Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

PRAKTIKUM XI

RITME PERNAPASAN

NAMA : YUDHA ADE KUSUMA

NIM : F1D115095

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN PEMBIMBING : SULHADANA

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup pasti bernapas. Bernapas dilakukan setiap hari baik

siang maupun malam, bahkan kita bernapas setiap detik. Bernapas merupakan

salah satu ciri makhluk hidup, semua makhluk hidup pasti bernapas apabila tidak

bernapas berarti bukan termasuk makhluk hidup atau mati. Bernapas adalah

proses memasukkan serta mengeluarkan udara ke dan dari dalam tubuh. Udara

yang dimasukkan itu mengandung oksigen, sedangkan udara yang dikeluarkan

mengandung Karbon Dioksida serta uap air. Oksigen yang masuk digunakan

tubuh untuk melakukan proses respirasi, yaitu proses pemecahan zat-zat makanan

untuk menghasilkan energi. Energi tersebut digunakan makhluk hidup untuk

melakukan seluruh aktivitas kehidupannya.

Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi,

walaupun sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan

(breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti

memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara

sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar, Sedangkan respirasi (respiration) berarti

suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam

sel guna memperoleh energi.

Hewan tingkat tinggi memiliki alat khusus untuk proses pernafasan, yakni

berupa paru-paru, insang atau trakea, sementara pada hewan-hewan tingkat rendah

dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan secara langsung dengan

difusi melalui permukaan sel-sel tubuhnya. Ketika proses pernafasan oksigen


masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh sel tubuh yang

membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan untuk oksidasi di

dalam sel guna menghasilkan energi. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan

praktikum mengenai ritme pernapasan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana perbedaan

kecepatan pernapasan permenit dari setiap probandus dan faktor-faktor yang

mempengerahui pernapasan?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perbedaan kecepatan


pernapasan permenit dari setiap probandus dan faktor-faktor yang mempengerahui
pernapasan.
D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah dapat mengetahui


perbedaan kecepatan pernapasan permenit dari setiap probandus dan faktor-faktor
yang mempengerahui pernapasan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskuler banyak terdapat serabut-serabut saraf sistem saraf

otonom yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistem parasimpatis dan simpatis.

Keduanya mempunyai efek yang saling berlawanan dalam kerja jantung.

Didalam persyarafan jantung terdapat 2 buah sensor utama yaitu baroreseptor dan

kemoreseptor. Baroreseptor terletak di lengkung aorta dan sinus karotikus.

Fungsinya adalah untuk menghambat aktivitas jantung dan menurunnya tekanan

arteria memulai refleks kegiatan jantung. Sedangkan kemoreseptor terletak dalam

badan karotis dan badan aorta. Fungsinya untuk meningkatkan aktifitas jantung

dengan adanya rangsangan dari medulla oblongata (Evelyn, 2009).

B. Jantung

Jantung terbagi menjadi 2 atrium (atrium dextra dan atrium sinistra) dan 2

ventrikel (ventrikel dextra dan ventrikel sinistra). Ruangan jantung bagian atas

(atrium) dan pembuluh darah besar (arteria pulmonalis dan aorta) membentuk

dasar jantung. Secara anatomi, atrium terpisah terpisah dari ruangan jantung

sebelah bawah (ventrikel) oleh suatu annulus fibrosus (tempat terletaknya

keempat katup jantung dan tempat meletaknya keempat katup jantung dan tempat

melekatnya katup maupun otot. Jantung dibagi menjadi 2 pompa yang terpisah

yaitu bagian pompa sisi kanan dan sisi kiri. Bagian dextra memompa darah dari

seluruh tubuh menuju pulmo untuk dibersihkan. Namun bagian sinistra memompa

darah dari pulmo menuju seluruh tubuh (Sylvia ,2006).


C. Sistem Peredaran Darah

Peredaran Darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena

darah yang dialirkan dari darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan

darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai

peredaran darah ganda. Peredaran darah besar atau sistemik sdalah peredaran

darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (Ventrikel) kiri

jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan

karbondioksida di jaringan tubuh, lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa

melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung. Peredaran darah kecil atau

pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-

paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan

dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis , di alveolus paru-paru darah

tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan

dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis (Soewolo, 2009).

Darah yang mengandung banyak CO2 mengalir melalui vena cava

superior (dari ekstremitas atas, cavitas thorax, cavitas abdominalis) dan inferior

(dari ekstremitas bawah). Darah masuk ke Atrium dexter untuk selanjutnya

mengalir menuju Ventrikel dexter melewati katup trikuspidal. Darah keluar dari

ventrikel untuk menuju pulmo melewati arteri pulmonalis yang memiliki katup

Semilunar pulmonalis untuk dibersihkan darahnya (disaring CO2 nya untuk

diganti dengan O2 melalui Alveolus pulmo), setelah dibersihkan darah keluar dari

pulmo menuju atrium sinister melalui vena pulmonalis. Tiba di Atrium dexter,

darah akan mengalir menuju Ventrikel sinister melalui katup bikuspidal.


Kemudian darah akan dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta yang terdapat

katup Semilunar aorta (Wulangi, 2006).

D. Fungsi Sistem Sirkulasi

Sistem sirkulasi berkontribusi terhadap homeostasis dalam tubuh. Sistem

ini berfungsi sebagai perangkat untuk pemindahan dan penyaluran berbagai bahan

dari suatu bagian tubuh ke bagian lain dengan cepat. Tanpa sistem sirkulasi ini,

zat-zat yang berguna bagi tubuh akan sampai dengan waktu yang relatif lebih

lama. Namun dengan sistem transportasi ini hanya perlu beberapa detik untuk

sampai ke tujuan melalui kerja pompa cepat jantung secara difusi sehingga organ-

organ didalam tubuh akan tetap bekerja secara normal (Sherwood, 2001).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 01 November 2017 pukul

07.30-09.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Lanjut Zoologi, Jurusan

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu

Oleo Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. EDTA
2. Darah Sebagai objek pengamatan
3. HCL
4. Kapas
5. Aquadest
C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Tabung gelas
2. Pengaduk
3. Pipet
4. Kamera Untuk mendokumentasikan objek
pengamatan
5. Alat tulis menulis

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.


Tabel 3. Hasil pengamatan waktu coagulasi darah
No Propandus Golongan Darah Waktu Coagulasi Darah
1 2 3 4
1 Safril O 3.34
2 Rahmawati Jumbi A 4.09
3. Nurul Amalia AB 3.42
4. Andi Asrul Amir B 3.15
B. Pembahasan

Praktikum kali ini yaitu tentang sistem kardiovaskuler, dimana akan

dilakukan pengamatan struktur anatomi jantung, mengukur denyut nadi,

mengukur tekanan darah sistole dan diastole dan mengamati morfologi sel darah

putih. Adapun bahan yang kami gunakan untuk mengukur denyut nadi dan

mengukur tekanan darah sistole dan diastole yaitu probandus/praktikan dan alat

yang digunakan yaitu Sphigmomano meter.

Pengamatan pertama yaitu mengamati struktur anatomi jantung. Jantung

terletak di rongga torax sekitar garis tengah antara sternum di sebelah anterior

dan vertebra di sebelah posterior. Posisi jantung tepat berada di tengah. Namun

bagian apexnya terletak di sebelah kiri, sehingga pada waktu berkontraksi kita

dapat merabanya pada dada bagian kiri. Jantung terbagi menjadi 2 atrium (Atrium

dextra dan Atrium sinistra) dan 2 ventrikel (Ventrikel dextra dan Ventrikel

sinistra). Ruangan jantung bagian atas (Atrium) dan pembuluh darah besar

(Arteria pulmonalis dan aorta) membentuk dasar jantung. Secara anatomi, atrium

terpisah terpisah dari ruangan jantung sebelah bawah (ventrikel) oleh suatu
annulus fibrosus (tempat terletaknya keempat katup jantung dan tempat

meletaknya keempat katup jantung dan tempat melekatnya katup maupun otot.

Jantung dibagi menjadi 2 pompa yang terpisah yaitu bagian pompa sisi

kanan dan sisi kiri. Bagian dextra memompa darah dari seluruh tubuh menuju

pulmo untuk dibersihkan. Namun bagian sinistra memompa darah dari pulmo

menuju seluruh tubuh. Jantung dibagi menjadi 4 ruang yaitu 2 atrium dan 2

ventrikel, diantara Atrium sinistra dan ventrikel sinistra ada sekat atrioventrikel

(bikuspidal). Sedangkan antara Atrium dextra dan Ventrikel dextra sekatnya

trikuspidal. Diantara 2 belahan jantung agar darah arterial dan venosa tidak

tercampur juga ada sekat yang dinamakan septum.

Jantung terdiri atas 3 lapisan dari dalam ke luar yaitu endokardium,

miokardium, dan epikardium dan terdiri dari 3 tipe otot yang utama, yakni otot

atrium, otot ventrikel, dan serabut otot khusus penghantar rangsangan. Otot

jantung bergaris-garis dengan pola yang sama dengan pola yang terdapat pada

otot rangka yang khas. Otot jantung memiliki miofibril-miofibril yang

mengandung aktin dan myosin. Jantung terdiri dari 2 sinsisium yaitu sinsisium

atrium dan sinsisium ventrikel. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan

fibrosa.

Cara kerja jantung terhadap fungsinya sebagai pemompa darah di bentuk

dalam dua mekanisme yakni sistole dan diastole. Sistole merupakan suatu fase

dimana atrium relaksasi, serta ventrikel dari jantung berkontraksi. Adanya

kontraksi ini menyebabkan daerah dalam ruang ventrikel bertekanan tinggi, serta

terjadi gerakan peristaltik sehingga darah akan mengalir ke ruang yang bertekanan
lebih rendah, yakni menuju arteri, untuk selanjutnya darah tersebut akan beredar

ke organ-organ melalui pembuluh darah. Ketika berdenyut, setiap ruang jantung

mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi

dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi

mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur

dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan

mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir

melalui vena kava menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi

darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan

akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke

paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler)

yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan

karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen

(darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri.

Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut

sirkulasi pulmoner. Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri,

yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke

dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan

untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

Hasil pengamatan pada pengukuran denyut nadi dan pengukuran tekanan

darah diketahui bahwa setiap propandus berbeda-beda tekanan darah dan denyut

nadinya. Tekanan sitole normal yaitu sebesar 120 mmHg dan tekanan pada saat

diastole sebesar 80 mmHg. Pengamatan menunjukan bahwa semua probandus


memiliki tekanan darah yang normal kecuali khusnul khotimah yang melebihi

batas normal yang dimana sistole/diastole sebesar 134/86 mmHg.

Pengamatan pada frekuensi denyut nadi ini di dapat dari adanya

gelombang yang merambat dalam pembuluh darah akibat adanya tekanan sistole

dan diastole yang dihasilkan oleh katub-katub yang ada di dalam jantung.

Gelombang itu menjalar melalui aorta yang bersifat elastis, sehingga pada saat

aorta itu terisi oleh darah, yang sebelumnya juga sudah berisi darah maka aorta itu

akan kembang-kempis. Adanya kembang-kempis inilah yang dapat kita rasakan

sebagai denyut nadi. Frekuensi nadi ini dapat diukur dengan memegang arteri

radialis sebagai tempat yang sering dan dapat dengan mudah ditemukan untuk

mengukur jumlah frekuensi nadi. Biasanya pada keadaan normal frekuensi nadi

seseorang rata-rata berjumlah 60-100 kali/menit kali per menit. Pengamatan

menunjukan bahwa semua probandus memiliki keadaan denyut nadi yang normal.

faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu keadaan jantung itu sendiri

serta pengaruh dari luar jantung seperti usia, aktifitas maupun penyakit yang dapat

menyebabkan kelainan dan gangguan pada sistem kardiovaskuler sehingga darah

tidak dapat beredar secara normal. Untuk menjaga agar sistem kardiovaskuler ini

tetap dalam keadaan normal sehingga mampu mempertahankan homeostatis

cairan tubuh perlu perhatian yang mendalam dan menjaga agar sistem

kardovaskuler ini tetap berjalan normal terhadap arti pentingnya dalam kehidupan

manusia yang tidak akan pernah mampu hidup jika sistem kardiovaskuler ini

berhenti bekerja terutama jantung berhenti berdetak walaupun hanya beberapa

detik saja. Tekanan sistole, diastole serta denyut nadi, sangatlah dibutuhkan dalam
keadaan normal untuk menjaga agar darah dapat mengalir dengan sempurna

sehingga pasokan saplai darah untuk organ-organnya pun optimal.

Pengamatan selanjutnya yaitu sel darah putih yang dimana memiliki

bentuk dan sifat berlainan dengan seld darah merah. Sel leukosit disamping

berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia.

Penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang

ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel

leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam

darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah

leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari

6000 disebut leukopenia.

Leukosit meliputi, Neutrofil yaitu Sel leukosit yang berhubungan terhadap

pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya,

serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri.

aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya

nanah. Eosinofil yaitu sel darah putih yang berhubungan dengan infeksi parasit,

dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit. Basofil

adalah bagian dari sel darah putih yang bertanggung jawab untuk memberi reaksi

alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan

peradangan. Limfosit adalah bagian dari sel darah putih yang berfungsi sebagai

pembunuh alami untuk infeksi dari zat atau benda asing yang masuk didalam

tubuh, membantu dan mengkoordinir tanggapan ketahanan serta membuat

antibodi yang akan mengikat patogen tersebut lalu menghancurkannya.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Struktur anatomi jantung yaitu terdiri dari Aorta, Ligamentum arteriosum, Vena

cava atas, Arteri pulmonari, Arteri pulmonari, Serambi kiri, Vena pulmonari,

Katup aorta, Serambi kanan, Katup pulmonari ,Katup mitral, Bilik kiri, Katup

tricuspid, Vena cava bawah, Aorta naik, Bilik kanan Otot jantung

(myocardium) yang kesemua tersusun sangat rapi dan memiliki fungsi masing-

masing tanpa mengalami kelainan dan bekerja setiap saat tanpa henti.

2. Denyut nadi dapat diperiksa melalui pembuluh darah arteri. Pemeriksaan yang

biasanya dilakukan adalah pada arteri radialis karena paling mudah dan jelas.

Pemeriksaan denyut nadi pada arteri dorsalis pedis biasanya dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya pengerasan pada dinding arteri /mengetahui kualitas

dan ekualitas arteri. Kecepatan denyut nadi normal berkisar antara 60-100

x/menit. Lebih dari 100 x/menit dinamakan takikardia, sedangkan kurang dari

60 x/menit disebut brakikardia.

3. Cara mengukur tekanan darah sistole dan diastole dengan menggunakan alat

Sphigmomano meter. Pertama-tama alatnya dipasangkan di lengan sebelah kiri

probandus kemudian ditekan tombol start dan tunggu beberapa saat alat

tersebut akan menunjukan nilai sistole dan diastole dari probandus.

Penggunaan alat di lengan sebelah kiri dikarenakan pada lengan kiri lebih cepat

dan mudah diketahui tekanan darah sistole dan diastole.


4. Bentuk morfologi dari sel darah putih yaitu bentuknya yang dapat berubah-

ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia),

mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut

inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah

kira-kira 6000-9000.

B. Saran

Saran dari praktikum ini yaitu lebih banyak mensyukuri kepada allah swt

yang telah memberikan tubuh ini begitu sempurna dan semua sistem didalam

tubuh sangat sempurna tanpa ada kesalahan sedikit pun. Allah swt berfiman :

yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan

susunan tubuhmu seimbang (Q.S. Al-infitar (82): 7), maka nikmat tuhan kamu

yang manakah yang kamu dustakan (Q.S. Ar-rahman (55): 13).


DAFTAR PUSTAKA

Kosasi, L., Oenzim F., dan Amel Y., 2014, Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap
Kadar Hemoglobin Mahasiswa Anggota UKM Pandekar Universias
Andalas, Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2): 178-201
Noercholis, A., Muslim, M,A., dan Maftuch., 2013, Ekstrasi Fitur Roundness
Untuk Menghitung Jumlah Leukosit dalam Citra Sel Darah Ikan, Jurnal
EECCIS, 7(1):35-40
Norsiah, W., 2015, Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin
tanpa Sentrifugasi pada Sampel Leukositosis, Jurnal Teknologi Medis
Laboratorium, 1(2): 72-83
Patria, D,A., Praseno, K., dan Tana S., Kadar Hemoglobin dan Jumlah Eritrosit
Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica Linn.) Setelah Pemberian Larutan
Kombinasi Mikromineral (Cu, Fe, Zn, Co) dan Vitamin (A,B,B12,C)
Dalam Air Minum, Buletin Anatomi Dan Fisiologi, 19(1): 26-35
Salam, S.W., 2012, Gambaran Jumlah Sel Darah Merah Kadar Hemoglobin Nilai
Hemtokrit Dan Indeks Eritrosit Pada Kerbau Lumpur, (Bubalus Bubalis)
Betina, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai