Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pernapasan adalah serangkaian proses interaksi dan koordinasi yang kompleks yang
mempunyai peranan sangat penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan
internal tubuh kita. Sistem pernapasan yang berfungsi dengan baik dapat menjamin
jaringan memperoleh pasokan oksigen yang adekuat dan pembuangan karbondioksida
yang cepat. Prose ini sangat rumit, sehingga mekanisme kontrol harus dapat
memastikan terpeliharanya ketastabilan sepanjang kondisi lingkungan dan kebutuhan
tubuh yang terus berubah. Pengaturan pertukaran gas antara sel-sel tubuh dan darah
yang bersirkulasi adalah “inti” dari fisiologi pernapasan.

Pernapasan ( respirasi ) merupakan proses pengambilan oksigen, pengeluaran


CO2, dan penggunaan energi yang dihasilkan. Selain itu, respirasi juga diartikan
sebagai pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya.
Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara
ke dan dari paru-paru. Organ pernapasan utama berupa paru-paru, yang dibantu oleh
organ-organ lain. Jalur pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga
hidung        faring         laring       trakea         bronkus        bronkiolus         alveolus      
paru-paru.

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Skenario
Tuan J umur 33 tahun datang ke UGD dengan gangguan sistem pernapasan dan Ahmad
melakukan pemeriksaan fisik sistem pernapasan pada tuan J. Hasil diperoleh tuan J pada
permukaan dada tampak menggunakan otot bantu pernapasan, inspirasi dan ekspirasi
tidak normal, saluran nafas terdengar dipenuhi cairan kental, ekspansi paru tidak
maksimal. Setelah dilakukan pemeriksaan tuan J tetap di observasi dan menggunakan
oksigen tambahan.

2.2 Step 1
Mencari istilah yang kurang dimengerti
1. Sistem pernapasan adalah proses pertukaran gas dalam paru. Oksigen berdifusi ke
dalam darah dan pada saat yang sama karbondioksida dilekuarkan dari darah. Udara
dialirkan menuju unit pertukaran gas melalui jalan napas. Secara umum suatu proses
pernapasan memerlukan tiga subunit organ pernapasan, yaitu jalan napas atas, jalan
napas bawah, dan unit pertukaran gas. Masing-masing sub unit ini terdiri atas bagian
organ. Jalan napas terdiri atas hidung, sinus, faring dan laring. Jalan napas bawah
terdiri atas trakea dan bronkus serta percabangannya. (Anas Tamsuri, 2008)
2. Pemeriksaan fisik sistem pernapasan adalah pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan kulit/ekstremitas, pemeriksan dada, pemeriksaan
bentuk dada, pemeriksaan pola pernapasan, dan pemeriksaan diagnostik pada sistem
pernapasan, menggunakan metode Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultrasi.
3. Otot bantu pernapasan (Accesory Respiratory Muscle) adalah otot pernapasan yang
merupakan sumber kekuatan untuk mengembuskan udara. Dan diafragma merupakan
otot utama yang ikut berperan meningkatkan volume paru. Pada saat istirahat, otot-
otot pernapasan mengalami relaksasi. (Arif Muttaqin, 2008)
4. Inspirasi adalah proses pengembangan rongga paru sehingga tekanan intrapulmonal
menurun lebih rendah dari udara luar. (Anas Tamsuri, 2008)
5. Ekspirasi adalah proses penguncupan paru karena daya elastis jaringan paru, tekanan
paru perlahan meningkat melebihi udara luar, sehingga udara dalam paru keluar dan
penguncupan paru terjadi jika otot-otot inspirasi mulai mengalami relaksasi. (Anas
Tamsuri, 2008)

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


2
6. Saluran nafas adalah saluran yang terdiri dari saluran pernapasan bagian atas (rongga
hidung, sinus paranasal, dan faring) dan saluran pernapasan bagian bawah (laring,
trakea, bronkus dan alveoli). (Arif Muttaqin, 2008)
7. Ekspansi paru perluasan bagian paru-paru dikarenakan ada upaya penarikan nafas
dengan inspirasi dan ekpirasi menggunakan otot diafragma.
8. Observasi adalah Proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai
gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan
data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan dicatat secara
sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya
(validitasnya). (Husaini Usman dan Purnomo, 2008.)
9. Oksigen adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai
lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat
dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya
menjadi oksida).( https://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen, 20/9/17)

2.3 Step 2
Identifikasi masalah
1. Pasien umur 33 tahun datang ke UGD dengan gangguan sistem pernapasan
2. Perawat melakukan pemeriksaan fisik sistem pernapasan pada pasien dengan hasil :
a. Permukaan dada tampak menggunakan otot bantu pernapasan
b. Inspirasi dan ekspirasi tidak normal
c. Saluran nafas terdengar dipenuhi cairan kental
d. Ekspansi paru tidak maksimal
3. Pasien di observasi dan menggunakan oksigen tambahan

2.4 Step 3
Analisis masalah
1. Sistem respirasi
2. Sistem respirasi dan volume paru
3. Pemeriksaan fisik pada sistem respirasi
4. Kadar normal oksigen dalam darah

2.5 Step 4
Hipotesis masalah
1. Sistem respirasi

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


3
Saluran pernapasan yang terdiri dari :
a. Saluran lubang hidung (Nares Anterior)
b. Hidung
c. Faring
d. Laring
e. Batang tenggorok (trakea)
f. Bronkus
g. Bronkiolus
h. Alveolus
i. Paru – paru (pulmonal)
1) Proses pertukaran gas dalam paru-paru
2) Perjalanan gas melalui tubuh
3) Proses pernapasan
a) Pernapasan dada
b) Pernapasan perut
c) Volume paru – paru

2. Kadar normal oksigen dalam darah


3. Pemeriksaan fisik sistem respirasi
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi

2.6 Step 5
Tujuan pembelajaran
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem
respirasi
2. Mahasiswa mampu memahami tentang respirasi dan volume paru – paru
3. Mahasiswa mampu mengetahui kadar oksigen normal dalam darah
4. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik sistem respirasi

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


4
2.7 Step 6
Referensi Pembelajaran

2.7.1 Anatomi Sistem Pernapasan

1. Anatomi saluran nafas bagian atas


Saluran nafas bagian atas terdiri dari :
a. Saluran lubang hidung (Nares Anterior)
Nares anteror adalah saluran-saluran didalam lubang hidung. Saluran-
saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai rongga hidung
(vestibulum). Vestibulum ini dilapisi dengan epitelium bergaris yang
bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah
kelenjar yang ditutupi oleh bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke
dalam rongga hidung. (Irianto, Kus. 2004)

b. Hidung
Hidung merupakan pintu masuk udara pertama yang kita hirup. Udara
masuk dan keluar sistem pernapasan yang melalui hidung, yang terbentuk
dari dua tulang hidung dan beberapa kartilago. (Niluh, Chirstantie. 2004)

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


5
Ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan dan pangkal hidung ditunjng
oleh tulang nasalis. Kedua lubang hidung menghubungkan atmosfer
dengan rongga hidung. Oleh septum nasalis rongga hidung dibagi menjadi
dua kanan dan kiri. Bagian depan septum ditunjang oleh tulang awan
sedangkan bagian belakang ditunjang oleh tulang vomer dan tonjolan

tulang ehmoid. (Irianto, Kus. 2004)

Pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konkla nasalis
superior, media, dan inferior. Maka udara pernapasan akan mengalir
melalui celah-celah ketiga tonjolan tersebut dan udara inspirasi akan
dipanaskan oleh darah didalam kapiler dan dilembabkan oleh lendir yang
disekresikan oleh sel goblet. Juga debu-debu udara pernapasan dapat
diperangkap oleh lendir. Lendir digerakkan oleh silia ke belakang menuju
faring. (Irianto, Kus. 2004)

c. Faring

Faring atau tengorok adalah tuba muskular yang terletek di posterior


rongga nasal dan oral dan di anterior vertebra servikalis. Panjangnya

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


6
kurang lebih 12,5-13 cm. Faring merupakan persimpangan antara rongga
hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan) dan rongga mulut ke
kerongkongan (saluran pencernaan). Pada bagian belakang faring terdapat
laring. (Irianto, Kus. 2004)

Faring di bagi menjadi tiga bagian yaitu :


a) Naso faring, adalah bagian paling atas yang terletak di bagian
belakang rongga nasal. Naso faring berhubunggan dengan nerest
internal dan ostium kedua tuba auditorius, yang memanjang ke
telinggah tenggah
Naso faring yaitu nodulud limfe yang mengandung magrofak. Naso
faring adalah salurang yang hanya di lalui oleh udara. (Niluh,
Chirstantie. 2004)
b) Oro faring terletak pada bagian belakang mulut, mukosa oro faring
adalah apitel skuamosa bertingkat. Dilanjutkan dengan epitel yang
terdapat pada rongga mulut. (Niluh, Chirstantie. 2004)
c) Laringo faring merupakan bagian paling inferior dari laring ke arah
posterior ke dalam esofagus. (Niluh, Chirstantie. 2004)

d. Laring

Laring di sebut kotak suara yang menunjukan fungsinya yaitu bicara.


Saluran pendek yang menghubungkan faring dan trakea. Laring

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


7
memungkinkan udara mengalir di dalam strktur ini, dan mencegah benda
padat agar tidak masuk ke dalam trakhea. Dinding laring di bentuk oleh
tulang rawan (karilago) dan bagian dalam di lapisi oleh membran mukosa
berselia. Kartilago laring terdiri atas sembilan buah yang tersusun
membentuk struktur seperti kotak, dan satu sama lainya di sambungkan
oleh lingamen. Kartilago terbesar adalah kartilago tiroid, yang teraba pada
permukaan anterior leher. (Niluh, Chirstantie. 2004)

Fungsi utama laring adalah untuk pembentukan suara, sebagai proteksi


jalan napas bawah dari benda asing dan untuk memvasilitasi proses
terjadinya batuk. Laring terdiri atas :
a) Epiglotis : katup kartilago yang menutup dan membuka selama menelan
b) Glotis : lubang antara pita suara dan laring
c) Kartilago tiroid : kartilago yang terbesar pada trakhea, terdapat bagian
yang membentuk jakun (adams apple)
d) Kartilago krikoid : cincin kartilago yang utuh di laring ( terletak di
bawah kartilago tiroid)
e) Kartilago aritenoid : digunakan pada pergerakan pita suara bersama
dengan kartilago tiroid
f) Pita suara : sebuah ligamen yang di kontrol oleh pergerakan otot yang
menghasilkan suara dan menempel pada lumen faring.
(Soemantri, Irman. 2007)

2. Anatomi saluran pernafasan bagian bawah


a. Trakhea

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


8
Trakhea adalah saluran udara tubular yang mempunyai panjang 10-13 cm
dengan lebar sekitsr 2,5 cm. Trakhea terletak di depan esofagus dan saat
palpasi teraba struktur yang keras, kaku tepat di permukaan anterior
leher. Trakhea memanjang daring laring ke arah bawah ke dalam rongga
toraks dan tepatnya terbagi menjadi bronki kanan dan kiri. (Niluh,
Chirstantie. 2004)

Dinding trakhea di sangga oleh cincin kartilago, otot polos, dan serat
elastik. Cincin kartilago ini berujung terbuka yang menghadap belakang
seperti huruf c yang banyaknya berkisar 6 sampai 20 buah. Ujung
terbuka dari cincin ini di hubungkan oleh otot polos dan jaringan ikat.
Memungkinkan pelebaran esofagus ketika makanan di telan cincin
kartilago memberikan bentuk kaku pada trakhea, mencegahnya agar tidak
kolaps dan menutup jalan udara. (Niluh, Chirstantie. 2004)

Bagian dalam trakhea dilapisi oleh membran mukosa bersilia. Lapisan


mukosa ini banyak mengandung sel yang menyekresi lendir disebut
PSCC(pseudostratified ciliated columnar). Seperti halnya laring, silia
pada trakea juga menyapu ke arah atas mengarah ke faring. Ketika
mencapai faring, mukus biasanya tertelan atau dikeluarkan sebagai
sputum. . (Niluh, Chirstantie. 2004)

b. Bronkus

Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan. Jumlahnya sepasang,


yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri.
Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan mendatar di

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


9
banding yang ke arah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru
kanan lebih mudah terserang penyakit. Struktur dinding bronkus hampir
sama dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal dibanding
dinding bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus
kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri
bercabang menjadi dua bronkiolus. (Niluh, Chirstantie. 2004)

c. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-
cabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil, dan dindingnya
semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi
rongganya bersilia. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus. (Niluh,
Chirstantie. 2004)

d. Alveolus

Parenkim paru-paru merupakan area yang aktif bekerja dari jaringgan


paru-paru. Parenkim tersebut mengandung berjuta-juta unit alveolus.
Alveoli merupakan kantong udara yang berukuran sanggat kecil dan
merupakan akhir dari bronkhiolus respiratorius sehingga memungkinkan
pertukaran O2 dan CO2. Seluruh dari unitalveoli (zona respirasi ) terdiri
atas bronkhiolus respiratorius, duktus alveolus, dan alveola sacs (kantong

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


10
alveolus). Fungsi utama dari unit alveolus adalah pertukaran O2 dan CO2
di antara kapiler pulmonal dan alveoli. (Soemantri, Irman. 2007)

e. Paru – paru (pulmonal)


Paru-paru terletak disisi jantung di dalam rongga dada. Rongga dada dan
dilindungi serta di keliling oleh sangkar iga, bagian dasar setip paru
terletak di atas dasar diafragma. Bagian apeks paru (ujung superior)
terletak setinggi klavikula, pada permukan tenggah dari setiap paru
terdapat identitas yang di sebt hillus. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-
paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir
(lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah.
Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas
dan gelambir bawah. Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru
(pleura). Kapasitas maksimal paru-paru berkisar sekitar 3,5 liter. Udara
yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa
disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada
orang dewasa lebih kurang 500 ml. Setelah kita melakukan inspirasi
biasa, kita masih bisa menarik napas sedalam-dalamnya. Udara yang
dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut udara
komplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml. (Niluh, Chirstantie.
2004)

a) Proses pertukaran gas dalam paru-paru


Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan gas
karbondioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru oksigen dihirup
melalui rongga hidung. Pada waktu bernafas oksigen masuk melalui
batang tenggorokan dan pipa bronkial melalui alveoli, dan erat
hubungannya dengan darah didalam kapiler pulmonalis hanya satu
lapisan membran yaitu membran alveoli kapiler, memisahkan
oksigen dari darah merah dan di bawa ke jantung. Dari sini dipompa
didalam pembuluh nadi kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan
paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini
hemoglobinnya 95% jenuh. (Irianto, Kus. 2004)

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


11
Didalam paru-paru, karbondioksida, salah satu buangan metabolisme
menembus membran alvioler kapiler dari kapiler darah ke alveoli
dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan melalui
hidung. Ada 4 proses yang berhubungan dengan pernapasan paru-
paru yaitu :
1) Ventilasi pulmoner, yaitu gerak pernapasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan udara luar.
2) Arus darah melalui paru-paru
3) Distribusi arus darah dan arus darah sedemikian sehingga jumlah
tepat dari setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh
4) Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan
kapiler. Karbondioksida lebih mudah berdifusi daripada oksigen.
(Irianto, Kus. 2004)

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang


meninggalkan paru-paru menerima jumlah yang tepat menerima
karbon dioksida dan oksigen. Pada waktu olahraga lebih banyak
darah datang di paru-paru membawa terlalu banyak karbondioksida
dan terlampau sedikit oksigen. Jumlah karbondioksida tidak dapat
dikeluarkan maka konsentrasinya dalam pembuluh nadi bertambah.
Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk
memperbesar kecapatan dan dalamnya pernapasan. (Irianto, Kus.
2004)

b) Perjalanan gas melalui tubuh


Gas beredar di seluruh tubuh melalui aliran darah yang juga
mengangkut sel darah merah. Sel darah merah mengandung
hemoglobin, protein yang tersusun atas empat rantai asam amino.

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


12
Masing-masing berhubungan dengan gugus yang berbeda, dengan
sebuah atom besi yang mampu mengikat suatu molekul oksigen.
Ikatan ini merupakan reaksi reversibel (boalk-balik), sehingga gugus
dapat terpisah kembali dari oksigen. (Irianto, Kus. 2004)

Perderan oksigen dan karbondioksida didalam mahkluk dalah


sebagai berikut : CO2 yang dilepaskan sel memasuki aliran darah,
khususnya ke vena, lalu dibawa ke jantung. Pada setiap detak
jantung, gas ini dibawa ke paru-paru melalui arteri pulmonal.
Pertukaran gas terjadi di alveolus. CO2 dilepaskan ke alveoli dan O2
dari alveolus dilepaskan ke kalpiler pulmonal, kemudian diikat oleh
hemoglobin sel darah merah. Darah yang mengandung oksigen dari
paru-paru diterima oleh vena pulmonal dan dikirim kembali ke
jantung. Sampai dijantung, darah dipompakan ke aorta dan dialirkan
ke seluruh jaringan tubuh untuk menghantarkan oksigen yang
terdapat dalam hemoglobin. (Irianto, Kus. 2004)

2.7.2 Proses Pernapasan (Respirasi) dan Volume Paru-Paru


Udara dapat masuk atau keluar paru-paru karena adanya tekanan antara udara
dalam paru-paru. Perbedaan tekanan ini terjadi disebabkan oleh terjadinya
perubahan besar kecilnya rongga dada, rongga perut, dan rongga alveolus.
Perubahan besarnya rongga ini terjadi karena pekerjaan otot-otot pernapasan,
yaitu otot antara tulang rusuk dan otot diafragma. Berdasarkan kegiatan otot-otot
pernapasan tersebut, maka pernapasan dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan
dada dan pernapasan perut. (Irianto, Kus. 2004)

Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :


1. Interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing
iga.
2. Sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
3. Skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
4. Interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
5. Otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut
mendorong
6. diafragma ke atas.

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


13
7. Otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma

1. Pernapasan dada
Pernapasan dada ialah pernapasan yang menggunakan gerakan otot-otot
antara tulang rusuk. Rongga dada membesar karena tulang dada dan tulang
rusuk terangkat akibat kontraksi otot-otot yang terdapat diantara tulang-
tulang rusuk. Paru-paru turut mengembang, volumenya menjadi besar,
sedangkan tekannanya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar.
Dalam keadaan demikian udara luar dapat masuk kebatang tenggorokan ke
paru-paru. (Irianto, Kus. 2004)

2. Pernapasan perut
Pernapasan perut ialah pernapasan yang menggunakan otot-otot diafragma.
Otot-otot sekat rongga dada berkontraksi sehingga diafragma yang semula
cembung menjadi agak rat, dengan demikian paru-paru dapat mengembang
ke arah perut (abdomen). Pada waktu itu rongga dada bertambah besar dan
udara terhirup masuk. (Irianto, Kus. 2004)

Pada saat bernafas dua hal yang selalu bergantian yaitu menarik nafas
(inspirasi) dan menghembuskan nafas (ekspirasi). Satu kali inspirasi dan
satu kali ekspirasi inilah yang disebut stu kali pernafasan. Insipirasi terjadi
karena terdapat selisih tekanan udara diluar tubuh dengan tekanan udara
didalam paru-paru. (Irianto, Kus. 2004)
a. Mekanisme inspirasi
Saat menarik nafas kedudukan diafragma melengkung ke arah rongga
dada dan otot-otot rongga dada dalam keadaan mengendur. Bila otot
diafragma berkontraksi maka diafragmanya akan mendatar pada waktu
inspirasi maksimum, otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang
rusuk terangkat. Keadaan ini akan menambah besarnya rongga dada.
Mendatarnya diafragma dan terangkatnya tulang rusuk, menyebabkan
rongga dada bertambah besar diikuti mengembangnya paru-paru,
sehingga udara luar melalui hidung, melalui batang tenggorokan, lalu
kecabang batang tenggorokan kemudian masuk ke paru-paru. (Irianto,
Kus. 2004)

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


14
b. Mekanisme ekspirasi
Bila otot antar tulang rusuk dan otot diafragma mengendur, maka
diafragma akan melengkung ke arah rongga dada lagi, dan tulang rusuk
akan kembali ke posisi semula. Kedua hal tersebut menyebabkan rongga
dada mengecil, akhirmya udara dalam paru-paru terdorong keluar, inilah
yang dimaksud dengan mekanisme ekspirasi. (Irianto, Kus. 2004)

3. Volume paru – paru


Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan
dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan
udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon
dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau
bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran
yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo-, dari kata Latin
pulmones untuk paru-paru. (Jan, Tambayong. 2000)

Untuk memudahkan pengertian peristiwa ventilasi paru, maka udara dalam


paru dapat dibagi menjadi empat volume dan empat kapasitas. Empat
macam volume tersebut jika semuanya dijumlahkan, sama dengan volume
maksimal paru yang sedang mengembang atau disebut juga total lung
capacity, dan arti dari masing-masing volume tersebut adalah sebagai
berikut:

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


15
a). Volume tidal adalah jumlah volume udara yang diinspirasi atau
diekspirasi setiap kali bernapas normal, besarnya kira-kira 500 mililiter
pada laki-laki dewasa.
b). Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat
diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan
inspirasi kuat, biasanya mencapai 3000 mililiter.
c). Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekstra maksimal yang
dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal,
jumlah normalnya adalah sekitar 1100 mililiter.
d). Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru
setelah ekspirasi paling kuat, volume ini besarnya kira-kira 1200
mililiter.
(Jan, Tambayong. 2000)

4. Kapasitas Paru
Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru, kadang-kadang
perlu menyatukan dua atau lebih volume paru di atas. Kombinasi seperti itu
disebut kapasitas paru. (Jan, Tambayong. 2000)
a). Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume
cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500 mililiter)
yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi
normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.
b). Kapasitas residu fungsional adalah jumlah udara yang tersisa dalam
paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 mililiter) yang
merupakan hasil jumlah dari volume cadangan ekspirasi dan volume
residu.
c). Kapasitas vital adalah jumlah dari volume cadangan inspirasi ditambah
volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara
maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih
dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan
sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 mililiter).
d). Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat
mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat
mungkin (kira-kira 5800 mililiter), jumlah ini sama dengan kapasitas
vital ditambah volume residu.

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


16
(Jan, Tambayong. 2000)

2.7.3 Kadar Normal Oksigen dalam Darah


Oksigen merupakan kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup. Tingkat
oksigen dalam darah normal adalah pengukuran saturasi oksigen dalam darah.
Pengukuran relative dari kandungan oksigen yang dibawa atau dilarutkan dalam
media tertentu disebut sebagai saturasi oksigen. Dalam tubuh manusia saturasi
oksigen adalah ukuran dari oksigen yang terlarut dalam darah. Saturasi oksigen
adalah presentasi hemoglobin yang berkaitan dengan oksigen dalam arteri .
Sel-sel darah mengandung molekul yang dikenal sebagai hemoglobin yang
mengikat oksigen atmosfer dan membawanya ke berbagai bagian tubuh. Kadar
oksigen yang normal dalam kisaran antara 95%-100%. Jika persentase berjalan
dibawah saturasi oksigen normal atau turun bahkan kurang dari 80% ini
menunjukkan bahwa darah mengandung tingkat oksigen yang rendah.

Kadar oksigen dalam darah yang rendah disebut dengan hipoksemia. Ini akan
menyebabkan kadar oksigen dalam jaringan tubuh menjadi rendah disebut
dengan hipoksia dimana darah tidak dapat membawa oksigen yang diperlu oleh
tubuh. Dikatakan hipoksemia bila kadar oksigen dalam pembuluh darah arteri
kurang dari 80 mmHg. Hipoksemia dapat mengganggu fungsi normal tubuh
termasuk fungsi otak,hati, jantung dan organ lainnya. Dengan kadar oksigen
yang rendah dalam darah, oksigen tidak mampu menembuskan dinding sel darah
merah.

Pada sekitar 90% (nilai bervariasi sesuai dengan konteks klinis) saturasi oksigen
meningkat menurut kurva disosiasi hemoglobin-oksigen dan pendekatan 100%
pada tekanan parsial oksigen> 10 kPa. Saturasi oksigen atau oksigen terlarut
(DO) adalah ukuran relatif dari jumlah oksigen yang terlarut atau dibawa dalam
media tertentu. Hal ini dapat diukur dengan oksigen terlarut seperti sensor
oksigen atau optode dalam media cair.

1. Mengukur kadar oksigen


Oksimeter adalah sebuah perangkat kecil yang digunakan untuk mengukur
kadar oksigen dalam darah.ketetpatan dan keakuratan pengukuran

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


17
didasarkan pada berbagai faktor seperti kadar hemoglobin,persentase
menghirup oksigen,suhu aliran darah arteri ke jaringan pembuluh darah
dalam tubuh,aliran balik vena darah dan oksigenasi orang tersebut. Dengan
factor-faktor diatas dan rekaman oleh oksimeter,kurva saturasi oksigen
dapat dicapai.

Saturasi oksigen bertentangan dengan tekanan parsial oksigen yang


memberikan nilai p50. Nilai ini menunjukkan titik dimana hemoglobin
memiliki saturasi 50% dari nilai oksigen.Dengan factor-faktor diatas dan
rekaman olehoksimeter, kurva saturasi oksigen dapat dicapai. Adapun cara
pengukuran saturasi oksigen antara lain :
a. Saturasi oksigen arteri (Sa O2) nilai di bawah 90% menunjukan
keadaan hipoksemia (yang juga dapat disebabkan oleh anemia ).
Hipoksem karena SaO2 rendah ditandai dengan sianosis . Oksimetri
nadi adalah metode pemantauan non invasif secara kontinyu terhadap
saturasi oksigen hemoglobin (SaO2). Meski oksimetri oksigen tidak
bisa menggantikan gas-gas darah arteri, oksimetri oksigen merupakan
salah satu cara efektif untuk memantau pasien terhadap perubahan
saturasi oksigen yang kecil dan mendadak. Oksimetri nadi digunakan
dalam banyak lingkungan, termasuk unit perawatan kritis, unit
keperawatan umum, dan pada area diagnostik dan pengobatan ketika
diperlukan pemantauan saturasi oksigen selama prosedur.

b. Saturasi oksigen vena (Sv O2) diukur untuk melihat berapa banyak
mengkonsumsi oksigen tubuh. Dalam perawatan klinis, Sv O2 di bawah
60%, menunjukkan bahwa tubuh adalah dalam kekurangan oksigen,
dan iskemik penyakit terjadi. Pengukuran ini sering digunakan
pengobatan dengan mesin jantung-paru (Extracorporeal Sirkulasi), dan
dapat memberikan gambaran tentang berapa banyak aliran darah pasien
yang diperlukan agar tetap sehat.

c. Tissue oksigen saturasi (St O2) dapat diukur dengan spektroskopi


inframerah dekat . Tissue oksigen saturasi memberikan gambaran
tentang oksigenasi jaringan dalam berbagai kondisi.

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


18
d. Saturasi oksigen perifer (Sp O2) adalah estimasi dari tingkat kejenuhan
oksigen yang biasanya diukur dengan oksimeter pulsa.

2.7.4 Pemeriksaan Fisik Sistem Respirasi


1. Pemeriksaan Fisik Sistem Respirasi
a. Keadaan Umum
Pemeriksaan Fisik keadaan umum dimulai dari pengukuran tanda tanda vital
meliputi nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan frekuensi pernapasan.
Keadaan umum pada klien dengan gangguan sistem pernapasan dapat
dilakukan selintas pandang dengan menilai keadaan fisik tiap bagian tubuh,
perlu dinilai secara umu kesadaran klien apakah compos mentis, apatis, atau
koma.

b. Inspeksi
Dengan mengacu pada pemeriksaan kondisi normal dan abnormal dari
interpretasi pemeriksaan fisik. Thoraks ditetapkan baik secara horizontal
dan vertikal. Rujukan horizontal dibuat dalam istilah iga atau spasium
interkostal dibawah jari-jari pemeriksa. Pada permukaan anterior,
mengidentifikasi iga spesifik dimudahkan dengan mencari letak sudut,
tempat bertemunya sendi manubrium tubuh dengan sternum pada garis
tengah. Sendi iga ke-2 dengan strernum pada patokan yang menonjol ini.
Iga lainnya dapat diidentifikasi dengan menghitung ke bawah dari iga ke-2.
Spasium interkostal disebut dengan nama iga yang terdapat tepat di atas
spasium interkostal tersebut.
1) Bentuk dada
Penilain bentuk dada secara inspeksi diperlukan untuk melihat
seberapa jauh kelainan yang terjadi pada klien. Bentuk dada normal
pada orang dewasa ditentukan berdasarkan perbandingan diameter
anterposterior dalam proporsi terhadap diameter lateral.

Bentuk dada yang biasa didapatkan seperti :


- Bentuk dada thoraks phtisis (Panjang dan Gepeng)

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


19
- Bentuk dada thoraks en bateau (thoraks dada burung)

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


20
- Bentuk dada thoraks emfisematos (barrel chest) didapatkan apabila
diameter anteropsterior melebihi proporsi terhadap diameter lateral atau
dikenal dengan bentuk dada tong

- Bentuk dada thoraks pektus ekskavatus (dada cekung kedalam)

Gerakan pernapasan dan kesimetrisan Dada


Pemeriksaan lain yang mendukung pemeriksaan sstem pernapasan adalah
dengan menilai gerakan pernapasan klien. Adanya satu sisi cembung pada
pemeriksaan inspeksi dapat mengindikasikan ada suatu proses di dalam
rongga thoraks karena penimbunan air, pus, udara di rongga pleura,
aneurisma aorta, cairan dalam rongga perikardium, tumor
paru/mediastinum, dan pembesaran jantung atau abses hati.
Perhatikan adanya gerakan asimetri gerakan dinding dada anterior dan
posterior. Penilaian terhadap ekspansi lobus atau paling baik dilakukan
dengan inspeksi dari belakang klien, dengan memperhatikan kedua
klavikula selama pernapasan sedang. Gerakan yang berkurang menunujukan
penyakit paru yang mendasarinya. Sisi yang terkena akan memperlihatkan

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


21
gerakan yang terlambat atau menurun. Untuk penilaian ekspansi lobus
bawah diperlukan inspeksi dan palpasi anterior dan posterior.
InspeksiGerakan Pernapasan Deskripsi/Penilaian Sifat Pernapasan dan
Kemungkinan penyebab
Normal orang Dewasa 12-20 x/menit Sifatnya abdominal, torako-
abdominal. Pada wanita,
gerakannya sedikit lebih
cepat dan bersifat torakal.
Normal anak-anak 36-40 x/menit Sifatnya torakal/torako-
abdominal.
Perbandingan durasi inspirasi Pernapasan cepat Biasanya pada demm,
ekspirasi penyakt paru/jantung.
Takipnea Pernapasan lambat Pada keracunan barbirutat,
uremia, koma diabetikum,
dan proses dalam otak.
Asismetri Ketidakseimbangan antara kiri Pneumonia, TB paru, efusi
dan kanan perikardium/pleura, dan
tumor paru.
Hiperpnea Pernapasan lebih dalam, tetapi Pada gangguan asam-basa.
kecepatannya normal.
Apneastik Inspirasi tersengal-sengal Pada lesi di pusat
(gasping) diikuti ekpirasi yang pernapasan.
sangat pendek dan tidak efisien.
(Arif Muttaqin, 2008)

(Arif Muttaqin, 2008)

2) Warna kulit
Kulit,membrane mukosa, konjungtiva, palatum mole, bibi, dan lidah
harus dilihat untuk menentukan ada tidaknya sianosis atau kepucatan.
Sianosis merupakan warna kebiru-biruan atau keabu-abuan kulit yang
disebabkan menurunnya kandungan oksigen darah; jika sianosisnya
sangat nyata, kemungkinan pertanda kolaps kardiorespiratorik yang
mengancam. Kepucatan pada kulit mungkin menandakan anemia atau
penyakit kronik. Tetapi, ada kalanya individu sehat tampak pucat pasi.
Pada penyakit paru-paru lanjut, kulit pasien tampak berwarna biru
kemerah-merahan, sebagai akibat dari meningginya hemoglobin total
serta hemoglobin tak teroksigenasinya.

3) Distensi vena leher


Pada penyakit pulmonal obstruktif kronik, vena-vena leher terdistensi
waktu ekspirasi dan kolaps waktu inspirasi, khususnya pada pasien yang

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


22
dispne. Distensi waktu ekspirasi disebabkan tekanan positif toraks
akibat meningkatnya usaha berbapas; kolaps waktu inspirasi terjadi
karena tekanan negative rongga toraks membantu kelancaran
pengambilan darah venosa ke jantung. Bila pasien tadi mengidap gagal
ventrikel kanan selain penyakit paru-parunya, kemungkinan kolapsnya
vena leher waktu inspirasi tidak akan terjadi.

4) Ekstremitas
Jari-jemari maupun kuku tangan harus diperiksa untuk mencari bukti
pengembungan (clubbing) dan bercak tembakau. Pada pengembungan,
kuku dan falang distal ujung jari tangan dan kaki berubah bentuk
menjadi bulbus. Walaupun perubahan bulbus itu dapat juga karena sifat
keturunan normal dan femilier, sering ditemukan pada pasien dengan
penyakit jantung kongenital, subakut endocarditis bakterialis,
bronkiektasis, kistik fibrosis, abses paru-paru, fibrosis paru-paru, kanker
paru-paru, sirosis hati, colitis ulserativa kronik, dan enteritis regional.

Pengembungan jari yang dini dapat dideteksi dengan mengamati apakah


sudut kecil normal antara kuku dan ujung jari tangan masih terdapat.
Pada pengembungan dini ini, sudut tadi hilang, dan basis kuku tersebut
akan terasa lunak dan seperti spons.
Osteoartropati pulmonal hipertrofik adalah suatu kelainan yang ditandai
dengan pembentukan tulang subperiosteal bilateral di sepanjang tulang
panjang dan tubular.

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


23
5) Pemeriksaan dinding toraks
Insisura suprasternal menandakan ujung atas dari manubrium dan
manubrium. Anglus sterni merupakan tempat pertemuan antara
manubrium dan korpus sterni; ujung anterior iga kedua juga melekat
disitu.

Dengan menggunakan pokok-pokok rujukan itu, pemeriksa harus


mencatat lokasi suatu tanda penunjuk, keabnormalan perkusi, bunyi
aukulturasi tertentu, atau perubahan lainnya, misalnya, ”5cm sebelah
kanan dari linea midsternal,setinggi iga ke empat.”

c. Palpasi

Dari palpasi dapat diperoleh banyak informasi tentang toraks dan paru-
paru,melengkapi data yang didapat dari anamnesis dan inspeksi. Salah
satu fungsi terpenting dari palpasi adalah pencarian nodi limfatisi
secara teliti. Pemeriksaan harus meraba untaian nodi diregio servikalis

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


24
dan supraklavikularis kedua sisi,dengan cara menggelindingkan kullit
diatas struktur,mula-mula secara lembut,kemudian agak keras,untuk
melokalisasi setiap nodus,superfisial maupun yang profundus.
Trakea dipalpasi untuk mendeteksi setiap deviasi dari posisi normalnya
digaris tengah leher. Jika satu paru-paru mengalami atelectasis,trakea
akan tergeser ke sisi yang abnormal tadi,khususnya waktu inspirasi.

Fremitus taktil atau fremitus vokalis adalah gerakan suara yang teraba
pada dinding dada. Untuk ini,pemeriksa meminta pasien
berhitung”satu,dua,tiga” atau membilang”Sembilan puluh Sembilan”.
Tangan peraba diletakkan,dengan telatak menempel ke dada,pada area
yang ekivalen pada dinding toraks,yaitu diatas segmen
bronkopulmonalis yang bersesuaian dikedua hemitoraks.
Fremitus vokalis paling keras terasa pada pria dewasa yang
kurus,kurang kuat pada wanita. Bertambahnya fremitus disatu sisi
toraks menunjukkan bahwa suara ditransmisikan lebih baik melalui
paru-paru yang lebih padat dan kurang pada ruangan berudara, jadi
pertanda adanya konsolidasi jaringan, ini sering disebabkan oleh
pneumonia lobalis. Sedangkan berkurang atau lenyapnya fremitus
adalah akaibat dari kondisi yang kurang mengthantarkan suara,
misalnya pada penebalan fibrosis pleura, adanya cairan didalam rongga
pleura (pneumotoraks).

d. Perkusi

Perkusi adalah mengetuk struktur tubuh untuk menghasilkan suara.


Terdapat dua teknik perkusi untuk region toraks:

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


25
a) Perkusi langsung, yakni pemeriksaan memukul toraks pasien dengan
bagian palmar jari tengah atau keempat ujung jari tangannya yang
dirapatkan; dan
b) Perkusi tak langsung, yakni pemeriksaan menempelkan satu objek
padat yang disebut pleksimeter (biasanya satu jari tengahnya) pada
dada pasien, lalu sebuah objek lain yang disebut pleksor (biasanya
jari tengah lainnya) untuk memukul pleksimeter tadii, sehingga
menimbulkan suara
Perkusi dada biasanya dilakukan pada tempat-tempat berikut:
1) Region midklavikular kiri dan kanan;
2) Kedua apeks paru-paru;
3) Bagian posterior toraks dari apeks hingga basis paru-paru
(dibeberapa tempat saja);
4) Region aksiler dan midaksilaris; dan
5) Bagian anterior toraks

Resonan bunyi yang pendek dan lemah,pada umumnya ditemukan di


daerah hati dan jantung,disebut pekak(dull). Bunyi bernada
tinggi,seperti di daerah lambung yang berisi udara,disebut timpanik.

e. Auskultasi

Dengan pasien dalam posisi duduk tegak,harus dialkukan aukultasi


komparatf terhadap region diatas setiap segmen pilmonalis. Stetoskop
harus digeser-geser antara kedua segmen pulmonaris yang sesuai di
kedua hemitoraks(gambar 4-1). Jangan melakukan auskultasi dari atas
ke bawah pada sisi yang sama,lalu atas ke bawah pada sisi yang

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


26
sama,lalu atas ke bawah sisi dada
(hemitoraks) lainnya. Setiap regio harus didengar dengan hati-hati
sambil pasien bernapas melalui mulut secara agak cepat dan dalam.
Auskultasi toraks senantiasa harus dikerjakan dalam ruangan yang
tenanng. Radio dan televise harus dipadamkan. Sedapatnya jangan
meletakkan stetoskop di atas bulu-bulu dada. Sebab,gesekan bulu dada
pada diafragma stetoskop dapat menimbulkan suara derikan yang
sangat mirip kondisi patologik paru-paru tertentu. Jika hal ini sulit
dihindari (dad pasien berbulu lebat), membasahi bulu dada tadi dapat
mengurangi atau melenyapkan gangguan itu. (Steven, 2002)

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pernafasan atau respirasi merupakan suatu proses yang terjadi secara otomatis
walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi
oleh susunan saraf autonom. Adapun anatomi dari sistem pernapasan itu
meliputi hidung(nasal), faring(tekak), laring(pangkal tenggorokan),
trakea(batang tenggorokan), bronkus(cabang tenggorokan), alveoli, paru-paru
dan pleura. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar.
Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler
dengan sel-sel tubuh, sedangkan pernapasan luar adalah pertukaran udara yang
terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler sehubungan
dengan organ yang terlibat dalam inspirasi dan ekspirasi maka mekanisme
pernapasan terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot tulang rusuk,
sedangkan pernapasan perut adalah pernapasan yang mekanismenya
melibatkan aktifitas otot- otot diafragma yang membatasi rongga perut dan
rongga dada. Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat
penting. Jika alat- alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses
pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan Kematian.

3.2 Saran
Respirasi atau pernapasan merupakan proses yang penting bagi tubuh kita,
apabila salah satu organ mengalami kerusakan maka akan mengganggu proses
pernapasan. Maka dari itu jagalah dan lindungi sebaik mungkin organ – organ
yang ada dalam tubuh kita sendiri, agar kita tetap sehat dan tidak rentan
terhadap penyakit.

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


28
DAFTAR PUSTAKA

1. Tamsuri Anas, 2008. Klien Gangguan Pernapasan: Seri Asuhan Keperawatan.


Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
2. Muttaqin Arif, 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta. Penerbit PT. Salemba Medika.
3. Husaini Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta. Penerbit
PT Bumi Aksara.
4. Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung.
Yrama Widya.
5. Niluh, Christantie. 2004. Keperawatan Medikal Bedah Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta. EGC.
6. Somantri, Irman. 2007. Asuhan Keperawatan Sistem Pernapasan. Jakarta. Salemba
Medika.
7. Jan, Tambayong. 2000. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta. EGC.
8. Smelzer, Suane C, 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Buku Kedokteran
EGC
9. Lehrer Steven, 2002. Memahami bunyi paru dalam praktik sehari-hari. Tangerang.
Bina Rupa Aksara Publisher.
10. https://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen, 20/9/17
11. https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan, 20/9/17

Tutorial 1, Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi


29

Anda mungkin juga menyukai