Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM VII

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

OLEH :

BATCH :A

KELAS/KELOMPOK : F1/1

NAMA (NIM) :

1. Nur Hidayati Nanda (F202101001) 5. Sitti Chajar (F202101005)


2. Baiq Mulyanti Irma Pratiwi (F202101002) 6. Anis Apriyaningsi(F202101003)
3. Titi Jubaedah Kumalasari (F202101006) 7. Gina Sonya (F202101004)
4. Waode Rachmi Jheniarti (F202101007)

KOORDINATOR LAB: Apt. Bai Athur Ridwan, S.Farm.,M.Farm.,Sci

ASISTEN DOSEN : Aswar Zainal

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini yaitu mengetahui anatomi dan fisiologi sistem
respirasi pada tubuh manusia.

2. Tinjauan Pustaka
Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pengeluaran gas
didalam jaringan (pernapasan dalam), yang terjadi didalam paru-paru atau
respirasi eksternal (O2) diisap melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas
oksigen masuk melalui batang tenggorokan atau trakea dan limfa bronkonia
ke alveoli, dan erat hubungannya dengan daerah didalam kapiler pulmonalis.
(Kal.Irianto. 2004)
Adapun organ-organ respirasi yaitu: Ujung hidung ditunjang oleh tulang
rawan dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalir. Di daerah lubang
hidung permukaan rongga hidung diseluputi oleh epitel berlapis pipih dengan
rambut dan serangga. Pada dinding lateral terdapat yang disebut nasalis
superior, media dan enterior debu-debu udara yang diperangkat oleh lendir.
(Roge Wazon. 2015)
Faring merupakan suatu larutan sepanjang 12,5-13 cm yang terletak
diantara kuana sampa sebelah belakang faring, orafaring dan laring faring.
(Sioane. 1995)
Laring atau kotak suara merupakan suatu saluran yang terdiri dari
Sembilan tulang-tulang rawan, laring diseluputi oleh membrane mukosa yang
terdiri dari epitel berlapis pipih tidak berkeriting, suara yang terbentuk di laring
akan bereanisasi dengan suara yang berada - sinus sinus hidung mulut faring
sehingga terbentuk pita suara manusia. (Roge Wazon. 2015)
Trakea (batang tenggorokan) tersusun dari cincin tulang rawan yang terletak
di depan kerongkongan dan berbentuk pipa. Bagian dalam trakea cincin
dilapisi selaput lendir yang terdiri dari sel-sel barsila yang berfungsi menahan
debu atau kotoran dalam udara agar tidak masuk kedalam paru-paru.
(Syaifuddin. 2009)
Struktur mikroskopis bronkus mirip dengan trakea, bronkus masuk ke paru-
paru, bronkus primer kanan bercabang menjadi 3 bronkus lobus (sekunder).
Sedangkan bronkus primer kiri menjadi 2 bronkus lobus sesuai dengan jumlah
lobus paru-paru kanan 3 dan paru-paru kiri 2 lobus. (Laurella. 2010)
Bronkiolus kemudian bercabang lagi sebanyak 20-25 kali percabangan
membentuk bronkus Pada ujung bronkiolus inilah tersusun alveolus yang
terbentuk seperti buah anggur. (Roge Wazon. 2015)
Alveolus adalah gelembung halus kecil dinding alveolus mengandung
kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada alveolus terdivusi menembus
dinding alveolus lalu menembus dinding kapiler darah yang mengelilingi
alveolus setelah itu masuk kedalam pembuluh darah dan diikat oleh
hemoglobin yang terdapat didalam sel darah merah sehinga membentuk
oksihemoklobin (Hb03). Akhirnya oksigen diedarkan oleh darah keseluruh
tubuh. Setelah sampai kedalam sel-sel tubuh oksigen dilepaskan sehingga
oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. (Evelyn. 2009)
Sistem pernapasan ada dua yaitu : (1) Pernapasan dada adalah
pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. mekanisme kerjanya
yaitu Fase inspirasi, fase ini berupa kontraknya otot antara tulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan rongga dada menjadi
lebih kecil daripada tekanan luar. b. Fase ekspirasi, fase ini merupakan fase
reaksi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti
oleh tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil akibatnya tekanan
didalam rongga dada menjadi besar dari pada tekanan luar sehingga udara
dalam rongga dada yang kaya karbondioksida keluar. (2) Pernapasan perut
adalah pemapasan yang melibatkan otot diafragma, mekanisme kerjanya
dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Fase inspirasi, fase ini berupa kontaksinya otot
diafragma sehinggal rongga dada menjadi lebih kecil dari pada tekanan luar
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk, b. Fase ekspirasi, fase ini
merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma keposisi semula
yang diikat oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.
Akibatnya tekanan dalam ronggal menjadi lebih besar dari pada dari luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya CO2 keluar. (Evelyn. 2009)
Frekuensi perenapasan adalah pemapasan menggunakan hidung kama
udara kotor tidak akann masuk kedalam sistem pernapasan berikutnya dan
dapat memperbaik ritme penaasan. Organ bernafas menggunakan hidung
akan membktikan volumeudara yang kita butuhkan menggnakan sisometer
(Syaifuddin 2009).
3. Alat
Alat yang digunakan:
a. Jarum pentul
b. Kertas HVS
c. Papan Bedah
d. Penggaris
e. Pinset
f. Pisau bedah

4. Bahan
Bahan yang digunakan:
a. Eter
b. Mencit

5. Prosedur Kerja
Sistem respirasi mencit

start

Disediakan 1 ekor mencit tiap kelompok

Di letakkan mencit dalam toples, kemudian di masukkan


kapas yang di basahi eter

Dilakukan pembedahan terhadap, kemudian ukur panjang esofagus,


lambung,duodenum.jejenum,dan ileum.kemudian di foto
6. Hasil pengamatan

No. Nama Organ Ukuran Fisiologi

1. Tenggorokan Panjang: 1 cm Sebagai tempat masuk dan


Lebar :0,5 keluarnya udara pernapasan.
cm

2. Paru-paru Panjang:1,5 Sebagai tempat pertukaran O2


cm dengan CO2
Lebar :1 cm

7. Pembahasan
Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pengeluaran gas
didalam jaringan (pernapasan dalam), yang terjadi didalam paru-paru atau
respirasi eksternal (O2) diisap melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas
oksigen masuk melalui batang tenggorokan atau trakea dan limfa bronkonia
ke alveoli, dan erat hubungannya dengan daerah didalam kapiler pulmonalis.
(Kal.Irianto. 2004)
Adapun organ-organ respirasi yaitu: Ujung hidung ditunjang oleh tulang
rawan dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalir. Di daerah lubang
hidung permukaan rongga hidung diseluputi oleh epitel berlapis pipih dengan
rambut dan serangga. Pada dinding lateral terdapat yang disebut nasalis
superior, media dan enterior debu-debu udara yang diperangkat oleh lendir.
(Roge Wazon. 2015)
Pada percobaan ini menggunakan hewan coba mencit (Mus musculus)
memiliki saluran pernapasan yang sama dengan manusia, pernapasan pada
manusia dilakukan melalui alat respirasi yang terdiri dari hidung (nasal), faring
(tenggorokan), laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan),
bronkus (cabang batang tenggorokan), bronkeolus, dan alveoli atau alveolus.
Bronkus, bronkeolus, dan alveoli merupakan bagian dari paru-paru (pulmo).
Dalam percobaan ini, dilakukan pembedahan terhadap mencit, sehingga kita
dapat membandingkan antara organ-organ mencit yang telah diamati saat
pembedahan dengan organ-organ manusia. Pembedahan yang bagus tidak
terdapat darah, oleh karena itu pada saat pembedahan harus sangat hati-hati
agar tidak terjadi pendarahan.
Adapun cara pembedahan mencit yaitu ambil mencit yang sedang
pingsan dari dalam toples lalu letakkan di atas papan bedah dengan posisi
terlentang, kemudian ikat kaki dan tangan mencit dengan benang godam,
tancapkan jarum pentul di masing-masing kaki dan tangan mencit serta
disetiap ujung benang, jepit sedikit kulit leher dengan menggunakan pinset
kemudian gunting horizontal pelan-pelan jangan sampai berdarah. Kuliti
perlahan seperti menguliti sapi, tapi jangan sampai kulit dalamnya juga ikut
terkelupas setelah menguluti kulit pertama, dilanjutkan dengan menancapkan
jarum pentul di setiap sudutnya agar tidak tertutup kembali. Lalu gunting kulit
kedua, setelah itu tancapkan jarum pentul disetiap sudut seperti yang
dilakukan pada kulit pertama. Lanjutkan dengan mengamati bagian atau
organ dalam tubuh mencit. diukur tenggorokan dan paru-paru.
Berdasarkan pengamatan didapatkan sebagai berikut: pada mencit
dengan struktur manusia diantaranya paru-paru terletak didalam rongga dada
bagian atas, terdiri dari paru-paru kanan (pulmo dekstra), dan paru paru kiri
(pulmo sinistra). Tenggorokan berupa pipa terletak sebagian dileher dan
sebagiannya di rongga dada (toraks).
Adapun data yang didapatkan dari hasil pengukuran organ respirasi pada
mencit kali ini yaitu: tenggorokan mencit memiliki ukuran panjang 1 cm dan
lebar 0,3cm, sedangkan paru-paru mencit memiliki ukuran panjang 1,5cm dan
lebar 0,5cm.

8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Anatomi sistem respirasi seperti terdii dari: hidung, faring, trakea,
bronkus, dan paru-paru dimana susunan salurannya yatu rongga
hidung, pangkal tenggorakan, cabang tenggorokan dan paru-paru.
2. Mekanise penyerapan gas O2 dan CO2 dimana O2 dihirup dari luar
tubuh disamping dan hangatkan serta dilembabkan lalu didorong oleh
silia masuk ke trakea, bronkus dan difusi dalamalveli.
3. Ukuran dari sistem respirasi mencit yang dibedah yaitu yaitu
tenggorokan 1 cm dan paru-paru 1,5 cm.

DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C. Pearce 2009. Anatomi dan Fisiologi Manusia Untuk Paramedis.


Gramedia : Jakarta
Kal.Irianto. 2004. Organ-Organ Respirasi Manusia. Salemba Medica : Jakarta
Laurella. 2010. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi II. EGC : Jakarta
Roge Wazon. 2015. Sistem Respirasi Manusia. Erlangga : Jakarta
Sioane. 1995. Anatomi dan Fisiologi Manusia Untuk Mahasiswa Kedokteran.
EGC : Jakarta
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan
Edisi II. Salemba medika : Jakarta
LAMPIRAN:

Gambar 1. Menunjukan mencit Gambar 2. Menunjukan mencit


Sedang dibius menggunakan eter sedang dibedah menggunakan pisau
Didalam toples. Pinset.

Gambar 3. Menunjukkan organ gambar 4. Menunjukkan organ


Kerongkongan pada mencit. Paru-paru pada mencit.

Anda mungkin juga menyukai