Anda di halaman 1dari 2

1.

Cacing Tanah

Di antara fauna tanah di daerah humid sedang, cacing tanah merupakan penyumbang bahan organik
tanah terbesar, yaitu kira-kira 100 kg/ha (0,005%) dengan populasi 7.000 ekor hingga 1.000 kg/ha
dengan populasi 1 juta ekor (Foth, 1984). Populasi cacing tanah bervariasi antar tanah, optimum jika
kondisinya lembab, banyak bahan organik dan kalsium tersedia, serta bertekstur halus. Pada tanah
bertekstur pasir, renadah bahan organic dan bereaksi asam, populasi dan aktivitasnya menjadi sangat
terbatas. Oleh karena itu populasi cacing jauh lebih banyak di bawah vegetasi padang rumput ketimbang
di bawah vegetasi hutan maupun lahan pertanian. Cacing tanah tidak menyukai kondisi jenuh air dan
peka radiasi ultra violet, sehingga usai hujan lebat pada tengah hari, cacing-cacing tanah di permukaan
tanah menjadi mati.

1. Algae tanah

Alga menunjukkan keanekaragaman yang besar dalam bentuk dan ukurannya. Meskipun alga
merupakan tumbuhan paling penting yang hidup di air, alga hanya menduduki kepentingan minor di
dalam tanah. Alga tanah yang paling umum berupa sel tunggal atau berupa filamen-filamen kecil. Alga
tersebar di seluruh dunia pada lapisan tanah permukaan dengan kelembaban dan cahaya yang
menguntungkan. Beberapa alga terdapat di bawah permukaan tanah tanpa cahaya dan berfungsi secara
heterotrof.

Sebagian besar dari algae tanah mempunyai klorofil sehingga mereka harus hidup dekat permukaan
tanah. Namun beberapa diantaranya dapat hidup dengan memperoleh bahan organic dan dapat hidup
di lapisan tanah yang agak dalam. Beberapa algae hidup seperti tumbuhan, sedangkan lainnya
disebabkan karena kebiasaan memperoleh bahan makan berfungsi seperti jasad mikro tanah lainnya.
Algae golongan tumbuhan berada dilapisan teratas, dijumpai dilapisan dalam berada sebagai spora yang
beristirahat atau cyst atau bentuk vegetative yang tidak tergantung dari klorofil. Padang rumput
merupakan habitat baik bagi algae hijau-biru, sedangkan kebun tua cocok untuk diatom. Pertumbuhan
algae sangat dipengaruhi oleh penambahan pupuk.

Aktinomisetes menduduki posisi antara bakteri dan fungi dari pandangan morfologi. Organisme ini
sering dibicarakan sebagai fungi berkas atau bakteri benang. Aktinomisetes menyerupai bakteri
dalam hal struktur sel yang sama dan jika dilihat dalam sayatan yang melintang, diperkirakan juga
memilki ukuran sel yang sama. Organisme ini menyerupai fungi filamen dalam hal membentuk jaringan
filamen bercabang. Banyak dari organisme ini yang berkembang biak dengan spora, dan spora-spora ini
kelihatannya sangat menyerupai sel-sel bakteri.

Aktinomisetes merupakan jasad mikro yang banyak dijumpai dalam tanah setelah bakteri. Jasad ini
banyak dijumpai dalam tanah yang berkadar humus tinggi, seperti padang rumput. Penambahan pupuk
kandang merangsang perkembangan aktinomisetes terutama bila kemasaman tanah tersebut sedang.
Aktinomisetes sangat berperan dalam pelapukan bahan organik dan pembebasan unsur hara. Juga
dapat menyerang lignin dan mengubahnya menjadi senyawa yang lebih sederhana.
BAKTERI

Kebanyakan bakteri tanah memerlukan oksigen dari udara tanah dan diklasifikasikan sebagai aerob.
Beberapa bakteri aerob dapat beradaptasi untuk hidup dengan atau tanpa oksigen, yang disebut bakteri
fakultatif. Bakteri lain tidak dapat hidup dengan oksigen dan merupakan anaerob. Bakteri tanah juga
cukup berbeda dalam gizi dan dalam tanggapan terhadap kedaan lingkungan. Akibatnya, macam dan
kelimpahan bakteri tergantung pada tersedianya hara yang ada pada keadaan/kondisi lingkungan tanah.

Beberapa bakteri membentuk spora jika keadaan menjadi tidak menguntungkan. Kebanyakan bakteri
cukup resisten terhadap tanah kering udara selama beberapa tahun. Bakteri dan juga fungi merupakan
organisme pengurai utama di dalam tanah.

Bakteri merupakkan jasad bersel satu, sederhana dan terkecil. Bakteri sangat berperan dalam tanah
karena :

1. Bakteri turut serta dalam semua perubahan bahan organik

2. Bakteri memegang monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu :

a. Nitrifikasi : proses di mana amonia (NH3) diubah menjadi nitrit (NO2-) dan kemudian menjadi
nitrat (NO3-).

b. Oksidasi bakteri

Anda mungkin juga menyukai