Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN PERAWAT

TERHADAP KUALITAS HARGA DIRI KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH


DI RSJD SURAKARTA

JURNAL SKRIPSI

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1
Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

Disusun Oleh :
ARIBOWO SUSILOWATI
NIM : 1407005

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2016

1
2

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas Harga Diri Klien Dengan Harga Diri
Rendah Di Rsjd Surakarta

Skripsi

Ariwibowosusilowati*Dwi Indah Iswati**Amrih Widiati**

Program studi s1 keperawatan Sekolah tinggiilmu kesehatan karya husada


Semarang

ABSTRAK

Latar belakang : Survei pendahuluan tercatat bahwa jumlah pasien gangguan jiwa kategori skizofrenia
paranoid sebanyak 1.814 pasien rawat inap yang keluar masuk dan 23.522 pasien rawat jalan.
Sedangkan tahun 2014 tercatat sebanyak 1.929 pasien rawat inap yang keluar masuk dan 12.377
pasien rawat jalan. Jumlah pasien yang menderita skizofrenia paranoid sebanyak 1.581 pasien rawat
inap dan 9.532 pasien rawat jalan. Tujuan Penulisan : Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas harga diri pada klien harga diri rendah di
Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta.
METODE PENELITIAN : Jenis atau desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
dengan desain analitik korelasi dengan pendekatan metode deskriptif analitik serta cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga klien yang di rawat di ruang rawat inap RSJD dr.
Arif Zainudin Surakarta. sejumlah 188 orang. Hasil penelitian : Keluarga pasien gangguan jiwa di
ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta sebagian besar mendukung
sebanyak 52 responden (62,7%) dan harga diri rendah di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah
dr. Arif Zainudin Provinsi Jawa Tengah sebagian besar mempunyai kualitas harga diri baik sebanyak
39 responden (45,3%)
Kesimpulan : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas harga diri pada pasien dengan
harga diri rendah di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta.
Kata kunci : dukungan keluarga & kualitas harga diri Kepustakaan : 26(2007-2015).
* Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Karya Husada Semarang
** Dosen Pembimbing S1 Keperawatan Stikes Karya Husada Semarang
ABSTRACT

Background: Preliminary Survey noted that the number of mental patients paranoid schizophrenia
category as much as 1,814 inpatients in and out and 23 522 outpatients. While in 2014 there were
1,929 in-patients and out and 12 377 outpatients. The number of patients suffering from paranoid
schizophrenia as many as 1,581 inpatients and 9532 outpatients.
Purpose: The purpose of this study was to determine the relationship of family support with the quality
of self-esteem in low self esteem clients in Mental Hospital of dr. Zainudin Arif Surakarta.
Methods: The type or design of research is a quantitative research design approach analytic correlation
with analytic descriptive method and cross sectional. The population in this study is all of the family
were treated in inpatient RSJD dr. Zainudin Arif Surakarta. some 188 people.
Result: The family of mental patients in inpatient Mental Hospital of dr. Zainudin Arif Surakarta
majority support of 52 respondents (62.7%) and low self-esteem in inpatient Mental Hospital of dr.
Zainudin Arif Central Java province have mostly good quality self-esteem as much as 39 respondents
(45.3%)
Conclusion: There is a relationship between family support with the quality of self-esteem in patients
with low self esteem in inpatient Mental Hospital of dr. Zainudin Arif Surakarta.
PENDAHULUAN emosional diatas umur 15 tahun rata-rata
A. Latar Belakang 6,0 %.
Keperawatan jiwa merupakan Menurut Bahar (2011),
proses interpersonal yang berupaya prevalensi gangguan kesehatan jiwa di
untuk meningkatkan dan Indonesia adalah 18,5 % pertahun,
mempertahankan perilaku yang artinya setiap 1000 penduduk terdapat
mengkontribusi pada fungsi yang 185 orang yang mengalami gangguan
terintegrasi pasien atau sistem klien, jiwa yang menunjukkan angka yang
dapat berupa individu, keluarga, cukup besar pada kasus gangguan jiwa
kelompok, organisasi atau komunikasi. masyarakat apalagi dari waktu ke waktu
Keperawatan jiwa diberikan dalam satu nantinya proses kehidupan penuh
rentang respon mulai dari respon adaptif dengan tantangan dan persaingan.
sampai mal adaptif. Keperawatan jiwa Stigma terhadap gangguan jiwa
juga terintegrasi dalam keperawatan tidak hanya menimbulkan konsekuensi
umum serta dalam kehidupan sehari- negatif terhadap penderitanya tetapi juga
hari, disamping memberikan anggota keluarga, termasuk sikap-sikap
keperawatan pada klien dengan penolakan penyangkalan, disisihkan dan
gangguan jiwa (mal adaptif), maka diisolasi. Kurangnya pengetahuan
perawat atau keluarga harus mampu masyarakat tentang kesehatan jiwa harus
berkomunikasi terapeutik dan dilakukan secara holistik dan melibatkan
menggunakan diri sendiri sebagai alat anggota keluarga, teman dan lingkungan
terapeutik (Rasmun, 2009). sekitarnya. Penyakit gangguan jiwa bisa
Kesehatan jiwa dan gangguan kambuh, faktor penyembuhan yang
jiwa sering kali sulit didefinisikan, orang utama adalah peran keluarga. Keluarga
dianggap sehat jika mereka mampu merupakan sistem pendukung utama
memainkan peran dalam masyarakat dan yang memberi perawatan langsung pada
perilaku mereka pantas dan adaptif. Dan setiap keadaan (sehat atau sakit) klien,
orang dianggap sakit jika gagal umumnya keluarga meminta bantuan
memainkan peran dan memikul tenaga kesehatan jika mereka tidak
tanggung jawab atau perilakunya tidak sanggup lagi merawatnya. Menurut
pantas. Kebudayaan setiap masyarakat Dharmono (2007) asuhan keperawatan
sangat mempengaruhi definisi sehat dan yang berfokus pada keluarga ditujukan
sakit (Videbeck,2008). Kesehatan jiwa untuk memulihkan keadaan klien serta
seseorang merupakan suatu keadaan mengembangkan dan meningkatkan
yang dinamik atau selalu berubah, kemampuan keluarga dalam mengatasi
melalui proses interaksi yang konstan masalah kesehatan dalam keluarga,
diantara faktor-faktor yang sehingga keluarga dapat mengambil
berkontribusi. keputusan untuk melakukan pencegahan.
Menurut World Health Menurut Dharmono (2007),
Organization dalam Yosep (2008) penelitian yang dilakukan WHO di
masalah gangguan kesehatan jiwa berbagai negara menunjukkan bahwa
diseluruh dunia memang sudah menjadi sebesar 20–30 % pasien yang datang ke
masalah yang sangat serius, paling tidak pelayanan kesehatan menunjukkan
ada satu dari empat orang didunia gejala gangguan jiwa. Berdasarkan data
mengalami gangguan mental. WHO Departemen Kesehatan Republik
memperkirakan ada sekitar 450 juta Indonesia tahun 2010 mencapai 2,5 juta
orang di dunia mengalami gangguan orang. Berdasarkan data medical record
kesehatan jiwa. Riskesdas 2013 di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
prevalensi penderita gangguan jiwa berat yang diperoleh melalui survei
1,7/1000 orang. Data Riskesdas 2013, pendahuluan tercatat bahwa jumlah
terdapat 14,3 % penderita gangguan jiwa pasien gangguan jiwa kategori
di Indonesia dengan penderita terbanyak skizofrenia paranoid sejumlah 1.814
dipedesaan dibanding diperkotaan, pasien rawat inap yang keluar masuk
sedangkan prevalensi gangguan mental dan 23.522 pasien rawat jalan. Pada
tahun 2014 tercatat sebanyak 1.929

1
2

pasien rawat inap yang keluar masuk status kesehatan anggotanya dimana
dan 12.377 pasien rawat jalan. Jumlah peran keluarga sangat penting bagi
pasien yang menderita skizofrenia setiap aspek perawatan kesehatan
paranoid sejumlah 1.581 pasien rawat anggota keluarga, mulai dari strategi-
inap dan 9.532 pasien rawat jalan. strategi hingga fase rehabilitasi
Keterlibatan keluarga dalam (Mubarak, dkk, 2009).
membantu penyembuhan penyakit, baik Keluarga merupakan faktor
fisik maupun mental atau makin yang sangat penting dalam proses
seringnya komunikasi antar klien dengan kesembuhan pasien gangguan jiwa.
keluarga akan menambah kepercayaan Keluarga merupakan lingkungan
dan meningkatkan harga diri klien, terdekat pasien, dengan keluarga yang
sehingga klien akan menyadari bersikap terapeutik dan mendukung
penyakitnya dan dapat berusaha pasien, masa kesembuhan pasien dapat
melepaskan diri dari ketidakpeduliannya dipertahankan selama mungkin (Keliat,
terhadap gangguan jiwa, sehingga mau 2009).
bekerja sama dengan keluarga untuk Dukungan keluarga sebagai
mengatasi gangguan jiwa klien. Namun bagian dari dukungan sosial dalam
dalam kenyataannya klien serta keluarga memberikan dukungan ataupun
dalam mencegah kekambuhan klien pertolongan dan bantuan pada anggota
masih kurang terbukti adanya perlakuan keluarganya. Individu dapat memiliki
klien, seperti orang asing, klien merasa hubungan yang mendalam dan sering
dikucilkan dan menjadi rendah diri berinteraksi ketika dukungan yang
(Keliat, 2012). diperlukan benar-benar bisa dirasakan
Keluarga merupakan sistem dalam keterlibatan dan perhatian yang
pendukung utama yang memberi mendalam (Brunner & Suddarth, 2001).
perawatan langsung pada setiap keadaan Menurut Dalami (2010) peran serta
(sehat atau sakit) klien umumnya keluarga sangat penting untuk
keluarga meminta bantuan tenaga penyembuhan pasien, karena keluarga
kesehatan jika mereka tidak sanggup merupakan sistem pendukung yang
lagi merawatnya. Menurut Rasmun terdekat bagi pasien. Sehingga keluarga
(2009) asuhan keperawatan yang selalu dilibatkan dalam perencanaan,
berfokus pada keluarga bukan hanya perawatan dan pengobatan, persiapan
memulihkan keadaan klien tetapi pemulangan pasien, dan rencana
bertujuan untuk mengembangkan dan perawatan tindak lanjut di rumah.
meningkatkan kemampuan keluarga Motivasi keluarga dapat berperan aktif
dalam mengatasi masalah kesehatan dalam upaya membantu memecahkan
dalam keluarga sangat dibutuhkan oleh masalah pasien.
keluarga untuk memberikan asuhan Stigma masyarakat atau persepsi
keperawatan terhadap masalah masyarakat tentang gangguan jiwa, atau
kesehatan yang dialami keluarga, tempat pelayanan orang dengan
sehingga keluarga dapat mengambil gangguan jiwa, yang cenderung
keputusan untuk melakukan pencegahan. mendiskriditkan atau memandang aneh
Keluarga mempunyai tanggung orang dengan kelainan jiwa, semakin
jawab yang penting dalam proses memperparah psikologis pasien
perawatan di rumah sakit jiwa, persiapan sehingga akan membuat harga diri
pulang dan perawatan di rumah agar pasien semakin rendah. Konsep diri
adaptasi klien berjalan dengan baik. merupakan gambaran individu tentang
Menurut Chandra (2009), dukungan dirinya, apa yang individu ketahui
keluarga sangat berpengaruh terhadap tentang dirinya, bagaimana individu
kesehatan mental anggota keluarganya. memandang dan menilai dirinya.
Dukungan keluarga adalah sikap, Menurut Rogers dalam Suryabrata
tindakan dan penerimaan keluarga (2007), bahwa konsep diri menunjuk
terhadap penderita yang sakit. Hal pada cara seseorang untuk memandang
tersebut menunjukkan bahwa terdapat dan merasakan dirinya, sehingga konsep
hubungan yang kuat antara keluarga dan diri merupakan penentu dalam
3

melakukan respon terhadap lingkungan Di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr.


sekitarnya. Arif Zainudin Surakarta, berdasarkan
Brooks (dalam Rakhmat, 2005) data dari bagian Rekam Medik bulan
menjelaskan bahwa konsep diri dapat Agustus 2015, didapatkan data klien
bersifat psikis, fisik, dan sosial serta dengan masalah keperawatan halusinasi
dapat berkembang menjadi konsep diri 35 % sejumlah 224 orang, dengan
positif atau negatif melalui interaksi masalah keperawatan harga diri rendah
dengan orang lain atau lingkungan 16 % sejumlah 109, sisanya dengan
sekitarnya. Harga diri adalah perasaan masalah keperawatan perilaku
negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kekerasan, menarik diri dan waham.
percaya diri dan harga diri, merasa gagal Berdasarkan masalah diatas,
mencapai keinginan (Keliat, 2009). maka peneliti tertarik untuk mengetahui
Harga diri adalah hasil penilaian seberapa jauh hubungan antara
individu terhadap dirinya sendiri. dukungan keluarga dengan kualitas
Penilaian ini menyatakan suatu sikap harga diri pada klien harga diri rendah di
yang berupa penerimaan atau penolakan Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif
dan menunjukkan seberapa besar Zainudin Surakarta.
individu itu percaya bahwa dirinya
mampu, berarti, berhasil, dan berharga
(Lubis, 2009). B. Tujuan Penulisan
Gangguan harga diri rendah Tujuan umum penelitian ini
akan terjadi jika kehilangan kasih adalah untuk mengetahui hubungan
sayang, perlakuan orang lain yang dukungan keluarga dengan kualitas
mengancam dan hubungan interpersonal harga diri pada klien harga diri
yang buruk. Harga diri meningkat bila rendah di Rumah Sakit Jiwa Daerah
diperhatikan/dicintai dan dihargai atau dr. Arif Zainudin Surakarta.
dibanggakan. Tingkat harga diri
seseorang berada dalam rentang tinggi METODE PENELITIAN
sampai rendah. Harga diri tinggi/positif
ditandai dengan ansietas yang rendah, Jenis atau desain penelitian yang
efektif dalam kelompok, dan diterima digunakan adalah penelitian kuantitatif
oleh orang lain. Individu yang memiliki dengan desain analitik korelasi yaitu
harga diri tinggi menghadapi lingkungan penelitian dimana penelitian tidak hanya
secara aktif dan mampu beradaptasi mendeskripsikan saja tetapi juga
secara efektif untuk berubah serta menganalisis hubungan antara variabel
cenderung merasa aman sedangkan (Setiawan, dkk, 2010).
individu yang memiliki harga diri Penelitian ini merupakan penelitian
rendah melihat lingkungan dengan cara non eksperimental dengan pendekatan
negatif dan menganggap sebagai metode deskriptif analitik serta cross
ancaman (Yoseph, 2009). sectional atau studi potong lintang yaitu
Berdasarkan data medical penelitian yang dilakukan dengan sekali
record di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. pengamatan pada suatu saat tertentu terhadap
Arif Zainudin Surakarta yang diperoleh obyek yang berubah, berkembang atau
melalui survei pendahuluan tercatat bertambah menurut waktu (Aswin,
bahwa jumlah pasien gangguan jiwa 2012).Populasi dalam penelitian ini adalah
kategori skizofrenia paranoid sebanyak semua keluarga klien yang di rawat di
1.814 pasien rawat inap yang keluar ruang rawat inap RSJD dr. Arif Zainudin
masuk dan 23.522 pasien rawat jalan. Surakarta. Keluarga dari klien yang
Sedangkan tahun 2014 tercatat sebanyak secara medis menderita gangguan depresi
1.929 pasien rawat inap yang keluar dan schizophrenia. Responden tersebut
masuk dan 12.377 pasien rawat jalan. merupakan keluarga dari klien yang
Jumlah pasien yang menderita memiliki perilaku harga diri rendah
skizofrenia paranoid sebanyak 1.581 sejumlah 188 orang.
pasien rawat inap dan 9.532 pasien
rawat jalan.
4

HASIL DAN PEMBAHASAN b. Kualitas Harga Diri


Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi
A. Hasil Penelitian kualitas harga diri pada pasien
1. Analisa Univariat dengan harga diri rendah di ruang
a. Dukungan rawat inap Rumah Sakit Jiwa
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta
dukungan keluarga pada pasien Kualitas
F %
dengan harga diri rendah di ruang Harga diri
rawat inap Rumah Sakit Jiwa Baik 39 45.3
Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta. Sedang 26 30.2
Dukungan F % Rendah 21 24.5
Mendukung 52 62,7 Total 86 100.0
Tidak 34 37.3
mendukung Berdasarkan tabel 4.2. di
Total 86 100.0 atas maka dapat diketahui bahwa
pasien dengan harga diri rendah di
Berdasarkan tabel 4.1. di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa
atas maka dapat diketahui bahwa Daerah dr. Arif Zainudin Provinsi
keluarga pasien gangguan jiwa di Jawa Tengah sebagian besar
ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa mempunyai kualitas harga diri baik
Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta sebanyak 39 responden (45,3%) dan
sebagian besar mendukung sebagian kecil mempunyai kualitas
sebanyak 52 responden (62,7%) dan harga diri rendah sebanyak 21
sebagian kecil mempunyai tidak responden (24,5%).
mendukung sebanyak 34 responden
(37,3%).
2. Analisa Bivariat
Tabel 4.3. Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas harga diri pada pasien dengan
harga diri rendah di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin
Surakarta
Dukungan Kualitas Harga Diri
Jumlah P-
Keluarga Baik Sedang Rendah X2
value
F % F % F % F %
Mendukung 35 40,7 20 23,3 7 8,1 52 62,7 15,136 0,000
Tidak mendukung 4 4,6 6 6,9 14 16,4 34 37,3
Jumlah 39 45,3 26 30,2 21 24,5 86 100
dengan kebebasan (df) = 1 Setelah data
Berdasarkan tabel silang di atas diolah ternyata terdapat 0 sel (0%) yang
maka dapat disimpulkan bahwa mempunyai nilai harapan < 5, sehingga
keluarga pasien di ruang rawat inap dianalisis menggunakan Chi Square
Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif dengan tingkat probabilitas α : 0,05.
Zainudin Surakarta yang mempunyai Dari hasil olah data didapatkan nilai
dukungan mendukung sebagian besar Chi Square sebesar 15,136 dengan p-
mempunyai kualitas harga diri baik value sebesar = 0,000 < 0,05, maka
sebanyak 35 responden (40,7%), yang Berdasarkan kriteria penolakan Ho
mempunyai dan yang mempunyai dapat dinyatakan hipotesa (Ho) ditolak
dukungan kurang sebagian besar dan Hipotesa (Ha) diterima berarti ada
mempunyai kualitas harga diri rendah hubungan antara dukungan keluarga
sebanyak 14 responden (16,4%). dengan kualitas harga diri pada pasien
Berdasarkan hasil penelitian, pada pasien dengan harga diri rendah di
kemudian dilakukan analisa data ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa
dengan menggunakan perhitungan Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta.
secara statistik melalui uji Chi square
dengan derajat kepercayaan (95%)
2

B. Pembahasan Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif


1. Analisa univariat Zainudin Surakarta sebagian besar
a. Dukungan Keluarga mempunyai kualitas harga diri baik
Berdasarkan hasil sebanyak 39 responden (45,3%)
penelitian dapat diketahui bahwa Harga diri menurut
dukungan keluarga pada pasien Coopersmith seperti dikutip
dengan harga diri rendah di ruang Hikayati (2010) adalah evaluasi
rawat inap Rumah Sakit Jiwa yang dibuat individu dan biasanya
Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta berhubungan dengan penghargaan
sebagian besar mempunyai terhadap dirinya sendiri. Harga diri
dukungan mendukung sebanyak 52 diperoleh dari diri sendiri dan orang
responden (62,7%) lain. Aspek utama dari harga diri
Hal ini menunjukkan adalah dicintai dan menerima
bahwa keluarga telah berusaha pernghargaan dari orang lain. Pada
untuk kesembuhan pasien, tanggap dasarnya kualitas harga diri
terhadap setiap masalah yang memiliki tingkatan, yaitu tinggi,
dialami pasien selama dirawat di sedang dan rendah.
rumah sakit, selalu mengingatkan Orang dengan harga diri
pasien untuk mematuhi anjuran tinggi memiliki ciri-ciri: mandiri,
dokter dan perawat, membimbing kreatif, yakin atas gagasan-gagasan
pasien untuk melakukan kegiatan dan pendapatnya, mempunyai
yang sudah diajarkan perawat dan kepribadian stabil, tingkat
menyakinkan pasien bahwa kecemasan yang rendah dan lebih
penyakit yang dialami dapat berorientasi pada keberhasilan.
disembuhkan. Orang yang memiliki harga diri
Menurut Friedmen (2001) sedang mempunyai penilaian
yang dikutip Laili (2012) dukungan tentang kemampuan, harapan-
keluarga adalah sikap, tindakan dan harapan dan kebermaknaan dirinya
penerimaan keluarga terhadap bersifat positif sekalipun lebih
anggotanya. Keluarga juga moderat. Sedangkan orang yang
berfungsi sebagai sistem pendukung dengan harga diri rendah pada
bagi anggotanya dan anggota umumnya kurang percaya pada
keluarga memandang bahwa orang dirinya sendiri dan enggan untuk
yang bersifat mendukung, selalu menyatakan diri dalam suatu
siap memberikan pertolongan kelompok, terutama bila mereka
dengan bantuan jika diperlukan. mempunyai gagasan-gagasan baru
Hasil penelitian ini sejalan dan kreatif. Mereka kurang berhasil
dengan penelitian yang dilakukan dalam hubungan antar pribadi dan
oleh Regina Indirawati (2013) kurang aktif dalam masalah-masalah
tentang “Hubungan dukungan sosial. Hal ini secara langsung telah
keluarga dengan kepatuhan memberikan bukti bahwa harga diri
kontrol berobat pada klien memiliki peran dalam pencapaian
skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa kesuksesan seseorang.
Daerah Dr. Amino Gondohutomo Hasil penelitian ini sejalan
Semarang” dengan hasil penelitian dengan penelitian yang dilakukan
dari 94 responden, ada 48 responden oleh Sartika Dwi Lestari (2013)
dukungan keluarga mendukung tentang Hubungan Dukungan
terlihat bahwa 34 responden Keluarga Dengan Harga Diri
(36,2%) patuh menjalankan Penderita Kusta Rawat Jalan Di
kontrol berobat. Rumah Sakit Rehatta Donorojo
b. Kualitas Harga Diri Jepara hasil penelitian menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata harga diri penderita
dapat diketahui bahwa dukungan kusta adalah 17.25 sehingga
keluarga pada pasien dengan harga dikategorikan rata-rata penderita
diri rendah di ruang rawat inap kusta mengalami harga diri rendah,
3

dengan standar deviasi 4.458, harga Semarang” dengan hasil ada hubungan
diri terendah adalah 10 dan harga yang signifikan antara dukungan
diri tertinggi 26. Harga diri yang keluarga dengan kepatuhan kontrol
sering muncul adalah 16. berobat pada klien skizofrenia di
2. Analisa bivariat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino
Hubungan dukungan keluarga dengan Gondohutomo Semarang (p= 0,004).
kualitas harga diri pada pasien dengan
harga diri rendah di ruang rawat inap SIMPULAN DAN SARAN
Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif
Zainudin Surakarta. A. Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan 1. Keluarga pasien gangguan jiwa di ruang
ada hubungan antara dukungan keluarga rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah dr.
dengan kualitas harga diri pada pasien Arif Zainudin Surakarta sebagian besar
dengan harga diri rendah di ruang rawat mendukung sebanyak 52 responden
inap Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif (62,7%)
Zainudin Surakarta. 2. Pasien dengan harga diri rendah di ruang
Keluarga merupakan sistem rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah dr.
pendukung utama dalam memberikan Arif Zainudin Provinsi Jawa Tengah
perawatan langsung dalam sebagian besar mempunyai kualitas
mengantisipasi terjadinya kekambuhan, harga diri baik sebanyak 39 responden
maka dalam suatu keluarga harus (45,3%)
memiliki pengetahuan/ informasi dalam 3. Ada hubungan antara dukungan keluarga
melakukan perawatan pada anggota dengan kualitas harga diri pada pasien
keluarga yang mengalami gangguan dengan harga diri rendah di ruang rawat
(Keliat, 1992). Keluarga juga diberikan inap Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif
penyuluhan dalam mencegah Zainudin Surakarta.
kekambuhan,keterampilan sosial serta
pentingnya mempertahankan kepatuhan B. Saran
kontrol berobat secara teratur 1. Bagi Pelayanan Kesehatan
(Videbeck, 2008). Perlu untuk mencari penyebab atau
), yang menyebutkan dukungan faktor yang dapat mempengaruhi
keluarga merupakan salah satu faktor kualitas harga diri rendah pada pasien
penguat atau pendorong terjadinya gangguan jiwa sehingga perawat dapat
perilaku untuk patuh. Perilaku keluarga melakukan pendekatan untuk
yang membawa klien gangguan jiwa meningkatkan pelayanan kesehatan pada
untuk patuh berobat agar klien mampu pasien.
berlatih komunikasi dengan orang lain, 2. Bagi Instasi Pendidikan
mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari Hasil penelitian diharapkan dapat
secara mandiri dan meminimalkan memberikan tambahan informasi
terjadinya kekambuhan. Kepatuhan khususnya ilmu keperawatan jurusan S1
klien dalam pengobatan dapat keperawatan, tentang dukungan keluarga
dimaksimalkan dengan meningkatkan terhadap kualitas harga diri pasien.
dukungan keluarga yang mendukung 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
agar klien semakin patuh dalam Perlu dilakukan penelitian selanjutnya
menjalani pengobatan sehingga klien tentang Faktor-faktor yang berhubungan
dapat bersosialisasi atau berkomunikasi dengan dukungan keluarga terhadap
dengan orang lain serta dapat kualitas harga diri pasien dengan
menjalani aktivitas secara mandiri. menggunakan uji yang dapat menilai
Hasil penelitian ini sejalan kekuatan hubungan.
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Regina Indirawati (2013) tentang
“Hubungan dukungan keluarga dengan DAFTAR PUSTAKA
kepatuhan kontrol berobat pada klien
skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Abraham C, (2007), Psikologi Sosial untuk
Daerah Dr. Amino Gondohutomo Perawat, Jakarta: EGC
4

Setiawan, (2010), Keperawatan Keluarga Teori dan


Ali, (2010), Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: Praktik. Jakarta : EGC
EGC
Stuart & Sundeen, (1998), Pocket Guide to
Aswin,(2012),Metodologi Penelitian Kedokteran. Psychiatric Nursing, alih bahasa Achir
Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Yani S. Hamid, Buku Saku Keperawatan
Gadjah Mada. Jiwa, Edisi 3, EGC, Jakarta

Bahar,( 2011), Metodologi Penelitian Kesehatan. Sugiyono. (2014),. Statistika Untuk Penelitian.
Jakarta : Baduose Media. Bandung : CV. Alfa Beta.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Suliswati, Payopo, T A, Maruhawa, J, Sianturi,


Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Y, Sumijatun, (2005), Konsep Dasar
Balitbang Kemenkes RI Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC,
Jakarta.
Dharmono, (2007) Depresi Pengaruhi Kualitas Hidup
Lansia. Jakarta: EGC Suryabrata,( 2007), Psikologi Kepribadian.
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Fitria , Nita. (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan
Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Sudiharto, (2007), Asuhan Keperawatan dengan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pendekatan Transkultural. Jakarta: EGC.

Keliat, Budi Anna. Akemat. Novy Helena. Heni Nurhaeni. Trismaheni, (2007), Asuhan keperawatan harga
(2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. diri rendah, EGC, Jakarta
Jakarta: EGC.
Videbeck, (2008) Videbeck, S.L. 2008. Buku Ajar
Keliat, (2009). Peran Serta Keluarga dalam Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Perawatan Gangguan Jiwa, EGC, Jakarta
Wasis ,(2008),Pedoman Riset Praktis Untuk
Kirana, (2011), Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Liberty
Yosep, I, ( 2008),. Keperawatan Jiwa. Edisi I.
Niven, Neil,(2002). Psikologi Kesehatan, edisi Refika Aditama Bandung
kedua. EGC, Jakarta

Nur Salam,(2011). Konsep dan penerapan


metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.

Nur Salam,(2008). Konsep dan penerapan


metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.

Rasmun, (2009). Keperawatan Kesehatan


Mental Psikiatri Terintegrasi dengan
Keluarga , EGC, Jakarta.

Riyanto,(2011), Aplikasi Metodologi Penelitian


Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta.

Sastroasmoro, (2012), Dasar-Dasar


Metodologi Penelitian Klinis (Edisi 5),
Sagung Seto, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai