Anda di halaman 1dari 2

NURVANDI SUSANTO

REVIEW SEMINAR POPULISME

Populisme adalah suatu persepsi mengenai politik yang membagi masyarakat


mayoritas terhadap minoritas, yang mana masyarakat mayoritas menganggap bahwa
mereka adalah kaum yang dieksploitasi oleh kaum minoritas yang dipandang sebagai
kelompok elit. Dalam sudut pandang Laclau, populisme digunakan untuk membangun
politik dengan momen-momen partikular menjadi satu bentuk yang universal bagi
masyarakat, ia juga memandang bahwa kekurangan dapat ditutupi dengan objek baru.
Terdapat asumsi-asumsi mengenai populisme bahwa populisme sekarang merupakan reaksi
atas kekurangan demokrasi, tetapi tidak selalu populisme menjadi ancaman terhadap
demokrasi, bahkan populisme mempengaruhi perjalanan evolusi dari demokrasi. Perbedaan
antara populisme dengan fasisme sungguh jelas bahwa populisme dapat bekerja dengan
demokrasi sedangkan fasisme tidak dapat bekerja dengan demokrasi. Krisis Welfare State
yang melanda sebagian negara di dunia juga berpengaruh terhadap populisme.

Dalam pengertian lain populisme merupakan ideologi elastik yang menyasar


pendengar yang cemas dan frustasi akan keamanan ekonomi dan organisasi sosial.
Populisme menghasilkan elite atau status quo dan membelah publik bukan menyatukan,
membagi masyarakat menjadi dua bagian yang saling bertolak belakang satu sama lain.
Populisme juga merupakan persenyawaan antara pandangan politik ekstrem dengan
ketimpangan ekonomi yang akut. Populisme kanan mengkamuflasekan pertentangan
kepentingan ekonomi menjadi politik identitas.

Dalam hal populisme terkait liberalisasi politik, terdapat beberapa ciri yakni, ranah
politik yang dikuasai oleh sistem oligarki, vote-buying menjadi kurang efektif sehingga
memobilitasi identitas, sirkulasi dan promosi dalam pemerintahan berdasar kinship,
loyalitas, perkoncoan serta pengambilan keputusan berlangsung yang bersifat eksklusif.

Dalam pelaksanaannya populisme disebut sebagai hal yang negatif tetapi dalam
sudut pandang lain populisme juga bisa dipandang sebagai sesuatu yang baik seperti
mendukung hak dan kedaulatan rakyat dalam melawan elit-elit istimewa dan dapat
membuat peningkatan ekonomi yang dilakukan oleh pihak mayoritas. Terdapat 2 pasion
dalam politik yakni Fear dan Hope, fear biasanya digunakan oleh sayap kanan dalam
rangka memberikan ketakutan. Seperti yang dilakukan dalam praktik politik sekarang yang
mana penggunaan fear selalu dipakai oleh pihak-pihak yang ingin berkuasa sedangkan
dalam pasion hope jarang ditemukan dalam praktik politik dewasa ini.

Untuk memahami populisme terdapat 3 pertanyaan mendasar yakni what is


populism? Yaitu persepsi tentang politik yang membagi masyarakat mayoritas dengan
masyarakat minoritas, when is populism? Pada hal ini tidak begitu penting kapan populisme
itu sendiri baru muncul karena populisme itu muncul karena reaksi atas kekurangan
demokrasi, populisme tidak akan muncul jika demokrasi baik-baik saja di masyarakat, who
are the populis? Pelaku dari populisme itu sendiri ialah basis-basis seperti sayap kiri dan
sayap kanan

Anda mungkin juga menyukai