Anda di halaman 1dari 17

KELAPA SAWIT 2.

Energi yang dihasilkan serupa


(Elaeis quineensis, Jacq.) 3. Tidak perlu modifikasi mesin
4. Ada efek pelumasan dan pembersihan mesin
Asal Guenia (Afrika Barat) 5. Penanganan dan penyimpanan mudah
6. Lebih ramah lingkungan
Masuk Indonesia Th. 1848 Kebun Raya
Bogor.

Kebun komersial pertama dibuka tahun 1911


di Tanah Itam Ulu (Sumatera Utara) oleh Maskapai
Oliepalmen Cultuur.

Ekspor pertama th 1919 sebanyak 181 ton


CPO.

Negara exporter CPO :


1. Malaysia
2. Indonesia
3. Singapura
4. EEC
5. Pantai Gading
6. Papua Nugini
Negara produsen CPO PROSPEK PENGGUNAAN BIODIESEL DALAM NEGERI
1. Malaysia a) Konsumsi solar 22 juta ton/thn (7,2 juta ton
2. Indonesia impor).
3. Nigeria b) Cadangan minyak bumi kita hanya untuk 10
4. Pantai Gading tahun.
5. Colombia c) Pengunaan biodiesel dgn campuran minyak
6. Thailand sawit 10% akan menyerap 2,2 juta ton CPO
7. Papua Nugini per tahun.
PENGGUNAAN CPO d) Areal pengembangan sawit masih luas.
1. Industri makanan e) Antisipasi surplus produksi CPO.
2. Kosmetika f) Upaya stabilisasi harga.
3. Obat-obatan g) Bahan bakar di kota padat penduduk.
4. Industri berat dan ringan
5. Bahan bakar alternatif (BIODIESEL)
LIMBAH BERMANFAAT
1. Abu tandan = Pupuk K
2. Sludge = Pakan ternak
3. Serat/pulp = bahan kertas
4. Cangkang = arang aktif

PALM BIODIESEL VS PETROLEUM DIESEL


1. Emisi lebih rendah
MORPHOLOGI

BOTANI a. KECAMBAH
Kecambah berkembang ke 2 arah :
Kelapa sawit memiliki 36 kromosom [Henry, - ke atas = PLUMULA
1945]. - ke bawah = RADIKULA
b. AKAR
Monocotyledone Akar serabut :Primer ( 150 m), Sekunder ( 45 o),
Tersier, Kwarter
Bunga berumah satu c. BATANG (CAULIS)
fototropi dan heliotrope
Penyerbukan silang
diameter 0,5 m dibungkus pelepah daun
pangkal batang membesar (Bowl)
Akar serabut
tinggi batang tergantung : varietas, kesuburan
TAXONOMY tanah, kesesuaian iklim
d. DAUN (FOLIUM)
Devisio : Tracheophyta Berdasarkan umur daun :
a. Lanceolate : daun bibit/anakan
Sub Devisio : Pteropsida b. Bifurcate : daun muda
c. Pinnate : daun tua
Kelas : Angiospermeae Bagian-Bagian Daun :
a. Petiole/leaf let : tempat duduk daun
Sub Kelas : Monocotyledoneae b. Petiolus : tangkai daun
c. Spine : duri
Ordo : Cocoideae d. Lamina : helai daun
e. Nervatio : lidi
Famili : Palmae
f. Apex folii : ujung daun
Sub Famili : Palmae
RUMUS DAUN
Genus : Elaeis
1/9 = daun ke 1 lurus vertikal daun ke 9
Spesies : Elaeis quineensis
Arah putaran daun = spiral kiri / kanan
Setiap tahun akan keluar 8 14 pelepah
VARIETAS Berdasarkan WARNA KULIT BUAH
daun.
1. NIGRESCENS : Buah muda = violet/hitam, buah
matang = merah-kuning/orange
2. VIRESCENS : buah muda = hijau, buah matang =
orange
3. ALBESCENS : buah muda = kuning pucat, buah Luas Permukaan Daun :
matang = orange
L=2k(dxlxp)
k = faktor koreksi (0,55)

d = jumlah anak daun pada satu sisi

l = lebar anak daun rata-rata sample

p = panjang anak daun rata-rata sample



Pengukuran dilakukan 1 x setahun untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan.

Tanaman umur 10 th nilai L = 10 15 m 2

e. BUNGA (FLOS)

Terbentuk pada umur 12-14 bulan, f. BUAH


menguntungkan sec.ekonomi pd umur 2,5 th.
Terjadi oleh proses penyerbukan silang Cross
Muncul di ketiak daun, bunga jantan lonjong, polinations
bunga betina bundar.
Terbentuk setelah 6 bulan dari proses
Pada tanaman muda sering muncul bunga penyerbukan bunga betina.
abnormal : bunga banci/hermaprodit, bunga
andromorphic, bunga partenocarpi Warna buah tergantung umur dan
jenis/varietas tanaman.
Bunga jantan memiliki 250 spikelet, tiap
spikelet terdiri 500-1500 bunga kecil (tepung
sari) 50 gr/bunga jantan

SEX RATIO : perbandingan antara jumlah


bunga betina dengan jumlah bunga
keseluruhan. Sangat penting untuk : estimasi
produksi, pelaksanaan polinasi bantuan,
Pelepasan serangga penyerbuk

SUSUNAN BUAH : (dari bagian luar)

1) Epicarp : kulit buah

2) Mesocarp : daging buah

3) Endocarp : cangkang

4) Endosperm : biji (kernel)

5) Embrio : lembaga

SYARAT TUMBUH KELAPA SAWIT

1. TANAH : Solum tebal ( > 80 cm), Tekstur ringan,


Struktur baik, Konsistensi gembur agak teguh,
Permeabilitas sedang, pH 4-6, Kandungan hara Pemesanan kecambah 6 bulan sebelum
tinggi/subur pembibitan dimulai. Resiko kerusakan kecambah
2. IKLIM : Tropika basah ( 12o LU-LS), 0-500 m dpl, 25 %.
CH 2000-2500 mm/th tanpa bln kering, Temperatur
24-28o C, Penyinaran 5-7 jam/hari, Kec. Angin 5-6 Pemilihan Lokasi Pembibitan : Lahan datar
km/jm
Tersedia sumber air yang cukup
PERBANYAKAN TANAMAN KELAPA SAWIT
Mudah dijangkau / transportasi
1. Konvensional (Biji)
Mudah dalam pengawasan
2. Modern / Kultur Jaringan
Bebas segala gangguan
PEMILIHAN POHON INDUK
Kandungan top soil yang tinggi
Di Indonesia varietas Tenera (DxP)
SELEKSI KECAMBAH/BIBIT
Pemilihan pohon induk bersadarkan : Produksi
TBS, buah / tandan, daging buah / buah, minyak / KECAMBAH : normal, Abnormal, Afkir
daging buah
BIBIT :Normal, Abnormal, Afkir
PEMELIHARAAN POHON INDUK DAN PERSIAPAN
PENYEBAB ABNORMAL
BENIH
GENETIS
a) Pembungkusan bunga betina
b) Penyerbukan / polinasi buatan ACCIDENTAL : Salah tanam / terbalik, Tanah
c) Pemeliharaan buah
terlalu keras/padat, Kekurangan air, Sinar matahari
d) Pengambilan buah
terlalu kuat, Kurang hara
e) Persiapan biji
f) Pengecambahan
PEMELIHARAAN BIBIT
PERKECAMBAHAN BENIH
1. PENYIANGAN : bagian luar dan dalam polibag.
2. PENYIRAMAN : 2 x sehari, tergantung
a) Benih dibersihkan
kondisi/hujan.
b) Direndam beberapa hari KA 23 % 3. PENJARANGAN NAUNGAN : pada Pre-nursery
umur 2 bln = 50 %. Pada Main-nursery 100 %.
c) Dikering anginkan 1 hari 4. PEMUPUKAN :
Pre-nursery : 2 % larutan urea (100 lt untuk 100
d) Dimasukkan Alat germinator temperatur bibit)
o
40 C selama 50 hari Main-nursery : pupuk majemuk NPKMg (15 : 15 :
6 : 4) dengan dosis tergantung umur tanaman.
PEMBIBITAN KELAPA SAWIT
5. PENGENDALIAH HAMA/PENYAKIT
a. Penyakit : Busuk akar (jamur Rhyzoctonia sp) ,
Sistem FIELD NURSERY
Antrak daun (Botriodiplodia sp), Black spot
Sistem SINGLE STAGE NURSERY (Culvularia sp)
b. Hama : Kumbang malam (Apogonia sp). Kutu
Sistem DOUBLE STAGE NURSERY daun (Aphids), Ulat kantong (Metisa plana),
Belalang (Valanga nigricornis), Jangkerik
PELAKSANAAN PEMBIBITAN
(Gryllus sp)
Awal musim hujan (september / desember)

Dilaksanakan 1 th sebelum penanaman di


lapangan.
bulan. Setelah itu, bibit-bibit dijarangkan dan
dipelihara sampai umur 10-12 bulan.

2. SISTEM PEMBIBITAN POLYBAG 2 TAHAP

Sistem ini memerlukan persemaian


(pembibitan awal/pre nursery) dan pembibitan
utama (main nursery).

Persemaian, dilaksanakan selama 3 bulan.

Pembibitan utama (main nursery) bibit


dipelihara sampai umur 12 bulan.

PERSIAPAN PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT


B. PERSIAPAN AREAL PEMBIBITAN,
A. SISTEM PEMBIBITAN
1. LOKASI PEMBIBITAN
Faktor utama dalam perencanaan dan
Topografi rata (< 15 %)
pengelolaan pembibitan, dilakukan atas dasar
sebagai berikut : Dekat dengan sumber air

Pemusatan pembibitan yang permanen di Akses jalan yang baik


satu tempat dengan pembibitan yang tersebar
di bebarapa tempat Aman dari gangguan hama, ternak,
manusia
Pembibitan dilakukan di lapangan (tanah)
dengan pembibitan yang dilakukan di polybag Drainase baik

Pembibitan sistem polybag satu tahap dengan Dekat dengan emplacement


sistem polybag dua tahap.
Tersedia top soil cukup
Sistem pembibitan di polybag terdiri dari dua
PERSIAPAN PERSEMAIAN DAN PEMBIBITAN
macam yaitu sistem pembibitan polybag 1 tahap
UTAMA
dan sistem pembibitan polybag 2 tahap.
PERSIAPAN PERSEMAIAN (PRE NURSERY)
1. SISTEM PEMBIBITAN POLYBAG 1 TAHAP
Persiapan persemaian dilakukan dengan
Sistem pembibitan polybag 1 tahap,
tahapan sebagai berikut :
kecambah langsung ditanam di dalam polybag
besar yang disusun rapat sampai umur 3-4 membuat bedengan dan naungan
mengisi dan menempatkan polybag mini PENGISIAN POLYBAG KECIL
(babybag)
Ukuran 22-25 x 14 cm, tebal 0,07-0,1 mm,
memasang sistem pengairan warna hitam, berlubang 0,3 cm 24 buah

SISTEM PENGAIRAN

Ada beberapa macam sistem pengairan yang


dapat dipakai, diantaranya adalah :

sistem irigasi manual (dengan gembor)

sistem irigasi semi manual (kombinasi selang


dengan kepala gembor)

sistem irigasi sprinkler dengan sistem


sprayline

sistem irigasi tabung dengan selang plastik


berlubang (HY kirico)

PERSIAPAN PEMBIBITAN UTAMA (MAIN NURSERY)

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam


mempersiapkan rencana pembibitan utama, yaitu
sebegai berikut :

pemilihan sistem irigasi yang akan dipakai

tata letak sistem irigasi yang dipilih

jarak tanam bibit (pemancangan), persiapan


dan pengisian tanah ke dalam kantong polibag
besar

SISTEM IRIGASI PEMBIBITAN UTAMA

Pembibitan permanen dianjurkan


menggunakan sistem irigasi sprinkler atau Kirico
yang presisinya tinggi sehingga bibit akan
menerima air dalam jumlah yang sukup dan
merata.
Pekerjaan ini harus sudah selesai 2 4 minggu
sebelum transplanting

C. PERSIAPAN PEMESANAN KECAMBAH BAHAN


TANAMAN

Perusahaan perkebunan kelapa sawit


komersial, umumnya melakukan pemesanan
kecambah minimal 12 bulan sebelum
permintaan pengiriman.

Proses pemesanan kecambah harus


memperhitungkan persiapan areal pembibitan
Tata Letak Pembibitan Utama (20 ha) dengan Sistem Irigasi dan lapangan.
Kirico
Menurut Pahan, I. (2008), kebutuhan bahan
tanaman untuk suatu luas areal tertentu
ditentukan oleh :

kerapatan tanaman yang akan ditanam,

mutu kecambah yang ada.

Karena itu, perencanaan kebutuhan kecambah


harus mempertimbangkan kerusakan
kecambah, dan/atau kematian kecambah pada
tahap-tahap mulai dari : penerimaan,
persemaian, pembibitan dan pertanaman di
lapangan.

PEMANCANGAN, PERSIAPAN DAN PENGISIAN Perencanaan pemesanan kecambah


TANAH perusahaan perkebunan kelapa sawit,
umumnya tidak sama.
Jarak tanam bibita 90 cm x 90 cm x 90 cm
Contoh :
Pemancangan jarak tanam dilaksanakan bila
pembuatan jaringan pipa penyiraman telah PT. IMC Plantations 2010, merekomendasikan :
selesai
permintaan kecambah disesuaikan dengan :

kerapatan tanam,

perkiraan afkir (seleksi kecambah, seleksi di


pre nursery dan main nursery) sebanyak 30
% dan ditambah kebutuhan bibit untuk
penyisipan minimal sebanyak 10 % dari
total kebutuhan bibit.

Kebutuhan kecambah per ha dihitung dengan


PENGISIAN MEDIA TANAH POLYBAG
rumus : Kerapatan tanam x 110% : 70 %
Ukuran 50 x 40 cm, tebal 0,2 mm, hitam,
berlubang 0,5 cm 60 buah
PEMBIBITAN DUA TAHAP

Penanganan dan penanaman benih kecambah


bahan tanaman,

Pemeliharaan persemaian (pre nursery),

Penanaman semai (transplanting) dan,

Pemeliharaan pembibitan utama (main


nursery)

Tujuan : memelihara kecambah bahan tanam


dalam kondisi kultur teknis yang sebaik-baiknya
agar diperoleh bibit yang berkualitas tinggi. Bibit
yang berkualitas tinggi akan menghasilkan
tanaman berproduksi maksimal sesuai potensi
yang dimilikinya

PENANGANAN DAN PENANAMAN


BENIH KECAMBAH BAHAN TANAMAN

Penanganan benih kecambah bahan tanaman


1. Catat nomor peti, nomor segel dan warnanya
serta nomor kategori dalam satu kantong
kemasan, simpan data tersebut dan
konfirmasikan kepada Perusahaan Perkebunan
yang menyalurkan untuk mengetahui
keasliannya.

2. Setiap kantong kemasan masing-masing berisi


100 butir (+ekstra) tetap dipisahkan
berdasarkan nomor kategori yang sama.

3. Kantong plastik kecambah setelah dibuka dan


kecambah diletakkan di baki yang beralaskan
goni basah yang telah direndam larutan Penanaman kecambah
fungisida Thiram konsentrasi 0,2 %.
1. Kecambah diusahakan segera ditanam, karena
4. Kecambah diperiksa, dihitung dan dipisahkan keterlambatan dapat menyebabkan :
kecambah yang abnormal
a. Plumula dan radikula memanjang sehingga
menyulitkan penanaman

b. Kecambah rusak oleh jamur

c. Kecambah akan menjadi kering/mati

2. Maksimal 5 hari setelah penerimaan

Teknis Penanaman kecambah

A. Penanaman kecambah dapat dilakukan


beregu (3 orang) dengan tugas :

a. Membuat lubang kecambah kedalaman


2 cm

b. Mengecer kecambah dan meletakan


dekat lubang tanam

c. Memasukkan kecambah ke dalam


lubang, menutup dan memadatkan
tanah di sekeliling kecambah

B. Kecambah harus ditanam dengan plumula


(bakal batang berbentuk tajam dan lancip
serta berwarna kekuningan) menghadap ke
atas dan radikula (bakal akar berbentuk
tumpul dan kasar) menghadap ke bawah dan
jangan terbalik

C. Kecambah yang belum jelas (berdifferensiasi)


bakal batang dan akarnya ditunda
penanamannya, sebaliknya yang terlalu
panjang akarnya dapat dipotong hingga
tinggal 5 cm dari pangkalnya
D. Kecambah ditanam ditengah kantong dalam pertumbuhan yang melintir (twisted shoot)
lobang yang dibuat dengan jari sedalam 2 cm dan terhambat
dari atas permukaan tanah
PEMELIHARAAN PERSEMAIAN (PRE NURSERY)
E. Papan nama atau label segera dibuat setelah
penanaman di bedengan selesai. Tujuan Persemaian :

Memberi waktu lebih longgar untuk membuat


Tujuan pemberian papan nama untuk :
persiapan areal bibitan dan mempersempit tempat
mengidentifikasi jenis dan sumber bibit. pemeliharaan bibit selama 3 bulan pertama atau
memiliki 4-5 helai daun untuk memudahkan
mengetahui keseragaman usia di pemeliharaan yang optimal
pembibitan untuk keperluan penanaman
di lapangan. Pengairan (penyiraman)

mengetahui jumlah bibit per plot Penyiraman di pre nursery dilakukan 2 kali
sehari yaitu pagi hari 07.00 10.00 WIB dan sore
Ukuran papan label 15 x 20 cm, tinggi 30 hari pukul 16.00 18.00 selama 30 menit atau
cm, cat dasar warna putih dan tulisan setara dengan 6 mm curah hujan setiap
warna hitam. penyiraman
Papan label menunjukkan asal Bila malam hari hujan minimal 10 mm/hari,
kecambah/jenis bibit misalnya, DxP esok harinya tidak perlu disiram, sorenya
Marihat/Socfindo/Lonsum/ PNG, nama tergantung pada kelembaban tanah di polybag.
kelompok, jumlah kecambah ditanam,
tanggal kecambah ditanam. Bila pagi hari hujan minimal 10 mm/hari,
sorenya tidak perlu disiram

Metode penyiraman dapat menggunakan


berbagai cara yaitu manual dengan gembor, semi
manual dengan selang berkepala gembor, sprayline
dengan sprinkler dan selang berlubang HY Tube
Kirico atau selang sumisansui

Pengendalian gulma

penyiangan gulma dalam babybag di


persemaian dilaksanakan 2 minggu sekali.

dilakukan dengan cara manual yaitu dengan


cara mencabuti seluruh jenis gulma yang tumbuh
Contoh penanaman yang salah dalam babybag.

Penanaman yang terlalu dangkal akan Bersamaan dengan penyiangan dilakukan


mengakibatkan pertumbuhan bibit yang konsolidasi
dipengaruhi oleh fluktuasi temperatur dan
kelembaban permukaan pada saat penyiangan, tanah digemburkan
dengan menggunakan kayu runcing.
Penanaman yang terlalu dalam akan
menghasilkan bibit tidak sehat (terjepit Pemupukan
tanah).
Aplikasi pupuk dilakukan dalam bentuk cairan
Penanaman dengan posisi radikula dan dengan cara menyiram ke tanah dalam kantong
plumula yang terbalik akan mengakibatkan babybag
Jadwal dan dosis pemupukan di persemaian
(pre nursery) adalah sebagai berikut :

Cara pemupukan :
Seleksi semai (culling)
o Larutan pupuk disiramkan dengan Tujuan :
menggunakan takaran yang sudah disediakan
mengidentifikasi dan mengeliminasi (memusnahkan)
o Selesai pemupukan segera diikuti semua bibit yang abnormal dan mempertahankan
penyiraman ringan untuk mencegah daun bibit yang benar-benar sehat, normal dan bermutu
menjadi terbakar baik
o Larutan pupuk dibuat lebih awal 2-4 Seleksi di persemaian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :
jam sebelum digunakan untuk menjamin agar
pelarutan pupuk sempurna. o tahap I umur 2 bulan,

Pengendalian hama dan penyakit o tahap II sesaat sebelum dipindahkan ke


polybag besar (transplanting) yaitu umur 3 bulan
Pedoman pengendalian hama dan penyakit di atau mempunyai jumlah daun 3-4 helai.
pembibitan kelapa sawit yang rutin harus dilakukan
selama di pre nursery maupun di main nursery Seleksi di persemaian diperkirakan semai mati,
terserang hama dan penyakit serta abnormal sekitar 5
10 %.

Ciri-ciri semai yang normal

1) Bentuk daun lanceolate, dimana setiap daun


yang keluar pada akhir pertumbuhannya akan
lebih besar dari daun yang terdahulu.

2) Umur 3 bulan semai sudah berdaun 3-4 helai


dengan diameter leher akar 4 cm dan tinggi
semai dengan daun direntangkan berkisar 30-35
cm.

Beberapa ciri fisik bibit afkir di pre nursery :

a) Pucuk bengkok atau daun berputar

Kondisi ini diakibatkan oleh penanaman kecambah


yang dilakukan terbalik dan/atau karena faktor
genetik dan dapat diketahui dari daun-daun yang
tumbuhnya melengkung membentuk setengah
lingkaran

b) Daun lalang atau daun sempit (narrow grass leaf)


Bibit tumbuh dengan bentuk daun yang sempit tanah hasil penampungan tanah dari polybag besar
memanjang dan tegak menyerupai daun lalang, dapat dipakai untuk mengisi media tanah pada
merupakan faktor genetik polybag lainnya.

c) Chimera Ukur kedalaman lubang tanam yang sudah


dibuat dan pastikan kedalamannya sama dengan
Sebagian atau seluruh daun secara seragam tinggi media tanam semai di babybag, kemudian
berubah pucat atau bergaris kuning terang yang taburi dengan pupuk rockphospat sebanyak 100
sangat kontras dengan warna hijau gelap dari gram.
jaringan yang normal.
Semai bibit yang telah diecer ke masing-
d) Bibit dengan serangan penyakit berat masing polybag besar, plastik babybag disobek
Sebagai tambahan dari karakteristik yang telah dengan cutter atau silet kemudian kantong plastik
dikemukakan di atas, bibit yang terserang penyakit semai yang sudah dilepas dikumpulkan dan
bercak daun yang disebabkan oleh jamur dibuang. Selanjutnya semai bersama medianya
Curvularia dan penyakit Antracnose (daun dimasukkan pada lubang pada polybag besar.
membusuk mulai dari pinggir) yang disebabkan Ratakan tanah pada permukaan polybag besar
oleh jamur antara lain Botriodiplodia, untuk menutupi media semai sambil menekan dan
Melanconium elaldis dan glomerella singulata meratakan permukaan tanah polybag kira-kira 2
harus di afkir. cm dari permukaan plastik polybag besar.
PENANAMAN SEMAI (TRANSPLANTING) Untuk mengurangi penguapan air dan suhu
Transplanting adalah memisahkan bibit dari tanah serta menghambat pertumbuah gulma,
kelompoknya hingga menjadi tanaman individu dalam dapat diberikan mulsa dengan mengunakan
suatu wadah lain sesuai dengan ukuran dan tempurung kelapa sawit dan disebar merata pada
pertumbuhannya. permukaan tanah polybag besar.

Tujuan : PEMELIHARAAN PEMBIBITAN UTAMA (MAIN


NURSERY)
Mempercepat pertumbuhan bibit
Tujuan :
Mempermudah bibit menyesuaikan diri
dengan lingkungan Memberikan ruang lingkup pertumbuhan bibit sesuai
dengan kondisi agronomis, vegetatifnya dan
Mengurangi tingkat kematian bibit dilapangan memberikan kemudahan di tingkat pemupukan,
perawatan serta tersedianya jumlah bibit dengan
Memudahkan dalam pemindahan bibit
kualitas baik setelah melewati tahap seleksi.
kelapangan.
Pemeliharaan yang baik akan meningkatkan vigor bibit
Cara transplanting :
yang nantinya akan berdampak pada peningkatan
Siapkan alat pelubang (pipa) dengan diameter produksi TM-1.
sama dengan diameter babybag yang berdiameter
Penyiraman
15 cm dengan menggunakan pipa pvc 6
Menurut Pahan I., (2008), rata-rata kebutuhan air di
Buat lubang tanam pada polybag besar
pembibitan setara dengan curah hujan 3,4 mm/hari
dengan kedalam setinggi babybag dengan cara
(34.000 liter/ha/hari atau 2,25 liter per polibag).
menekan di tengah media tanam polybag besar
Penyiraman tidak perlu dilakukan jika turan hujan
sambil diputar.
pada hari tersebut dengan jumlah curah hujan
Media tanah yang masuk pada alat pelubang minimal 8 mm.
ditampung di karung sak bekas, untuk dikumpulkan
di tempat penampungan media tanah. Media
Apabila penyiraman menggunakan sistem irigasi Kirico Penyiangan di dalam kantong polybag
dengan ukuran pompa 125 x 100 -250 dan mesin 60
HP, akan diperoleh : Mencabut rumput-rumput dan sekaligus
melakukan konsolidasi bibit dengan menambah
o Debit air pada tekanan pompa 0,8 1,0 tanah pada kantong polybag bila tanahnya
kg/cm2 selama 30 menit setara dengan presipitasi 6 turun karena pengaruh penyiraman, dan
mm. menggemburkan tanah dengan cara menusuk-
nusuk tanah dalam kantong dengan kayu atau
o Jumlah plot yang dapat dioperasikan serentak, bambu. Norma prestasi penyiangan yaitu 2.000
yaitu 2 plot (2 ha). bibit/HK dengan rotasi 2-3 kali per bulan.
o Untuk 20 plot pembibitan, diperlukan waktu Pengendalian di antara kantong polybag, yaitu
penyiraman 5 jam per hari. dengan digaruk menggunakan cangkul.
Kebutuhan tenaga sebanyak 20 HK/hektar
Untuk memastikan bahwa penyiraman sudah
dilakukan sesuai dengan kebutuhan air yang cukup > dengan rotasi 2-3 minggu sekali.
10 mm/hari, harus dilakukan hal-hal sebagai berikut : Pengendalian gulma secara kimiawi
o Asisten kebun harus melakukan menggunakan herbisida pra tumbuh 1 kali dan
pengukuran kecukupan penyiraman dibibitan diikuti 2 kali aplikasi herbisida purnatumbuh
dengan ombrometer sederhana (disarankan dengan rotasi 3 bulan.
menggunakan diameter corong 11,3 cm karena
lebih banyak diperjual belikan dipasaran dan Herbisida yang dianjurkan yaitu ametyne,
pendekatan angka kalibrasi lebih simpel). prometyne, diuron, linuron dan triazine 0,3 0,5 %
menggunakan nozzle polijet merah.
o Jumlah ombrometer 4 unit/plot dan
diletakkan ditengah plot bibitan (letak ombrometer Penyemprotan dengan herbisida pratumbuh
harus dapat mewakili kondisi penyiraman) dapat memakai paraquat 0,3 % atau glyphosate
0,4-0,7 % dan flurozypyr 0,05 0,1 %
o Pengukuran dengan ombrometer menggunakan nozzle polijet biru.
sederhana dilakukan seminggu sekali dan data
didokumentasikan. Posisi semprotan vertikal (ke bawah) dan
tinggi semprotan harus lebih rendah dari
permukaan kantong polybag untuk menghindari
percikan (drif) larutan herbisida.

Penyemprotan herbisida dilakukan hanya


pada pagi hari sekitar 1 jam setelah penyiraman
rutin.

Norma kerja semprot yaitu 300 400 liter


larutan/HK atau 1,5 2 HK/ha/rotasi.

Pemupukan

Pengorganisasian pemberian pupuk dapat dibagi


dalam tiga aspek utama, yaitu :
Pengendalian gulma
1) waktu dan jumlah,
Pengendalian gulma secara manual
2) metode pemberian/aplikasi, dan
Rotasi pengandalian 2 kali per bulan
3) kebutuhan tenaga kerja.
Pengendalian gulma dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
Penaburan pupuk secara merata pada polybag, pupuk
ditabur melingkari bibit dan tidak terlalu dekat dengan
pangkal tanaman, tidak berada pada ketiak
daun/pelepah.

Penaburan pupuk secara merata pada polybag sangat


penting bagi efektivitas penyerapan pupuk.

Pupuk yang ditabur pada satu sisi atau mengumpul


pada satu tempat (A, B) atau ditabur pada pelepah (C)
akan menurunkan efektivitas serapan hara.

Kebutuhan tenaga kerja untuk pemupukan kelapa


sawit ditentukan berdasarkan norma kerja, menurut
Seleksi Bibit (culling)
PPKS (2006) norma kerja pemupukan adalah 8.400
bibit/HK. Jadwal seleksi dan umur tanaman dilakukan sebagai
berikut :
Rekomendasi pemupukan di pembibitan utama pada
tabel berikut ini : Seleksi I: umur 6 bulan

Seleksi II : umur 9 bulan

Seleksi III : umur 12 bulan

Seleksi IV : saat persiapan pengiriman bibit ke


lapangan

Tata cara pelaksanaan seleksi bibit :

Berikan tanda dengan cat warna merah di


polybag setiap bibit afkir/abnormal.

Catat dan buat berita acara semua bibit yang


diafkir.

Bibit afkir dikeluarkan dari blok bibitan dan


dimusnahkan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Ciri bibit abnormal di main nursery
Metode pengendalian hama dan penyakit di
pembibitan dianjurkan mengikuti rekomendasi dari Kerdil (Runt/stunted)
bagian agronomi perusahaan perkebunan.
Bibit erect (sudut anak daun tegak)
Stok insektisida dan fungisida yang jenisnya sesuai
dengan rekomendasi harus tersedia di gudang kebun, Akibat faktor genetik, daun tumbuh dengan
dan harus dihindarkan penyimpanan bahan tersebut sudut yang sangat sempit/tajam terhadap sumbu
dalam jumlah berlebihan. vertikal sehingga terlihat tumbuh tegak. Biasanya
anak daun tumbuh dengan sudut yang sangat
Pedoman pengendalian hama dan penyakit di sempit terhadap tulang daun (rachis) dan terlihat
pembibitan kelapa sawit sangat kaku.

Bibit yang layu dan lemah (limp)

Pelepah dan helai daun terlihat lemah/layu,


penampilan bibit secara keseluruhan pucat dan
pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek
dari yang seharusnya.

Bibit flat top (tajuk rata)

Akibat faktor genetik, daun yang baru tumbuh


dengan ukuran yang makin pendek dari daun yang
lebih tua, sehingga lajuk bibit terlihat rata.

Short Internode (anak daun rapat)

Jarak antara anak daun pada tulang pelepah


(rachis) terlihat sangat dekat dan bentuk pelepah
tampak pendek

Wide internode (anak daun jarang)

Jarak antara anak daun pada rachis terlihat sangat


lebar. Bibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi
dari normal

Anak daun yang sempit (narrow leaf) Bentuk


helai anak daun tampak sempit dan tergulung
sepanjang alur utamanya (lidi) sehingga berbentuk
seperti jarum. Anak daun ini biasanya tumbuk
membentuk sudut yang tajam dengan rachis

Anak daun tidak pecah (juvenile) Helai anak


daun tetap bersatu seluruhnya atau tidak pecah

Daun berkerut (crinkle leaf) Bentuk daun ini


memperlihatkan berbagai tingkatan kerutan dari
pada tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan
tersebut pecah menyilang. Gejala berat disebabkan
oleh factor genetic, dan gejala ringan disebabkan
oleh kekurangan air (water stress)

Chimera Sebagian atau seluruh daun secara


seragam berubah menjadi pucat atau bergaris
kuning terang yang sangat kontras dengan warna
hijau gelap dari jaringan yang normal

Bibit terserang crown disease Akibat faktor


genetik, pelepah menjadi bengkok, melintir dan
mudah patah

Blast Bibit biasanya berubah secara progresif


ke arah coklat dan mati perlahan-lahan dimulai dari
daun yang lebih tua dan bergerak ke atas ke daun
yang lebih muda

Anda mungkin juga menyukai