dengan tujuan untuk
mendapatkan hearing clearance.
29. MPH-Test
Adalah pengetesan EGS yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kecepatan unit.
Posisi Control Lever EGS untuk melakukan pengetesan adalah sebagai berikut:
1. Posisikan Control lever EGS seperti garmbar diatas sesuai dengan pengetesan apa
yang akan dilakukan.
2. ON -Kan starting switch, tunggu beberapa saat sampai control display menunjukkan
kode pengetesan yang dilakukan.
3. Khusus untuk Sensor Test dan MPH Test unit harus dijalankan.
C. Pada EXCAVATOR
Sistem penegang track & peredam track ass'y (dengan sistem hidrolik + accumulator)
pada saat front idler mendapat benturan dari luar.
D. Pada EXCAVATOR
• Oli kotor
• Transmssion Strainer buntu.
11. Boom Drift besar (hyd. Dift.), disebabkan :
Terjadi Kebocoran pada piston rod & control valve
D. Pada EXCAVATOR
54. Starting Motor tidak bisa berputar saat starting Switch dari posisi "OFF" diputar ke
posisi start, disebabkan oleh :
• SG pada battery rendah.
• Starting Motor rusak.
• Battery relay rusak.
• Starting switch rusak.
• Fuse link putus.
• Safety relay rusak.
• Lihat wiring diagram.
55. Engine Oil Pressure Monitor Panel tidak mau mati ketika engine posisi "Idle",
disebabkan oleh :
• Oil pressure switch jamed tertutup.
• Tekanan oil engine terlalu rendah
• Oil Engine kurang.
• Strainer oil engine buntu.
• Terjadi short pada wiring untuk oil pressure monitor.
2. Atau Item - item yang tidak rusak dipakai akan tetap relatif secara periodik diganti
(biasanya item yang berhubungan dengan electrical system).
Contohnya: Fuse, bola lampu, V-belts dan sebagainya.
BAGIAN II
PENGETAHUAN
OVERHAULING
Engine Overhaul
I. TECHNICAL TERM
3. COMPRESSION RATIO
Perbandingan volume udara di dalam cylinder sebelum di kompresi dengan sesudah
dikompresi. Dapat dirumuskan seperti berikut :
Vs Vc
Cr
Vc
dimana:
Cr = Compession ratio
Vc = Compession of volume
Vs = Stroke of volume
Atau sering disebut dengan udara lebih untuk mencapai pembakaran sempurna.
Secara teoritis pembakaran sempurna dibutuhkan perbandingan campuran teoritis yaitu
berat minimum udara terhadap berat bahan bakar. Pembakaran sempuma dibutuhkan
14,5 gr udara untuk membakar 1 gr bahan bakar.
GU
Perbandinggan campuran teoritis (RTS) (teoritis)
GB
Excess air ratio (X) adalah perbandingan campuran nyata terhadap perbandingan
teoritis. Atau dirumuskan menjadi :
GU
X GB
RTS
Excess air ratio untuk engine diesel X = 1,5 - 2. Semakin kecil excess air ratio
berarti bahwa bahan bakar yang dipakai terlalu banyak atau kekurangan udara.
Sehingga untuk 1 gr bahan bakar dibutuhkan 21.25 gr sampai 29 gr udara.
L
Engine long stroke >1
D
L
Engine square stroke =1
D
L
Engine short stroke = <1
D
Engine yang berputar melebihi batas putaran maksimum. Engine over running bisa
disebabkan oleh karena engine terputar oleh power train pada saat unit berjalan menurun
dan unit menggalami over speed. Over speed adalah kecepatan laju unit yang melebihi
kecepatan laju maksimum unit pada speed tertentu.
19.SWIRL CHAMBER
Swirl chamber adalah ruang bakar pusar yang memiliki prinsip kerja yang sama
dengan ruang bakar muka (pre combustion chamber) tetapi berbeda bentuk chambernya
yang berbentuk bundar.
Total piston displacement = x D2 x s x n
4
Dimana : = Konstanta = 22/7
D = Diameter
S = Stroke
n = Jumlah silinder
21. ENGINETORQUE
Besarnya torque yang dihasilkan oleh engine karena proses pembakaran dalam
ruang bakar.
Torque = F x R (Kgm)
Torque rise (TR) sebagai indikasi kemampuan hentakan engine (Lugging Ability Of
Engine)
A B
TR = x100%
B
1. INTAKE VALVE
Untuk membuka dan menutup saluran intake pada cylinder head yang timing-nya
ditentukan oleh camshaft dengan perantara Push Rod dan Rocker Arm.
1. Precleaner
2. Air cleaner
3. Intake valve
4. Piston
5. Cylinder finer
6. Exhaust valve
7. Muffler
8. Exhaust pipe
9. Dust indicator
2. EXHAUST VALVE
Untuk membuka dan menutup saluran Exhaust pada cylinder head yang timing-nya
ditentukan oleh camshaft dengan perantara Push Rod dan Rocker Arm, lihat gambar di atas.
3. MUFFLER
Untuk meredam suara, menghilangkan percikan api dan menurunkan temperatur gas
buang.
4. VALVE ROTATOR
Spring seat pada intake valve yang
berfungsi sebagai rotator intake valve agar
terjadi keausan yang merata pada valve
dengan valve seat.
6. RIBBON HEATER
Elemen pemanas yang. digunakan pada proses pre-heating untuk menimbulkan
panas pada intake manifold. (lihat gambar pada point 7).
7. GLOW-PLUG
Pemanasan listrik yang di gunakan untuk menghidupkan engine yang menggunakan
pre combustion chamber pada saat dingin. Lihat gambar berikut.
B. MECHANISM SYSTEM
1. CROSS HEAD
Penerus gerakan dari rocker arm ke dua buah valve.
3. VIBRATION DAMPER
Sebagai peredam getaran yang bekerja pada crank shaft sebagai akibat adanya
“torsional force” yang berasal dari gaya hasil pembakaran.
4. CAMSHAFT
Camshaft dipasang untuk membuka dan menutup intake dan exhaust valve dan juga
untuk menggerakan injector (Cummins)
5. PUSH ROD
Push rod berfungsi untuk meneruskan gerakan vertikal ke rocker arm.
7. CRANK SHAFT
Crank shaft berfungsi merubah gerakan turun naik piston, menjadi gerakan berputar.
8. CONECTING ROD
Conecting rod menerima gerakan turun naik dari piston dan diteruskan ke crank shaft
9. FLY WHEEL
Fly wheel dipasang pada crankshaft dengan diikat bolt, yang meneruskan putaran
engine ke power train dan juga sebagi peredam gaya inertia yang disebabkan variasi torque
pada engine.
13.TRUST BEARING
Crankshaft berputar mempunyai gaya axial yang menyababkan terjadinya gerakan,
axial pada crank shaft. Besarnya gerakan axial dapat dikurangi dengan memasang trush
bearing.
16. PISTON
Piston adalah komponen engine yang langsung berhubungan dengan gas pembakaran
dan menerima beban berat yang disebabkan tekanan pembakaran dan bergerak dengan
kecepatan tinggi yang berulang. - ulang.
17.CRANKSHAFT SEAL
Karena crankshaft sering bergerak dengan seal lip, permukaan shaft akan aus dan
mengurangi daya penyekatan seal. Sedangkan crankshaft yang aus sangat sulit untuk
diperbaiki untuk itu dipasang crankshaft sleeve pencegah keausan pada crankshaft dengan
dipres pada daerah yang bersentuhan dengan seal lip, sehingga bila terjadi keausan hanya
mengganti crankshaft sleeve.
1. Cylinder block
2. Housing (Five wheel housing)
3. Seal (Rear seal)
4. Wear ring
5. Main bearing
6. Crankshaft
18.VALVE SEAL
Valve seal dipasang. pada valve guide sisi exhaust mencegah kebocoran oli
kebocoran di sisi exhaust. Sehingga mencegah timbulnya kerak karena oli yang terbakar
dan mengurangi keausan antara valve guide dengan valve steam sisi exhaust.
C. COOLING SISTEM
1. THERMOSTAT
Prinsip membuka dan menutupnya Thermostat berdasarkan temperature yang
mengontrol aliran ke radiator secara otomatis untuk menjaga temperatur air pendingin
antara 700 - 950 C.
2. WATER PUMP
Water pump merupakan komponen cooling sistem yang menghisap air dari radiator
dan menyuplai ke komponen engine yang lain untuk didinginkan.
3. COOLING FAN
Air di dalam radiator didinginkan dengan hembusan angin ke fin radiator, untuk
mengahenibuskan angin dipasang. cooling fan.
D. LUBRICATING SISTEM
1. RELIEF VALVE
Relief valve dipasang setelah pump dan berfungsi untuk membatasi tekanan
maksimum oli lubricating dari pump ke oil cooler dan sebagai safety untuk pump dari
kenaikan tekanan yang berlebilian akibat oil cooler buntu.
2. REGULATOR VALVE
Regulator valve dipasang sebelum main galery yang berfungsi untuk membatasi
tekanan di dalam main galery.
4. OIL THERMOSTAT
Thermostat oil terpasang pada oil cooler yang mengatur aliran oli berdasarkan
temperatur dan akan mengalirkan oli lewat oil cooler secara otomatis untuk didinginkan bila
temperatur oli tinggi sehinga temperatur oli tetap terjaga.
Engine Overhaul – Structure & function,……..
5. OIL PUMP
Oil pump berfungsi untuk menghisap dan menyuplai oli ke kompomen engine.
6. OILCOOLER
Oil cooler befungsi untuk mendinginkan oli lubricating dengan menggunakan air
radiator.
8. MECHANICAL PUMP
Dipasang pada engine SA6D170 untuk mensuplai oli ke valve seat sisi intake untuk
mengurangi keausannya.
E. FUEL SISTEM
2. FEED PUMP
Feed pump berfungsi untuk menghisap fuel dari fuel tank dan mensuplai ke main
galery FIP.
3. NOZZLE
Berfungsi untuk mengabutkan fuel ke ruang bakar sesuai dengan injection
pressurenya.
4. BOOST COMPENSATOR
Boost compensator dipasang pada governor yang berflungsi untuk menyesuaikan
antara control track untuk jumlah fuel dengan udara yang masuk ke ruang bakar. Sehingga
akan mengurangi asap hitam pada saat akselerasi.
Engine Overhaul – Structure & function,……..
5. OVER FLOW VALVE
merupakan valve yang berfungsi untuk membuang kelebihan fuel pada main galery
FIP ke fuel tank.
6. ADVANCE TIMER
Advance timer secara otomatis mengadakan variasi saat meyemprotkan bahan
bakar sesuai dengan putaran engine, sehingga saat penyalaan bahan bakar tepat pada saat
yang di tentukan.
IV. TOOLS
1. Inside micrometer digunakan untuk mengukur diameter dalam dengan ketelitian 1/100
mm.
2. Outside micrometer digunakan untuk meng-ukur diameter luar.
4. Block Allignment untuk mengecheck keturusan dari boring crankshaft pada cylinder
block.
5. Conecting Rod Bending Tool adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
kebengkokan dan twist conecting rod.
9. Magnetic Flow Detector merupakan alat untuk mengecheck adanya keretakan dengan
menggunakan magnetic.
10. Power Wrench merupakan alat bantu untuk mernbuka dan mengencangkan bolt dan
nut yang, menpunyai torque tin....I.
11. Water Leak Tester merupakan alat untuk mengecheck adanya keretakan, kebocoran
antara valve seat dan valve pada cylinder head.
12. Nozzle tester adalah alat untuk mengukur dan mengetest injection pressure dari
nozzle.
13. Valve cutter adalah alat untuk memotong permukaan valve seat agar rata dan sesuai
sudutnya dengan valve.
15. Push Pull Tool adalah alat untuk memasang bearing camshaft, liner, valve guide.
16. Spring Tester merupakan alat untuk mengecheck tension dari spring valve.
17. Piston Ring Groove / Wear Gauge adalah alat untuk mengecheck keausan groove dari
piston ring.
2. Shrinking fit adalah metode untuk memasang komponen suaian press fit. Cohtoh: Cam
Gear Shaftnya.
3. Plastic Range Turning Angle Method adalah metode pengencangan baut dengan cara
di torque maksimal standart kemudian ditambahkan beberapa derajat kearah
mengencang.
5. Valve Grinding / Skuir : Proses meratakan antara permukaan Valve lip dan valve scat
7. Adhesive LT : Merupakan kode Komatsu bagi adhesive untuk mencegah rubber grubber
gasket, rubber cushion dan cork plug dari kebocoran dan kendor.
8. LMP : Merupakan kode Komatsu bagi anti friction compound (Lubricant Plus
Molibdenum Disulfide) yang dipakai untuk bearing dan taper shaft untuk memberikan
press fitting dan untuk mencegah macet, terbakar atau karat.
10. Coating Material : Terdiri dari : adhesive, gasket sealant, lubricant dan grease di
gunakan untuk assembly dan dis-assembly (pemakaiannya dengan dioleskan).
1. BENDING
Kebengkokan dari suatu shaft.
Bending full length (TIR) = Pembacaan nilai keseluruhan
Engine Overhaul – Structure & function,……..
2. TOLERANCE
Batas nilai yang masih diperbolehkan dan harganya ditulis dalam bentuk angka keeil.
Contoh: 10 + 09 toleransi.
3. PERMISSIBLE VALUE
Niial yang diizinkan.
4. STANDARD RANGE
Batas nilai yang terkecil sampai dengan nilai yang terbesar dari suatu toleransi, contoh:
10+010 Standard range 0,1 mm.
Y
5. ROUNDNESS
X
Mechanic Competency Assessment - MeCA II - 69
Belajar Mandiri – Overhaulling
Kebundaran dari suatu material yang bundar, perbedaan antara X dart Y pada suatu
lingkaran (lihat gambar disamping).
6. CYLINDRICITY
Ketirusan suatu benda panjang bulat perbedaan antara a, b dan c (lihat gambar
dibawah)
7. RADIAL RUN-OUT
Naik turunnya shaft pada saat berputar
8. PACE RUN-OUT
Kerataan permukaan suatu benda yang berputar
9. END PLAY
Gerakan shaft kearah axial
1O.FLATNESS
11.PROTRUSSION
Ketinggian silinder liner terhadap silinder block
16. OVERSIZE
Ukuran pembesaran lubang dari diameter
standardnya. Contoh : Liner
Bagian belakang dari bearing shell harus kontak dengan bearing cap agar
mendapatkan pendinginan yang memadai dan mencegah agar tidak berputar, untuk itu
bering shell harus mempunyai protrusion (crush'height)
23. BEAD
Tonjolan - tonjolan runcing pada
permukaan liner yang berfungsi untuk
mengikat cylinder head gasket agar tidak
bergeser.
Performance dari Diesel engine yang dipengaruhi oleh barometric pressure. temperature
dan kelembaban dari atmosfir, oleh karenanya diperlukan correction factor untuk
mengkonversikan data yang. diperoleh dengan kondisi atmosfir standar yang telah
ditentukan. Rumus correction factor adalah :
Bd (t t A)0,7
CD =
Bdt tA
Bd (t t A)0,5
CS =
Bdt tA
4. AMBIENT TEMPERATUR
Suhu lingkungan dimana engine tersebut di test
Tekanan uap partial pada temperatur tertentu ( Pw ) dibagi dengan tekanan uap jenuh
pada temperatur ( Ps ) dikalikan dengan seratus persen.
Atau secara perumusan adalah :
Pw
RH = x100%
Ps
Bd = B - C (mm Hg)
Adalah pengetesan yang dilakukan pada feed pump, untuk mengetahui kemampuan
hisap dari feed pump. Caranya :
Operasikan priming pump (dengan tangan) 60 langkah per menit.
Priming pump harus mulai mengeluarkan feed pada langkah ke - 20. atau
sedikitnya pada langkah ke- 30.
Hidupkan engine dengan putaran 300 pm ( putaran FIP 150 Rpm) feed pump harus
mulai mengeluarkan fuel setelah 30 detik operasi.
4. ENGINE KNOCKING
Periksa kwalitas bahan bakar, angka cetana yang rendah akan menyebabkan
detonasi.
Periksa Cracking pressure nozzle, cracking pressure yang rendah, menyebabkan
detonasi.
Periksa timing injectionnya, timing injection yang terlambat akan mengakibatkan
detonasi. Detonasi akan mengakibatkan knocking.
5. TURBOCHARGER MEMBARA :
Periksa kebocoran oli di sisi turbin, karena rusaknya seal ring.
Periksa cleareance antara valve dengan valve guide. Clearence yang besar
mengakibatkan oli masuk ke exhaust, dan terbakar di turbo.
PENGETAHUAN ENGINE TEST BENCH
GAUGE FUNGSI
1. Water Temperature Gauge Untuk mengukur/mendetesi suhu colling system pada
engine
2. Exhause Temperature Gauge Untuk mengukur temperatur gas buang
3. Tacho Meter Untuk mengukur putaran engine
4. Gate Gauge Untuk mengukur (%) prosentase pembebanan
- Switch decrease Untuk menurunkan beban
- Switch increase Untuk menaikan beban
5. Outlet, Valve Gauge Untuk mengukur prosentase membuka/menutupnya
valve
1. Pilih Dynamo Meter Test Bench yang sesuai dengan Engine yang akan ditest, Contoh :
Model S.F 2,5, max Torque 143,2 kgf, max HP 250 ps 15000 Rpm
Model S.F 3,0, max Torque 214,8 kgf, max HP 400 ps 14000 Rpm
Model S.F 4,0, max Torque ----- kgf, max HP 800 ps
3. Pasang Engine pada Engine stand Dynamo, kemudian pasang plate dan propelar shaft
yang menghubungkan flywheel dengan dynamo coupling perhatikan kelurusannya
(Alignment).
4. Pasang, Cooling system, Fuel system, Electrical system, Lubricating system dan isi Oil
Engine dan Lubricating Dynamo.
6. Performance test Check : - HP max - Torquemax - Fuel Consumption Ratio - Exhaust Gas
Temperature and Color - Air Cleaner Rectiction 1 Boos press - Blow By Press -
Temperature Ruangan - Tekanan Atmosphere - Kelembaban udara
7. Load Tester : lamanya pengujian ± 6 jam nonstop, Fuel Control lever full throttle, Load
Dynamo Meter 80%
TORQFLOW OVERHAUL
I. ………
Pump retak.
Bout Drive Case kendor,
Plug Pump T/C lepas.
Scavenging Pump mengalami kerusakan (aus).
I. TECHNICAL TERM
3. Stand by Pressure
Adalah tekanan yang terdapat di dalam system hidrolik pada saat control valve belum
dioperasikan.
Contoh: pada sirkuit closer center dimana engine dalam keadaan hidup, sedangkan
control valve pada posisi netral.
4. Pressurized Tank
Adalah suatu konstruksi dari suatu tangki hidrolik yang tidak berhubungan dengan
udara luar, sehingga saat unit beroperasi dalam waktu tertentu di dalam tangki
mempunyai tekanan.
Presurized tank dibedakan menjadi 2 :
i. Limited pressureized tank (tekanannya dibatasi)
ii. Un-limited pressurized tank (tekanannya tidak dibatasi)
5. Hidrolik Lock
Adalah oli yang terjebak di dalam suatu system yang tidak dapat mengalir ke komponen
lainnya.
6. Hidrolik Losses
Adalah kerugian dalam system hidrolik (baik aliran oli/tenaga hidrolik), karena adanya
kebocoran di dalam system itu sendiri (internal leakage). Misalnya; pada saat kondisi
relief, netral dan fine control (pada excavator / PC).
Relief Loss : Kerugian tenaga pada system hidrolik saat mencapai setting relief-nya
Netral Loss : Kerugian tenaga pada saat system hidrolik saat posisi netral
Fine control : Kerugian tenaga system hidrolik saat control valve dioperasikan
setengah-setengah
7. Setting pressure
Adalah tekanan maksimum yang diijinkan di dalam system hidrolik, dimana valve
pressure sudah terbuka penuh.
8. Cracking pressure
Adalah tekanan oli yang terjadi, dimana saat awal terbukanya pressure valve yang
menuju ke drain
9. Pick up pressure
Adalah valve yang mengatur jumlah aliran oli didalam sistim hidrolik yang akan masuk
ke actuator atau yang kembali ke actuator.
Adalah katup pembebas tekanan (pressure control valve) dengan dua tingkat setting
pressure.
Misalnya: pada safety valve spring
27. High Oil Introduction Hole (pada external Gear Pump tipe P dan K)
Adalah lubang kecil yang terdapat pada gear case sisi belakang dimana fungsinya
untuk menghubungkanoli ke sisi discharge ke side platguna memperkecil sisi clearance.
Adalah system pengoprasian atau batas ketinggian maximum posisi boom yang bekerja
secara otomatis.
Bekerjanya saat boom dioprasikan dari posisi lower ke raise, maka sepool raise control
valve akan kembali secara netral secara otomatis (karena proses kemagnetan dari
system Boom Kick Out) sehingga mengurangi benturan piston pada akhir langkahnya)
Dimana
Q = debit (lt/mnt)
Bila (%) Flow Loss> 10% artinya pompa harus diganti.
5. Piston Valve
Fungsinya : - Mengurangi benturan antara piston dengan cylinder
: - Sebagai safety ketika posisi full raise atau full lower
6. Throtle Valve
Fungsinya : Mengalirkan oli kedua arah dimana arah dialirkan kembali dipersempit
sehingga kapasitas oli yang mengalir menjadi kecil
9. Safety Valve
Fungsinya : Membatasi tekanan oli di sistim hidrolik (actuator) pada saat spool control
valve netral dan attachement mendapat beban berlebihan
Fungsinya : Membatasi tekanan oli didalam sistim hidrolik (actuator) pada saat spool
vacuum control valve netral dan attachement medapat beban
berlebihan untuk mencegah terjadinya kevacuman di actuator
Fungsinya : Untuk mengatur jumlah oli yang akan masuk ke actuator (silinder) pada
saat dioprasikan gabungan seinggakecepatan gerak attachement
sama walaupun bebanya berbeda.
Fungsinya : untuk membagi aliran dari pompa menjadi dua aliran dimana salah satu
aliranya konstan.