PENDAHULUAN
2.1 Skenario
Tuan J umur 33 tahun datang ke UGD dengan gangguan sistem pernapasan dan Ahmad
melakukan pemeriksaan fisik sistem pernapasan pada tuan J. Hasil diperoleh tuan J pada
permukaan dada tampak menggunakan otot bantu pernapasan, inspirasi dan ekspirasi
tidak normal, saluran nafas terdengar dipenuhi cairan kental, ekspansi paru tidak
maksimal. Setelah dilakukan pemeriksaan tuan J tetap di observasi dan menggunakan
oksigen tambahan.
2.2 Step 1
Mencari istilah yang kurang dimengerti
1. Sistem pernapasan adalah proses pertukaran gas dalam paru. Oksigen berdifusi ke
dalam darah dan pada saat yang sama karbondioksida dilekuarkan dari darah. Udara
dialirkan menuju unit pertukaran gas melalui jalan napas. Secara umum suatu proses
pernapasan memerlukan tiga subunit organ pernapasan, yaitu jalan napas atas, jalan
napas bawah, dan unit pertukaran gas. Masing-masing sub unit ini terdiri atas bagian
organ. Jalan napas terdiri atas hidung, sinus, faring dan laring. Jalan napas bawah
terdiri atas trakea dan bronkus serta percabangannya. (Anas Tamsuri, 2008)
2. Pemeriksaan fisik sistem pernapasan adalah pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan kulit/ekstremitas, pemeriksan dada, pemeriksaan
bentuk dada, pemeriksaan pola pernapasan, dan pemeriksaan diagnostik pada sistem
pernapasan, menggunakan metode Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultrasi.
3. Otot bantu pernapasan (Accesory Respiratory Muscle) adalah otot pernapasan yang
merupakan sumber kekuatan untuk mengembuskan udara. Dan diafragma merupakan
otot utama yang ikut berperan meningkatkan volume paru. Pada saat istirahat, otot-
otot pernapasan mengalami relaksasi. (Arif Muttaqin, 2008)
4. Inspirasi adalah proses pengembangan rongga paru sehingga tekanan intrapulmonal
menurun lebih rendah dari udara luar. (Anas Tamsuri, 2008)
5. Ekspirasi adalah proses penguncupan paru karena daya elastis jaringan paru, tekanan
paru perlahan meningkat melebihi udara luar, sehingga udara dalam paru keluar dan
penguncupan paru terjadi jika otot-otot inspirasi mulai mengalami relaksasi. (Anas
Tamsuri, 2008)
2.3 Step 2
Identifikasi masalah
1. Pasien umur 33 tahun datang ke UGD dengan gangguan sistem pernapasan
2. Perawat melakukan pemeriksaan fisik sistem pernapasan pada pasien dengan hasil :
a. Permukaan dada tampak menggunakan otot bantu pernapasan
b. Inspirasi dan ekspirasi tidak normal
c. Saluran nafas terdengar dipenuhi cairan kental
d. Ekspansi paru tidak maksimal
3. Pasien di observasi dan menggunakan oksigen tambahan
2.4 Step 3
Analisis masalah
1. Sistem respirasi
2. Sistem respirasi dan volume paru
3. Pemeriksaan fisik pada sistem respirasi
4. Kadar normal oksigen dalam darah
2.5 Step 4
Hipotesis masalah
1. Sistem respirasi
2.6 Step 5
Tujuan pembelajaran
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem
respirasi
2. Mahasiswa mampu memahami tentang respirasi dan volume paru – paru
3. Mahasiswa mampu mengetahui kadar oksigen normal dalam darah
4. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik sistem respirasi
b. Hidung
Hidung merupakan pintu masuk udara pertama yang kita hirup. Udara
masuk dan keluar sistem pernapasan yang melalui hidung, yang terbentuk
dari dua tulang hidung dan beberapa kartilago. (Niluh, Chirstantie. 2004)
Pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konkla nasalis
superior, media, dan inferior. Maka udara pernapasan akan mengalir
melalui celah-celah ketiga tonjolan tersebut dan udara inspirasi akan
dipanaskan oleh darah didalam kapiler dan dilembabkan oleh lendir yang
disekresikan oleh sel goblet. Juga debu-debu udara pernapasan dapat
diperangkap oleh lendir. Lendir digerakkan oleh silia ke belakang menuju
faring. (Irianto, Kus. 2004)
c. Faring
d. Laring
Dinding trakhea di sangga oleh cincin kartilago, otot polos, dan serat
elastik. Cincin kartilago ini berujung terbuka yang menghadap belakang
seperti huruf c yang banyaknya berkisar 6 sampai 20 buah. Ujung
terbuka dari cincin ini di hubungkan oleh otot polos dan jaringan ikat.
Memungkinkan pelebaran esofagus ketika makanan di telan cincin
kartilago memberikan bentuk kaku pada trakhea, mencegahnya agar tidak
kolaps dan menutup jalan udara. (Niluh, Chirstantie. 2004)
b. Bronkus
c. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-
cabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil, dan dindingnya
semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi
rongganya bersilia. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus. (Niluh,
Chirstantie. 2004)
d. Alveolus
1. Pernapasan dada
Pernapasan dada ialah pernapasan yang menggunakan gerakan otot-otot
antara tulang rusuk. Rongga dada membesar karena tulang dada dan tulang
rusuk terangkat akibat kontraksi otot-otot yang terdapat diantara tulang-
tulang rusuk. Paru-paru turut mengembang, volumenya menjadi besar,
sedangkan tekannanya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar.
Dalam keadaan demikian udara luar dapat masuk kebatang tenggorokan ke
paru-paru. (Irianto, Kus. 2004)
2. Pernapasan perut
Pernapasan perut ialah pernapasan yang menggunakan otot-otot diafragma.
Otot-otot sekat rongga dada berkontraksi sehingga diafragma yang semula
cembung menjadi agak rat, dengan demikian paru-paru dapat mengembang
ke arah perut (abdomen). Pada waktu itu rongga dada bertambah besar dan
udara terhirup masuk. (Irianto, Kus. 2004)
Pada saat bernafas dua hal yang selalu bergantian yaitu menarik nafas
(inspirasi) dan menghembuskan nafas (ekspirasi). Satu kali inspirasi dan
satu kali ekspirasi inilah yang disebut stu kali pernafasan. Insipirasi terjadi
karena terdapat selisih tekanan udara diluar tubuh dengan tekanan udara
didalam paru-paru. (Irianto, Kus. 2004)
a. Mekanisme inspirasi
Saat menarik nafas kedudukan diafragma melengkung ke arah rongga
dada dan otot-otot rongga dada dalam keadaan mengendur. Bila otot
diafragma berkontraksi maka diafragmanya akan mendatar pada waktu
inspirasi maksimum, otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang
rusuk terangkat. Keadaan ini akan menambah besarnya rongga dada.
Mendatarnya diafragma dan terangkatnya tulang rusuk, menyebabkan
rongga dada bertambah besar diikuti mengembangnya paru-paru,
sehingga udara luar melalui hidung, melalui batang tenggorokan, lalu
kecabang batang tenggorokan kemudian masuk ke paru-paru. (Irianto,
Kus. 2004)
4. Kapasitas Paru
Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru, kadang-kadang
perlu menyatukan dua atau lebih volume paru di atas. Kombinasi seperti itu
disebut kapasitas paru. (Jan, Tambayong. 2000)
a). Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume
cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500 mililiter)
yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi
normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.
b). Kapasitas residu fungsional adalah jumlah udara yang tersisa dalam
paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 mililiter) yang
merupakan hasil jumlah dari volume cadangan ekspirasi dan volume
residu.
c). Kapasitas vital adalah jumlah dari volume cadangan inspirasi ditambah
volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara
maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih
dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan
sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 mililiter).
d). Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat
mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat
mungkin (kira-kira 5800 mililiter), jumlah ini sama dengan kapasitas
vital ditambah volume residu.
Kadar oksigen dalam darah yang rendah disebut dengan hipoksemia. Ini akan
menyebabkan kadar oksigen dalam jaringan tubuh menjadi rendah disebut
dengan hipoksia dimana darah tidak dapat membawa oksigen yang diperlu oleh
tubuh. Dikatakan hipoksemia bila kadar oksigen dalam pembuluh darah arteri
kurang dari 80 mmHg. Hipoksemia dapat mengganggu fungsi normal tubuh
termasuk fungsi otak,hati, jantung dan organ lainnya. Dengan kadar oksigen
yang rendah dalam darah, oksigen tidak mampu menembuskan dinding sel darah
merah.
Pada sekitar 90% (nilai bervariasi sesuai dengan konteks klinis) saturasi oksigen
meningkat menurut kurva disosiasi hemoglobin-oksigen dan pendekatan 100%
pada tekanan parsial oksigen> 10 kPa. Saturasi oksigen atau oksigen terlarut
(DO) adalah ukuran relatif dari jumlah oksigen yang terlarut atau dibawa dalam
media tertentu. Hal ini dapat diukur dengan oksigen terlarut seperti sensor
oksigen atau optode dalam media cair.
b. Saturasi oksigen vena (Sv O2) diukur untuk melihat berapa banyak
mengkonsumsi oksigen tubuh. Dalam perawatan klinis, Sv O2 di bawah
60%, menunjukkan bahwa tubuh adalah dalam kekurangan oksigen,
dan iskemik penyakit terjadi. Pengukuran ini sering digunakan
pengobatan dengan mesin jantung-paru (Extracorporeal Sirkulasi), dan
dapat memberikan gambaran tentang berapa banyak aliran darah pasien
yang diperlukan agar tetap sehat.
b. Inspeksi
Dengan mengacu pada pemeriksaan kondisi normal dan abnormal dari
interpretasi pemeriksaan fisik. Thoraks ditetapkan baik secara horizontal
dan vertikal. Rujukan horizontal dibuat dalam istilah iga atau spasium
interkostal dibawah jari-jari pemeriksa. Pada permukaan anterior,
mengidentifikasi iga spesifik dimudahkan dengan mencari letak sudut,
tempat bertemunya sendi manubrium tubuh dengan sternum pada garis
tengah. Sendi iga ke-2 dengan strernum pada patokan yang menonjol ini.
Iga lainnya dapat diidentifikasi dengan menghitung ke bawah dari iga ke-2.
Spasium interkostal disebut dengan nama iga yang terdapat tepat di atas
spasium interkostal tersebut.
1) Bentuk dada
Penilain bentuk dada secara inspeksi diperlukan untuk melihat
seberapa jauh kelainan yang terjadi pada klien. Bentuk dada normal
pada orang dewasa ditentukan berdasarkan perbandingan diameter
anterposterior dalam proporsi terhadap diameter lateral.
2) Warna kulit
Kulit,membrane mukosa, konjungtiva, palatum mole, bibi, dan lidah
harus dilihat untuk menentukan ada tidaknya sianosis atau kepucatan.
Sianosis merupakan warna kebiru-biruan atau keabu-abuan kulit yang
disebabkan menurunnya kandungan oksigen darah; jika sianosisnya
sangat nyata, kemungkinan pertanda kolaps kardiorespiratorik yang
mengancam. Kepucatan pada kulit mungkin menandakan anemia atau
penyakit kronik. Tetapi, ada kalanya individu sehat tampak pucat pasi.
Pada penyakit paru-paru lanjut, kulit pasien tampak berwarna biru
kemerah-merahan, sebagai akibat dari meningginya hemoglobin total
serta hemoglobin tak teroksigenasinya.
4) Ekstremitas
Jari-jemari maupun kuku tangan harus diperiksa untuk mencari bukti
pengembungan (clubbing) dan bercak tembakau. Pada pengembungan,
kuku dan falang distal ujung jari tangan dan kaki berubah bentuk
menjadi bulbus. Walaupun perubahan bulbus itu dapat juga karena sifat
keturunan normal dan femilier, sering ditemukan pada pasien dengan
penyakit jantung kongenital, subakut endocarditis bakterialis,
bronkiektasis, kistik fibrosis, abses paru-paru, fibrosis paru-paru, kanker
paru-paru, sirosis hati, colitis ulserativa kronik, dan enteritis regional.
c. Palpasi
Dari palpasi dapat diperoleh banyak informasi tentang toraks dan paru-
paru,melengkapi data yang didapat dari anamnesis dan inspeksi. Salah
satu fungsi terpenting dari palpasi adalah pencarian nodi limfatisi
secara teliti. Pemeriksaan harus meraba untaian nodi diregio servikalis
Fremitus taktil atau fremitus vokalis adalah gerakan suara yang teraba
pada dinding dada. Untuk ini,pemeriksa meminta pasien
berhitung”satu,dua,tiga” atau membilang”Sembilan puluh Sembilan”.
Tangan peraba diletakkan,dengan telatak menempel ke dada,pada area
yang ekivalen pada dinding toraks,yaitu diatas segmen
bronkopulmonalis yang bersesuaian dikedua hemitoraks.
Fremitus vokalis paling keras terasa pada pria dewasa yang
kurus,kurang kuat pada wanita. Bertambahnya fremitus disatu sisi
toraks menunjukkan bahwa suara ditransmisikan lebih baik melalui
paru-paru yang lebih padat dan kurang pada ruangan berudara, jadi
pertanda adanya konsolidasi jaringan, ini sering disebabkan oleh
pneumonia lobalis. Sedangkan berkurang atau lenyapnya fremitus
adalah akaibat dari kondisi yang kurang mengthantarkan suara,
misalnya pada penebalan fibrosis pleura, adanya cairan didalam rongga
pleura (pneumotoraks).
d. Perkusi
e. Auskultasi
3.2 Saran
Respirasi atau pernapasan merupakan proses yang penting bagi tubuh kita,
apabila salah satu organ mengalami kerusakan maka akan mengganggu proses
pernapasan. Maka dari itu jagalah dan lindungi sebaik mungkin organ – organ
yang ada dalam tubuh kita sendiri, agar kita tetap sehat dan tidak rentan
terhadap penyakit.