Anda di halaman 1dari 3

Kesehatan Nabi Dipandang dari Segi Ilmu Sains

Oleh: Udy Tyas (11630063)


Akhir-akhir ini muncul berbagai macam penyakit baru mengerikan yang dapat
membunuh siapapun. Ilmu pengobatan, kedokteran, dan kimia menjadi sangat penting sehingga
semakin hari semakin banyak dibutuhkan. Karena saat ini kesehatan adalah harta yang lebih
berharga dari pada makanan atau kekayaan apapun. Ilmu sains dan kedokteran menjadi acuan
utama bagi masyarakat dalam memperolah hidup sehat. Padahal Allah SWT telah menjelaskan
bahwa pada Al-Qur’an dan kehidupan nabi Muhammad SAW terdapat banyak petunjuk ilmu
sains dan kesehatan, bagi orang-orang yang mau berfikir.
   
     
   


''Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan
rahmat bagi orang-orangnya yang beriman'' (QS:Yunus 57)
Berikut merupakan 3 faktor penting yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan
menurut sains islam. Faktor terbesar yang mempengaruhi tingkat kesehatan manusia adalah pola
hidup. “Penyembuh dan petunjuk-petunjuk” dalam Q.S.Yunus diatas dapat diartikan sebagai
pola hidup yang dibawa Rasulullah SAW. Rasulullah SAW hanya dua kali sakit selama
hidupnya bukan semata-mata beliau seorang Nabi lantas tingkat ketahanan tubuhnya lebih kuat
dari pada manusia pada umumnya, tetapi karena beliau diberi hidayah kepandaian oleh Allah
untuk mengatur pola hidup yang sehat. Agar umatnya dapat meneladaninya sebagai panduan
“cara hidup sehat”. Rasulullah SAW sangat memahami kebutuhan tubuhnya secara proporsianal.
Beliau SAW seakan mengerti tentang ilmu kimia dan biologi sehingga pandai dalam
mengkombinasikan makanan agar mudah dicerna oleh tubuh. Beliau SAW tahu aktivitas
keseharian yang ringan namun baik bagi kesehatan tubuh. Misalnya dalam hadist ini:
َ‫علَى ِش ِقِّك‬َ ‫ط ِج ْع‬َ ‫ض‬ ْ ‫صالَةِ ث ُ َّم ا‬َّ ‫ض َجعَكَ فَت ََوضَّأ ْ ُوضُو َءكَ لِل‬ ْ ‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم قَا َل إِذَا أ َ َخ ْذتَ َم‬ َّ ‫ب أ َ َّن َرسُو َل‬
ٍ ‫از‬
ِ ‫ع‬َ ‫ع ْن ْالبَ َراءِ ب ِْن‬
َ
َ َّ َ ْ َ ً ً َ َ ْ ْ
َ‫األ َ ْي َم ِن ث ُ َّم قُ ِل اللَّ ُه َّم إِنِِّى أ ْسل ْمتُ َوجْ ِهى إِليْكَ َوفَ َّوضْتُ أ ْم ِرى إِليْكَ َوأل َجأتُ ظ ْه ِرى إِليْكَ َر ْغبَة َو َر ْهبَة إِليْكَ الَ َمل َجأ َوالَ َم ْن َجا مِ ْنكَ إِال إِليْك‬
َ َ َ َ َ َ
ْ ‫علَى ْالف‬
ِ‫ِط َرة‬ َ َ‫س ْلتَ َواجْ عَ ْل ُه َّن مِ ْن آخِ ِر َكالَمِكَ فَإ ِ ْن ُمتَّ مِ ْن لَ ْيلَتِكَ ُمتَّ َوأ َ ْنت‬َ ‫آ َم ْنتُ بِ ِكت َابِكَ الَّذِى أ َ ْنزَ ْلتَ َوبِنَبِيِِّكَ الَّذِى أ َ ْر‬
Dari Barra’ bin ‘Azib, bahwasannya Rasulullah saw bersabda apabila kau hendak tidur,
maka berwudlulah seperti wudlumu untuk shalat, kemudian berbaringlah di sisi kanan,
kemudian bacalah do’a (yang artinya) “Ya Allah sesungguhnya Aku telah tundukkan wajahku
kepadaMu, dan aku serahkan urusanku kepadaMu, dan aku tundukkan punggungku di hadapan-
Mu dengan penuh harapan dan rasa takut kepadaMu. Tidak ada tempat berlindung dan tempat
menyelamatkan diri dariMu melainkan kepada-Mu, aku beriman kepada kitab yang Engkau
telah turunkan dan beriman kepada Nabi yang Engkau telah utus”, dan jadikanlah kalimah itu
sebagai akhir perkataanmu, jika engkau mati pada malam hari itu, kau mati dalam keadaan
fitrah
Seperti makan-minum dengan duduk, tidur miring ke kanan, selalu menjaga wudhu,
makan secukupnya, olah raga, puasa dan lain-lain (bisa dipelajari dalam bab tersendiri). Maka
dapat dikatakan bahwa Rasulullah SAW jarang sakit karena mampu mencegah hal-hal yang
berpotensi mendatangkan penyakit. Dengan kata lain, beliau sangat menekankan aspek
pencegahan daripada pengobatan. Sehingga mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah adalah sebuah
keniscayaan menuju hidup yang sehat jasmani dan Ruhani. Rasulullah SAW adalah teladan
segala urusan, termasuk dalam bidang kesehatan. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan
pada beliau SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya. Apabila seseorang sering sakit-sakitan,
mungkin saja karena dia tak pernah menghiraukan sunah-sunah Rasulullah SAW sehingga pola
hidup sehari-harinya kurang sehat.
Faktor kedua yang sangat mempengaruhi kesehatan manusia adalah makanan. Nabi SAW
telah memberikan keteladanan:
ْْ‫نْآدَ َْمْأكالَت‬ ِْ ‫بْاب‬ ِْ ‫ل َْآدَ ِمىْْ ِو َعاءْْش ًَّراْ ِمنْْبَطنْْبِ َحس‬ ِّْ ْ‫ل‬
ْ ‫َللاْصلىْهللاْعليهْوسلمْيَقولْْْ َماْ َم‬ َْ ‫س ِمعتْْ َرسو‬ َْ ‫بْقَا‬
َ ْ‫ل‬ َْ ‫نْ َمعدِيك َِر‬
ِْ ‫امْب‬
ِْ َ‫َعنْْ ِمقد‬
‫ام ِْهْ َوثلثْْ ِلش ََرا ِب ِْهْ َوثلثْْ ِل َن َف ِس ِْه‬ َ ‫لَْ َم َحالَ ْةَْفَثلثْْ ِل‬
ِ ‫ط َع‬ ْ َْْ‫ي ِقمنَْْصلبَهْْفَإِنْْكَان‬
Dari Ma’dikarib, bahwasannya ia berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda “Tiada
ada bejana anak Adam yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah
baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya
(memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga
makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah)
Kebanyakan manusia berlebihan dalam hal makan. Mereka melakukan segala macam cara untuk
memenuhi kepuasan makannya, dengan cara mengusahakan keberlimpahan bahan makanan.
Demi keberlimpahan bahan makanan seringkali manusia mengabaikan pengaruh bahan makanan
terhadap kesehatan. Bahan makanan yang baik bagi tubuh tentunya adalah bahan alami yang
tidak tercemar oleh zat-zat kimia buatan. Sungguh ironi memang, bahwa saat ini semakin sulit
menemukan bahan makanan (nabati/hewani) yang bebas dari obat kimia dan rekayasa genetika
manusia. Penggunaan obat kimia semakin menggebu-gebu seiring dengan munculnya berbagai
macam hama pada beberapa kurun waktu terakhir. Hama-hama itu datang berduyun-duyun dari
negeri antah barantah. Hama-hama itu sudah tidak mampu lagi ditangani dengan cara
konvensional, bahkan semakin tidak dapat dikendalikan dengan obat-obatan kimia biasa. Saat
hama-hama itu dibasmi dengan suatu pestisida maka kekebalannya secara komunal akan
semakin bertambah pada generasi-generasi berikutnya. Sehingga penggunaan pestisida oleh para
petani selalu meninggat. Semakin besar penggunaan pestisida akan semakin membahayakan
kesehatan manusia.
Diantara sayuran yang paling banyak memerlukan bahan kimia adalah kacang panjang,
gambas, terong, kubis, sawi, timun dan kol. Sementara buahnya adalah tomat, melon dan
semangka. Mereka seakan tak mampu hidup tanpa pestisida dan insektisida kimia. Para petani
tidak bisa disalahkan karena mereka tidak mau merugi. Karena permintaan pasar yang terus
bertambah membuat petani semakin ingin meningkatkan hasil panennya sehingga tidak sedikit
para petani yang menggunakan obat-obatan kimia secara berlebihan. Padahal obat-obat kimia
dan rekayasa tersebut masih diragukan keamanannya. Itu saja terkadang para petani masih gagal
panen. Untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya saat ini para peternak juga
menggunakan macam-macam pakanan yang perlu diwaspadai keamanannya. Masyarakat
memang tidak bisa secara langsung menghindar dari semua produk masal itu , tetapi paling tidak
bisa mengurangi ketergantungannya. Memilih bahan-bahan makanan alami yang bebas dari zat
kimia buatan adalah jalan terbaik menuju hidup sehat, insyaAllah.
Bagi masyarakat perkotaan, untuk mendapatkan itu semua memang membutuhkan dana
belanja yang lebih besar. Tapi yakinlah bahwa biaya pengobatan bila sakit keras itu lebih mahal.
Beruntung bagi yang hidup di wilayah pedesaan. Pekarangan yang luas memungkinkan untuk
melakukan budidaya sayuran organik yang sehat seperti bayam, kemitir, kangkung, daun ubI
jalar dan ubi kayu, daun mlinjo, daun pepaya, pepaya muda, bunga pisang, nangka muda, bambu
muda, manisah dan masih banyak lagi. Bisa juga menggunakan pot-pot dan polobek sederhana
untuk menanam. Memungkinkan budidaya buah organik seperti pisang, mangga, jambu, nangka,
pepaya, rambutan, dll. Memungkinkan juga untuk mendapatkan ikan-ikan dan daging segar hasil
peliharaan sendiri. Jadi memanfaatkan bahan-bahan makanan organik/alami dan menjauhi
makanan instant adalah langkah tepat untuk memastikan keluarga menuju hidup sehat.
Faktor ketiga adalah panjang angan-angan. Dalam suatu hadits, bersabda Nabi saw. :
“Sesuatu yang paling mengkhawatirkan dan aku khawatir atas kamu adalah dua hal : Panjang
angan-angan dan mengikuti hawa nafsu. Dan sesungguhnya panjang angan-angan membuat
lupa kepada akhirat, sedang mengikuti hawa nafsu akan menghalangi dari kebenaran”.
Sudah jelas, bahwa orang yang tak mampu mengendalikan “angan impiannya yang menjulang
tinggi” atau “kekecewaannya yang mendalam” akan lebih mudah terserang berbagai macam
penyakait. Ini merupakan ranah para psikolog.
Allahu A’lam
-Udy Tyas-

Anda mungkin juga menyukai