PENDAHULUAN
persalinan tergantung 3 faktor ”P” utama yaitu kekuatan ibu (power), keadaan
jalan lahir (passage) dan keadaan janin (passanger). Faktor lainnya adalah
psikologi ibu (respon ibu ), penolong saat bersalin, dan posisi ibu saat persalinan.
pada satu atau lebih faktor “P” ini, dapat terjadi kesulitan atau gangguan pada
jalannya persalinan.
buruk bagi ibu maupun janin. Pengenalan dini dan penanganan tepat akan
mengenai distosia
TINJAUAN PUSTAKA
A. Distosia
1. Definisi
Distosia berasal dari bahasa Yunani, Dys atau dus berarti buruk atau
jelek, tosia berasal dari tocos yang berarti persalinan, sehingga distosia
merupakan persalinan yang sulit, tidak ada kemajuan dalam persalinan atau
merupakan persalinan yang membawa satu akibat buruk bagi janin maupun
2. Etiologi
dan passanger :
a) Kelainan Power
Power adalah kekuatan ibu mendorong janin, yaitu kekuatan his dan
kekuatan ibu dalam mengejan. His normal yaitu his yang timbul dominan
pada fundus uteri, simetris, kekuatannya semakin lama semakin kuat dan
sering serta mengalami fase relaksasi yang baik. Kelainan his ini dapat
uterus atau his secara normal terjadi pada awal persalinan yakni pada kala
1, pada awal kala 1 his yang timbul masih jarang yaitu 1 kali dalam 15
menit dengan kekuatan 20 detik, his ini semakin lama akan timbul
semakin cepat dan sering yakni interval 2 sampai 3 kali dalam 10 menit
dengan kekuatan 50 sampai 100 detik. Apabila kontraksi tidak adekuat,
lahir dalam waktu 30 menit maka hal ini terjadi karena tidak ada kontraksi
b) Kelainan Passage
kelainan pada jalan lahir, jalan lahir sendiri terbagi atas jalan lahir lunak
dan jalan lahir keras. Jalan lahir keras atau tulang panggul dapat berupa
lahir lunak yang sering dijumpai karena adanya tumor ovarium yang
menghalangi jalan lahir dan adanya edema pada jalan lahir yang
Jenis kelainan pada jalan lahir keras berupa kelainan bentuk yaitu
koksiis, luksasio koksa dan atrofi atau kelumpuhan satu kaki merupakan
al, 2006).
c) Kelainan Passanger
bentuk janin, kelainan letak ini termasuk dalam kelainan presentasi dan
kelainan posisi, pada kondisi normal, kepala memasuki pintu atas panggul
ubun-ubun kecil berada dikanan atau dikiri lintang atau dikanan atau kiri
mulut dan dagu atau tepi orbita. Pada presentasi dahi pada umumnya
dengan kepala dibagian fundus uteri dan bokong dibagian bawah cavum
uteri hal ini pula merupakan penyulit dalam persalinan. Selain letak
sungsang, letak lintang pula cukup sering terjadi, presentasi ini merupakan
presentasi yang tidak baik sama sekali dan tidak mungkin dilahirkan
pervaginam kecuali pada keadaan janin yang sangat kecil atau telah mati
4000 gram, makrosomia atau bayi besar apabila lebih dari 4000 gram,
umumnya hal ini karena adanya faktor genetik, kehamilan dengan diabetes
pula merupakan kelainan bentuk janin, hal ini merupakan keadaan dimana
a) Definisi
kurang kuat, terlalu lemah, pendek dan jarang. Inersia uteri terbagi menjadi
dua macam, yakni inersia uteri primer dan inersia uteri sekunder. Inersia
uteri primer adalah ketika his yang timbul sejak awal lemah, sedangkan
inersia uteri sekunder his lemah timbul setelah sebelumnya mengalami his
b) Etiologi
karena ibu merupakan primi tua, psikis ibu dalam kondisi ketakutan,
merapat pada segmen bawah rahim dalam hal ini kelainan letak atau CPD
yang timbul dominan pada bagian fundus uterus, terjadi secara simetris,
kekuatan his semakin lama semakin sering dan mengalami fase relaksasi,
jarang, maka hal ini disebut dengan inersia uteri primer hal ini umumnya
terjadi pada kala 1 fase laten. Namun apabila sebelumnya his baik, lalu
menjadi lemah, kurang kuat, pendek serta jarang, biasanya terjadi pada
kala 1 dan 2 serta saat pengeluaran placenta, maka hal ini dinamakan
c) Diagnosis
pemeriksaan CTG dan USG, pada inersia uteri hipotoni, his yang timbul
tetap dominan pada fundus, namun kontraksi yang terjadi biasanya lebih
singkat dari biasanyanya, keadaan umum pasien pada umumnya baik, rasa
nyeri yang timbul tidak terlalu sakit. Apabila ketuban masih utuh, keadaan
ini tidak berbahaya baik bagi ibu maupun bagi janin, kecuali apabila
d) Penatalaksanaan
yang meliputi tekanan darah, denyut jantung janin, dehidrasi serta tanda-
tanda asidosis, diberikan diet cair sebagai persiapan operasi, infus D5%
atau NaCl dan apabila nyeri diberikan pethidine 50 mg, serta dilakukan
keadaan umum pasien, apabila kepala atau bokong sudah masuk panggul
maka pasien di edukasi untuk aktivitas berjalan, lakukan pemecahan
mengenai kekuatan interval his dan denyut jantung janin dan apabila
2002).
a) Definisi
dalam rangka kelainan his. His yang terlalu kuat dan yang terlalu efisien
sudah selesai kurang dari tiga jam, dinamakan partus presipitatus: sifat his
normal, tonus otot di luar his juga biasa, kelainannya terletak pada
perlukaan luas pada jalan lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan
karena bagian tersebut mengalami tekanan kuat dalam waktu yang singkat
Batas antara bagian atas dan segmen bawah atau lingkaran retraksi
rotundum menjadi tegang secara lebih jelas teraba, penderita merasa nyeri
terus menerus dan menjadi gelisah. Akhirnya, apabila tidak diberi
b) Etiologi
kelainan his, belum ada persesuaian paham antara para ahli. Hipertonic
yang tidak sinkron dan peningkatan tonus otot di segmen bawah rahim
serta frekuensi kontraksi yang menjadi lebih sering. Hal ini pada umumnya
2007).
c) Diagnosis
1. KTG
2. USG
d) Penatalaksanaan
diukur tiap empat jam, pemeriksaan ini perlu dilakukan lebih sering
setengah jam dalam kala I dan lebih sering kala II. Kemungkinan dehidrasi
dan asidosis harus mendapat perhatian sepenuhnya. Karena pada
dalam perlu diadakan, akan tetapi harus selalu disadari bahwa tiap
tingkat false labour, apakah ada inersia uteri atau incoordinate uterine
diketahui apakah ketuban sudah atau belum pecah. Apabila ketuban sudah
24 jam setelah ketuban pecah sudah dapat diambil keputusan apakah perlu
dilakukan karena biasanya bayi sudah lahir tanpa ada seorang yang
diawasi dengan cermat, dan episiotomi dilakukan pada waktu yang tepat
Tonus uterus otot meningkat, juga di luar his, dan kontraksinya tidak
menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan
menyebabkan hipoksia dalam janin. His jenis ini juga disebut sebagai
persalinan lama dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan his ini
kavum uteri pada tempat itu. Ini dinamakan lingkaran kontraksi atau
biasanya ditemukan pada batas antara bagian atas dan bagian segmen
dimasukkan ke dalam kavum uteri. Oleh sebab itu jika pembukaan belum
dapat diraba jalan serviks yang kaku. Kalau keadaan ini dibiarkan, maka
Dengan his kuat serviks bisa robek, dan robekan ini dapat menjalar
kebagian bawah uterus. Oleh karena itu setiap wanita yang pernah
a) Definisi
Secara normal pada presentasi belakang kepala, kepala yang pertama
kedepan karena panggul luas didepan, pada POPP, oksiput ini tidak
b) Etiologi
sempit, otot panggul yang sudah lembek biasanya hal ini terjadi pada
multipara, dan karena kepala janin yang kecil dan bulat (Crowin, 2009).
c) Penatalaksanaan
namun dengan proses yang lama sehingga perlu adanya pengawasan ketat
pada janin. Pada persalinan dapat terjadi robekan perineum yang teratur
pada POPP yaitu ketika kepala sudah sampai pada dasar panggul, ubun-
penurunan kepala sudah lebih dari 3/5 diatas PAP atau diatas 2 maka
sebagiknya dilakukan seksio sesaria, apabila pembukaan serviks belum
lengkap dan tidak ada tanda obstruksi maka diberikan oksitosin drip, bila
dan kepala masuk tidak kurang dari 1/5 PAP atau pada kala II bila kepala
turun sampai dengan Hodge III dan atau UUK lintang sudah dipimpin
maka dilakukan vacum ekstraksi atau forceps, namun apabila ada tanda
obstruksi serta gawat janin maka akhiri kehamilan dengan seksio sesaria
dan kerusakan jalan lahir lebih besar, selain itu kematian perinatal lebih
besar pada POPP dari pada presentasi kepala dengan UUK di bagian depan
2. Letak Sungsang
a) Definisi
bawah kavum uteri. Tipe letak sungsang yaitu: Frank breech (50-70%)
yaitu kedua tungkai fleksi ; Complete breech (5-10%) yaitu tungkai atas
lurus keatas, tungkai bawah ekstensi ; Footling (10-30%) yaitu satu atau
b) Etiologi
Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah prematuritas,
dan obstruksi pelvis (plasenta previa, myoma, tumor pelvis lain). Dengan
c) Diagnosis
atas umbilikus, pemeriksaan dalam, USG dan Foto sinar-X (Schiara et al,
1997).
d) Penatalaksanaan
bila nilai tetap dapat dilahirkan pervaginam, jika nilai lebih dari 5
kriteria seleksi untuk partus pervaginam yaitu jenis letak sungsang adalah
frank atau bokong komplit, kepala fetus tidak hiperekstensi dan taksiran
berat janin 2500-3600 gram serta tindakan augmentasi dan induksi
0 1 2
Kehamilan
berat janin
sungsang
serviks
rendah
Arti nilai :
a. Tahap lambat : mulai lahirnya bokong sampai pusar merupakan fase yang
tidak berbahaya.
b. Tahap cepat : dari lahirnya pusar sampai mulut, pada fase ini kepala janin
c. Tahap lama : lahirnya mulut sampai seluruh bagian kepala, kepala keluar
cerebellum).
Teknik persalinan
b. Ibu tidur dalam posisi litotomi, penolong berdiri di depan vulva saat
yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha, sedangkan
jari-jari lain memegang panggul. Saat tali pusat lahir dan tampak
rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu, gerakan ini
Menjaga kepala janin tetap dalam posisi fleksi, dan menghindari ruang
kosong antara fundus uterus dan kepala janin, sehingga tidak teradi
lengan menjungkit.
Tahapan :
sendiri.
b. Lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong dengan cara
c. Lahirnya kepala dengan cara Mauriceau (Veit Smellie), Wajouk, Wid and
Cara klasik :
melahirkan lengan depan di bawah simpisis tetapi jika lengan depan sulit
belakang dilahirkan.
lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai
f. Jika lengan depan sukar dilahirkan, maka harus diputar menjadi lengan
belakang. Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkram dengan
kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari tangan
Cara Mueller
penolong diletakkan sejajar spina sacralis media dan jari telunjuk pada
crista illiaca dan jari-jari lain mencengkram paha bagian depan. Badan
janin ditarik curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak
bawahnya.
c. Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih
lahir. Bila bahu belakang tak lahir dengan sendirinya, maka lengan
penolong.
Cara louvset :
jalan lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan
jari ke 4 mencengkram fossa kanina, sedangkan jari lain mencengkeram
janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke 3 penolong yang lain
berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan
pemasangan lengan pada letak belakang kepala. Hanya pada kasus ini,
cunam dimasukkan pada arah bawah, yaitu sejajar pelipatan paha belakang.
Hanya pada kasus ini cunam dimasukkan dari arah bawah, yaitu sejajar
berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala
lahir.
3. Letak Lintang
a) Definisi
letak lintang kepala janin tidak dapat didorong ke atas tanpa merobekkan
a. Letak kepala
b. Letak punggung
posterior
b) Etiologi
3) Gemeli
c) Diagnosis
1) Inspeksi
2) Palpasi
Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu
3) Auskultasi
tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara
bersalaman.
Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila
klavikula.
ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.
d) Penatalaksanaan
tidak tertutup oleh bagian bawah anak seperti pada letak memanjang. Oleh
karena itu seringkali ketuban sudah lebih dulu pecah sebelum pembukaan
lengkap atau hampir lengkap. Setelah ketuban pecah, maka tidak ada lagi
tekanan pada bagian bawah, sehingga persalinan berlangsung lebih lama.
karena biasnaya ketuban sudah lekas pecah dan karena tak ada lagi air
ketuban, maka dinding uterus lebih menekan anak di dalam rahim. Dengan
demikian bagian anak yang lebih rendah akan masuk lebih dulu ke dalam
pintu atas panggul, yaitu bahu anak. Karena pada letak lintang pintu atas
panggul tidak begitu tertutup, maka tali pusat seringkali menumbung, dan
Bila pembukaan telah lengkap, ini pada awalnya tidak begitu jelas
tampaknya. Karena tidak ada tekanan dari atas oleh bagian anak pada
lingkaran pembukaan, makan lingkaran ini tidak dapat lenyap sama sekali,
lengkap pada letak lintang seperti halnya pembukaan lengkap pada letak
memanjang.
pada letak lintang setelah pembukaan lengkap, karena his dan tenaga
mengejan, badan anak tidak dapat dikeluarkan dari rongga rahim, akan
tetapi sebagian besar masih di dalam uterus, meskipun tubuh anak menjadi
semakin membengkok.. Jika ini terjadi terus menerus, maka akan terjadi
suatu letak lintang kasep, dimana tubuh anak tidak dapat lagi didorong ke
namun faktor yang penting ialah karena faktor kuatnya his. Pada letak
lintang kasep, biasanya anak telah mati, yang disebabkan karena kompresi
pada tali pusat, perdarahan pada plasenta, ataupun cedera organ dalam
a) Definisi
manuver obstetrik oleh karena terjadi impaksi bahu depan diatas simphisis
sehingga dengan tarikan ke arah belakang pada kepala bayi tidak bisa
b) Etiologi
c) Diagnosis
1) Kepala janin telah lahir namun masih menekan vulva dengan kencang.
melakukan putaran paksi luar dan tertahan akibat adanya tarikan yang
d) Penatalaksanaan
“ALARM“ (Ask for help, Lift the legs and buttocks, Anterior shoulder
arm).
paha sehingga posisi lutut menjadi sedekat mungkin dengan dada, dan
(Cunningham, 2005).
2005).
1. Definisi
disebabkan oleh adanya kelainan dari bentuk panggul atau ukuran panggul.
Menurut Caldwell dan Moloy bentuk panggul di bagi dalam empat jenis, yaitu
(Cunningham, 2005):
a) Panggul Ginekoid
Pintu panggul yang bundar dengan diameter transversa yang sedikit lebih
b) Panggul Antropoid
c) Panggul Android
d) Panggul Platipelloid
diameter transversa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang
biasanya cukup.
Dari keempat jenis panggul diatas panggul ginekoid merupakan jenis panggul
panggul baik pintu atas panggul, pintu tengah panggul, maupun pintu bawah
2. Diagnosis
menonjol dan ukuran konjugata diagonalis lebih besar dari 11,5 cm.
3. Penatalaksanaan
yang cukup besar dan dapat menimbulkan terjadinya cedera pada kepala janin
(Cunningham, 2005).
BAB III
KESIMPULAN
1. Distosia merupakan persalinan yang sulit, tidak ada kemajuan dalam persalinan
atau merupakan persalinan yang membawa satu akibat buruk bagi janin maupun
ibu.
a. Kelainan Power
b. Kelainan Passage
c. Kelainan Passanger
persalinan perabdominam.
DAFTAR PUSTAKA