Anda di halaman 1dari 10

I.

TOPIK PRAKTIKUM
“ Respirasi Pada Manusia ”
II. TUJUAN PRAKTIKUM
“ Untuk Mengetahui respirasi pada manusia”
III. DASAR TEORI
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara organisme dengan
lingkungannya. Hewan mengambil oksigen dari lingkungannya dengan mengeluarkan karbon
dioksida kelingkungannya. Fungsi sistem respirasi adalah menyediakan oksigen untuk darah
dan membuang karbon dioksida. Sistem respirasi terdiri atas paru-paru dan sistem saluran
yang menghubungkan jaringan paru-paru dengan lingkungannya. Biasanya sistem respirasi
dibagi dalam dua bagian utama yaitu bagian konduksi, terdiri atas rongga hidung nasofaring,
laring, trakea, bronki, bronkiolus dan bagian respirasi yang terdiri atas alveoli dan struktur
yang berhubungan. Pertukaran gas antara udara dan darah hanya terjadi dalam alveoli. Suatu
struktur deperti kantong khusus yang membentuk sebagian besar paru-paru (Campbell, Neil
A, Jane B Reece, dan Lawrence G Mitchel. 2011).
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. respirasi luar yang merupakan pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida antara
darah dan udara
2. respirasi dalam yang merupakan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dari aliran
darah ke sel-sel tubuh.
Semua sel tubuh makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk proses menghasilkan
energi yang terjadi dalam sel. Akan tetapi oksigen yang tersedia dalam tubuh hanya sedikit
oleh karena itu pengadaan oksigen harus terus menerus terjadi. Sistem pernapasan utama
berfungsi untuk menyelenggarakan pengambilan oksigen oleh darah dan untuk pembuangan
karbon dioksida. Jaringan pernapasan yaitu tempat terjadinya pertukaran gas terdapat dalam
paru-paru yang terletak di dalam rongga dada. Rongga ini sesungguhnya merupakan rongga
tertutup. Paru-paru dihubungkan dengan lingkungan luar melalui serangkaian saluran;
hidung, faring, laring, trakea dan bronki. Saluran-saluran tersebut relatif kaku dan tetap
terbuka dan keseluruhannya merupakan bagian konduksi dari sistem pernapasan (Haq, M. F.
D., Kemalasari,ArdikWijayanto. 2011).
Pernapasan merupakan proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup yang
berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya. Sedangkan proses
perombakan bahan makanan menggunakan oksigen sehingga diperoleh energi dan gas sisa
pembakaran karbon dioksida (CO2) disebut respirasi.
Proses respirasi yang menggunakan oksigen disebut juga respirasi. Proses respirasi yang
menggunakan oksigen disebut juga respirasi aerob sedangkan respirasi yang tidak
membutuhkan oksigen disebut respirasi anaerob (Guyton, Arthur C dan John . E. Hall .
2007).
Respirasi merupakan proses penguraian senyawa organik kompleks menjadi senyawa-
senyawa yang sederhana. Sebagian besar proses respirasi berlangsung didalam mitokondria.
Adapun sebagian proses yang lain berlangsung dalam sitosol (Dartius,1999). Jumlah
pernafasan dapat menujukan keadaan irama jantung dan pertukaran gas di dalam darah.
Berdasarkan penelitian medis, jumlah pernafasan dianggap sebagai penanda disfungsi paru-
paru P(riadi, Arif. 2010. Biologi 2).
Peran sistem respirasi adalah untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida
antara udara dan darah. Untuk melakukan pertukaran gas, sistem kardiovaskular dan sistem
respirasi harus bekerja sama. Sistem kardiovaskular bertanggung jawab untuk perfusi darah
melalui paru-paru sedangkan sistem pernapasan melakukan dua fungsi terpisah yaitu ventilasi
dan respirasi (Ridwanaz. 2011).
Pada prinsipnya, pertukaran gas yang terjadi di jaringan tubuh dan paru-paru terjadi
secara difusi mengikuti perbedaan tekanan. Udara yang sampai alveoli memiliki tekanan O2
yang lebih tinggi dan tekanan CO2 yang lebih rendah dibandingkan dengan darah dalam
pembuluh arteri yang melewati alveoli. Jika tekanan udara 1 atmosfer (760 mmHg), dan
volume O2 adalah 21%, tekanan parsial O2 (PO2) di udara bebas adalah 0,21 x 760 mmHg,
yaitu sekitar 160 mmHg. Sementara itu, tekanan parsial CO2 (PCO2) diketahui adalah sekitar
0,23 mmHg. Akibatnya, O2 dari udara berdifusi melewati epitel alveoli dan kapiler ke dalam
darah di dalam kapiler (Susilowarno, Gunawan. 2012).
Manusia membutuhkan zat asam (O2) secara terus-menerus. Selain itu CO2 yang
merupakan hasil metabolisme juga harus terus-menerus dikeluarkan dari tubuh. Agar kedua
proses tersebut terjadi, maka harus ada pertukaran gas antara tubuh dengan atmosfer.
Pertukaran gas ini disebut respirasi. Dalam arti kata yang lebih luas, respirasi meliputi
pertukaran gas antara atmosfer dengan paru-paru yang dikenal dengan istilah pernafasan,
transport CO2 dari sel-sel ke paru-paru, dan yang terakhir adalah penggunaan O2 oleh sel- sel
jaringan yang disebut repirasi sel (Waluyo, Joko. 2013).
Proses pernapasan merupakan proses yang kompleks dan bergantung pada perubahan
volume rongga dada (toraks) dan perubahan tekanan. Dalam satu siklus pernapasan terjadi
satu kali menghirup udara (inspirasi) dan satu kali proses penghembusan (ekspirasi).
Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa
aktivitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi.
Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling berhubungan.
Respirasi adalah proses mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbondioksida
ke udara. Atau respirasi adalah pertukaran gas oksigen dari udara bebas oleh organism hidup
untuk serangkaian proses metabolism (oksidasi) di dalam tubuh, dengan mengeluarkan
karbondioksida sebagai sisa metabolism (Wiwi, Isnaini. 2010).
Saluran pernapasan adalah tabung atau pipa yang mengankut udara dari atmosfer ke
kantong udara (alveolus) pada organ paru-paru. Saluran dan organ pernapasan meliputi
hidung, laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang batang
ternggorokan), dan pulmo ( paru-paru) (Setiadi. 2013).
Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung, faring, trakea,
bronkus, paru-paru (bronkioli dan alveolus).
1. Rongga hidung
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung
berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea).
Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran
pernapasan. selain itu terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang
masuk (Waluyo, Joko.2013)
2. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke dalam faring. faring merupakan percabangan
dari dua saluran, yaitu saluran pernapasan pada bagian depan dan saluran
percernaan pada bagian belakang. Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara (Waluyo, Joko.
2013).
3. Trakea
Trakea (tenggorokan) berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di
leher dan sebagian di rongga dada (torac). Dinding tenggorokan tipis dan kaku,
dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-
silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan (Waluyo,Joko.2013).
4. Bronkus
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang
rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar
cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-
cabang lagi menjadi bronkiolus (Pearce, Evelyn C.2010.).
5. Paru-paru (bronkiol dan alveolus)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, dibagian samping dibatasi
oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot
kuat. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput
bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyeliputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
IV. ALAT DAN BAHAN
VI.1 Tabel Alat

No Nama Alat Jumlah


1. Stopwatch HP 1 buah
2. Alat Tulis Lengkap (ATK) Secukupnya
3. Cermin 1 buah

VI.2 Tabel Bahan

No Nama Bahan Jumlah


1. Laki-laki 3 orang
2. Perempuan 2 orang

V. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum.
2. Setiap orang yang dijadikan sampel memeriksa dimana denyut nadi yang kuat.
3. Masing-masing sampel dalam keadaan istirahat (normal) selama 2 menit
kemudian dihitung denyut nadinya .
4. Kemudian masing-masing sampel laki-laki dan perempuan berjalan-jalan selama 2
menit setelah selesai lalu menghitung denyut nadinya.
5. Setelah itu masing-masing sampel laki-laki dan perempuan berlari-lari kemudian
menghitung denyut nadinya.
6. Menulis hasil pengamatan tentang hasil denyut nadi dari sampel yang diberi
perlakuan berbeda-beda.
7. Mengamati apa yang terjadi pada cermin yang sudah dihembuskan
napas.kemudian melihat peristiwa yang terjadi pada cermin tersebut.
VI . HASIL PENGAMATAN
1.1 Tabel Hasil Percobaan
No. Nama Sampel Jenis Kelamin Umur Istirahat Jalan-jalan Berlari
(2 menit) ( 2 menit) (2 menit)

1. Primajaya Laki-Laki 21 tahun 193 204 241

2. Rivaldo. O. S Laki-Laki 20 tahun 176 195 207

3. Edy Prasetyo Laki-Laki 22 tahun 200 220 260

4. Erna Perempuan 21 tahun 175 190 215

5. Sawur Perempuan 22 tahun 125 176 230

1.2 Hasil Pengamatan Pada Cermin


Pada cermin yang dihembuskan napas akan terdapat embun atau uap air (H2O)
sehingga cermin terlihat buram (tidak jelas terlihat).
VII. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut seharusnya dapat diketahui bahwa kapasitas
paru-paru setelah beraktivitas jauh lebih besar daripada sebelum melakukan aktivitas.
Perbedaan kapasitas antara laki-laki dan perempuan tentu, pada laki-laki umumnya
mempunyai kapasitas pernapasan yang lebih besar daripada perempuan. Hal ini dikarenakan
kapasitas atau volume paru-paru pada laki-laki lebih besar dan jumlah oksigen yang
dibutuhkan laki-laki lebih besar daripada perempuan karena pada umumya laki-laki lebih
banyak bergerak dan melakukan aktivitas yang berat daripada perempuan. Seperti pada
Primaya, Rivaldo dan Edy kapasitas yang dimiliki ketiganya jauh lebih besar daripada
kapasitas Erna dan Sawur karena faktor jenis kelamin tersebut. Umumnya orang yang
memiliki lingkar dada besar kapasitasnya paru-parunya lebih besar karena mereka memiliki
volume paru- paru yang lebih besar. Umur juga memiliki pengaruh terhadap kapasitas paru –
paru, jika semakin bertambah umur seseorang maka frekuensi pernafasannya semakin lambat,
sehingga kapasitas pernafasannya dapat dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan remaja.
Hal ini berkaitan dengan berkurangnya kebutuhan energi yang juga akan mengurangi
kecepatan metabolisme tubuh sehingga oksigen yang dibutuhkan juga akan berkurang.
Seperti dalam kasus Primajaya dan Edy, Primajaya yang memiliki umur lebih muda yaitu 21
tahun dari pada Edy yang berumur 22 tahun sehingga Primaya memiliki kapasitas paru-paru
yang lebih besar dari pada Edy. Tinggi badan dan berat badan juga berpengaruh, orang yang
gemuk akan memiliki kapasitas pernapasan yang lebih besar daripada orang yang kurus.
Pada praktikum kali ini, menggunakan 5 perwakilan dari setiap kelompok. Perwakilan
kelompok pertama diwakili oleh Prima Jaya. Jaya adalah seorang laki-laki berumur 21 tahun
dimana pada saat sedang tidak beraktivitas atau dalam kegiatan istirahat (normal) denyut
nadinya yaitu 193 yang dihitung selama 2 menit, kemudian pada saat jalan-jalan denyut
nadinya bertambah menjadi 204 dihitung selama 2 menit lalu pada saat berlari denyut
nadinya bertambah menjadi 241 selama 2 menit.
Perwakilan kedua adalah Rivaldo Oktafatika Suganda. Rivaldo adalah seorang laki-
laki berumur 20 tahun. Pada saat istirahat selama 2 menit denyut nadinya adalah 175. Setelah
melakukan aktivitas jalan-jalan selama 2 menit denyut nadi Rivaldo bertambah menjadi 195,
Kemudian setelah berlari denyut nadinya semakin bertambah menjadi 207. Hal ini
membuktikan bahwa aktivitas mempengaruhi pernapasan. mengembang setelah melakukan
aktifitas atau sedang melakukan aktifitas. Setelah aktifitas selesai respirasi akan kembali ke
keadaan semula.
Kelompok ketiga diwakili oleh Edy Prasetyo. Edy adalah seorang laki-laki berumur
22 tahun Sebelum melakukan aktivitas saat santai (normal) selama 2menit denyut nadi Edy
adalah 200. Lalu setelah melakukan aktivitas jalan-jalan selama 2 menit denyut nadinya
bertambah menjadi 220. Sesudah melakukan aktivitas lari denyut nadinya semakin bertambah
menjadi 260 kemudian setelah itu denyut nadi kembali normal.
Kelompok tiga yang pertama diwakili oleh Erna adalah seorang perempuan berumur
21 tahun . Sebelum melakukan aktivitas ketika dalam keadaan normal selama 2 menit denyut
nadinya adalah 175, kemudian setelah melakukan aktivitas lari-lari selama 2 menit denyut
nadinya bertambah menjadi 190. Sesudah melakukan aktivitas berlari selama 2 menit denyut
nadinya menjadi bertambah yaitu 230.
Perwakilan kelompok tiga yang terakhir adalah Sawur. Sawur adalah seorang
perempuan berumur 22 tahun. Sebelum melakukan aktivitas (istirahat) selama 2 meniy denyut
nadinya adalah 125. Setelah jalan-jalan selama 2 menit ternyata denyut nadinya bertambah
menjadi 176. Sesudah melakukan aktivitas berlari selama 2 menit denyut nadinya bertambah
lagi menjadi 230.
Pada cermin yang dihembuskan napas akan terdapat embun atau uap air (H2O)
sehingga cermin terlihat buram (tidak jelas terlihat). Saat kita menghembuskan nafas ke
permukaan cermin maka akan ada embun yang terbentuk diatas permukaan cermin tersebut,
ini membuktikan bahwa nafas yang kita keluarkan mengandung uap air H2O dan
karbondioksida.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa Semakin banyak
aktivitas seseorang, maka kapasitas pernafasan juga akan semakin meningkat. Hal ini
disebabkan karena ketika sedang beraktifitas, proses pembakaran di dalam tubuh berjalan
semakin cepat untuk menghasilkan energi yang kita butuhkan. Selain itu, kebutuhan oksigen
untuk respirasi sel juga semakin banyak. Sehingga paru paru akan mengembang untuk
menampung lebih banyak udara yang masuk. Cara yang dilakukan untuk membuktikan
bahwa paru-paru mengeluarkan uap air yaitu dengan cara menghembuskan napas ke cermin
dalam jarak yang sangat dekat. Saat napas dihembuskan ke permukaan cermin, seketika
cermin pun akan terlihat keruh atau kusam. Tampilan cermin tersebut disebabkan uap air
yang menempel pada cermin.

X. SARAN
Saran saya sebaiknya para praktikan dalam melakukan praktikum harus lebih tertib,
teliti dan berhati-hati ketika melakukan praktikum agar percobaan yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik dan hasilnya pun lebih optimal. Setiap anggota kelompok juga harus
meningkatkan kerjasama antara sesama anggota kelompok serta meningkatkan tata tertib dan
kedisiplin dalam pelaksanaan praktikum selanjutnya. Praktikan juga harus melakukan
praktikum sesuai dengan prosedur kerja yang ada agar tidak terjadi kesalahan saat
pelaksanaan praktikum berlangsung.
.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, Jane B Reece, dan Lawrence G Mitchel. 2011. Biologi Edisi ke 8 jilid III.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Haq, M. F. D., Kemalasari,ArdikWijayanto. 2011. Pengolahan Sinyal Respirasi dengan Fir
untuk Analisa Volume dan Kapasitas Pulmonary. Surabaya: ITS.
Guyton, Arthur C dan John . E. Hall . 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta
: EGC
Pearce, Evelyn C.2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Terjemahan dari Anatomy
and Physiology for Nurse. Penerjemah: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: Gramedia.

Priadi, Arif. 2009. Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.


Ridwanaz. 2011. Sistem Respirasi Alat Pernafasan dan Fungsinya.
http://ridwanaz.com/umum/biologi/2011/sistem-respirasi-manusia-alat-pernafasan-
dan fungsinya. Pdf (diakses pada tangga 18 Juni 2019).
Setiadi. 2013. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Susilowarno, Gunawan. 2012. Biologi Umum. Jakarta: PT Grasindo.
Waluyo, Joko. 2013.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Jember University press.
Wiwi, Isnaini. 2010. Biologi. Jakarta. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai