Anda di halaman 1dari 6

Handes Scream

Rabu, 17 Desember 2014

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Lalat Buah

1. Suhu Lingkungan

Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang
dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara
optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang
tumbuh akan steril.

Waktu perkembangan yang paling pendek (telur-dewasa), adalah 7 hari, dan dicapai pada suhu 28° C.
Perkembangan meningkat pada suhu yang lebih tinggi, yaitu sekitar 30° C, selama 11 hari, hal tersebut
berkaitan dengan pemanasan tekanan. Pada suhu 25° C tersebut, lama harinya umumnya adalah sekitar
8.5 hari, sedangkan pada suhu 18° C lama harinya sekitar 19 hari dan pada suhu 12° C lama hari
perkembangannya adalah 50 hari. betina meletakkan sekitar 400 telur, sekitar lima tiap waktunya,
dimasukkan ke dalam sebuag kantung atau material organik lain. panjnag telur sekitar 0.5 millimetres
akan mengeram setelah 12-15 jam pada suhu 25° C. Akan menghasilkan larva instar I setelah 4 hari pada
suhu 25° C, kemudian molting sebanyak dua kali sehingga masuk ke fase larva instar II & III, hal tersebut
terjadi sekitar 24 dan 48 jam setelah eclosion. Selama masa ini, mereka akan mikroorganime yang
menguraikan buah. Kemudian larva dibungkus oleh kapsul yang disebut puparium, puparium ini
berfungsi melindungi pupa lalat buah dari gangguan lingkungan sekitarnya. pupa tersebut
akanmengalami metamorfosis selama 5 hari dan tumbuh menjadi dewasa.

Perkawinan pertama lalat buah betina terjadi 12 jam setelah ”emergence”. Betina menyimpan sperma
dari jantan yang telah mengawininya. Drosophila melanogaster mulai bertelur setelah berumur lebih
kurang 8 jam. Drosophila melanogaster betina sanggup menghasilkan 50-75 butir telur per hari atau
dapat menghasilkan 400-500 butir telur. Telur Drosophila melanogaster berwarna putih susu berbentuk
bulat panjang dengan ukuran 0,5 mm. Pada ujung anterior terdapat lubang yang disebut mikropil dan
terdapat tonjolan memanjang seperti sendok.

Telur yang dikeluarkan pada umumnya sudah tahap blastula berkembang dalam 24 jam dan akan
menetas menjadi larva. Larva akan mengalami pergantian kulit 4 kali dan berubah menjadi pupa. Pupa
akan menetas setelah 8-11 hari (tergantung dari spesies dan suhu lingkungan).

2. Ketersediaan Media Makanan


Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan.
Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu
membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa.
Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur
ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).

3. Intensitas Cahaya

Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan
yang lambat selama berada di tempat yang gelap.

Kelainan-kelainan Pada Lalat Buah (Drosophila melanogaster)

Lalat Drosophila Melanogaster mempunyai 4 pasang kromosom (2n=8) yang terdiri dari 3 pasang
autosom jantan dan betina serta 1 pasang kromosom seks pada jantan dan 1 pasang pada betina tetapi
berbentuknya berbeda. Pada kromosom kelamin dapat dibedakan atas :

a. kromosom X yang berbentuk batang luas dan memiliki 2 kromosom X.

b. Kromosom Y yang sedikit membengkok pada salah satu ujungnya dan kromosom Y lebih pendek dari
pada kromosom X, serta lalat jantan memiliki sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y.

Pada lalat betina , pasangan kromosom ke 4 terdiri dari kromosom yang sama panjang. Pada lalat
jantan , pasangan kromosom ke 4 bentuknya tidak sama. Salah satu kromosom dari pasangan kromosom
yang tidak sama panjang tersebut berbentuk bengkok. Sekitar dua per tiga panjangnya membengkok
hingga menyerupai kail. Kromosom ini disebut kromosom Y, pasangan yang lurus disebut kromosom X.
Dan kedua kromosom itu disebut kromosom kelamin, karena kehairannya selalu berkolerasi dengan
kelamin lalat itu.

Jadi sekitar dua pertiga kromosom X dan Y berpaangan, sedang sepertiga tidak berpasangan,
karena ujungnya membengkok. Karena itu terdapat sepertiga bagian kromosom X yang tidak beralel
karena tidak ditutupi oleh kromosom X yang tidak beralel karena tidak ditutupi oleh kromosom Y.
Dikatakan bahwa dua pertiga kromosom itu memiliki bagian homolog, sedangkan sepertiga bagian
krmosom X memiliki bagian yang non homolog.

Dengan demikian pada lalat jantan terdpat pasangan kromosom terpendek yang bentuknya tidak
sama kromosom jantan itu disebut kromosom XY, dan kromosom betinanya XX.

Perbedaan jenis kelamin ditandai dengan sifat-sifat menurun tertentu yang jelas. Pola pigmen tadi
pada perut jantan, penis dan bulu kejur pada ruas torsal pertama dari kaki depan adalah beberapa dari
sifat nyata yang membedakan lalat jantan dari lalat betina. Fakta bahwa ada atau tidaknya sifat-sifat ini
selalu berhubungan dengan kromosom kelamin yang merupakan bukti dari teori keturunan. Walaupun
pada umumnya dianggap bahwa lalat XX adalah betina dan XY adalah jantan, akan tetapi kenyataan
dengan adanya non disjunction, bahwa kromoom Y pada lalat ini tidak mempunyai pengaruh terhadap
penentuan jenis kelamin.

Pada Drosophila melanogaster, penetuan jenis kelamin dipengaruhi oleh perbandingan anattara
kromosom kelamin dan jumlah set autosom (A)

Apabila X/A > 1,5 adalah betina super.

Apabila X/A = 1,0 adalah betina.

Apabila X/A = 0,75 adalah interseks

Apabila X/A = 0,5 adalah jantan

Apabila X/A < 0,5 adalah jantan super.

Lalat Drosphila mempunyai beberapa kelainan-kelainan yaitu terdiri dari:

a. Lalat ginandromorf adalah lalat yang separuh tubuhnya terdiri dari jaringan lalat betina sedangkan
separuh lainnya terdiri dari jaringan lalat jantan. Lalat ini tidak mempunyai formula kromosom.

b. Lalat interseks adalah lalat yang jaringan tubuhnya merupakan mosaik (campuran yang tak teratur)
dari jaringan lalat betina dan jantan. Lalat ini steril.

c. Lalat jantan super adalah lalat yang sebenarnya akan menjadi lalat jantan akan tetapi triploid (3n)
untuk autosomnya (3AAAXY) dan steril.

d. Lalat dengan kromosom X yang melekat adalah lalat betina tetapi kedua kromosom X saling melekat
pada salah satu ujungnya.Lalat Drosophila melanogaster normal ( tipe liar ) adalah lalat Drosophila yang
ditemukan di alam yang memiliki fenotip dengan karakteristik yang telah ditentukan, diantaranya badan
kelabu, warna mata merah, dan sayap lurus panjang.

e. Variasi fenotip muncul akibat adanya perbedaan pada satu hingga tiga gen, misalnya warna mata
putih, sayap vestigial, tubuh ebony, dan banyak lagi variasi lainnya. Lalat Drosophila melanogaster yang
memiliki sedikitnya satu karakter yang berbeda dengan tipe liarnya disebut sebagai mutan.

Selain itu, masih ada beberapa kelainan-kelainan pada Lalat Drosophila melanogasteryaitu :

. Curly-Winged Flies
Sayap-sayap lalat ini keriting. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu "gen
keriting" pada kromosom yang kedua. Sayap-sayap keriting ini terjadi karena suatu mutasi dominan, yang
berarti bahwa satu salinan gen diubah dan menghasilkan cacat itu. Jika salinan kedua-duanya (orang
tuanya) adalah mutan, maka lalat ini tidak akan survive.

Short-Winged Flies

Sayap-sayap lalat ini pendek. Sayap lalat ini tidak bisa terbang. Mereka mempunyai suatu cacat di
dalam tubuh mereka yaitu vestigial gen, pada kromosom yang kedua. Lalat ini mempunyai suatu mutasi
terdesak/terpendam. Tentang penghembus vestigial gen yang dibawa oleh masing-masing lalat (satu dari
orangtua masing-masing), kedua-duanya harus diubah untuk menghasilkan sayap yang abnormal.
Seandainya satu adalah mutan, versi yang sehat dapat mengesampingkan cacat tersebut.

Ebony Flies

Lalat ini berwarna gelap, hampir hitam dibadannya. Mereka membawa suatu cacat di dalam tubuh
mereka yaitu gen kayu hitam yang terletak pada kromosom ketiga. Secara normal, gen kayu hitam
bertanggung jawab untuk membangun pigmen yang memberi warna pada lalat buah normal. Jika gen
kayu hitam cacat, maka pigmen yang hitam ini dapat menyebabkan badan pada lalat buah menjadi hitam
semuanya.

Yellow Flies

Lalat ini berwarna kekuningan dibanding lalat normal. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam
tubuh mereka yaitu gen kuning pada kromosom X. Gen kuning diperlukan untuk memproduksi suatu
pigmen pada lalat hitam normal. Sedangkan pada mutan ini tidak bisa menghasilkan pigmen atau gen
kuning ini.

White-Eyed Flies
Lalat ini mempunyai mata putih. Seperti lalat orange-eyed, mereka juga mempunyai suatu cacat di
dalam tubuh mereka yaitu gen putih. Tetapi di lalat ini, gen putih secara total cacat, sehingga tidak
menghasilkan pigmen merah sama sekali.

Eyeless Flies

Lalat ini tidak punya mata. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen buta,
yang secara normal diinstruksikan sel di dalam larva untuk membentuk suatu mata.

Leg-Headed Flies

Lalat ini mempunyai antena seperti kaki abnormal pada dahi mereka. Mereka mempunyai suatu cacat
di dalam tubuh mereka yaitu gen antennapedia (bahasa latin untuk "antenna-leg"), yang secara normal
diinstruksikan sel untuk merubah beberapa badan untuk menjadi kaki. Di lalat ini, gen antennapedia
dengan licik instruksikan sel yang secara normal untuk membentuk antena menjadi kaki sebagai
gantinya.

Handes Setiawan di 19.56

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

Handes Setiawan
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai