Anda di halaman 1dari 186

LAMPIRAN:

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : 22 TAHUN 2013.
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH.

URAIAN STANDAR KOMPETENSI PENGAWAS PEMERINTAHAN

I. Pendahuluan

Dalam rangka menjamin penyelenggaraan pemerintahan daerah


berjalan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
pemerintah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan
secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah secara normatif meliputi pengawasan administrasi umum
pemerintahan dan pengawasan urusan pemerintahan. Pengawasan
administrasi umum pemerintahan terdiri dari pengawasan kebijakan daerah,
pengawasan kelembagaan, pengawasan pegawai daerah, pengawasan
kebijakan keuangan daerah dan pengawasan barang daerah. Sedangkan
pengawasan urusan pemerintahan di daerah meliputi pengawasan urusan
wajib dan pengawasan urusan pilihan yang menjadi wewenang daerah serta
pengawasan atas pelaksanaan Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan dari
Pemerintah Pusat.
Sejalan dengan kompleksitas penyelenggaraan pemerintahan daerah,
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 15 Tahun 2009 telah menetapkan Jabatan Fungsional
Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka
Kreditnya. Jabatan fungsional ini mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung
jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan atas
penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah, di luar pengawasan
keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Untuk membangun profesionalitas pejabat Pengawas Pemerintahan
tersebut, perlu diatur standar kompetensi kerja khusus Pengawas
Pemerintahan sebagai persyaratan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
harus dimiliki untuk melaksanakan pekerjaan/jabatan di bidang pengawasan
pemerintah. Standar Kompetensi ini memiliki kesetaraan dengan standar
sejenis seperti yang berlaku di kalangan dunia usaha maupun standar di
negara lain atau internasional.

II. Standar Kompetensi Pengawas Pemerintahan

Penyusunan standar kompetensi dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengembangan
Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri, khususnya pada prosedur penyusunan Standar
Kompetensi Kerja Khusus Aparatur Pemerintahan Dalam Negeri
(SK3APDN). Untuk menentukan unit-unit kompetensi kerja Pengawas
-2-

Pemerintahan, didasarkan pada tugas-tugas yang diatur dalam Peraturan


Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di
Daerah dan Angka Kreditnya. Sedangkan pengembangan substansi masing-
masing unit kompetensi mengacu pada regulasi teknis dan standar yang
ada antara lain sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanan Rencana
Pembangunan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan
Gubernur sebagai Wakil Pemer intah di Wilayah Provinsi;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil;
11. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Masa Jabatan Kepala
Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25Tahun 2007 tentang Pedoman
Penangangan Pengaduan Masyarakat di lingkungan Departemen Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma
Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
20. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor:PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawas
Internal Pemerintah;
21. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawas
Internal Pemerintah;
-3-

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang


Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanan
Rencana Pembangunan Daerah;
23. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi NomorPER/04/M.PAN/03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP;
24. ISO 19011-2011 : Guidelines for Auditing Management Systems.

A. Pemetaan Fungsi Kerja Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan.


Pemetaan fungsi kerja jabatan fungsional Pengawas Pemerintahan
didasarkan pada ruang lingkup pekerjaan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun
2009 tentang Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di
Daerah dan Angka Kreditnya,sebagai berikut:

Fungsi Utama Fungsi Dasar


Pengawasan atas Menganalisis rencana pencapaian SPM dalam
Pembinaan Dokumen Perencanaan (RPJMD, Renstra SKPD,
Pelaksanaaan RKPD, Renja SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA
Urusan SKPD)
Pemerintahan Menganalisis Penerapan NSPK Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Menganalisis teknis penerapan SPM
Menganalisis pembinaan pelaksanaan urusan
pilihan terhadap RPJMD, Renstra SKPD, RKPD,
Renja SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA SKPD
Menganalisis dampak pelaksanaaan urusan
pilihan terhadap kesejahteraan masyarakat
Melaksanakan Menganalisis kemampuan kelembagaan
Pengawasan Menganalisis pengelolaan SDM
Administrasi Umum Menganalisis kebijakan keuangan daerah
Menganalisis pengelolaan barang/aset daerah
Melaksanakan Melaksanakan pengawasan urusan wajib
Pengawasan Melaksanakan pengawasan urusan pilihan
Substantif Urusan
Pemerintahan
Melaksanakan Melakukan Evaluasi Peraturan Daerah dan
Pengawasan atas Peraturan Kepala Daerah
Peraturan Daerah Melakukan Klarifikasi Peraturan Daerah dan
dan Peraturan Peraturan Kepala Daerah
Kepala Daerah
Melaksanakan Melaksanakan pengawasan kebijakan
pengawasan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Dekonsentrasi dan Melaksanakan pengawasan pelaksanaan kegiatan
Tugas Pembantuan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Melaksanakan Melaksanakan pengawasan akhir masa jabatan
Pengawasan akhir Kepala Daerah
masa jabatan kepala
Daerah
Melaksanakan Melakukan pengawasan pengaduan masyarakat/
Pengawasan Instansi Pemerintah
pengaduan
masyarakat/instansi
pemerintah
-4-

Fungsi Utama Fungsi Dasar


Evaluasi Kinerja Melakukan Evaluasi Kinerja Pemerintahan
Penyelenggaraan Provinsi
Pemerintahan Melakukan Evaluasi Kinerja Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota
Evaluasi Melakukan Evaluasi Kemampuan
kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Pemerintahan
penyelenggaraan Provinsi
Otonom daerah Melakukan Evaluasi Kemampuan
Penyelenggaraan Otonomi Daerah Pemerintahan
Kabupaten/Kota
Evaluasi Daerah Melakukan Evaluasi DOB provinsi
Otonom Baru (DOB) Melakukan Evaluasi DOB kabupaten/kota
Evaluasi Kecamatan Evaluasi Kecamatan
dan Pemerintahan Evaluasi Pemerintahan Desa
Desa
Evaluasi Laporan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kementerian
Akuntabilitas Evaluasi Laporan Akuntabilitas Pemerintahan
Provinsi
Evaluasi Laporan Akuntabilitas Pemerintahan
Kabupaten/Kota
Menyiapkan Merencanaan Program Kerja Pengawasan
Pengawasan Pemerintahan
Memverifikasi Program Kerja Pengawasan
Pemerintahan
Menilai Program Kerja Pengawasan Pemerintahan
Melaksanakan Program Kerja Pengawasan
Pemerintahan
Melaksanakan Ekspose Pengawasan
Pemerintahan
Menyusun Laporan Pengawasan Pemerintahan

B. Peta Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan.


Berdasarkan peta fungsi kerja pada butir 1.A di atas, maka Peta
Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan adalah:
Kode Unit Judul Unit
FPP.BIN.01.001.01 Menganalisis rencana pencapaian SPM dalam
Dokumen Perencanaan (RPJMD, Renstra SKPD,
RKPD, Renja SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA
SKPD)
FPP.BIN.01.002.01 Menganalisis penerapan NSPK dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
FPP.BIN.01.003.01 Menganalisis teknis penerapan SPM
FPP.BIN.01.004.01 Menganalisis pembinaan pelaksanaan urusan
pilihan terhadap RPJMD, Renstra SKPD, RKPD,
Renja SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA SKPD
FPP.BIN.01.005.01 Menganalisis dampak pelaksanaaan urusan
pilihan terhadap kesejahteraan masyarakat
FPP.WAS.02.006.01 Menganalisis kemampuan kelembagaan
FPP.WAS.02.007.01 Menganalisis pengelolaan SDM
FPP.WAS.02.008.01 Menganalisis kebijakan keuangan daerah
FPP.WAS.02.009.01 Menganalisis pengelolaan barang/aset daerah
FPP.WAS.02.010.01 Melaksanakan pengawasan urusan wajib
FPP.WAS.02.011.01 Melaksanakan pengawasan urusan pilihan
-5-

Kode Unit Judul Unit


FPP.WAS.02.012.01 Melakukan Evaluasi Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah
FPP.WAS.02.013.01 Melakukan Klarifikasi Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah
FPP.WAS.02.014.01 Melaksanakan pengawasan kebijakan
Dekonsentasi dan Tugas Pembantuan
FPP.WAS.02.015.01 Melaksanakan pengawasan pelaksanaan kegiatan
Dekonsentasi dan Tugas Pembantuan
FPP.WAS.02.016.01 Melaksanakan pengawasan akhir masa jabatan
Kepala Daerah
FPP.WAS.02.017.01 Melakukan pengawasan pengaduan masyarakat/
Instansi Pemerintah
FPP.WAS.02.018.01 Melakukan Evaluasi Kinerja Pemerintahan
Provinsi
FPP.WAS.02.019.01 Melakukan Evaluasi Kinerja Pemerintahan
Kabupaten/Kota
FPP.WAS.02.020.01 Melakukan Evaluasi Kemampuan
Penyelenggaraan Otonomi Daerah Pemerintahan
Provinsi
FPP.WAS.02.021.01 Melakukan Evaluasi Kemampuan
Penyelenggaraan Otonomi Daerah Pemerintahan
Kabupaten/Kota
FPP.WAS.02.022.01 Melakukan Evaluasi DOB provinsi
FPP.WAS.02.023.01 Melakukan Evaluasi DOB kabupaten/kota
FPP.WAS.02.024.01 Melakukan Evaluasi kecamatan
FPP.WAS.02.025.01 Melakukan Evaluasi Pemerintahan Desa
FPP.WAS.02.026.01 Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Kementerian
FPP.WAS.02.027.01 Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Pemerintahan Provinsi
FPP.WAS.02.028.01 Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Pemerintahan Kabupaten/Kota
FPP.WAS.00.029.01 Merencanaan Program Kerja Pengawasan
Pemerintahan
FPP.WAS.00.030.01 Memverifikasi Program Kerja Pengawasan
Pemerintahan
FPP.WAS.00.031.01 Menilai Program Kerja Pengawasan Pemerintahan
FPP.WAS.00.032.01 Melaksanakan Kegiatan Pengawasan
Pemerintahan
FPP.WAS.00.033.01 Melaksanakan Ekspose Pengawasan
Pemerintahan
FPP.WAS.00.034.01 Menyusun Laporan Pengawasan Pemerintahan

Dari Peta Kompetensi di atas, terdapat unit kompetensi yang harus


dikuasai oleh seluruh Pengawas Pemerintahan sebagai dasar dalam
pelaksanaan tugas-tugas pengawasan pemerintahan dalam ketentuan ini
disebut Kompetensi Umum, yaitu :

Kode Unit Judul Unit


FPP.WAS.00.029.01 Merencanaan Program Kerja Pengawasan
Pemerintahan
FPP.WAS.00.030.01 Memverifikasi Program Kerja Pengawasan
Pemerintahan
FPP.WAS.00.031.01 Menilai Program Kerja Pengawasan Pemerintahan
-6-

Kode Unit Judul Unit


FPP.WAS.00.032.01 Melaksanakan Kegiatan Pengawasan
Pemerintahan
FPP.WAS.00.033.01 Melaksanakan Ekspose Pengawasan
Pemerintahan
FPP.WAS.00.034.01 Menyusun Laporan Pengawasan Pemerintahan

Sedangkan unit kompetensi yang harus dikuasai oleh seluruh Pengawas


Pemerintahan untuk dapat melaksanakan penugasan yang sifatnya
pengawasan teknis urusan pemerintahan di daerah, dalam ketentuan ini
disebut Kompetensi Inti, yaitu:
Kode Unit Judul Unit
FPP.BIN.01.001.01 Menganalisis rencana pencapaian SPM dalam
Dokumen Perencanaan (RPJMD, Renstra SKPD,
RKPD, Renja SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA
SKPD)
FPP.BIN.01.002.01 Menganalisis penerapan NSPK dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
FPP.BIN.01.003.01 Menganalisis teknis penerapan SPM
FPP.BIN.01.004.01 Menganalisis pembinaan pelaksanaan urusan
pilihan terhadap RPJMD, Renstra SKPD, RKPD,
Renja SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA SKPD
FPP.BIN.01.005.01 Menganalisis dampak pelaksanaaan urusan
pilihan terhadap kesejahteraan masyarakat
FPP.WAS.02.006.01 Menganalisis kemampuan kelembagaan
FPP.WAS.02.007.01 Menganalisis pengelolaan SDM
FPP.WAS.02.008.01 Menganalisis kebijakan keuangan daerah
FPP.WAS.02.009.01 Menganalisis pengelolaan barang/aset daerah
FPP.WAS.02.010.01 Melaksanakan pengawasan urusan wajib
FPP.WAS.02.011.01 Melaksanakan pengawasan urusan pilihan
FPP.WAS.02.012.01 Melakukan Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah
FPP.WAS.02.013.01 Melakukan Klarifikasi Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah
FPP.WAS.02.014.01 Melaksanakan pengawasan kebijakan
Dekonsentasi dan Tugas Pembantuan
FPP.WAS.02.015.01 Melaksanakan pengawasan pelaksanaan kegiatan
Dekonsentasi dan Tugas Pembantuan
FPP.WAS.02.016.01 Melaksanakan pengawasan akhir masa jabatan
kepala Daerah
FPP.WAS.02.017.01 Melakukan pengawasan pengaduan masyarakat/
Instansi Pemerintah
FPP.WAS.02.018.01 Melakukan Evaluasi Kinerja Pemerintahan
Provinsi
FPP.WAS.02.019.01 Melakukan Evaluasi Kinerja Pemerintahan
Kabupaten/Kota
FPP.WAS.02.020.01 Melakukan Evaluasi Kemampuan
Penyelenggaraan Otonomi Daerah Pemerintahan
Provinsi
FPP.WAS.02.021.01 Melakukan Evaluasi Kemampuan
Penyelenggaraan Otonomi Daerah Pemerintahan
Kabupaten/Kota
FPP.WAS.02.022.01 Melakukan Evaluasi DOB Provinsi
FPP.WAS.02.023.01 Melakukan Evaluasi DOB Kabupaten/kota
FPP.WAS.02.024.01 Melakukan Evaluasi Kecamatan
-7-

Kode Unit Judul Unit


FPP.WAS.02.025.01 Melakukan Evaluasi Pemerintahan Desa
FPP.WAS.02.026.01 Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Kementerian
FPP.WAS.02.027.01 Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Pemerintahan Provinsi
FPP.WAS.02.028.01 Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Pemerintahan Kabupaten/Kota
Rincian unit kompetensi yang harus dikuasai pada masing-masing
jenjang Pengawas Pemerintahan adalah sebagai berikut:
1. Standar Kompetensi Pengawas Pemerintahan Pertama.
A. Standar Kompetensi Umum
Kode Unit Unit Kompetensi
FPP.WAS.00.029.01 1. Merencanaan Program Kerja
Pengawasan Pemerintahan
FPP.WAS.00.032.01 2. Melaksanakan Kegiatan Pengawasan
Pemerintahan
FPP.WAS.00.033.01 3. Melaksanakan Ekspose Hasil
Pengawasan Pemerintahan
FPP.WAS.00.034.01 4. Menyusun Laporan Hasil Pengawasan
Pemerintahan
B. Standar Kompetensi Inti
Kode Unit Unit Kompetensi
FPP.WAS.02.006.01 1. Melaksanakan Pengawasan
administrasi umum aspek Kemampuan
Kelembagaan
FPP.WAS.02.010.01 2. Melaksanakan pengawasan urusan
wajib. Unit ini diaplikasikan dalam
tugas pengawasan, sebagai berikut:
a. sub bidang persandian pada bidang
otonomi daerah dan pemerintahan
umum bidang Masyarakat dan desa
b. sub bidang Kebijakan sarana dan
prasarana pada bidang pendidikan
c. sub bidang SDM Kesehatan, obat
danperbekalan serta pemberdayaan
masyarakat pada bidang Kesehatan
d. sub bidang kepemudaan dan
olahraga pada bidang Kepemudaan
dan olahraga
e. sub bidang pembinaan pelatihan
dan produktifitas tenaga kerja,
pembinaan dan penempatan tenaga
kerja dalam negeri dan pengelolaan
umum pada bidang ketenagakerjaan.
f. sub bidang pengelolaan umum pada
bidang ketahanan pangan
g. sub bidang perhubungan darat pada
bidang perhubungan
h. sub bidang Pos dan telekomunikasi
pada bidang Komunikasi dan
Informatika
i. sub bidang pembinaan bidang sosial,
identifikasi dan pengawasan
-8-

Kode Unit Unit Kompetensi


penyandang masalah kesejahteraan
sosial, pelaksanaan program/
kegiatan bidang sosial,
penganugrahan tanda kehormatan
dan nilai-nilai kepahlamwanan,
keprintisan kejuangan dan
kesetiakawanan pada bidang sosial.
j. Sub bidang sumber daya air, air
munum, air limbah, persampahan,
drainase, permukiman, bangunan
gedung dan lingkungan pada
pekerjaan umum.
FPP.WAS.02.011.01 3. Melaksanakan pengawasan urusan
pilihan. Unit ini diaplikasikan dalam
tugas pengawasan, sebagai berikut:
a. Sub bidang kelautan, pengelolaan
pemasaran, penyuluhan dan
pengendalian pada bidang kelautan
dan perikanan
b. Sub bidang tanaman pangan dan
hortikultura, perkebunan dan
penunjang pada bidang pertanian
c. Sub bidang inventarisasi hutan,
penataan batas luar areal kerja unit
usaha pemanfaatan hutan produksi,
rencana pengelolaan jangka pendek
cakar alam, suaka margasatwa,
taman nasional, tamana wisata dan
taman buru, pengelolaan taman
hutan raya, pemanfaatan hasil
hutan pada hutan produksi,
pemanfaatan kawasan hutan dan
jasa lingkungan pada hutan
produksi, industri pengelolaan hasil
hutan, pemanfaatan kawasan hutan
pada hutan lindung, penerimaan
Negara bukan pajak bidang
kehutanan, pengelolaan DAS,
pengembangan hutan hak dan
aneka usaha kehutanan, perbenihan
tanaman hiasan, penguasahaan
pariwisata alam pada kawasan
pelestarian alam, dan penguasaaan
taman buru, areal buru dan kebun,
pemanfaatan tumbuhan dan satwa
liar, lembaga konservasi,
perlindungan hutan dan
penebangan/penanaman/
pemungutan hasil hutan pada
bidang kehutanan
d. Sub bidang usaha industri,
perlindungan usaha industri,
pemasaran, sumber daya manusia,
lingkunga hidup, sarana dan
prasarana dan data industri pada
-9-

Kode Unit Unit Kompetensi


bidang perindustran.
e. Sub bidang metrologi legal dan
perdagangan berjangka komoditi,
alternatif pembiayaan sistem resi
gudang, pasar lelang pada bidang
Perdagangan.
f. Sub bidang mineral, batubara,
panas bumi dan air tawar pada
bidang energi dan sumber daya
mineral.
FPP.WAS.02.014.01 4. Melaksanakan pengawasan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
di Kabupaten/Kota dan Desa
2. Standar Kompetensi Pengawas Pemerintahan Muda.
A. Standar Kompetensi Umum
Kode Unit Unit Kompetensi
FPP.WAS.00.030.01 1. Memverifikasi Program kerja
Pengawasan Pemerintahan
B. Standar Kompetensi Inti.
Kode Unit Unit Kompetensi
FPP.BIN.01.001.01 1. Menganalisis rencana pencapaian SPM
dalam Dokumen Perencanaan (RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD)
FPP.BIN.01.003.01 2. Menganalisis teknis penerapan SPM
FPP.BIN.01.002.01 3. Menganalisis penerapan NSPK dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
FPP.BIN.01.004.01 4. Menganalisis pembinaan pelaksanaan
urusan pilihan terhadap RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD
FPP.BIN.01.005.01 5. Menganalisis dampak pelaksanaaan
urusan pilihan terhadap kesejahteraan
masyarakat
FPP.WAS.02.007.01 6. Menganalisis pengelolaan SDM
FPP.WAS.02.010.01 7. Melaksanakan Pengawasan urusan
wajib. Unit ini diaplikasikan dalam
tugas pengawasan, sebagai berikut:
a. Bidang Kependudukan dan Catatan
Sipil
b. Sub bidang perangkat daerah pada
Bidang otonomi daerah dan
pemerintahan umum
c. Sub Bidang sosial budaya
masyarakat pada bidang
pemberdayaan adat dan
pengembangan kehidupan
d. Sub bidang kebijakan pembiayaan
dan pendidikan serta tenaga
kependidikan pada bidang
Pendidikan
e. Sub bidang upaya kesehatan dan
kebijakan pembiayaan kesehatan
- 10 -

pada bidang kesehatan.


f. Sub bidang pembinaan
ketenagakerjaan pada bidang
ketenagakerjaan
g. Sub bidang kemananan pangan pada
bidang ketahanan pangan
h. Sub bidang perkereta apian pada
bidang perhubungan
i. Sub bidang sarana komunikasi dan
diseminasi informasi pada bidang
komunikasi dan informatika
j. Sub bidang kerja sama, pengawasan,
sarana dan prasarana dan Sistem
Informasi Kesejahteraan Sosial pada
bidang Sosial
k. Sub bidang perkotaan dan pedesaan
serta jasa konstruksi pada Pekerjaan
Umum
FPP.WAS.02.011.01 8. Melaksanakan Pengawasan urusan
pilihan. Unit ini diaplikasikan dalam
tugas pengawasan, sebagai berikut:
a. Sub bidang umum, perikanan
tangkap, perikanan budidaya pada
bidang Kelautan dan perikanan
b. Sub bidang peternakan dan
kesehatan hewan pada bidang
Pertanian
c. Bidang Kehutanan
d. Sub bidang perdagangan dalam
negeri bidang Perdagangan
e. Sub bidang geologi, ketenagakerjaan,
pendidikan dan pelatihan pada
bidang energy dan sumber daya
mineral.
FPP.WAS.02.015.01 9. Melaksanakan pengawasan
pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan
FPP.WAS.02.017.01 10. Melakukan pengawasan pengaduan
masyarakat/Instansi Pemerintah
FPP.WAS.02.025.01 11. Evaluasi Pemerintahan Desa
FPP.WAS.02.027.01 12. Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Pemerintahan Provinsi
FPP.WAS.02.028.01 13. Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Pemerintahan Kabupaten/Kota

3. Standar Kompetensi Pengawas Pemerintahan Madya.


A. Standar Kompetensi Umum
Kode unit Unit kompetensi
FPP.WAS.00.031.01 1. Menilai PKPP

B. Standar Kompetensi Inti


Kode unit Unit kompetensi
FPP.WAS.02.008.01 1. Menganalisis Kebijakan Keuangan
Daerah
FPP.WAS.02.009.01 2. Menganalisis pengelolaan Barang / Aset
- 11 -

Kode unit Unit kompetensi


Daerah
FPP.WAS.02.010.01 3. Melaksanakan pengawasan urusan
wajib.yang diaplikasikan dalam tugas
pengawasan, sebagai berikut:
a. Bidang kesatuan bangsa dan politik
luar negeri
b. Sub bidang otonomi daerah,
pemerintahan umum, kebijakan
administrasi keuangan daerah, pada
bidang otda dan pemerintahan
umum.
c. Sub bidang penguatan kelembagaan
pada bidang Pemberdayaan
Masyarkat dan Desa
d. Sub Bidang Pemberdayaan Usaha
Ekonomi Masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat dalam
Pengelolaan SDA dan TTG pada
bidang Pemberdayaan Adat dan
Pengembangan Kehidupan.
e. Sub bidang kebijakan dan standar,
kurikulum, pengendalian mutu
pendidikan pada bidang Pendidikan.
f. Sub bidang manajemen kesehatan
pada bidang Kesehatan
g. Sub bidang kebijakan, perencanaan,
pembinaan dan pengawasan,
pembinaan SDM, penempatan
Tenaga Kerja Luar Negeri dan
pembinaan Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada
Bidang Ketenagakerjaan.
h. Sub bidang ketahanan pangan dalam
bidang Ketahanan Pangan
i. Sub bidang perhubungan laut dan
udara pada bidang Perhubungan
j. Sub bidang kebijakan bidang sosial,
perencanaan sosial, Pengembangan
dan pendayagunaan PSKS dan
pembinaan tenaga fungsional Pekerja
Sosial pada bidang Sosial
k. Sub bidang Bina Marga dan
Penataan ruang pada bidang
Pekerjaan Umum.
FPP.WAS.02.011.01 4. Melaksanakan pengawasan urusan
pilihan, yang diaplikasikan dalam
tugas pengawasan, sebagai berikut:
a. Sub bidang pengawasan dan
pengendalian pada bidang Kelautan
dan perikanan.
b. Bidang Kehutanan
c. Sub bidang perencanaan dan
program, standarisasi dan
pengawasan industri pada bidang
perindustrian
- 12 -

Kode unit Unit kompetensi


d. Sub bidang perdagangan luar negeri,
kerja sama perdagangan
internasional dan pengembangan
ekspor nasional pada bidang
perdagangan
e. Sub bidang kebijakan, perencanaan,
pembinaan dan pengawasan pada
bidang Transmigrasi.
FPP.WAS.02.012.01 5. Melakukan Evaluasi Rancangan
Kebijakan Daaerah (Peraturan Daerah
dan Peraturan Kepala Daerah)
FPP.WAS.02.013.01 6. Melakukan Klarifikasi Kebijakan Daerah
FPP.WAS.02.014.01 7. Melaksanakan pengawasan kebijakan
Dekon dan TP
FPP.WAS.02.016.01 8. Melaksanakan pengawasan akhir masa
jabatan kepala Daerah
FPP.WAS.02.018.01 9. Melakukan evaluasi kinerja
pemerintahan provinsi
10. Melakukan evaluasi kinerja
FPP.WAS.02.019.01
pemerintahan Kabupaten / kota
FPP.WAS.02.020.01 11. Melakukan Evaluasi kemampuan
penyelenggaraan Otonom Daerah
pemerintahan provinsi
FPP.WAS.02.021.01 12. Melakukan Evaluasi kemampuan
penyelenggaraan Otonom Daerah
pemerintahan Kabupaten /Kota
FPP.WAS.02.022.01 13. Melakukan evaluasi DOB provinsi
FPP.WAS.02.023.01 14. Melakukan evaluasi DOB Kabupaten/
kota
FPP.WAS.02.024.01 15. Melakukan Evaluasi Pemerintahan
kecamatan
FPP.WAS.02.026.01 16. Melakukan Evaluasi Laporan
Akuntabilitas

C. DAFTAR UNIT KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS


PEMERINTAHAN.
1. Menganalisis rencana pencapaian SPM/NSPK dalam Dokumen
Perencanaan (RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD, KUA-PPAS
dan RKADPA SKPD)
Kode Unit FPP.BIN.01.001.01
Judul Unit Menganalisis rencana pencapaian
SPM/NSPK dalam Dokumen Perencanaan
(RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD)
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja
Pengawas Pemerintahan dalam
menganalisis rencana pencapaian
SPM/NSPK dalam Dokumen Perencanaan
(RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD).
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
- 13 -

1. Mempersiapan 1.1 PKPP diakses dan dipelajari;


pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi
pengawasan unit objek yang akan diperiksa diikuti;
1.3 SPM/NSPK yang akan dianalisis
diakses dan dipelajari;
1.4 Kriteria pencapaian SPM/NSPK dalam
dokumen perencanaan kegiatan dan
keuangan daerah disusun sesuai
dengan SPM/ NSPK yang akan
dianalisis.
2. Mengakses data 2.1. Dokumen perencanaan Daerah berupa
dan informasi RPJMD, RKPD, Renstra, dan Renja
tentang SPM/ NSPK SKPD, dll diakses dan dipelajari;
yang akan di 2.2. Data dan informasi yang kurang tepat
analisis. diklarifikasi, diminta penjelasan
dandiminta lagi tambahanya;
2.3. Data dan informasi dianalisis dengan
menggunakan teknik-teknik
pengawasan sesuai PKPP dan hasilnya
dicatat di lembar KKP.
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan
Pengujian atas data ditentukan dan disepakati dengan
dan informasi SKPD penanggungjawab kegiatan;
rencana 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan
pencapaian informasi dengan kriteria pelaksanaan
SPM/NSPK dibandingan dan dianalisa dengan
menggunakan teknik-teknik
pengawasan;
3.3. Hasil analisis atas pembandingan data
dan informasi yang sesuai maupun
tidak sesuai dengan kriteria
diklarifikasi dengan SKPD penanggung
jawab pekerjaan;
3.4. Hasil klarifikasi dengan SKPD
penanggungjawab dicatat dalam Kertas
Kerja Pengawasan (KKP) sebagai bagian
dari atribut kondisi temuan.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya
temuan kondisi temuan (positif maupun negatif)
pengawasan aspek diidentifikasi dan dianalisis;
rencana 4.2. Tiap-tiap kemungkinan penyebab diuji
pencapaian dan dinalisis, hasilnya dicatat dalam
SPM/NSPK KKP;
4.3. Catatan dalam KKP diklarifikasi dengan
SKPD Penanggungjawab Kegiatan
sebagai bagian dari atribut penyebab
temuan;
4.4. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi
temuan (positif maupun negatif)
diidentifikasi dan dianalisis;
4.6 Tiap-tiap kemungkinan akibat diuji dan
dianalisis, hasilnya dicatat dalam KKP;
4.7 Catatan dalam KKP diklarifikasi dengan
SKPD Penanggungjawab Kegiatan
sebagai bagian dari atribut akibat
temuan;
- 14 -

4.8 Rekomendasi perbaikan untuk


mencegah penyebab terjadinya temuan
tidak terulang dirumuskan;
4.9 Rumusan rekomendasi
dikomunikasikan dengan SKPD
penanggungjawab kegiatan dan dicatat
dalam KKP.
5. Menulis temuan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat
pengawasan pada KKP diringkas supaya mudah
rencana dipahami dan dikonsultasikan dengan
pencapaian pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
SPM/NSPK KKP untuk mendapatkan tanggapan
tertulis dari pimpinan unit kerja;
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
supervisor pengawasan untuk dinilai;
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan
selanjutnya diserahkan kepada
Sekretariat Tim pengawasan untuk
digabung menjadi konsep LHP.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk menganalisis rencana
pencapaian SPM/NSPK dalam Dokumen Perencanaan (RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA
SKPD) yang terdiri dari persiapan pelaksanaan pengawasan;
mengakses data dan informasi pengawasan; melakukan
pengujian atas data dan informasi pengawasan; mengembangkan
temuan pengawasan; menulis temuan pengawasan; menyusun
pokok-pokok hasil pengawasan yang digunakan untuk
mengawasi pencapaian SPM/NSPK.
Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM
adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap
warga secara minimal.
Norma adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai
tatanan untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Prosedur adalah metode atau tata cara untuk penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan menjadi dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai
unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan
dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan
wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu.
Rencana pembangunan jangka panjang daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 20 (dua puluh) tahun.
Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang
selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan
daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
- 15 -

Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat


RKPDadalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1
(satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan
tahunan daerah.
Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan
Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk
periode 5 (lima) tahun.
Rencana kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD
adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu)
tahun.
Rencana kerja dan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat
RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran
yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan
kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar
penyusunan APBD.
Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah
dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja,
dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode
1 (satu) tahun.
Prioritas dan plafon anggaran sementara yang selanjutnya
disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan
batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD
sebelum disepakati dengan DPRD.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. ATK;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan(KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Literatur terkait.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilaksanakan oleh Pengawas Pemerintah
adalah sebagai berikut:
3.1. Mempelajari dokumen rencana RPJMD, RKPD, Renstra dan
Renja SKPD, KUA-PPAS dan RKA-SKPD terkait
program/kegiatan dan pengintegrasian SPM;
3.2. Menguji target pencapaian SPM dalam dokumen rencana,
yang terdiri dari:
a. Cek di dalam tabel indikasi rencana program prioritas
RPJMD, apakah terdapat program-program SKPD
pengampu SPM;
b. Di dalam renstra SKPD melihat kegiatan dalam masing-
masing renstra SKPD pengampu SPM, apakah indikator
SPM di dalam renstra SKPD sesuai tidak jumlah
indikator, target dan pagunya;
c. Renja SKPD, target-target masing-masing SKPD
pengampu SPM apakah sudah tercantum dan sesuai
dengan indikator SPM;
d. RKPD (seluruh program kegiatan bagi SKPD pengampu
SPM sudah terangkum dalam dokumen ini) disini
mengecek apakah indikator SPM dari masing-masing
SKPD pengampu SPM sudah tertampung (di chek);
e. Pemda menyampaikan RKPD dan KUA ke DPRD untuk
- 16 -

ditetapkan menjadi PPAS harus sejalan (melakukan


pengecekan kesesuaian KUA PPAS dengan target-target
pencapaian SPM di RKPD;
f. Langkah terakhir adalah memastikan target-target
pencapaian SPM tercantum sebagai kegiatan dalam
Program RKA-SKPD.
4. Peraturan–peraturan yang terkait:
Peraturan yang terkait untuk melaksanakan kompetensi ini
adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal;
4.3 Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat dan Daerah;
4.7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
4.8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
4.9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
4.10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta
Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah di Wilayah Provinsi;
4.11. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah; Jo. Permendagri Nomor 8 Tahun
2009;
4.12. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Pengendalian dan Penyusunan Dokumen Rencana
Pembangunan Daerah;
4.13. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma
Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas
Pemerintah;
4.14. Peraturan Menpan PER/04/M.PAN/03/2008 tentang
Kode Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.15. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar
Laporan Hasil Pengawasan APIP.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi melalui
- 17 -

demonstrasi atau simulasi: persiapan pelaksanaan


pengawasan; mengakses data dan informasi pengawasan;
melakukan pengujian atas data dan informasi pengawasan;
mengembangkan temuan pengawasan; menulis temuan
pengawasan; menyusun pokok-pokok hasil pengawasan
yang digunakan untuk mengawasi pencapaian SPM/NSPK;
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan
penguasaan unit kompetensi ini adalah kompetensi umum
merencanakan PKPP dan melaksanakan kegiatan pengawasan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit
kompetensi ini:
3.1. Memahami tatacara penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan di daerah (RPJPD, RPJMD, RKPD,) dan
dokumen SKPD (Renstra dan Renja) serta dokumen
anggaran (KUA dan PPAS serta RKA-SKPD);
3.2. Memahami prinsip pengendalian dan evaluasi terhadap
dokumen rencana RPJPD, RPJMD, RKPD, Rensra SKPD dan
Renja SKPD terhadap pengendalian kebijakan, pengendalian
pelaksanaan dan evaluasi hasil;
3.3. Memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan
target pencapaian SPM;
3.4. Memahami indikator kinerja target capain SPM;
3.5. Memahami teknik-teknik pengawasan guna mengungkapkan
pembuktian;
3.6. Memahami Standar Pengawasan peme, Kode Etik APIP,
Norma dan Etika P2 dan pedoman penetapan indikator kinerja
utama instansi pemerintah.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit
kompetensi ini:
4.1. Mampu menyusun standar penilaian pengawasan
pemerintahan;
4.2. Mampu minta data pengawasan/pengawasan sesuai
sasaran pengawasan yang benar, lengkap dan akurat;
4.3. Mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat,
dan dapat dipertanggungjawabkan;
4.4. Mampu mempedomani Standar Audit APIP, Kode Etik APIP,
dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
4.5. Mampu menyusun Pokok-Pokok Hasil Pengawasan (P2 HP);
4.6. Mampu menerapkan prinsip-prinsip penyusunan dokumen
perencanaan pada saat melakukan pengawaswan.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. Integritas;
5.2. Independen;
5.3. Obyektif;
5.4. Cermat/teliti;
5.5. Berorientasi hasil;
5.6. Santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika teknik pemeriksaan yang diterapkan tidak sesuai
dengan standar;
- 18 -

6.2. Jika sampling pemeriksaan tidak menggambarkan secara


utuh populasi pemeriksaan;
6.3. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan
bukti yang memadai;
6.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak
dapat mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan
tidak berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang
sudah berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup,
serta Ketua Tim tidak teliti;
6.5. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak
mempedomani sebagaimana mestinya Standar
Pemeriksaan APIP, Kode Etik APIP, dan pedoman
penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah.

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan 3
mengorganisasikan informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan 3
kegiatan
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

2. Menganalisis penerapan NSPK dalam Penyelenggaraan Pemda


Kode Unit FPP.BIN.01.002.01
Judul Unit Menganalisis penerapan NSPK dalam
Penyelenggaraan Pemda
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup
pengetahuan, sikap dan ketrampilan kerja
Pengawas Pemerintahan dalam menganalisa
penerapan NSPK dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
ElemenKompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersiapkan 1.1. PKPP diakses dan dipelajari;
pelaksanaan 1.2. Entry briefing dengan pimpinan
pengawasan tertinggi unit kerja yang akandilakukan
diikuti;
1.3. Dokumen NSPK yang akan diawasi
diakses dan ditentukan;
1.4. Peraturan Daerah tentang pelaksanaan
urusan pemerintahan diakses dan
ditentukan.
2. Mengakses Data 2.1. Data dan informasi tentang penerapan
penerapan NSPK. NSPK diakses dan dipelajari;
2.2. Data dan Informasi yang kurang tepat
diklarifikasi dan dipenuhi;
2.3. Data dan informasi tentang penerapan
NSPKdianalisis dengan menggunakan
teknik-teknik pengawasandan hasilnya
dicatat di lembar KKP.
- 19 -

3. Melakukan 3.1. Kreteria keabsahan Data penerapan


Pengujian NSPK, ditentukan dan disepakati
Data Penerapan dengan penanggungjawab kegiatan;
NSPK. 3.2. Kesesuaian peraturan daerah tentang
pelaksanaan urusan dengan Kriteria
NSPKserta implementasinya,
dibandingan dan dianalisa dengan
menggunakan teknik-teknik
pengawasan;
3.3. Hasil analisis NSPK diklarifikasi dengan
penanggung jawab pekerjaan dan
hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja
Pengawasan (KKP) sebagai bagian dari
atribut kondisi temuan.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya
temuan kondisi temuan (positif maupun negatif)
pengawasan diidentifikasi dan dianalisis dan
Penerapan NSPK. hasilnya dicatat dalam KKP dan
diklarifikasi dengan penanggungjawab
kegiatan;
4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi
temuan (positif maupun negatif)
diidentifikasi dan dianalisa, serta
hasilnya dicatat dalam KKP, kemudian
diklarifikasi dengan penanggungjawab
kegiatan;
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk
mencegah penyebab terjadinya temuan
tidak berulang dirumuskan dan
dikomunikasikan dengan
penanggungjawab kegiatan, serta
dicatat dalam KKP.
5. Menulis temuan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat
pengawasanpenera pada KKP diringkas supaya mudah
pan NSPK. dipahami sebagai konsep temuan
pengawasan;
5.2. Konsep temuan pengawasan
dikonsultasikan dengan Pimpinan unit
kerja dan dicatat dalam KKP untuk
mendapatkan tanggapan;
5.3. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit
kerja ditulis dalam konsep temuan
pengawasan;
5.4. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
Supervisi Pengawasan untuk dinilai;
5.5. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan
selanjutnya diserahkan kepada
Sekretariat Tim Pengawasan untuk
digabung menjadi konsep LHP.
- 20 -

6. Menyusun Pokok- 6.1.Atribut kondisi dan penyebab dari


Pokok Hasil seluruh temuan diringkas
Pengawasan (P2 HP) sebagai konsep P2HP;
penerapan NSPK. 6.2.Konsep P2HP dikonsultasikan kepada
Supervisi Pengawasan
untuk ditentukan temuan yang menjadi
P2HP;
6.3. P2HP yang telah ditentukan diserahkan
kepada Sekretariat Tim Pengawasan
guna penggabungan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan menganalisa
penerapan NSPK dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
yang terdiri dari persiapan pelaksanaan pengawasan; Mengakses
Data penerapan NSPK; Melakukan Pengujian Data Penerapan
NSPK, Mengembangkan temuan pengawasan Penerapan NSPK,
Menulis temuan pengawasanpenerapan NSPK dan Menyusun
Pokok-Pokok Hasil Pengawasan (P2 HP) penerapan NSPK.Unit ini
berkaitan dengan unit kompetensi lain yang berkaitan erat
dengan Kompetensi Umum Pengawas Pemerintahan dan Unit
Kompetensi Menganalisis Rencana Pencapaian SPM/NSPK dalam
Dokumen Perencanaan (RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja
SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA SKPD).
NSPK adalah berbagai ketentuan berupa petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Menteri/ Pimpinan
LPNK sebagai dasar bagi Pemerintahan Daerah dalam
melaksanakan urusan yang menjadi kewenangannya.
Norma adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai
tatanan untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Prosedur adalah metode atau tata cara untuk penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan menjadi dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Peraturan Daerah tentang pelaksanaan urusan adalah dasar
hukum bagi daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangannya dengan mengacu pada NSPK yang
ditetapkan oleh Menteri/ Pimpinan LPNK.
Kebijakan daerah tentang rencana pencapaian SPM adalah
dokumen kebijakan daerah yang memuat target pencapaian SPM
yang dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah yang
dijabarkan dalam RPJMD, RKPD, Renstra SKPD dan renja SKPD.
Rencana pembangunan jangka panjang daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 20 (dua puluh) tahun.
Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang
selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan
daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat
RKPDadalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1
(satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan
tahunan daerah.
Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan
- 21 -

Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode


5 (lima) tahun.
Rencana kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD
adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu)
tahun.
Rencana kerja dan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat
RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran
yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan
kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar
penyusunan APBD.
Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah
dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja,
dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode
1 (satu) tahun.
Prioritas dan plafon anggaran sementara yang selanjutnya
disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan
batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD
sebelum disepakati dengan DPRD.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2.White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form KertasKerja Pengawasan(KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Database Pelayanan berdasarkan NSPK.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilaksanakan oleh Pengawas Pemerintah
adalah:
3.1.Mempelajari Kebijakan NSPK terkait, yang terdiri dari;
a. NSPK masing-masing Urusan Pemerintahan yang
diejahwantahkan dengan Peraturan Menteri terkait diakses,
diinventarisasi dan dipelajari serta hasilnya dituangkan
dalam KKP;
b. Kebijakan daerah tentang rencana penerapan NSPK yang
telah dirumuskan dalam bentuk Peraturan
Daerah/Perkada yang terkait dianalisa sesuai dengan
target-target nasional, sesuai dengan kemampuan dan
kondisi daerah serta hasilnya dituangkan dalam KKP;
c. Proses penyusunan target-target penerapan NSPK diakses
dan dianalisa serta hasilnya dituangkan dalam KKP;
3.2.Menganalisa kesesuaian dengan NSPK terhadap penerapan
urusan pemerintahan yang dituangkan ke dalam dokumen
perencanaan daerah;
3.3.Menganalisa dampak pemberdayaan dari Pemerintah kepada
pemerintahan daerah untuk meningkatkan kapasitas daerah
agar mampu memenuhi norma, standar, prosedur, dan
kriteria sebagai prasyarat menyelenggarakan urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangannya;
3.4.Menilai apakah setiap urusan pemerintahan yang dijalankan
oleh Pemerintah Daerah telah sesuai dengan NSPK yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
- 22 -

4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:


Peraturan yang terkait untuk melaksanakan kompetensi ini
adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun.2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat dan Daerah;
4.6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
4.8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
4.9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan
Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi;
4.10. PermendagriNomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Jo. Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.11. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Pengendalian dan Penyusunan Dokumen Rencana
Pembangunan Daerah;
4.12. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma
Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.13. Peraturan Menpan PER/04/M.PAN/03/2008 tentang
Kode Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.14. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan
Hasil Pengawasan APIP.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian:
2.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi melalui
demonstrasi atau simulasi: persiapan pelaksanaan
pengawasan; Mengakses Data penerapan NSPK; Melakukan
Pengujian Data Penerapan NSPK, Mengembangkan temuan
pengawasan Penerapan NSPK, Menulis temuan
pengawasanNSPK dan Menyusun Pokok-Pokok Hasil
Pengawasan (P2HP) penerapan NSPK;
2.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
- 23 -

persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan


penguasaan unit kompetensi ini adalah Kompetensi Umum
Pengawas Pemerintahan dan Unit Kompetensi Menganalisis
Rencana Pencapaian SPM/NSPK dalam Dokumen Perencanaan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit
kompetensi ini:
3.1. Memahami peraturan-peraturan terkait dengan NSPK;
3.2. Memahami indikator kinerja;
3.3. Memahami teknik-teknik pengawasan guna mengungkapkan
pembuktian;
3.4. Memahami Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP,
Norma dan Etika Pengawasan;
3.5. Memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit
kompetensi ini:
4.1. Mampu menyusun standar penilaian pengawasan/
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di daerah;
4.2. Mampu minta data pengawasan/pengawasan sesuai
sasaran pengawasan yang benar, lengkap dan akurat;
4.3. Mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat,
dan dapat dipertanggungjawabkan;
4.4. Mampu mempedomani Standar Audit APIP, Kode Etik APIP,
dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
4.5. Mampu menerapkan prinsip-prinsip penyusunan dokumen
perencanaan pada saat melakukan pengawaswan.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. Integritas;
5.2. Independen;
5.3. Obyektif;
5.4. Cermat/teliti;
5.5. Berorientasi hasil;
5.6. Santun
5. Aspek Kritis
5.1. Jika teknik pengawasan yang diterapkan tidak sesuai
dengan ketentuan;
5.2. Jika sampling pengawasan tidak menggambarkan secara
utuh populasi pengawasan;
5.3. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan
bukti yang memadai;
5.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak
dapat mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan
tidak berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang
sudah berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup,
serta Ketua Tim tidak teliti;
5.5. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani
sebagaimana mestinya Standar Peemriksaan P2, Kode Etik
APIP, dan pedoman penetapan indikator kinerja utama
instansi pemerintah.
- 24 -

KOMPETENSI KUNCI:
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan 3
mengorganisasikan informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

3. Menganalisis Teknis Penerapan SPM


Kode Unit FPP.BIN.01.003.01
Judul Unit Menganalisis teknis penerapan SPM
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
sikap dan ketrampilan kerja Pengawas
Pemerintahan yang diperlukan untuk
menganalisa teknis penerapan SPM.
ElemenKompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersiapkan 1.1. PKPP diakses dan dipelajari;
pelaksanaan 1.2. entry briefing dengan pimpinan tertinggi
pengawasan unit kerja yang akandilakukan diikuti;
1.3. Dokumen SPM yang akan diawasi
diakses dan ditentukan;
1.4. Target-target tahunan pencapaian SPM
dan standar teknis beserta langkah-
langkah kegiatan diakses dan
ditentukan;
1.5. Kriteria proses penyusunan dokumen
pencapaian SPM dalam dokumen
perencanaan dan sinergitasnya dengan
target-target nasional ditentukan.
2. Mengakses 2.1. Data dan informasi tentang Pencapaian
keabsahan Data SPM diakses dan dipelajari;
Pencapaian SPM , 2.2. Tatacara/proses penyusunan dokumen
proses penyusunan perencanaan terkait dengan pencapaian
dokumen SPM diakses dan dipelajari;
perencanaan dan 2.3. Data dan Informasi yang kurang tepat
sinergitasnya diklarifikasidan dipenuhi;
dengan target- 2.4. Data dan informasi tentang pencapaian
target nasional. SPM serta proses penyusunan dokumen
perencanaan serta sinergitasnya
dengan target nasional dianalisis
dengan menggunakan teknik-teknik
pengawasansesuai PKPP dan hasilnya
dicatat di lembar KKP.
3. Melakukan 3.1. Kreteria keabsahan Data Pencapaian
Pengujian SPM, proses penyusunan dokumen
keabsahan Data perencanaan dan sinergitasnya dengan
Pencapaian SPM, target-target nasional ditentukan dan
proses penyusunan disepakati dengan penanggungjawab
dokumen kegiatan;
perencanaan dan 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan
- 25 -

sinergitasnya informasi dengan kriteria pelaksanaan


dengan target- dibandingan dan dianalisa dengan
target nasional. menggunakan teknik-teknik
pengawasan;
3.3. Hasil analisis atas pembandingan data
dan informasi yang sesuai maupun
tidak sesuai dengan kriteria
diklarifikasi dengan penanggung jawab
pekerjaan;
3.4. Hasilklarifikasi dengan
penanggungjawabdicatat dalam Kertas
Kerja Pengawasan (KKP) sebagai bagian
dari atribut kondisi temuan.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya
temuan kondisi temuan (positif maupun negatif)
pengawasan diidentifikasi dan dianalisis dan
keabsahan Data hasilnya dicatat dalam KKP dan
Pencapaian SPM/ diklarifikasi dengan penanggungjawab
Penerapan NSPK , kegiatan;
proses penyusunan 4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi
dokumen temuan (positif maupun negatif)
perencanaan dan diidentifikasi dan dianalisa, serta
sinergitasnya hasilnya dicatat dalam KKP, kemudian
dengan target- diklarifikasi dengan penanggungjawab
target nasional. kegiatan;
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk
mencegah penyebab terjadinya temuan
tidak berulang dirumuskan dan
dikomunikasikan dengan
penanggungjawab kegiatan, serta
dicatat dalam KKP.
5. Menulis temuan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat
pengawasankeabsa pada KKP diringkas supaya mudah
han Data dipahami dan dikonsultasikan dengan
penerapan dan pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
Pencapaian SPM, KKP untuk mendapatkan tanggapan
proses penyusunan tertulis dari pimpinan unit kerja;
dokumen 5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
perencanaan dan supervisor pengawasan untuk dinilai;
sinergitasnya 5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan
dengan target- selanjutnya diserahkan kepada
target nasional. Sekretariat Tim pengawasan untuk
digabung menjadi konsep LHP.
6. Menyusun Pokok- 6.1. Atribut kondisi dan penyebab dari
Pokok Hasil seluruh temuan disunting
Pengawasan (P2 menjadi ringkas sebagai konsep P2HP;
HP) keabsahan 6.2.Konsep P2HP dikonsultasikan kepada
Data Penerapan Supervisi Pengawasan
dan Pencapaian untuk ditentukan temuan yang menjadi
SPM, proses P2HP;
penyusunan 6.3. P2HP yang telah ditentukan diserahkan
dokumen kepada Sekretariat Tim Pengawasan
perencanaan dan guna penggabungan.
sinergitasnya
dengan target-
target nasional.
- 26 -

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk menganalisa teknis penerapan
SPM melalui pengujian keabsahan data pencapaian SPM, proses
penyusunan dokumen perencanaan dan sinergitasnya dengan
target-target nasional. Unit ini terdiri dari persiapan pelaksanaan
pengawasan; mengakses data dan informasi; melakukan
pengujian atas data dan informasi pengawasan; mengembangkan
temuan pengawasan; menulis temuan pengawasan; menyusun
pokok-pokok hasil pengawasan.
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
Urusan Pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang
menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan
pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi
tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi,
melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.
Urusan Wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan
dengan hak dan pelayanan dasar warga negara yang
penyelenggaraannya diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan kepada Daerah untuk perlindungan hak konstitusional,
kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat, serta
ketentraman dan ketertiban umum dalam rangka menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemenuhan
komitmen nasional yang berhubungan dengan perjanjian dan
konvensi internasional.
Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar
dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
kehidupan sosial, ekonomi, dan pemerintahan.
Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM
adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap
warga secara minimal.
Indikator SPM adalah tolak ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif
yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang
hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, dapat
berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan
dasar.
Kemampuan dan potensi daerah adalah kondisi keuangan Daerah
dan sumber daya yang dimiliki daerah untuk menyelenggarakan
urusan wajib pemerintahan daerah dan dalam rangka
pembelanjaan untuk membiayai penerapan SPM.
Rencana Pencapaian SPM adalah target pencapaian SPM yang
dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah yang dijabarkan
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
RKPD, Renstra-SKPD, dan Renja-SKPD untuk digunakan sebagai
dasar perhitungan kebutuhan biaya dalam penyelenggaraan
pelayanan dasar.
Analisis Kemampuan dan potensi daerah adalah pengolahan
- 27 -

terhadap data dan informasi menyangkut kapasitas dan sumber


daya yang dimiliki Daerah.
Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya
yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber
daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai
dengan misi SKPD.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu
atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian
sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personal
(sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis
sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2.White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form KertasKerja Pengawasan(KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Database Pelayanan berdasarkan SPM;
2.6. Literatur terkait.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilaksanakan oleh Pengawas Pemerintah
adalah:
3.1. Mempelajari Kebijakan SPM terkait, yang terdiri dari;
a. SPM masing-masing Urusan Pemerintahan yang
ditetapkan dengan Peraturan Menteri terkait diakses dan
dipelajari serta hasilnya dituangkan dalam KKP;
b. Kebijakan daerah tentang rencana penerapan dan
pencapaian target SPM yang telah dirumuskan dalam
bentuk Peraturan Daerah/Perkada yang terkait dianalisa
sesuai dengan target-target nasional, sesuai dengan
kemampuan dan kondisi daerah serta hasilnya
dituangkan dalam KKP;
c. Proses penyusunan target-target penerapan dan
pencapaian SPM diakses dan dianalisa serta hasilnya
dituangkan dalam KKP;
3.2. Analisa apakah batas waktu Pencapaian SPM secara Nasional
dan Jangka Waktu Pencapaian SPM di Daerah telah sesuai;
3.3. Analisa apakah pengintegrasian rencana pencapaian SPM
dalam dokumen perencanaan danpenganggaran telah
dilakukan;
3.4. Analisa apakah mekanisme pembelanjaan penerapan SPM
telah memadai;
3.5. Analisa apakah sistem penyampaian informasi rencana
dan realisasi pencapaian targettahunan Standar Pelayanan
Minimal kepada masyarakat telah sesuai ketentuan.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait untuk melaksanakan kompetensi ini
adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal;
- 28 -

4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang


Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang
Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat Dan Daerah;
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
4.8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor6 Tahun 2007
TentangPetunjuk Teknis Penyusunan Dan Penetapan
SPM;
4.9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal;
4.10. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Jo. Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.11. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Norma
Pengawasan Dan Kode Etik Pejabat Pengawas
Pemerintah;
4.12. Peraturan Menpan :PER/04/M.PAN/03/2008Tentang
Kode Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.13. Peraturan Menpan Dan RB Nomor 42 Tahun 2011
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar
Laporan Hasil Pengawasan APIP.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Kontek Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi melalui
demonstrasi atau simulasi: persiapan pelaksanaan
pengawasan, akses data dan informasi pengawasan,
Pengujian atas data dan informasi pengawasan,
pengembangan temuan pengawasan, menulis temuan
pengawasan,serta menyusun Pokok-Pokok Hasil Pengawasan
(P2HP) pengawasan teknis penerapan SPM;
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan
unit kompetensi ini adalah kompetensi umum dan menganalisis
rencana pencapaian SPM/NSPK dalam Dokumen Perencanaan
(RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD, KUA-PPAS dan
RKADPA SKPD).
3.Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
3.1. Memahami peraturan-peraturan terkait dengan SPM;
3.2. Memamahi tata cara petunjuk Penyusunan Dan Penetapan
SPM;
3.3. Memahami Penyusunan Rencana Pencapaian Standar
Pelayanan Minimal;
- 29 -

3.4. Memahami indikator kinerja;


3.5. Memahami teknik-teknik pengawasan guna mengungkapkan
pembuktian;
3.6. Memahami Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP, Norma
dan Etika P2;
3.7. Memahami IT.
4.Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
4.1. Mampu menyusun standar evaluasi;
4.2. Mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan
evaluasi;
4.3. Mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
4.4. Mampu menerapkan kebijakan terkait SPM dalam pelaksanaan
pengawasan/evaluasi;
4.5. Mampu menerapkan standar pemeriksaan.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1 Integritas;
5.2 Independen;
5.3 Obyektif;
5.4 Cermat/teliti;
5.5 Berorientasi hasil;
5.6 Santun
6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada kebijakan lain kreteria pelaksanaan SPM yang
berbeda dengan ketentuan peraturan yang berlaku;
6.2. Jika teknik pemeriksaan yang diterapkan tidak sesuai
dengan ketentuan;
6.3. Jika sampling pemeriksaan tidak menggambarkan secara
utuh populasi pemeriksaan;
6.4. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan bukti
yang memadai.
KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan 3
mengorganisasikan informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2
4. Menganalisis pembinaan pelaksanaan urusan pemerintahan yang
bersifat pilihan terhadap RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD
Kode Unit FPP.BIN.01.004.01
Judul Unit Menganalisis pembinaan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan terhadap
RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
sikap dan ketrampilan kerja Pengawas
Pemerintahan yang diperlukan untuk
menganalisis pembinaan pelaksanaan urusan
- 30 -

pemerintahan yang bersifat pilihan terhadap


RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD oleh
Pemerintah Daerah.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersiapkan 1.1.
PKPPdiakses dan dipelajari;
pelaksanaan 1.2.
entry briefing dengan pimpinan tertinggi;
analisis 1.3.
unit kerja yang akan dilakukan diikuti;
1.4.
Dokumen pembinaan pelaksanaan
urusan pilihan terhadap RPJMD, Renstra
SKPD, RKPD, Renja SKPD, KUA-PPAS
dan RKADPA SKPDyang akan diawasi
diakses dan ditentukan;
1.5. Peraturan Daerah tentang pembinaan
pelaksanaan urusan pilihan terhadap
RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja
SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA
SKPDdiakses dan ditentukan.
2. Mengakses Data 2.1. Data dan informasi tentang pembinaan
pembinaan pelaksanaan urusan pilihan terhadap
pelaksanaan RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja
urusan SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA SKPD
pemerintahan yang diakses dan dipelajari;
bersifat pilihan 2.2. Data dan Informasi yang kurang tepat
diklarifikasi dan dipenuhi;
2.3. Data dan informasi tentang pembinaan
pelaksanaan urusan pilihan terhadap
RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja
SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA SKPD
dianalisis dengan menggunakan teknik-
teknik analisis sesuai SOP dan hasilnya
dicatat di lembar KKAnalisis.
3. Melakukan 3.1. Kreteria keabsahan Data pembinaan
Pengujian Data pelaksanaan urusan pilihan terhadap
pembinaan RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja
pelaksanaan SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA SKPD,
urusan ditentukan dan disepakati dengan
pemerintahan yang penanggungjawab kegiatan;
bersifat pilihan 3.2. Kesesuaian peraturan daerah tentang
pelaksanaan urusan dengan Kriteria
pembinaan pelaksanaan urusan pilihan
terhadap RPJMD, Renstra SKPD, RKPD,
Renja SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA
SKPD serta implementasinya,
dibandingan dan dianalisa dengan
menggunakan teknik-teknik
pengawasan;
3.3. Hasil analisis pembinaan pelaksanaan
urusan pilihan terhadap RPJMD, Renstra
SKPD, RKPD, Renja SKPD, KUA-PPAS
dan RKADPA SKPD diklarifikasi dengan
penanggung jawab pekerjaan;
3.4. Hasil klarifikasi dengan
penanggungjawab dicatat dalam Kertas
Kerja Analisis (KKAnalisis) sebagai
- 31 -

bagian dari atribut kondisi yang dianalis.


4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya
hasil analisis kondisi hasil analisis yang positif
sesuai ketentuan maupun negatif diidentifikasi, dianalisis
pembinaan dan diuji serta hasilnya dituangkan
pelaksanaan dalam KKAnalisis;
urusan 4.2. Catatan dalam KKAnalisis diklarifikasi
pemerintahan yang dengan Penanggunggjawab Kegiatan
bersifat pilihan sebagai bagian dari atribut penyebab
hasil analisis yang positif maupun
negatif;
4.3. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi
hasil analisis yang positif maupun negatif
diidentifikasi dan dianalisis;
4.4. Tiap-tiap kemungkinan akibat dinalisis
dan diuji.hasilnya dicatat dalam
KKAnalisis;
4.5. Catatan dalam KKAnalisis diklarifikasi
dengan Penanggungjawab Kegiatan
sebagai bagian dari atribut hasil analisis;
4.6. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya inkonsistensi
pelaksanaan urusan pilihan terhadap
RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja
SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA SKPD;
4.7. Rumusan rekomendasi dikomunikasikan
dengan penanggung
jawab kegiatan dan dicatat dalam
KKAnalisis.
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat
telaahan atas hasil pada KKAnalisis diringkas supaya
analisis pembinaan mudah dipahami sebagai konsep
pelaksanaan rekomendasi hasil analisis pembinaan
urusan pelaksanaan urusan pilihan terhadap
pemerintahan yang RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja
bersifat pilihan SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA SKPD;
5.2. Konsep telaahan hasil analisis
pembinaan pelaksanaan urusan pilihan
terhadap RPJMD, Renstra SKPD, RKPD,
Renja SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA
SKPD dikonsultasikan dengan Pimpinan
unit kerja dan dicatat dalam KKAnalisis
untuk mendapatkan tanggapan;
5.3. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit
kerja di tulis dalam konsep telahaan
hasil analisis pembinaan pelaksanaan
urusan pilihan terhadap RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD, KUA-
PPAS dan RKADPA SKPD;
5.4. Konsep telahaan pembinaan
pelaksanaan urusan pilihan terhadap
RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja
SKPD, KUA-PPAS dan RKADPA SKPD
dikonsultasikan kepada Supervisor
untuk dinilai;
- 32 -

5.5. Hasil konsultasi dengan Supervisor


ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim
untuk digabung menjadi konsep
telahaan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk menganalisis pembinaan
pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan terhadap
RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD, KUA-PPAS dan
RKADPA SKPD, melalui Mempersiapkan pelaksanaan analisis
pembinaan pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat
pilihan, Mengakses Data pembinaan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan, Melakukan PengujianData
pembinaan pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat
pilihan, Mengembangkan hasil analisis sesuai ketentuan
pembinaan pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat
pilihan, Memformulasikan telaahan atas hasil analisis pembinaan
pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan terhadap.
Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang
menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan
pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi
tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi,
melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.
Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan
pemerintahan yang diprioritaskan oleh pemerintahan daerah
untuk diselenggarakan yang terkait dengan upaya
mengembangkan potensi unggulan (core competence) yang menjadi
kekhasan daerah
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya
dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan.
Norma adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan
untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Prosedur adalah metode atau tata cara untuk penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan menjadi dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Peraturan Daerah tentang pelaksanaan urusan adalah dasar
hukum bagi daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangannya dengan mengacu pada NSPK yang
ditetapkan oleh Menteri/ Pimpinan LPNK.
Kebijakan daerah tentang rencana pencapaian SPM adalah
dokumen kebijakan daerah yang memuat target pencapaian SPM
yang dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah yang
dijabarkan dalam RPJMD, RKPD, Renstra SKPD dan renja SKPD.
Rencana pembangunan jangka panjang daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 20 (dua puluh) tahun.
Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 5 (lima) tahun.
- 33 -

Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat


RKPDadalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan
daerah.
Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan
Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode
5 (lima) tahun.
Rencana kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD
adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.
Rencana kerja dan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat
RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang
berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan
SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah
dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan
pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1
(satu) tahun.
Prioritas dan plafon anggaran sementara yang selanjutnya
disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan
batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD
sebelum disepakati dengan DPRD.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. Whiteboard/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Analisis(KKA);
2.4. Lap top;
2.5.Literatur terkait.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilaksanakan oleh Pengawas Pemerintah adalah
3.1.Mempelajari kebijakan daerah yang terkait dengan
pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan
sesuai potensi daerah, yang dituangkan dalam dokumen
perencananaan RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD;
3.2. Menganalisa kesesuaian penerapan NSPK urusan pilihan
dengan dokumen perencanaan daerah, serta hasilnya
dituangkan dalam KKA;
3.3. Menganalisa proses pembinaan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan oleh Pemerintah kepada
Pemerintah Daera, serta hasilnya dituangkan dalam KKA;
3.4. Menganalisa upaya pemberdayaan dari Pemerintah kepada
pemerintahan daerah untuk meningkatkan kapasitas daerah
agar mampu memenuhi norma, standar, prosedur, dan
kriteria sebagai prasyarat menyelenggarakan urusan pilihan
yang menjadi kewenangannya, serta hasilnya dituangkan
dalam KKA;
3.5. Menganalisa kelemahan atas pelaksanaan urusan pilihan,
akibat dari kurangnya pembinaan Pemerintah, sebagai bahan
masukan kepada Menteri Dalam Negeri.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait untuk melaksanakan kompetensi ini
adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
- 34 -

4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang


Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat dan Daerah;
4.6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
4.8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan
Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi;
4.10. PermendagriNomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Jo. Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.11. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata cara Pengendalian dan Penyusunan
Dokumen Rencana Pembangunan Daerah;
4.12. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma
Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.13. Peraturan Menpan PER/04/M.PAN/03/2008tentang Kode
Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.14. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Kontek Penilaian :
1.1 Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi melalui
demonstrasi atau simulasi persiapan pelaksanaan analisis,
akses data dan informasi pembinaan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan; Pengujian data dan
informasi terkait pembinaan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan; mengembangkan hasil
analisis sesuai ketentuan pembinaan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan dan memformulasikan
telaahan atas hasil analisis pembinaan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan;
1.2 Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Persyaratan Kompetensi:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan
unit kompetensi ini adalah:
- 35 -

2.1. Menganalisis rencana pencapaian SPM dalam Dokumen


Perencanaan (RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD);
2.2. Menganalisis penerapan NSPK dalam penyelenggaraan Pemda.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini:
3.1. Memahami NSPK terkait dengan urusan pilihan;
3.2. Memamahi tata cara penyusunan perencanaan daerah;
3.3. Memahami teknik analisa;
3.4. Memahami indikator kinerja;
3.5. Memahami teknik-teknik pengawasan guna mengungkapkan
pembuktian;
3.6. Memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik
APIP, Norma dan Etika Pengawasan Pemerintahan;
3.7. Memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
4.1. Mampu menyusun standar evaluasi;
4.2. Mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan
evaluasi;
4.3. Mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
4.4. Mampu menerapkan kebijakan terkait NSPK dalam
pelaksanaan pengawasan/evaluasi;
4.5. Mampu menerapkan standar pemeriksaan;
4.6. Mampu mengoperasionalkan alat pengolah data.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. Integritas;
5.2. Independen;
5.3. Obyektif;
5.4. Cermat/teliti;
5.5. Berorientasi hasil;
5.6. Santun
6. Aspek Kritis
6.1 Jika ada kebijakan lain kreteria pelaksanaanSPM yang
berbeda dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
6.2 Jika teknik pemeriksaan yang diterapkan tidak sesuai dengan
standar.
6.3 Jika sampling pemeriksaan tidak menggambarkan secara
utuh populasi pemeriksaan.

KOMPETENSI KUNCI:
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan 3
mengorganisasikan informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

5. Menganalisis dampak pelaksanaaan urusan pilihan terhadap


kesejahteraan masyarakat
Kode Unit FPP.BIN.01.005.01
Judul Unit Menganalisis dampak pelaksanaaan urusan
- 36 -

pilihan terhadap kesejahteraan masyarakat


Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
sikap dan ketrampilan kerja Pengawas
Pemerintahan yang diperlukan untuk
menganalisis dampak pelaksanaaan urusan
pilihan terhadap kesejahteraan masyarakat.
ElemenKompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersiapkan 1.1. PKPPdiakses dan dipelajari;
pelaksanaan 1.2. entry briefing dengan pimpinan tertinggi
analisis unit kerja yang akan dilakukan diikuti;
2. Mengakses Data 2.1. Data dan informasi tentang kebijakan
dampak daerah untuk pelaksanaan urusan pilihan
pelaksanaan diakses dan dipelajari;
urusan pilihan 2.2. Data dan Informasi yang kurang tepat
pada kesejahteraan diklarifikasi dan dipenuhi;
masyarakat 2.3. Data dan informasi tentang program dan
kegiatan terkait pelaksanaan urusan
pilihandianalisis dengan menggunakan
teknik-teknik analisis sesuai SOP dan
hasilnya dicatat di lembar KKAnalisis.
3. Melakukan 3.1. Kreteria keabsahan Data pelaksanaan
Pengujian dampak urusan pilihan diakses dan dipelajari,
pelaksanaan ditentukan dan disepakati dengan
urusan pilihan penanggungjawab kegiatan;
pada kesejahteraan 3.2. Kesesuaian kebijakan daerah tentang
masyarakat. NSPK pelaksanaan urusan pilihan,
dibandingan dan dianalisa dengan
menggunakan teknik-teknik
pengawasan;
3.3. Kesesuaian pencapaian indikator kinerja
utama pada program dan kegiatan
terkait pelaksanaan urusan dibandingan
dan dianalisa dengan menggunakan
teknik-teknik pengawasan;
3.4. Partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan urusan pilihan dianalisa
dan Hasil analisadiklarifikasi dengan
penanggung jawab pekerjaan dan
hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja
Analisis (KKAnalisis) sebagai bagian dari
atribut kondisi yang dianalis;
3.5. Tingkat perekonomian mikro masyarakat
yang melaksanakan urusan pilihan
dianalisa dan Hasil analisadiklarifikasi
dengan penanggung jawab pekerjaan dan
hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja
Analisis (KKAnalisis) sebagai bagian dari
atribut kondisi yang dianalis.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
hasil analisis hasil analisis yang positif maupun negatif
dampak diidentifikasi (tinggi/rendahnya partisipasi
pelaksanaan masyarakat dan naik atau tidaknya
urusan pilihan perekonomian masyarakat) dianalisis dan
pada diuji serta hasilnya dituangkan dalam
- 37 -

kesejahteraan KKAnalisis;
masyarakat. 4.2. Catatan dalam KKAnalisis diklarifikasi
dengan Penanggunggjawab Kegiatan
sebagai bagian dari atribut penyebab hasil
analisis yang positif maupun negatif;
4.3. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi
hasil analisis yang positif maupun negatif
diidentifikasi dan dianalisis;
4.4. Tiap-tiap kemungkinan akibat dinalisis
dan diuji,hasilnya dicatat dalam
KKAnalisis;
4.5. Catatan dalam KKAnalisis diklarifikasi
dengan Penanggungjawab Kegiatan
sebagai bagian dari atribut hasil analisis;
4.6. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya inkonsistensi
pelaksanaan urusan pilihan;
4.7. Rumusan rekomendasi dikomunikasikan
dengan penanggungjawab kegiatan dan
dicatat dalam KKAnalisis.
5.Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat
hasil analisis pada KKAnalisis diringkas supaya mudah
dampak dipahami sebagai konsep rekomendasi
pelaksanaan hasil analisis dampak pelaksanaan
urusan pilihan urusan pilihan pada masyarakat;
pada 5.2. Konsep telaahan hasil analisis dampak
kesejahteraan pelaksanaan urusan pilihan pada
masyarakat. masyarakat dikonsultasikan dengan
Pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
KKAnalisis untuk mendapatkan
tanggapan;
5.3. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit
kerja di tulis dalam konsep telahaan hasil
analisis dampak pelaksanaan urusan
pilihan pada masyarakat;
5.4. Konsep hasil analisa dampak
pelaksanaan urusan pilihan pada
masyarakat. dikonsultasikan kepada
Supervisor untuk dinilai dan hasilnya
ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim untuk
digabung menjadi konsep telahaan.

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk menganalisis dampak
pelaksanaan urusan pilihan pada kesejahteraan masyarakat,
melalui : mempersiapkan pelaksanaan analisis; mengakses Data
dampak pelaksanaan urusan pilihan pada kesejahteraan
masyarakat, melakukan pengujian data dampak pelaksanaan
urusan pilihan pada kesejahteraan masyarakat; mengembangkan
hasil analisis dampak pelaksanaan urusan pilihan pada
kesejahteraan masyarakat; memformulasikan temuan atas hasil
analisis dampak pelaksanaan urusan pilihan pada kesejahteraan
masyarakat.
Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang
- 38 -

menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan


pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi
tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi,
melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.
Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan
pemerintahan yang diprioritaskan oleh pemerintahan daerah
untuk diselenggarakan yang terkait dengan upaya
mengembangkan potensi unggulan (core competence) yang menjadi
kekhasan daerah
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya
dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan.
Norma adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan
untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Prosedur adalah metode atau tata cara untuk penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan menjadi dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Peraturan Daerah tentang pelaksanaan urusan adalah dasar
hukum bagi daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangannya dengan mengacu pada NSPK yang
ditetapkan oleh Menteri/ Pimpinan LPNK.
Kebijakan daerah tentang rencana pencapaian SPM adalah
dokumen kebijakan daerah yang memuat target pencapaian SPM
yang dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah yang
dijabarkan dalam RPJMD, RKPD, Renstra SKPD dan renja SKPD.
Rencana pembangunan jangka panjang daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 20 (dua puluh) tahun.
Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 5 (lima) tahun.
Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat
RKPDadalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan
daerah.
Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan
Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode
5 (lima) tahun.
Rencana kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD
adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.
Rencana kerja dan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat
RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang
berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan
SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah
dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan
pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1
(satu) tahun.
Prioritas dan plafon anggaran sementara yang selanjutnya
disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan
batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD
- 39 -

sebelum disepakati dengan DPRD.


Kesejateraan masyarakat adalah bagian dari pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. Whiteboard/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Analisis(KKA);
2.4. Lap top;
2.5. Database penerapan urusan pilihan;
2.6. Literatur terkait.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan oleh Pengawas Pemerintah adalah:
3.1. Mempelajari kebijakan daerah yang terkait dengan
pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan
sesuai potensi daerah, yang dituangkan dalam dokumen
perencananaan RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD;
3.2. Menganalisa kesesuaian penerapan NSPK urusan pilihan
dengan dokumen perencanaan daerah, serta hasilnya
dituangkan dalam KKA;
3.3. Menganalisa indikator kinerja utama pencapaian
program/kegiatan terkait urusan pilihan;
3.4. Menganalisa tingkat partisipasi masyarakat dan dampaknya
bagi perekonomian mikro masyarakat setempat dalam
pelaksanaan urusan pilihan sesuai dengan potensi
wiayahnya;
3.5. Menganalisa kelemahan atas pelaksanaan urusan pilihan,
sebagai bahan masukan kepada Kepala Daerah.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait dalam unit kompetensi ini adalah :
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat dan Daerah;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
4.8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
4.9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan
Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi;
4.10. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Tatacara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan
- 40 -

Daerah; Jo. Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;


4.11. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Pengendalian dan Penyusunan Dokumen Rencana
Pembangunan Daerah;
4.12. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma
Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.13. Peraturan Menpan PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode
Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.14. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Kontek Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja, ataupun melalui
praktek/demontrasi pada tempat uji kompetensi atau
disimulasikan dimana persiapan pelaksanaan analisis, akses
data dan informasi dampak pelaksanaan urusan pilihan pada
kesejahteraan masyarakat; Pengujian data dan informasi
terkait dampak pelaksanaan urusan pilihan pada
kesejahteraan masyarakat; mengembangkan hasil analisis
dampak pelaksanaan urusan pilihan pada kesejahteraan
masyarakat dan Memformulasikan telaahan atas hasil analisis
dampak pelaksanaan urusan pilihan pada kesejahteraan
masyarakatdidemontrasikan;
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Persyaratan Kompetensi:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan
unit kompetensi ini adalah:
2.1. Menganalisis rencana pencapaian SPM dalam Dokumen
Perencanaan (RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD);
2.2. Menganalisis penerapan NSPK dalam penyelenggaraan Pemda;
2.3. Melaksanakan kegiatan pengawasan pemerintahan.
3. Pengetahuanyang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini:
3.1. Memahami NSPK terkait dengan urusan pilihan;
3.2. Memamahi tata cara penyusunan perencanaan daerah;
3.3. Memahami prinsip-prinsip kesejahteraan masyarakat;
3.4. Memahami teknik analisa;
3.5. Memahami indikator kinerja;
3.6. Memahami teknik-teknik pengawasan guna mengungkapkan
pembuktian;
3.7. Memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik
APIP, Norma dan Etika Pengawasan Pemerintahan;
3.8. Memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
4.1. Mampu menyusun standar evaluasi;
4.2. Mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan
evaluasi;
4.3. Mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
- 41 -

4.4. Mampu menerapkan kebijakan terkait NSPK dalam


pelaksanaan pengawasan/ evaluasi;
4.5. Mampu menerapkan prinsip-prinsip kesejahteraan
masyarakat dalam pelaksanaan pengawasan/ evaluasi;
4.6. Mampu menerapkan standar pemeriksaan;
4.7. Mampu mengoperasionalkan alat pengolah data.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. Integritas;
5.2. Independen;
5.3. Obyektif;
5.4. Cermat/teliti;
5.5. Berorientasi hasil;
5.6. Santun
6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada kebijakan lain kreteria pelaksanaan urusan pilihan
yang berbeda dengan ketentuan peraturan yang berlaku;
6.2. Jika teknik pemeriksaan yang diterapkan tidak sesuai
dengan ketentuan;
6.3.Jika sampling pemeriksaan tidak menggambarkan secara utuh
populasi pemeriksaan;
KOMPETENSI KUNCI:
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan 3
mengorganisasikan informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2
6. Mengawasi Administrasi Umum Aspek Kelembagaan
Kode Unit FPP.WAS.02.006.01
Judul Unit Mengawasi Administrasi Umum Aspek
Kelembagaan
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
sikap dan ketrampilan kerja Pengawas
Pemerintahan yang diperlukan untuk
mengawasi administrasi umum aspek
kelembagaan.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1.Persiapan 1.1. PKPP diakses dan dipelajari;
pelaksanaan 1.2. entry briefing dengan pimpinan tertinggi
pengawasan unit objek yang akan diperiksa diikuti.
dilakukan
2. Mengakses data dan 2.1. Data dan informasi diklarifikasi dan
informasi dipenuhi;
pengawasan aspek 2.2. Data dan informasi dianalisis dengan
kelembagaan. menggunakan teknik-teknik pengawasan
dan hasil analisis atas data dan informasi
dicatat dalam Kertas Kerja Pengawasan
(KKP).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan aspek
Pengujian atas data Kelembagaan ditentukan dan disepakati
dan informasi dengan penanggungjawab kegiatan;
- 42 -

pengawasan aspek 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan


kelembagaan informasi dengan kriteria pelaksanaan
dibandingan dan dianalisa dengan
menggunakan teknik-teknik pengawasan
dan Hasil analisis atas pembandingan
data dan informasi yang sesuai maupun
tidak sesuai dengan kriteria diklarifikasi
dengan penanggung jawab pekerjaan;
3.3. Hasil klarifikasi dengan penanggungjawab
dicatat dalam Kertas Kerja Pengawasan
(KKP) sebagai bagian dari atribut kondisi
temuan.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
temuan temuan (positif maupun negatif)
pengawasanaspek diidentifikasi dan dianalisis dan hasilnya
kelembagaan dicatat dalam KKP dan diklarifikasi
dengan penanggungjawab kegiatan.
4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi
temuan (positif maupun negatif)
diidentifikasi dan dianalisa, serta hasilnya
dicatat dalam KKP, kemudian diklarifikasi
dengan penanggungjawab kegiatan;
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak
berulang dirumuskan dan
dikomunikasikan dengan
penanggungjawab kegiatan, serta dicatat
dalam KKP.
5. Menulis temuan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat
pengawasan aspek pada KKP diringkas supaya mudah
kelembagaan dipahami dan dikonsultasikan dengan
pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
KKP untuk mendapatkan tanggapan
tertulis dari pimpinan unit kerja;
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
supervisor pengawasan untuk dinilai;
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan
selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat
Tim pengawasan untuk digabung menjadi
konsep LHP.
6. Menyusun Pokok- 6.1. Atribut kondisi dan penyebab dari seluruh
Pokok Hasil temuan disunting menjadi ringkas
Pengawasan (P2 HP) sebagai konsep P2HP;
aspek kelembagaan 6.2. Konsep P2HP dikonsultasikan kepada
Supervisi Pengawasan untuk ditentukan
temuan yang menjadi P2HP;
6.3. P2HP yang telah ditentukan diserahkan
kepada Sekretariat Tim Pengawasan guna
penggabungan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pengawasan
administrasi umum aspek kelembagaan, yang terdiri dari persiapan
pelaksanaan pengawasan; mengakses data dan informasi
pengawasan aspek kelembagaan; melakukan pengujian atas data
- 43 -

dan informasi pengawasan aspek kelembagaan; mengembangkan


temuan pengawasan aspek kelembagaan; menulis temuan
pengawasan aspek kelembagaan; menyusun pokok-pokok hasil
pengawasan aspek kelembagaan.
Perangkat daerah provinsi adalahunsur pembantu kepala daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari
sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah dan lembaga
teknis daerah.
Perangkat daerah kabupaten/kota adalahunsur pembantu kepala
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri
dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga
teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Literatur terkait.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilaksanakan oleh Pengawas Pemrintah adalah:
3.1. Menguji kesesuaian penetapan perangkat daerah dengan
peraturan perundang-undangan, yang terdiri dari:
a. Struktur organisasi perangkat daerah dan dasar hukum
pembentukannya diakses dan dipelajari;
b. Kesesuaianorganisasi antara urusan wajib dan urusan
pilihan dianalisis;
c. Kesesuaian tugas dan fungsi organisasi dengan cakupan
kewenangannya dianalisis;
d. Struktur organisasi telah menampung semua tugas dan
fungsi diuji;
e. Struktur organisasi telah mencerminkan pengendalian
intern yang baik diteliti dan dianalisa;
f. Uraian tugas dan wewenang dari unit kerja/satuan kerja
perangkat daerah (SKPD) yang bersangkutan diteliti dan
dianalisa apakah telah dibuat;
g. Uraian tugas yang telah dibuat diteliti dan dianalisa apakah
tidak ada yang tumpang tindih baik antar unit kerja sendiri
maupun antar SKPD, apabila ada sebutkan tugas-tugas
yang tumpang tindih dan analisa dampaknya;
h. Uraian tugas yang dibuat telah diteliti dan dianalisa apakah
telah dikomunikasikan dan telah dipahami oleh para
pejabat/staf;
i. Struktur organisasi, tugas dan fungsi diteliti dan dianalisa
apakah telah dilakukan evaluasi secara periodik dan
dapatkan simpulannya;
j. Wewenang yang melekat diteliti dan dianalisa apakah telah
sesuai dengan tingkat kedudukan organisasi;
k. Fungsi organisasi diteliti dan dianalisa apakah telah terbagi
habis pada unit-unit kerja yang ada;
l. Pembagian Sub Unit Kerja diteliti dan dianalisa apakah
telah sesuai dengan kemampuan rentang kendali;
m. Struktur Organisasi diteliti dan dianalisa apakah telah
sesuai dengan beban tugas yang ada.
3.2. Menguji dokumen Analisis Jabatan dan Beban Kerja, yang
terdiri dari:
- 44 -

a. Dokumen Analisis Jabatan dan Beban Kerja diakses dan


dipelajari;
b. Metodologipenyusunan anjab dan ABK diteliti dan dianalisa;
c. Kesesuaian penyusunan Anjab dengan best practice yang
ada dibandingkan;
d. Perhitungan analisa beban kerja dengan best practice yang
ada dibandingkan;
e. Anjab dan ABK telah menampung semua tugas dan fungsi
diuji;
f. Hasil Anjab dan ABK telah menjadi pedoman dalam
organisasi diteliti dan dipelajari.
3.3. Menguji Penyusunan Standar Operational Prosedur (SOP), yang
terdir dari :
a. Jumlah kebutuhan dan realisasi SOP yang sudah
ditetapkan diakses dan dipelajari;
b. Alasan belum ditetapkannya SOP diidentifikasi;
c. Dokumen SOP yang telah ditetapkan dipelajari dan
dianalisa;
d. Metodologi penyusunan SOP diteliti dan dianalisa;
e. Kesesuaian SOP dengan best-practice yang ada
dibandingkan;
f. SOP yang sudah ditetapkan diteliti dan dianalisa apakah
telah diterapkan secara memadai.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan
Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemeritah Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
4.7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006
tentang Standarisasi Sarana dan Prsarana Kerja Pemeritah
Daerah;
4.8. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Jo. Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.9. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma
Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat
Daerah;
4.11. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang
Kode Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.12. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP.
- 45 -

PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)


1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau
disimulasikan persiapan pelaksanaan pengawasan; mengakses
data dan informasi pengawasan aspek kelembagaan;
melakukan pengujian atas data dan informasi pengawasan
aspek kelembagaan; mengembangkan temuan pengawasan
aspek kelembagaan; menulis temuan pengawasan aspek
kelembagaan; menyusun pokok-pokok hasil pengawasan
aspek kelembagaan;
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan
unit kompetensi ini adalah kompetensi umum penyusunan PKPP
dan melaksanakan kegiatan PKPP.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
3.1. memahami prinsip-prinsip organisasi perangkat daerah;
3.2. memahami IT;
3.3. memahami Kode etik pemeriksaan;
3.4. memahami teknik pemeriksaan;
3.5. memahami standar pemeriksaan;
3.6. memahami teknik komunikasi.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
4.1. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan
evaluasi;
4.2. mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
4.3. mampu menerapkan kebijakan terkait organisasi perangkat
daerah dalam pelaksanaan pengawasan;
4.4. mampu menerapkan standar pemeriksaan.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun
6. Aspek Kritis
6.1. Jika teknik pemeriksaan yang diterapkan tidak sesuai dengan
ketentuan;
6.2.Jika sampling pemeriksaan tidak menggambarkan secara utuh
populasi pemeriksaan;
6.3. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan bukti
yang memadai.
- 46 -

KOMPETENSI KUNCI:
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

7. Mengawasi Pengelolaan SDM


Kode Unit FPP.WAS.02.007.01.
Judul Unit Mengawasi Pengelolaan SDM
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
sikap dan ketrampilan kerja Pengawas
Pemerintahan yang diperlukan untuk
mengawasi pengelolaan SDM.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Persiapan 1.1 PKPP diakses dan dipelajari;
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi
pengawasan unit objek yang akan diperiksa diikuti.
dilakukan
2. Mengakses data dan 2.1. Data dan informasi diklarifikasi dan
informasi dipenuhi;
pengawasan aspek 2.2. Data dan informasi dianalisis dengan
Kepegawaian . menggunakan teknik-teknik
pengawasan dan hasil analisis atas data
dan informasi dicatat dalam Kertas
Kerja Pengawasan (KKP).
3. Melakukan Pengujian 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan aspek
atas data dan Kepegawaian ditentukan dan disepakati
informasi pengawasan dengan penanggungjawab kegiatan;
aspek Kepegawaian 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan
informasi dengan kriteria pelaksanaan
dibandingan dan dianalisa dengan
menggunakan teknik-teknik
pengawasan dan Hasil analisis atas
pembandingan data dan informasi yang
sesuai maupun tidak sesuai dengan
kriteria diklarifikasi dengan penanggung
jawab pekerjaan;
3.3. Hasil klarifikasi dengan
penanggungjawab dicatat dalam Kertas
Kerja Pengawasan (KKP) sebagai bagian
dari atribut kondisi temuan.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya
temuan pengawasan kondisi temuan (positif maupun negatif)
aspek Kepegawaian diidentifikasi dan dianalisis dan
hasilnya dicatat dalam KKP dan
diklarifikasi dengan penanggungjawab
kegiatan;
4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi
temuan (positif maupun negatif)
- 47 -

diidentifikasi dan dianalisa, serta


hasilnya dicatat dalam KKP, kemudian
diklarifikasi dengan penanggungjawab
kegiatan;
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk
mencegah penyebab terjadinya temuan
tidak berulang dirumuskan dan
dikomunikasikan dengan
penanggungjawab kegiatan, serta
dicatat dalam KKP.
5. Menulis temuan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat
pengawasan aspek pada KKP diringkas supaya mudah
Kepegawaian dipahami dan dikonsultasikan dengan
pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
KKP untuk mendapatkan tanggapan
tertulis dari pimpinan unit kerja;
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
supervisor pengawasan untuk dinilai;
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan
selanjutnya diserahkan kepada
Sekretariat Tim pengawasan untuk
digabung menjadi konsep LHP;
6. Menyusun Pokok- 6.1.Atribut kondisi dan penyebab dari
Pokok Hasil seluruh temuan disunting menjadi
Pengawasan/Pengawa ringkas sebagai konsep P2HP;
san (P2 HP) aspek 6.2.Konsep P2HP dikonsultasikan kepada
Kepegawaian Supervisi Pengawasan untuk ditentukan
temuan yang menjadi P2HP;
6.3. P2HP yang telah ditentukan diserahkan
kepada Sekretariat Tim Pengawasan
guna penggabungan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan Mengawasi
Pengelolaan SDM, yang terdiri dari persiapan pelaksanaan
pengawasan; mengakses data dan informasi pengawasan aspek
Kepegawaian ; melakukan pengujian atas data dan informasi
pengawasan aspek Kepegawaian ; mengembangkan temuan
pengawasan aspek Kepegawaian ; menulis temuan pengawasan
aspek Kepegawaian ; menyusun pokok-pokok hasil pengawasan
aspek Kepegawaian.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan dalam melakukan pengawasan administrasi
umum aspek Kepegawaian adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Literatur terkait.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Menguji kebijakan Kepegawaian, yang terdiri dari;
a. Struktur organisasi unit kerja dan dasar hukum
pembentukannya diakses dan dipelajari serta hasilnya
dituangkan dalam KKP;
- 48 -

b. Kebijakan Daerah yang berkaitan dengan penyelenggaraan


Kepegawaian diakses dan dipelajari serta hasilnya
dituangkan dalam KKP;
c. Kebijakan daerah tersebut diakses dan dipelajari apakah
sesuai dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatnya serta
hasilnya dituangkan dalam KKP;
3.2. Menguji mekanisme Penerimaan Pegawai Baru.
a. Periksa apakah dalam setiap pengadaan pegawai dibentuk
Panitia Penyaringan/Penerimaan, Periksa komposisi
personil panitia apakah secara fungsional terkait dengan
tugas pokok dan fungsinya;
b. Periksa apakah penerimaan Pegawai Negeri Sipil telah
diumumkan secara luas kepada masyarakat melalui media
massa daerah yang beroplah besar berikut formasi yang
dibutuhkan, dan Periksa jangka waktu pengumuman 15
hari sebelum tanggal penerimaan lamaran;
c. Periksa apakah dalam pengumuman tersebut,
sebagaimana point b telah mencantumkan :
1) Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar;
2) Alamat dan tempat lamaran ditujukan;
3) Batas waktu pengajuan lamaran;
4) Jadual pelaksanaan seleksi baik tertulis maupun lisan;
5) Klasifikasi Ijazah;
6) Batas Usia;
7) Waktu dan Tempat Seleksi;
d. Apakah ada syarat-syarat lain yang ditentukan Daerah di
luar yang ditetapkan Peraturan Pemerintah terkait
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil jelaskan pertimbangannya,
dapatkan datanya dan Periksa;
e. Periksa apakah masih ada penerimaan tenaga kerja
kontrak, tenaga harian lepas, dan pegawai tidak tetap,
bagaimana dasar kebijakan pengangkatannya dan
darimana sumber dananya;
f. Periksa apakah dalam penempatan pegawai telah sesuai
dengan klasifikasi ijazah yang dimiliki;
g. Periksa apakah jumlah hasil pengadaan CPNS melebihi
formasi yang tersedia, Periksa dasar pertimbangannya;
h. Periksa realisasi penerimaan CPNS dari tenaga honorer;
i. Penerimaan Calon Praja IPDN Tingkat Daerah:
1) Periksa apakah telah dibentuk Kepanitiaan Penerimaan
Calon Praja IPDN Tingkat Daerah;
2) Uji apakah proses pendaftaran calon Praja dilaksanakan
secara terbuka dan sesuai standar prosedur yang
ditetapkan;
3) Periksa apakah kelulusan Calon Praja IPDN Tingkat
Daerah telah sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan;
4) Periksa daftar nominatif hasil test Calon Praja IPDN
Tingkat Daerah dan bandingkan dengan daftar
kelulusan apakah telah memenuhi persyaratan
kelulusan;
5) Periksa apakah terjadi kebocoran soal ujian/seleksi;
6) Periksa apakah terjadi penyalahgunaan kewenangan
oleh pejabat pemerintahan daerah dalam proses seleksi;
3.3. Menguji pelaksanaan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil.
a. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil:
- 49 -

1) Latihan Pra Jabatan


a) Dapatkan SK penetapan Panitia Latihan Pra Jabatan;
b) Periksa apakah ada CPNS yang belum mengikuti
Latihan Pra Jabatan, dan apa sebabnya;
c) Periksa apakah ada CPNS yang telah mempunyai
masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih belum mengikuti
Latihan Pra Jabatan, dan apakah yang 2 (dua) tahun
lebih tetap diusulkan menjadi PNS;
2) Pengujian Kesehatan
Periksa CPNS yang diangkat menjadi PNS apakah telah
memenuhi syarat kesehatan jasmani yang ditetapkan
oleh Dokter/Tim Majelis Penguji Kesehatan yang
ditunjuk pemerintah. (Lakukan Uji Petik).
3) Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil;
Periksa apakah ada CPNS yang telah diangkat menjadi
PNS belum diambil sumpah/janji, apa sebabnya terjadi
kelambatan dilakukan pengambilan sumpah/janji;
3.4. Menguji pelaksanaan Kenaikan Pangkat.
a. Dapatkan data dan berkas penyelesaian usul kenaikan
pangkat Pegawai Negeri Sipil periode 1 April dan 1 Oktober
setiap tahun berjalan sebagai berikut :
1) Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat
kenaikan pangkat baik reguler maupun pilihan apakah
ada (buku penjagaan kenaikan pangkat) tetapi belum
diusulkan, apa sebabnya;
2) Pegawai Negeri Sipil yang telah diusulkan tetapi belum
diterbitkan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat, apa
sebabnya;
3) PNS yang diusulkan mendapatkan kenaikan pangkat
pilihan, namun belum memenuhi persyaratan (antara
rekomendasi Baperjakat);
b Uji berkas usulan kenaikan pangkat pilihan apakah sudah
mendapat pertimbangan dari Baperjakat;
c Periksa apakah ada pendelegasian wewenang Kepala Daerah
kepada pejabat lainnya tentang penetapan SK kenaikan
pangkat;
3.5. Menguji pelaksanaan Ujian Dinas.
Dapatkan dan periksa data pelaksanaan Ujian Dinas dalam
rangka kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut :
a. Surat Keputusan Kepala Daerah tentang Panitia
Penyelenggara Ujian Dinas;
b. Pemberitahuan/Edaran tentang pelaksanaan ujian dinas
kepada semua Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
pemerintah daerah;
c. Pegawai Negeri Sipil golongan II/d dan III/d yang telah
memenuhi syarat untuk mengikuti ujian dinas, namun belum
diikutsertakan dalam ujian dinas, apa sebabnya;
d. Lakukan uji petik beberapa berkas Pegawai Negeri Sipil
peserta ujian dinas untuk menguji kebenaran persyaratan;
3.6. Menguji pelaksanaan Pemberian Kenaikan Gaji Berkala.
a. Apakah terdapat PNS yang telah memenuhi persyaratan
untuk dapat diberikan Kenaikan Gaji Berkala, namun belum
ditetapkan/ diterbitkan Surat Keputusan Kenaikan Gaji
Berkala, (buku penjagaan KGB);
b. Ketepatan waktu penetapan Kenaikan Gaji Berkala PNS;
3.7.Menguji pelaksanaan Pengangkatan dalam Jabatan.
- 50 -

a Apakah Kepala Daerah telah menetapkan analisis jabatan


sebagai pertimbangan dalam menetapkan formasi jabatan,
Periksa apakah hasil analisis jabatan telah ditetapkan oleh
Kepala Daerah;
b Apakah SK. Pembentukan Tim Baperjakat telah diperbaharui
setiap 3 (tiga) tahun, Periksa susunan personilnya;
c Apakah Kepala Daerah dalam mengusulkan 3 (tiga) orang
calon Sekretaris Daerah kepada Menteri Dalam Negeri adalah
PNS yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku,
dapatkan datanya dan Periksa;
d Apakah Sekretaris Daerah selaku pembina Pegawai Negeri
Sipil Daerah telah menyampaikan setiap jenis mutasi
kepegawaian kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara
mengenai pelaksanaan pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, dapatkan datanya dan
Periksa;
e Periksa apakah terdapat PNS yang telah memasuki usia
pensiun tetapi masih dipekerjakan dan menerima gaji penuh
(100 %);
f Periksa apakah Kepala Daerah telah mengeluarkan kebijakan
tertulis mengenai batas usia pensiun bagi PNS, apabila tidak
ada apakah pejabat struktural eselon I dan II yang sudah
mencapai usia 56 tahun telah diusulkan oleh BKD kepada
Kepala Daerah perpanjangan jabatannya, apa
pertimbangannya;
g Periksa apakah perpanjangan usia pensiun pejabat struktural
eselon I dan II yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah
sudah melalui pertimbangan Baperjakat;
h Periksa apakah ada kebijakan Kepala Daerah tentang
pengangkatan Staf Khusus Kepala Daerah dan penempatan
PNS pada BUMD, apa dasar pertimbangannya dan bagaimana
kebijakan pemberian tunjangannya;
i Periksa tunjangan jabatan terhadap PNS yang menduduki
jabatan rangkap, baik sebagai penjabat kepala daerah
maupun dalam jabatan fungsional;
j Apakah masih terdapat pejabat yang telah diangkat dalam
jabatan struktural telah 5 (lima) tahun lebih belum
dialihtugaskan;
k Periksa apakah pengangkatan PNS dalam jabatan struktural
telah dilakukan melalui pertimbangan Baperjakat;
l Periksa notulen hasil sidang Baperjakat, apakah untuk 1
(satu) jabatan telah diusulkan 3 (tiga) orang (1 : 3), dan
bandingkan SK Pengangkatan dalam Jabatan dengan notulen
hasil sidang Baperjakat tersebut;
m Periksa apakah ada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam
jabatan struktural belum diberikan tunjangan jabatan sejak
saat pelantikan;
n Periksa apakah ada pejabat yang pangkatnya lebih rendah
membawahi secara langsung Pegawai/Pejabat yang
pangkatnya lebih tinggi, apa sebabnya;
o Periksa apakah ada PNS yang didaftar menjadi Calon Kepala
Daerah atau Calon Wakil Kepala Daerah oleh Komisi
Pemilihan Umum belum mengajukan surat pernyataan
pengunduran diri dari jabatan negeri;
p Apakah ada PNS yang telah mengajukan pengunduran diri
dari jabatan negeri belum ditetapkan keputusan
- 51 -

pemberhentian dari jabatan negeri, Periksa dapatkan


datanya;
q Periksa apakah ada PNS yang didaftar menjadi Calon Kepala
Daerah atau Calon Wakil Kepala Daerah yang diberhentikan
dari jabatan negeri telah berusia 56 tahun atau lebih, belum
diusulkan untuk pensiun;
r Periksa apakah pengangkatan pejabat struktural eselon II di
lingkungan Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan oleh
Bupati/ Walikota belum dikonsultasikan secara tertulis
kepada Gubernur;
s Periksa apakah ada PNS yang tidak terpilih sebagai kepala
daerah/wakil kepala daerah sesuai ketetapan Komisi
Pemilihan Umum setelah 21 (duapuluh satu) hari tidak
mengajukan untuk diperkerjakan kembali namun belum
dikenakan sanksi hukuman disiplin;
t Periksa apakah ada PNS yang tidak terpilih sebagai kepala
daerah dan wakil kepala daerah setelah mengajukan untuk
bekerja kembali, namun belum dipekerjakan, apa sebabnya;
u Periksa apakah ada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam
suatu jabatan struktural tetapi tidak melaksanakan tugasnya
karena diperbantukan di Unit Kerja lain;
v Periksa apakah ada pejabat yang menduduki jabatan
struktural yang berasal dari perguruan tinggi/tenaga dosen,
bagaimana dasar pertimbangan pengangkatannya;
3.8.Menguji pelaksanaan Pemindahan Pegawai
a. Periksa apakah ada perpindahan PNS Pusat menjadi PNS
Daerah dan sebaliknya telah memperoleh:
1) Persetujuan dari pejabat berwenang;
2) Mempunyai Surat Keterangan tidak sedang menjalani
hukuman disiplin dan/atau sedang dalam proses
peradilan;
3) Setiap unsur penilaian unsur prestasi kerja dalam DP-3
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir;
4) Surat Keterangan dari pejabat yang berwenang tidak
sedang menjalani tugas belajar;
b. Periksa apakah perpindahan PNS Pusat/Daerah menjadi
PNS Depdagri telah memenuhi hasil pengamatan
kompetensi yang sekurang-kurangnya bernilai baik;
c. Periksa apakah ada PNS yang pindah antar kabupaten/kota
dalam 1 (satu) propinsi yang telah mendapatkan penetapan
Gubernur, namun belum memperoleh pertimbangan Kepala
BKN (Regional BKN);
d. Periksa apakah ada PNS yang pindah antar kabupaten/kota
antar propinsi yang telah mendapatkan penetapan
Gubernur, namun belum memperoleh pertimbangan Kepala
BKN (Regional BKN);
e. Periksa apakah ada PNS propinsi dan kabupten/kota yang
pindah ke departemen/lembaga pemerintah non
departemen atau sebaliknya yang telah mendapatkan
penetapan oleh Menteri Dalam Negeri, namun belum
memperoleh pertimbangan Kepala BKN (Regional BKN);
f. Periksa apakah ada pejabat/pegawai yang berasal dari
TNI/POLRI yang diangkat dalam jabatan struktural namun
belum beralih status kepegawaiannya;
- 52 -

3.9. Menguji pelaksanaan Pemensiunan Pegawai.


a Periksa apakah ada PNS yang telah memasuki batas usia
pensiun tetapi belum mendapatkan SK pensiun, apa
sebabnya;
b Periksa apakah ada PNS yang telah menerima SK Pensiun
tetapi masih menerima gaji secara penuh (100 %);
3.10. Menguji pelaksanaan Pembinaan Pegawai Negeri Sipil.
a. Pembinaan Disiplin Pegawai
1) Hukuman Disiplin
a) Dapatkan data dan periksa apakah telah dibuat
pendelegasian wewenang penjatuhan hukuman
disiplin dari Pejabat Pembina Kepegawaian kepada
pejabat lainnya. Mintakan fotocopy SK tersebut;
b) Dapatkan data dan uji apakah terdapat PNS yang
menjadi anggota/pengurus Partai Politik belum
diberhentikan sebagai PNS;
c) Periksa apakah ada PNS yang menjadi anggota
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia
Pemungutan Suara (PPS), Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara (KPPS), dan Pengawas Pemilihan
belum mendapatkan ijin tertulis Pejabat Pembina
Kepegawaian atau Atasan Langsungnya;
d) Periksa apakah dalam mempertimbangkan
penjatuhan hukuman disiplin dibentuk Majelis
Pertimbangan kepegawaian, sejauhmana kegiatan
dari Majelis tersebut. Lampirkan foto copy SK-nya;
e) Periksa apakah ada PNS yang melanggar kode
etik/disiplin PNS belum dikenakan sanksi sesuai
jenis pelanggarannya;
f) Periksa apakah ada prosedur pemeriksaan dan
penjatuhan hukuman disiplin tidak mengacu pada
ketentuan terkait Disiplin PNS;
g) Periksa apakah ada PNS yang dikenakan hukuman
disiplin dan mengajukan keberatan kepada Badan
Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK), dan
sejauhmana tindaklanjut penyelesaiannya;
h) Periksa apakah ada PNS yang melakukan
pelanggaran disiplin yang kasusnya masih diproses
oleh pihak Kepolisian/ Pengadilan/ Kejaksaan.
Bagaimana penyelesaian status kepegawaiannya;
i) Periksa apakah ada PNS yang selain dijatuhi
hukuman disiplin juga dikenakan tuntutan ganti
rugi. Bagaimana realisasi penyelesaiannya;
j) Periksa apakah ada PNS yang melakukan
pelanggaran hukum dan telah mendapatkan
ketetapan hukum oleh penegak hukum, namun
status kepegawaiannya belum diproses sesuai
ketentuan;
k) Periksa apakah terdapat PNS yang sedang menjalani
hukuman disiplin, diangkat dalam jabatan
struktural;
2) Ketaatan Terhadap Ketentuan Jam Kerja.
a) Periksa apakah kebijaksanaan Kepala Daerah tentang
ketentuan jam kerja bagi PNS di lingkungan Pemerintah
Daerah telah dilaksanakan dan ditaati;
b) Periksa apakah terhadap PNS yang melanggar ketentuan
- 53 -

jam kerja, telah diberi peringatan maupun hukuman


disiplin sesuai ketentuan;
3) Penertiban Ijazah Palsu/Aspal.
Periksa apakah ada PNS yang memiliki Ijazah palsu/Aspal
dan bagaimana langkah-langkah penyelesaiannya;
4) Penyampaian Laporan Pajak-pajak Pribadi (LP2P).
a) Periksa apakah telah dibentuk Tim Penilaian LP2P
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mintakan
Salinan (foto copy) SK tersebut;
b) Periksa berapa jumlah PNS wajib LP2P, berapa yang
telah menyampaikan laporan dan yang belum
menyampaikan laporan;
c) Periksa apakah pegawai yang tidak (terlambat)
menyampaikan LP2P telah diambil tindakan dan apa
jenisnya;
3.11. Menguji pelaksanaan Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS;
a. Periksa apakah sudah dibuat pendelegasian wewenang dari
Kepala Daerah kepada pejabat lainnya tentang pelaksanaan
pemberian ijin perkawinan dan perceraian PNS. (Lampirkan
foto copy SK tersebut);
b. Periksa apakah ada PNS yang melakukan perkawinan lebih
dari satu tanpa persetujuan isteri pertama dan Pimpinan
Satuan Kerja;
c. Periksa apakah pembagian gaji PNS yang telah mendapatkan
ijin melakukan perkawinan lebih dari satu gajinya telah
dibagi sesuai dengan kesepakatan;
3.12. Menguji pelaksanaan Kesejahteraan Pegawai.
a Periksa apakah ada kebijakan Kepala Daerah mengenai
kesejahteraan pegawai, dalam bentuk apa, bagaimana
pengaturannya dan darimana sumberdananya;
b Periksa apakah ada anggota keluarga yang tercantum dalam
daftar gaji PNS yang sudah tidak berhak mendapat
tunjangan, tetapi masih tetap dibayarkan tunjangannya;
3. 13. Menguji pelaksanaan pemberian Tanda-tanda Kehormatan.
Periksa apakah ada pegawai yang telah mengabdi mempunyai
masa kerja 10 (sepuluh) tahun, 20 (duapuluh) tahun, dan 30
(tigapuluh) tahun tanpa cacat belum diusulkan untuk
mendapatkan Satya Lencana Karya Satya, Periksa apa
sebabnya;
3.14. Menguji pelaksanaan Pemberian Kartu Pegawai.
Periksa apakah ada PNS yang belum memiliki Kartu Pegawai
dan apa sebabnya;
3.15. Menguji pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.
a. Periksa apakah rencana dan Program Diklat Pegawai Negeri
Sipil telah disusun setiap tahun anggaran yang meliputi
Diklatpim, Diklat Fungsional dan Diklat Teknis;
b. Periksa apakah Diklat Propinsi dalam setiap
penyelenggaraan Diklat PNS telah membuat pedoman sesuai
jenis Diklat yang dilaksanakan;
c. Periksa apakah setiap pelaksanaan Diklat telah dibuat
laporan pelaksanaannya;
d. Periksa apakah kurikulum dan metode Diklat telah
mengacu pada standar kompetensi jabatan dan peningkatan
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah;
e. Periksa apakah pimpinan satuan kerja telah melakukan
identifikasi kebutuhan Diklat untuk menentukan jenis
- 54 -

Diklat yang sesuai dengan kebutuhan instansinya dan


mengusulkan kepada Badan Diklat Propinsi;
f. Periksa apakah ada rencana dan program diklat PNS yang
disusun meliputi Diklatpim, Diklat Teknis, Diklat
Fungsional, Diklat Kader, Pendidikan Formal lainnya yang
didukung dengan APBD tetapi ada dana pungutan/
kontribusi/swadana;
g. Periksa apabila tidak didukung dana APBD, apakah
Gubernur mengeluarkan kebijakan pelaksanaan Diklat
dengan menggunakan dana pungutan/
kontribusi/swadana;
3. 16. Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil
a Periksa PNS yang telah diberikan cuti tahunan selama 12
(dua belas) hari kerja apakah PNS yang bersangkutan telah
bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun;
b Periksa PNS yang diberikan cuti tahunan selama 18 (delapan
belas) hari kerja apakah PNS yang bersangkutan pada tahun
sebelumnya tidak mengambil cuti tahunan dan diambil
bersamaan pada tahun yang berjalan;
c Periksa PNS yang diberikan cuti tahunan selama 24 (dua
puluh empat) hari kerja apakah PNS yang bersangkutan
selama 2 (dua) tahun berturut-turut atau lebih tidak
mengambil cuti tahunan;
d Periksa PNS yang menjalani cuti tahunan selama 12 (dua
belas) hari kerja ditempat yang sulit perhubungannya
(transportasinya) apakah diberikan tambahan hari;
e Periksa apakah PNS yang diberikan cuti besar selama 3 (tiga)
bulan telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun
secara terus menerus;
f Periksa PNS yang diberikan cuti tahunan dalam tahun yang
berjalan apakah pernah diberikan cuti besar;
g Periksa apakah PNS yang diberikan cuti sakit lebih dari 14
hari dan untuk paling lama 1 tahun 6 bulan, telah
melampirkan Surat Keterangan Dokter yang ditunjuk oleh
Menteri Kesehatan;
h Periksa PNS yang menderita sakit setelah 1 tahun 6 bulan
dan belum sembuh dari penyakitnya dan tidak ada harapan
untuk bekerja kembali sebagai PNS, apakah yang
bersangkutan diberhentikan dengan hormat dengan
mendapat uang tunggu dan hak-hak kepegawaian lainnya;
i Periksa apakah PNS wanita yang diberikan cuti persalinan
pertama dan kedua, diberikan 1 bulan sebelum dan 2 bulan
setelah melahirkan;
j Periksa apakah PNS wanita yang diberikan cuti persalinan
yang ketiga, diberikan cuti besar untuk persalinannya;
k Periksa apakah PNS wanita yang diberikan cuti persalinan
keempat dan seterusnya, diberikan cuti diluar tanggungan
negara;
3.17. Periksa apakah pemberian cuti diluar tanggungan negara
(CLTN) kepada PNS yang bersangkutan telah mendapat
persetujuan Kepala BKN.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait dalam unit kompetensi adalah:
4.1. Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
4.2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
- 55 -

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan


Pemerintahan Daerah;
4.3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Disiplin PNS;
4.5.PP Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang
Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang
Pemberhentian PNS;
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
4.8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri
Sipil;
4.9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1983 Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai
Negeri Sipil;
4.10 Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 1994, tanggal 18
April 1994, tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri
Sipil;
4.11 Keputusan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2002 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100
Tahun 2000 tentangPengangkatan PNS Dalam Jabatan
Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002;
4.12 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam
Negeri;
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau
disimulasikan persiapan pelaksanaan pengawasan, data dan
informasi pengawasan aspek Kepegawaian, pengujian atas
data dan informasi pengawasan aspek Kepegawaian,
pengembangan temuan pengawasan aspek Kepegawaian,
menulis temuan pengawasan aspek Kepegawaian dan
Menyusun Pokok-Pokok Hasil Pengawasan/Pengawasan (P2 HP)
aspek Kepegawaian didemonstrasikan;
1.2. Serangkaian metode untuk mendukung penilaian pengetahuan
penunjang mengenai unit kompetensi ini dengan
tertulis/lisan/wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan
unit kompetensi ini adalah kompetensi umum merencanakan PKPP
dan melaksanakan kegiatan pengawasan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
3.1. memahami prinsip-prinsip manajemen PNS;
3.2. memahami IT;
3.3. memahami kode etik pemeriksaan;
- 56 -

3.4. memahami teknik pemeriksaan;


3.5. memahami standar pemeriksaan;
3.6. memahami teknik komunikasi.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
4.1. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan
evaluasi;
4.2. mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
4.3. mampu menerapkan kebijakan terkait kepegawaian dalam
pelaksanaan pengawasan;
4.4. mampu menerapkan standar pemeriksaan.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun
6. Aspek Kritis
6.1. Jika teknik pemeriksaan yang diterapkan tidak sesuai dengan
ketentuan;
6.2. Jika sampling pemeriksaan tidak menggambarkan secara utuh
populasi pemeriksaan;
6.3. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan bukti
yang memadai.
KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan 3
mengorganisasikan informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

8. Melaksanakan Analisis Kebijakan Keuangan Daerah


Kode Unit FPP.WAS.02.008.01
Judul Unit Melaksanakan analisis kebijakan keuangan
daerah
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
sikap dan ketrampilan kerja Pengawas
Pemerintahan yang diperlukan untuk
menganalisis kebijakan keuangan daerah.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersiapkan 1.1 PKPP diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi
pengawasan kebijakan unit objek yang akan diperiksa diikuti
keuangan daerah
2. Mengakses data dan 2.1. Dokumen pelaksanaan kegiatan Adum
informasi aspek kebijakan keuangan daerah
pengawasan kebijakan sesuai ruang lingkup pengawasan
keuangan daerah . diakses dan ditentukan
2.2. Dokumen dan informasi kegiatan Adum
aspek kebijakan keuangan daerah
- 57 -

diklarifikasi dan dipenuhi.


1.3 Dokumen dan informasi kegiatan Adum
aspek kebijakan keuangan daerah
dianalisis dengan menggunakan teknik-
teknik pengawasan dan hasilnya dicatat
dalam Kertas Kerja Pengawasan (KKP).
3. Melakukan Pengujian 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan kegiatan
atas data dan Adum aspek kebijakan keuangan
informasi pengawasan daerah ditentukan dan disepakati
kebijakan keuangan dengan penanggungjawab kegiatan
daerah 3.2. Kesesuian antara dokumen dan
informasi terkait adum aspek kebijakan
keuangan daerah dengan ketentuan
kebijakan keuangan daerah
dibandingan dan diuji dengan
menggunakan teknik-teknik
pengawasan.
3.3. Hasil pembandingan dan pengujian atas
dokumen dan informasi yang sesuai
maupun tidak sesuai dengan kriteria
diklarifikasi dengan penanggung jawab
pekerjaan dan hasil klarifikasi dengan
penanggungjawab dicatat dalam Kertas
Kerja Pengawasan (KKP) sebagai bagian
dari atribut kondisi temuan;
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya
temuan pengawasan kondisi temuan (positif maupun negatif)
kebijakan keuangan diidentifikasi dan dianalisis dan
daerah. hasilnya dicatat dalam KKP dan
diklarifikasi dengan penanggungjawab
kegiatan.
4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi
temuan (positif maupun negatif)
diidentifikasi dan dianalisa, serta
hasilnya dicatat dalam KKP, kemudian
diklarifikasi dengan penanggungjawab
kegiatan
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk
mencegah penyebab terjadinya temuan
tidak berulang dirumuskan dan
dikomunikasikan dengan
penanggungjawab kegiatan, serta
dicatat dalam KKP
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat
temuan pengawasan pada KKP diringkas supaya mudah
dipahami dan dikonsultasikan dengan
pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
KKP untuk mendapatkan tanggapan
tertulis dari pimpinan unit kerja;
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
supervisor pengawasan untuk dinilai;
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan
selanjutnya diserahkan kepada
Sekretariat Tim pengawasan untuk
digabung menjadi konsep LHP;
- 58 -

6. Menyusun Pokok- 6.1. Atribut kondisi dan penyebab dari


Pokok Hasil seluruh temuan disunting menjadi
Pengawasan/Pengawa ringkas sebagai konsep P2HP.
san (P2 HP) 6.2. Konsep P2HP dikonsultasikan kepada
Supervisi Pengawasan untuk ditentukan
temuan yang menjadi P2HP kemudian
diserahkan kepada Sekretariat Tim
Pengawasan guna penggabungan.

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk P2UPD Madya yang akan
menganalisis kebijakan keuangan daerah, yang terdiri dari :
mempersiapkan pelaksanaan pengawasan kebijakan keuangan
daerah ; mengakses data dan informasi pengawasan kebijakan
keuangan daerah ; melakukan pengujian atas data dan informasi
pengawasan kebijakan keuangan daerah ; mengembangkan temuan
pengawasan kebijakan keuangan daerah ; memformulasikan temuan
pengawasan kebijakan keuangan daerah ; menyusun pokok-pokok
hasil pengawasan kebijakan keuangan daerah .
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat
APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah
yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan
DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang.
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah
selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat
PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang
selanjutnya disebut dengan. kepala SKPKD yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara
umum daerah.
Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah
PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum
daerah.
Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
SKPD yang dipimpinnya.
Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan barang milik daerah.
Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa
BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian tugas BUD.
Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam
- 59 -

melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.


Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat
PPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK
adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau
beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang
tugasnya.
Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD.
Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah
dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD
adalah tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan
dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugas menyiapkan
serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka
penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana
daerah, PPKD dan pejabat Iainnya sesuai dengan kebutuhan.
Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah
dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan
pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu)
tahun.
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat
PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas
maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap
program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum
disepakati dengan DPRD.
Prioritas dan Plafon Anggaran yang selanjutnya disingkat PPA
adalah program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran
yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan
dalam penyusunan RKA-SKPD setelah disepakati dengan DPRD.
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-
SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD
serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya
yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber
daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai
dengan misi SKPD.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu
atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian
sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya balk yang berupa personil
(sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis
sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan
keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program
atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran
dan tujuan program dan kebijakan.
- 60 -

Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan


berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh
penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh
pengeluaran daerah.
Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan
uang daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung
seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar
seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.
Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.
Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.
Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Kertas Kerja Pengawasan/pengawasan (KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Literatur terkait.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Menguji kebijakan pengelolaan keuangan daerah, yang terdiri
dari;
a. Struktur organisasi unit kerja dan dasar hukum
pembentukannya diakses dan dipelajari serta hasilnya
dituangkan dalam KKP;
b. Peraturan Daerah yang berkaitan dengan Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah diakses dan dipelajari serta
hasilnya dituangkan dalam KKP;
c. Kebijakan daerah yang telah dirumuskan dalam bentuk
Peraturan Daerah/Perkada tersebut diakses dan dipelajari
apakah sesuai dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatnya
dan te;ah memenuhi prinsip-prinsip SPIP yang memadai
serta hasilnya dituangkan dalam KKP;
d. Dasar otorisasi pengelolaan Keuangan Daerah seperti SK
Pembentukan TAPD, SK Pengankatan BUD, Keputusan
Kepala Daerah ttg Rekening Daerah dll diakses dan dipelajari
serta hasilnya dituangkan dalam KKP;
3.2. Menguji kesesuaian pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah
dengan peratuan perundang-undangan yang berlaku:
3.2.1. Perencanaan dan Penganggaran;
a Periksa apakah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) telah disusun berdasarkan dokumen
perencanaan daerah, kebijakan umum APBD,
prioritas dan plafon anggaran, Rencana Kerja dan
Anggaran SKPD (RKA-SKPD) serta berpedoman pada
peraturan perundang-undangan dan pedoman lainnya
yang berlaku termasuk hasil evaluasi atas rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan
Kepala Daerah tentang penjabaran APBD;
b Periksa apakah RKA-SKPD telah disusun
berdasarkan:
- 61 -

1) Keterkaitan pendanaan dengan keluaran dan hasil


yang diharapkan dari kegiatan dan program
termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran
dan hasil tersebut;
2) Capaian kinerja, indikator kinerja, analisis
standar belanja, standar satuan kerja, dan
standar pelayanan minimal;
3.2.2 Pelaksanaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah.
a. Periksa apakah dokumen pelaksanaan anggaran
SKPD (DPA-SKPD) telah disusun secara rinci
berdasarkan sasaran yang hendak dicapai, fungsi,
program, kegiatan, anggaran yang disediakan untuk
mencapai sasaran tersebut, dan rencana penarikan
dana serta pendapatan yang diperkirakan. Periksa
ketepatan waktu proses dan pengesahan DPA – SKPD
tersebut;
b. Periksa apakah semua penerimaan dan pengeluaran
daerah dilakukan melalaui rekening kas umum
daerah;
c. Periksa ketepatan pembebanan atas transaksi
pengembalian kelebihan pajak, retribusi daerah,
ganti kerugian daerah dan sejenisnya yang terjadi
dalam tahun berjalan dan yang terjadi pada tahun-
tahun sebelumnya;
d. Periksa apakah perubahan APBD dilakukan sesuai
kriteria/persyaratan dan prosedur yang ditetapkan
dalam peraturan perUndang-Undangan/
standar/pedoman yang berlaku;
e. Periksa penerbitan SPD, apakah telah
mempertimbangkan penjadwalan pelaksanaan
program dan kegiatan yang dimuat dalam DPA-SKPD
dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan;
3.2.3. Pendapatan Daerah.
a. Pendapatan Asli Daerah
1) Pajak dan Retribusi Daerah.
a) Periksa apakah jenis pungutan pajak dan retribusi
Daerah sudah sesuai dengan peraturan per-Undang-
Undangan yang berlaku;
b) Periksa apakah semua pungutan Daerah sudah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
c) Jika ada pungutan daerah yang tidak ditetapkan
dengan Peraturan Daerah, mintakan penjelasan dan
catat jenis pungutan apa saja;
d) Periksa tentang cara menetapkan perkiraan target
Pendapatan Asli Daerah;
e) Periksa prosedur dan pelaksanaan pemungutan dan
penyetoran Pendapatan Asli Daerah;
f) Periksa apakah biaya pemungutan pajak daerah
sudah diatur dengan Peraturan Daerah;
g) Periksa apakah besarnya (prosentase) biaya
pemungutan pajak daerah yang bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, Jika tidak sesuai mintakan
penjelasan;
h) Periksa apakah seluruh Peraturan Daerah tentang
- 62 -

Pajak dan Retribusi Daerah telah diundangkan


dalam Lembaran Daerah;
i) Periksa apakah Peraturan Daerah tentang Pajak dan
Retribusi Daerah setelah ditetapkan, sudah
disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Keuangan paling lambat 15 hari setelah
ditetapkan, Jika sudah mintakan tanda terimanya;
j) Periksa apakah ada Peraturan Daerah tentang Pajak
dan Retribusi yang dibatalkan oleh Menteri Dalam
Negeri, telah dihentikan pelaksanaannya dalam
waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanya Keputusan
Pembatalan. Jika belum, Periksa dan mintakan
penjelasan;
k) Periksa dan evaluasi, apa saja kebijaksanaan Kepala
Daerah dalam rangka pemberian pelayanan prima
kepada wajib pajak dan wajib bayar, lakukan
pengujian di Unit Pelaksana Pelayanan;
l) Periksa apakah Bendahara Penerima telah
ditetapkan oleh Kepala Daerah pada awal tahun
anggaran, Jika belum ditetapkan, minta penjelasan
kenapa demikian;
2) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.
a) Sejauhmana kontribusi penyertaan modal
Pemerintah Daerah kepada pihak ketiga dan BUMD
terhadap Pendapatan Asli Daerah, bandingkan
antara penyertaan modal dengan bagian laba
(deviden) yang diterima, apakah menguntungkan
atau merugikan pemerintah daerah;
b) Kapan penyetoran deviden ke Kas Daerah, hitung
potensi kerugian daerah atas keterlambatan
penyetoran devide ke Kas daerah;
c) Dapatkan Laporan Hasil Rapat Umum Pemegang
(RUPS) atas penyertaan modal, hitung bagian deviden
yang menjadi hak daerah berdasarkan persentase
kepemilikan saham;
b. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
1) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.
Periksa lain – lain PAD apa saja yang telah ditetapkan ;
2) Jasa Giro.
Periksa apakah prosedur dan pelaksanaan penerimaan
jasa giro sudah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;
3) Pendapatan Bunga
Periksa kebijakan jasa giro ditetapkan oleh siapa;
4) Tuntutan Ganti Rugi
a) Apakah SK Tim Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi
telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah;
b) Periksa apakah Kepala Daerah telah mengeluarkan
Surat Keputusan Pembebanan Penggantian Kerugian
Sementara kepada bendahara, pegawai negeri bukan
bendahara atau pejabat lain yang melakukan
tindakan melanggar hukum atau kelalaian jika surat
keterangan tanggung jawab mutlak tidak mungkin
diperoleh atau tidak dapat menjamin pengembalian
kerugian daerah;
c) Periksa apakah pengenaan ganti kerugian daerah
- 63 -

terhadap bendahara telah ditetapkan oleh BPK;


d) Periksa apakah pengenaan ganti kerugiaan terhadap
pegawai negeri bukan bendahara telah ditetapkan
oleh Kepala Daerah;
e) Apakah telah ditetapkan Peraturan Daerah tentang
tata cara tuntutan ganti kerugian daerah;
c. Dana Perimbangan.
1) Bagi hasil pajak dan Sumber Daya Alam.
Periksa apakah alokasi penerimaan dana perimbangan
bagi hasil pajak dan SDA telah sesuai dengan jumlah
yang ditetapkan ;
2) Dana Alokasi Umum.
a) Periksa apakah penggunaan DAU telah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
b) Periksa apakah Kepala Daerah telah menyampaikan
laporan penggunaan DAU Triwulanan kepada
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan;
3) Dana Alokasi Khusus.
a) Periksa apakah propinsi yang diperiksa menerima
DAK yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Keuangan, disalurkan dengan cara pemindah
bukuan dari rekening Kas Umum Negara ke rekening
Kas Umum Daerah. Periksa apakah terdapat DAK
yang disalurkan ke rekening selain rekening Kas
Umum Daerah. Catat juga jumlah dan untuk
keperluan apa saja serta berapa dana pendamping
sekurang-kurangnya 10% dari alokasi DAK dan
dianggarkan dalam APBD;
b) Periksa apakah penggunaan DAK dilakukan sesuai
dengan Petunjuk Teknis penggunaan DAK ;
c) Periksa apakah Kepala Daerah telah menyampaikan
laporan triwulan pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan DAK kepada Menteri Keuangan, Menteri
Teknis dan Menteri Dalam Negeri;
4) Hibah.
a) Periksa apakah Pemerintah Daerah menerima
pendapatan hibah yang merupakan bantuan tidak
mengikat. Berapa jumlah dan untuk apa bantuan
tersebut. Apabila ada bantuan dari luar negeri
apakah sudah melalui Pemerintah Pusat;
b) Periksa apakah terdapat pemberi hibah yang berasal
dari dalam negeri. Jika ada apakah telah dituangkan
dalam Naskah Perjanjian Hibah Daerah antara
Pemerintah Daerah dengan pemberi Hibah;
c) Periksa apakah hibah dari pemerintah dan hibah
dari luar negeri dikelola melalui mekanisme APBN.
5) Dana Darurat.
a) Periksa apakah Pemerintah Daerah telah menerima
Dana Darurat karena mengalami krisis solvabilitas
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Periksa dan catat apakah Pemerintah Daerah telah
menerima Penetapan batas maksimal kumulatif
pinjaman pemerintah daerah. Dan Periksa apakah
Pemerintah Daerah telah meminjam lebih dari 60%
dari Produk Domestik Bruto tahun yang
- 64 -

bersangkutan;
c) Periksa dan catat apakah Pemerintah Daerah telah
menetapkan Dana Cadangan guna membiayai
kebutuhan tertentu yang dananya tidak dapat
disediakan dalam satu tahun anggaran sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
d. Belanja Daerah
1) Belanja Langsung
Periksa apakah penganggaran Belanja Langsung telah
disesuaikan dengan hasil evaluasi APBD Menteri
Dalam Negeri;
2) Belanja Tidak Langsung
a) Periksa apakah penganggaran Belanja Tidak
Langsung telah disesuaikan dengan hasil evaluasi
APBD Menteri Dalam Negeri;
b) Periksa apakah kebijakan penganggaran Belanja
Tidak Langsung yang terdiri dari belanja pegawai,
bunga; subsidi; hibah; bantuan sosial; belanja bagi
basil; bantuan keuangan; dan belanja tidak terduga
telah sesuai dengan ketentuan;
e. Pembiayaan
1) Penerimaan.
Periksa Apakah pinjaman daerah telah ditetapkan
dengan peraturan daerah;
2) Pengeluaran
a) Periksa apakah pembentukan dana cadangan telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
b) Periksa apakah Penyertaan modal pemerintah daerah
telah ditetapkan dengan peraturan daerah;
c) Periksa apakah pemberian pinjaman daerah telah
ditetapkan dengan peraturan daerah atas
persetujuan DPRD;
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2011 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor .54 Tahun 2005 tentang
Pinjaman Daerah;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan;
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah;
4.8 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah
Kepada Daerah;
4.9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
4.10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan
Daerah;
- 65 -

4.11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang


Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
4.13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat dan Daerah;
4.14 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
4.15 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
4.16 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengawasan atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah; Jo. Permendagri Nomor 8 Tahun
2009;
4.17 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007
tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas
Pemerintah;
4.18 Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode
Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.19 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Hibah dan Bantuan Sosial;
4.20 Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau
disimulasikan untuk menmdemonstrasikan kegiatan-kegiatan
persiapan pelaksanaan pengawasan kebijakan keuangan
daerah;akses data dan informasi pengawasan kebijakan
keuangan daerah; pengujian atas data dan informasi
pengawasan kebijakan keuangan daerah; pengembangan
temuan pengawasan kebijakan keuangan daerah; formulasi
temuan pengawasan kebijakan keuangan daerah; penyusunan
pokok-pokok hasil pengawasan kebijakan keuangan daerah
didemosntrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Syarat Kompetensi:
Kompetensi yang harus dimiliki seorang Pengawas Pemerintahan
sebelum melakukan pengawasan kebijakan keuangan daerah
adalah menguasai kompetensi umum bagi Pengawas Pemerintahan
Madya secara memadai.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
3.1. memahami prinsip-prinsip pengawasan kebijakan daerah;
3.2. memahami prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
dan bersih;
3.3. memahami prinsip-prinsip manajemen risiko;
3.4. memahami konsep, filosofi dan mekanisme pengelolaan
keuangan daerah;
3.5. memahami sistem pengendalian intern;
3.6. memahami peran dan tanggung jawab para pihak yang terkait
dalam pengelolaan keuangan daerah;
- 66 -

3.7. memahami teknik komunikasi Pengawasan;


3.8. mampu mengoperasionalkan teknologi informasi dan pengolah
data.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
4.1 mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan
evaluasi;
4.2 mampu mengidentifikasi dan menganalisa kelemahan sistem
pengendalian internal;
4.3 mampu mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang terjadi;
4.4 mampu mengembangkan temuan secara lengkap dan akurat;
4.5 mampu memformulasikan temuan kebijakan keuangan
darah/negara secara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4.6 mampu mengoperasionalkan teknologi informasi dan pengolah
data;
4.7 mampu merumuskan atribut temuan;
4.8 mampu menerapkan kebijakan pengelolaan keungan daerah
terkait dalam melakukan pengawasan.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun
6. Aspek Kritis
6.1. Jika teknik pemeriksaan yang diterapkan tidak sesuai dengan
ketentuan;
6.2.Jika sampling pemeriksaan tidak menggambarkan secara utuh
populasi pemeriksaan;
6.3. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan bukti
yang memadai.
KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2
9. Mengawasi Urusan Administrasi Umum aspek barang/asset daerah
Kode Unit FPP.WAS.02.009.01
Judul Unit Menganalisis Aspek Barang/Aset Daerah
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
sikap dan ketrampilan kerja Pengawas
Pemerintahan yang diperlukan untuk
menganalisis aspek barang/aset daerah.
- 67 -

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja


1. Persiapan 1.1 PKPP diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi
pengawasan unit objek yang akan diperiksa diikuti
dilakukan
2. Mengakses data 2.1. Data dan informasi diklarifikasi dan
dan informasi dipenuhi.
pengawasan aspek 2.2. Data dan informasi dianalisis dengan
Barang/asset menggunakan teknik-teknik pengawasan
daerah . dan hasil analisis atas data dan informasi
dicatat dalam Kertas Kerja Pengawasan
(KKP)
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan aspek
Pengujian atas data Barang/asset daerah ditentukan dan
dan informasi disepakati dengan penanggungjawab
pengawasan aspek kegiatan
Barang/asset 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan
daerah informasi dengan kriteria pelaksanaan
dibandingan dan dianalisa dengan
menggunakan teknik-teknik pengawasan
dan Hasil analisis atas pembandingan data
dan informasi yang sesuai maupun tidak
sesuai dengan kriteria diklarifikasi dengan
penanggung jawab pekerjaan;
3.3. Hasil klarifikasi dengan penanggungjawab
dicatat dalam Kertas Kerja Pengawasan
(KKP) sebagai bagian dari atribut kondisi
temuan;
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
temuan temuan (positif maupun negatif)
pengawasan aspek diidentifikasi dan dianalisis dan hasilnya
Barang/asset dicatat dalam KKP dan diklarifikasi dengan
daerah penanggungjawab kegiatan.
4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi
temuan (positif maupun negatif)
diidentifikasi dan dianalisa, serta hasilnya
dicatat dalam KKP, kemudian diklarifikasi
dengan penanggungjawab kegiatan
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak berulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab kegiatan, serta dicatat
dalam KKP
5. Menulis temuan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat pada
pengawasan aspek KKP diringkas supaya mudah dipahami dan
Barang/asset dikonsultasikan dengan pimpinan unit
daerah kerja dan dicatat dalam KKP untuk
mendapatkan tanggapan tertulis dari
pimpinan unit kerja;
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
supervisor pengawasan untuk dinilai;
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan
selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat
Tim pengawasan untuk digabung menjadi
konsep LHP;
- 68 -

6. Menyusun Pokok- 6.1. Atribut kondisi dan penyebab dari seluruh


Pokok Hasil temuan disunting menjadi ringkas sebagai
Pengawasan/Penga konsep P2HP.
wasan (P2 HP) 6.2.Konsep P2HP dikonsultasikan kepada
aspek Barang/asset Supervisi Pengawasan untuk ditentukan
daerah temuan yang menjadi P2HP
6.3. P2HP yang telah ditentukan diserahkan
kepada Sekretariat Tim Pengawasan guna
penggabungan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan analisis aspek
barang/aset daerah, yang terdiri dari persiapan pelaksanaan
pengawasan; mengakses data dan informasi pengawasan aspek
Barang/asset daerah; melakukan pengujian atas data dan informasi
pengawasan aspek Barang/asset daerah; mengembangkan temuan
pengawasan aspek Barang/asset daerah; menulis temuan
pengawasan aspek Barang/asset daerah; menyusun pokok-pokok
hasil pengawasan aspek Barang/asset daerah.
Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan
lainnya yang sah.
Pengelola barang milik daerah selanjutnya disebut pengelola adalah
pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab melakukan
koordinasi pengelolaan barang milik daerah.
Pembantu pengelola barang milik daerah selanjutnya disebut
pembantu pengelola adalah pejabat yang bertanggungjawab
mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah
yang ada pada satuan kerja perangkat daerah.
Pengguna barang milik daerah selanjutnya disebut pengguna adalah
pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik daerah.
Kuasa pengguna barang milik daerah adalah kepala satuan kerja
atau pejabat yang ditunjuk oleh pengguna untuk menggunakan
barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya.
Penyimpan barang milik daerah adalah pegawai yang diserahi tugas
untuk menerima, menyimpan, dan mengeluarkan barang.
Pengurus barang milik daerah adalah pegawai yang diserahi tugas
untuk mengurus barang daerah dalam proses pemakaian yang ada di
setiap satuan kerja perangkat daerah/unit kerja.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD
adalah perangkat daerah selaku pengguna barang.
Unit kerja adalah bagian SKPD selaku kuasa pengguna barang.
Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian
kebutuhan barang milik daerah untuk menghubungkan pengadaan
barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai
dasar dalam melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan yang akan
datang.
Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan
kebutuhan barang daerah dan jasa.
Penyaluran adalah kegiatan untuk menyalurkan/pengiriman barang
milik daerah dari gudang ke unit kerja pemakai.
Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar
semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap
untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam
pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif
- 69 -

dan tindakan upaya hukum.


Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna/kuasa
pengguna dalam mengelola dan menatausahakan barang milik
daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan.
Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak
dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dalam bentuk sewa, pinjam pakai,
kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna
dengan tidak mengubah status kepemilikan.
Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam
jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai.
Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan barang antara
Pemerintah Pusat dengan Pemda dan antar Pemerintah Daerah
dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah
jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada
pengelola.
Kerjasama pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah
oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
peningkatan penerimaan daerah bukan pajak/pendapatan daerah
dan sumber pembiayaan lainnya.
Bangun guna serah adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa
tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau
sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain
tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk
selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau
sarana berikut fasiltasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
Bangun serah guna adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa
tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau
sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya
diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam
jangka waktu tertentu yang disepakati.
Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari
daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat
yang berwenang untuk membebaskan pengguna dan/atau kuasa
pengguna dan/atau pengelola dari tanggung jawab administrasi dan
fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.
Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik
daerah sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual,
dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal
Pemerintah Daerah.
Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah
kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk
uang.
Tukar menukar barang milik daerah/tukar guling adalah pengalihan
kepemilikan barang milik daerah yang dilakukan antara Pemerintah
Daerah dengan Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau
antara Pemerintah Daerah dengan pihak lain, dengan menerima
penggantian dalam bentuk barang, sekurang-kurangnya dengan nilai
seimbang.
Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah daerah
kepada pemerintah pusat, antar pemerintah daerah, atau dari
pemerintah daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh
penggantian.
Penyertaan modal pemerintah daerah adalah pengalihan kepemilikan
barang milik daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak
- 70 -

dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan


sebagai modal/saham daerah pada Badan Usaha Milik
Negara/daerah atau badan hukum lainnya.
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik daerah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan,
pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik daerah.
Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif
didasarkan pada data/fakta yang obyektif dan relevan dengan
menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai
barang milik daerah.
Daftar barang pengguna yang selanjutnya disingkat dengan DBP
adalah daftar yang memuat data barang yang digunakan oleh
masing-masing pengguna.
Daftar barang kuasa pengguna yang selanjutnya disingkat DBKP
adalah daftar yang memuat data barang yang dimiliki oleh masing-
masing kuasa pengguna.
Standarisasi sarana dan prasarana kerja Pemerintahan Daerah
adalah pembakuan ruang kantor, perlengkapan kantor, rumah dinas,
kendaraan dinas dan lain-lain barang yang memerlukan standarisasi.
Standarisasi harga adalah penetapan besaran harga barang sesuai
jenis, spesifikasi dan kualitas dalam 1 (satu) periode tertentu.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilaksanakan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Menguji kebijakan barang/asset daerah, yang terdiri dari;
a. Struktur organisasi unit kerja dan dasar hukum
pembentukannya diakses dan dipelajari serta hasilnya
dituangkan dalam KKP
b. Peraturan Daerah yang berkaitan dengan penyelenggaraan
barang/asset daerah diakses dan dipelajari serta hasilnya
dituangkan dalam KKP
c. Kebijakan daerah yang telah dirumuskan dalam bentuk
Peraturan Daerah tersebut diakses dan dipelajari apakah
sesuai dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatnya serta
hasilnya dituangkan dalam KKP
d. Laporan penyelenggaraan barang/asset daerah diakses dan
dipelajariserta hasilnya dituangkan dalam KKP
3.2. Menguji Perencanaan Kebutuhan Barang/Jasa, yaitu:
a Periksa apakah perencanaan dan penentuan kebutuhan
barang yang tertuang dalam RKBMD (Rencana Kebutuhan
Barang Milik Daerah) masing-masing unit/satuan kerja
telah memperhatikan :
1) Anggaran yang tersedia
2) Barang yang dibutuhkan
3) Alasan kebutuhan
4) Cara Pengadaan
5) Standarisasi dan spesifikasi barang yang dibutuhkan
6) Jumlah barang yang dibutuhkan
- 71 -

b Periksa apakah pengadaan barang/jasa yang telah


direncanakan dalam program kerja merupakan penjabaran
dari RKBMD dan RKPB (Rencana Kebutuhan Pemeliharaan
Barang).
c Bandingkan kegiatan pengadaan barang/Jasa dalam DASK
dengan program kerja dan RKBMD/RKPB.
3.3. Menguji Proses Pengadaan Barang/Jasa
a. Organisasi Pengadaan.
1) Periksa apakah organisasi pengadaan telah dibentuk
yaitu :
a. Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui
Penyedia Barang/Jasa terdiri dari PA/KPA, PPK,
ULP/Pejabat pengadaan dan Panitia/Pejabat Hasil
Pekerjaan telah dibentuk oleh pengguna barang/jasa,
b. Swakelola terdiri atas PA/KPA, PPK, ULP/Pejabat
pengadaan
2) Dapatkan SK-nya, periksa jumlah dan susunan
anggotanya apakah persyaratan jumlah dan susunan
anggotanya telah sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Periksa apakah masing-masing organisasi telah
menjalankan tugasnya, seperti:
a. PA/KPA : menetapkan Rencana Umum Pengadaan;
mengumumkan secara luas Rencana Umum
Pengadaan paling kurang di website K/L/D/I;
menetapkan PPK; menetapkan Pejabat Pengadaan;
menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;
menetapkan pemenang pada Pelelangan atau
penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya dengan nilai diatas Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah); atau pemenang pada Seleksi
atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk
paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);
mengawasi pelaksanaan anggaran; menyampaikan
laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; menyelesaikan perselisihan
antara PPK dengan ULP/ Pejabat Pengadaan, dalam
hal terjadi perbedaan pendapat; dan mengawasi
penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen
Pengadaan Barang/Jasa.
b. PPK : menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa yang meliputi: 1) spesifikasi teknis
Barang/Jasa; 2) Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan
3) rancangan Kontrak; menerbitkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; menandatangani
Kontrak; melaksanakan Kontrak dengan Penyedia
Barang/Jasa; mengendalikan pelaksanaan
Kontrak; melaporkan pelaksanaan/penyelesaian
Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA;
menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa
kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan;
melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk
penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan
pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan
menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
- 72 -

pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa; dalam hal


diperlukan, PPK dapat mengusulkan kepada PA/KPA
dalam 1) perubahan paket pekerjaan; dan/atau
dan 2) perubahan jadwal kegiatan pengadaan;
menetapkan tim pendukung; menetapkan tim atau
tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer)
untuk membantu pelaksanaan tugas ULP; dan
menetapkan besaran Uang Muka yang akan
dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa.
c. ULP/Pejabat Pengadaan : menyusun rencana
pemilihan Penyedia Barang/Jasa; menetapkan
Dokumen Pengadaan; menetapkan besaran nominal
Jaminan Penawaran; mengumumkan pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa di website K/L/D/I masing-
masing dan papan pengumuman resmi untuk
masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk
diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional; menilai
kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui
prakualifikasi atau pascakualifikasi; melakukan
evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap
penawaran yang masuk;
d. khusus untuk ULP: menjawab sanggahan;
menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
a) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau
b) Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling
tinggi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);
e. khusus Pejabat Pengadaan:
1) menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk
Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung
untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan/atau
2) Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung
untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang
bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah
f. Pejabat/ Panitia Penerima Hasil Pekerjaan:
melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Kontrak; menerima hasil Pengadaan
Barang/Jasa setelah melalui pemeriksaan/pengujian;
dan membuat dan menandatangani Berita Acara Serah
Terima Hasil Pekerjaan.
4) Periksa apakah ada hubungan keluarga antar anggota
panitia.
5)Periksa apakah ada pejabat yang merangkap sebagai panitia
pengadaan dan panitia pemeriksa barang.
6)Periksa apakah ada anggota panitia pengadaan menduduki
jabatan struktural yang lebih tinggi dari panitia pelaksana.
7) Periksa apakah Penyedia Barang/Jasa telah memenuhi
syarat
8) Periksa tahapan pelaksanaan pengadaan, apakah dilakukan
- 73 -

telah sesuai ketentuan, mulai dari persiapan, perencanaan,


pemilihan (metode pemilihan, metode penyampaian
dokumen, metode evaluasi, jenis kontrak dan tanda bukti).
9) Prosedur Pelelangan.
3.4. Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;
a. Penyimpanan dan Penyaluran Barang.
 Periksa apakah penunjukan Pemegang Barang telah
dilengkapi dengan SK Kepala Daerah.
 Periksa apakah penyaluran barang dari gudang
dilakukan oleh Pemegang Barang atas dasar Surat
Perintah Penyaluran Barang dari pejabat yang
berwenang.
 Periksa apakah penyerahan barang inventaris sudah
memakai Berita Acara Serah Terima Barang.
 Periksa apakah Pemegang Barang telah mencatat
seluruh barang yang diterima, dikeluarkan dari
persediaan barang dalam gudang kedalam buku/kartu
persediaan barang.
 Lakukan stock opname barang dalam gudang dengan
cara:
 Periksa penyerahan/penerimaan barang dalam gudang
dari bagian pengadaan. (Periksa pembukuan
Pemegang Barang).
 Bandingkan hasil pengadaan dengan permintaan
barang dari unit pemakai
 Periksa Kartu Persediaan barang.
 Hasilnya (1,2,3) bandingkan dengan hasil perhitungan
fisik barang.
 Hasil akhir ada 2 (dua) kemungkinan yaitu :
 Barang kurang/lebih
 Pembukuan dan jumlah persediaan sama.
b. Cek apakah penggantian Pemegang Barang telah diikuti
dengan Berita Acara Serah Terima.
3.5. Penggunaan;
a) Periksa apakah status penggunaan barang daerah telah
ditetapkan oleh Kepala Daerah dan Periksa apakah
realisasi penggunaannya sudah sesuai dengan penetapan
status penggunaan yaitu untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna/kuasa
pengguna barang yang bersangkutan.
b) Periksa apakah pengguna barang/kuasa pengguna barang
telah menyerahkan tanah/bangunan yang tidak
digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan kepada
Gubernur.
c) Periksa apakah sudah ada penetapan penggunaan tanah/
bangunan yang telah diserahkan oleh pengguna barang
tersebut yaitu antara lain :
(1) untuk penyelenggaraan Tupoksi instansi lain.
(2) dimanfaatkan dalam rangka optimalisasi barang
daerah.
(3) dipindahtangankan
(4) dan lain-lain
3.6. Penatausahaan ( pembukuan,inventarisasi, pelaporan)
a. Pembukuan
(1) Pengguna/Kuasa Pengguna melakukan pendaftaran
- 74 -

dan pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar


Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa
Pengguna (DBKP) menurut penggolongan dan
kodefikasi barang.
(2) Pencatatan barang milik daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dimuat dalam Kartu
Inventaris Barang A, B, C, D, E dan F.
(3) Pembantu pengelola melakukan rekapitulasi atas
pencatatan dan pendaftaran barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Daftar
Barang Milik Daerah (DBMD).
(4) Pengguna/Kuasa Pengguna menyimpan dokumen
kepemilikan barang milik daerah selain tanah dan
bangunan.
(5) Pengelola menyimpan seluruh dokumen kepemilikan
tanah dan/atau bangunan milik pemerintah daerah.
b. Pelaporan
- Periksa apakah Kuasa Pengguna Barang telah
menyusun LBKPS dan LBKPT untuk disampaikan
kepada Pengguna Barang.
- Periksa apakah Pengguna Barang telah menyusun
Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan
Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) untuk
disampaikan kepada Pengelola Barang.
- Periksa apakah Pengelola Barang telah menyusun
Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) berupa tanah dan
bangunan semesteran dan tahunan.
- Periksa apakah Pengelola Barang telah menghimpun :
 Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS)
 Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT)
 Laporan Barang Milik Daerah (LBMD)
- Periksa apakah Pengelola Barang telah menyusun
Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) sebagai bahan
untuk menyusun neraca daerah
c. Inventarisasi
- Periksa apakah pengelolaan inventarisasi Barang Milik
Daerah telah di laksanakan dengan tertib yaitu :
 Apakah Pemda telah melaksanakan sensus barang
daerah setiap 5 tahun sekali dengan menyusun Buku
Induk Inventaris Barang secara tertib dan
berkesinambungan.
 Buku Inventaris untuk setiap Unit Kerja apakah
sudah ada dan dikerjakan secara tertib, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Periksa berapa jenis
jumlah dan harga barang yang belum tercatat dalam
buku inventaris.
 Buku harian barang yang mencatat penerimaan/
pengeluaran barang inventaris apakah telah dibuat
dan dikerjakan secara up to date, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
 Bandingkan isi yang tercantum dalam KIB tersebut
dengan kenyataan yang ada, bila tidak cocok
mintakan penjelasan dari
pengurus/penanggungjawab barang, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
- 75 -

 Setiap ruangan apakah sudah dibuatkan Kartu


Inventaris Ruangan (KIR), jika sudah ada cocokkan
dengan keadaan barang yang senyatanya ada
diruangan tersebut.
- Periksa apakah daftar inventaris, daftar rekapitulasi, dan
daftar mutasi barang sudah disusun dan disampaikan
pada pejabat yang berwenang tepat pada waktunya
sesuai dengan ketentuan.
- Apabila ada perbedaan jenis, jumlah dan harga barang
menurut Daftar Mutasi Barang Inventaris dan Buku
Hasil Pengadaan Inventaris, telusuri apa penyebabnya.
- Periksa apakah tanah Pemda seluruhnya :
 telah tercatat sebagai asset daerah
 telah disertifikatkan (berapa yang sudah dan berapa
yang belum)
- Lakukan pengecekan fisik barang inventaris di lokasi
bandingkan dengan barang inventaris yang tercatat
dalam Buku Inventaris Barang/kartu Inventaris Barang.
- Periksa apakah barang-barang inventaris hasil
pengadaan, hibah, sumbangan dan lain-lain barang-
barang yang diterimanya, telah tercatat seluruhnya
sebagai asset daerah.
- Periksa apakah data-data/warkah asset daerah berupa
tanah sudah lengkap dan tersimpan rapi oleh Biro
Perlengkapan/Biro Umum.
3.7. Pemanfaatan;
a) Dapatkan data barang daerah yang telah dimanfaatkan dan
Periksa bentuk pemanfaatannya yaitu :
(1) Penyewaan
(2) Pinjam Pakai
(3) Kerjasama pemanfaatan
(4) Bangun guna serah dan bangun serah guna.
b) Periksa pemanfaatan barang daerah atas tanah/bangunan
yang masih digunakan oleh pengguna barang dan yang
telah mendapat persetujuan pengelola barang, apakah
sudah sesuai dengan peruntukannya.
Kalau tidak apa yang menjadi motivasi/pertimbangan dalam
pemanfaatan barang daerah tersebut.
(1) Penyewaan.
a) Dapatkan Surat Perjanjian sewa menyewa tersebut dan
periksa apakah telah memuat :
(1) Pokok-pokok penyewaan.
(2) Data barang daerah yang disewakan.
(3) Hak dan kewajiban kedua belah pihak.
(4) Besarnya sewa.
(5) Jangka waktu Penyewaan. (paling lama 5 tahun).
(6) Sanksi-sanksi.
b) Periksa apakah hasil penyewaan barang daerah telah
disetor ke Kas Daerah.
c) Periksa apakah pihak ketiga memenuhi kewajiban tepat
waktu.
d) Periksa apakah pengembalian barang Daerah dari pihak
ketiga tepat waktu batas penggunaan (lihat dalam surat
perjanjian) dan apakah dikenakan sanksi apabila pihak
ketiga wanprestasi
- 76 -

e) Siapa yang menetapkan tarif penyewaan untuk barang


daerah.
(2) Pinjam Pakai.
a) Dapatkan Surat Perjanjian Pinjam Pakai, periksa apakah
telah memuat :
(1) Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian.
(2) Data-data barang yang dipinjam pakai
(3) Tanggungjawab peminjam atas biaya operasional dan
pemeliharaan selama jangka waktu peminjaman.
(4) Persyaratan lain yang dianggap perlu.
b) Periksa apakah syarat-syarat pinjam pakai telah
berpedoman sesuai ketentuan yang berlaku yaitu :
(1) Barang belum dimanfaatkan oleh Pemda.
(2) Barang hanya boleh dipergunakan sesuai dengan
peruntukkannya.
(3) Barang yang dipinjam pakai merupakan barang yang
tidak habis pakai.
(4) Jangka waktu peminjaman paling lama 2 tahun dapat
diperpanjang.
(5) Pengembalian barang harus dalam keadaan baik.
(3) Kerjasama Pemanfaatan atas Tanah dan Bangunan.
a) Dapatkan surat perjanjian kerjasama pemanfaatan,
periksa apakah surat perjanjian tersebut telah
memenuhi syarat antara lain :
(1) Pokok yang diperjanjikan.
(2) Hak dan Kewajiban masing-masing pihak.
(3) Jangka waktu kerjasama (paling lama 30 tahun)
dapat diperpanjang.
(4) Besaran kontribusi tetap dan bagi hasil keuntungan
yang harus dibayar mitra kerjasama setiap tahunnya.
(5) Persyaratan lain yang dianggap perlu misalnya mitra
kerjasama dilarang menggadaikan/mengagunkan
barang daerah kepada pihak lain.
(a) Periksa proses tender dan penetapan mitra
kerjasama (sekurang-kurangnya 5 peserta), apabila
penetapan mitra kerjasama dengan penunjukkan
langsung atas pertimbangan apa.
(b) Periksa kewajaran pembagian keuntungan hasil
kerjasama yang ditetapkan dari hasil perhitungan
Tim (dapatkan SK Pembentukan Timnya).
(c) Apakah pembayaran kontribusi dan pembagian
keuntungan hasil kerjasama telah mendapat
persetujuan pengelola barang, cek apakah telah
disetor ke kas daerah.
(d) Cek biaya yang digunakan untuk persiapan dan
pelaksanaan kerjasama (karena tidak dapat
dibebankan pada APBD).
(4) Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna
(1) Periksa apakah Bangun Guna Serah dan Bangun Serah
Guna telah memenuhi persyaratan yaitu :
(a) Pengguna barang memerlukan bangunan dan fasilitas
bagi penyelenggaraan pemerintah daerah untuk
kepentingan pelayanan umum dalam rangka
penyelenggaraan tupoksi.
b) Tidak tersedia dana dalam APBD untuk penyediaan
bangunan tersebut.
- 77 -

(2) Dapatkan surat perjanjian dan periksa apakah telah


memuat :
(a) Pihak yang terkait dalam perjanjian.
(b) Obyek Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna
(c) Jangka waktu
(d) Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam
perjanjian.
(e) Sanksi
(f) Arbitrase
(3) Periksa jangka waktu Bangun Guna Serah dan Bangun
Serah Guna paling lama 30 (tigapuluh) tahun sejak surat
perjanjian ditandatangani.
(4) Periksa apakah selama jangka waktu pengoperasian
mitra bangun guna serah dan mitra bangun serah guna
telah memenuhi kewajibannya yaitu :
(a) Membayar kontribusi ke Kas Daerah
(b) Tidak menjaminkan, menggadaikan, memindah
tangankan oleh Bangunan Guna Serah dan
Bangunan Serah Guna.
(c) Memelihara obyek Bangunan Guna Serah dan
Bangunan Serah Guna.
(d) Periksa kewajaran besaran konstruksi atas hasil
perhitungan Tim yang telah dibentuk oleh pejabat
yang berwenang, cek penyetorannya ke kas daerah.
3.8. Pengamanan dan Pemeliharaan;
a. Pengamanan.
1) Periksa apakah Pemerintah Daerah telah melakukan
pelaksanaan pengamanan terhadap barang daerah,
baik pengamanan fisik maupun pengamanan
administrasi dan tindakan hukum.
2) Periksa bentuk pengamanan fisik maupun
pengamanan administrasi terhadap barang
inventarisasi (barang bergerak dan tidak bergerak
maupun terhadap barang persediaan).
3) Periksa dan inventarisir apakah ada barang daerah
khususnya barang tidak bergerak (Tanah/Bangunan)
yang sedang bermasalah (sengketa dengan pihak
ketiga, instansi lain atau masyarakat setempat).
4) Periksa upaya hukum apa yang telah dilaksanakan
Pememerintah Daerah untuk menangani barang
daerah yang bermasalah tersebut, dan sampai dimana
penyelesaiannya.
b. Pemeliharaan Barang.
1) Periksa apakah setiap unit kerja menyampaikan
Rencana Tahunan Pemeliharaan Barang Unit (RTPBU)
kepada Biro Perlengkapan/Biro Umum.
2) Periksa apakah telah disusun Daftar Kebutuhan
Pemeliharaan Barang (DKPB).
3) Periksa jenis barang yang dipelihara/dirawat (gedung
kantor, rumah dinas, mess/asrama, perlengkapan
kantor, kendaraan dinas, sarana telekomunikasi).
4) Periksa kepastian penyediaan dana dalam DASK
5) Periksa pelaksanaan pemeliharaan :
 Cara pelaksanaan (lelang, pemilihan langsung,
pengadaan langsung dan swakelola).
 Panitia Peneliti Penawaran,
- 78 -

 Panitia pemeriksa pekerjaan (susunan anggota dan


fungsinya).
 Cara pembayaran (kelengkapan dokumen).
 Pemeliharaan kendaraan, periksa :
 Status kendaraan.
 Prosedur Pemeliharaan
 Pengadaan dan Penyaluran BBM
3.9. Penilaian
a. Periksa apakah penetapan nilai barang milik daerah
dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah
berpedoman pada standard akutansi pemerintahan.
b. Periksa apakah penilaian barang milik daerah berupa
tanah dan/atau bangunan dalam rangka pemanfaatan
atau pemindahtanganan dilakukan oleh Tim atau
melibatkan penilaian independen yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah dengan tujuan untuk mendapatkan nilai
wajar.
c. Periksa apakah hasil penilaian barang milik daerah
selain tanah dan atau bangunan telah ditetapkan oleh
pengelola barang.
d. Periksa apakah seluruh barang milik daerah telah
dilakukan penilaian dan dimasukkan dalam neraca
daerah
3.10. Penghapusan;
a. Periksa apakah penghapusan barang daerah telah
berdasarkan atas pertimbangan :
1) Rusak berat
2) Tidak dapat digunakan secara optimal
3) Telah melampaui batas waktu kegunaan/kadaluarsa.
4) Beralih kepemilikannya
5) Persediaan barang melebihi kebutuhan
6) Nilai ekonomis lebih menguntungkan kalau
dihapuskan.
b. Periksa apakah ada barang milik daerah yang sudah
tidak berada dalam penguasaaan pengguna barang atau
kuasa pengguna barang karena beralih kepemilikannya,
terjadi pemusnahan atau karena sebab lain belum
dihapuskan.
c. Periksa apakah penghapusan barang milik daerah telah
dihapus dari daftar barang milik daerah.
d. Periksa apakah penghapusan barang daerah tersebut
telah diterbitkan surat keputusan penghapusan oleh
Kepala Daerah.
e. Periksa apakah pelaksanaan penghapusan barang milik
daerah yang tidak berada dalam penguasaan pengguna
barang atau kuasa pengguna barang telah dilaporkan
kepada pengelola barang.
f. Periksa apakah pelaksanaan pemusnahan barang milik
daerah karena tidak dapat digunakan, dimanfaatkan dan
tidak dapat dipindahtangankan telah dituangkan dalam
berita acara dan dilaporkan kepada pengelola barang.
3.11. Pemindahtanganan;
(1) Periksa apakah ada pemindahtanganan barang daerah
berupa:
(a) Penjualan
- 79 -

(b) Tukar menukar


(c) Hibah
(d) Penyertaan Modal
(2) Periksa apakah pemindahtanganan tanah/bangunan dan
selain tanah/bangunan yang bernilai lebih dari 5 milyard
telah mendapat persetujuan DPRD.
a. Penjualan
(1) Inventarisir penjualan barang daerah apakah
penjualan barang daerah telah mempertimbangkan :
 Optimalisasi barang daerah yang berlebih
 Secara ekonomis lebih menguntungkan daerah
(2) Periksa apakah penjualan barang milik daerah
dilakukan secara lelang kecuali barang yang bersifat
khusus atau barang lainnya yang ditetapkan lebih
lanjut oleh pengelola barang.
(3) Cek apakah hasil penjualan barang daerah telah
disetor ke kas daerah.
(4) Periksa kewajaran harga penjualan barang daerah.
(a) Penjualan Rumah
- Periksa inventarisasi rumah-rumah dinas golongan
III dan berapa jumlah pemohon pembelian rumah
golongan III.
- Periksa persyaratan pembeli rumah rumah dinas
golongan III yaitu :
 Status Kepegawaiannya
 Masa kerja
 Pernah membeli/memperoleh rumah dinas atau
belum.
 Apakah pemohon telah memegang surat ijin
penghunian (SIP) dari Kepala Daerah dan
sepengetahuan Kepala Unit/Satuan Kerja.
- Periksa penetapan harga jual rumah dinas
golongan III apakah telah sesuai dengan :
 Penafsiran harga dari nilai biaya yang
digunakan untuk membangun rumah yang
bersangkutan pada waktu penafsiran dikurangi
penyusutan menurut umur bangun.
 Penetapan taksiran harga tanah berpedoman
kepada NJOP pada waktu penafsiran.
 Harga rumah golongan III ditetapkan sebesar
50% dari harga tafsiran dan penilaian yang
dilakukan panitia.
- Periksa apakah penjualan rumah dinas tersebut
telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah
dan bagaimana sistim pembayarannya.
- Periksa uang muka pembayaran, apakah telah
dilunasi oleh semua pembeli dan cek
kebenarannya.
- Periksa pembayaran angsuran apakah masih
terdapat tunggakan.
(b) Penjualan Kendaraan Dinas
- Penjualan kendaraan dinas apakah telah
dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku yaitu
mengenai ;
 Umur kendaraan dinas.
 Status pegawai yang berhak membelinya.
- 80 -

- Periksa apakah Surat Perjanjian Sewa Beli


Kendaraan Dinas sudah dibuat sesuai ketentuan
mengenai :
 Penetapan Harga.
 Besarnya Cicilan
 Cara Pembayaran
- Sanksi
 Periksa apakah hasil penjualan kendaraan
dinas sudah disetor ke Kas daerah.
 Periksa kelancaran pembayaran angsuran dan
sanksi terhadap para pegawai yang menunggak
(c) Tukar menukar.
- Periksa apakah tukar menukar barang daerah
telah dipertimbangkan:
 Untuk memenuhi kebutuhan operasional
penyelenggaraan pemerintahan
 Untuk optimalisasi barang daerah
 Tidak tersedia dalam APBD
- Periksa apakah tukar menukar barang daerah
berupa tanah atau selain tanah yang bernilai lebih
dari 5 milyard telah mendapat persetujuan DPRD.
- Cek apakah serah terima barang yang dilepas dan
barang pengganti telah dituangkan dalam Berita
Acara.
- Periksa apakah tukar menukar tanah/bangunan
yang dilepas maupun penggantinya tidak dalam
sengketa.
- Periksa apakah tukar menukar tanah/bangunan
daerah tidak merugikan Pemda :
 Nilai ekonomis tanah/bangunan milik Pemda
dan penggantinya.
 Apakah tukar menukar tanah/bangunan telah
disertai pelepasan hak-nya.
 Apakah ada kompensasi yang harus dilakukan
pihak ketiga berupa uang, tanah/bangunan
dan atau pekerjaan,
- Periksa kewajaran harga/nilai kompensasi dan
pelaksanaannya.
(d) Hibah
- Periksa apakah ada barang daerah yang
dihibahkan, apa dasar pertimbangannya :
 Untuk kepentingan sosial
 Keagamaan
 Kemanusiaan
 Penyelenggaraan pemerintahan daerah
- Periksa apakah Hibah tersebut telah memenuhi
syarat :
 Bukan barang rahasia negara/daerah
 Bukan barang yang menguasai hajat hidup
orang banyak.
 Tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
(e) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah.
- Periksa apakah ada penyertaan modal Pemda
berupa tanah, bangunan atau barang lainnya,
Periksa dasar pertimbangannya.
- 81 -

- Periksa apakah penyertaan modal daerah telah


mendapat persetujuan Gubernur dan apakah telah
dituangkan dalam Peraturan Daerah.
d) Pengalihan Asset dari Instansi Vertikal.
- Periksa apakah proses pengalihan asset dari
instansi vertikal dan asset yang pengadaannya dari
APBN sudah disertai dokumen kepemilikannya.
- Periksa apakah terdapat asset dari instansi vertikal
Barang Milik/Kekayaan Negara (BM/KN) yang
belum diserahkan kepada pemerintah daerah dan
apakah telah diajukan permohonannya kepada
Menteri Keuangan.
- Periksa apakah barang-barang yang terdaftar
dalam Berita Acara Serah Terima, namun
barangnya tidak diserahkan, contoh kendaraan
dinas.
- Periksa apakah pemerintah daerah yang telah
menerima pengalihan BM/KN dari pemerintah
pusat yang ternyata bermasalah (yang hilang, tidak
didukung bukti-bukti kepemilikan atau masih
sengketa) telah menindaklanjuti penyelesaiannya.
- Periksa apakah terdapat BM/KN berupa barang
tidak bergerak yang digunakan untuk kepentingan
umum yang telah diterima oleh pemerintah daerah
telah dipindahtangankan diubah statusnya atau
dimanfaatkan oleh instansi pemerintah atau pihak
lain tanpa persetujuan Menteri Keuangan.
e) Pengalihan Asset kepada Daerah Pemekaran.
- Priksa apakah proses pengalihan asset dari daerah
induk keepada daerah yang baru dibentuk, telah
dibentuk Tim bersama yang melakukan tugas
inventarisasi, baik secara administrasi maupun
fisik.
- Periksa dalam penyerahan/pengalihan asset
tersebut telah dibuatkan Berita Acara Serah
Terima dan apakah telah sesuai dengan kondisi
dilapangan disertai dokumen kepemilikannya.
- Periksa apakah ada asset yang belum diserahkan
dan bagaimana penyelesaiannya dengan daerah
induk serta apakah sudah dilaporkan kepada
Menteri Dalam Negeri.
- Periksa apakah setelah dibuatkan Berita Acara
Serah Terima Barang Daerah tersebut telah
dihapuskan dari buku induk inventaris Daerah
Induk dan dicatat pada buku inventaris daerah
baru.
3.12.Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian;
(1) Periksa apakah Kepala Daerah telah melakukan
pengendalian pengelolaan barang milik daerah.
(2) Periksa apakah Pengguna Barang telah melakukan
pemantauan dan penertiban terhadap penggunaan,
pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pemeliharaan, dan pengamanan Barang Milik Daerah
yang berada di bawah penguasaannya.
3.13. Pembiayaan;
Periksa apakah dalam pelaksanaan tertib administrasi
- 82 -

pengelolaan barang milik daerah telah disediakan


anggaran yang memadai dan dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
3.14. Tuntutan GantiRugi.
- Tuntutan Perbendaharaan Barang,
 Periksa apakah dalam pengelolaan barang oleh
Pemegang Barang terdapat kekurangan barang yang
menjadi tanggungjawabnya.
 Periksa apakah kekurangan barang tersebut sudah
dilaporkan kepada Biro Keuangan selaku Sekretaris
Majelis Pertimbangan TP-TGR untuk mendapatkan
penyelesaiannya sesuai ketentuan yang berlaku.
 Periksa bila Pemegang Barang meninggal dunia,
melarikan diri atau dibawah pengampuan, apakah
atasan langsung/ Kepala Unit Kerja telah
melaporkan kepada Kepala Daerah.
 Periksa apakah telah dilakukan tindakan
pengamanan terhadap barang daerah tersebut.
 Periksa apakah atas dasar laporan tersebut Kepala
Daerah (atas saran Majelis pertimbangan) telah
menunjuk seorang pegawai yang ditugaskan untuk
membuat perhitungan ex officio.
 Periksa apakah Tuntutan Perbendaharaan Khusus
ini telah di proses sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Tuntutan Ganti Rugi Barang.
 Periksa apakah ada Pegawai Negeri, Pegawai
Perusahaan Daerah yang bukan Pemegang Barang
melakukan perbuatan melanggar hukum atau
melalaikan kewajiban/tidak melaksanakan
kewajiban sesuai fungsi dan atau status jabatannya
yang karena perbuatannya tersebut merugikan
Daerah.
 Periksa apakah sudah dilakukan penelitian dan
penentuan besarnya kerugian yang diderita daerah
oleh Kepala Daerah.
 Periksa apakah upaya damai untuk memperoleh
penggantian atas semua kerugian Daerah sudah
dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
 Periksa apakah proses tuntutan ganti rugi barang
Daerah sudah dilakukan sesuai ketentuan yang
berlaku.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
4.2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah;
4.3. 1. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang
Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Milik Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2967);
4.4. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994
- 83 -

Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 3573) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4515);
4.5. 9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak
Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3643);
4.6. 10 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2011 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4578);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609;
4.8. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 1974 tentang Tata
Cara Penjualan Rumah Negeri;
4.9. Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/jasa
Pemerintah sebagaimaan telah diubah terakhir dengan
Perpres 70 Tahun 2012
4.10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
4.11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997
tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi
Keuangan dan Materiil Daerah;
4.12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2001
tentang Pedoman Penyerahan Barang dan Hutang Piutang
pada Daerah yang Baru Dibentuk;
4.13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2001
tentang Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah;
4.14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2002
tentang Nomor Kode Lokasi dan Nomor Kode Barang Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota;
4.15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2003
tentang Pedoman Penilaian Barang Daerah;
4.16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri;
4.17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006
tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja
Pemerintahan Daerah;
4.18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau
disimulasikan persiapan pelaksanaan pengawasan; mengakses
data dan informasi pengawasan aspek barang/asset daerah;
melakukan pengujian atas data dan informasi pengawasan
- 84 -

aspek barang/asset daerah; mengembangkan temuan


pengawasan aspek barang/asset daerah; menulis temuan
pengawasan aspek barang/asset daerah; menyusun pokok-
pokok hasil pengawasan aspek barang/asset daerah.
1.2. untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan
unit kompetensi ini adalah kompetensi umum bagi Pengawas
Pemerintahan Madya.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
3.1. memahami prinsip-prinsip pengelolaan barang milik daerah;
3.2. memahami IT;
3.3. memahami kode etik pemeriksaan;
3.4. memahami teknik pemeriksaan;
3.5. memahami standar pemeriksaan;
3.6. memahami teknik komunikasi.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi
ini :
4.1. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan
evaluasi;
4.2. mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
4.3. mampu menerapkan kebijakan terkait barang milik daerah
dalam pelaksanaan pengawasan;
4.4. mampu menerapkan standar pemeriksaan.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun
6. Aspek Kritis
6.1. Jika teknik pengawasan yang diterapkan tidak sesuai dengan
ketentuan;
6.2.Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan kerangka
konseptual;
KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan 3
mengorganisasikan informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

10. Melaksanakan Pengawasan Urusan Pemerintahan yang bersifat Wajib


Kode Unit FPP.WAS.02.010.01
Judul Unit Melaksanakan Pengawasan Urusan
Pemerintahan yang bersifat Wajib
- 85 -

Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,


sikap dan ketrampilan kerja Pengawas
Pemerintahan yang diperlukan untuk
melaksanakan pengawasan urusan
pemerintahan yang bersifat wajib.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersiapkan 1.1 PKPP bidang pelaksanaan urusan wajib
pelaksanaan diakses dan dipelajari
pengawasan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
objek yang akan diperiksa diikuti
2. Mengakses data 2.1. Data dan informasi terkait ruang lingkup
dan informasi pengawasan pelaksanaan urusan
pelaksanaan pemerintahan yang bersifat wajib diakses
urusan dan dipelajari
pemerintahan 2.2. Data dan informasi yang kurang tepat
yang bersifat diklarifikasi, diminta penjelasan dan diminta
wajib. lagi tambahanya.
2.3. Data dan informasi dianalisis dengan
menggunakan teknik-teknik pengawasan
dan hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja
Pengawasan (KKP).
3. Melakukan 3.1. Kriteria pelaksanaan kegiatan urusan
Pengujian atas data pemerintahan yang bersifat wajib ditentukan
dan informasi dan disepakati dengan penanggungjawab
pengawasan kegiatan
pelaksanaan 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan
urusan informasi dengan kriteria pelaksanaan
pemerintahan yang dibandingan dan dianalisa dengan
bersifat wajib menggunakan teknik-teknik pengawasan.
3.3. Hasil analisis atas pembandingan data dan
informasi yang sesuai maupun tidak sesuai
dengan kriteria diklarifikasi dengan
penanggung jawab pekerjaan.
3.4. Hasil klarifikasi dengan penanggungjawab
dicatat dalam Kertas Kerja Pengawasan
(KKP) sebagai bagian dari atribut kondisi
temuan.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
temuan temuan (positif maupun negatif)
pengawasan diidentifikasi dan dianalisis dan hasilnya
pelaksanaan dicatat dalam KKP dan diklarifikasi dengan
urusan penanggungjawab kegiatan.
pemerintahan yang 4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi
bersifat wajib temuan (positif maupun negatif)
diidentifikasi dan dianalisa, serta hasilnya
dicatat dalam KKP, kemudian diklarifikasi
dengan penanggungjawab kegiatan
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak berulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab kegiatan, serta dicatat
dalam KKP
- 86 -

5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat pada


temuan KKP diringkas supaya mudah dipahami dan
pengawasan dikonsultasikan dengan pimpinan unit kerja
pelaksanaan dan dicatat dalam KKP untuk mendapatkan
urusan tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja;
pemerintahan yang 5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
bersifat wajib supervisor pengawasan untuk dinilai;
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan
selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat
Tim pengawasan untuk digabung menjadi
konsep LHP;
6. Menyusun Pokok- 6.1. Atribut kondisi dan penyebab dari seluruh
Pokok Hasil temuan disunting menjadi ringkas sebagai
Pengawasan(P2 HP) konsep P2HP.
pelaksanaan 6.2.Konsep P2HP dikonsultasikan kepada
urusan Supervisi Pengawasan untuk ditentukan
pemerintahan yang temuan yang menjadi P2HP
bersifat wajib 6.3. P2HP yang telah ditentukan diserahkan
kepada Sekretariat Tim Pengawasan guna
penggabungan.

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melaksanakan pengawasan
semua urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah, terdiri dari persiapan pelaksanaan
pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat wajib;
mengakses data dan informasi pengawasan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang bersifat wajib; melakukan pengujian atas data
dan informasi pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan yang
bersifat wajib; mengembangkan temuan pengawasan pelaksanaan
urusan pemerintahan yang bersifat wajib; menulis temuan
pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat wajib;
menyusun pokok-pokok hasil pengawasan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang bersifat wajib.
Urusan Wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan
hak dan pelayanan dasar warga negara yang penyelenggaraannya
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan kepada Daerah
untuk perlindungan hak konstitusional, kepentingan nasional,
kesejahteraan masyarakat, serta ketentraman dan ketertiban umum
dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemenuhan komitmen nasional yang berhubungan
dengan perjanjian dan konvensi internasional.
Urusan wajib terdiri dari pendidikan; kesehatan; lingkungan hidup;
pekerjaan umum; penataan ruang; perencanaan pembangunan;
perumahan; kepemudaan dan olahraga; penanaman modal; koperasi
dan usaha kecil dan menengah; kependudukan dan catatan sipil;
ketenagakerjaan; ketahanan pangan; pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak; keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
perhubungan; komunikasi dan informatika; pertanahan; kesatuan
bangsa dan politik dalam negeri; otonomi daerah, pemerintahan
umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,
kepegawaian, dan persandian; pemberdayaan masyarakat dan desa;
sosial; kebudayaan; statistik; kearsipan; danperpustakaan.
Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan
mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan
- 87 -

sosial, ekonomi, dan pemerintahan.


Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga masyarakat
secara minimal.
Indikator SPM adalah tolak ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif
yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang
hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, dapat
berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan dalam melakukan pengawasan pelaksanaan
urusan pemerintahan yang bersifat wajib adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait urusan pilihan
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilaksanakan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Mempelajari kebijakan daerah sebagai pelaksanaan penerapan
urusan wajib.
3.2. Menganalisa apakah urusan wajib yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah apakah berdasarkan kriteria eksternalitas,
akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian
hubungan antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.
3.3. Menganalisa penerapan pelaksanaan SPM urusan wajib ke
dalam dokumen perencanaan daerah.
3.4. Menganalisa apakah batas waktu Pencapaian SPM urusan wajib
secara Nasional dan Jangka Waktu PencapaianSPM di Daerah
telah sesuai ketentuan.
3.5. Menganalisa apakahpengintegrasian rencana pencapaian SPM
dalam dokumen perencanaan danpenganggaran telah sesuai
ketentuan.
3.6. Menganalisa apakah mekanisme pembelanjaan penerapan SPM
telah sesuai ketentuan.
3.7. Menganalisa apakah sistem penyampaian informasi rencana
dan realisasi pencapaian targettahunan Standar Pelayanan
Minimal kepada masyarakat telah sesuai ketentuan.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait dengan unit komptensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman
Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman
Pembinaan Dan Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan
Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat Dan Daerah
4.7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007
TentangPetunjuk Teknis Penyusunan Dan Penetapan SPM
4.8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar
- 88 -

Pelayanan Minimal
4.9 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; Jo.
Permendagri Nomor 8 Tahun 2009
4.10. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Norma
Pengawasan Dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
4.11 Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode
. Etik Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP)
4.12. Peraturan Menpan Dan RB Nomor 42 Tahun 2011 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Kontek Penilaian:
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja, ataupun melalui praktek /
demontrasi pada Tempat Uji Kompetensi atau disimulasikan
dimana persiapan pelaksanaan pengawasan, akses data dan
informasi pengawasan, Pengujian atas data dan informasi
pengawasan, pengembangan temuan pengawasan, menulis
temuan pengawasan,serta menyusun Pokok-Pokok Hasil
Pengawasan/Pengawasan (P2 HP) atas urusan wajib..
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan
unit kompetensi ini adalah kompetensi umum P2UPD sesuai jenjang
jabatannya dan menganalisis rencana pencapaian SPM/NSPK dalam
Dokumen Perencanaan (RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD,
KUA-PPAS dan RKADPA SKPD) serta menganalis teknis penerapan
SPM.
3.Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami prinsip-prinsip pembagian urusan pemerintahan;
3.2. memamahi SPM tiap-tiap urusan;
3.3. memahami Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal tiap-tiap urusan;
3.4. memahami indikator kinerja;
3.5. memahami teknik-teknik pengawasan guna mengungkapkan
pembuktian;
3.6. memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik APIP,
Norma dan Etika Pengawasan Pemerintahan;
3.7. memahami IT.
4. Keterampilanyang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
4.1 mampu menyusun standar evaluasi;
4.2 mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan evaluasi;
4.3 mampu mengoperasionalkan alat pengolah data
4.4 mampu menerapkan kebijakan terkait SPM tiap-tiap urusan dalam
pelaksanaan pengawasan
4.5 mampu menerapkan standar pemeriksaan
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
- 89 -

6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada kebijakan lain kreteria pelaksanaanSPM yang berbeda
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
6.2. Jika teknik pemeriksaan yang diterapkan tidak sesuai dengan
ketentuan.
6.3. Jika sampling pemeriksaan tidak menggambarkan secara utuh
populasi pemeriksaan.
6.4. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan bukti
yang memadai.
KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

11. Melaksanakan Pengawasan Urusan Pilihan


Kode Unit FPP.WAS.02.011.01
Judul Unit Melaksanakan Pengawasan Urusan Pilihan
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan
yang diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
urusan pemerintahan yang bersifat pilihan.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1.Mempersiapkan 1.1. PKPP bidang pelaksanaan urusan wajib
pelaksanaan diakses dan dipelajari
pengawasan 1.2. entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
objek yang akan diperiksa diikuti
2. Mengakses data 2.1. Data dan informasi terkait ruang lingkup
dan informasi pengawasan pelaksanaan urusan
pelaksanaan pemerintahan yang bersifat pilihan diakses
urusan dan dipelajari
pemerintahan yang 2.2. Data dan informasi yang kurang tepat
bersifat pilihan. diklarifikasi, diminta penjelasan dan diminta
lagi tambahanya.
2.3. Data dan informasi dianalisis dengan
menggunakan teknik-teknik pengawasan dan
hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja
Pengawasan (KKP).
3. Melakukan 3.1. Kriteria pelaksanaan kegiatan urusan
Pengujian atas data pemerintahan yang bersifat pilihan ditentukan
dan informasi dan disepakati dengan penanggungjawab
pengawasan kegiatan.
pelaksanaan 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan
urusan informasi dengan kriteria pelaksanaan
pemerintahan yang dibandingan dan dianalisa dengan
bersifat pilihan menggunakan teknik-teknik pengawasan.
3.3. Hasil analisis atas pembandingan data dan
informasi yang sesuai maupun tidak sesuai
dengan kriteria diklarifikasi dengan
- 90 -

penanggung jawab pekerjaan dan hasinya


dicatat dalam Kertas Kerja Pengawasan (KKP)
sebagai bagian dari atribut kondisi temuan.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
temuan temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi
pengawasan dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKP
pelaksanaan dan diklarifikasi dengan penanggungjawab
urusan kegiatan.
pemerintahan yang 4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi
bersifat pilihan temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi
dan dianalisa, serta hasilnya dicatat dalam
KKP, kemudian diklarifikasi dengan
penanggungjawab kegiatan
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak berulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab kegiatan, serta dicatat
dalam KKP
5. Memformulasikant 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat pada
emuan KKP diringkas supaya mudah dipahami dan
pengawasanpelaks dikonsultasikan dengan pimpinan unit kerja
anaan urusan dan dicatat dalam KKP untuk mendapatkan
pemerintahan yang tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja
bersifat pilihan 5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
supervisor pengawasan untuk dinilai
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan
selanjutnya diserahkan kepada Sekretariat Tim
pengawasan untuk digabung menjadi konsep
LHP
6. Menyusun Pokok- 6.1. Atribut kondisi dan penyebab dari seluruh
Pokok Hasil temuan disunting menjadi ringkas sebagai
Pengawasan(P2 HP) konsep P2HP
pelaksanaan 6.2.Konsep P2HP dikonsultasikan kepada Supervisi
urusan Pengawasan untuk ditentukan temuan yang
pemerintahan yang menjadi P2HP
bersifat pilihan 6.3. P2HP yang telah ditentukan diserahkan
kepada Sekretariat Tim Pengawasan guna
penggabungan
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melaksanakan pengawasan semua
urusan pemerintahan yang bersifat pilihan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah, terdiri dari persiapan pelaksanaan pengawasan
pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan; mengakses
data dan informasi pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan
yang bersifat pilihan; melakukan pengujian atas data dan informasi
pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan;
mengembangkan temuan pengawasan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan; menulis temuan pengawasan
pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan; menyusun
pokok-pokok hasil pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan
yang bersifat pilihan.
Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang
menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan
pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut
yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani,
- 91 -

memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.


Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan
pemerintahan yang diprioritaskan oleh pemerintahan daerah untuk
diselenggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi
unggulan (core competence) yang menjadi kekhasan daerah.
Urusan pilihan meliputi urusan : kelautan dan perikanan; pertanian;
kehutanan; energi dan sumber daya mineral; pariwisata; industri;
perdagangan; dan ketransmigrasian.
Norma adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan
untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Prosedur adalah metode atau tata cara untuk penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan menjadi dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Peraturan Daerah tentang pelaksanaan urusan adalah dasar hukum
bagi daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya dengan mengacu pada NSPK yang ditetapkan oleh
Menteri/ Pimpinan LPNK.
Kebijakan daerah tentang rencana pencapaian SPM adalah dokumen
kebijakan daerah yang memuat target pencapaian SPM yang
dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah yang dijabarkan
dalam RPJMD, RKPD, Renstra SKPD dan renja SKPD.
Rencana pembangunan jangka panjang daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode
20 (dua puluh) tahun.
Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode
5 (lima) tahun.
Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat
RKPDadalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah.
Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra
SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima)
tahun.
Rencana kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah
dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.
Rencana kerja dan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-
SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD
serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah
dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan
pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu)
tahun.
Prioritas dan plafon anggaran sementara yang selanjutnya disingkat
PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas
maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap
program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum
disepakati dengan DPRD.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
- 92 -

2.4. Lap top;


2.5.Literatur terkait.
3. Tugas pelaksanaan pengawasan urusan pilihan adalah:
3.1. mempelajari kebijakan daerah sebagai pelaksanaan penerapan
urusan pilihan;
3.2. menganalisa apakah urusan pilihan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah telahberdasarkan kriteria eksternalitas,
akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian
hubungan antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan;
3.3. menganalisa apakah penyelenggaraan urusan pilihan telah sesuai
dengan potensi unggulan (core competence) yang menjadi
kekhasan daerah;
3.4. menganalisa apakah penerapan NSPK urusan pilihan telah sesuai
ketentuan.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait dengan pelaksanaan urusan pilihan adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun.2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah.
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Pusat dan Daerah.
4.6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008
Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah.
4.8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi.
4.9 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; Jo.
Permendagri Nomor 8 Tahun 2009.
4.10. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Pengendalian
dan Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah.
4.11. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah.
4.12. Peraturan Menpan PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP).
4.13. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP.

PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)


1. Kontek Penilaian:
1.1.Unit ini wajib dinilai di tempat kerja, ataupun melalui praktek /
demontrasi pada Tempat Uji Kompetensi atau disimulasikan
dimana persiapan pelaksanaan pengawasan, akses data dan
informasi pengawasan, Pengujian atas data dan informasi
- 93 -

pengawasan, pengembangan temuan pengawasan, menulis temuan


pengawasan,serta menyusun Pokok-Pokok Hasil
Pengawasan/Pengawasan (P2 HP) atas urusan pilihan.
1.2.Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit
kompetensi ini adalah kompetensi umum sesuai jenjang jabatannya dan
Menganalisis penerapan NSPK dalam penyelenggaraan Pemda.
3.Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami prinsip-prinsip pembagian urusan pemerintahan;
3.2. memamahi SPM tiap-tiap urusan;
3.3. memahami Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal tiap-tiap urusan;
3.4. memahami indikator kinerja;
3.5. memahami teknik-teknik pengawasan guna mengungkapkan
pembuktian;
3.6. memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik APIP,
Norma dan Etika Pengawas Pemerintahan;
3.7. memahami IT.
4. Keterampilanyang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu menyusun standar evaluasi;
4.2. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan evaluasi;
4.3. mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
4.4. mampu menerapkan kebijakan terkait SPMtiap-tiap urusan dalam
pelaksanaan pengawasan;
4.5. mampu menerapkan standar pemeriksaan.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun
6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada kebijakan lain kreteria pelaksanaan SPM yang berbeda
dengan ketentuan peraturan yang berlaku;
6.2. Jika teknik pemeriksaan yang diterapkan tidak sesuai dengan
ketentuan;
6.3.Jika sampling pemeriksaan tidak menggambarkan secara utuh
populasi pemeriksaan;
6.4. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan bukti yang
memadai.

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2
- 94 -

12. Melakukan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) dan


Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Ranperkada)
Kode Unit FPP.WAS.02.012.01
Judul Unit Melakukan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah.
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan evaluasi Ranperda
dan Ranperkada.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1.Mempersipakan 1.1 Program Kerja Evaluasi Ranperda dan
pelaksanaan Ranperkada diakses dan ditentukan
evaluasi Ranperda 1.2 Indikator evaluasi diakses dan ditentukan
dan Ranperkada 1.3 Sumber daya disiapkan
1.4 Data dan informasi ranperda diakses dan
ditentukan
2. Menganalisa data 2.1. Data dan informasi diklarifikasi dan dipenuhi.
dan informasi 2.2. Data dan informasi dianalisis dengan
Ranperda dan menggunakan teknik-teknik evaluasi dan hasil
Ranperkada analisis atas data dan informasi dicatat dalam
Kertas Kerja Pengawasan (KKP).
3. Melakukan 3.1. Kesesuaian atribut rancangan perda beserta
evaluasi Ranperda lampirannya diteliti dan dinilai dan hasilnya
dan Ranperkada dituangkan dalam KKP;
3.2. Kesesuaian prosedur penyusunan rancangan
perda beserta lampirannya dengan standar
yang ada diteliti dan dinilai dan hasilnya
dituangkan dalam KKP;
3.3. Ranperda dengan peraturan yang lebih tinggi
disinkronisasi dan diharmonisasi, hasilnya
dituangkan dalam Berita Acara;
4. Memformulasikan 4.1. Hasil evaluasi yang perlu penyempurnaan
Keputusan Hasil diinventarisasi;
Evaluasi Ranperda 4.2. Rancangan keputusan dituangkan dalam draft
dan Ranperkada Keputusan Mendagri;
4.3. Rancangan Keputusan dikonsultasikan kepada
Biro Hukum dan hasilnya ditindaklanjuti dalam
bentuk penyempurnaan untuk ditandatangani
Menteri Dalam Negeri.

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk Pengawas Pemerintahan Madya yang
akan melaksanakan evaluasi Ranperda dan Ranperkada yang terdiri
dari: mempersipakan pelaksanaan evaluasi Ranperda dan Ranperkada,
Mengakses data dan informasi Ranperda dan Ranperkada, Melakukan
evaluasi Ranperda dan Ranperkada, Memformulasikan Keputusan Hasil
Evaluasi. Unit ini juga berlaku untuk Tim Evaluasi Ranperda yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri/Gubernur.
Peraturan Daerah Provinsi atau nama lainnya dan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota atau nama lainnya, yang selanjutnya disebut Perda,
adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD
dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.
Peraturan Kepala Daerah adalah Peraturan Gubernur dan/atau
- 95 -

Peraturan Bupati/Walikota.
Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap Ranperda dan
Ranperkada untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan umum
dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Peraturan Daerah yang dievaluasi adalah rancangan peraturan daerah
provinsi tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah, pajak
daerah., retribusi daerah, rencana tata ruang daerah, RPJMD.
Sedangkan Perkada yang dilakukan evaluasi adalah rancangan
peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah.
Menteri Dalam Negeri melakukan evaluasi atas rancangan peraturan
daerah provinsi dan rancangan peraturan Gubernur tentang anggaran
pendapatan dan belanja daerah, pajak daerah, retribusi daerah dan tata
ruang daerah Pemerintah Provinsi.
Gubernur melakukan evaluasi rancangan peraturan daerah
Kabupaten/Kota dan rancangan peraturan Bupati/Walikota tentang
anggaran pendapatan dan belanja daerah, pajak daerah, retribusi
daerah dan tata ruang daerah Pemerintah Kabupaten/Kota.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Kertas Kerja Pengawasan/pengawasan (KKP);
2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang dilakukan Pengawas Pemerintah adalah:
3.1. Mempelajari petunjuk pelaksanaan pembentukan Ranperda dan
Ranperkada;
3.2. Menganalisa substansi ranperda yang akan dievaluasi meliputi
APBD, Perubahan APBD, Pertanggungjawaban APBD, Pajak Daerah,
Retribusi Daerah Tata Ruang Daerah, Dan RPJMD Sesuai
Spesifikasi Masing-Masing;
3.3. Menganalisa target Pencapaian tiap-tiap SPM dalam rancangan
Perda;
3.4. Mengkaitkan substansi ranperda dengan ketentuan yang lebih tinggi
dan kepentingan umum.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata cara Pengendalian dan Penyusunan Dokumen Rencana
Pembangunan Daerah;
4.7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
4.8. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
- 96 -

Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; Jo.


Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.9. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.10 Peraturan teknis masing-masing Ranperda.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau
disimulasikan persiapan pelaksanaan evaluasi Ranperda, akses data
dan informasi Ranperda, evaluasi Perda, formulasi Hasil Evaluasi
didemosntrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit
kompetensi ini adalahkompetensi penyusunan perda.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami prinsip-prinsip evaluasi rancangan Perda;
3.2. memahami NSPK dan SPM dari substansi masing-masing Ranperda
dan Ranperkada;
3.3. memahami IT;
3.4. memahami Kode etik Pengawasan;
3.5. memahami teknik penyusunan Perda dan Perkada (legal drafting);
3.6. memahami isi dari masing-masing substansi Ranperda dan
ranperkada;
3.7. memahami teknik komunikasi;
3.8. memahami peraturan yang terkait substansi Perda.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan evaluasi;
4.2. mampu menerapkan NSPK dan SPM dari substansi masing-masing
Ranperda dan Ranperkada;
4.3. mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
4.4. mampu mengevaluasi Ranperda dan ranperkada;
4.5. mampu menerapkan kebijakan terkait dalam melakukan evaluasi;
4.6. mampu membuat simpulan hasil evaluasi;
4.7. mampu merancang draft hasil evaluasi.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. Independen;
5.3. Obyektif;
5.4. Cermat/teliti;
5.5. Berorientasi hasil;
5.6. Santun
6. Aspek Kritis
6.1. Jika teknik evaluasi yang diterapkan tidak sesuai dengan
ketentuan;
6.2. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan kerangka
konseptual;
KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
- 97 -

2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3


3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2
13. Melakukan Klarifikasi Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Kepala
Daerah (Perkada)
Kode Unit FPP.WAS.02.013.01
Judul Unit Melakukan Klarifikasi Kebijakan Daerah
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan klarifikasi Perda dan
Perkada.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersipakan 1.1 Program Kerja klarfikasi Perda dan Perkada
pelaksanaan diakses dan ditentukan
klarfikasi Perda 1.2 Indikator klarfikasi Perda dan Perkada diakses
dan Perkada dan ditentukan
1.3 Sumber daya disiapkan
1.4 Data dan informasi Perda dan Perkada diakses
dan ditentukan
2. Menganalisa data 2.1. Data dan informasi diklarifikasi dan dipenuhi.
dan informasi 2.2. Data dan informasi dianalisis dengan
Perda dan Perkada. menggunakan teknik-teknik klarifikasi dan
hasil analisis atas data dan informasi dicatat
dalam Kertas Kerja Pengawasan (KKP).
3. Melakukan 3.1. Kesesuaian atribut Perda dan Perkada beserta
klarifikasiPerda lampirannya diteliti dan dinilai dan hasilnya
dan Perkada dituangkan dalam KKP;
3.2. Kesesuaian prosedur penyusunan rancangan
perda beserta lampirannya dengan standar
yang ada diteliti dan dinilai dan hasilnya
dituangkan dalam KKP;
3.3. Ranperda dengan peraturan yang lebih tinggi
disinkronisasi dan diharmonisasi, hasilnya
dituangkan dalam Berita Acara;
4. Memformulasikan 4.1. Hasil klarifikasi yang perlu penyempurnaan
Keputusan Hasil diinventarisasi
Klarifikasi 4.2. Rancangan keputusan dituangkan dalam draft
Keputusan Mendagri
4.3. Rancangan Keputusan dikonsultasikan kepada
Biro Hukum dan hasilnya ditindaklanjuti dalam
bentuk penyempurnaan untuk ditandatangani
Menteri Dalam Negeri

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk P2UPD Madya yang akan
melaksanakan klarifikasiPerda dan Perkadayang terdiri dari:
mempersipakan pelaksanaan klarifikasiPerda dan Perkada, Mengakses
data dan informasi Perda dan Perkada, Melakukan klarifikasiPerda dan
Perkada, Memformulasikan Keputusan Hasil Klarifikasi. Unit ini juga
berlaku untuk Tim KlarifikasiPerda dan Perkada yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri/Gubernur.
- 98 -

Peraturan Daerah Provinsi atau nama lainnya dan Peraturan Daerah


Kabupaten/Kota atau nama lainnya, yang selanjutnya disebut Perda,
adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD
dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.
Peraturan Kepala Daerah adalah Peraturan Gubernur dan/atau
Peraturan Bupati/Walikota.
Klarifikasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap Perda dan Perkada
untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Peraturan Daerah Provinsi atau nama lainnya dan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota atau nama lainnya, yang selanjutnya disebut Perda,
adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD
dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Kertas Kerja Pengawasan/pengawasan (KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Literatur terkait.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Mempelajari petunjuk pelaksanaan pembentukan Perda dan
Perkada;
3.2. MenganalisaNaskah Akademissubstansi masing-masing perda dan
perkada yang akan diklarifikasi;
3.3. Menganalisa perda dan perkada dari tinjauan kajian teoritik dan
empiris;
3.4. Mengevaluasi dan menganalisa peraturan perundang-undangan
terkait;
3.5. Menguji kesesuaian tujuan ditetapkannya Perda dan Perkada
terhadap penerapannya;
3.6. Menganalisa landasan filosofis, yuridis dan sosiologis Perda dan
Ranperda;
3.7. Menyimpulkan hasil klarifikasi apakah sudah sesuai atau
bertentangan dengan kepentingan umumdan/atau peraturan lebih
tinggi.
4. Peraturan – Peraturan yang terkait:
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
4.7. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; Jo.
Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.8. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
- 99 -

dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;


4.9. Peraturan teknis masing-masing Perda dan Perkada.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau disimulasikan
persiapan pelaksanaan klarifikasi Perda dan Perkada, akses data dan
informasi Perda dan Perkada, klarifikasi Perda dan Perkada,
formulasi Hasil Klarifikasi Perda dan Perkada didemosntrasikan;
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai persyaratan
awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi
ini adalahkompetensi penyusunan perda dan perkada.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami prinsip-prinsip klarifikasi Perda dan Perkada;
3.2. memahami Kode etik;
3.3. memahami teknik penyusunan Perda dan Perkada;
3.4. memahami isi dari masing-masing substansi Perda dan Perkada;
3.5. memahami teknik komunikasi;
3.6. memahami peraturan yang terkait substansi Perda dan Perkada;
3.7. memahami IT;
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1 mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan klarifikasi;
4.2 mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
4.3 mampu membuat rancangan hasil klarifikasi draft Perda dan
Perkada;
4.4 mampu membuat simpulan hasil klarifikasi;
4.5 mampu menerapkan kebijakan terkait dalam melakukan klarifikasi.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika teknik klarifikasi yang diterapkan tidak sesuai dengan
ketentuan;
6.2. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan kerangka
konseptual.
KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2
- 100 -

14. Melaksanakan pengawasan kebijakan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan


Kode Unit FPP.WAS.02.014.01
Melaksanakan pengawasan kebijakan Dekonsentrasi
Judul Unit
dan Tugas Pembantuan
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan
kebijakan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Dekon/TP).
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersiapkan 1.1 PKPP diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
pengawasan objek yang akan diperiksa diikuti.
2. Mengakses data 2.1. Dokumen kebijakan Dekon/TPsesuai ruang
dan informasi lingkup pengawasan diakses dan ditentukan
pengawasan 2.2. Dokumen dan informasi kegiatan dekonsentrasi
kebijakan dan tugas pembantuan diklarifikasi dan
Dekonsentrasi dan dipenuhi.
Tugas 2.3. Dokumen dan informasi kinerja dekonsentrasi
Pembantuan. dan tugas pembantuan dianalisis dengan
menggunakan teknik-teknik pengawasan dan
hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja
Pengawasan (KKP).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kebijakan dekonsentrasi
Pengujian atas dan tugas pembantuan ditentukan dan
data dan informasi disepakati dengan penanggungjawab kegiatan
pengawasan 3.2. Kesesuian antara dokumen dan informasi
kebijakan terkait kinerja Dekon/TP dengan ketentuan
Dekon/TP pelaksanaan Dekon/TP dibandingan dan diuji
dengan menggunakan teknik-teknik
pengawasan.
3.3. Hasil pembandingan dan pengujian atas
dokumen dan informasi yang sesuai maupun
tidak sesuai dengan kriteria diklarifikasi dengan
penanggung jawab pekerjaan dan hasil
klarifikasi dengan penanggungjawab dicatat
dalam Kertas Kerja Pengawasan (KKP) sebagai
bagian dari atribut kondisi temuan.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
temuan temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi
pengawasan dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKP
kebijakan dan diklarifikasi dengan penanggungjawab
Dekon/TP. kegiatan.
4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi temuan
(positif maupun negatif) diidentifikasi dan
dianalisa, serta hasilnya dicatat dalam KKP,
kemudian diklarifikasi dengan
penanggungjawab kegiatan
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak berulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab kegiatan, serta dicatat dalam
KKP.
- 101 -

5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat pada KKP


temuan diringkas supaya mudah dipahami dan
pengawasan dikonsultasikan dengan pimpinan unit kerja
dan dicatat dalam KKP untuk mendapatkan
tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja;
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
supervisor pengawasan untuk dinilai;
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim pengawasan
untuk digabung menjadi konsep LHP;
6. Menyusun Pokok- 6.1. Atribut kondisi dan penyebab dari seluruh
Pokok Hasil temuan disunting menjadi ringkas sebagai
Pengawasan (P2 konsep P2HP.
HP) 6.2.Konsep P2HP dikonsultasikan kepada Supervisi
Pengawasan untuk ditentukan temuan yang
menjadi P2HP kemudian diserahkan kepada
Sekretariat Tim Pengawasan guna
penggabungan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk Pengawas Pemerintahan Ahli Madya
yang akan melaksanakan pengawasan kebijakan Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan yang terdiri dari:Mempersipakan pelaksanaan pengawasan
kebijakan Dekon/TP; mengakses data dan informasi pengawasan
kebijakan Dekon/TP; melakukan pengujian atas data dan informasi
pengawasan kebijakan Dekon/TP; mengembangkan temuan pengawasan
kebijakan Dekon/TP; memformulasikan temuan pengawasan kebijakan
Dekon/TP; menyusun pokok-pokok hasil pengawasan kebijakan
Dekon/TP. Unit ini hanya berlaku bagi Pengawas Pemerintahan Madya
pada Kementerian/Lembaga.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang Pernerntahan oleh
Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau
kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu.
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah
dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota
dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa
untuk melaksanakan tugas tertentu.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Kertas Kerja Pengawasan/pengawasan (KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Literatur terkait.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. mengevaluasi apakah norma, standar, prosedur, dan kriteria
pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuansudah
ditetapkan oleh masing-masing Kementerian/Lembaga;
3.2. mengevaluasi apakah pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan
pemerintahan dari Pemerintah kepada gubernur dan penugasan dari
Pemerintah kepada pemerintah daerah dan/atau pemerintah desa
didanai melalui anggaran kementerian/lembagasesuai dengan
ketentuan dan sesuai dengan core business Kementerian/Lembaga;
3.3. mengevaluasi apakah pelaksanaan pengelolaan anggaran untuk
pelaksanaan pelimpahan sebagian urusan pemerintahan dan
- 102 -

pelaksanaan penugasan dilakukan secara tertib, taat pada


peraturan perundang-undangan, transparan, dan bertanggung
jawab dengan mcmperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
3.4. menganalisa apakah Urusan yang dapat dilimpahkan telah
dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan
kementerian/lembaga yang sudah ditetapkan dalam Renja-KL yang
mengacu pada RKP;
3.5. menganalisa apakah urusan yang dapat dilimpahkan telah
memperhatikan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi,
serta keserasian hubungan antar susunan pemerintahan;
3.6. meneliti apakah prakarsa dan perumusan sebagian urusan
pemerintahan yang akan dilimpahkan kepada gubernur sebagai
wakil pemerintah di daerah paling lambat pertengahan bulan Maret
untuk tahun anggaran berikutnya;
3.7. menganalisa apakah penelaahan rancangan Renja-KL telah
dilakukan sesuai ketentuan;
3.8. menganalisa apakah pemberitahuan kepada gubernur mengenai
lingkup urusan pemerintahan yang akan dilimpahkan telah
dilakukan paling lambat pertengahan bulan Juni untuk tahun
anggaran berikutnya setelah ditetapkannya pagu sementara serta
ditetapkan dalam Peraturan Menteri;
3.9. menganalisa apakah terdapat penugasan kepada pemerintah desa
untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan tertentu. Jika
ada apakah telah mendapat persetujuan dari Presiden dan
pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan
menteri yang membidangi perencanaan pembangunan nasional;
3.10. menganalisa apakah Menteri/pimpinan lembaga telah melakukan
pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubernur.dan penugasan
kepada Kabupaten/Kota.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan
Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.7. Peraturan Pemerintah Negeri Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
4.8 Peraturan Pemerintah Negeri Nomor 19 Tahun 2010 tentang
Tatacara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan
Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah Provinsi
jo Peraturan Pemerintah Negeri Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Negeri Nomor 19 Tahun 2010
tentang Tatacara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta
Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di
wilayah Provinsi;
- 103 -

4.9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2008 tentang


Pedoman Pembentukan Tim Koordinasi Penyelenggaraan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi dan Pembentukan
Tim Koordinasi Penyelenggaraan Tugas Pembantuan
Kabupaten/Kota;
4.10 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 156 Tahun 2009
tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan jo
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas PMK Nomor 156 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
4.11 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; Jo.
Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.12. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.13 Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.14 Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP;
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau
disimulasikan untuk menmdemonstrasikan kegiatan-kegiatan
persiapan pelaksanaan pengawasan kebijakan Dekon/TP; akses
data dan informasi pengawasan kebijakan Dekon/TP; pengujian atas
data dan informasi pengawasan kebijakan Dekon/TP;
pengembangan temuan pengawasan kinerja Dekon/TP; formulasi
temuan pengawasan kebijakan Dekon/TP; penyusunan pokok-
pokok hasil pengawasan kebijakan Dekon/TP didemosntrasikan ;
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Syarat Kompetensi:
Kompetensi yang harus dimiliki seorang Pengawas Pemerintahan
sebelum melakukan pengawasan kebijakan kegiatan Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan adalah:
2.1. menguasai kompetensi umum bagi Pengawas Pemerintahan Pertama
secara memadai
2.2. memahami pengawasan kebijakan keuangan Negara dan
pengawasan kebijakan daerah.
2.3. memahami pengawasan kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami prinsip-prinsip pengawasan kinerja;
3.2. memahami prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan
bersih;
3.3. memahami prinsip-prinsip manajemen risiko;
3.4. memahami konsep, filosofi dan proses pelimpahan atau penugasan
urusan pemerintahan;
3.5. memahami fungsi- fungsi koordinasi dan pengendalian urusan
pemerintahan yang dilimpahkan atau ditugaskan;
3.6. memahami peran dan tanggung jawab para pihak yang terkait
dalam implementasi Dekon/TP;
3.7. memahami pengawasan kebijakan keuangan dan aset
Negara/daerah;
- 104 -

3.8. memahami teknik komunikasi Pengawasan;


3.9. memahami system pelaporan manajerial dan akuntabilitas
dekon/TP;
3.10. Mampu mengoperasionalkan teknologi informasi dan pengolah data.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan evaluasi;
4.2. mampu mengidentifikasi dan menganalisa kelemahan sistem
pengendalian internal;
4.3. mampu mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang terjadi;
4.4. mampu mengembangkan temuan secara lengkap dan akurat;
4.5. mampu memformulasikan temuan dekonsentrasi dan tugas
pembantuansecara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4.6. mampu mengoperasionalkan teknologi informasi dan pengolah data;
4.7. mampu merumuskan atribut temuan;
4.8. mampu menerapkan kebijakan Dekonsentrasi dan tugas pembanutan
terkait dalam melakukan pengawasan.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. Santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika terdapat kebijakan atau ketentuan yang berbeda atau tumpang
tindih tentang pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di
obyek pengawasan yang sama;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas belum sepenuhnya
berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup dan tidak
berkonsultasi sebagaimana mestinya dengan Pengawas Pemerintahan
lain yang berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta
supervisor pengawasan tidak teliti;
6.3.Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani
sebagaimana mestinya Standar Pengawasan P2UPD, Kode Etik, dan
PKPP Kinerja Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
KOMPETENSI KUNCI:

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2
15. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Dekon dan TP)
Kode Unit FPP.WAS.02.015.01
Melaksanakan pengawasan pelaksanaan kegiatan
Judul Unit
Dekon dan TP
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
- 105 -

diperlukan untuk pengawasan pelaksanaan kegiatan


Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersiapkan 1.1. PKPP diakses dan dipelajari.
pelaksanaan 1.2. entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
pengawasan objek yang akan diperiksa diikuti.
2. Mengakses data 2.1. Dokumen pelaksanaan kegiatan
dan informasi Dekon/TPsesuai ruang lingkup pengawasan
pengawasan diakses dan ditentukan
kinerja Dekon/TP. 2.2. Dokumen dan informasi kinerja dekonsentrasi
dan tugas pembantuan diklarifikasi dan
dipenuhi.
2.3. Dokumen dan informasi kinerja dekonsentrasi
dan tugas pembantuan dianalisis dengan
menggunakan teknik-teknik pengawasan dan
hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja
Pengawasan (KKP).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi
Pengujian atas dan tugas pembantuan ditentukan dan
data dan informasi disepakati dengan penanggungjawab kegiatan
pengawasan 3.2. Kesesuian antara dokumen dan informasi
kinerja Dekon/TP terkait kinerja Dekon/TP dengan ketentuan
pelaksanaanDekon/TPdibandingan dan diuji
dengan menggunakan teknik-teknik
pengawasan.
3.3. Hasilpembandingan dan pengujian atas
dokumen dan informasi yang sesuai maupun
tidak sesuai dengan kriteria diklarifikasi dengan
penanggung jawab pekerjaan dan hasil
klarifikasi dengan penanggungjawab dicatat
dalam Kertas Kerja Pengawasan (KKP) sebagai
bagian dari atribut kondisi temuan.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
temuan temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi
pengawasankinerja dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKP
Dekon/TP. dan diklarifikasi dengan penanggungjawab
kegiatan.
4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi temuan
(positif maupun negatif) diidentifikasi dan
dianalisa, serta hasilnya dicatat dalam KKP,
kemudian diklarifikasi dengan
penanggungjawab kegiatan
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak berulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab kegiatan, serta dicatat dalam
KKP.
5. Memformulasikant 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat pada KKP
emuan diringkassupaya mudah dipahami dan
pengawasan dikonsultasikan dengan pimpinan unit kerja
dan dicatat dalam KKP untuk mendapatkan
tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja;
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
supervisor pengawasan untuk dinilai;
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
- 106 -

diserahkan kepada Sekretariat Tim pengawasan


untuk digabung menjadi konsep LHP;

6. Menyusun Pokok- 6.1.Atribut kondisi dan penyebab dari seluruh


Pokok Hasil temuan disunting menjadi ringkas sebagai
Pengawasan (P2 konsep P2HP.
HP) 6.2.Konsep P2HP dikonsultasikan kepada Supervisi
Pengawasan untuk ditentukan temuan yang
menjadi P2HP kemudian diserahkan kepada
Sekretariat Tim Pengawasan guna
penggabungan.

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk P2UPD Madya yang akan
melaksanakan pengawasan kinerja Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
yang terdiri dari:Mempersipakan pelaksanaan pengawasan kinerja
Dekon/TP; mengakses data dan informasi pengawasan kinerja Dekon/TP;
melakukan pengujian atas data dan informasi pengawasan kinerja
Dekon/TP; mengembangkan temuan pengawasan kinerja Dekon/TP;
memformulasikan temuan pengawasan kinerja Dekon/TP; menyusun
pokok-pokok hasil pengawasan kinerja Dekon/TP.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang Pernerntahan oleh
Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau kepada
Instansi Vertikal di wilayah tertentu.
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah
dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota
dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa
untuk melaksanakan tugas tertentu.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Kertas Kerja Pengawasan/pengawasan (KKP);
2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1.Mempelajari kebijakan pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan:
a. Pelajari Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Dekonsentrasi dan TP masing-masing Program yang ada pada
obyek pengawasan;
b. Pelajari kebijakan operasional yang dikeluarkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan sebagai dasar otorisasi, seperti SK KPA, SK PPTK,
Penguji dan Penandatangan SPM dan Bendahara
3.2.Menguji kesesuaian pelaksanaan kinerja dengan standar yang
ditentukan:
a. Teliti dan pelajari apakah pengoordinasian dan pensinkronisasian
antara penyelenggaraan program dan/atau kegiatan
dekonsentrasi, tugas pembantuan, dan desentralisasi telah
dilakukan dan hasilnya dituangkan dalam KKP
b. Teliti dan pelajari apakah pengoordinasian pengelolaan program
dan/atau kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan di
- 107 -

Provinsi dan tugas pembantuan di Kabupaten/Kota dan Desa


telah dilakukan dan hasilnya dituangkan dalam KKP
c. Teliti dan pelajari apakah pengoordinasian dengan
Kementerian/Lembaga yang memberikan pelimpahan dan
penugasan kepada Gubernur dan penugasan kepada
Bupati/Walikota/Kepala Desa dan hasilnya dituangkan dalam KKP
telah dilakukan dan hasilnya dituangkan dalam KKP;
d. Teliti dan pelajari apakah pengoordinasian penyusunan dan
perumusan kebijakan pengelolaan sistem perencanaan,
penganggaran dan pelaporan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan di provinsi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan telah dilakukan dan hasilnya dituangkan dalam KKP;
e. Teliti dan pelajari apakah pengoordinasian dan konsultasi dengan
pihak terkait guna keterpaduan kebijakan serta tercapainya
kesepahaman antar fungsi, antar wilayah Kabupaten/Kota, dan
antar SKPD Provinsi dalam penyelenggaraan dekonsentrasi dan
tugas pembantuan di daerah telah dilakukan dan hasilnya
dituangkan dalam KKP
f. Teliti dan pelajari apakah pengoordinasian penatausahaan
keuangan dan barang, pelaksanaan, pengendalian, penyusunan,
dan perumusan kebijakan serta strategi penyelenggaraan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan di wilayah provinsi
berdasarkan norma, standar, pedoman, manual serta kebijakan
nasional telah dilakukan dan hasilnya dituangkan dalam KKP
g. Teliti dan pelajari apakah pengoordinasian penyusunan bahan
penyampaian kepada DPRD Provinsi atas rencana
program/kegiatan dan anggaran dekonsentrasi dan tugas
pembantuan yang dilimpahkan/ditugaskan kepada Gubernur
telah dilakukan dan hasilnya dituangkan dalam KKP
h. Teliti dan pelajari apakah pengoordinasian penyusunan saran
tindak lanjut kepada Gubernur dan Kementerian/Lembaga dalam
rangka optimalisasi penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan di provinsi telah dilakukan dan hasilnya dituangkan
dalam KKP; dan
i. Teliti dan pelajari apakah pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang
diberikan oleh Gubernur terkait koordinasi serta pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan di kabupaten/kota dan desa telah dilakukan dan
hasilnya dituangkan dalam KKP.
j. Teliti dan pelajari apakah Tim Koordinasi Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan teleh dibentuk dan mejalankan tugasnya, yaitu :
- Kelompok Kerja Bidang Perencanaan, Penganggaran dan
Pelaporan;
- Kelompok Kerja Bidang Penatausahaan dan Pengendalian
Pelaksanaan; dan
- Kelompok Kerja Bidang Pertanggungjawaban serta Pembinaan
dan Pengawasan.
k. Teliti dan pelajari apakah realisasi keluaran dan manfaat (out put
dan outcome) pelaksananaan kegiatan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan telah efektif, sesuai dengan petunjuk Pelaksanaan
dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dekonsentrasi dan TP pada
masing-masing tingkatan pemerintahan.
l. Khusus untuk P2UPD pada tingkat Kementerian, teliti dan pelajari
apakah realisasi keluaran dan manfaat (out put dan outcome)
pelaksananaan kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
telah efesien sesuai dengan ketentuan perundag-undangan.
- 108 -

4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:


Peraturan yang terkait unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.7. Peraturan Pemerintah Negeri Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
4.8. Peraturan Pemerintah Negeri Nomor 19 Tahun 2010 tentang
Tatacara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan
Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah Provinsi
jo Peraturan Pemerintah Negeri Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Negeri Nomor 19 Tahun 2010
tentang Tatacara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta
Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di
wilayah Provinsi;
4.9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pembentukan Tim Koordinasi Penyelenggaraan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi dan Pembentukan
Tim Koordinasi Penyelenggaraan Tugas Pembantuan
Kabupaten/Kota;
4.10. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 156 Tahun 2009
tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
jo Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas PMK Nomor 156 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
4.11. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o.
Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.12. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.13. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.14. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau disimulasikan
untuk mendemonstrasikan kegiatan-kegiatan persiapan pelaksanaan
pengawasan; akses data dan informasi pengawasan kinerja
Dekon/TP; pengujian atas data dan informasi pengawasan kinerja
Dekon/TP; pengembangan temuan pengawasan kinerja Dekon/TP;
formulasi temuan pengawasan kinerja Dekon/TP; penyusunan
pokok-pokok hasil pengawasan kinerja Dekon/TP didemosntrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
- 109 -

diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen


uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Syarat Kompetensi:
Kompetensi yang harus dimiliki seorang Pengawas Pemerintahan sebelum
melakukan pengawasan kinerja kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan adalah:
2.1. menguasai kompetensi umum bagi Pengawas Pemerintahan Pertama
secara memadai
2.2. memahami pengawasan kebijakan keuangan Negara dan pengawasan
kebijakan daerah.
2.3. memahami pengawasan kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
6.1. memahami prinsip-prinsip pengawasan kinerja;
6.2. memahami prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan
bersih;
6.3. memahami prinsip-prinsip manajemen risiko;
6.4. memahami konsep, filosofi dan proses pelimpahan atau penugasan
urusan pemerintahan;
6.5. memahami fungsi- fungsi koordinasi dan pengendalian urusan
pemerintahan yang dilimpahkan atau ditugaskan;
6.6. memahami peran dan tanggung jawab para pihak yang terkait dalam
implementasi Dekon/TP;
6.7. memahami pengawasan kebijakan keuangan dan aset
negara/daerah;
6.8. memahami teknik komunikasi Pengawasan;
6.9. memahami system pelaporan manajerial dan akuntabilitas dekon/TP;
6.10. mampu mengoperasionalkan teknologi informasi dan pengolah data.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan evaluasi;
4.2. mampu mengidentifikasi dan menganalisa kelemahan sistem
pengendalian internal
4.3. mampu mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang terjadi
4.4. mampu mengembangkan temuan secara lengkap dan akurat
4.5. mampu memformulasikan temuan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan secara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4.6. mampu mengoperasionalkan teknologi informasi dan pengolah data;
4.7. mampu merumuskan atribut temuan;
4.8. mampu menerapkan kebijakan Dekonsentrasi dan tugas
pembantuan terkait dalam melakukan pengawasan.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika terdapat kebijakan atau ketentuan yang berbeda atau tumpang
tindih tentang pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di
obyek pengawasan yang sama;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas belum sepenuhnya
berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup dan tidak
berkonsultasi sebagaimana mestinya dengan Pengawas Pemerintahan
lain yang berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta
supervisor pengawasan tidak teliti;
- 110 -

6.3. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani


sebagaimana mestinya Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode
Etik, dan PKPP Kinerja Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

KOMPETENSI KUNCI:
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2
16. Melaksanakan pengawasan akhir masa jabatan Kepala Daerah

Kode Unit FPP.WAS.02.016.01


Melaksanakan pengawasan akhir masa jabatan Kepala
Judul Unit
Daerah
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap dan
ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melasanakan pengawasan akhir
masa jabatan kepala daerah.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Menyiapkan 1.1 PKPP diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit objek
pengawasan yang akan diperiksa diikuti
2. Mengakses data 2.1. Dokumen perencanaan daerah berupa kebijakan
dan informasi daerah, pengelolaan sumberdaya manusia,
pengawasan pengelolaan barang daerah diakses dan
berakhirnya masa ditentukan.
jabatan kepala 2.2. Dokumendan Informasi perencanaan daerah
daerah diklarifikasi dan dipenuhi.
2.3. Data dan informasi perencanaan daerah dianalisis
dengan menggunakan teknik-teknik pengawasan,
dan hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja
Pengawasan (KKP).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan pengawasan
Pengujian data berakhirnya masa jabatan kepala daerah
dan informasi ditentukan
pengawasan 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan informasi
berakhirnya masa pengawasan berakhirnya masa jabatan kepala
jabatan kepala daerah dengan kriteria pelaksanaan pengawasan
daerah berakhirnya masa jabatan kepala daerah
dibandingan dan dianalisa dengan menggunakan
teknik-teknik pengawasan.
3.3. Hasil analisis data dan informasiperencanaan
daerah diklarifikasi dengan penanggung jawab
pekerjaan pengawasan berakhirnya masa jabatan
kepala daerah dan hasilnya dicatat dalam Kertas
Kerja Pengawasan (KKP) sebagai bagian dari atribut
kondisi temuan;
- 111 -

4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi temuan


temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi dan
pengawasan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKP dan
berakhirnya masa diklarifikasi dengan Penanggjawab Kegiatan.
jabatan kepala 4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi temuan
daerah (positif maupun negatif) diidentifikasi dan
dianalisis, serta hasilnya dicatat dalam KKP,
kemudian diklarifikasi dengan Penanggjawab
Kegiatan.
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah penyebab
terjadinya temuan tidak terulang dirumuskan dan
dikomunikasikan dengan penanggungjawab
kegiatan,serta dicatat dalam KKP
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat pada KKP
temuanpengawasa diringkas supaya mudah dipahami dan
n berakhirnya dikonsultasikan dengan pimpinan unit kerja dan
masa jabatan dicatat dalam KKP untuk mendapatkan tanggapan
kepala daerah tertulis dari pimpinan unit kerja.
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada Supervisi
Pengawasan untuk dinilai
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim Pengawasan
untuk digabung menjadi konsep LHP
6. Menyusun Pokok- 6.1. Atribut kondisi dan penyebab dari seluruh temuan
Pokok Hasil diringkas sebagai konsep P2HP.
Pengawasan (P2 6.2.Konsep P2HP dikonsultasikan kepada Supervisi
HP) berakhirnya Pengawasan untuk ditentukan temuan yang
masa jabatan menjadi P2HP kemudian diserahkan kepada
kepala daerah Sekretariat Tim Pengawasan guna penggabungan.

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pengawasan berakhirnya
masa jabatan kepala daerah, yang terdiri dari persiapan pelaksanaan
pengawasan berakhirnya masa jabatan kepala daerah; mengakses data dan
informasi berakhirnya masa jabatan kepala daerah; melakukan pengujian
atas data dan informasi berakhirnya masa jabatan kepala daerah;
mengembangkan temuan berakhirnya masa jabatan kepala daerah;
menulis temuan berakhirnya masa jabatan kepala daerah; menyusun
pokok-pokok hasil berakhirnya masa jabatan kepala daerah.
Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah gubernur dan wakil
gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, serta
walikota dan wakil walikota untuk kota.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form KertasKerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Literatur terkait.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Mempelajari Kebijakan terkait dengan pengawasan berakhirnya masa
jabatan kepala daerah, yang terdiri dari;
a. Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kebijakan
- 112 -

daerah, pengelolaan sumberdaya manusia, pengelolaan barang


daerah diakses dan dianalisa serta hasilnya dituangkan dalam KKP.
b. Kebijakan lainnya terkait pengawasan berakhirnya masa jabatan
kepala daerah diakses dan dianalisa serta hasilnya dituangkan
dalam KKP.
3.2. Menganalisa Formasi Pegawai, Pengadaan Pegawai, Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai, Kenaikan Pangkat,
Pengangkatan Dalam Jabatan, Pendidikan dan Pelatihan Pegawai,
Pembinaan Disiplin Pegawai, Kesejahteraan Pegawai, dan Lain-lain
dalam kurun waktu 5 Tahun masa jabatan Kepala Daerah.
3.3. Menganalisa kebijakan Pengelolaan Barang, Perencanaan dan
Penentuan Kebutuhan Barang, Pengadaan Barang, Inventarisasi
Barang, Pemeliharaan Barang, Perubahan Status Hukum Barang,
Pemanfaatan Barang, dan Pengamanan Barang dalam kurun waktu 5
Tahun masa jabatan Kepala Daerah.
3.4. Menganalisa Kebijaksanaan Umum pengelolaan keuangan, kebijakan
Pengelolaan Umum Keuangan, kebijakan Pengelolaan Pendapatan,
kebijakan Pengelolaan Pengeluaran, dan kebijakan Pemegang Kas
dalam kurun waktu 5 Tahun masa jabatan Kepala Daerah.
3.5. Menganalisa pencapaian visi misi Kepala Daerah yang dituangkan
dalam RPJMD.
3.6. Membandingkan target pencapaian yang diraih daerah dengan target
nasional dalam kurun waktu 5 Tahun masa jabatan Kepala Daerah.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Standarisasi Sarana dan Prsarana Kerja Pemeritah Daerah;
4.8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan
kepala daerah;
4.9. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; Jo. Permendagri Nomor
8 Tahun 2009;
4.10 Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
4.11.Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.12 Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP;
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Konteks Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau
disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan pengawasan, akses data
- 113 -

dan informasi pengawasan,pengujian data dan informasi pengawasan,


pengembangan temuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok-
Pokok Hasil Pengawasan (P2 HP) didemonstrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang diperlukan
dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen uji tertulis
dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal
yang diperlukan sebagai persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit
kompetensi ini adalah :
2.1. pengawasan kebijakan daerah;
2.2. kebijakan SDM;
2.3. kebijakan barang milik negara/daerah;
2.4. kebijakan pengelolaan keuangan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan kebijakan
daerah;
3.2. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan SDM;
3.3. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan barang milik
daerah;
3.4. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan kebijakan
Keuangan daerah;
3.5. memahami peraturan yang berkaitan dengan kebijakan daerah;
3.6. memahami indikator kinerja;
3.7. memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik APIP,
Norma dan Etika Pengawas Pemerintahan
3.8. memahami pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
3.9. memahami Teknik menyusun laporan;
3.10. memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu menerapkan peraturan yang berkaitan dengan kebijakan
daerah;
4.2. mampu menerapkan peraturan yang berkaitan dengan SDM;
4.3. mampu menerapkan peraturan yang berkaitan dengan Barang Milik
Daerah;
4.4. mampu menerapkan peraturan yang berkaitan dengan kebijakan
keuangan daerah;
4.5. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan pemeriksaan;
4.6. mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
4.7. mampu membuat simpulan hasil evaluasi.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. Independen;
5.3. Obyektif;
5.4. Cermat/teliti;
5.5. Berorientasi hasil;
5.6. Santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika teknik pemeriksaan yang diterapkan tidak sesuai dengan
ketentuan;
6.2.Jika sampling pemeriksaan tidak menggambarkan secara utuh populasi
pemeriksaan;
6.3. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan bukti yang
memadai.
- 114 -

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

17. Melakukan pengawasan pengaduan masyarakat/instansi pemerintah


Kode Unit FPP.WAS.02.017.01
Judul Unit Melakukan pengawasan pengaduan masyarakat
/Instansi Pemerintah
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap dan
ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan pengawasan pengaduan
masyarakat/instansi pemerintah.
Elemen Kriteria Unjuk kerja
Kompetensi
1. Menyusun 1.1. Materi pengaduan dipelajari dan dirumuskan
Program Kerja 1.2. Peraturan perundang-undangan yang relevan
pengawasan dengan permasalahan yang diadukan ditelaahan
pengaduan dan hasilnya dicatat dalam KKP
1.3. Metode dan prosedur pemeriksaan ditentukan dan
hasilnya dicatat dalam KKP
1.4. Waktu, lokasi, personil dan ruang lingkup
pengawasan ditentukan dan hasilnya dicatat dalam
KKP
1.5. Dokumen dan informasi yang diperlukan sebagai
bukti audit ditentukan dan hasilnya dicatat dalam
KKP
1.6. Para pihak yang perlu diminta keterangan
ditentukan dan hasilnya dicatat dalam KKP
2. Mempersiapkan 2.1. PKPP diakses dan dipelajari
pengawasan 2.2. Entry brieifing dengan pimpinan unit kerja
pengaduan dilakukan
3. Mengakses data 3.1. Dokumen pelaksanaan kegiatansesuai ruang
dan informasi lingkup pengawasan pengaduan diakses dan
pengawasan ditentukan
pengaduan 3.2. Dokumen dan informasi yang diterima diklarifikasi
dan dipenuhi.
3.3. Dokumen dan informasi pengawasan pengaduan
dianalisis dengan menggunakan teknik-teknik
pengawasan dan hasilnya dicatat dalam Kertas
Kerja Pengawasan (KKP).
4. Melakukan 4.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan sesuai materi
Pengujian atas pengaduan ditentukan, dan disepakati
data dan penanggungjawab yang berkaitan dengan materi
informasi pengaduan.
pengawasan 4.2. Kesesuian antara dokumen dan informasi yang
pengaduan diterima dibandingkan dan diuji dengan ketentuan
yang terkait dengan materi pengaduan dengan
menggunakan analisis kasus dan teknik
- 115 -

pengawasan.
4.3. Hasil membandingkan dan pengujian atas dokumen
dan informasi yang sesuai maupun tidak sesuai
dengan kriteria diklarifikasi kepada
penanggungjawab yang berkaitan dengan materi
pengaduan, dan hasil klarifikasi dicatat dalam
Kertas Kerja Pengawasan (KKP) sebagai bagian dari
simpulan hasil pemeriksaan;
5. Melakukan 5.1. Pihak-pihak yang terkait dengan materi pengaduan
Permintaan diminta keterangannya sesuai dengan standar
Keterangan. pemeriksaan
5.2. Hasil permintaan keterangan dianalisis dan diuji
dengan kondisi senyatanya serta hasilnya
dituangkan dalam KKP
6. Memformulasika 6.1. Keabsahan dan kecukupan bukti-bukti yang telah
n simpulan diperoleh diidentifikasi dan hasilnya dicatat dalam
pengawasan KKP
6.2. Konstruksi permasalahan sesuai materi pengaduan
disusun dan dianalaisis berdasarkan hasil analisis
dan pengujian dokumen serta keterangan yang telah
diperoleh untuk menjawab apakah materi
pengaduan terbukti atau tidak terbukti
6.3. Hasil analisis sebagai bagian dari simpulan hasil
pengawasan dirumuskan dan dikonsultasikan
kepada supervisor atau penanggungjawab
pengawasan untuk dinilai;
6.4. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
dikonfirmasi kepada pimpinan unit kerja serta hasil
konfirmasi/tanggapan pimpinan unit kerja
dituangkan dalam KKP;
6.5. Simpulan hasil pengawasan dan seluruh dokumen
serta Berita acara Permintaan Keterangan
dikumpulkan menjadi konsep LHP pra ekspose
7. Ekspose Hasil 7.1. Konsep LHP disampaikan kepada Inspektur Jenderal
Pengawasan melalui Inspektur Khusus untuk diekspose
7.2. Pejabat Fungsional Pengawas Pemerintahan Ahli
Madya memimpin ekspose dan hasil pengawasan
dipresentasikan
7.3. Hasil reviu pada forum ekspose ditindaklanjuti
dengan penyempurnaan dan merupakan konsep
LHP pasca ekspose
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk Pejabat Fungsional Pengawas
Pemerintahan Ahli Madya yang akan melaksanakan pengawasan
pengaduan yang terdiri dari: Menyusun Program Kerja Pengawasan;
Mempersiapkan pengawasan pengaduan; Mengakses data dan informasi
pengawasan pengaduan; Melakukan Pengujian atas data dan informasi
pengawasan pengaduan; Melakukan Permintaan Keterangan;
Memformulasikan simpulan pengawasan; dan Ekspose Hasil Pengawasan.
Unit kompetensi ini dapat diterapkan untuk melakukan pengawasan atas
pengaduan masyarakat atau instansi pemerintah yang meliputi
pengawasan atas indikasi hambatan dalam pelayanan masyarakat,
pengawasan atas indikasi penyalahgunaan wewenang, pengawasan atas
indikasi KKN, penyalahgunaan wewenang, kepegawaian, pertanahan, HAM,
- 116 -

kewaspadaan nasional, tatalaksanan/regulasi, lingkungan hidup dan


umum.
Pengaduan Masyarakat adalah laporan dari masyarakat mengenai adanya
indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme yang
dilakukan oleh aparat pemerintah dan atau aparat pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Aparat Pemerintah adalah pegawai di lingkungan Departemen Dalam
Negeri.
Aparat Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah,
Pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah dan Perangkat Desa.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Kertas Kerja Pengawasan/pengawasan (KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Literatur terkait.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. mempelajari kebijakan yang berlaku nasional sesuai dengan materi
pengaduan;
3.2. mempelajari kebijakan daerah terkait materi pengaduan yang
dituangkan dalam Peratuan Daerah dan/atau Peratuan Kepala
Daerah;
3.3. mempelajari kebijakan yang menjadi dasar otorisasi, seperti Surat
Keputusan;
3.4. menguji kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan peraturan yang
berlaku;
3.5. menyimpulkan kebenaran materi pengaduan.
4. Peraturan– peraturan yang terkait:
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan
Kemendagri dan Pemda;
4.7. Peraturan Menteri PAN Nomor Per/05/M.PAN/4/2009 tentang
Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi
Instansi Pemerintah;
4.8 Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.9. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.10. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP;
4.11. Peraturan Teknis lainnya terkait materi pengaduan.
- 117 -

PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)


1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau disimulasikan
untuk mendemonstrasikan kegiatan-kegiatan pengawasan dengan
tujuan tertentu atas pengawasan pengaduan yang terdiri dari:
penyusunan Program Kerja Pengawasan (pengawasan pengaduan;
persiapan pelaksanaan pengawasan pengaduan; data dan informasi
PDTT Dumas; Pengujian atas data dan informasi pengawasan
pengaduan; Permintaan Keterangan; Formulasi simpulan pengawasan;
dan Ekspose Hasil Pengawasan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang diperlukan
dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen uji tertulis
dan/atau wawancara.
2. Syarat Kompetensi:
Kompetensi yang harus dimiliki seorang Pengawas Pemerintahan sebelum
melakukan pengawasan pengaduan masyarakat atau instansi pemerintah
adalah:
2.1. menguasai kompetensi umum bagi Pengawas Pemerintahan Ahli
Pertama secara memadai;
2.2. memahami pengawasan kebijakan keuangan Negara;
2.3. memahami pengawasan kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah;
2.4. memahami pengawasan kepegawaian.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1 memahami prinsip-prinsip pengawasan kinerja;
3.2 memahami teknik melakukan permintaan keterangan;
3.3 memahami teknik – teknik pengawasan;
3.4 memahami konstruksi berfikir logis;
3.5 memahami prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan
bersih;
3.6 memahami prinsip-prinsip manajemen risiko;
3.7 memahami konsep, filosofi dan proses terjadinya korupsi;
3.8 memahami konsep, filosofi dan proses pelayanan masyakat;
3.9 memahami konsep, filosofi dan proses terjadinya penyalahgunaan
wewenang;
3.10 memahami pengawasan kebijakan keuangan dan aset Negara/daerah;
3.11 memahami pengawasan kepegawaian;
3.12 memahami teknik komunikasi Pengawasan;
3.13 mampu mengoperasionalkan teknologi informasi dan pengolah data.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan pengawasan;
4.2. mampu melakukan permintaan keterangan
4.3. mampu mengidentifikasi dan menganalisa kelemahan sistem
pengendalian internal
4.4. mampu mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang terjadi
4.5. mampu mengembangkan temuan secara lengkap dan akurat
4.6. mampu memformulasikan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4.7. mampu mengoperasionalkan teknologi informasi dan pengolah data
4.8. mampu menyimpulkan hasil pengawasan
4.9. mampu menerapkan kebijakan terkait materi pengaduan dalam
melakukan pengawasan
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
- 118 -

5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
5.1. Jika terdapat kebijakan atau ketentuan yang berbeda atau tumpang
tindih tentang materi pengaduan di obyek pengawasan yang sama;
5.2. Jika konstruksi masalah yang dibangun tidak sesuai dengan kondisi
senyatanya;
5.3. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani
sebagaimana mestinya Standar Pengawasan P2UPD, Kode Etik, dan
Pengawasan Pengaduan Masyarakat atau Instansi Pemerintah;

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

18. Melakukan Evaluasi Kinerja Pemerintah Provinsi


Kode Unit FPP.WAS.02.018.01
Judul Unit Melakukan Evaluasi Kinerja Pemerintahan Provinsi
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan
yang diperlukan untuk melakukan evaluasi kinerja
Pemerintah Provinsi.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersipakan 1.1 Program Kerja Evaluasi Kinerja
pelaksanaan Penyelenggaraan Pemerintah diakses dan
evaluasi Kinerja ditentukan
Penyelenggaraan 1.2 Sumber informasi evaluasi kinerja dihimpun
Daerah sesuai dengan tingkatan pemerintahan.
2. Menetapkan IKK 2.1 Aspek yang diprioritaskan disusun
2.2 Fokus sesuai dengan urusan pemerintahan
ditetapkan
2.3 Input, Proses, Output dikelompokkan
2.4 Kebutuhan yang diperlukan dalam proses
evaluasi ditentukan
2.5 Indikator yang sesuai dengan kebutuhan
ditetapkan
2.6 IKK yang dibangun dapat dikumulatifkan dan
dapat saling berkomplementer satu sama lain
dan membentuk suatu sistem
2.7 penggunaan indikator disimulasikan/ditest
2.8 Lakukan perbaikan dan penyempurnaan
3. Mengukur kinerja 3.1. IKK pada tataran pengambil kebijakan
penyelenggaraan dianalisa dan diberikan skor
pemda 3.2. IKK pada tataran pelaksanaan kebijakan
dianalisa diberikan skor dan
3.3. Indeks kesusuaian materi dinalisa dan
diberikan skor
- 119 -

3.4. Indeks capaian kinerja dan indeks kesesuaian


materi dijumlah sebagai indeks komposit
kinerja
4. Mengisi template 4.1. Evaluator mengisi data capaian kinerja pada
evaluasi template individu sebanyak urusan wajib dan
pilihan yang dilaksanakan oleh pemda.
4.2. Pengisian terhadap capaian kinerja IKK
dilakukan sesuai dengan satuan yang
ditetapkan seperti dalam prosentase, ada atau
tidak, tepat atau tidak, jumlah dst.
4.3. Untuk capaian kinerja IKK yang kosong atau
tidak diisi dalam suplemen LPPD, maka
evaluator wajib harus mengisi pada template
dengan isian TDI (tidak diisi).
5. Menentukan 5.1. Hasil individual digabung
peringkat 5.2. Skor dan prestasi dikonversi
5.3. Data dinormalisasi
5.4. Pemeringkatan dilakukan
5.5. Pengelompokan tingkat capaian kinerja ke
dalam kelompok berprestasi sangat tinggi,
berprestasi tinggi, berprestasi sedang, dan
berprestasi rendah untuk pemerintahan
provinsi, kabupaten, dan kota;
6. Melakukan 6.1. Klarifikasi dan peninjauan lapangan terhadap
pengujian lapangan hasil LHE Sementara pemeringkatan
kabupaten/kota dilakukan oleh Tim Daerah
7. Melaporkan hasil 7.1. Laporan Hasil Evaluasi Sementara
evalausi diformulasikan dan disampaikan oleh Direktur
Jenderal Otonomi Daerah Selaku Ketua Tim
Teknis EPPD kepada Pemerintah daerah
sebagai umpan balik dan perbaikan
selanjutnya.
7.2. Laporan Hasil Evaluasi Nasional
diformulasikan dan disampaikan oleh
Gubernur kepada Menteri Dalam Negeri
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk Pengawas Pemerintahan Madya yang
akan melaksanakan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
yang terdiri dari: Mempersipakan pelaksanaan evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Daerah; Menetapkan IKK; Mengukur kinerja
penyelenggaraan pemda; Mengisi template individu; Menentukan
peringkat; Melakukan pengujian lapangan; dan Melaporkan hasil
evalausi. Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi pada
Pemerintah Provinsi. Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota.
Kinerja PenyelengaraanPemerintahan Daerah adalah capaian atas
penyelenggararaan urusan pemerintahan daerah yang diukur dari
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak.
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selanjutnya disingkat
EPPD adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data secara
sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah,
kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah, dan kelengkapan aspek-
aspek penyelengaraan pemeritahan pada daerah yang baru dibentuk.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
- 120 -

2.1. Ruangan kerja;


2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Kertas Kerja Pengawasan/pengawasan (KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Literatur terkait;
2.6. Aplikasi (worksheet) Penilaian Evaluasi Kinerja dalam format excel.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Melakukan klarifikasi pada Tataran Pengambil Kebijakan, meliputi:
a. Jumlah Penduduk;
b. Jumlah Rumah;
c. Luas Wilayah dan Tata Ruang Wilayah;
d. Jumlah APBD.
3.2. Melakukan penilaian pada tataran Pengambil Kebijakan yaitu
penilaian yang dilakukan terhadap kinerja Kepala Daerah dan DPRD
terdiri dari 13 aspek yaitu :
a. ketentraman dan ketertiban umum daerah;
b. keselarasan dan efektivitas hubungan antara pemerintahan
daerah dan Pemerintah serta antarpemerintahan daerah dalam
rangka pengembangan otonomi daerah;
c. keselarasan antara kebijakan pemerintahan daerah dengan
kebijakan Pemerintah;
d. efektivitas hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD;
e. efektivitas proses pengambilan keputusan oleh DPRD beserta
tindak lanjut pelaksanaan keputusan;
f. efektivitas proses pengambilan keputusan oleh kepala daerah
beserta tindak lanjut pelaksanaan keputusan;
g. ketaatan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah
pada peraturan perundang-undangan;
h. intensitas dan efektivitas proses konsultasi publik antara
pemerintah daerah dengan masyarakat atas penetapan kebijakan
publik yang strategis dan relevan untuk Daerah;
i. transparansi dalam pemanfaatan alokasi, pencairan dan
penyerapan DAU, DAK, dan Bagi Hasil;
j. intensitas, efektivitas, dan transparansi pemungutan sumber-
sumber pendapatan asli daerah dan pinjaman/obligasi daerah;
k. efektivitas perencanaan, penyusunan, pelaksanaan tata usaha,
pertanggung jawaban, dan pengawasan APBD;
l. pengelolaan potensi daerah; dan
m. terobosan/inovasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Setiap aspek dirinci kedalam beberapa fokus, dan setiap fokus
dirinci kedalam beberapa Indikator Kinerja Kunci (IKK). Pada setiap
IKK dilakukan penilaian dengan prestasi Sangat Tinggi (ST) = 4,
Tinggi (T) = 3, Sedang (S) = 2, Rendah (R) = 1.
3.3. Melakukan penilaian pada tataran Pelaksana Kebijakan yaitu total
indeks penilaian yang dilakukan terhadap kinerja satuan kerja
perangkat daerah (SKPD) terdiri dari 9 (Sembilan) aspek yaitu 8
(delapan) aspek administrasi umum bersifat manajemen dan 1 (satu)
aspek Tingkat Capaian Kinerja/SPM bersifat orintit keluaran
pelayanan pemerintah daerah terhadap Publik Goods dan Publik
Regulations, penilaian aspek pada tataran pelaksana kebijakan
meliputi:
a. kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan;
b. ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;
c. tingkat capaian kinerja standar pelayanan minimal;
- 121 -

d. penataan kelembagaan daerah;


e. pengelolaan kepegawaian daerah;
f. perencanaan pembangunan daerah;
g. pengelolaan keuangan daerah;
h. pengelolaan barang milik daerah; dan
i. pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat.
Setiap aspek pelaksana kebijakan akan dirinci ke dalam fokus, dan
fokus dirinci lagi menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK). Setiap IKK
dinilai untuk masing-masing urusan dengan memberikan penilaian
dengan prestasi Sangat Tinggi (ST) = 4, Tinggi (T) = 3, Sedang (S) = 2,
Rendah (R) = 1 .
3.4. Melalukan Prosedur Evaluasidengan menggunakan template yang
telah dirancang untuk itu. Template ini diisi oleh Sekretariat Tim
Nasional berdasarkan LPPD yang disampaikan oleh pemerintah
daerah.Sebelumnya, Tim teknis menetapkan Indikator Kinerja Kunci
(IKK) sekaligus bobotnya masing-masing untuk setiap aspek yang
nantinya akan digunakan untuk menghitung ICK, sehingga data
yang diinput oleh sekretariat secara otomatis sudah menghasilkan
ICK
4. Peraturan–peraturan yang terkait:
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
4.8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah
4.9. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o Permendagri Nomor
8 Tahun 2009;
4.10 Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.11 Permendagri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
4.12 Peraturan pelaksana/teknis masing-masing Pencapaian SPM/NSPK
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau
disimulasikan persiapan pelaksanaan evaluasi Kinerja
PenyelenggaraanDaerah; penetapan IKK; pengukuran kinerja
penyelenggaraan pemda; pengisian template evaluasi; penentuan
peringkat; pengujian lapangan; dan pelaporan hasil evalausi.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
- 122 -

instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.


2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai persyaratan
awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi
ini adalah bagi Pengawas Pemerintah yang telah mengikuti pembekalan,
sosialisasi, desiminasi dan simulasi praktek EKPPD terhadap materi
evaluasi kinerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
3.1 memahami prinsip-prinsip evaluasi;
3.2 memahami prinsip EKPPD;
3.3 memahami metode pemberian skor pada tingkat IKK, tingkat urusan,
tingkat aspek, tingkat capaian kinerja dan tingkat indeks komposit
kinerja;
3.4 memahami pengelolaan data dan informasi;
3.5 memahami Kode etik;
3.6 memahami teknik penyusunan LPPD;
3.7 memahami teknik komunikasi.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan evaluasi;
4.2. mampu mengidentifikasi dan menganalisa kelemahan sistem
pengendalian internal
4.3. mampu mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang terjadi
4.4. mampu mengembangkan temuan secara lengkap dan akurat
4.5. mampu memformulasikan temuan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan secara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4.6. mampu mengoperasionalkan teknologi informasi dan pengolah data
micro excel;
4.7. mampu menerapkan kebijakan terkait dalam evaluasi;
4.8. mampu memberikan skor pada IKK;
4.9. mampu membuat simpulan hasil evaluasi.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika teknik evaluasi yang diterapkan tidak sesuai dengan ketentuan;
6.2. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan kerangka
konseptual;

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3
- 123 -

19. Melakukan evaluasi kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota


Kode Unit FPP.WAS.02.019.01
Judul Unit Melakukan Evaluasi Kinerja Pemerintahan
Kabupaten/Kota
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan evaluasi kinerja
penyelenggaraan Kabupaten/Kota.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersipakan 1.1 Program Kerja Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
pelaksanaan Pemerintah diakses dan ditentukan
evaluasi Kinerja 1.2 Sumber informasi evaluasi kinerja dihimpun
sesuai dengan tingkatan pemerintahan
2. Menetapkan IKK 2.1 Aspek yang diprioritaskan disusun
2.2 Fokus sesuai dengan urusan pemerintahan
ditetapkan
2.3 Input, Proses, Output dikelompokkan
2.4 Kebutuhan yang diperlukan dalam proses
evaluasi ditentukan
2.5 Indikator yang sesuai dengan kebutuhan
ditetapkan
2.6 IKK yang dibangun dapat dikumulatifkan dan
dapat saling berkomplementer satu sama lain
dan membentuk suatu sistem
2.7 penggunaan indikator disimulasikan/ditest
2.8 Lakukan perbaikan dan penyempurnaan
3. Mengukur kinerja 3.1. IKK pada tataran pengambil kebijakan dianalisa
penyelenggaraan dan diberikan skor
pemda 3.2. IKK pada tataran pelaksanaan kebijakan
dianalisa diberikan skor dan
3.3. Indeks kesusuaian materi dinalisa dan diberikan
skor
3.4. Indeks capaian kinerja dan indeks kesesuaian
materi dijumlah sebagai indeks komposit kinerja
4. Mengisi template 4.1. Evaluator mengisi data capaian kinerja pada
evaluasi template individu sebanyak urusan wajib dan
pilihan yang dilaksanakan oleh pemda.
4.2. Pengisian terhadap capaian kinerja IKK dilakukan
sesuai dengan satuan yang ditetapkan seperti
dalam prosentase, ada atau tidak, tepat atau
tidak, jumlah dst.
4.3. Untuk capaian kinerja IKK yang kosong atau tidak
diisi dalam suplemen LPPD, maka evaluator wajib
harus mengisi pada template dengan isian TDI
(tidak diisi).
5. Menentukan 5.1. Hasil individual digabung
peringkat 5.2. Skor dan prestasi dikonversi
5.3. Data dinormalisasi
5.4. Pemeringkatan dilakukan
5.5. Pengelompokan tingkat capaian kinerja ke dalam
kelompok berprestasi sangat tinggi, berprestasi
tinggi, berprestasi sedang, dan berprestasi
rendah untuk pemerintahan provinsi, kabupaten,
dan kota;
- 124 -

6. Melakukan 6.1. Klarifikasi dan peninjauan lapangan terhadap


pengujian lapangan hasil LHE Sementara pemeringkatan
kabupaten/kota dilakukan oleh Tim Daerah
7. Melaporkan hasil 7.1. Laporan Hasil Evaluasi Sementara
evalausi diformulasikan dan disampaikan oleh Direktur
Jenderal Otonomi Daerah Selaku Ketua Tim
Teknis EPPD kepada Pemerintah daerah sebagai
umpan balik dan perbaikan selanjutnya.
7.2. Laporan Hasil Evaluasi Nasional diformulasikan
dan disampaikan oleh Gubernur kepada Menteri
Dalam Negeri
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk P2UPD Madya yang akan Melakukan
evaluasi kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota yang terdiri dari:
Mempersipakan pelaksanaan evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Daerah;
Menetapkan IKK; Mengukur kinerja penyelenggaraan pemda; Mengisi
template individu; Menentukan peringkat; Melakukan pengujian
lapangan; dan Melaporkan hasil evalausi. Unit kompetensi ini berlaku
untuk melakukan evaluasi pada Pemerintah Provinsi. Pemerintah
Kabupaten dan Pemerintah Kota.
Kinerja Penyelengaraan Pemerintahan Daerah adalah capaian atas
penyelenggararaan urusan pemerintahan daerah yang diukur dari
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak.
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selanjutnya disingkat
EPPD adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data secara
sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah,
kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah, dan kelengkapan aspek-
aspek penyelengaraan pemeritahan pada daerah yang baru dibentuk.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Kertas Kerja Pengawasan/pengawasan (KKP);
2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait
2.6. Aplikasi (worksheet) Penilaian Evaluasi Kinerja dalam forat excel
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Melakukan klarifikasi pada Tataran Pengambil Kebijakan, meliputi:
a. Jumlah Penduduk
b. Jumlah Rumah
c. Luas Wilayah dan Tata Ruang Wilayah
d. Jumlah APBD
3.2. Melakukan penilaian pada tataran Pengambil Kebijakan yaitu
penilaian yang dilakukan terhadap kinerja Kepala Daerah dan DPRD
terdiri dari 13 aspek yaitu :
a. ketentraman dan ketertiban umum daerah;
b. keselarasan dan efektivitas hubungan antara pemerintahan daerah
dan Pemerintah serta antarpemerintahan daerah dalam rangka
pengembangan otonomi daerah;
c. keselarasan antara kebijakan pemerintahan daerah dengan
kebijakan Pemerintah;
d. efektivitas hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD;
e. efektivitas proses pengambilan keputusan oleh DPRD beserta
tindak lanjut pelaksanaan keputusan;
- 125 -

f. efektivitas proses pengambilan keputusan oleh kepala daerah


beserta tindak lanjut pelaksanaan keputusan;
g. ketaatan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah pada
peraturan perundang-undangan;
h. intensitas dan efektivitas proses konsultasi publik antara
pemerintah daerah dengan masyarakat atas penetapan kebijakan
publik yang strategis dan relevan untuk Daerah;
i. transparansi dalam pemanfaatan alokasi, pencairan dan
penyerapan DAU, DAK, dan Bagi Hasil;
j. intensitas, efektivitas, dan transparansi pemungutan sumber-
sumber pendapatan asli daerah dan pinjaman/obligasi daerah;
k. efektivitas perencanaan, penyusunan, pelaksanaan tata usaha,
pertanggung jawaban, dan pengawasan APBD;
l. pengelolaan potensi daerah; dan
m. terobosan/inovasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Setiap aspek dirinci kedalam beberapa fokus, dan setiap fokus dirinci
kedalam beberapa Indikator Kinerja Kunci (IKK). Pada setiap IKK
dilakukan penilaian dengan prestasi Sangat Tinggi (ST) = 4, Tinggi (T)
= 3, Sedang (S) = 2, Rendah (R) = 1.
3.3.Melakukan penilaian pada tataran Pelaksana Kebijakan yaitu total
indeks penilaian yang dilakukan terhadap kinerja satuan kerja
perangkat daerah (SKPD) terdiri dari 9 (Sembilan) aspek yaitu 8
(delapan) aspek administrasi umum bersifat manajemen dan 1 (satu)
aspek Tingkat Capaian Kinerja/SPM bersifat orintit keluaran
pelayanan pemerintah daerah terhadap Publik Goods dan Publik
Regulations, penilaian aspek pada tataran pelaksana kebijakan
meliputi:
a. kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan;
b. ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;
c. tingkat capaian kinerja standar pelayanan minimal
d. penataan kelembagaan daerah;
e. pengelolaan kepegawaian daerah;
f. perencanaan pembangunan daerah;
g. pengelolaan keuangan daerah;
h. pengelolaan barang milik daerah; dan
i. pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat.
Setiap aspek pelaksana kebijakan akan dirinci ke dalam fokus, dan
fokus dirinci lagi menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK). Setiap IKK
dinilai untuk masing-masing urusan dengan memberikan penilaian
dengan prestasi Sangat Tinggi (ST) = 4, Tinggi (T) = 3, Sedang (S) = 2,
Rendah (R) = 1 .
3.4.Melalukan Prosedur Evaluasidengan menggunakan template yang
telah dirancang untuk itu. Template ini diisi oleh Sekretariat Tim
Nasional berdasarkan LPPD yang disampaikan oleh pemerintah
daerah.Sebelumnya, Tim teknis menetapkan Indikator Kinerja Kunci
(IKK) sekaligus bobotnya masing-masing untuk setiap aspek yang
nantinya akan digunakan untuk menghitung ICK, sehingga data yang
diinput oleh sekretariat secara otomatis sudah menghasilkan ICK
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait dengan unit kometensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
- 126 -

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;


4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
4.7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
4.8. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o
Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.9. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma
Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.10 Permendagri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah;
4.11 Peraturan pelaksana/teknis masing-masing Pencapaian
SPM/NSPK.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau disimulasikan
persiapan pelaksanaan evaluasi Kinerja PenyelenggaraanDaerah;
penetapan IKK; pengukuran kinerja penyelenggaraan pemda;
pengisian template evaluasi; penentuan peringkat; pengujian
lapangan; dan pelaporan hasil evalausi.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen
uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai persyaratan
awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini
adalah bagi Pejabat FunsionalPengawas Pemerintah yang telahmengikuti
pembekalan, sosialisasi, desiminasi dan simulasi praktek EKPPD terhadap
materi evaluasi kinerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1 memahami prinsip-prinsip evaluasi;
3.2 memahami prinsip dasar EKPPD;
3.3 memahami metode pemberian skor pada tingkat IKK, tingkat urusan,
tingkat aspek, tingkat capaian kinerja dan tingkat indeks komposit
kinerja;
3.4 memahami pengelolaan data dan informasi;
3.5 memahami Kode etik;
3.6 memahami teknik penyusunan LPPD;
3.7 memahami isi dari masing-masing substansi Perda;
3.8 memahami teknik komunikasi;
3.9 memahami peraturan yang terkait substansi Perda.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka melakukan evaluasi;
4.2. mampu mengidentifikasi dan menganalisa kelemahan sistem
pengendalian internal;
4.3. mampu mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang terjadi;
4.4. mampu mengembangkan temuan secara lengkap dan akurat;
4.5. mampu memformulasikan temuan dekonsentrasi dan tugas
- 127 -

pembantuan secara lengkap, akurat, dan dapat


dipertanggungjawabkan;
4.6. mampu mengoperasionalkan teknologi informasi dan pengolah data
micro excel;
4.7. mampu menerapkan kebijakan terkait dalam evaluasi;
4.8. mampu memberikan skor pada IKK;
4.9. mampu membuat simpulan hasil evaluasi.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun
6. Aspek Kritis
5.1. Jika teknik evaluasi yang diterapkan tidak sesuai dengan ketentuan;
5.2. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan kerangka
konseptual;
KOMPETENSI KUNCI:
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3
20. Melakukan Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Pemerintah
Provinsi
Kode Unit FPP.WAS.02.020.01
Melakukan Evaluasi kemampuan penyelenggaraan
Judul Unit
Otonomi Daerah Pemerintah Provinsi
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan evaluasi kemampuan
penyelenggaraan otonomi daerah.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Menyiapkan 1.1 PKE diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
evaluasi objek yang akan dievaluasi diikuti
2. Mengakses data 2.1. Dokumen dan Informasi terkait aspek
dan informasi kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum,
kemampuan dan daya saing daerah, diakses dan ditentukan.
penyelenggaraan 2.2. Dokumen dan Informasi terkait aspek
otonomi daerah kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum,
dan daya saing daerah diklarifikasi dan dipenuhi.
2.3. Data dan informasi terkait aspekkesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing
daerah, dianalisis dengan menggunakan teknik
evaluasi kemampuan penyelenggaraan otonomi
daerah, dan hasilnya di catat dalam Kertas Kerja
Evaluasi (KKE).
- 128 -

3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan evaluasi


Pengujian data dan kemampuan otonomi daerah ditentukan.
informasi 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan informasi
kemampuan dengan kriteria pelaksanaan evaluasi
penyelenggaraan kemampuan otonomi daerah dibandingan dan
otonomi daerah dianalisa dengan menggunakan teknik evaluasi
kemampuan otonomi daerah.
3.3. Hasil analisis data dan informasi
aspekkesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah diklarifikasi
dengan penanggungjawab unit kerja dan
hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja Evaluasi
(KKE) sebagai bagian dari atribut kondisi
temuan.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
hasil evaluasi temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi
kemampuan dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE
penyelenggaraan dan diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit
otonomi daerah Kerja.
4.2. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak terulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab unit kerja, serta dicatat dalam
KKE.
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi dan kreteria pada KKE diringkas
hasil evaluasi supaya mudah dipahami dan dikonsultasikan
kemampuan dengan pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
penyelenggaraan KKE untuk mendapatkan tanggapan tertulis dari
otonomi daerah pimpinan unit kerja.
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
Supervisor Evaluasi untuk dinilai.
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi
untuk digabung menjadi konsep P2HE.
6. Menyusun Laporan 6.1. Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas
Hasil Evaluasi sebagai konsep LHE.
kemampuan 6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor
penyelenggaraan Evaluasi untuk ditentukan temuan yang strategis
otonomi daerah dan dapat segera mendapat perhatian untuk
ditindaklanjuti yang menjadi LHE kemudian
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi guna
penggandaan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi kemampuan
penyelenggaraan otonomi daerah, yang terdiri dari persiapan pelaksanaan
evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah; mengakses data dan
informasi kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah; melakukan
pengujian atas data dan informasi kemampuan penyelenggaraan otonomi
daerah; mengembangkan hasil evaluasi kemampuan penyelenggaraan
otonomi daerah; memformulasikan hasil evaluasi kemampuan
penyelenggaraan otonomi daerah; menyusun laporan hasil evaluasi (LHE)
kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah. Unit ini digunakan untuk
Pengawas Pemerintahan yang termasuk ke dalam Tim Nasional/Tim
Daerah EPPD. Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis
mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan
- 129 -

permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang


ditemukan.Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang
selanjutnya disingkat EKPOD adalah suatu proses pengumpulan dan
analisis data secara sistematis terhadap kemampuan penyelenggaraan
otonomi daerah yang meliputi aspek kesejahteraan masyarakat,
pelayanan umum, dan daya saing daerah.EKPOD dilaksanakan apabila
suatu daerah berdasarkan hasil EKPPD menunjukan prestasi yang
rendah selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dan untuk kepentingan
nasional.
Kesejateraan masyarakat adalah bagian dari pembangunan nasional yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
pelayanan umum/Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang
mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan.
Daya saing daerah adalah merupakan kombinasi antara faktor kondisi
ekonomi daerah, kualitas kelembagaan publik daerah, sumber daya
manusia, dan teknologi, yang secara keseluruhan membangun kemampuan
daerah untuk bersaing dengan daerah lain.
EKPOD dilakukan untuk menilai kemampuan daerah dalam mencapai
tujuan otonomi daerah yang meliputi peningkatan kesejahteraan
masyarakat, kualitas pelayanan umum, dan kemampuan daya saing
daerah.
Dalam EKPOD, IPM ini digunakan untuk mengecek apakah aspek-aspek
yang digunakan untuk mengukur kemampuan penyelenggaraan otonomi
daerah dapat dipertanggungjawabkan
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top;
2.5. Literatur terkait.
2.6. Aplikasi (worksheet) Evalauasi LAKIP dalam bentuk format excel.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. mengumpulkan data tentang pelaksanaan penyelenggaraan
otonomi daerah, antara lain LPPD, LKPJD dan hasil Evaluasi
Kinerja Mandiri (EKM).
3.2. menganalisis data yang dikumpulkan sebagaimana dimaksud pada
huruf a;
3.3. menginterpretasikan hasil analisis data; dan
3.4. membandingkan hasil evaluasi dengan hasil EKPOD sebelumnya,
dan/atau dengan patok banding masing-masing aspek penilaian
pada tingkat regional untuk provinsi dan pada tingkat provinsi
untuk kabupaten/kota.
3.5. melakukan penilaian pada aspek-aspek sesuai dengan peraturan
yang terkait dengan EPPD yaitu melakukan penilaian pada aspek,
fokus, dan indikator kinerja kunci terhadap:
(1) kesehatan masyarakat;
(2) pelayanan umum;
(3)aspek daya saing daerah.
4. Peraturan–peraturan yang terkait:
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
- 130 -

4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman


Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
4.7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
4.8. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o Permendagri Nomor
8 Tahun 2009;
4.9. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.10 Permendagri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
4.11 Peraturan pelaksana/teknis masing-masing Pencapaian SPM/NSPK.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Konteks Penilaian:
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau
disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data
dan informasi evaluasi, pengujian data dan informasi evaluasi,
pengembangantemuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok-
Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen
uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal
yang diperlukan sebagai persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit
kompetensi ini adalah evaluasi kinerja penyelenggaraan daerah.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
3.2. memahami filosofi Penyelenggaraan Pemerintahan;
3.3. memahamai tata cara penyusunan LPPD;
3.4. memahami indikator kinerja;
3.5. memahami teknik-teknik pengawasan dan evaluasi guna
mengungkapkan pembuktian dan penilaian;
3.6. memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik APIP,
Norma dan Etika Pengawas Pemerintahan;
3.7. memahami Pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
3.8. memahami teknik komunikasi pengawasan;
3.9. memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
4.1. mampu menerapkan ketentuan peraturan yang berkaitan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dalam melaukan evaluasi;
4.2. mampu menerapkan filosofi Penyelenggaraan Pemerintahan dalam
melaukan evaluasi;
- 131 -

4.3. mampu menerapkantata cara penyusunan LPPD dalam melakukan


evaluasi;
4.4. mampu menerapkan indikator kinerja dalam melaukan evaluasi;
4.5. mampu menerapkan teknik-teknik pengawasan dan evaluasi guna
mengungkapkan pembuktian dan penilaian dalam melaukan evaluasi;
4.6. mampu menerapkan Standar Pengawasan P2, Kode Etik APIP dalam
melaukan evaluasi;
4.7. mampu menerapkan Teknik Komunikasi pengawasan dalam
melaukan evaluasi;
4.8. mampu mengunakan Aplikasi (worksheet) Evalauasi LAKIP dalam bentuk
format excel.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
5.1. Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang
mengatur EKPOD sebagai kreteria penilaian, yang kemudian
menimbulkan polemik atau multitafsir;
5.2.Jika ada Pengawas Pemerintahan yang melaksanakan tugas
sedangkan yang bersangkutan belum sepenuhnya memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif
untuk mengkomunikasikan dan berkonsultasi dengan Pengawas
Pemerintahan yang berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup,
serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti;
5.3.Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak dapat
mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan tidak
berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang sudah
berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim
tidak teliti;
5.4.Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani
sebagaimana mestinya Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik
APIP, dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
KOMPETENSI KUNCI:
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3

21. Melakukan Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah


Pemerintah Kabupaten/Kota
Kode Unit FPP.WAS.02.021.01
Melakukan Evaluasi kemampuan penyelenggaraan
Judul Unit
Otonomi Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota.
- 132 -

Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap


dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan evaluasi kemampuan
penyelenggaraan otonomi daerah pemerintahan
kabupaten/kota.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Menyiapkan 1.1 PKE diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
evaluasi objek yang akan di evaluasi diikuti
2. Mengakses data 2.1. Dokumen dan Informasi terkait
dan informasi aspekkesejahteraan masyarakat, pelayanan
kemampuan umum, dan daya saing daerah, diakses dan
penyelenggaraan ditentukan.
otonomi daerah 2.2. Dokumendan Informasi terkait aspek
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum,
dan daya saing daerah diklarifikasi dan dipenuhi.
2.3. Data dan informasi terkait aspekkesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing
daerah, dianalisis dengan menggunakan teknik
evaluasi kemampuan penyelenggaraan otonomi
daerah, dan hasilnya di catat dalam Kertas Kerja
Evaluasi (KKE).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan evaluasi
Pengujian data dan kemampuan otonomi daerah ditentukan.
informasi 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan informasi
kemampuan dengan kriteria pelaksanaan evaluasi
penyelenggaraan kemampuan otonomi daerah dibandingan dan
otonomi daerah dianalisa dengan menggunakan teknik evaluasi
kemampuan otonomi daerah.
3.3. Hasil analisis data dan informasi aspek
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum,
dan daya saing daerah diklarifikasi dengan
penanggung jawab unit kerja dan hasilnya
dicatat dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE)
sebagai bagian dari atribut kondisi temuan;
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
hasil evaluasi temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi
kemampuan dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE
penyelenggaraan dan diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit
otonomi daerah Kerja.
4.2. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak terulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab unit kerja, serta dicatat dalam
KKE.
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi dan kreteria pada KKE diringkas
hasil evaluasi supaya mudah dipahami dan dikonsultasikan
kemampuan dengan pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
penyelenggaraan KKE untuk mendapatkan tanggapan tertulis dari
otonomi daerah pimpinan unit kerja.
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
Supervisor Evaluasi untuk dinilai.
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi
- 133 -

untuk digabung menjadi konsep P2HE.


6. Menyusun Laporan 6.1. Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas
Hasil Evaluasi sebagai konsep LHE.
kemampuan 6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor
penyelenggaraan Evaluasi untuk ditentukan temuan yang strategis
otonomi daerah dan dapat segera mendapat perhatian untuk
ditindaklanjuti yang menjadi LHE kemudian
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi guna
penggandaan
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi kemampuan
penyelenggaraan otonomi daerah, yang terdiri dari persiapan pelaksanaan
evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah; mengakses data dan
informasi kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah; melakukan
pengujian atas data dan informasi kemampuan penyelenggaraan otonomi
daerah; mengembangkan hasil evaluasi kemampuan penyelenggaraan
otonomi daerah; memformulasikan hasil evaluasi kemampuan
penyelenggaraan otonomi daerah; menyusun laporan hasil evaluasi (LHE)
kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah. Unit ini digunakan untuk
Pengawas Pemerintahan yang termasuk ke dalam Tim Nasional/ Tim
Daerah EPPD yang ditetapkan oleh Gubernur.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan.
Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang
selanjutnya disingkat EKPOD adalah suatu proses pengumpulan dan
analisis data secara sistematis terhadap kemampuan penyelenggaraan
otonomi daerah yang meliputi aspek kesejahteraan masyarakat,
pelayanan umum, dan daya saing daerah.
EKPOD dilaksanakan apabila suatu daerah berdasarkan hasil EKPPD
menunjukan prestasi yang rendah selama 3 (tiga) tahun berturut-turut
dan untuk kepentingan nasional
Kesejateraan masyarakat adalah bagian dari pembangunan nasional yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
pelayanan umum/Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang
mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan.
Daya saing daerah adalah merupakan kombinasi antara faktor kondisi
ekonomi daerah, kualitas kelembagaan publik daerah, sumber daya
manusia, dan teknologi, yang secara keseluruhan membangun kemampuan
daerah untuk bersaing dengan daerah lain.
EKPOD dilakukan untuk menilai kemampuan daerah dalam mencapai
tujuan otonomi daerah yang meliputi peningkatan kesejahteraan
masyarakat, kualitas pelayanan umum, dan kemampuan daya saing
daerah.
Dalam EKPOD, IPM ini digunakan untuk mengecek apakah aspek-aspek
yang digunakan untuk mengukur kemampuan penyelenggaraan otonomi
daerah dapat dipertanggungjawabkan
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top
- 134 -

2.5. Literatur terkait


2.6. Aplikasi (worksheet) Evalauasi LAKIP dalam bentuk format excel.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. mengumpulkan data tentang pelaksanaan penyelenggaraan
otonomi daerah, antara lain LPPD, LKPJD dan hasil Evaluasi
Kinerja Mandiri (EKM).
3.2. menganalisis data yang dikumpulkan sebagaimana dimaksud pada
huruf a;
3.3. Menginterpretasikan hasil analisis data; dan
3.4. membandingkan hasil evaluasi dengan hasil EKPOD sebelumnya,
dan/atau dengan patok banding masing-masing aspek penilaian
pada tingkat regional untuk provinsi dan pada tingkat provinsi
untuk kabupaten/kota.
3.5. melakukan penilaian pada aspek-aspek sesuai dengan peraturan
yang terkait dengan EPPD yaitu melakukan penilaian pada aspek,
fokus, dan indikator kinerja kunci terhadap:
(1) kesehatan masyarakat;
(2) pelayanan umum;
(3) aspek daya saing daerah.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait :
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
4.8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah
4.9. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o Permendagri Nomor
8 Tahun 2009;
4.10 Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
4.11 Permendagri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
4.12 Peraturan pelaksana/teknis masing-masing Pencapaian SPM/NSPK
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Konteks Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau
disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data
dan informasi evaluasi, pengujian data dan informasi evaluasi,
pengembangantemuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok-
Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
- 135 -

diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen


uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal
yang diperlukan sebagai persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit
kompetensi ini adalah evaluasi kinerja penyelenggaraan daerah.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
3.2. memahami filosofi Penyelenggaraan Pemerintahan;
3.3. memahamai tata cara penyusunan LPPD;
3.4. memahami indikator kinerja;
3.5. memahami teknik-teknik pengawasan dan evaluasi guna
mengungkapkan pembuktian dan penilaian;
3.6. memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik APIP,
Norma dan Etika Pengawasan;
3.7. memahami pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
3.8. memahami teknik Komunikasi pengawasan;
3.9. memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkanuntukmendukung unit kompetensiini :
4.1. mampu menerapkan ketentuan peraturan yang berkaitan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dalam melaukan evaluasi;
4.2. mampu menerapkan filosofi Penyelenggaraan Pemerintahan dalam
melaukan evaluasi
4.3. mampu menerapkantata cara penyusunan LPPD dalam melaukan
evaluasi
4.4. mampu menerapkan indikator kinerja dalam melaukan evaluasi
4.5. mampu menerapkan teknik-teknik pengawasan dan evaluasi guna
mengungkapkan pembuktian dan penilaian dalam melaukan
evaluasi
4.6. mampu menerapkan Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik
APIP dalam melaukan evaluasi
4.7. mampu menerapkan Teknik Komunikasi pengawasan dalam
melaukan evaluasi
4.8. mampu mengunakan Aplikasi (worksheet) Evalauasi LAKIP dalam
bentuk format excel.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang
mengatur EKPOD sebagai kreteria penilaian, yang kemudian
menimbulkan polemik atau multitafsir;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang melaksanakan tugas
sedangkan yang bersangkutan belum sepenuhnya memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif
untuk mengkomunikasikan dan berkonsultasi dengan Pengawas
Pemerintahan yang berpengetahuan dan berpengalaman yang
cukup, serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti;
6.3. ika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak dapat
mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan tidak
- 136 -

berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang sudah


berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim
tidak teliti;
6.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani
sebagaimana mestinya Standar Pemeriksaan P2, Kode Etik APIP, dan
pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah;

KOMPETENSI KUNCI:
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 3
22. Melakukan Evaluasi DOB Provinsi
Kode Unit FPP.WAS.02.022.01

Judul Unit Melakukan Evaluasi DOB Provinsi


Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan evaluasi DOB Provinsi.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Menyiapkan 1.1 PKE diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
evaluasi daerah objek yang akan di evaluasi diikuti
otonomi baru. 1.3 SOP ditentukan dan disiapkan
2. Mengakses data 2.1. Dokumen terkait daerah otonomi baru yaitu
dan informasi perkembangan penyusunan perangkat daerah,
daerah otonomi pengisian personil, pengisian keanggotaan
baru DPRD, penyelenggaraan urusan wajib dan
pilihan, pembiayaan, pengalihan aset dan
dokumen, pelaksanaan penetapan batas
wilayah, penyediaan sarana dan prasarana
pemerintahan, dan penyiapan rencana umum
tata ruang wilayah dan pemindahan ibukota
bagi daerah yang ibukotanya dipindahkan
diakses dan ditentukan.
2.2. Dokumendan Informasi terkait daerah otonomi
daerah diklarifikasi dan dipenuhi.
2.3. Data dan informasi terkait daerah otonomi baru,
dianalisis dengan menggunakan teknik evaluasi
daerah otonomi baru, dan hasilnya di catat
dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE).
- 137 -

3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan evaluasi daerah


Pengujian data dan otonomi baru ditentukan
informasi daerah 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan informasi
otonomi baru dengan kriteria daerah otonomi
barudibandingan dan dianalisa dengan
menggunakan teknik evaluasi daerah otonomi
baru.
3.3. Hasil analisis data dan informasi daerah otonomi
baru diklarifikasi dengan penanggung jawab unit
kerja dan hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja
Evaluasi (KKE) sebagai bagian dari atribut
kondisi temuan;
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
hasil evaluasi temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi
daerah otonomi dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE
baru dan diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit
Kerja.
4.2. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak terulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab unit kerja, serta dicatat dalam
KKE.
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi dan kreteria pada KKE diringkas
hasil evaluasi supaya mudah dipahami dan dikonsultasikan
daerah otonomi dengan pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
baru KKE untuk mendapatkan tanggapan tertulis dari
pimpinan unit kerja.
5.2. Konsep temuan dalam evaluasi dikonsultasikan
kepada Supervisor untuk dinilai.
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi
untuk digabung menjadi konsep P2HE.
6. Menyusun Laporan 6.1. Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas
Hasil Evaluasi sebagai konsep LHE.
daerah otonomi 6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor
baru (DOB) Evaluasi untuk ditentukan temuan yang
strategis dan dapat segera mendapat perhatian
untuk ditindaklanjuti yang menjadi LHE
kemudian diserahkan kepada Sekretariat Tim
Evaluasi guna penggandaan.

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi daerah otonomi
baru, yang terdiri dari persiapan pelaksanaan daerah otonomi baru;
mengakses data dan informasi daerah otonomi baru; melakukan
pengujian atas data dan informasi daerah otonomi baru; mengembangkan
hasil evaluasi daerah otonomi baru; memformulasikan hasil evaluasi
daerah otonomi baru; menyusun laporan hasil evaluasi (LHE) daerah
otonomi baru.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan.
Daerah otonomi baru adalah daerah otonom yang berusia sampai dengan
5 (lima) tahun terhitung sejak diresmikan.
Evaluasi daerah otonomi baru (EDOB) adalahevaluasi terhadap
- 138 -

perkembangan kelengkapan aspek-aspek penyelenggaraan pemerintahan


daerah pada daerah yang baru dibentuk,melalui kegiatan analisis kritis,
penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan permasalahan,
serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja pemerintah
kecamatan oleh Tim Evaluator .
Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan
Tim Evaluator yang dikoordinir oleh Inspektorat dengan menyajikan
informasi pelaksanaan evaluasi daerah otonomi baru.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Mempelajari Kebijakan terkait dengan evaluasi daerah otonomi baru,
yang terdiri dari; perkembangan penyusunan perangkat daerah,
pengisian personil, pengisian keanggotaan DPRD, penyelenggaraan
urusan wajib dan pilihan, pembiayaan, pengalihan aset dan
dokumen, pelaksanaan penetapan batas wilayah, penyediaan sarana
dan prasarana pemerintahan, dan penyiapan rencana umum tata
ruang wilayah dan pemindahan ibukota bagi daerah yang
ibukotanya dipindahkan diakses dan ditentukandiakses dan
dipelajari serta hasilnya dituangkan dalam KKE.
3.2.Menguji data dan informasi yaitu :
a. perkembangan penyusunan perangkat daerah yaitu penilaian
pembentukaan SKPD dan besaran SKPD dengan Perda, Perkada
yang ditandatangani penjabat atau Perkada yang ditandatangani
kepala daerah defenitif.
b. pengisian personil yaitu penilaian yang meliputi pengalihan dan
penempatan personil, pengisian personil secara keseluruhan, dan
kualitas personil atau aparatur, yang disesuaikan dengan
membandingkan pembentukan besaran SKPD.
c. pengisian keanggotaan DPRD yaitu penilaian aspek pengisian
keanggotaan DPRD dilakukan terhadap pengisian unsur pimpinan
dan pengisian unsur anggota.
d. penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan yaitu urusan wajib
meliputi pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan
umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perumahan,
kepemudaan dan olahraga, penanaman modal, koperasi dan usaha
kecil dan menengah, kependudukan dan catatan sipil,
ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemeberdayaan perempuan
dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga
sejahtera, perhubungan, komunikasi dan informatika, pertanahan,
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah,
pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat
daerah, kepegawaian dan persandian, pemberdayaan masyarakat
dan desa, sosial, kebudayaan, statistik, kearsipan, dan
perpustakaan. Sedangkan, penilaian penyelenggaraan urusan
pilihan meliputi : kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan,
energi dan sumber daya mineral, pariwisata, industri, perdagangan
dan transmigrasian.
e. Pembiayaan terhadap kemampuan penyelenggaraan urusan wajib
dan pilihan yang bersumber dari APBD yang terdiri dari
- 139 -

pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain – lain


yang sah.
f. pengalihan aset dan dokumen meliputi : jenis dan jumlah aset yang
dialihkan dari daerah induk kepada DOB, jenis dan jumlah
peralatan yang dialihkan dari daerah induk kepada DOB, dan jenis
dan jumlah dokumen yang dialihkan dari daerah induk kepada
DOB.
g. pelaksanaan penetapan batas wilayah meliputi penelitian dokumen,
pelacak batas, pemasangan pilar batas, pengukuran dan penentuan
posisi pilar batas, pembuatan peta batas.
h. penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan meliputi jumlah
gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan
wajib dan urusan pilihan dengan peruntukkannya, jumlah
peralatan yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan
urusan pilihan dengan peruntukkannya, kondisi masing – masing
gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan
wajib dan urusan pilihan, dan status gedung atau kantor yang
digunakan utnuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan.
i. penyiapan rencana umum tata ruang wilayah meliputi dokumen
rencana umum tata ruang dan dokumen rencana rinci tata ruang,
dan pemindahan ibukota bagi daerah yang ibukotanya dipindahkan
adalah adalah suatu sistem proses penyusunan perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
3.3.Menyusun hasil evaluasi daerah otonomi baru, terdiri dari:
a. Atribut kondisi, kreteria, pada KKE disunting menjadi ringkas dan
mudah dipahami sebagai konsep hasil evaluasi daerah otonomi
baru;
b. Konsep temuan evaluasi daerah oton omi baru dikonsultasikan
dengan Pimpinan unit kerja dan dicatat dalam KKE untuk
mendapatkan tanggapan;
c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep
evaluasi LAKIP;
d. Konsep temuan dikonsultasikan kepada Supervisor evaluasi
daerah otonomi daerah untuk dinilai;
e. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan
kepada Sekretariat Tim evaluasi daerah otonomi baru untuk
digabung menjadi konsep LHE.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait :
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Kecamatan;
4.8 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemeritah Daerah;
- 140 -

4.9. Permenpan Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis


Pelaksanaan LAKIP;
4.10.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Jo. Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.12 Permendagri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Evaluasi Perkembangan Daerah Otonomom Baru;
4.13 Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.14 Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan
APIP;
4.15 Peraturan Menpan dan RB Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Instansi Pemerintah.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Konteks Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau
disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data
dan informasi evaluasi, pengujian data dan informasi evaluasi,
pengembangan temuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok-
Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen
uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal
yang diperlukan sebagai persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit
kompetensi ini adalah evaluasi dokumen perencanaan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan pengawasan
dan evaluasi;
3.2. memahami indikator kinerja,
3.3. memahami teknik-teknik pengawasan dan evaluasi guna
mengungkapkan pembuktian dan penilaian;
3.4. memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik APIP,
Norma dan Etika Pengawas Pemerintahan dan pedoman penetapan
indikator kinerja utama instansi pemerintah;
3.5. memahami Teknik Komunikasi pengawasan;
3.6. memahami Psikologi pengawasan;
3.7. memahami teknik menyusun laporan;
3.8. memhami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu menyusun standar penilaian evaluasi daerah otonomi baru;
4.2. mampu berinteraaksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid
yang diperlukan;
4.3. mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4.4. mampu melaksanakan Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP,
dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
- 141 -

4.5. mampu menyusun Pokok-Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) dan draf
Laporan Hasil Evaluasi (LHE).
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang
mengatur evaluasi daerah otonomi baru sebagai kreteria penilaian
evaluasi daerah otonomi baru yang kemudian menimbulkan polemik
atau multitafsir;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang melaksanakan tugas
sedangkan yang bersangkutan belum sepenuhnya memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif
untuk mengkomunikasikan dan berkonsultasi dengan Pengawas
Pemerintahan yang berpengetahuan dan berpengalaman yang
cukup, serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti;
6.3. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak dapat
mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan tidak
berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang sudah
berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim
tidak teliti;
6.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani
sebagaimana mestinya Standar Pemeriksaan Pengawas
Pemerintahan, Kode Etik APIP, dan pedoman penetapan daerah
otonomi baru;
6.5. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak dapat menyusun P2HE
dan draf LHE sebagaimana mestinya, dan Ketua Tim kurang teliti.

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

23. Melakukan Evaluasi DOB Kabupaten/Kota


Kode Unit FPP.WAS.02.023.01

Judul Unit Melakukan Evaluasi DOB Kabupaten/Kota


Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan evaluasi DOB
Kabupaten/Kota.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
- 142 -

1. Menyiapkan 1.1 PKE diakses dan dipelajari


pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
evaluasi objek yang akan di evaluasi diikuti
2. Mengakses data 2.1. Dokumen terkait daerah otonomi baru yaitu
dan informasi perkembangan penyusunan perangkat daerah,
daerah otonomi pengisian personil, pengisian keanggotaan
baru DPRD, penyelenggaraan urusan wajib dan
Kabupaten/Kota pilihan, pembiayaan, pengalihan aset dan
dokumen, pelaksanaan penetapan batas
wilayah, penyediaan sarana dan prasarana
pemerintahan, dan penyiapan rencana umum
tata ruang wilayah dan pemindahan ibukota
bagi daerah yang ibukotanya dipindahkan
diakses dan ditentukan.
2.2. Dokumendan Informasi terkait daerah otonomi
daerah diklarifikasi dan dipenuhi.
2.3. Data dan informasi terkait daerah otonomi baru,
dianalisis dengan menggunakan teknik evaluasi
daerah otonomi baru, dan hasilnya di catat
dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan evaluasi daerah
Pengujian data dan otonomi baru ditentukan
informasi daerah 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan informasi
otonomi baru dengan kriteria daerah otonomi
Kabupaten/Kota barudibandingan dan dianalisa dengan
menggunakan teknik evaluasi daerah otonomi
baru.
3.3. Hasil analisis data dan informasi daerah otonomi
baru diklarifikasi dengan penanggung jawab unit
kerja dan hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja
Evaluasi (KKE) sebagai bagian dari atribut
kondisi temuan;
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
hasil evaluasi temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi
daerah otonomi dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE
baru dan diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit
Kabupaten/Kota Kerja.
4.2. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak terulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab unit kerja, serta dicatat dalam
KKE.
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi dan kreteria pada KKE diringkas
hasil evaluasi supaya mudah dipahami dan dikonsultasikan
daerah otonomi dengan pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
baru KKE untuk mendapatkan tanggapan tertulis dari
Kabupaten/Kota pimpinan unit kerja.
5.2. Konsep temuan dalam evaluasi dikonsultasikan
kepada Supervisor untuk dinilai.
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi
untuk digabung menjadi konsep P2HE.
6. Menyusun Laporan 6.1. Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas
Hasil Evaluasi sebagai konsep LHE.
daerah otonomi 6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor
- 143 -

baru (DOB) Evaluasi untuk ditentukan temuan yang


Kabupaten/Kota strategis dan dapat segera mendapat perhatian
untuk ditindaklanjuti yang menjadi LHE
kemudian diserahkan kepada Sekretariat Tim
Evaluasi guna penggandaan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi daerah otonomi
baru, yang terdiri dari persiapan pelaksanaan daerah otonomi baru;
mengakses data dan informasi daerah otonomi baru; melakukan
pengujian atas data dan informasi daerah otonomi baru; mengembangkan
hasil evaluasi daerah otonomi baru; memformulasikan hasil evaluasi
daerah otonomi baru; menyusun laporan hasil evaluasi (LHE) daerah
otonomi baru.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan.
Daerah otonomi baru adalah daerah otonom yang berusia sampai dengan
5 (lima) tahun terhitung sejak diresmikan.
Evaluasi daerah otonomi baru (EDOB) adalahevaluasi terhadap
perkembangan kelengkapan aspek-aspek penyelenggaraan pemerintahan
daerah pada daerah yang baru dibentuk,melalui kegiatan analisis kritis,
penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan permasalahan,
serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja pemerintah
kecamatan oleh Tim Evaluator .
Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan
Tim Evaluator yang dikoordinir oleh Inspektorat dengan menyajikan
informasi pelaksanaan evaluasi daerah otonomi baru.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan dalam melakukan evaluasi otonomi baru (EDOB)
Kabupaten/Kota, adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Mempelajari Kebijakan terkait dengan evaluasi daerah otonomi baru,
yang terdiri dari; perkembangan penyusunan perangkat daerah,
pengisian personil, pengisian keanggotaan DPRD, penyelenggaraan
urusan wajib dan pilihan, pembiayaan, pengalihan aset dan
dokumen, pelaksanaan penetapan batas wilayah, penyediaan sarana
dan prasarana pemerintahan, dan penyiapan rencana umum tata
ruang wilayah dan pemindahan ibukota bagi daerah yang
ibukotanya dipindahkan diakses dan ditentukandiakses dan
dipelajari serta hasilnya dituangkan dalam KKE.
3.2.Menguji data dan informasi yaitu :
a. perkembangan penyusunan perangkat daerah yaitu penilaian
pembentukaan SKPD dan besaran SKPD dengan Perda, Perkada
yang ditandatangani penjabat atau Perkada yang ditandatangani
kepala daerah defenitif.
b. pengisian personil yaitu penilaian yang meliputi pengalihan dan
penempatan personil, pengisian personil secara keseluruhan, dan
kualitas personil atau aparatur, yang disesuaikan dengan
membandingkan pembentukan besaran SKPD.
- 144 -

c. pengisian keanggotaan DPRD yaitu penilaian aspek pengisian


keanggotaan DPRD dilakukan terhadap pengisian unsur pimpinan
dan pengisian unsur anggota.
d. penyelenggaraan urusan wajib dan pilihan yaitu urusan wajib
meliputi pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan
umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perumahan,
kepemudaan dan olahraga, penanaman modal, koperasi dan usaha
kecil dan menengah, kependudukan dan catatan sipil,
ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemeberdayaan perempuan
dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga
sejahtera, perhubungan, komunikasi dan informatika, pertanahan,
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah,
pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat
daerah, kepegawaian dan persandian, pemberdayaan masyarakat
dan desa, sosial, kebudayaan, statistik, kearsipan, dan
perpustakaan. Sedangkan, penilaian penyelenggaraan urusan
pilihan meliputi : kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan,
energi dan sumber daya mineral, pariwisata, industri, perdagangan
dan transmigrasian.
e. Pembiayaan terhadap kemampuan penyelenggaraan urusan wajib
dan pilihan yang bersumber dari APBD yang terdiri dari
pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain – lain
yang sah.
f. pengalihan aset dan dokumen meliputi : jenis dan jumlah aset yang
dialihkan dari daerah induk kepada DOB, jenis dan jumlah
peralatan yang dialihkan dari daerah induk kepada DOB, dan jenis
dan jumlah dokumen yang dialihkan dari daerah induk kepada
DOB.
g. pelaksanaan penetapan batas wilayah meliputi penelitian dokumen,
pelacak batas, pemasangan pilar batas, pengukuran dan penentuan
posisi pilar batas, pembuatan peta batas.
h. penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan meliputi jumlah
gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan
wajib dan urusan pilihan dengan peruntukkannya, jumlah
peralatan yang digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan
urusan pilihan dengan peruntukkannya, kondisi masing – masing
gedung atau kantor yang digunakan untuk melaksanakan urusan
wajib dan urusan pilihan, dan status gedung atau kantor yang
digunakan utnuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan.
i. penyiapan rencana umum tata ruang wilayah meliputi dokumen
rencana umum tata ruang dan dokumen rencana rinci tata ruang,
dan pemindahan ibukota bagi daerah yang ibukotanya dipindahkan
adalah adalah suatu sistem proses penyusunan perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
3.3.Menyusun hasil evaluasi daerah otonomi baru, terdiri dari:
a. Atribut kondisi, kreteria, pada KKE disunting menjadi ringkas dan
mudah dipahami sebagai konsep hasil evaluasi daerah otonomi
baru;
b. Konsep temuan evaluasi daerah oton omi baru dikonsultasikan
dengan Pimpinan unit kerja dan dicatat dalam KKE untuk
mendapatkan tanggapan;
c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep
evaluasi LAKIP;
d. Konsep temuan dikonsultasikan kepada Supervisor evaluasi
daerah otonomi daerah untuk dinilai;
e. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan
- 145 -

kepada Sekretariat Tim evaluasi daerah otonomi baru untuk


digabung menjadi konsep LHE.
4. Peraturan–peraturan yang terkait :
Peraturan yang terkait dengan melakukan evaluasi daerah otonomi baru
adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan
Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Kecamatan
4.8 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemeritah Daerah
4.9. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061-910 Tahun
2011 tentang SOP diLingkungan Kementerian Dalam Negeri
4.10.PERMENPAN Nomor 25 Tahun 2012 ttg Petunjuk Teknis
Pelaksanaan LAKIP
4.11 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o
Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.12 Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
4.13 Permendagri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Evaluasi Perkembangan Daerah Otonomom Baru
4.14 Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.15 Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
4.16 Pengawasan APIP;
Peraturan Menpan dan RB Nomor 29 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Konteks Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau
disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data
dan informasi evaluasi, pengujian data dan informasi evaluasi,
pengembangan temuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok-
Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen
uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Alat bahan dan tempat penilaian (TUK) serta unit kompetensi yang harus
dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang diperlukan sebagai
persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini adalah
- 146 -

evaluasi dokumen perencanaan.


3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan pengawasan
dan evaluasi;
3.2. memahami indikator kinerja,
3.3. memahami teknik-teknik pengawasan dan evaluasi guna
mengungkapkan pembuktian dan penilaian;
3.4. memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik APIP,
Norma dan Etika Pengawas Pemerintahan;
3.5. memahami pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
3.6. memahami tekik komunikasi pengawasan;
3.7. memahmai psikologi pengawasan;
3.8. memhami teknik menyusun laporan;
3.9. memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. Mampu menyusun standar penilaian evaluasi daerah otonomi baru;
4.2. Mampu berinteraksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid
yang diperlukan;
4.3. Mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4.4. Mampu melaksanakan Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP,
dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
4.5. Mampu menyusun Pokok-Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) dan draf
Laporan Hasil Evaluasi (LHE).
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang
mengatur evaluasi daerah otonomi baru sebagai kreteria penilaian
evaluasi daerah otonomi baru yang kemudian menimbulkan polemik
atau multitafsir;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang melaksanakan tugas
sedangkan yang bersangkutan belum sepenuhnya memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif
untuk mengkomunikasikan dan berkonsultasi dengan Pengawas
Pemerintahan yang berpengetahuan dan berpengalaman yang
cukup, serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti;
6.3. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak dapat
mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan tidak
berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang sudah
berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim
tidak teliti;
5,4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani
sebagaimana mestinya Standar Pemeriksaan P2, Kode Etik APIP, dan
pedoman penetapan daerah otonomi baru;
5.5. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak dapat menyusun P2HE
dan draf LHE sebagaimana mestinya, dan Ketua Tim kurang teliti.
- 147 -

KOMPETENSI KUNCI:
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

24. Melakukan Evaluasi Kecamatan


Kode Unit FPP.WAS.02.024.01

Judul Unit Melakukan Evaluasi kecamatan


Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan evaluasi kecamatan.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Menyiapkan 1.1 PKE diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
evaluasi objek yang akan di evaluasi diikuti
2. Mengakses data 2.1. Dokumen terkait pemerintah kecamatan atau
dan informasi sebutan lainnya yaitu tugas umum pemerintah,
pemerintah kewenangan yang dilimpahkan, dan kompetensi
kecamatan atau Camat diakses dan ditentukan.
sebutan lainnya. 2.2. Dokumen dan Informasi terkait pemerintah
kecamatan atau sebutan lainnya diklarifikasi dan
dipenuhi.
2.3. Data dan informasi terkait pemerintah
kecamatan atau sebutan lainnya, dianalisis
dengan menggunakan teknik evaluasi pemerintah
kecamatan atau sebutan lainnya, dan hasilnya di
catat dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan evaluasi
Pengujian data dan pemerintahan kecamatan ditentukan
informasi 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan informasi
pemerintah dengan kriteria pemerintah kecamatan
kecamatan atau dibandingan dan dianalisa dengan menggunakan
sebutan lainnya teknik evaluasi pemerintah kecamatan atau
sebutan lainnya.
3.3. Hasil analisis data dan informasi pemerintah
kecamatan atau sebutan lainnya diklarifikasi
dengan penanggung jawab unit kerja dan
hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja Evaluasi
(KKE) sebagai bagian dari atribut kondisi temuan;
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
hasil evaluasi temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi
pemerintah dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE
kecamatan atau dan diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit
sebutan lainnya Kerja.
4.2. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak terulang
- 148 -

dirumuskan dan dikomunikasikan dengan


penanggungjawab unit kerja, serta dicatat dalam
KKE.
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi dan kreteria pada KKE diringkas
hasil evaluasi supaya mudah dipahami dan dikonsultasikan
pemerintah dengan pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
kecamatan atau KKE untuk mendapatkan tanggapan tertulis dari
sebutan lainnya pimpinan unit kerja.
5.2. Konsep temuan dalam evaluasi dikonsultasikan
kepada Supervisor untuk dinilai.
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi
untuk digabung menjadi konsep P2HE.
6. Menyusun Laporan 6.1. Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas
Hasil Evaluasi sebagai konsep LHE.
pemerintah 6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor
kecamatan atau Evaluasi untuk ditentukan temuan yang strategis
sebutan lainnya dan dapat segera mendapat perhatian untuk
ditindaklanjuti yang menjadi LHE kemudian
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi guna
penggandaan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi pemerintah
kecamatan, yang terdiri dari persiapan pelaksanaan pemerintah
kecamatan atau sebutan lainnya; mengakses data dan informasi
pemerintah kecamatan atau sebutan lainnya; melakukan pengujian atas
data dan informasi pemerintah kecamatan atau sebutan lainnya;
mengembangkan hasil evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah;
memformulasikan hasil evaluasi pemerintah kecamatan atau sebutan
lainnya; menyusun laporan hasil evaluasi (LHE) pemerintah kecamatan
atau sebutan lainnya.
Kecamatan atau sebutan lainnya adalah wilayah kerja Camat sebagai
perangkat daerah kabupaten/kota.
Camat atau sebutan lain adalah pemimpin dan koordinator
penyelenggaraan pemerintahan di eilayah kerja kecamatan yang dalam
pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan
pemerintahan dari bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan
otonomi daerah, menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan.
Evaluasi pemerintah kecamatan atau sebutan lainnya adalah kegiatan
analisis kritis, penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan
permasalahan, serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja
pemerintah kecamatan oleh Tim Evaluator .
Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan
Tim Evaluator yang dikoordinir oleh Inspektorat dengan menyajikan
informasi pelaksanaan pemerintahan kecamatan atau sebutan lainnya
dan evaluasi atas kinerja pemerintah kecamatan yang dievaluasi sehingga
diperoleh data sebagai bahan perbaikan.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
- 149 -

2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);


2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Mempelajari Kebijakan terkait dengan laporan kinerja instansi
pemerintah, yang terdiri dari; Tugas Umum Pemerintahan,
kewenangan yang dilimpahkan, dan Kompetensi Camat diakses dan
dipelajari serta hasilnya dituangkan dalam KKE.
3.2. Menguji data dan informasi yaitu :
a. Tugas Umum Perintahan yaitu pemberdayaan masyarakat,
koordinasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum, koordinasi penerapan dan penegakan perundang-
undangan, koordinasi pemeliharaan sarana dan prasarana fasilitas
pelayanan umum, koordinasi penyelenggaraan kehiatan
pemerintahan ditingkat kecamatan, pembinaan penyelenggaraan
pemerintah desa dan/atau kelurahan, dan pelaksanaan pelayanan
masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang
belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan..
b. Kewenangan yang limpahkan yaitu urusan wajib meliputi
pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, tata
ruang, perencanaan pembangunan, perumahan, kepemudaan dan
oleha raga, penanaman modal, koperasi dan ukm, kependudukan
dan capil, ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, perhubungan, komunikasi dan
informatikan, pertanahan, kesbangpol, otonomi daerah,
pemberdayaan masyarakat dan desa, sosial, budaya, statistik,
kearsipan, dan perpustakaan. Sedangkan urusan pilihan yaitu
kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, energi dan sdm,
pariwisata, industri, perdagangan, dan transmigrasi.
c. Kompetensi Camat meliputi kemampuan/pemahaman dalam
merumuskan kebijakan teknis SKPD, kemampuan/pemahaman
dalam melaksanakan sebagian urusan kewenangan otonomi
daerah yang dilimpahkan, kemampuan/pemahaman selaku PPAT,
kemampuan /pemahaman dalam penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan, kemampuan/pemahaman dalam penyelenggaraan
pelayanan umum, kemampuan/pemahaman dalam melaksanakan
peran sebagai kepala wilayah (tugas-tugas atributif),
kemampuan/pemahaman dalam pengelolaan kepegawaian,
kompetensi Camat dalam mengembangkan budaya kerja, dan
kemampuan/pemahaman dalam mewujudkan lingkungan kerja
yang kondusif.
3.3. Menyusun hasil evaluasi Pemerintah Kecamatan atau sebutan
lainnya, terdiri dari:
a. Atribut kondisi, kreteria, pada KKE disunting menjadi ringkas dan
mudah dipahami sebagai konsep hasil evaluasi Pemerintah
Kecamatan atau sebutan lainnya;
b. Konsep temuan evaluasi Pemerintah Kecamatan atau sebutan
lainnya dikonsultasikan dengan Pimpinan unit kerja dan dicatat
dalam KKE untuk mendapatkan tanggapan;
c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep
evaluasi LAKIP;
d. Konsep temuan dikonsultasikan kepada Supervisor evaluasi
Pemerintah Kecamatan atau sebutan lainnya untuk dinilai;
e. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan
kepada Sekretariat Tim evaluasi Pemerintah Kecamatan atau
- 150 -

sebutan lainnya untuk digabung menjadi konsep LHE.


4. Peraturan–peraturan yang terkait :
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan
Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Kecamatan
4.8 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemeritah Daerah
4.9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2011 tentang
Pedoman Evaluasi LAKIP dilingkup Kementerian Dalam Negeri;
4.10 PERMENPAN Nomor 25 Tahun 2012 ttg Petunjuk Teknis
Pelaksanaan LAKIP
4.11.Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o.
Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.12 Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
4.13 Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.14 Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP;
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Konteks Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau
disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data
dan informasi evaluasi, pengujian data dan informasi evaluasi,
pengembangan temuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok-
Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.
1.2. Serangkaian metode untuk mendukung penilaian pengetahuan
penunjang mengenai unit kompetensi ini, dengan
tertulis/lisan/wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Alat bahan dan tempat penilaian (TUK) serta unit kompetensi yang harus
dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang diperlukan sebagai
persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini adalah
evaluasi dokumen perencanaan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan pengawasan
dan evaluasi;
3.2. memahami indikator kinerja,
3.3. memahami teknik-teknik pengawasan dan evaluasi guna
mengungkapkan pembuktian dan penilaian;
- 151 -

3.4. memahami Standar Pengawasan Pemerintantahan, Kode Etik APIP,


Norma dan Etika Pengawasan;
3.5. memahami pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
3.6. memahami tehkik komunikasi pengawasan;
3.7. memahami psikologi pengawasan;
3.8. memahami teknik menyusun laporan;
3.9. memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu menyusun standar penilaian pengawasan dan evaluasi
pemerintah kecamatan atau sebutan lainnya
4.2. mampu berinteraksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid
yang diperlukan;
4.3. mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4.4. mampu melaksanakan Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP,
dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
4.5. mampu menyusun Pokok-Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) dan draf
Laporan Hasil Evaluasi (LHE).
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang
mengatur evaluasi pemerintah kecamatan atau sebutan lainnya
sebagai kreteria penilaian pemerintah kecamatan atau sebutan
lainnya yang kemudian menimbulkan polemik atau multitafsir;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang melaksanakan tugas
sedangkan yang bersangkutan belum sepenuhnya memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif
untuk mengkomunikasikan dan berkonsultasi dengan Pengawas
Pemerintahan yang berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup,
serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti;
6.3. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak dapat
mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan tidak
berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang sudah
berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim
tidak teliti;
6.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani
sebagaimana mestinya Standar Pemeriksaan Jabatan Fungsional
Pengawas Pemerintahan , Kode Etik APIP, dan pedoman evaluasi
pemerintah kecamatan atau sebutan lainnya;
6.5. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak dapat menyusun P2HE
dan draf LHE sebagaimana mestinya, dan Ketua Tim kurang teliti.
- 152 -

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

25. Melakukan Evaluasi Pemerintah Desa


Kode Unit FPP.WAS.02.025.01

Judul Unit Melakukan Evaluasi Pemerintahan Desa


Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk evaluasi pemerintah desa.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Menyiapkan 1.1 PKE diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
evaluasi objek yang akan di evaluasi diikuti
2. Mengakses data 2.1. Dokumen terkait pemerintah desa atau sebutan
dan informasi lainnya yaitu (1) pelaksanaan pemerintahan,
pemerintah desa pembangunan, dan kemasyarakatan, dan (2)
atau sebutan komptensi Kepala Desa atau sebutan lainnya,
lainnya. dan (3) kepatuhan terhadap kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan desa atau
sebutan lainnya diakses dan ditentukan.
2.2. Dokumen dan Informasi terkait pemerintah desa
atau sebutan lainnya diklarifikasi dan dipenuhi.
2.3. Data dan informasi terkait pemerintah desa atau
sebutan lainnya, dianalisis dengan menggunakan
teknik evaluasi pemerintah desa atau sebutan
lainnya, dan hasilnya di catat dalam Kertas Kerja
Evaluasi (KKE).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan evaluasi
Pengujian data dan pemerintahan desa ditentukan
informasi 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan informasi
pemerintah desa dengan kriteria pemerintah desadibandingan dan
atau sebutan dianalisa dengan menggunakan teknik evaluasi
lainnya. pemerintah desa atau sebutan lainnya.
3.3. Hasil analisis data dan informasi pemerintah
desa atau sebutan lainnya diklarifikasi dengan
penanggung jawab unit kerja dan hasilnya
dicatat dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE)
sebagai bagian dari atribut kondisi temuan;
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
hasil evaluasi temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi
pemerintah desa dan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE
atau sebutan dan diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit
lainnya. Kerja.
4.2. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
- 153 -

penyebab terjadinya temuan tidak terulang


dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab unit kerja, serta dicatat dalam
KKE.
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi dan kreteria pada KKE diringkas
hasil evaluasi supaya mudah dipahami dan dikonsultasikan
pemerintah desa dengan pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
atau sebutan KKE untuk mendapatkan tanggapan tertulis dari
lainnya pimpinan unit kerja.
5.2. Konsep temuan dalam evaluasi dikonsultasikan
kepada Supervisor untuk dinilai.
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi
untuk digabung menjadi konsep P2HE.
6. Menyusun Laporan 6.1. Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas
Hasil Evaluasi sebagai konsep LHE.
pemerintah desa 6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor
atau sebutan Evaluasi untuk ditentukan temuan yang strategis
lainnya dan dapat segera mendapat perhatian untuk
ditindaklanjuti yang menjadi LHE kemudian
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi guna
penggandaan
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi pemerintah desa
atau sebutan lainnya, yang terdiri dari persiapan pelaksanaan pemerintah
desa atau sebutan lainnya; mengakses data dan informasi pemerintah
desa lainnya; melakukan pengujian atas data dan informasi pemerintah
desa atau sebutan lainnya; mengembangkan hasil evaluasi desa atau
sebutan lainnya; memformulasikan hasil evaluasi pemerintah desa atau
sebutan lainnya; menyusun laporan hasil evaluasi (LHE) pemerintah desa
atau sebutan lainnya.
Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengaturdan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adatistiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pemerintah Negara KesatuanRepublik
lndonesia
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan.
Evaluasi pemerintah desa atau sebutan lainnya adalah kegiatan analisis
kritis, penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan
permasalahan, serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja
pemerintah desa atau sebutan lainnya oleh Tim Evaluator .
Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan
Tim Evaluator yang dikoordinir oleh Inspektorat dengan menyajikan
informasi pelaksanaan pemerintahan desa atau sebutan lainnya dan
evaluasi atas kinerja pemerintah desa atau sebutan lainnya yang
dievaluasi sehingga diperoleh data sebagai bahan perbaikan.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan dalam melakukan Evaluasi Pemerintah Desa
adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
- 154 -

2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);


2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Mempelajari Kebijakan terkait dengan pemerintah desa atau sebutan
lainnya, yang terdiri dari; (1) pelaksanaan pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan, dan (2) kompetensi Kepala Desa
atau sebutan lainnya, (3) kepatuhan terhadap kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan, dan (4) tertib administrasi
pemerintahan desa atau sebutan lainnya diakses dan dipelajari serta
hasilnya dituangkan dalam KKE.
3.2. Menguji data dan informasi yaitu :
a. Pelaksanaan (1) pemerintahan meliputi kependudukan dan
catatan sipil, dengan keamanan dan ketertiban, dan fasilitasi
pelayanan pendidikan, kesehatan masyarakat ; (2) pembangunan
meliputi profil pembangunan desa atau sebutan lainnya ekonomi
masyarakat, pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat; (3)
kemasyarakatan meliputi pembinaan kehidupan sosial, budaya
dan keagamaan, dan kelembagaan sosial masyarakat.
b. Kompetensi Kepala desa atau sebutan lainnya sesuai peryaratan
administrasi dan khusus yang dipersyaratkan.
c. Kepatuhan terhadap kebijakan penyelenggaraan pemerintahan
meliputi sejauhmana penjabaran pelaksanaan ketentuan sampai
kepada masyarakat desa atau sebutan lainnya.
d. Administrasi pemerintah desa atau sebutan lainnya meliputi
administrasi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
3.3. Menyusun hasil evaluasi Pemerintah desa atau sebutan lainnya,
terdiri dari:
a. Atribut kondisi, kreteria, pada KKE disunting menjadi ringkas dan
mudah dipahami sebagai konsep hasil evaluasi Pemerintah desa
atau sebutan lainnya;
b. Konsep temuan evaluasi Pemerintah desa atau sebutan lainnya
dikonsultasikan dengan Pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
KKE untuk mendapatkan tanggapan;
c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep
evaluasi desa atau sebutan lainnya;
d. Konsep temuan dikonsultasikan kepada Supervisor evaluasi
Pemerintah desa atau sebutan lainnya untuk dinilai;
e. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan
kepada Sekretariat Tim evaluasi Pemerintah desa atau sebutan
lainnya untuk digabung menjadi konsep LHE.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait :
Peraturan yang terkait dengan Evaluasi Pemerintah Desa:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
- 155 -

4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah;
4.7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;
4.8 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan;
4.9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemeritah Daerah;
4.10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor13 Tahun 2006 tentang
Pedoman penyelenggaraan perlombaan Desa dan Kleurahan;
4.11 Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061-910 Tahun 2011
tentang SOP diLingkungan Kementerian Dalam Negeri
4.12 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o Permendagri Nomor
8 Tahun 2009;
4.13 Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.14 Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.15 Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Konteks Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau
disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data
dan informasi evaluasi, pengujian data dan informasi evaluasi,
pengembangan temuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok-
Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen
uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Alat bahan dan tempat penilaian (TUK) serta unit kompetensi yang harus
dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang diperlukan sebagai
persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini adalah
evaluasi dokumen perencanaan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan pengawasan
dan evaluasi;
3.2. memahami indikator kinerja,
3.3. memahami teknik-teknik pengawasan dan evaluasi guna
mengungkapkan pembuktian dan penilaian;
3.4. memahami Standar Pengawasan P2, Kode Etik APIP, Norma dan
Etika P2 dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
3.5. memahami teknik komunikasi pengawasan;
3.6. memahami psikologi pengawasan;
3.7. memahami teknik menyusun laporan;
3.8. memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu menyusun standar penilaian pengawasan dan evaluasi
pemerintah desa atau sebutan lainnya
4.2. mampu berinteraksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid
yang diperlukan;
4.3. mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4.4. mampu melaksanakan Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP,
- 156 -

dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi


pemerintah;
4.5. mampu menyusun Pokok-Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) dan draf
Laporan Hasil Evaluasi (LHE).
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang
mengatur evaluasi pemerintah desa atau sebutan lainnya sebagai
kreteria penilaian pemerintah desa atau sebutan lainnya yang
kemudian menimbulkan polemik atau multitafsir;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang melaksanakan tugas
sedangkan yang bersangkutan belum sepenuhnya memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif
untuk mengkomunikasikan dan berkonsultasi dengan Pengawas
Pemerintahan yang berpengetahuan dan berpengalaman yang
cukup, serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti;
6.3. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak dapat
mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan tidak
berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang sudah
berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim
tidak teliti;
6.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani
sebagaimana mestinya Standar Pemeriksaan P2, Kode Etik APIP, dan
pedoman tentang pemerintah desa atau sebutan lainnya;
6.5. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak dapat menyusun P2HE
dan draf LHE sebagaimana mestinya, dan Ketua Tim kurang teliti.

KOMPETENSI KUNCI :

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

25. Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas


Kode Unit FPP.WAS.02.026.01

Judul Unit Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas


Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan evaluasi Laporan
Akuntabilitas.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
- 157 -

1. Menyiapkan 1.1 PKE diakses dan dipelajari


pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
evaluasi laporan objek yang akan di evaluasi diikuti
kinerja instansi 1.3 SOP ditentukan dan disiapkan
pemerintah
2. Mengakses data 2.1. Dokumen perencanaan seperti : Renstra, RKT,
dan informasi Penetapan kinerja diakses dan ditentukan.
laporan 2.2. Dokumendan Informasi terkait laporan
akuntabilitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
kinerja instansi diklarifikasi dan dipenuhi.
pemerintah 2.3. Data dan informasi terkait laporan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah, dianalisis dengan
menggunakan teknik evaluasi LAKIP, dan
hasilnya di catat dalam Kertas Kerja Evaluasi
(KKE).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan evaluasi laporan
Pengujian data dan akuntabilitas instansi pemerintah ditentukan.
informasi laporan 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan informasi
akuntabilitas dengan kriteria pelaksanaan evaluasi laporan
kinerja instansi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
pemerintah dibandingan dan dianalisa dengan menggunakan
teknik evaluasi laporan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah.
3.3. Hasil analisis data dan informasi perencanaan
diklarifikasi dengan penanggung jawab unit kerja
dan hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja Evaluasi
(KKE) sebagai bagian dari atribut kondisi temuan;
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
hasil evaluasi temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi dan
laporan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE dan
akuntabilitas diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit Kerja.
kinerja instansi 4.2. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
pemerintah penyebab terjadinya temuan tidak terulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab unit kerja, serta dicatat dalam
KKE.
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi dan kreteria pada KKE diringkas
hasil evaluasi supaya mudah dipahami dan dikonsultasikan
laporan kinerja dengan pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
pemerintahan KKE untuk mendapatkan tanggapan tertulis dari
pimpinan unit kerja.
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
Supervisor Evaluasi untuk dinilai.
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim E valuasi
untuk digabung menjadi konsep P2HE.
6. Menyusun Laporan 6.1. Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas
Hasil Evaluasi sebagai konsep LHE.
Akuntabilitas 6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor
Kinerja Instansi Evaluasi untuk ditentukan temuan yang strategis
Pemerintah dan dapat segera mendapat perhatian untuk
ditindaklanjuti yang menjadi LHE kemudian
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi guna
penggandaan
- 158 -

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, yang terdiri dari persiapan
pelaksanaan evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah; mengakses
data dan informasi laporan kinerja instansi pemerintah; melakukan
pengujian atas data dan informasi laporan kinerja instansi pemerintah;
mengembangkan hasil evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah;
memformulasikan hasil evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah;
menyusun laporan hasil evaluasi (LHE) laporan kinerja instansi
pemerintah.
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang selanjutnya
disingkat LAKIP adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun dan disampaikan
secara sistematik dan melembaga.
Pedoman evaluasi LAKIP adalah panduan dalam pelaksanaan evaluasi
LAKIP oleh Inspektorat Jenderal yang ditetapkan oleh Kementerian yang
berwenang.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat AKIP
adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Evaluasi LAKIP adalah kegiatan analisis kritis, penilaian yang sistematis,
pemberian atribut, pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi
untuk tujuan peningkatan kinerja dan akuntabilitas instansi pemerintah
oleh Inspektorat Jenderal.
Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan
Inspektorat Jenderal yang menyajikan informasi pelaksanaan sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) dan evaluasi atas
kinerja unit kerja yang dievaluasi sehingga diperoleh data sebagai bahan
perbaikan.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan dalam melakukan evaluasi Laporan akuntabilitas
Instansi Pemerintah adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakuakn Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1.Mempelajari Kebijakan terkait dengan laporan kinerja instansi
pemerintah, yang terdiri dari;
Kebijakan dan pedoman normatif yang berkaitan dengan SAKIP, best
practice baik di Indonesia maupun di luar negeri, berbagai praktik
manajemen stratejik, manajemen kinerja dan sitem akuntabilitas yang
baik diakses dan dipelajari serta hasilnya dituangkan dalam KKE.
3.2. Menguji data dan informasi yaitu :
a. Perencanaan kinerja terdiri dari Dokumen Renstra Komponen,
Dokumen RKT, dan Dokumen Penetapan Kinerja, dan keterpaduan
serta keselarasan diantara sub-komponen tersebut.
b. Pengukuran Kinerja terdiri dari (1) indikator kinerja secara umum,
- 159 -

dan indikator kinerja utama (IKU), (2) pengukuran, serta (3) analisis
hasil pengukuran kinerja.
c. Pelaporan kinerja terdiri dari ketaatan pelaporan, pengungkapan
dan penyajian, serta pemanfaatan informasi kinerja gunaperbaikan
kinerja.
d. Evaluasi Internal terdiri dari pelaksanaan evaluasi kinerja dan
pemamfaatan hasil evaluasi.
e. Capaian kinerja yaitu melakukan reviu atas prestasi kerja atau
capaian kinerja yang dilaporkan dengan meneliti berbagai output
(keluaran) dan outcome (hasil) yang telah dicapai oleh suatu
instansi, disamping itu dimasukkan pula unsur – unsur lainnya
sebagai “kinerja lainnya” yang telah dicapai berdasarkan hasil survei
dan sensus,serta capaian yang menyebabkan diperolehnya
penghargaan – penghargaan dari institusi lainnya baik dari dalam
maupun luar negeri.
3.3.Menyusun hasil evaluasi LAKIP, terdiri dari:
a. Atribut kondisi, kreteria, pada KKE disunting menjadi ringkas dan
mudah dipahami sebagai konsep hasil evaluasi LAKIP;
b. Konsep temuan evaluasi LAKIP dikonsultasikan dengan Pimpinan
unit kerja dan dicatat dalam KKE untuk mendapatkan tanggapan;
c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep
evaluasi LAKIP;
d. Konsep temuan dikonsultasikan kepada Supervisor evaluasi LAKIP
untuk dinilai;
e. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan kepada
Sekretariat Tim evaluasi LAKIP untuk digabung menjadi konsep
LHE.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait :
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian dan
Lembaga Negara non Kementerian;
4.2. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negera serta susunan organisasi,
tugas, dan fungsi eselon I Kementerian Negara;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
4.5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2011 tentang
Pedoman Evaluasi LAKIP dilingkup Kementerian Dalam Negeri;
4.6. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061-910 Tahun 2011
tentang SOP diLingkungan Kementerian Dalam Negeri
4.7. Permenpan Nomor 25 Tahun 2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan
LAKIP
4.8. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
4.9. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.10 Peraturan Menpan dan RB Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Instansi Pemerintah.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Konteks Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau
disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data dan
- 160 -

informasi evaluasi, pengujian data dan informasi evaluasi,


pengembangan temuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok-
Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang diperlukan
dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen uji tertulis
dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal
yang diperlukan sebagai persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit
kompetensi ini adalah evaluasi dokumen perencanaan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan pengawasan
dan evaluasi;
3.2. memahami indikator kinerja;
3.3. memahami teknik-teknik pengawasan dan evaluasi guna
mengungkapkan pembuktian dan penilaian;
3.4. memahami Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik APIP,
Norma dan Etika Pengawasan Pemerintahan dan pedoman
penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah;
3.5. memahami tekik komunikasi pengawasan;
3.6. memahami psikologi pengawasan;
3.7. Memahami teknik menyusun laporan;
3.8. memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu menyusun standar penilaian pengawasan dan evaluasi LAKIP;
4.2. mampu berinteraksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid
yang diperlukan;
4.3. mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4.4. mampu melaksanakan Standar Pengawasan APIP, Kode Etik APIP,
dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
4.5. mampu menyusun Pokok-Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) dan draf
Laporan Hasil Evaaluasi (LHE).
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang
mengatur evaluasi LAKIP sebagai kreteria penilaian LAKIP yang
kemudian menimbulkan polemik atau multitafsir;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang melaksanakan tugas
sedangkan yang bersangkutan belum sepenuhnya memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif
untuk mengkomunikasikan dan berkonsultasi dengan Pengawas
Pemerintahan yang berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup,
serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti;
6.3. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak dapat
mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan tidak
berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang sudah
berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim
tidak teliti;
- 161 -

6.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani


sebagaimana mestinya Standar Pengawasan Pemerintahan, Kode Etik
APIP, dan pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
6.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak dapat menyusun P2HE
dan draf LHE sebagaimana mestinya, dan Ketua Tim kurang teliti.

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

26. Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Pemerintahan Provinsi


Kode Unit FPP.WAS.02.027.01
Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Judul Unit
Pemerintahan Provinsi
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan evaluasi Laporan
Akuntabilitas Pemerintah Provinsi.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Menyiapkan 1.1 PKE diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
evaluasi objek yang akan di evaluasi diikuti
2. Mengakses data 2.1. Dokumen perencanaan seperti : Renstra, RKT,
dan informasi Penetapan kinerja diakses dan ditentukan.
laporan 2.2. Dokumendan Informasi terkait laporan
akuntabilitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
kinerja instansi diklarifikasi dan dipenuhi.
pemerintah 2.3. Data dan informasi terkait laporan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah, dianalisis dengan
menggunakan teknik evaluasi LAKIP, dan
hasilnya di catat dalam Kertas Kerja Evaluasi
(KKE).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan evaluasi laporan
Pengujian data dan akuntabilitas instansi pemerintah ditentukan.
informasi laporan 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan informasi
akuntabilitas dengan kriteria pelaksanaan evaluasi laporan
kinerja instansi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
pemerintah dibandingan dan dianalisa dengan menggunakan
teknik evaluasi laporan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah.
3.3. Hasil analisis data dan informasi perencanaan
diklarifikasi dengan penanggung jawab unit kerja
dan hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja Evaluasi
(KKE) sebagai bagian dari atribut kondisi temuan;
- 162 -

4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi


hasil evaluasi temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi dan
laporan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE dan
akuntabilitas diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit Kerja.
kinerja instansi 4.2. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
pemerintah penyebab terjadinya temuan tidak terulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab unit kerja, serta dicatat dalam
KKE.
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi dan kreteria pada KKE diringkas
hasil evaluasi supaya mudah dipahami dan dikonsultasikan
laporan kinerja dengan pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
pemerintahan KKE untuk mendapatkan tanggapan tertulis dari
pimpinan unit kerja.
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
Supervisor Evaluasi untuk dinilai.
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim E valuasi
untuk digabung menjadi konsep P2HE.
6. Menyusun Laporan 6.1. Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas
Hasil Evaluasi sebagai konsep LHE.
Akuntabilitas 6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor
Kinerja Instansi Evaluasi untuk ditentukan temuan yang strategis
Pemerintah dan dapat segera mendapat perhatian untuk
ditindaklanjuti yang menjadi LHE kemudian
diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi guna
penggandaan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, yang terdiri dari persiapan
pelaksanaan evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah; mengakses
data dan informasi laporan kinerja instansi pemerintah; melakukan
pengujian atas data dan informasi laporan kinerja instansi pemerintah;
mengembangkan hasil evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah;
memformulasikan hasil evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah;
menyusun laporan hasil evaluasi (LHE) laporan kinerja instansi
pemerintah.
aporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang selanjutnya
disingkat LAKIP adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun dan disampaikan
secara sistematik dan melembaga.
Pedoman evaluasi LAKIP adalah panduan dalam pelaksanaan evaluasi
LAKIP oleh Inspektorat Provinsi.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat AKIP
adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Evaluasi LAKIP adalah kegiatan analisis kritis, penilaian yang sistematis,
pemberian atribut, pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi
untuk tujuan peningkatan kinerja dan akuntabilitas instansi pemerintah
oleh Inspektorat Provinsi.
- 163 -

Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan


Inspektorat Provinsi yang menyajikan informasi pelaksanaan sistem AKIP
dan evaluasi atas kinerja unit kerja yang dievaluasi sehingga diperoleh
data sebagai bahan perbaikan.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan dalam melakukan evaluasi laporan kinerja
instansi pemerintah pada Pemerintah Provinsi adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1.Mempelajari Kebijakan terkait dengan laporan kinerja instansi
pemerintah, yang terdiri dari;
Kebijakan dan pedoman normatif yang berkaitan dengan SAKIP, best
practice baik di Indonesia maupun di luar negeri, berbagai praktik
manajemen stratejik, manajemen kinerja dan sitem akuntabilitas yang
baik diakses dan dipelajari serta hasilnya dituangkan dalam KKE.
3.2. Menguji data dan informasi yaitu :
a. Perencanaan kinerja terdiri dari Dokumen RPJMD, RKPD, Renstra,
Dokumen RKT, dan Dokumen Penetapan Kinerja, dan keterpaduan
serta keselarasan diantara sub-komponen tersebut.
b. Pengukuran Kinerja terdiri dari (1) indikator kinerja secara umum,
dan indikator kinerja utama (IKU), (2) pengukuran, serta (3)
analisis hasil pengukuran kinerja.
c. Pelaporan kinerja terdiri dari ketaatan pelaporan, pengungkapan
dan penyajian, serta pemanfaatan informasi kinerja gunaperbaikan
kinerja..
d. Evaluasi Internal terdiri dari pelaksanaan evaluasi kinerja dan
pemamfaatan hasil evaluasi.
e. Capaian kinerja yaitu melakukan reviu atas prestasi kerja atau
capaian kinerja yang dilaporkan dengan meneliti berbagai output
(keluaran) dan outcome (hasil) yang telah dicapai oleh suatu
instansi, disamping itu dimasukkan pula unsur – unsur lainnya
sebagai “kinerja lainnya” yang telah dicapai berdasarkan hasil
survei dan sensus,serta capaian yang menyebabkan diperolehnya
penghargaan – penghargaan dari institusi lainnya baik dari dalam
maupun luar negeri.
3.3.Menyusun hasil evaluasi LAKIP, terdiri dari:
a. Atribut kondisi, kreteria, pada KKE disunting menjadi ringkas dan
mudah dipahami sebagai konsep hasil evaluasi LAKIP;
b. Konsep temuan evaluasi LAKIP dikonsultasikan dengan Pimpinan
unit kerja dan dicatat dalam KKE untuk mendapatkan tanggapan;
c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep
evaluasi LAKIP;
d. Konsep temuan dikonsultasikan kepada Supervisor evaluasi LAKIP
untuk dinilai;
e. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan
kepada Sekretariat Tim evaluasi LAKIP untuk digabung menjadi
konsep LHE.
4. Peraturan – Peraturan yang terkait :
Peraturan yang terkait dengan unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
- 164 -

4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman


Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.7. Permenpan Nomor 25 Tahun 2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan
LAKIP;
4.8. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
4.9. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.10 Peraturan Menpan dan RB Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Instansi Pemerintah.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Konteks Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau
disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data
dan informasi evaluasi, pengujian data dan informasi evaluasi,
pengembangan temuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok-
Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen
uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Alat bahan dan tempat penilaian (TUK) serta unit kompetensi yang harus
dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang diperlukan sebagai
persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini adalah
evaluasi dokumen perencanaan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan pengawasan
dan evaluasi;
3.2. memahami indikator kinerja;
3.3. memahami teknik-teknik pengawasan dan evaluasi guna
mengungkapkan pembuktian dan penilaian;
3.4. memahami Standar Pengawasan, Kode Etik APIP, Norma dan Etika
Pengawas Pemerintahan;
3.5. memahami pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
3.6. memahami teknik komunikasi pengawasan;
3.7. memahami psikologi pengawasan;
3.8. memahami teknik menyusun laporan;
3.9. memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu menyusun standar penilaian pengawasan dan evaluasi lakip;
4.2. mampu berinteraksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid
yang diperlukan;
4.3. mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
- 165 -

4.4. mampu melaksanakan standar pengawasan apip, kode etik apip, dan
pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah;
4.5. mampu menyusun pokok-pokok hasil evaluasi (p2 he) dan draf laporan
hasil evaaluasi (LHE).
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang
mengatur evaluasi LAKIP sebagai kreteria penilaian LAKIP yang
kemudian menimbulkan polemik atau multitafsir;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang melaksanakan tugas
sedangkan yang bersangkutan belum sepenuhnya memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif
untuk mengkomunikasikan dan berkonsultasi dengan Pengawas
Pemerintahan yang berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup,
serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti;
6.3. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak dapat
mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan tidak
berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang sudah
berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim
tidak teliti;
6.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani
sebagaimana mestinya Standar Pemeriksaan P2, Kode Etik APIP, dan
pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah;
6.5. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak dapat menyusun P2HE
dan draf LHE sebagaimana mestinya, dan Ketua Tim kurang teliti.
KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT

1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3


informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3

3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3

4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2

5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3

6 Memecahkan masalah 3

7 Menggunakan teknologi 2

27. Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Pemerintahan Kabupaten/Kota


Kode Unit FPP.WAS.02.028.01
Melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas
Judul Unit
Pemerintahan Kabupaten/Kota
- 166 -

Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap dan


ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan Evaluasi Laporan
Akuntabilitas Pemerintahan Kabupaten/Kota.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Menyiapkan 1.1 PKE diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
evaluasi objek yang akan di evaluasi diikuti
2. Mengakses data 2.1. Dokumen perencanaan seperti : Renstra, RKT,
dan informasi Penetapan kinerja diakses dan ditentukan.
laporan 2.2. Dokumendan Informasi terkait laporan
akuntabilitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
kinerja instansi diklarifikasi dan dipenuhi.
pemerintah 2.3. Data dan informasi terkait laporan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah, dianalisis dengan
menggunakan teknik evaluasi LAKIP, dan hasilnya
di catat dalam Kertas Kerja Evaluasi (KKE).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan evaluasi laporan
Pengujian data akuntabilitas instansi pemerintah ditentukan.
dan informasi 3.2. Kesesuaian antara dokumen data dan informasi
laporan dengan kriteria pelaksanaan evaluasi laporan
akuntabilitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
kinerja instansi dibandingan dan dianalisa dengan menggunakan
pemerintah teknik evaluasi laporan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah.
3.3. Hasil analisis data dan informasi perencanaan
diklarifikasi dengan penanggung jawab unit kerja
dan hasilnya dicatat dalam Kertas Kerja Evaluasi
(KKE) sebagai bagian dari atribut kondisi temuan;
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi temuan
hasil evaluasi (positif maupun negatif) diidentifikasi dan
laporan dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKE dan
akuntabilitas diklarifikasi dengan Penanggungjawab Unit Kerja.
kinerja instansi 4.2. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
pemerintah penyebab terjadinya temuan tidak terulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab unit kerja, serta dicatat dalam
KKE.
5. Memformulasikan 5.1. Atribut kondisi dan kreteria pada KKE diringkas
hasil evaluasi supaya mudah dipahami dan dikonsultasikan
laporan kinerja dengan pimpinan unit kerja dan dicatat dalam
pemerintahan KKE untuk mendapatkan tanggapan tertulis dari
pimpinan unit kerja.
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
Supervisor Evaluasi untuk dinilai.
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim E valuasi
untuk digabung menjadi konsep P2HE.
6. Menyusun 6.1. Atribut kondisi dari seluruh temuan diringkas
Laporan Hasil sebagai konsep LHE.
Evaluasi 6.2. Konsep LHE dikonsultasikan kepada Supervisor
Akuntabilitas Evaluasi untuk ditentukan temuan yang strategis
Kinerja Instansi dan dapat segera mendapat perhatian untuk
Pemerintah ditindaklanjuti yang menjadi LHE kemudian
- 167 -

diserahkan kepada Sekretariat Tim Evaluasi guna


penggandaan

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, yang terdiri dari persiapan
pelaksanaan evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah; mengakses
data dan informasi laporan kinerja instansi pemerintah; melakukan
pengujian atas data dan informasi laporan kinerja instansi pemerintah;
mengembangkan hasil evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah;
memformulasikan hasil evaluasi laporan kinerja instansi pemerintah;
menyusun laporan hasil evaluasi (LHE) laporan kinerja instansi
pemerintah.
aporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang selanjutnya
disingkat LAKIP adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun dan disampaikan
secara sistematik dan melembaga.
Pedoman evaluasi LAKIP adalah panduan dalam pelaksanaan evaluasi
LAKIP oleh Inspektorat Provinsi.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat AKIP
adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Evaluasi LAKIP adalah kegiatan analisis kritis, penilaian yang sistematis,
pemberian atribut, pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi
untuk tujuan peningkatan kinerja dan akuntabilitas instansi pemerintah
oleh Inspektorat Provinsi.
Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah laporan
Inspektorat Provinsi yang menyajikan informasi pelaksanaan sistem AKIP
dan evaluasi atas kinerja unit kerja yang dievaluasi sehingga diperoleh
data sebagai bahan perbaikan.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan dalam melakukan evaluasi laporan kinerja
instansi pemerintah pada Pemerintah Provinsi adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Form Kertas Kerja Pengawasan (KKP);
2.4. Lap top
2.5. Literatur terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan adalah:
3.1.Mempelajari Kebijakan terkait dengan laporan kinerja instansi
pemerintah, yang terdiri dari;
Kebijakan dan pedoman normatif yang berkaitan dengan SAKIP, best
practice baik di Indonesia maupun di luar negeri, berbagai praktik
manajemen stratejik, manajemen kinerja dan sitem akuntabilitas yang
baik diakses dan dipelajari serta hasilnya dituangkan dalam KKE.
3.2. Menguji data dan informasi yaitu :
a. Perencanaan kinerja terdiri dari Dokumen RPJMD, RKPD, Renstra,
Dokumen RKT, dan Dokumen Penetapan Kinerja, dan keterpaduan
serta keselarasan diantara sub-komponen tersebut.
- 168 -

b. Pengukuran Kinerja terdiri dari (1) indikator kinerja secara umum,


dan indikator kinerja utama (IKU), (2) pengukuran, serta (3) analisis
hasil pengukuran kinerja.
c. Pelaporan kinerja terdiri dari ketaatan pelaporan, pengungkapan
dan penyajian, serta pemanfaatan informasi kinerja gunaperbaikan
kinerja..
d. Evaluasi Internal terdiri dari pelaksanaan evaluasi kinerja dan
pemamfaatan hasil evaluasi.
e. Capaian kinerja yaitu melakukan reviu atas prestasi kerja atau
capaian kinerja yang dilaporkan dengan meneliti berbagai output
(keluaran) dan outcome (hasil) yang telah dicapai oleh suatu
instansi, disamping itu dimasukkan pula unsur – unsur lainnya
sebagai “kinerja lainnya” yang telah dicapai berdasarkan hasil survei
dan sensus,serta capaian yang menyebabkan diperolehnya
penghargaan – penghargaan dari institusi lainnya baik dari dalam
maupun luar negeri.
3.3.Menyusun hasil evaluasi LAKIP, terdiri dari:
a. Atribut kondisi, kreteria, pada KKE disunting menjadi ringkas dan
mudah dipahami sebagai konsep hasil evaluasi LAKIP;
b. Konsep temuan evaluasi LAKIP dikonsultasikan dengan Pimpinan
unit kerja dan dicatat dalam KKE untuk mendapatkan tanggapan;
c. Tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja ditulis dalam konsep
evaluasi LAKIP;
d. Konsep temuan dikonsultasikan kepada Supervisor evaluasi LAKIP
untuk dinilai;
e. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya diserahkan kepada
Sekretariat Tim evaluasi LAKIP untuk digabung menjadi konsep
LHE.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait :
Peraturan yang terkait dalam unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.7. Permenpan Nomor 25 Tahun 2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan
LAKIP;
4.8. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
4.9. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.10 Peraturan Menpan dan RB Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Instansi Pemerintah.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Konteks Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai ditempat kerja, ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi (TUK) atau
- 169 -

disimulasikan, dimana persiapan pelaksanaan evaluasi, akses data dan


informasi evaluasi, pengujian data dan informasi evaluasi,
pengembangan temuan, formulasi temuan, dan penyusunan Pokok-
Pokok Hasil Evaluasi (P2 HE) didemonstrasikan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang diperlukan
dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen uji tertulis
dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Alat bahan dan tempat penilaian (TUK) serta unit kompetensi yang harus
dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang diperlukan sebagai
persyaratan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini adalah
evaluasi dokumen perencanaan.
33. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami ketentuan peraturan yang berkaitan dengan pengawasan
dan evaluasi;
3.2. memahami indikator kinerja;
3.3. memahami teknik-teknik pengawasan dan evaluasi guna
mengungkapkan pembuktian dan penilaian;
3.4. memahami Standar Pengawasan, Kode Etik APIP, Norma dan Etika
Pengawas Pemerintahan;
3.5. memahami pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi
pemerintah;
3.6. memahami teknik komunikasi pengawasan;
3.7. memahami psikologi pengawasan;
3.8. memahami teknik menyusun laporan;
3.9. memahami IT.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu menyusun standar penilaian pengawasan dan evaluasi lakip;
4.2. mampu berinteraksi dengan entitas untuk mendapatkan data valid
yang diperlukan;
4.3. mampu mengembangkan temuan secara lengkap, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4.4. mampu melaksanakan standar pengawasan apip, kode etik apip, dan
pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah;
4.5. mampu menyusun pokok-pokok hasil evaluasi (p2 he) dan draf laporan
hasil evaaluasi (LHE).
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika ada ketentuan lain yang berbeda atau tumpang tindih yang
mengatur evaluasi LAKIP sebagai kreteria penilaian LAKIP yang
kemudian menimbulkan polemik atau multitafsir;
6.2. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang melaksanakan tugas
sedangkan yang bersangkutan belum sepenuhnya memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, dan kurang proaktif
untuk mengkomunikasikan dan berkonsultasi dengan Pengawas
Pemerintahan yang berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup,
serta Supervisor Tim yang kurang cermat dan tidak teliti;
6.3. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang bertugas tidak dapat
mengembangkan temuan sebagaimana mestinya dan tidak
berkonsultasi dengan Pengawas Pemerintahan yang sudah
- 170 -

berpengetahuan dan berpengalaman yang cukup, serta Ketua Tim


tidak teliti;
6.4. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak mempedomani
sebagaimana mestinya Standar Pemeriksaan P2, Kode Etik APIP, dan
pedoman penetapan indikator kinerja utama instansi pemerintah;
6.5. Jika ada Pengawas Pemerintahan yang tidak dapat menyusun P2HE
dan draf LHE sebagaimana mestinya, dan Ketua Tim kurang teliti
KOMPETENSI KUNCI:
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT

1 Mengumpulkan, menganalisa dan 3


mengorganisasikan informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3

3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3

4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2

5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3

6 Memecahkan masalah 3

7 Menggunakan teknologi 2

28. Merencanakan Program Kerja Pengawasan Pemerintahan (PKPP)


Kode Unit FPP.WAS.00.029.01
Judul Unit Merencanakan Program Kerja Pengawasan
Pemerintahan (PKPP)
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap dan
ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk merencanakan Program Kerja
Pengawasan Pemerintahan (PKPP).
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Menyusun 1.1. Kebijakan pengawasan dan peraturan yang terkait
sasaran dan dengan obyek dan sasaran pengawasan diakses dan
Tujuan dipelajari;
pengawasan 1.2. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)
diakses dan dipelajari
1.3. Data dan Informasi terkini (current issue) terkait
dengan objek pengawasan dikumpulkan dan
dianalisis
1.4. Sasaran dan tujuan pengawasan dirumuskan
2. Menyusun 2.1.Usulan Lingkup pengawasan disusun melalui
Objek,Waktu analisis Sasaran dan tujuan pengawasan
dan pelaksana 2.2.Resiko berpotensi terjadinya penyimpangan pada
Pengawasan . manajemen unit kerja yang dalam pencapaian
kinerja diidentifkasi dan disampaikan kepada
supervisor yang dituangkan dalam KKP
2.3.Resiko pelaksanaan pengawasan pemerintahan pada
saat pelaksanaan pengawasan diidentifkasi dan
disampaikan kepada supervisi yang dituangkan
dalam KKP
2.4.Unit kerja yang menjadi objek Pengawasan
diusulkan kepada supervisi.
- 171 -

2.5.Waktu Pelaksanaan Pengawasan ditentukan dan


diusulkan
2.6.Usulan Jumlah dan Personil yang akan
melaksanakan pengawasan diidentifikasi sesuai
dengan kompetensi masing-masing.
3. Menyusun 3.1.Indikator kinerja unit kerja yang menjadi objek
langkah kerja pengawasan dipelajari;
pengawasan 3.2.Usulan dokumen, data dan informasi yang
dibutuhkan diidentifikasi;
3.3.Usulan teknik pengujian dokumen, data dan
informasi yang sesuai dengan karakteristik unit
kerja yang menjadi objek pengawasan diidentifikasi.
3.4. Langkah kerja pengawasan diusulkan
4. Menyusun 4.1.Obyek, sasaran dan langkah kerja Pengawasan
Daftar Urusan Pemerintahan berdasarkan Draft PKP
Pertanyaan diklasifikasi;
Pengawasan 4.2.Indikator kinerja, alat bukti, dan tatacara
Urusan Pengawasan Urusan Pemerintahan diklasifikasi;
Pemerintahan 4.3.Daftar Pertanyaan Pengawasan Urusan
Pemerintahan disusun dan diusulkan kepada
supervisi.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku dalam merencanakan kegiatan pengawasan
urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam bentuk Program
Kerja Pengawasan (PKPP) yang terdiri dari: menyusun sasaran dan
tujuan pengawasan; menyusun obyek, waktu dan pelaksana pengawasan;
menyusun langkah kerja pengawasan; menyusun daftar pertanyaan
pengawasan.
Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah
berjalan secara efisien dan efektifsesuai dengan rencana dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1.Ruangan kerja;
2.2.White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3 Lap top, LCD.
2.4. Literatur dan aturan perundang-undangan yang terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. membaca PKPT dan Kebijakan Pengawasan
3.2. menyusun sasaran dan tujuan pengawasan;
3.2. menyusun obyek, waktu dan pelaksana pengawasan;
3.3. menganalisa risiko pada obyek pengawasan:
3.4. menganalisa risiko pengawasan
3.5. menyusun langkah kerja pengawasan;
3.4. menyusun daftar pertanyaan pengawasan
4. Peraturan–peraturan yang terkait:
Peraturan yang terkait dalam unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah;
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
- 172 -

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;


4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.6. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o. Permendagri Nomor
8 th 2009;
4.7. Permendagri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pemeriksaan Akhir Masa
jabatan Kepala Daerah;
4.8. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan
Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.9. Permendagri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Organisasi Inspektorat
Provinsi/Kab/Kota;
4.10. Permendagri Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pejabat Pengawas
Pemerintah di Lingkungan Depdagri dan Pemerintah Daerah
4.11. Peraturan MENPAN Nomor 03 Tahun 2008 tentang Kode Etik Aparat
Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.12. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.13. Peraturan Menpan : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP).
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau disimulasikan
penyusunan sasaran dan tujuan pengawasan; penyusunan obyek,
waktu dan pelaksana pengawasan; penyusunan langkah kerja
pengawasan; penyusunan daftar pertanyaan pengawasan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen
uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai persyaratan
awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini
adalah kompetensi merencanakan PKPP dan melaksanakan pengawasan
pemerintahan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1.memahami kebijakan dan ketentuan peraturan yang berkaitan dengan
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan;
3.2.memahami pengembangan/pendalaman sasaran pengawasan
berdasarkan PKP;
3.3. memahami analisa manajemen risiko;
3.4. memahami analisa risiko pengawasan;
3.5. memahami indikator kinerja, alat bukti, tatacara pengawasan;
3.6. memahami Standar Audit APIP;
3.7. memahami Kode Etik APIP;
3.8. memahami penentuan standar kinerja utama instansi pemerintah;
3.9. memahami teknik penyusunan daftar pertanyaan;
3.10. mamahami teknik penyusunan rencana pengawasan;
3.11. memahami teknik verifikasi;
4. Ketrampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu menerapkan kebijakan dan peraturan terkait ke dalam PKPP;
4.2. mampu menerjemahkan PKPT meliputi obyek dan sasaran
pengawasan ke dalam PKPP;
- 173 -

4.3. mampu menstransfer indikator, alat bukti, dan tatacara pengawasan


ke dalam PKPP;
4.4. mampu menganalisa manajemen risiko;
4.5. mampu menganalisa potensi risiko audit;
4.6. mampu menyusun daftar pertanyaan;
4.7. mampu menerapkan teknik verifikasi dengan baik;
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun
6. Aspek kritis
6.1.Jika penyusunan PKPP tidak berdasarkan ketentuan yang ada, antara
lain Jakwas dan PKPT;
6.2.Jika analisa manajemen risiko tidak berdasarkan konstruksi analisa
yang memadai;
6.3.Jika analisa potensi risiko tidak berdasarkan konstruksi analisa yang
memadai; ;
6.4.Jika PKPP dibuat tidak diverivikasi dan dinilai secara memadai.
KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

29. Memverfikasi Program Kerja Pengawasan Pemerintahan (PKPP)


Kode Unit FPP.WAS.00.030.01
Judul Unit Memverifikasi Program Kerja Pengawasan
Pemerintahan (PKPP)
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk memverifikasi Program Kerja
Pengawasan Pemerintahan (PKPP), dalam deskripsi
unit ini berkaitan dengan unit kompetensi lain yang
berkaitan erat dengan unit kompetensi menyusun
PKPP dan melaksanakan pengawasan pemerintahan.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Memverifikasi 1.1. Kebijakan pengawasan dan peraturan yang terkait
sasaran dan dengan obyek dan sasaran pengawasan diakses
Tujuan dan dipelajari;
pengawasan 1.2. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)
diakses dan dipelajari
1.3. Data dan Informasi terkini (current issue) terkait
dengan objek pengawasan dikumpulkan dan
dianalisis
1.4. Sasaran dan tujuan pengawasan yang diusulkan
diverifikasi.
- 174 -

2. Memverifikasi 2.1. Usulan Lingkup pengawasan disusun melalui


Objek,Waktu dan analisis Sasaran dan tujuan pengawasan
pelaksana 2.2. Resiko berpotensi terjadinya penyimpangan pada
Pengawasan . manajemen unit kerja yang dalam pencapaian
kinerja yang telah disampaikan diverifikasi yang
dituangkan dalam KKP
2.3. Resiko pelaksanaan pengawasan pemerintahan
pada saat pelaksanaan pengawasan yang telah
disampaikan diverifikasi yang dituangkan dalam
KKP
2.4.Unit kerja yang menjadi objek Pengawasan
diverifikasi kepada supervisi.
2.5. Waktu Pelaksanaan Pengawasan diverifikasi
2.6. Usulan Jumlah dan Personil yang akan
melaksanakan pengawasan diverifikasi sesuai
dengan kompetensi masing-masing.
3. Memverifikasi 3.1. Indikator kinerja unit kerja yang menjadi objek
langkah kerja pengawasan dipelajari;
pengawasan 3.2. Usulan dokumen, data dan informasi yang
dibutuhkan diverifikasi;
3.3. Usulan teknik pengujian dokumen, data dan
informasi yang sesuai dengan karakteristik unit
kerja yang menjadi objek pengawasan diverifikasi.
3.4. Langkah kerja pengawasan yang diusulkan
diverifikasi
4. Memverifikasi 4.1. Obyek, sasaran dan langkah kerja Pengawasan
Daftar Pertanyaan Urusan Pemerintahan berdasarkan Draft PKP
Pengawasan diklasifikasi;
Urusan 4.2. Indikator kinerja, alat bukti, dan tatacara
Pemerintahan Pengawasan Urusan Pemerintahan diklasifikasi;
4.3. Daftar Pertanyaan Pengawasan Urusan
Pemerintahan diverifikasi.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku dalam merencanakan kegiatan pengawasan
urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam bentuk Program
Kerja Pengawasan (PKPP) yang terdiri dari: menyusun sasaran dan tujuan
pengawasan; menyusun obyek, waktu dan pelaksana pengawasan;
menyusun langkah kerja pengawasan; menyusun daftar pertanyaan
pengawasan.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1.Ruangan kerja;
2.2.White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3 Lap top, LCD.
2.4. Literatur dan aturan perundang-undangan yang terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. membaca PKPT dan Kebijakan Pengawasan
3.2. meverfikasi sasaran dan tujuan pengawasan;
3.2. meverfikasi obyek, waktu dan pelaksana pengawasan;
3.3. menganalisa risiko pada obyek pengawasan:
3.4. menganalisa risiko pengawasan
3.5. meverfikasi langkah kerja pengawasan;
3.4. meverfikasi daftar pertanyaan pengawasan.
- 175 -

4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:


Peraturan yang terkait dengan unit kompeteni ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.6. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o Permendagri Nomor
8 Tahun 2009;
4.7. Permendagri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pemeriksaan Akhir Masa
jabatan Kepala Daerah;
4.8. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan
Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.9. Permendagri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Organisasi Inspektorat
Provinsi, Kabupaten/Kota;
4.10. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.11. Peraturan Menpan : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.12. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau disimulasikan
verifkasi sasaran dan tujuan pengawasan; verifkasi obyek, waktu dan
pelaksana pengawasan; verifkasi langkah kerja pengawasan; verifkasi
daftar pertanyaan pengawasan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen
uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai persyaratan
awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini
adalah kompetensi melaksanakan pengawasan pemerintahan dan
merencanakan PKPP.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami kebijakan dan ketentuan peraturan yang berkaitan
dengan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan;
3.2. memahami pengembangan/pendalaman sasaran pengawasan
berdasarkan PKP;
3.3. memahami analisa manajemen risiko;
3.4. memahami analisa risiko pengawasan;
3.5. memahami indikator kinerja, alat bukti, tatacara pengawasan;
3.6. memahami Standar Audit APIP;
3.7. memahami Kode Etik APIP;
3.8. memahami penentuan standar kinerja utama instansi pemerintah;
3.9. memahami teknik penyusunan Daftar Pertanyaan;
3.10. mamahami teknik penyusunan rencana pengawasan;
- 176 -

3.11. memahami teknik verifikasi.


4. Ketrampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1.Mampu menerapkan kebijakan dan peraturan terkait ke dalam PKPP;
4.2.Mampu menerjemahkan PKPT meliputi obyek dan sasaran
pengawasan ke dalam PKPP;
4.3.Mampu menstransfer indikator, alat bukti, dan tatacara pengawasan
ke dalam PKPP;
4.4. Mampu menganalisa manajemen risiko
4.5. Mampu menganalisa potensi risiko audit
4.6. Mampu menyusun Daftar Pertanyaan
4.7. Mampu menerapkan teknik verifikasi secara memadai.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek kritis
6.1.Jika penyusunan PKPP tidak berdasarkan ketentuan yang ada, antara
lain Jakwas dan PKPT;
6.2.Jika analisa manajemen risiko tidak berdasarkan konstruksi analisa
yang memadai;
6.3.Jika analisa potensi risiko pengawasan tidak berdasarkan konstruksi
analisa yang memadai
6.4.Jika PKPP dibuat tidak diverifikasi dan dinilai secara memadai.

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

30. Menilai Program Kerja Pengawasan Pemerintahan (PKPP)


Kode Unit FPP.WAS.00.031.01
Judul Unit Menilai Program Kerja Pengawasan Pemerintahan
(PKPP)
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan menilai Program Kerja
Pengawasan Pemerintahan (PKPP).
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Menilai sasaran 1.1. Kebijakan pengawasan dan peraturan yang terkait
dan Tujuan dengan obyek dan sasaran pengawasan diakses
pengawasan dan dipelajari;
1.2. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)
diakses dan dipelajari
1.3. Data dan Informasi terkini (current issue) terkait
dengan objek pengawasan dikumpulkan dan
- 177 -

dianalisis
1.4. Sasaran dan tujuan pengawasan yang diusulkan
dinilai.
2. MenilaiObjek,Wakt 2.1. Usulan Lingkup pengawasan disusun melalui
u dan pelaksana analisis Sasaran dan tujuan pengawasan
Pengawasan . 2.2. Resiko berpotensi terjadinya penyimpangan pada
manajemen unit kerja yang dalam pencapaian
kinerja yang telah disampaikan dinilai yang
dituangkan dalam KKP
2.3. Resiko pelaksanaan pengawasan pemerintahan
pada saat pelaksanaan pengawasan yang telah
disampaikan dinilai yang dituangkan dalam KKP
2.4. Unit kerja yang menjadi objek Pengawasan dinilai
kepada supervisi.
2.5. Waktu Pelaksanaan Pengawasan dinilai
2.6. Usulan Jumlah dan Personil yang akan
melaksanakan pengawasan dinilai sesuai dengan
kompetensi masing-masing.
3. Menilai langkah 3.1. Indikator kinerja unit kerja yang menjadi objek
kerja pengawasan pengawasan dipelajari;
3.2. Usulan dokumen, data dan informasi yang
dibutuhkan dinilai;
3.3. Usulan teknik pengujian dokumen, data dan
informasi yang sesuai dengan karakteristik unit
kerja yang menjadi objek pengawasan dinilai.
3.4. Langkah kerja pengawasan yang diusulkandinilai
4. Menilai Daftar 4.1. Obyek, sasaran dan langkah kerja Pengawasan
Pertanyaan Urusan Pemerintahan berdasarkan Draft PKP
Pengawasan diklasifikasi
Urusan 4.2. Indikator kinerja, alat bukti, dan tatacara
Pemerintahan Pengawasan Urusan Pemerintahan diklasifikasi;
4.3. Daftar Pertanyaan Pengawasan Urusan
Pemerintahandinilai.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku dalam merencanakan kegiatan pengawasan
urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam bentuk Program
Kerja Pengawasan (PKPP) yang terdiri dari: menyusun sasaran dan tujuan
pengawasan; menyusun obyek, waktu dan pelaksana pengawasan;
menyusun langkah kerja pengawasan; menyusun daftar pertanyaan
pengawasan.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan dalam menilai PKPP adalah:
2.1.Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Lap top, LCD;
2.4. Literatur dan aturan perundang-undangan yang terkait
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. membaca PKPT dan Kebijakan Pengawasan;
3.2. menilai sasaran dan tujuan pengawasan;
3.3. menilai obyek, waktu dan pelaksana pengawasan;
3.4. menganalisa risiko pada obyek pengawasan:
3.5. menganalisa risiko pengawasan;
3.6. menilai langkah kerja pengawasan;
3.7. menilai daftar pertanyaan pengawasan.
- 178 -

4. Peraturan – peraturan yang terkait:


Peraturan yang terkait dalam kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.6. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o Permendagri Nomor
8 Tahun 2009;
4.7. Permendagri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pemeriksaan Akhir Masa
jabatan Kepala Daerah;
4.8. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan
Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.9. Permendagri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Organisasi Inspektorat
Provinsi, Kabupaten/Kota;
4.10. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.11. Peraturan Menpan : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.12. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian:
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau disimulasikan
verifkasi sasaran dan tujuan pengawasan; verifkasi obyek, waktu dan
pelaksana pengawasan; verifkasi langkah kerja pengawasan; verifkasi
daftar pertanyaan pengawasan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen
uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai persyaratan
awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini
adalah kompetensi melaksanakan pengawasan pemerintahan dan
memverifikasi PKPP.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami kebijakan dan ketentuan peraturan yang berkaitan
dengan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan ;
3.2. memahami pengembangan/pendalaman sasaran pengawasan
berdasarkan PKP;
3.3. memahami analisa manajemen risiko
3.4. memahami analisa risiko pengawasan
3.5. memahami indikator kinerja, alat bukti, tatacara pengawasan;
3.6. memahami Standar Audit APIP;
3.7. memahami Kode Etik APIP;
3.8. memahami penentuan standar kinerja utama instansi pemerintah;
3.9. memahami teknik penyusunan Daftar Pertanyaan;
3.10. memahami teknik penyusunan rencana pengawasan;
- 179 -

3.11. memahami teknik verifikasi;


3.12. Memahami teknik penilaian.
4. Ketrampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu menerapkan kebijakan dan peraturan terkait ke dalam PKPP;
4.2. mampu menerjemahkan PKPT meliputi obyek dan sasaran
pengawasan ke dalam PKPP;
4.3. mampu menstransfer indikator, alat bukti, dan tatacara pengawasan
ke dalam PKPP;
4.4. mampu menganalisa manajemen risiko;
4.5. mampu menganalisa potensi risiko audit;
4.6. mampu menyusun Daftar Pertanyaan;
4.7. mampu menerapkan teknik verifikasi secara memadai;
4.8. mampu menerapkan teknik peniliaian secara memadai.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek kritis
6.1.Jika penyusunan PKPP tidak berdasarkan ketentuan yang ada, antara
lain Jakwas dan PKPT;
6.2.Jika analisa manajemen risiko tidak berdasarkan konstruksi analisa
yang memadai;
6.3.Jika analisa potensi risiko pengawasan tidak berdasarkan konstruksi
analisa yang memadai
6.4.Jika PKPP dibuat tidak diverivikasi dan dinilai secara memadai.

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

32. Melakasanakan Kegiatan Pengawasan Pemerintahan


Kode Unit FPP.WAS.00.032.01
Judul Unit Melaksanakan Kegiatan Pengawasan Pemerintahan
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
pengawasan pemerintahan.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Persiapan 1.1 PKPP diakses dan dipelajari
pelaksanaan 1.2 entry briefing dengan pimpinan tertinggi unit
pengawasan objek yang akan diperiksa diikuti
dilakukan
- 180 -

2. Mengakses data 2.1. Data dan informasi terkait ruang lingkup


dan informasi pengawasan diakses dan dipelajari
pengawasan . 2.2. Data dan informasi yang kurang tepat
diklarifikasi, diminta penjelasan dan diminta lagi
tambahanya.
2.3. Data dan informasi dianalisis dengan
menggunakan teknik-teknik pengawasan.
2.4. Hasil analisis atas data dan informasi dicatat
dalam Kertas Kerja Pengawasan (KKP).
3. Melakukan 3.1. Kreteria pelaksanaan kegiatan ditentukan dan
Pengujian atas data disepakati dengan penanggungjawab kegiatan
dan informasi 3.2. Kesesuian antara dokumen data dan informasi
pengawasan dengan criteria pelaksanaan dibandingan dan
dianalisa dengan menggunakan teknik-teknik
pengawasan.
3.3. Hasil analisis atas pembandingan data dan
informasi yang sesuai maupun tidak sesuai
dengan kriteria diklarifikasi dengan penanggung
jawab pekerjaan;
3.4. Hasil klarifikasi dengan penanggungjawab dicatat
dalam Kertas Kerja Pengawasan (KKP) sebagai
bagian dari atribut kondisi temuan.
4. Mengembangkan 4.1. Kemungkinan penyebab terjadinya kondisi
temuan temuan (positif maupun negatif) diidentifikasi dan
pengawasan. dianalisis dan hasilnya dicatat dalam KKP dan
diklarifikasi dengan penanggungjawab kegiatan.
4.2. Kemungkinan akibat terjadinya kondisi temuan
(positif maupun negatif) diidentifikasi dan
dianalisa, serta hasilnya dicatat dalam KKP,
kemudian diklarifikasi dengan penanggungjawab
kegiatan
4.3. Rekomendasi perbaikan untuk mencegah
penyebab terjadinya temuan tidak berulang
dirumuskan dan dikomunikasikan dengan
penanggungjawab kegiatan, serta dicatat dalam
KKP.
5. Menulis temuan 5.1. Atribut kondisi, kreteria, sebab akibat pada KKP
pengawasan diringkas supaya mudah dipahami dan
dikonsultasikan dengan pimpinan unit kerja dan
dicatat dalam KKP untuk mendapatkan
tanggapan tertulis dari pimpinan unit kerja
5.2. Konsep temuan dikonsultasikan kepada
supervisor pengawasan untuk dinilai
5.3. Hasil konsultasi ditindaklanjuti dan selanjutnya
diserahkan kepada Sekretariat Tim pengawasan
untuk digabung menjadi konsep LHP
6. Menyusun Pokok- 6.1.Atribut kondisi dan penyebab dari seluruh temuan
Pokok Hasil disunting menjadi ringkas sebagai konsep P2HP.
Pengawasan/Penga 6.2.Konsep P2HP dikonsultasikan kepada Supervisi
wasan (P2 HP) Pengawasan untuk ditentukan temuan yang
menjadi P2HP
6.3.P2HP yang telah ditentukan diserahkan kepada
Sekretariat Tim Pengawasan guna penggabungan.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
- 181 -

1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui


praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau disimulasikan
persiapan pelaksanaan pengawasan; mengakses data dan informasi
pengawasan; melakukan pengujian atas data dan informasi
pengawasan; mengembangkan temuan pengawasan; menulis temuan
pengawasan; menyusun poko-pokok hasil pengawasan.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan instrumen
uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai persyaratan
awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi ini
adalah kompetensi menyusun Program Kerja Pengawasan Pemerintahan
(PKPP).
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini.
3.1. memahami prinsip-prinsip pengawasan;
3.2. memahami IT;
3.3. Memahami Kode etik pemeriksaan;
3.4. Memahami teknik pemeriksaan;
3.5. Memahami standar pemeriksaan;
3.6. Memahami teknik komunikasi.
4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. mampu berkomunikasi efektif dalam rangka pengawasan dan untuk
menggali informasi;
4.2. mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
4.3. mampu menerapkan kebijakan terkait dalam pelaksanaan
pengawasan;
4.4. mampu menerapkan standar Pengawasan;
4.5. mampu menerapkan Kode Etik Pengawasan.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. Independen;
5.3. Obyektif;
5.4. Cermat/teliti;
5.5. Berorientasi hasil;
5.6. Santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika teknik pengawasan yang diterapkan tidak sesuai dengan
ketentuan;
6.2. Jika pembuatan simpulan tidak dibangun berdasarkan kerangka
konseptual;

KOMPETENSI KUNCI :

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2
- 182 -

33. Melaksanakan Ekspose Laporan Hasil Pengawasan Pemerintahan


Kode Unit FPP.WAS.00.033.01
Judul Unit Melaksanakan Ekspose Laporan Hasil Pengawasan
Pemerintahan
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan untuk melaksanakan
ekspose Laporan Hasil Pengawasan Pemerintahan.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Mempersiapkan 1.1 Konsep Hasil Pengawasan dipelajari
ekspose hasil 1.2 Permohonan ekspose beserta konsep Hasil
pengawasan Pengawasan yang telah tergabung disampaikan
kepada pengelola ekspose
1.3 Bahan presentasi ekspose disiapkan
2. Melakukan ekspose 2.1. Masing-masing Pengawas Pemerintahan
hasil pengawasan . memaparkan Hasil pengawasannya
2.2. Penyanggah memberikan tanggapan/
sanggapan/pertanyaan kepada Pengawas
Pemerintahan
2.3. Tanggapan/ sanggapan/pertanyaan dari
penyanggah dicatat oleh Pengawas
Pemerintahan dalam lembar kerja ekspose dan
dijawab secara singkat dan benar
2.4. Jawaban atas tanggapan/
sanggapan/pertanyaan dicatat dalam lembar
kerja ekspose
3. Menindaklanjuti 3.1. Simpulan dari ekspose ditindaklanjuti oleh
hasil ekspose Pengawas Pemerintahan dengan mengubah
konsep Hasil Pengawasan sesuai dengan hasil
ekspose
3.2. Perubahan yang dilakukan disertai dengan
matriks yang menggambarkan keadaan
sebelum dan sesudah perubahan
disampaikan kepada supservisi untuk dinilai
dan diparaf;
3.3. Hasil penilaian dari supervisor diparaf dan
disampaikan kepada sekretariat tim pengawas
sebagai nett temuan.
BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)
1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku dalam melaksanakan ekspose hasil
pengawasan urusan pemerintahan di daerah yang terdiri dari:
persiapan ekspose; ekspose hasil pengawasan dan tindaklanjut hasil
ekspose.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Kertas Kerja Pengawasan/pengawasan (KKP);
2.4. Lap top,
2.5. Infocus.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilaksanakan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. Mempersiapkan bahan ekspose.
3.2. Memaparkan hasil pengawasan
- 183 -

3.2. Menjawab pertanyaan dari para penyanggah


3.3. Menindaklanjuti hasil ekspose
4. Peraturan – peraturan yang terkait:
Peraturan yang terkait dalam unit kompetensi ini adalah:
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.6. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o
Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.7. Permendagri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pemeriksaan Akhir
Masa jabatan Kepala Daerah;
4.8. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.9. Permendagri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Organisasi Inspektorat
Provinsi, Kabupaten/Kota;
4.10. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.11. Peraturan Menpan : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar
Audit Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.12. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP.
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau
disimulasikan persiapan ekspose; ekspose hasil pengawasan dan
tindaklanjut hasil ekspose.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
2. Kompetensi yang dipersyaratkan:
Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai persyaratan
awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi
ini adalah kompetensi melaksanakan pengawasan pemerintahan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. Memahami teknik presentasi;
3.2. Memahami teknik komunikasi;
3.3. Memahami Standar dan Kode Etik Pengawasan.
4. Ketrampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
4.1. Mampu memaparkan hasil pengawasan dengan efektif
4.2. Mampu berkomunikasi efektif dalam ekspose
4.3. Mampu menjawab pertanyaan penyanggah dengan efektif
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
- 184 -

5.5. berorientasi hasil;


5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika Pengawas Pemerintah tidak dapat menjelaskan dengan baik
hasil pengawasan.
6.2. Jika terdapat kreteria yang berbeda antara Pengawas Pemerintah
dengan Penyanggah ekspose.

KOMPETENSI KUNCI :

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

34. Menyusun laporan Hasil Pengawasan


Kode Unit FPP.WAS.00.034.01
Judul Unit Menyusun Laporan Hasil Pengawasan Pemerintahan
Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, sikap
dan ketrampilan kerja Pengawas Pemerintahan yang
diperlukan untuk melakukan menyusun Laporan
Hasil Pengawasan Pemerintahan.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk kerja
1. Meneliti 1.1 Draft Laporan hasil pemeriksaan diakses dan
kelengkapan dikompilasi
atribut 1.2 Kelengkapan atribut masing-masing temuan
pada LHP diteliti dan dipelajari kesesuaiannya
dengan standar penyusunan LHP, antara lain
ringkas dan mudah dipahami
1.3 Kekurangan atribut temuan dikonsultasikan
kepada anggota pengawasan lainnya
2. Menggabung 2.1. Temuan yang mempunyai kesamaan materi
temuan sejenis . digabung menjadi satu temuan
2.2. Penggabungan temuan dikonsultasikan kepada
anggota pengawasan lainnya
3. Memvalidasi 3.1. Laporan hasil pengawasan berupa LHP dan
Laporan Hasil Nota dinas petunjuk Menteri kepada Direktur
Pengawasan Jenderal/Kepala Daerah yang telah
dikonsultasikan dicetak
3.2. Lembar pengesahan LHP dicetak dan
disampaikan kepada seluruh anggota pengawas
untuk diteliti ulang dan diparaf
3.3. Setelah diteliti ulang dan diparaf, LHP
ditandatangani oleh Penanggungjawab Tim dan
diautentifikasi.
3.4. Pengajukan permohonan pendistribusian LHP
disampaikan
- 185 -

BATASAN VARIABEL (RANGE OF VARIABLES)


1. Kontek variabel (range of stetement)
Unit kompetensi ini berlaku dalam menyusun laporan hasil pengawasan
urusan pemerintahan di daerah yang terdiri dari: meneliti kelengkapan
atribut; menggabungkan temuan sejenis dan memvalidasi LHP.
2. Perlengkapan
Sarana yang diperlukan adalah:
2.1. Ruangan kerja;
2.2. White board/flip chart, kertas, spidol, penghapus;
2.3. Kertas Kerja Pengawasan/pengawasan (KKP);
2.4. Lap top.
3. Tugas yang harus dilakukan
Tugas yang harus dilakukan Pengawas Pemerintahan adalah:
3.1. meneliti kelengkapan atribut;
3.2. menggabungkan temuan sejenis;
3.3. mengkomunikasikan penggabungan temuan kepada anggota
pengawas;
3.3. mencetak LHP.
4. Peraturan – Peraturan Yang terkait:
Peraturan yang terkait dalam unit kompetensi in adalah :
4.1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
4.2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah.
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
4.6. Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah j.o
Permendagri Nomor 8 Tahun 2009;
4.7. Permendagri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pemeriksaan Akhir
Masa jabatan Kepala Daerah;
4.8. Permendagri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan
dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;
4.9. Permendagri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Organisasi Inspektorat
Provinsi, Kabupaten/Kota;
4.10. Peraturan Menpan : PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik
Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.11. Peraturan Menpan : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar
Audit Aparat Pegawasan Intern Pemerintah (APIP);
4.12. Peraturan Menpan dan RB Nomor 42 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan APIP
PANDUAN PENILAIAN (EVIDENCE GUIDE)
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
1.1. Unit ini wajib dinilai di tempat kerja ataupun melalui
praktek/demonstrasi pada tempat uji kompetensi atau
disimulasikan penelitian kelengkapan atribut; penggabungan
temuan sejenis dan validasi LHP.
1.2. Untuk mendukung penilaian penguasaan pengetahuan yang
diperlukan dalam unit kompetensi ini dapat menggunakan
instrumen uji tertulis dan/atau wawancara.
- 186 -

2. Kompetensi yang dipersyaratkan:


Kompetensi yang dipersyaratkan yang harus dimiliki sebagai
persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit
kompetensi ini adalah kompetensi melaksanakan pengawasan
pemerintahan.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini :
3.1. memahami teknik penulisan bahasa Indonesia yang baik dan
benar;
3.2. memahami IT;
3.3. memahami Standar dan Kode Etik Pengawasan.
4. Ketrampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
4.1. mampu menerapkan teknik penulisan bahasa Indonesia yang baik
dan benar ke dalam penyusunan LHP;
4.2. mampu mengoperasionalkan alat pengolah data;
4.3. Mampu menerapkan standard pengawasan ke dalam penyusunan
LHP.
5. Sikap yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini:
5.1. integritas;
5.2. independen;
5.3. obyektif;
5.4. cermat/teliti;
5.5. berorientasi hasil;
5.6. santun.
6. Aspek Kritis
6.1. Jika Pengawas Pemerintah tidak meneliti dengan baik hasil
pengawasan.
6.2. Jika Pengawas Pemeritnahan tidak menerapkan tata bahasa
Indonesia yang benar, sehingga dapat multi tafsir.

KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 3
informasi
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 3
6 Memecahkan masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2

MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

GAMAWAN FAUZI
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,

ZUDAN ARIF FAKRULLOH


Pembina Tk.I (IV/b)
NIP. 19690824 199903 1 001

Anda mungkin juga menyukai