Anda di halaman 1dari 3

BAB IH

GEOLOGI DAERAB PENELITIAN

Geologi Regional

Secara fisiografi daerah penelitian termasuk dalam jalur Dataran Aluvial Jawa
Utara, Gunungapi Kuarter dan Rangkaian Pegunungan Serayu Utara (Van
Bemmelen, 1949).

1.2 Geomorfologi
Morfologi daerah penelitian di bagian utara merupakan dataran aluvial pantai
dengan penyebaran ke arah barat — timur dengan ketinggian antara 1 - 5 m di
atas permukaan laut (dpl). Pertumbuhan dataran aluvial ini dikontrol oleh
endapan delta, pasang-surut dan sungai karena adanya sungai Garang, yang
hingga sekarang masih terus berlangsung. Ke arah selatan morfologinya
berubah menjadi perbukitan dengan puncaknya gunung Ungaran (2050 in).
Daerah perbukitan umumnya terdiri dari breksi lahar vulkanik dengan pola
penyebaran utara — selatan sesuai dengan sumber erupsi gunung Ungaran.

Berdasarkan atas keadaan relief, kemiringan lereng dan perbedaan ketinggian


daerah penelitian, satuan morfologi daerah penelitian dapat dibagi menjadi
satuan morfologi dataran rendah, morfologi perbukitan bergelombang, dan
morfologi perbukitan te;ja1. Secara umum sungai-sungai yang ada mengalir ke
arah utara dan bermuara di laut Jawa. Pola aliran sungainya menunjukkan
bentuk paralel dan secara lokal sungainya berbentuk tulang daun ( dendritic ).

Stratigrafi
Menurut Pertamina — Beicip (1985), daerah penelitian termasuk dalam Sub
Cekungan Jawa Tengah Utara Bagian Timur yang berbatasan dengan
Cekungan Jawa Timurlaut Baguan Barat.

32
33

Secara umum urutan stratigrafi regional Sub Cekungan Jawa Tengah Utara
(Pertamina — UGM, 1988) dari yang berumur tua ke muda (Tabel III.1)
adalah sebagai berikut:

a) Formasi Prupuh, terdiri dari napal tufaan menutup tak selaras pasir
glukonit (Formasi Karangsambung), dan pasir — batubara (Formasi
Nanggulan) yang berumur Eosen Akhir. Ketebalan napal tufaan mencapai
sekitar 60 — 80 in, berumur N2 — N3 atau Oligosen Akhir — Miosen Awal.
b) Formasi Baturaja, menutup selaras Formasi Prupuh, terdiri dari
batugamping yang berumur N5 — N6 (Miosen Awal). Sebanding dengan
Formasi Waturanda (Karangsarrbung) yang terdiri dari batuan vulkanik
berbutir kasar, ke arah timur diwakili batugamping berbutir dari Formasi
Semilir (Peg. Selatan). Formasi Baturaja menyisip di bagian bawah dari
Formasi Pelang yang terdiri dari batupasir tufa gampingan, lempung
gampingan dan sisipan batugamping yang berumur N5 — N7.
Formasi Cibulakan / Formasi Ngrayong menumpang selaras di atasnya,
berupa sedimen fasies laut karbonatan terdiri dari batupasir kwarsa,
batulempung gampingan, lanau, glukonit dan sisa batubara muda, yang
menunjukkan umur N8 — Nl4 (Miosen Awal— Miosen Tengah).
d) Formasi Parigi menumpang selaras di atas Formasi Cibulakan/ Formasi
Ngrayong, terdiri dari batugamping, dolomit batugamping pasiran dan
napal, yang berumur N14 — Nl6 (Miosen Tengah — Miosen Akhir).
Formasi Parigi menjadi dengan Formasi Merawu yang terdiri dari napal
tufaan, pasir gampingan dan lempung gampingan.
e) Forasi Penyatan menumpang selaras di atas Formasi Merawu, terdiri dari
batupasir tufa gampingan, lempung gampingan dan breksi tufaan yang
menunjukkan lingkungan laut berumur N16 — Nl7 (Miosen Akhir).
Formasi Cipluk menumpang selaras di atas Formasi Penyatan, terdiri dari
napal tufaan dan batupasir tufaan. Formasi Kapung menyisip di bagian
bawah Formasi Cipluk, terdiri dari batugamping koral, batugamping platy
dan lempung gampingan yang berumur Nl7 — Nl8 (Miosen Akhir
Pliosen Awal).
Thank you for using www.freepdfconvert.com service!

Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.

https://www.freepdfconvert.com/membership

Anda mungkin juga menyukai