Anda di halaman 1dari 3

Indonesia Kini

Adikku,
Dahulu pada abad-abad yang silam,
Negeri ini penduduknya begitu rukun,
pemimpinnya jujur dan ikhlas memperjuangkan kemerdekaan.

Ciri utamanya adalah kesederhanaan.


Hubungan kemanusiaannya, adalah kesantunan dan
kesetiakawanan.
Semuanya itu fondasinya keimanan.

KINI
.., negeri ini berubah
jadi negeri MALING, COPET, RAMPOK, BANDIT dan
MAKELAR.
Negeri PEMERAS, PENCOLENG, PENIPU, PENYOGOK
dan KORUPTOR.

Dari sabang sampai meraoke berjajar dusta-dusta


Sogok menyogok bersambung menjadi satu itulah Indonesia..

Negeri banyak omong, banyak fitnah kotor.


Tukang dusta, jago intrik dan ingkar janji.

Bagi mereka,
mobil, tanah, deposito, relasi dan kepangkatan
politik ideologi kekuasaan disembah sebagai tuhan.
Dominasi materi menggantikan tuhan

Adikku,
Di RRC, koruptor dipotong kepala.
Di Arab Saudi, koruptor dipotong tangan.
Di Indonesia, koruptor justru dipotong masa tahanannya.

Janji janji palsu masih saja di dakwahkan


Mengatasnamakan kesejahteraan

Kita... MUAK!!!
Kita MUAK dan BOSAN!!!
Kita sudah hilang kepercayaan lama,
HILANG... KEPERCAYAAN!

Umat miskin dan penganggur berdiri hari ini


Seratus juta banyaknya
Sakiitt, terjepiit.. oleh tingginya harga-harga..

Para tani - buruh bekerja,


berumah di gubug-gubug tanpa jendela,
menanam bibit di tanah yang subur,
memanen hasil yang berlimpah dan makmur
namun hidup mereka sendiri sengsara.
Raut wajah yang tersiksa, tak bisa bicara,
Tak tahu akan berbuat apa.

Dengarkan itu ada bayi mengeak di rumah tetangga


Suaranya keras, menangis berhiba-hiba
Begitu lahir ditanting tangan bidannya
Belum kering darah dan air ketubannya
Langsung dia memikul hutang di bahunya
Rupiah sepuluh juta
Adikku, Kita mesti berbuat apa-apa, betapun sukarnya..
Adikku sayang, apabila kakimu sudah melangkah di tengah
padang, tancapkanlah kakimu dalam2 dan tetaplah terus
bergumam sebab gumam adalah mantra, gumam mengandung
ribuan makna.

Apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga, maka


gumam akan berubah menjadi teriakan-teriakan. Yang
nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar
yang nantinya akan mampu merobohkan isrtana yang penuh
kepalsuan gedung-gedung yang dihuni kaum munafik
Tatanan negeri ini sudah hancur Adikku

Adikku,
Inilah peperangan
Tanpa jenderal, tanpa senapan
Pada hari-hari yang mendung
Bahkan tanpa harapan

Di sinilah keberanian diuji


Kebenaran dicoba dihancurkan
Pada hari-hari berkabung
Di depan menghadang ribuan lawan

Adikku,
Mahasiswa boleh takut pada dosen
Dosen boleh takut pada dekan
Dekan boleh takut pada rektor
Rektor boleh takut pada menteri
Menteri boleh takut pada presiden
Tapi Presiden HARUS, HARUS takut pada mahasiswa..
Taufik Ismail Widji Tukul

Anda mungkin juga menyukai