Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN

PERCOBAAN VII
PENGUKURAN KADAR KLOROFIL a, b DENGAN
SPEKTROFOTOMETER

OLEH :

NAMA : HUSNA

STAMBUK : F1D1 15 043

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN PEMBIMBING : WA ODE NUR ASMI T.

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 November 2017, pukul

11.00-13.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Bahan Satuan Kegunaan
1 2 3 4
1. Daun mangrove - Sebagai bahan pengamatan
(Rhizopora apiculata
dan Bruguera sp.)
2. Alkohol 95% - Sebagai pengekstrak daun
3. Air - Sebagai bahan untuk mencuci alat

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2:

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No. Alat Jumlah Kegunaan
1 2 3 4
1. Spektrofotometer - Untuk menghitung kadar klorofil
2. Alat tulis - Untuk mencatat hasil pengamatan
3. Lumpang dan alu 2 Sebagai media penggerus daun
4. Labu ukur 100 mL 1 Untuk mengukur alkohol
5. Saringan 1 Menyaring ekstrak daun
6. Gunting 1 Untuk memotong daun
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Daun 1 gr segar dipotong kecil-kecil, potongan kecil ini kemudian diekstrak

dengan alkohol 95% dengan cara menggerusnya dalam lumpang sampai

seluruh klorofilnya terlarut.

2. Melarutkan pigmen klorofil ditandai dengan ampas yang berwarna putih.

3. Menyaring ekstrak klorofil dengan saringan lalu memasukkan ke dalam labu

ukur 100 mL ditambahkan alkohol 95% kalau volume ekstrak dalam labu ukur

belum mecapai batas 100 mL.

4. Dengan menggunakan kuvet, mengukur absorbansi atau optical density larutan

ekstrak tersebut dengan menggunakan panjang gelombang 649 dan 665 nm.

5. Kadar klorofil a dan b dapat dihitung dengan rumus Wintermans dan de Mots:

Klorofil total (mg/L) = 20,0 OD 649 + OD 665

Klorofil a (mg/L) = 13,7 OD 665-5,76 OD 649

Klorofil b (mg/L) = 25,8 OD – 7,7 OD 665


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil Pengamatan


No. Gambar Pengamatan Keterangan
1 2 3

1. Tidak tumbuh

2. Mendekati cahaya
B. Pembahasan

Tumbuhan merupakan salah satu mahkluk hidup yang mempunyai ciri

yaitu pertumbuhan dan bergerak. Gerak pada tumbuhan disebabkan karena

rangsangan yang diterima oleh plasmodemata. Salah satu gerak yang dilakukan

oleh tumbuhan adalah tropisme, yaitu gerak pada bagian tubuh tumbuhan yang

arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Fototropisme adalah

gerak tumbuhan yang terjadi akibat pengaruh arah datangnya rangsang berupa

cahaya. Respon terhadap perubahan lingkungan yang diwujudkan sebagai

pertumbuhan mengakibatkan bagian tertentu lebih cepat tumbuh dibandingkan

yang lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang nyata walaupun

umumnya lebih lambat dari pada gerak nasti.

Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah

datangnya rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena gerak

tumbuh tumbuhan. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan.

Tropisme dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme,

hidrotropisme dan tigmotropisme. Pengamatan yang dilakukan pada pertumbuhan


kacang hijau merupakan pengamatan gerak fototropisme. Fototropisme dibagi

menjadi dua, yaitu fototropisme positif dan fototropisme negatif.

Fototropisme positif adalah gerak tanaman menuju ke arah datangnya

cahaya. Contohnya ujung batang bunga matahari yang membelok menuju ke arah

datangnya cahaya. Fototropisme negatif adalah gerak tanaman atau bagian

tanaman menjauhi arah datangnya cahaya. Contohnya gerak ujung akar yang

menjauhi arah datangnya cahaya.

Pengamatan terhadap pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata)

dilakukan dengan dua perlakuan yang berbeda yaitu kacang hijau yang

ditumbuhkan ditempat gelap (dalam kardus dengan lubang ditengah) dan kacang

hijau (Vigna radiata) yang ditumbuhkan ditempat terang. Berdasarkan hasil

pengamatan, terlihat bahwa pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata) terjadi

secara cepat ditempat gelap dan tumbuhan tampak keluar dari lubang tersebut, hal

ini membuktikan bahwa tumbuhan tersebut mengikuti arah datangnya cahaya

sehingga tampak terjadi pembengkokan pada tumbuhan. Apabila tumbuhan

mendapatkan cahaya matahari pada salah satu sisi maka akan terjadi perbedaan

konsentrasi antara hormon auksin pada bagian tumbuhan yang terpapar cahaya

matahari dan yang tidak.

Bagian yang terpapar sinar matahari, memiliki konsentrasi hormon auksin

yang lebih kecil dibandingkan bagian tumbuhan yang tidak terpapar sinar

matahari. Pengaruh hormon auksin dalam konsentrasi yang berbeda pada bagian

tubuh tanaman mengakibatkan terjadinya pertumbuhan yang tidak seimbang.

Bagian yang mengandung auksin lebih banyak memiliki kecepatan tumbuh yang
lebih besar. Adapun bagian yang kekurangan akan mengalami pertumbuhan lebih

lambat. Jika ini terjadi pada pucuk batang, terjadi pembengkokan arah

pertumbuhan.

Pengamatan yang dilakukan ditempat terbuka, terlihat bahwa biji kacang

hijau tidak tumbuh. Hal ini dapat terjadi karena pada pemilihan biji mungkin

kurang teliti sehingga biji tidak dapat berkecambah. Namun, berdasarkan teori

yang ada, biji kacang hijau yang ditanam di tempat terbuka pertumbuhannya lebih

lambat dibandingkan dengan biji kacang hijau yang ditanam di dalam kardus

karena konsentrasi hormon auksin berkurang jika berada di tempat terang. Adanya

pengaruh cahaya matahari yang tinggi menyebabkan tumbuhan aktif

berfotosintesis sehingga kenampakan morfologinya sangat berbeda dengan

tumbuhan yang ditumbuhkan dengan intensitas cahaya yang kurang. Biji yang

berkecambah pada ruang yang gelap cenderung memilki daun yang pucat dan

batang yang lebih tinggi. Sedangkan yang berkecambah pada ruang terbuka

memiliki warna daun yang hijau dan batang yang lebih pendek.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah fototropisme terjadi

pada biji yang berkecambah batangnya akan membengkok ke arah datangnya

cahaya. Biji yang berkecambah pada ruang yang gelap cenderung memilki daun

yang pucat dan batang yang lebih tinggi. Sedangkan yang berkecambah pada

ruang terbuka memiliki warna daun yang hijau dan batang yang lebih pendek.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan yaitu sebagai berikut:

1. Untuk praktikan, tetap fokus dan kerja sama dalam menjalankan praktikum
2. Untuk asisten, agar membimbing dengan sabar

3. Untuk laboratorium, mengganti peralatan lab yang rusak


DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2012, Pewarna Alami untuk Pangan (Hijau Klorofil), Universitas


Brawijaya, Surabaya.

Arrohmah., 2007, Studi Karakteristik Klorofil pada Daun sebagai Material,


Skripsi Universitas Sebelas Maret

Prastyo, K,A., dan Laily A,N., 2015, Uji Konsentrasi Klorofil Daun Temu
Manggga Temulawak dan Temu Hitam dengan Tipe Kertas Saring yang
Berbeda Menggunakan Spektrofotometer, Jurnal Biologi, 1(1): 1

Pratama, A,J., dan Laily, A,N., 2015, Analisis Kandungan Klorofil Gandasuli
pada Tiga Daerah Perkembangan Daun yang Berbeda, Jurnal Biologi,
1(2): 1

Song Ai, N., dan Banyo,Y., 2011, Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator
Kekurangan Air pada Tanaman, Jurnal Ilmiah Sains, 11(2): 1-2

Anda mungkin juga menyukai