Anda di halaman 1dari 2

Dukamu, adalah duka kita semua

untukmu saudaraku, Muslim Rohingya..


Bebrapa hari yang lalu, Indonesia
dikejutkan dengan hadirnya sebuah kapal yang
mengangkut perempuan, anak-anak, laki-laki, serta orang tua yang melarikan diri dari
kampung halamannya, yaitu Myanmar. Mereka adalah umat muslim Rohingya dari Arakan,
Myanmar. Mereka terdampar di Aceh yang kemudian di temukan oleh nelayan dari kota
Langsa, yaitu Ar Rahman yang mengatakan bahwa beliau mendapatkan kabar dari radio
komunikasi mengenai kapal yang hampir tenggelam di perairan Aceh Timur pada jumat, 15
Mei 2015. Ratusan pengungsi masih di tempatkan di gudang pelabuhan Kuala Langsa, kota
Langsa. Diantara mereka, puluhan orang dilarikan ke rumah sakit karena kekurangan
makanan dan menderita dehidrasi.
Singkat sejarah Muslim Rohingya di negeri Burma (read: Myanmar)
Sejarah panjang, sebagai sebuah etnis, mereka sudah hidup di sana sejak abad 7 Masehi
sebagai Muslim dengan nama kerajaan Arakan. Kaum muslim tersebut sudah mulai ada sejak
tahun 1430 sampai 1784 masehi. Sekitar 3,5 abad mereka dalam kekuasaan kerajaan Muslim
hingga mereka di serang oleh kerajana Burma. Selama 3.5 abad yang lalu, kerajaan Arakan
telah berhasil menyumbang peradaban besar dalam kemajuan, yaitu dalam bidang
pendidikan dan telah melaksanakan hubungan internasional dengan pemerintah dinasti
Abbasiyah, Harun Ar Rasyid. Semenjak kemerdekaan Burma pada tahun 1948, terdapat 137
etnis yang ada di Burma, namun keberadaan mereka yang pernah ada sebagai etnis tidak
diakui. jadi masalahnya, mereka sudah ada sebelum Negara Burma terbentuk. Mereka dinilai
dari minoritas dari segi warna kulit, bahasa dan mereka dianggap lebih dekat dengan orang
Bangladesh meski mereka bukan orang Bangladesh.
Pada tahun 1784 M, rakan di jajah oleh raja Budha Burma (Budabay) Ia mamasukkan arakan
ke wilayah Burma karena takut penyebaran Islam, hingga ia pun melakukan pengerusakan di
muka bumi, dimana ia menghancurkan peninggalan Islam berupa masjid dan madrasah,
hingga pembunuhan para ulama dan dai. oleh karena itu, sebelum tahun 1942 atau sebelum
Burma merdaka muslim rohingya telah mendapatkan aksi kekerasan baik oleh Negara
maupun etnis mayoritas. Muslim rohingya di anggap minoritas dan bukan bagian dari
Burma.kekerasan yang dialami muslim rohingya terus berlanjut hingga Burma merdeka.
Operasi-operasipun sering diadakan sejak tahun 1950-an. Orang-orang Budha pun terus
melakukan tekanan terhadap Muslim dan menjarah harta mereka yang terjadi selama 40
tahun serta menghasut Budha Almag untuk terus menekan mereka. Hingga pada tahun, 1824
M, Inggris menjajah dan memasukkan Burma dalam pemerintahan colonial Inggris Hindia.
Operasi yang paling sadis adalah Na Sa Ka operation, diantaranya dengan metode
kekerasan, pengusiran, burmanisasi, halangan untuk menikah, dan pemerkosaan. Sehingga
semua kekerasan dapat di sebut dengan state violence, dimana Negara melakukan
pembersihan etnis (genocida etnic cleansing ), dan kemudian berkembang menjadi kejahatan
sipil antar orang rohingya dengan orang arakan lainnya yang non muslim. Kekerasan yang
dilakukan terhadap kaum muslimin adalah bentuk dari Islamphobia dan propaganda kaum
anti-muslim yang disponsori dan didukung oleh Negara yang mengarah pada penganiayaan
sistematis dan genosida.

Bentrokan atau perselisihan yang terjadi antar masyarakat sangatlah tidak relevan, karena hal
tersebut merupakan kekerasan serta bentuk pemusnahan hak asasi manusia. Berikut adalah
cacatan ringkas tentang kekejaman yang dilakukan terhadap muslim Rohingya :
1.

Lebih dari 5000 orang dibunuh dengan berbagai cara, dan lebih dari 120.000 muslim
digusur dari tenah mereka sendiri.

2.

Para wanita dan anak-anak muslimah dibawah umur diperkosa oleh militer

3.

Muslim di siksa di sel-sel tersembunyi secara tidak manusawi.

4.

Akses muslim terhadap makanan dan obat di blokir sehingga mereka mati kelaparan dan
terjadi wabah penyakit yang marak diantara mereka.

5.

Pengusiran yang terjadi adalah sebagai berikut,


a.

Tahun 1962 M yaitu revolusi militer fasis dimana 300.000 lebih muslim diusir ke
Bangladesh.

b. Tahun 1978 M, lebih dari 500.000 muslim dalam kadaan yang memprihatinkan, yaitu
40.000 jiwa melayang dari kalangan wanita, orang tua dan anak-anak, menurut
Badan Pusat Statistik, bantuan pengungsi PBB.
c.

Tahun 1988 M, 150.000 muslim lebih diusir karena pembangunan desa-desa Budha,
untuk perubahan demografi penduduk.

d. Tahun 1991 M, hampir 500.000 rubu muslim di usir. Pengusiran setelah penghapusan
hasil pemilu, dimana oposisi memenangkan suara karena mereka memilih Partai
Demokrat Nasional yang oposisi.
Berdasarkan kondisi tersebut, perlu kiranya kita menjadi tahu akan kondisi saudara kita
yang berada di lintas Negara, karena setiap Negara yang terjajah sedangkan dalam wilayah
tersebut terdapat ummat yang menegakkan kalimat lailahaillallohu perlu untuk
mendapatkan solidaritas dari setiap muslim diberbagai wilayah, karena persaudaraan seorang
muslim tak terbatas oleh terotorial negara, selama negara itu bertauhid, maka kita perlu turut
membela pula dan mereka adalah bagian dari saudara kita. Umat Islam bagaikan satu tubuh,
jika satu bagian sakit, maka bagian yang lain akan merasakan kesakitan. Bentuk solidaritas
yang kita berikan dapat berupa sumbangan kekayaan yang kita punya,
doa, hingga
pembelaan untuk menolong menyelamatkan mereka dari fitnah dan penindasan.
LDK Masjid At-tarbiyah UIN Maliki Malang
Malang, 20 Mei 2015
========================================================
==========================
Sumber : Suara-Muslim.com |Arrohmah.com | Voa-islam.com | BBC INDONESIA | Kumpulan
Risalah Dawah, Hasan Albanna: Pustaka Alkautsar

Anda mungkin juga menyukai