Anda di halaman 1dari 31

SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAN SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI
Makalah ini disusun bertujuan guna memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu:

Hutomo Rusdianto,SE,MBA,AWM,QWM

Disusun Oleh:

1. Muhammad Amin Prayogo (201411212)


2. Muhammad Gufron (201511031)
3. Kuni Maghfiroh (201511269)
4. Dewi Chalimah Handayani (201511418)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya teknologi di era modern ini,mengakibatkan segala
sesuatu yang memungkinkan diatur secara teknologidiusahakan secara maksimal atau
secara besar-besaran, dimana sistem kerja secaramanual perlahan-lahan mulai tergeser
dengan adanya teknologi yang semakincanggih. Usaha manusia untuk memunculkan
terobosan baru di bidang teknologitentunya sangat mendukung proses kerja yang pada
awalnya memerlukan waktuyang relatif lama menjadi dapat terselesaikan dengan waktu
yang relatif singkatdengan hasil yang memuaskan, walaupun dengan teknologi yang
modern pengeluaran atau biaya operasional yang diperlukan akan semakin
banyak.Kementerian/Lembaga wajib untuk menyampaikan Laporan Keuangan dan
Barang Milik Negara melalui sistem aplikasi yang telah dikembangkan secaraterpisah
oleh Departemen Keuangan.Peningkatan kualitas sistem pelaporankeuangan Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, yang akurat,akuntabel dan tepat waktu.
Dengan adanya sistem yang mempergunakanteknologi informasi, pekerjaan
penyusunan laporan keuangan akan lebih mudahdan rapi.Pemanfaatan
Teknologi Informasi merupakan salah satu cara dalammenyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi dalam pelaporan keuangan.Dengan adanya kerja sama antara petugas
SIMKeu dan pengelola/teknisi, maka pemanfaatan teknologi informasi ini
menjadi maksimal.Maka dikembangkanlahAplikasi SIM Keuangan yang telah
mengalami proses pengembangan dengankendala yang harus diselesaikan dengan baik.
Informasi dari suatu perusahaan, terutama Informasi keuangan dibutuhkan oleh
berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak diluar perusahaan, seperti
kreditur, calon investor, kantor pajak, dan lain-lain memerlukan Informasi ini dalam
kaitannya dengan kepentingan mereka. Di samping itu, pihak intern yaitu manajemen
juga memerlukan Informasi untuk mengetahui, mengawasi, dan mengambil keputusan-
keputusan untuk menjalankan perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan Informasi bagi pihak luar maupun dalam perusahaan
disusun suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan Informasi
yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Sistem akuntansi yang disusun
untuk suatu perusahaan dapat diproses secara manual (tanpa mesin-mesin pembantu) atau
proses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin pembukuan yang sederhana
sampai denagn computer.
Sistem Informasi akuntansi salah satu sistem Informasi diantara berbagai sistem
yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Sistem ini merupakan
subsistem Informasi manajemen yang mengelola data keuangan menjadi Informasi
keuangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai intern maupun pemakai ekstern.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari sebuah system informasi keuangan?
2. Bagaimana konsep dari sebuah system informasi akuntansi?
3. Apa saja komponen system informasi keuangan?
4. Apa saja komponen system informasi akuntansi?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep System
1)
Secara umum menurut West Churchman , sebuah system dapat
diidentifikasikan sebagai serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai
serangkaian tujuan. Sesuai dengan definisi tersebut, sebuah system memiliki tiga
karateristik, yaitu: (1) komponen, atau sesuatu yang dapat dilihat, didengar atau
dirasakan, (2) proses, yaitu kegiatan untuk mengkoordinasikan komponen yang terlibat
dalam sebuah system, dan (3) tujuan, yaitu: sasaran akhir yang ingin dicapai dari kegiatan
koordinasi komponen tersebut. Meskipun proses dan tujuan system bersifat tidak
kelihatan (intangible), namun kedua karakteristik tersebut juga merupakan elemen
penting, sama pentingnya dengan elemen yang kelihatan (tangible).
1) C.West Chruchman, The System Approach (New York:Dell, 1968), p.29

A. Subsistem dan Supersistem


Sebuah system terdiri atas beberapa bagian yang memiliki karakteristik sama
dengan sistem induknya. Bagian dari system semacam iini disebut dengan subsistem.
Dengan demikian subsistem juga memiliki komponen, proses, dan tujuan. Meskipun
sebuah subsistem dapat dikoordinasikan dengan tujuan system induk sehingga dapat
tercapai kesesuaian tujuan. Sebuah subsistem juga merupakan bagian dari sebuah system
yang levelnya paling tinggi yang disebut dengan supersistem atau sistemnya system.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebuah system pada dasarnya merupakan
kumpulan dari beberapa system.
Meskipun ada tiga istilah yang terkait dengan system, penyebutan atau
pengelompokannya bersifat subyektif, artinya tergantung dari sudut pandang seseorang
apakah akan menyebut sebuah system dengan sebutan system, subsistem atau
supersistem. Sebagai contoh seesorang mungkin menyebut system transportasi umum
(public) sebagai sebuah supersistem yang terdiri atas system transportasi darat, system
transportasi laut dan system transportasi udara. Tujuan system tersebut adalah
memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan
menggunakan berbagai bentuk teknologi. Tujuan dari masing-masing subsistem
konsisten dengan tujuan system yang lebih besar, yaitu memindahkan orang atau barang
dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
B. Batas dan Penghubung Sistem
Sebuah system harus memiliki batas, sehingga seseorang dapat membedakan
antara sebuah system dengan system yang lain. Batas system juga membantu
mengidentifikasi komponen-komponen sebuah system. Batas system ada yang mudah
diidentifikasi dan yang sulit diidentifikasi. Contoh system yang mudah diidentifikasi
batasnya adalah system transportasi darat, system transportasi udara, dan system
transportasi laut. Contoh system yang sulit diidentifikasi batasnya secara tepat addalah
system ekonomi, system keuangan, dan sejenisnya. Dalam kaitannya dengan tugas
perancangan sebuah system informasi, maka salah satu tugas yang sulit adalah
mengidentifikasi batas sebuah system informasi baru.
Jika batas sebuah system telah diidentifikasi, maka perlu ditentukan penghubung
(inter-face). Penghubung berfungsi menghubungkan komponen-komponen system atau
menghubungkan sebuah system dengan system yang lain. Sebagai contoh, penghubung
antara system transportasi darat dan system transportasi udara adalah bandara. Dengan
adanya bandara, maka seseorang dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain secara
lebih efisien.
Penghubung sering pula dirancang untuk menciptakan kemandirian (decoupling)
antara komponen atau subsistem. Dengan terjadinya kemandirian, maka komponen
system dapat beroperasi secara independen tanpa tergantung proses yang dilakukan oleh
komponen atau subsistem lain. Sebagai contoh, seseorang akan naik pesawat terbang
dapat tiba di bandara dua atau tiga jam sebelum jadwal keberangkatan, agar dapat
memperoleh tempat yang nyaman untuk menunggu saat keberangkatan. Dengan
demikian, maka bandara tersebut merupakan penghubung system yang sekaligus
menciptakan kemandirian antarsubsistem atau komponen.
C. Jenis-Jenis Sistem

Meskipun system memiliki bermacam-macam bentuk, system tersebut memiliki


karakteristik yang universal. Konsep system mengelompokkan system ke dalam empat
kelompok, seperti terlihat pada Gambar 1.1 berikut :
Gambar 1.1.

Jenis-jenis system

Tertutup proses Lingkungan

Relative Tertutup Lingkungan

input proses output

Terbuka

Gangguan

Input proses output

Pengendalian Umpan Balik Lingkungan

input proses output

1) System Tertutup (Closed systems), yaitu system yang secara total terisolasi dari
lingkungannya. Tidak ada penghubung dengan pihak eksternal, sehingga system ini tidak
memiliki pengaruh terhadap dan dipengaruhi oleh lingkungan yang berada di luar batas
system. System semacam ini hanya ada dalam teori saja, karena dalam kenyataan semua
system berinteraksi dengan lingkungannya dengan carannya masing-masing.
2) System relative tertutup (Relatively closed system), yaitu system yang berinteraksi
dengan lingkungannya secara terkendali. System semacam ini memiliki penghubung
yang menghubungkan system dengan lingkunganya dan mengendalikan pengaruh
lingkungan terhadap proses yang dilakukan oleh system interaksinya berupa input jika
input tersebut diperoleh dari lingkungan, dari berupa output jika output tersebut ditujukan
kepada pihak yang berada di luar batas system. System yang dirancang dengan baik akan
membatasi pengaruh dari luar system, bukan mengeliminasinya.
3) System terbuka (Open system), yaitu system yang berinteraksi dengan lingkungan
secara tidak terkendali. Disamping memperoleh input dari lingkungan,dan memberikan
output bagi lingkungan, system terbuka juga memperoleh gangguan, atau input yang
tidak terkendali yang akan mempengaruhi proses dalam system. System yang dirancang
dengan baik dapat meminimumkan gangguan ini, dengan cara melakukan antisipasi
terhadap kemungkinan munculnya gangguan dari lingkungan dan selanjutnya
menciptakan proses dan cara-cara menanggulangi gangguan tersebut.
4) System umpan balik (Feedback control sistems), yaitu system yang menggunakan
sebagian output menjadi salah satu input untuk proses yang sama di masa berikutnya.
Sebuah system dapat dirancang untuk memberikan umpan balik guna membantu system
tersebut mencapai tujuannya. Salah satu contoh system yang dirancang untuk tujuan
melakukan pengendalian adalah system pelaporan pertanggung-jawaban, dimana system
ini menghasilkan laporan pelaksanaan kegiatan yang berisi perbandingan antara target
dengan realisasi kegiatan. Atas dasar informasi dalam laporan tersebut, manajemen dapat
menggunakannya sebagai umpan balik guna membuat rencana yang lebih baik di masa
mendatang.
2. Sistem Informasi Keuangan
A. Definisi Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi (subsistem dari CBIS) yang
memberikan informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam instansi/lembaga
maupun di luar instansi/lembaga mengenai masalah keuangan instansi/lembaga.
Informasi yang diberikan disajikan dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik,
hasil dari simulasi matematika, saran dari sistem pakar, dan komunikasi elektronik.
B. Fungsi Sistem Informasi Keuangan
Adapun arahan untuk menunjukan fungsi-fungsi Sistem Informasi keuangan
dengan pengertian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka wujud Sistem Informasi
keuangan secara administrasi tertera pada bentuk-bentuk formulir, buku – buku dan
catatan – catatan akuntansi serta laporan – laporan yang disajikan.
Adapun fungsi-fungsi tersebut adalah:
1) Untuk menentukan hasil dari pada pelaksanaan operasi perusahaan, meliputi:
a. Adanya pemisah keterangan jumlah barang dan uang dari catatan – catatan
perusahaan.
b. Membuat laporan untuk pemimpin.
2) Untuk dapat mengikuti jalanya harta dan hutang perusahaan. Di dalam fungsi ini
meliputi pemeliharaan terhadap bermacam – macam buku dan rekening seperti kas,
rekening – rekening milik dan lain-lain.
3) Untuk mempermudah perencanaan kegiatan-kegiatan perusahaan, tindak lanjut dari
pada pelaksanaan dan perbaikan dari rencana-rencana
C. Model Sistem Keuangan
System informasi keuangan (SIMKEU) atau financial information system (FIS)
merupakan system informasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan manajer di fungsi
keuangan. Model dari system informasi keuangan adalah sebagai berikut ini:

Gambar 1.2 Komponen – komponen system informasi keuangan.

INPUT OUTPUT
KEUANGAN KEUANGAN
Data Informasi
forecast
eksternal keuangan
keuangan
Informasi modal
kerja

Data MODEL Informasi


investasi
internal KEUANGAN
keuangan
Informasi
pendanaan
Sistem
informasi Informasi budget
modal
akuntansi
Informasi
anggaran dan
pajak modal

BASIS DATA TEKNOLOGI


KEUANGAN

KONTROL
Model Sistem Informasi Keuangan terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

1) SUBSISTEM INPUT
Ada tiga subsistem input, yaitu: Subsistem Data Eksternal Keuangan, Subsistem
Data Internal Keuangan, dan Subsistem informasi Akuntansi
A. Subsistem Data Eksternal Keuangan/ Subsistem Intelijen Keuangan
Subsistem Data Eksternal Keuangan atau bisa disebut sebagai Sub sistem
Intelijen Keuangan bertugas mengidentifikasi sumber-sumber terbaik bagi
modal tambahan dan investasi terbaik bagi kelebihan dana.
Sub sistem ini digunakan untuk mengidentifikasikan sunber – sumber terbaik
modal tambahan dan investasi terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari
dua pihak, yakni Pemegang saham dan masyarakat keuangan.
Subsistem data eksternal mengumpulkan data dari masyarakat keuangan,
yaitu bank, agen pemerintah, pasar pengaman, dan sebagainya. Subsistem ini
memonitor denyut nadi ekonomi nasional dan memberikan informasi kepada
eksekutif instansi/lembaga dan analis keuangan mengenai trend yang dapat
mempengaruhi kondisi instansi/lembaga. Dalam beberapa tahun yang lalu,
lingkungan yang dimonitor subsistem ini telah meluas dari lingkup nasional
menjadi internasional
B. Subsistem Data Internal Keuangan/ Subsistem Audit Internal
Subsistem audit internal sama atau bisa disebut sebagai Subsistem Data
Internal Keuangan sama dengan subsistem penelitian pemasaran dan
subsistem teknik industri, yakni bahwa mereka ini dirancang untuk melakukan
studi khusus mengenai operasi instansi/lembaga.
Auditor intemal hams memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan. Ini rneliputi pemahaman kornputer dan informasi, selain
kemampuan auditing standart yang dimilikinya. Mungkin kebalikan dari apa
yang anda perkiakan, bahwa auditor internal tidak selalu hams dari lulusan
perguruan tinggi jurusan accounting, namun mereka yang bekeja di auditing
bisa dari berbagai macam disiplin ilmu. Kondisi ini, dan dengan adanya
kenyataan hahwa sistem bisnis bersifat sangat kompleks, menyebabkan
auditor intemal hatus setidaknya menjalani training sekitar empat tahun.
Semuanya ini dimaksudkan agar auditor intemal, seperti halnya spesialis
informasi, dapat memberikan kontribusi yang beragam terhadap proyek sistem
berdasarkan disiplin ilmunya dan berdasarkan pengalamannya. Mungkin
tingkat kontribusi auditor ini bisa dipengamhi oleh sikap manajemen puncak.
Jika manajemen melihat auditor hanya sebagai anjing pengawas yang misi
utamanya mendeteksi kelemahan yang terhadap sistem yang telah diinstal,
rnaka kontribusinya akan sedikit. Sebaliknya, bila manajemen melihatnya
secara posotif yaitu bahwa ia dapat memberikan masukan atau pengaruh
kepada selumh siklus hidup CBIS, maka tingkat kontribusinya akan tinggi.
Auditor internal, seperti halnya insinyur industri, biasanya hanya terbatas
melakukan aktivitas internal. Namun demikian, ada pemikiran diantara
internal, bahwa mereka seharusnya lebih rnernberikan perhatian pada
lingkungan. Dengan lebih banyak melihat lingkungan pemsahaan, auditor
akan perspektif yang lebih luas untuk rnernperhatikan sistem pemsahaan dan
ia dapat lebih mempunyai peran dalam tugas konsultasinya.
Selama ini tak ada tanda yang menunjukkan bahwa auditor internal telah
memiliki perspektif yang lebih luas tersebut. Namun, untuk mencapai pola
yang telah kita terapkan, yaitu sejauh mana CBIS sehamsnya berfungsi, kita
telah menyertakan input lingkungan ke dalam subsistern auditing internal.
1) Jenis-jenis Audit Internal :
a. Audit Keuangan. Menguji akurasi catatan keuangan instansi/lembaga.
Audit keuangan melakukan verifikasi terhadap keakurangan record
instansi/lembaga dan merupakan jenis aktivitas yang dilakukan oleh
auditor eksternal. Auditor internal juga melakukan audit keuangan
khusus terpisah dari apa yang dilakukan oleh auditor ekstemal, atau
dapat beketja sama dengan eksternal.
b. Audit Operasional. Bertugas memeriksa efektivitas prosedur. Audit
operasional tidak dilakukan untuk memverifikasi keakuratan record,
namun untuk memvalidasi (mensyahkan) efektivitas prosedur. Sistem
yang dipelajari hampir semuanya bersifat konseptual, bukannya fisik,
dan mungkin melibatkan atau tidak melibatkan penggunaan komputer.
Dilakukan oleh analis sistem selama tahap analis dari siklus hidup
sistem.
c. Audit Kesesuaian. Bertugas memeriksa efektivitas prosedur secara
berkelanjutan. Kesesuaian, merupakan lanjutan dari kegiatan audit
oprasianal. Audit kesesuaian akan berlanjut terus, sehingga prosedur
di instansi/lembaga akan terus berajalan dengan baik. Audit
persetujuan (Kesesuaian) adalah sama dengan audit operasional
kecuali bahwa audit persetujuan bersifat keluar. Sebagai contoh,
auditor internal bisa secara random menentukan pekerja dan secara
perorangan para pekerja diberi cek pembayaran, dan bukannya
rnenggunakan pengiriman. Hal ini rnemastikan bahwa nama pada
sistem penggajian menggambarkan pekerja yang sebenarnya dan
bukannya hanya entri fktif yang dibuat oleh supervisor yang
bertanggung jawab, yang hanya ingin mendapat bagian dari
pembayaran tersebut.
d. Rancangan sistem pengendalian Internal. Rancangan sistem
pengendalian Internal merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-
audit agar berjalan lebih baik.Auditor internal berpartisipasi aktif
dalam pengembangan sistem. Dalam auditing operasional dan
persetujuan, auditor internal mempelajari sistem yang telah ada.
Namun, tak heran kenapa auditor harus menunggu sampai suatu
sistem diimplementasikan, sehingga ia tak dapat memberikan
masukan terhadap pemasangan sistem itu. Salah satu alasannya adalah
akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan sistem pada
waktu sistem itu telah diimplementasikan dari pada melakukan
koreksi kepadanya selama waktu perancangan. Alasan yang lebih
penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa auditor intemal dapat
menyumbangkan keahliannya untuk meningkatkan kualitas sistem
tersebut.
C. Subsistem Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi
manajemen. Sistem informasi manajemen digunakan oleh pihak manajemen
dalam menjalankan bisnis perusahaan. Sehingga sistem informasi akuntansi
dalam hal ini juga sebagai sumber informasi yang berguna dalam mencapai
tujuan perusahaan yang terangkum dalam sistem informasi manajemen. Data
akuntansi berperan penting dalam sistem informasi keuangan, hal ini
disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
 Catatan yang berhubungan dengan keuangan perusahaan
 Catatn dibuat untuk setiap transaksi (menjelaskan apa,
kapan,siapa,berapa)
 Sistem informasi akuntansi merupakan satu-satunya komponen input
yang terdapat pada seluruh sistem informasi fungsional.
D. Komponen Output Keuangan
Tujuh macam kelompok output dapat dihasilkan oleh sistem informasi
keuangan, yaitu (1) informasi-informasi tentang forecast keuangan, (2)
informasi-informasi tentang modal kerja (working capital), (3) informasi-
informasi tentang investasi, (4) informasi-informasi tentang pendanaan
(financing), (5) informasi-informasi tentang budget modal (capital budgeting),
(6) informasi-informasi tentang kinerja keuangan (financial performance) dan
(7) informasi-informasi anggaran keuangan(financial budget).
Informasi-informasi tentang prakiraan (forecast) keuangan merupakan
informasi tentang forecast neraca, laba rugi dan aliran kas untuk beberapa
tahun kedepan. Prakiraan-prakiraan ini diperlukan oleh manajemen atas untuk
menentukan nilai intrinsic atau nilai fundamental dari perusahaan.
Informasi-informasi tentang modal kerja (working capital) merupaka
informasi tentang kebutuhan modal jangka pendek yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk melakukan aktivitas operasi sehari0harinya. Informasi ini
menyangkut informasi tentan kas (penerimaan dan pengeluaran kas, anggaran
kas), surat-surat berharga jangka pendek, piutang dagang (jatuh tempo dan
umur piutang, pemberian diskon), dan utang.
Informasi-informasi tentang investasi (investment) menyangkut tentang
kegiatan investasi keuangan yang dilakukan perusahaan. Infomasi-informasi
ini misalnya adalah informasi tentang pasar modal, informasi tentang pasar
uang, informasi portofolio yang dilakukan perusahaan.
Informasi-informasi tentang pendanaan (financing) merupakan informasi-
informasi tentang pendanaan jangka pendek dan jangka panjang. Informasi-
informasi tentang pendanaan jangka pendek analisis dana, analisis biaya
modal (biaya utang dan biaya modal ekuitas), analisis struktural modal yang
optimal.
Informasi-informasi tentang budget modal (capital budgeting) digunakan
untuk menganalisis dan merencanakan budget modal. Bidget modal
merupakan investasi di aktiva tetap, misalnya untuk pembelian mesin baru,
pengembangan pabrik dan lain sebagainya.
Informasi-informasi tentang kinerja keuangan (financial performance).
Informasi ini berguna untuk melihat kinerja keuangan perusahaan yang
berguna untuk melihat kinerja keuangan perusahaan yang berguna untuk
analisis profitabilitas (kemampuan perusahaan menghasilkan laba), analisis
likuiditas (kemampuan membayar utang-utangnya), analisis manajemen utang
(debt management) yaitu kemampuan meminjam utang dibandingkan modal
sendiri, analisis manajemen aktiva (asset management) yaitu kemampuan
menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan dan analisis nila pasar
(market value) yaitu kinerja perusahaan dinilai dari pasar modal.
Informasi-informasi anggaran keuangan (financial budget) dan pajak terdiri
dari informasi-informasi pajak dan informasi-informasi yang digunakan untuk
analisis varian (perbedaan budjet dengan realitasnya), untuk pertanggung
jawaban dari pusat-pusat pertanggung jawaban (misalnya pusat laba (profit
center), pusat investasi (investmet center) atau pusat biaya (cost center).
Informasi-informasi tersebut dibutuhkan oleh ketiga tingkatan manajemen
sebagai berikut ini:
SISTEM PERENCANAAN KEUANGAN

 Perencanaan Aliran Kas  Perencanaan Struktur Modal


 Perencanaan Penggunaan Modal  Perencanaan Investasi
 Perencanaan Keuntungan Tahunan  Informasi Budget Modal
 Perencanaan Kebijakan Dividen  Informasi Pasar Modal
 Perencanaan Manajemen Pajak  Informasi Pasar Uang

SISTEM KONTROL KEUANGAN

 Analisis Data  Analisis Manajemen Aktiva


 Analisis Varian  Laporan Pertanggung jawaban
 Analisis Profitabilitas  Analisis Biaya Modal
 Analisis Likuiditas  Analisis Diskon
 Analisis Manajemen Utang  Analisis Nilai Pasar Informasi
 Analisis Budget Modal

PENGELOLAAN KAS PIUTANG/UTANG PAJAK


DAGANG
 Kas Kecil  Pusat dan
 Penerimaan  Umur Piutang daerah
dan  Piutang jatuh  Administrasi
Pengeluaran tempo Pajak
Kas  Utang Jatuh
Tempo

Gambar 1.2. informasi-informasi system informasi keuangan


untuk ketiga level manajemen

E. Komponen Basis Data Keuangan


File-file basis data keuangan juga dibentuk dari tiga sumber input, yaitu data
eksternal keuangan, data internal kebijakan keuangan dan data internal
keuangan (dari system informasi akuntansi) sebagai berikut:
Nama File Basis Data Sumber Daya
Keuangan
Aturan Pajak Eksternal (intelligent)
Data pasar Modal Eksternal (intelligent)
Data Pasar Uang Eksternal (intelligent)
Data Pasar Opsi Eksternal (intelligent)
Data Industri Eksternal (intelligent)
Kebijakan Deviden Kebijakan Perusahaan
Kebijakan Investasi Kebijakan Perusahaan
Kebijakan Pendanaan Kebijakan Perusahaan
Kebijakan Kebijakan Perusahaan
Kompensasi SIA-Siklus Pendapatan, Pengeluaran Kas dan Buku Besar
Sediaan SIA-Siklus Pendapatan, Pengeluaran Kas dan Buku Besar
Piutang SIA-Siklus Pendapatan, Pengeluaran Kas dan Buku Besar
Utang SIA-Siklus Pendapatan, Pengeluaran Kas dan Buku Besar
Penjualan SIA-Siklus Pendapatan, Pengeluaran Kas dan Buku Besar
Aktiva SIA-Siklus Pendapatan, Pengeluaran Kas dan Buku Besar
Kas SIA-Siklus Pendapatan, Pengeluaran Kas dan Buku Besar
Investasi SIA-Siklus Pendapatan, Pengeluaran Kas dan Buku Besar
Buku Besar
Tabel.1.1. File di basis data keuangan.
F. Komponen Input Keuangan
Komponen input keuangan di system informasi keuangan juga terdiri dari
tiga bagian, yaitu dua bagian untuk mendapatkan data internal dan satu bagian
untuk mendapatkan bagian eksternal. Sumber data keuangan eksternal disebut
juga dengan financial intelligent data. Data keuangan eksternal berhubungan
dengan data dari lingkungan luar seperti data pemerintah, pasar modal, pasar
uang, pasar opsi dan industry. Sumber data internal dapat terdiri dari dua
bagian, yaitu data kebijakan perusahaan dan data keuangan dari akuntansi.
Data keuangan akuntansi dapat diambil dari basis data akuntansi.
G. Pemakai Informasi Sistem Informasi Keuangan
Pemakai informasi system keuangan adalah manajer-manajer yang berada di
dalam fungsi ini dan manajer-manajer lainnya yang berkaitan. Table berikut
ini menunjukkan manajer-manajer keuangan yang membutuhkan informasi
yang dihasilkan oleh system informasi keuangan (SIMKEU).
3. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi adalah sebuah system yang memproses data dan
transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,
mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Untuk dapat menghasilkan informasi yang
diperlukan oleh para pembuat keputusan, system informasi akuntansi harus melaksanakan
tugas-tugas sebagai berikut :
 Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkannya ke dalam system
 Memproses data transaksi
 Menyimpan data untuk keperluan di masa mendatang
 Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan, atau
memungkinkan para pemakai untuk melihat sendiri data yang tersimpan di koputer
 Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehungga informasi yang dihasilkan
akurat dan dapat dipercaya.
Jika dihubungkan dengan jenis-jenis system di atas, maka system informasi
akuntansi merupakan jenis system yang relative tertutup, karena system ini mengolah
input menjadi output dengan memanfaatkan pengendalian system untuk membatasi
dampak lingkungan. Input sebuah system informasu akuntansi adalah transaksi atau
kejadian ekonomi, misalnya penjualan barang secara tunai, penjualan barang secara
kredit, pembayaran biaya-biaya, dan sebagainya. Transaksi-transaksi tersebut selanjutnya
diproses dengan mencatatnya ke dalam jurnal, diposting ke rekening-rekening buku
besar, dan diikhtisarkan dalam berbagai macam laporan. Output dari system informasi
akuntansi adalah laporan keuangan dan laporan manajemen. Gambar 1.2 berikut ini
memperjelas pemahaman tentang system informasi akuntansi sebagai sebuah system
yang relative tertutup.
Gambar 1.3

Proses Akuntansi

Sebagai sebuah Sistem Relatif Tertutup

input Proses output


- Transaksi - Laporan
- Pencatatan
- Dokumen
- Pembukuan
- Penyesuaian
- Pengendalian
Dalam system informasi akuntansi, pengawasan intern membantu mendeteksi dan
mencegah berbagai pengaruh lingkungan terhadap system. Contoh kegiatan untuk
mengurangi pengaruh lingkungan adalah footing (penjumlahan angka dalam sebuah
kolom) dan crossfooting (pembandingan antara penjumlahan kolom dan penjumlahan
baris)
A. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya yaitu :
 SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
 Berpegang pada prosedur yang relatif standar
 Menangani data rinci
 Berfokus historis
 Menyediakan informasi pemecahan minimal
B. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
 Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
 Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
 Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
 Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi
nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi
keuangan.
C. Tujuan Sistem informasi Akuntansi
Melalui informasi yang dihasilkannya, system informasi mempunyai tigas
tujuan utama (Walkinson, 2000) sebagai berikut ini.
1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to be support day-to-day
operations).
System informasi akuntansi mempunyai system bagian yang disebut TPS
(transaction processing systems) yang mengolah data transaksi menjadi informasi
yang berguna untuk melakukan kegiatan-kegiatan operasi sehari-hari. Pemakai
informasi ini misalnya adalah:
- Karyawan yang menerima cek pembayaran;
- Supervisor yang memeriksa penjualan tiap harinya;
- Pelanggan menerima faktur;
- Pemasok yang menerima order pembelian;
- Kasir yang menerima perintah pembayaran, dll.
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by
internal decision makers).
Informasi SIA juga diperlukan oleh manajemen sebagai dasar pengambilan
keputusannya. Manajemen menengah membutuhkan informasi akuntansi untuk
melihat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara yang dibudjetkan
dengan nilai realisasi yang dilaporkan oleh system informasi akuntansi. Contoh
lainnya adalah manajemen atas membutuhkan informasi akuntansi untuk
perencanaan, misalnya informasi penjualan untuk perencanaan arus kas.
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung-jawaban (to
fulfill obligations relating to stewardship).
Manajemen perusahaan perlu melaporkan kegiatannya kepada stakeholder.
Stakeholder dapat berupa pemilik, pemegang saham, kreditor, serikat pekerja,
pemerintah, otoritas pasar modal dan lain sebagainnya. Informasi akuntansi yang
dibutuhkan oleh stakeholder adalah informasi tentang laporan keuangan yang
terdiri dari neraca (posisi keuangan pada tanggal tertentu, misalnya pada tanggal
akhir tahun), laporan laba rugi (laba atau rugi yang diperoleh organisasi selama
periode tertentu, misalnya selama 1 tahun) dan laporan arus kas.

D. Informasi yang Dihasilkan Sistem Informasi Akuntansi


Informasi-informasi yang Dihasilkan Oleh Sistem Informasi Akuntansi
1) Aktiva (assets), adalah semua hak yang dapat digunakan dalam
operasiperusahaan.
2) Kewajiban/utang (liabilities/pasiva) adalah kewajiban membayar kepada
pihaklain yang disebabkan oleh tindakan/transaksi sebelumnya. Berdasarkan
jangkawaktu pelunasannya, kewajiban diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok, yaitukewajiban lancar, kewajiban jangka panjang dan kewajiban
lain-lain.
3) Ekuitas/modal (equity) adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan
yangmerupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas
terdiridari setoran pemilik dan sisa laba yang ditahan (retained earnings)
4) Pendapatan adalah penambahan jumlah aktiva sebagai hasil operasi
perusahaansecara bruto. Pendapatan diperoleh karena adanya
penyerahan/penjualanbarang/jasa atau aktivitas lainnya dalam satu periode.
5) Beban atau biaya adalah pengorbanan yang terjadi dalam rangka
memperolehpendapatan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Informasi Akuntansi Keuangan, : informasi berbentuk laporan keuangan
yangditujukan kepada pihak extern.
2) Informasi Akuntansi Manajemen : informasi yang berguna bagi
manajemendalam pengambilan keputusan.
E. Lingkup Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi (SIM) adalah subsistem dari SIM yang
menyediakan informasi akuntansi keuangan, dan informasi lain atas transaksi
akuntansi. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem manajemen bisnis yang
mengintegrasikan semua aspek proses bisnis perusahaan. Penggunaan sistem
informasi akuntansi (SIA), yaitu :
1) Membuat laporan eksternal, Laporan ini mencangkup laporan keuangan,
seperti pajak dan laporan yang diperlukan oleh badan-badan pemerintah yang
mengatur perusahaan dalam industri perbankan dan utilitas
2) Mendukung aktifitas rutin, Sistem SIA digunakan untuk menangani
aktifitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan.
3) Mendukung Pengambilan Keputusan, Informasi diperlukan untuk
mendukung pengambilan keputusan yang tidak rutin pada semua tingkat pada
suatu organisasi
4) Perencanaan dan Pengendalian, Suatu sistem informasi diperlukan untuk
aktifitas perencanaan dan pengendalian.
5) Menerapkan Pengendalian Internal, Pengendalian internal ( internal
control) mencangkup kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan sistem
informasi yang digunakan untuk melindungi aset-aset perusahaan dari
kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan.
F. Pengguna Sistem Informasi Akuntansi
Pengguna-pengguna hasil informasi (output) yang dihasilkan oleh SIA adalah:
1) Pimpinan (manager) perusahaan: mempunyai tanggung jawab pokok
untukmengambil keputusan yang berkenaan dengan perencanaan dan
pengendalianoperasi perusahaan.
2) Pemilik perusahaan
3) Karyawan penting seperti akuntan, insinyur perusahaan, dan karyawan
pentinglainnya.
4) Kreditur: pihak (perorangan, organisasi, perusahaan atau pemerintah)
yang memilikitagihan kepada pihak lain (pihak kedua) atas properti atau
layanan jasa yangdiberikannya (biasanya dalam bentuk kontrak atau
perjanjian) dimana diperjanjikan bahwa pihak kedua tersebut akan
mengembalikan properti yang nilainya sama atau jasa. Contoh: bank,
koperasi, dan lain-lain.e. Investor dan calon investor: orang perorangan atau
lembaga baik domestik atau nondomestik yang melakukan suatu investasi
(bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik
dalam jangka pendek atau jangka panjang.
5) Pemerintah (berhubungan dengan pajak).
6) Konsumen
G. Subsistem dari Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi dapat diselenggarakan secara manual (tanpa alat
bantu computer), dapat sepenuhnya memanfaatkan teknologi computer dan teknologi
informasi terbaru, atau dapat berupa kombinasi antara keduanya. Meskipun demikian,
proses yang dilakukan oleh system informasi akuntansi pada dasarnya adalah sama,
yaitu mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan dan melaporkan data
dan informasi. Kertas, pena, perangkat keras computer dan perangkat lunak computer
pada dasarnya hanya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan informasi.
Pada umumnya organisasi perusahaan melaksnakan serangkaian transaksi yang
repetitive (berulang), seperti :
1) Membeli dan membayar bahan baku dan bahan jadi
2) Mengangkat dan menggaji karyawan
3) Mengubah bahan baku dan tenaga kerja menjadi barang jadi atau jasa
4) Menjual barang atau jasa dab menerima kas.
5) Memproses transaksi dan menghasilkan berbagai laporan untuk manajemen,
pemegang sahm dan para kreditur.
Kelima transaksi meupakan siklus pokok dalam sebuah system informasi
akuntansi, oleh karena itu, karena transaksi tersebut disebut juga dengansubsistem
dari system informasi akuntansi sebagaimana ditunjukkan Gambar 1.3. pada gambar
tersebut lingkaran kecil menunjukkan subsistem, sedangkan anak oanah
menunjukkan hubungan antar system . Dengan melihat pada gambar tersebut, dapat
diketahui pula bahwa sebuah system informasu terbagi atas lima subsistem, yaitu
siklus pendapatan, sikluspengeluaran, siklus konservasi dan siklus buku besar dan
pelaporan.
Gambar 1.3
Siklus Transaksi Perusahaan

pemasok Siklus persediaan Siklus karyawan


pengeluaran konversi

kas Aktiva tetap persediaan

kreditur
Siklus buku Siklus
pemilik besar
pendapatan pelanggan
dan pelaporan kas

Secara tradisional, system informasi akuntasni hanya berkaitan dengan data


keuangan dan transaksi akuntansi saja, tidak ada informasi non keuangan yang
direkam. Sebagai contoh, ketika terjadi transaksi penjualan, penjualan dalam jurnal
dilakukan dengan menulis tanggal transaksi, mendebit rekening kas, dan mengkredit
rekening penjualan. Setelah dicatat dalam angka saldo rekening akan muncul di
laporan keuangan. Dengan demikian, system informasi tradisional sering disebut
dengan system pengolahan transaksi. Namun dengan semakin berkembangnya bisnis
dan cara pengelolaan bisnis (termasuk cara penyelenggaraan system informasi
perusahaan), maka informasi yang ditangkap dan disajikan oleh sebuah system
informasi akuntansi seharusnya tidak hanya terbatas pada informasi keuangan saja,
namun juga informasi non keuangan.
H. Siklus Akuntansi
Sistem akuntansi mempunyai beberapa sistem-sistem bagian (sub-system) yang
berupa siklus-siklus akuntansi. Siklus akuntansi menunjukkan prosedur
akuntansimulai dari sumber data sampai ke proses pencatatan/pengolahan
akuntansinya yaitu:
1) Siklus pendapatan (revenue cycle), prosedur pendapatan dimulai dari bagian
penjualan otorisasikredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan
sampai denganpenerimaan kas

2) Siklus pengeluaran kas (expenditure cycle), Prosedur pengeluaran kas mulai


dari proses pembeliansampai ke proses pembayaran.
3) Siklus Produksi, Siklus produksi mulai dari bahan mentah sampai ke barang jadi
4) Siklus manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) (human resource
management cycle), melibatkan prosedur penggajian.
5) Siklus buku besar dan laporan keuangan (general ledger and financial
reporting cycle), prosedur pencatatan dan perekaman ke jurnal dan buku besar
dan pencetakan laporan-laporan keuangan yang datanyadiambil dari buku besar.
Siklus akuntansi merupakan prosedur yang juga berfungsi sebagai penghubung
(interface) antara fungsi-fungsi di organisasi. Sebagai penghubung (interface),
siklus-siklus akuntansi akan membawa output dari suatu fungsi menjadi input ke
fungsi lainnya, termasuk fungsi akuntansi. Gambar dibawah ini menunjukkan siklus
akuntansi akan memberikan input kepada system informasi akuntansi.

Siklus Laporan-
Pendapatan laporan
operasi
Siklus
Pengeluaran
Laporan-
Siklus Data Model laporan
Produksi Keuangan Akuntansi pengambilan
keputusan
manajerial
Siklus
Sumber
Daya
Manusia Laporan-
laporan
Siklus Buku stewardship
Besar dan
Pelaporan
I. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wing Wahyu Winarno (2006, p2.3) komponen SIA terdiri dari :
1) Basis data, baik basis data internal (berada dibawah kendali
perusahaan sepenuhnya) dan basis data eksternal (tidak dapat dikendalikan
perusahaan).
2) Perangkat keras komputer dan berbagai perangkat pendukungnya, yang
semuanya berfungsi untuk mencatat data, mengolah data, dan menyajikan
informasi baik secara hardcopy (tercetak) maupun softcopy (tidak tercetak).
3) Perangkat lunak komputer, yang berfungsi untuk menjalankan komputer
beserta perangkat pendukungnya.
4) Jaringan komunikasi, baik dengan kabel, gelombang radio, maupun sarana
lain, yang berfungsi untuk menghantarkan data dan informasi, dari satu
tempat ke tempat lain.
5) Dokumen dan laporan (baik bersifat hardcopy maupun softcopy), yaitu
media untuk mencatat data atau menyajikan laporan.
6) Prosedur, atau kumpulan langkah-langkah baku untuk menangani suatu
peritiwa
7) Pengendalian, yang berfungsi untuk menjamin agar setiap komponen sistem
dapat berfungsi dengan baik.
J. Sistem Informasi Akuntansi Menambah Nilai Bagi Sebuah Organisasi
Untuk memahami bagaimana sebuah system informasi menambah nilai bagi
perusahaan, perlu dipahami dulu konsep rantai nilai yang dikenalkan oleh Michael
Porter dan Victor Millar (1985). Menurut konsep ini, tujuan utama sebuah perusahan
adalah memberikan memberikan nilai bagi para pelanggan. Sebuah perusahaan
dikatakan menguntungkan, jika nilai yang diciptakan perusahaan tersebut lebih besar
dibandingkan dengan biaya untuk menghasilkannya.
Secara umum, menurut konsep rantai nilai, perusahaan merupakan Sembilan
aktivitas nilai (value activities) yang dirangkai dalam sebuah jalinan yang disebut
dengan rantai nilai (value chain) sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut.
Sembilan aktifitas nilai tersebut, selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
aktivitas utama (primary activities)yang membuat, memasarkan, dan mengirimkan
produk kepada konsumen, kemudian memberikan pelayanan purna jual, dan aktivitas
pendukung (support activities). Aktivitas-aktivitas tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.

Gambar 1.4.
Rantai Nilai
Aktivitas Pendukung

1. Infrastruktur perusahaan
2. Sumberdaya manusia
3. Teknologi
4. Pembelian

Logistic masuk Operasi Logistic keluar Pemasaran & Servis


Penerimaan manufaktur Distribusi, penjualan Reparasi
penyimpanan pemrosesan pesanan Advertensi pemeliharaan
bahan baku penjualan

Aktivitas Utama

Sumber : Michael E.Porter and Victor E. Miliar,How Information Gives You


Competitive Advantage, Harvard Business Review,Vol.63,No.4,July/August 1985.

1. Logistic masuk (inbound logistic), mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan dan


pendistribusian bahan baku yang merupakan input bagi pembuatan produk ataujasa.
Termasuk dalam kegiatan ini misalnya: penanganan bahan baku, pergudangan,
pengendalian persediaan, pengembalian kepada pemasok, dan lain-lain.
2. Operasi (operation) merupakan aktivitas mengubah input menjadi produk atau jasa.
Contoh : proses produksi, pengepakan, assembling, pemeliharaan, pengujian, dan
lain-lain.
3. Logistic keluar (outbound logistic) merupakan aktivitas memudahkan distribusi
distribusi produk jadi atau jasa ke pembeli, seperti: penggudangan produk jadi,
penanganan produk penjadwalan, pemrosesan order penjualan, dan sebagainnya.
4. Pemasaran dan penjualam (marketing and sales) merupakan aktivitas menyediakan
kemudahan penjualan produk atau jasa kepada pelanggan.
5. Pelayanan purna jual (service activities) merupakan aktivitas penyediaan fungsi
reparasi dan pemeliharaan untuk memperkuat dan mempertahankan nilai produk,
seperti pemasangan, perbaikan, penyediaan suku cadang, dan lain-lain.

Agar aktivitas-aktivitas utama tersebut dapat berjalan secara optimal, maka diperlukan
aktivitas pendukung sebagai berikut.

1. Insrastruktur perusahaan (firm infrastructure) merupakan kegiatan dan fungsi yang


mendukung rantai nilai, seperti system informasi akuntansi, akuntansi, keuangan ,
departemen hokum, dan manajemen umum.
2. Sumberdaya manusia (human resource) merupakan kegiatan penyeleksian karyawan
baru, pengangkatan karyawan, pelatihan dan penentuan gaji/upah dan insentif lainnya.
3. Teknologi (technology) merupakan aktivitas yang meningkatkan (kualitas) produk atau
jasa, seperti riset dan pengembangan, teknologi computer, dan desain produk.
4. Pembelian (purchasing) merupakan aktivitas pembelian bahan baku, suplais, mesin dan
gedung yang diperlukan untuk mendukung kegiatan utama perusahaan.
Setiap aktivitas dalam rantai nilai menambah nilai bagi produk atau jasa yang
dihasilkan oleh karena itu untuk dapat bersaing, sebuah perusahaan harus mampu
melaksanakan aktivitas tersebut pada biaya yang paling rendah atau proses atau aktivitas
bisnis, seperti melaksanakan pemesanan barang, membuat barang, dan menjual barang
kepada konsumen. Proses bisnis yang konsumen bersedia membayarnya disebut aktivitas
konsumen nilai tambah (customer-value-added activity). Sebuah proses bisnis yang
esensial untuk mengelola sebuah organisasi disebut dengan aktivitas bisnis bernilai
tambah (business-value-added avtivity). Proses bisnis yang konsumen tidak bersedia
membayar dan tidak menghasilkan kenaikan nilai bagi bisnis, disebut dengan aktivitas
yang tidak bernilai tambah (non-value-added activity).
Di masa lalu, kebanyakan organisasi bisnis hanya mengotomasikan system
akuntansi manual ketika mereka membangun system informasi akuntansi berbasis
computer. Mereka tidak memanfaatkan penggunaan teknologi informasi untuk
memperbaiki dan memperlancar proses. Cara tersebut, berakibat pada banyaknya
aktivitas tidak bernilai tambah dalam organisasi perusahaan modern. Saat ini, banyak
perusahaan yang mulai menggunakan teknologi informasi untuk merekayasa ulang proses
bisnis mereka dengan tujuan (a) memaksimumkan aktivitas konsumen yang bernilai
tambah, (b) meminimumkan biaya dan meminimumkan efektivitas aktivitas bisnis yang
bernilain tambah, dan (c) mengeliminasi aktivitas yang bernilai tambah.
K. Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi untuk Menambah Nilai Bagi Bisnis
Sebuah system informasi akuntansi merupakan sebuah aktivitas pendukung yang
dapat digunakan untuk melaksanakan aktivitas utama secara lebih efisien dan lebih
efektif. Akuntan harus menggunakan rantai nilai untuk menentukan dimana dan
bagaimana sebuah system informasi akuntansi dapat menambah nilain bagi sebuah
organisasi. Untuk itu, akuntan harus mengidentifikasi aktivitas-aktivitas dala, rantai
nilai, menentukan biaya dan nilai untuk setiap aktivitas, dan menganalisis dimana dan
bagaimana system informasi akuntansi dapat menambah nilai. Proses ini juga
membantu para pemakai memahami perusahaan dan hubungan antaraaktivitas
didalamnya. Pada dasarnya, sebuah system informasi akuntansi dapat menambah nilai
bagi bisnis dengan cara sebagai berikut.
1) Dapat memperbaiki produk atau jasa dengan meningkatkan kualitas, mengurangi
biaya atau menambah atribut yang diinginkan konsumen
2) Dapat meningkatkan efisiensi.
3) Dapat memberikan informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya untuk
memperbaiki pembuatan keputusan.
4) Dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
5) Dapat memperbaiki komunikasi.
6) Dapat memperbaiki penggunaan pengetahuan.
BAB III

PENUTUP

Dapat disimpulkan pada sub pokok bahasan yang telah dibahas diatas mengenai
Konsep Dasar Sistem secara umum menurut West Churchman sebuah sistem dapat
diidentifikasikan sebagai serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai
serangkaian tujuan. Sebuah system terdiri atas beberapa bagian yang memiliki
karakteristik sama dengan sistem induknya. Bagian dari system semacam ini disebut
dengan subsistem. Dengan demikian subsistem juga memiliki komponen, proses, dan
tujuan. Sebuah system harus memiliki batas, sehingga seseorang dapat membedakan
antara sebuah system dengan system yang lain. Batas system ada yang mudah
diidentifikasi dan yang sulit diidentifikasi. Jika batas sebuah system telah diidentifikasi,
maka perlu ditentukan penghubung (inter-face). Penghubung berfungsi menghubungkan
komponen-komponen system atau menghubungkan sebuah system dengan system yang
lain. Meskipun system memiliki bermacam-macam bentuk, system tersebut memiliki
karakteristik yang universal. Konsep system mengelompokkan system ke dalam empat
kelompok
1) System Tertutup (Closed systems),
2) System relative tertutup (Relatively closed system),
3) System terbuka (Open system),
4) System umpan balik (Feedback control sistems),
System informasi keuangan (SIMKEU) atau financial information system (FIS)
merupakan system informasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan manajer di fungsi
keuangan ada tiga subsistem input, yaitu: Subsistem Data Eksternal Keuangan, Subsistem
Data Internal Keuangan, dan Subsistem informasi Akuntansi. Sedangkan komponen
Output Keuangan meliputi: Prakiraan (forecast), modal kerja (working capital), investasi
(investment), pendanaan (financing), budget modal (capital budgeting), kinerja keuangan
(financial performance). Komponen input keuangan di sistem informasi keuangan juga
terdiri dari tiga bagian, yaitu dua bagian untuk mendapatkan data internal dan satu bagian
untuk mendapatkan bagian eksternal.
Sistem informasi akuntansi adalah sebuah system yang memproses data dan
transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,
mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Sistem informasi akuntansi merupakan jenis
system yang relative tertutup karena system ini mengolah input menjadi output dengan
memanfaatkan pengendalian system untuk membatasi dampak lingkungan. Input sebuah
system informasu akuntansi adalah transaksi atau kejadian ekonomi. Output dari system
informasi akuntansi adalah laporan keuangan dan laporan manajemen.
BAB IV

KESIMPULAN

Dari makalah yang telah kami susun, kami dapat menarik kesimpulan bahwa Sistem
Informasi Keuangan adalah sistem informasi (subsistem dari CBIS) yang memberikan informasi
kepada orang atau kelompok baik di dalam instansi/lembaga maupun di luar instansi/lembaga
mengenai masalah keuangan instansi/lembaga. Wujud Sistem Informasi keuangan secara
administrasi tertera pada bentuk-bentuk formulir, buku – buku dan catatan – catatan akuntansi
serta laporan – laporan yang disajikan.Pemakai informasi system keuangan adalah manajer-
manajer yang berada di dalam fungsi ini dan manajer-manajer lainnya yang berkaitan. Table
berikut ini menunjukkan manajer-manajer keuangan yang membutuhkan informasi yang
dihasilkan oleh system informasi keuangan (SIMKEU).

Akuntansi merupakan bahasa bisnis, akuntansi menyediakan cara untuk menyajikan dan
meringkas kejadian-kejadian bisnis dalam bentuk informasi keuangan kepada para pemakainya.
System informasi akuntansi adalah system informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi
informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya.

Sistem informasi akuntansi merupakan jenis system yang relative tertutup, karena system
ini mengolah input menjadi output dengan memanfaatkan pengendalian system untuk membatasi
dampak lingkungan. Input sebuah system informasu akuntansi adalah transaksi atau kejadian
ekonomi, misalnya penjualan barang secara tunai, penjualan barang secara kredit, pembayaran
biaya-biaya, dan sebagainya. Transaksi-transaksi tersebut selanjutnya diproses dengan
mencatatnya ke dalam jurnal, diposting ke rekening-rekening buku besar, dan diikhtisarkan
dalam berbagai macam laporan. Output dari system informasi akuntansi adalah laporan keuangan
dan laporan manajemen. Cara kerja SIA adalah semua sumber data baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar perusahaan dikumpulkan menjadi satu dan diubah ke dalam bentuk database.
Setelah itu semua data yang telah berbentuk database, diubah dengan menggunakan perangkat
lunak menjadi sebuah Informasi yang lebih bermanfaat bagi semua pemakai Informasi.
Kemudian data yang telah diubah menjadi Informasi disampaikan ke semua pemakai yang
membutuhkan, seperti manajemen dan pemakai intern maupun pemakai ekstern perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

C.West Chruchman, The System Approach (New York:Dell, 1968), p.29

Michael E.Porter and Victor E. Miliar,How Information Gives You Competitive Advantage,
Harvard Business Review,Vol.63,No.4,July/August 1985.

G. Antony gory dan Michael S.Sott Morton, A Framework for Management Information
Systems, Stoan Mnagement Review, Fall 1971.P.59

Wing Wahyu Winarno. 2006. Sistem informasi akuntansi. Edisi 2, penerbit UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai