Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Stroke


Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis
mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak (Nurarif, 2013).
Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia dan penyebab kematian
nomor dua di dunia. Duapertiga stroke terjadi di negara berkembang. Kejadian stroke
meningkat seiring pertambahan usia (Dewanto dkk, 2009 dalam Ramadhanis, 2012).

2.2 Etiologi Stroke


Stroke biasanya diakibatkan oleh salah satu dari empat kejadian : (1) trombosis (bekuan
darah dalam pembuluh darah otak atau leher), (2) embolisme serebral (bekuan darah
atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh lain), (3) iskemia (penurunan
aliran darah ke area otak), (4) hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral
dengan perdarahan ke jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah
penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau
permanen gerakan, berfikir, memori, bicara atau sensasi (Saraswati, 2015).

2.3 Faktor Resiko Stroke


Setiap orang dapat menderita stroke tanpa mengenal usia, ras dan jenis kelamin,
namun kemungkinan seseorang untuk terserang stroke dapat diminimalisir jika
seseorang mengetahui faktor resikonya. Terdapat 2 tipe dari faktor resiko stroke yakni
faktor yang tidak dapat dikendalikan, yaitu: (a) usia, (b) jenis kelamin, (c) riwayat
keluarga, (d) kejadian stroke sebelumnya.
Sementara itu faktor yang dapat dikendalikan secara umum dapat dibagi menjadi 2
kategori yakni gaya hidup dan segi medis. Gaya hidup, meliputi: (a) merokok, (b)
konsumsi alkohol, (c) konsumsi makanan berkolesterol, (d) kurang berolahraga.
Sementara dari segi medis, meliputi: (a) tekanan darah tinggi atau hipertensi, (b)
obesitas, (c) kolestrol tinggi, (d) diabetes, dan (e) stress emosional (Nurarif, 2013).

2.4 Klasifikasi Stroke


2.4.1 Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh
aterosklerosis yaitu penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau
bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak.
Stroke iskemik ini dibagi 3 jenis yaitu: (1) stroke trombotik (proses terbentuknya
thrombus hingga menjadi gumpalan), (2) stroke embolik yaitu tertutupnya pembuluh
arteri oleh bekuan darah, (3) hipoperfusion sistemik yaitu aliran darah ke seluruh
bagian tubuh berkurang karena adanya gangguan denyut jantung (Nurarif, 2013).
2.4.2 Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke karena pecahnya pembuluh darah otak sehingga
menghambat aliran darah yang normal. Hampir 70% kasus stroke hemoragik diderita
oleh penderita hipertensi.
Stroke hemoragik digolongkan menjadi 2 jenis yaitu : (1) hemoragik intraserebral
(perdarahan yang terjadi di dalam jaringan otak), (2) hemoragik subaraknoid
(perdarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid atau ruang sempit antara
permukaan otak dan lapisan yang menutupi otak (Nurarif, 2013).

2.5 Manifestasi Klinis Stroke


Tanda dan gejala stroke yang dialami oleh setiap orang berbeda dan bervariasi,
tergantung pada daerah otak mana yang terganggu. Beberapa tanda dan gejala stroke
berupa:
a. Terasa semutan/seperti terbakar
b. Lumpuh/kelemahan separuh badan kanan/kiri (Hemiparesis)
c. Kesulitan menelan, sering tersedak
d. Mulut mencong atau tidak simetris
e. Bicara cadel
f. Bicara tidak lancar, kurang ucapan atau kesulitan memahami
g. Kepala pusing atau sakit kepala secara mendadak tanpa diketahui sebabnya
h. Gangguan penglihatan
i. Gangguan daya ingat
j. Kesadaran menurun
(Nurarif, 2013)

2.6 Komplikasi Stroke


Pada pasien stroke yang berbaring lama dapat terjadi masalah fisik dan emosional
diantaranya:
a. Bekuan darah (Trombosis)
Mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh menyebabkan penimbunan cairan,
pembengkakan (edema) selain itu juga dapat menyebabkan embolisme paru yaitu
sebuah bekuan yang terbentuk dalam satu arteri yang mengalirkan darah ke paru.
b. Dekubitus
Bagian tubuh yang sering mengalami memar adalah pinggul, pantat, sendi kaki dan
tumit. Bila memar ini tidak dirawat dengan baik maka akan terjadi ulkus dekubitus
dan infeksi.
c. Pneumonia
Pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna, hal ini menyebabkan
cairan terkumpul di paru-paru dan selanjutnya menimbulkan pneumoni.
d. Atrofi dan kekakuan sendi (Kontraktur)
Hal ini disebabkan karena kurang gerak dan immobilisasi.
e. Depresi dan kecemasan
Gangguan perasaan sering terjadi pada stroke dan menyebabkan reaksi emosional
dan fisik yang tidak diinginkan karena terjadi perubahan dan kehilangan fungsi tubuh
(Pudiastuti, 2011 dalam Saraswati, 2015).

2.7 Penatalaksanaan Stroke


Penatalaksanaan stroke secara umum yaitu:
a. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
b. Stabilisasi hemodinamik dengan pemberian cairan kristaloid atau koloid intravena.
c. Reperfusi dan neuroproteksi, yaitu membuka sumbatan dengan pemberian obat
trombolitik dan pemberian neuroprotektor untuk melindungi bagian otak.
d. Pengendalian peningkatan tekanan intrakranial (TIK).
e. Pemberian nutrisi yang adekuat.
f. Pencegahan dan penanganan komplikasi (Saraswati, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, A dan Kusuma, H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa


Medis dan NANDA NIC-NOC. Jilid 2 : Mediaction.

Ramadhanis, Ilham. 2012. Hubungan antara Hipertensi dan Kejadian Stroke di RSUD
Kraton Kabupaten Pekalongan. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Saraswati, D. 2015. Pengaruh Terapi Musik Relaksasi Instrumental Terhadap Tingkat


Kecemasan Pasien Stroke di Ruang HCU BRSU TABANAN. Diploma thesis, Universitas
Udayana.

Anda mungkin juga menyukai