Metode ini dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi yang ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara pemeriksaan ini menggunakan larutan NaCl fisiologis (0,9%) atau eosin 2%. Penggunaa eosin 2% dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran disekitarnya. 2. Tujuan Mengetahui adanya infeksi cacing parasit pada seseorang yang diperiksa fesesnya. 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas HARAPAN Nomor : 1678 / PKM.T / TU-01/12.2015 Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di Puskesmas HARAPAN 4. Referensi KEPMENKES No.835 tahun 2009 tentang Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik PERMENKES No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik Penuntun Laboratorium Klinik oleh R. Gandasoebrata Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan oleh Widya Ananda Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis oleh J. Vandepite 5. Alat dan Bahan Alat: Batang pengaduk (Lidi) Object glass Cover glass Mikroskop 9 Bahan: Sampel tinja sebanyak 10 gram atau sebesar biji kacang Larutan NaCl 0,9% Larutan eosin 2 % 6. Prosedur 1. Diperiksa feces secara makroskopis meliputi : warna,konsistensi,darah,lendir,cacing dewasa,bau 2. Disiapkan objek glass yg bersih dan bebas lemak 3. Ditetesi dengan 1 tetes larutan NaCl 0,9% atau,eosin 2 % 4. Diamabil satu ujung feces dengan lidi 5. Dicampur dengan larutan NaCl 0,9% atau,eosin 2 % 6. Diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 100x 7. Diperiksa feces secara makroskopis meliputi: eritrosit,leukosit,telur cacing,larva cacing,amoeba
7. Unit Terkait Loket
Poli Umum Rawat Inap IGD
8. Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan