Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kapas diduga berasal dari Asia, Afrika, Australia, dan Amerika.
Tanaman kapas telah lama dikenal dan dibudidayakan sejak zaman prasejarah. Di India
(di lembah Sungai Indus) telah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum Masehi dan
digunakan untuk bahan baku tekstil (Poehlman, 1977; AAK. 1983). Kapas juga telah
digunakan di Asia Kecil, Ethiopia, dan Afrika Timur. Bahkan menurut Harlan dalam Lee
(1984) di sekitar Asia Kecil (Timur Dekat) kapas telah dibudidayakan sejak tahun 7000
sebelum Masehi. Kapas masuk ke Eropa melalui Spanyol, dibawa oleh bangsa Moor. Di
Cina telah dikenal sejak abad ke-7 dan di Amerika telah digunakan oleh suku Aztek dan
Inca. Di Amerika terutama di Peru dan Meksiko tanaman kapas sebagai bahan baku
pakaian telah dikenal jauh sebelum bangsa Eropa menemukan Amerika (Poehlman,
1977). Pengusahaan kapas yang intensif baru dimulai pada abad ke-16 setelah tanaman
kapas berevolusi dari tanaman tahunan menjadi tanaman semusim dan netral terhadap
fotoperiodisitas. Penanaman secara besarbesaran di Amerika dimulai oleh emigran Eropa
pada awal tahun 1600-an, sedangkan introduksi G.barbadense dari Amerika ke Mesir
terjadi pada abad ke-19. Kapas yang dimasukkan ke Indonesia telah menyebar ke
berbagai daerah dan menyesuaikan diri dengan keadaan iklim dan tanah serta tata cara
pertanaman di daerah tersebut. Kapas-kapas tersebut kemudian menjadi varietas lokal
dan mendapat nama bau sesuai dengan daerah masing-masing. Jenis-jenis kapas tersebut
tidak dikembangkan lagi,kapas yang berkembang saat ini merupakan spesies Gossypium
hirsutum yang banyak berasal dari Amerika dan India.
Pertumbuhan serat kapas berlangsung malam hari, yakni 25 hari yang pertama
pada masa pemasakan buah. Pertumbuhan maksimum terjadi pada sekitar malam ke 15.
Kondisi lingkungan pada saat ini menentukan panjang serat. Pertumbuhan tebal serat
mulai terjadi pada malam ke 21 dan seterusnya hingga buah membuka.
PHT pada tanaman kapas adalah pht ekologi yaitu memanfaatkan kekuatan
mortalitas alami untuk mengendalikan populasi hama agar selalu berada berada di bawah
ambang kerusakan ekonomis. Strategi PHT pada tanaman kapas adalah pengunduran saat
pertama aplikasi insektisida sebagai populasi musuh alami dapat berkembang dan
mampu mengendalikan hama-hama yang datang pada awal pembungaan (FAO, 1990).
Hal tersebut dapat di upayakan melalui penerapan beberapa komponen PHT yang ramah
lingkungan. Kegiatan pemantauan (monitoring) populasi hama dan musuh alami menjadi
suatu keharusan sebagai alat pengambil keputusan perlu atau tidak nya di lakukan
tindakan pengendalian, terutama untuk pengendalian kimiawi.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka perlu dilakukan praktikum tentang
Implementasi PHT pada tanaman Kapas agar mahasiswa dapat mengetahui cara
mengendalikan hama pada tanaman kapas dengan aplikasi perlakuan pada masing –
masing kelompok agar kedepannya dapat menjadi bekal ketika berkerja.

1.2 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan program PHT pada suatu komoditi
tanaman, yaitu aplikasi pengendalian hama tanaman kapas secara tepat dan menyeluruh
mulai dari penanamannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu, Tempat dan Prosedur Kerja

No Waktu Pelakasanaan Acara Prosedur Kerja

1 (Selasa) Melakukan 1) Menanam benih kapas


penanaman benih varietas kanesia 15,
10 Oktober 2017
2) Di setiap lubang tanam di
kapas
09.00-11.00 WIB bei 2 benih,
3) Setlah itu di tutup dengan
(Lahan Praktek)
pupuk kandang.

2 Rabu Melakukan Pembersihan gulma di sekitar


perawatan tanaman
18 Oktober 2017

11.00-13.00 WIB

(Lahan Praktek)

3 Selasa Melakukan 1) Menentukan sample


penjarangan, sebanyak 20 tanaman,
24 Oktober 2017
2) Pembersihan gulma,
3) Melakukn perawatan,
09.00-11.00 WIB
4) Mengidentifikasi hama
(Lahan Praktek) disekitar.

4 Rabu Melakukan 1) Membrikan pupuk N : P : K


perawatan, sebanyak 5 gr
25 Oktober 2017
2) Penggemburan
11.00-13.00 WIB

(Lahan Praktek)

5 Selasa  Melakukan 1) Melakukan sample yang


perawatan awalnya 20 menjadi 10
07 November 2017
 Pengaplikasian 2) Melakukan pembumbunan
3) Pembersihan gulma
09.00-11.00 WIB Trichoderma sp

(Lahan Praktek) pada tanaman


kapas
 Identifikasi
intensitas
serangan hama

6 Rabu Pengaplikasian 1) Membuat larutan semprot


perlakuan (Kimia dengan dosis atau
08 November 2017
sistemik = 0,8 ml / konsentrasi yang telah di
16.00 WIB – Selesai
1,6 liter per plot anjurkan
2) Menyemprotkan larutan
(Lahan Praktek)
pada lahan tanaman kapas

7 Selasa  Melakukan 1) Melakukan pengamatan


perawatan pada areal tanaman sampel
21 November 2017
 Identifikasi 2) Mengamati adanya
09.00-11.00 WIB serangan hama serangan hama pada masin
pada tanaman – masing tanaman sampel g
(Lahan Praktek)
3) Melakukan perhitungan
kapas
persentase serangan

8 Rabu Pengaplikasian 1) Membuat larutan semprot


perlakuan (Kimia dengan dosis atau
22 November 2017
sistemik = 3 ml /3 konsentrasi yang telah di
16.00 WIB – Selesai
liter per plot anjurkan
2) Menyemprotkan larutan
(Lahan Praktikum)
pada lahan tanaman kapas

9 Selasa  Melakukan 1) Melakukan pengamatan


perawatan pada areal tanaman sampel
28 November 2017
 Identifikasi 2) Mengamati adanya
09.00-11.00 WIB serangan hama serangan hama pada masing
pada tanaman – masing tanaman sampel
(Lahan Praktek)
3) Melakukan perhitungan
kapas
persentase serangan

10 Kamis Pengaplikasian 1) Membuat larutan semprot


perlakuan (Kimia dengan dosis atau
30 November 2017
sistemik = 3 ml /3 konsentrasi yang telah di
05.00 WIB – Selesai
liter per plot anjurkan
(Lahan Praktikum 2) Menyemprotkan larutan
pada lahan tanaman kapas

11 Selasa  Melakukan 1) Melakukan pengamatan


perawatan pada areal tanaman sampel
05 Desember 2017
 Identifikasi 2) Mengamati adanya
07.00-09.00 WIB serangan hama serangan hama pada masing
pada tanaman – masing tanaman sampel
(Lahan Praktek)
3) Melakukan perhitungan
kapas
persentase serangan

12 Rabu Pengaplikasian 1) Membuat larutan semprot


perlakuan (Kimia dengan dosis atau
06 Desember 2017
sistemik = 4 ml /4 konsentrasi yang telah di
16.00 WIB – selesai
liter per plot anjurkan
2) Menyemprotkan larutan
(Lahan Praktek)
pada lahan tanaman kapas

13 Selasa  Melakukan 1) Melakukan pengamatan


perawatan pada areal tanaman sampel
12 Desember 2017
 Identifikasi 2) Mengamati adanya
07.00-09.00 WIB serangan hama serangan hama pada masing
pada tanaman – masing tanaman sampel
(Lahan Praktek)
3) Melakukan perhitungan
kapas
persentase serangan

14 Rabu Pengaplikasian 1) Membuat larutan semprot


perlakuan (Kimia dengan dosis atau
13 Desember 2017
sistemik = 4 ml /4 konsentrasi yang telah di
16.00 WIB – Selesai
liter per plot anjurkan
2) Menyemprotkan larutan
(Lahan Praktek)
pada lahan tanaman kapas

15 Selasa  Melakukan 1) Melakukan pengamatan


perawatan pada areal tanaman sampel
19 Desember 2017
 Identifikasi 2) Mengamati adanya
07.00-09.00 WIB serangan hama serangan hama pada masing
pada tanaman – masing tanaman sampel
(Lahan Praktek)
3) Melakukan perhitungan
kapas
persentase serangan

3.2 Alat dan Bahan


Alat : Cangkul, Parang, Sabit Koret, Gembor, Ajir, Kenco, hand sprayer
Bahan : Benih kapas varietas kanensia 15, pupuk kandang , pupuk N,P dan K,
insektisida nabati, insektisida sintetik, NEP, BV, air.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


a) Ulat

Persentase Serangan Pada MST


No Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7
1 Pestona 0% 1,89% 1,71% 1,57% 8,28% 13,14% 12,28%

2 Kimia 0% 2,415% 10,567% 4,28% 8,57 % 6,709% 7,424%


Sistemik
(Aspril)

3 Kimia 0% 1,0% 2,0% 2,56% 3,99% 3,85% 6,56%


Kontak
(Spontan)

4 Kontrol 0% 0,51% 4,85% 9,2% 5,7% 11,56% 9,13%

5 Thurex (BT) 0% 2,10% 5,13% 3,71% 4,13% 5,28% 5,13%

6 BV 0% 0% 0% 3,141% 3,012% 3,43% 7,569%

7 NEP 0% 1,4% 3,79% 6,24% 8,71% 10% 10,28%

8 Kenikir 0% 0,89% 5,05% 8,53% 11,99% 9,85% 13,76%

b) Belalang

Persentase Serangan Pada MST


No Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7
1 Pestona 0% 5,52% 3,71% 4,14% 8,71% 5,28% 8%

2 Kimia 0% 5,067% 10,994% 2,136% 10,14% 7,424% 4,852%


Sistemik
(Aspril)

3 Kimia 0% 2,24% 1,28% 1,14% 0,86% 3,71% 3,85%


Kontak
(Spontan)

4 Kontrol 0% 2,0% 2,85% 3,6% 7,4% 8,95% 12,56%

5 Thurex (BT) 0% 4,85% 2,42% 4,41% 2,13% 3,42% 1,99%


6 BV 0% 0% 0% 3,429% 3,446% 4,43% 6,426%

7 NEP 0% 3,9% 3,38% 3,37% 7,13% 6,85% 11,28%

8 Kenikir 0% 4,22% 6,50% 6,46% 2,85% 4,59% 7,10%

c) Wereng Kapas

Persentase Serangan Pada MST


No Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7
1 Pestona 0% 4,09% 6,28% 0,71% 5,57% 7% 4%

2 Kimia 0% 0,476% 0% 0,854% 0% 0% 0,427%


Sistemik
(Aspril)

3 Kimia 0% 0,24% 0% 0% 0% 0% 0%
Kontak
(Spontan)

4 Kontrol 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

5 Thurex (BT) 0% 2,27% 1,99% 1,14% 0,28% 1,42% 0,99%

6 BV 0% 0% 0% 0% 0,573% 0% 0%

7 NEP 0% 1,6% 0,84% 1,41% 4% 3% 3%

8 Kenikir 0% 0,2% 4,90% 0% 3,28% 2,50% 5,67%

4.2 Grafik
a) Ulat
b) Belalang

c) Wereng Kapas
4.3 Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai