Anda di halaman 1dari 15

Yazhid Blog

Yazhid Blog

Search here...

makalah spektrofotometer

Yazhid Bashar LD

5 years ago

MAKALAH INSTRUMENTASI

SPEKTROFOTOMETER

OLEH :
LAODE YAZID BASHAR

AKADEMI ANALIS KESEHATAN BINA HUSADA

KENDARI

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya
sehingga penulisan makalah ini yang berjudul “spektrofotometer” selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna
penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih
banyak.

Kendari, oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR …………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

Latar Belakang ……………………………………………… 1

Rumusan Masalah ………………………………………….. 1

Tujuan ……………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………… 2

2.1 Pengertian Spektrofotometer ………………………............ 2


2.2 Bagian – Bagian Spektrofotometer ………………………… 5

2.3 Prinsip Kerja Spektrofotometer

2.4 Cara Kerja Spektrofotometer

2.5 Kalibrasi Spektrofotometer

2.6 Cara Perawatan Spektrofotometer

2.7 Jenis – Jenis Spektrofotometer

BAB III PENUTUP ……………………………………………………. 9

Kesimpulan ………………………………………………… 9

Saran ……………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan
komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara
materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut
spektrofotometer.

Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-zat kimia.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih
mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya
pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar.

Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan mempergunakan
metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi polimer campuran, pemodifikasi dan
aditif digunakan untuk plastik dan elastomer. Spektroskopi infra merah, metoda pengukuran fotometer
UV, gas dan liquid kromatografi dan spektroskopi masa bersama sama dengan dari metoda pengukuran
termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang teliti sebagai pilihan untuk analisis kwalitatif dan
kwantitatif bahan.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometer

2. Sebutkan bagian atau komponen dari spektrofotometer

3. Bagaimana prinsip kerja dari spektrofotometer

4. Bagaimana cara kerja spektrofotometer

5. Sebutkan cara kalibrasi dari alat spektrofotometer

6. Bagaimana cara perawatan dari alat spektrofotometer

7. Sebutkan Jenis – jenis spektrofotometer

1.3 TUJUAN

1. Agar dapat mengetahui pengertian dari alat spektrofotometer

2. Mengetahui komponen serta fungsi dari alat spektrofotometer

3. Mengetahui prinsip kerja alat spektrofotometer

4. Mengetahui cara kerja alat spektrofotometer

5. Dapat mengetahui cara kalibrasi alat spektrofotometer

6. Dapat mengetahui cara untuk merawat spektrofotometer

7. Dapat mengetahui jenis – jenis alat spektrofotometer

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya
yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.

sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan
untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan
sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih lebih
dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada
fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari
berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu.

Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis,
melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang
gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti
prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator,
sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi
antara sampel dan blangko ataupun pembanding.

2.2 BAGIAN ATAU KOMPONEN SPEKTROFOTOMETER

Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :

a. Sumber Cahaya

Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan
intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan
inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten).
Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200
nanometer (nm).

b. Monokromator

Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi beberapa
komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).
c. Cuvet

Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang
akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung
empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa
atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua
macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).

d. Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang
gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan
oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.

Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan konsentrasinya dengan
menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer akan mengukur intensitas cahaya melewati
sampel (I), dan membandingkan ke intensitas cahaya sebelum melewati sampel (Io). Rasio disebut
transmittance, dan biasanya dinyatakan dalam persentase (% T) sehingga bisa dihitung besar absorban
(A) dengan rumus A = -log %T.

2.3 PRINSIP KERJA

Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu
medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan
sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi
karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.

Prisinp kerja dari spektrofotometer dapat di gambarkan sebagai berikut :

2.4 CARA KERJA SPEKTROFOTOMETER

Sinar berasal dari dua lampu yang berbeda, yaitu lampu wolfram untuk sinar Visible (sinar tampak = 38 –
780nm) dan lampu deuterium untuk sinar Ultra Violet (180-380nm) pada video lampu yang besar. Pilih
panjang gelombang yang diinginkan/diperlukan. Kuvet, ada dua karena alat yang dipakai tipe double
beam, disanalah kita menyimpan sample dan yang satu lagi untuk blanko. Detektor atau pembaca
cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini terjadi pengubahan data sinar menjadi angka yang akan
ditampilkan pada reader.
Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya pada saat menutup tenpat
kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang diukur menjadi bertambah.

2.5 KALIBRASI ALAT SPEKTROFOTOMETER

Kalibrasi yang dimaksud ini adalah men-seting blank alat spektrofotometer, sebelum digunakan untuk
analisis. Secara umum sbb:

1. Nyalakan alat spektrofotometer

2. Isi kuvet dengan larutan blanko (aquades)

3. Diseting/diatur panjang gelombang untuk kalibrasi.

4. ->keterangan: 0%T itu diukur saat kuvet dalam keadaan kosong. 100%T itu diukur saat kuvet dalam
keadaan terisi larutan.

5. Kuvet berisi larutan blanko dimasukkan ke spektrofotometer

6. lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar kondisi setting blank (dalam bentuk teks)

2.6 CARA PERAWATAN SPEKTROFOTOMETER

Cara Perawatan dan Penyimpanan Alat :

1. Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20 menit.

2. Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena cahaya dari
matahari akan dapat mengganggu pengukuran.

3. Simpan spektrofotometer di dalam ruangan yang suhunya stabil dan diatas meja yang permanen.

4. Pastikan kompartemen sampel bersih dari bekas sampel.

5. Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering.

6. Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.

* Hal-hal yang harus diperhatikan :

v Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna

Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna, maka larutan tersebut
harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna. Kecuali apabila diukur dengan
menggunakan lampu UV.
Panjang gelombang maksimum

v Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yang

mempunyai absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada panajgn gelombang maksimal, kepekaannya
juga maksimal karena pada panjang gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap satuan
konsentrasi adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang gelombang maksimal, akan terbentuk
kurva absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-Beer dapat terpenuhi. Dan apabila dilakukan
pengukuran ulang, tingkat kesalahannya akan kecil sekali.

v Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban

Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan dan cahaya yang
diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb oleh benda. Tiap media
akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa yang terbentuk.
Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban pada spektrofotometer agar
pengukuran yang di dapatkan lebih teliti.

2.7 JENIS – JENIS SPEKTROFOTOMETER

Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan. Diantaranya
adalah sebagai berikut:

1. Spektrofotometri Vis (Visible)

2. Spektrofotometri UV (Ultra Violet)

3. Spektrofotometri UV-Vis

4. Spektrofotometri IR (Infra Red)

1. Spektrofotometri Visible (Spektro Vis)

Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak (visible).
Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang
gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita,
entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut
termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang
dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten
mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia
digunakan sebagai sumber lampu. Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang
memilii warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh karena
itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan
reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul
spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna
yang dihasilkan harus benar-benar stabil.

Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein). Protein terlarut dalam
larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat berwarna agar dapat dianalisa.
Reagent yang biasa digunakan adalah reagent Folin.

Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide pada protein
akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada panjang gelombang
sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan banyaknya senyawa kompleks yang
terbentuk yang berarti semakin besar konsentrasi protein terlarut dalam sample.

2. Spektrofotometri UV (ultraviolet)

Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sample


dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat
digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen
yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton
dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama
deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’, mengacu pada intinya yang memiliki
dua pertikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap
sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.

Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent
tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat,
sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada
spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna.

Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Sebagai contoh pada analisa protein terlarut (soluble protein).
Jika menggunakan spektrofotometri visible, sample terlebih dulu dibuat berwarna dengan reagent Folin,
maka bila menggunakan spektrofotometri UV, sample dapat langsung dianalisa. Ikatan peptide pada
protein terlarut akan menyerap sinar UV pada panjang gelombang sekitar 280 nm. Sehingga semakin
banyak sinar yang diserap sample (Absorbansi tinggi), maka konsentrasi protein terlarut semakin besar.
Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding spektrofotometri visible, terutama
pada bagian preparasi sample.
Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain
analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil
analisa.

3. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua
buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang
lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu
photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling
banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik
untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.

4. Spektrofotometri IR (Infra Red)

Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada penyerapan panjang
gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah dekat, pertengahan, dan jauh.
Infra merah pada spektrofotometri adalah infra merah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang
gelombang 2.5-1000 μm. Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun
biasanya lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus
fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu
menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.

Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap panjang gelombang.
Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan dengan signal standard. Perlu juga diketahui bahwa
sample untuk metode ini harus dalam bentuk murni. Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi
kontaminan akan mengganggu signal kurva yang diperoleh. Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR
lainnya yang berdasar pada penyerapan sinar IR pendek. Spektrofotometri ini di sebut Near Infrared
Spectropgotometry (NIR). Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri pakan dan pangan guna analisa
bahan baku yang bersifat rutin dan cepat.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ø Spektofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Ø Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari
sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium.

Ø Spektrofotometri memiliki 4 bagian penting yaitu: sumber cahaya, monokromator, kuvet dan detector.
Ø Spektofotometri dibagi menjadi 2 jenis, menurut optika sinarnya dan daerah spectrum. Jenis tersebut
juga dibagi menjadi beberapa jenis,

Ø Cahaya dari spektofotometri dilewatkan ke sampel dan diteruskan ke detector.

Ø Kalibrasi terdiri dari kalibrasi alat, matching kuvet, dan membuat spectrum serapan.

Ø Perawatan yang harus dilakukan cairan jangan sampai ada yang tumpah pada alat.

3.2 SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh data kata sempurna oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya
bias lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA DISINI

InstrumentasiShare:

What's Related?

makalah alat tubex

MAKALAH SPEKTROFOTOMETER

makalah sentrifuge

MAKALAH MIKROSKOP

MAKALAH SPEKTROFOTOMETER makalah embrio


0 Comments 1 Comments

FANSPAGE

Facebook

Yazhid January

Artikel Populer

Tes masa perdarahan PEMBUATAN EMBA DAN MCA makalah sentrifuge JUDUL KTI ANALIS KESEHATAN
LENGKAP DENGAN PROPOSAL Makalah Myasis makalah spektrofotometer MAKALAH KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS LEUKEMIA MIELOBLASTIK AKUT M2

Labels

artikel kes.

Bakteriologi

BIOKIMIA

Etika profesi

Hematologi

ilmu farmasi

Ilmu kebidanan

Ilmu Keperawatan

IMUNOHEMATOLOGI

imunoserologi

Instrumentasi

JUDUL KTI

kimia analitik

KIMIA KLINIK

Klinik rutin
Laporan Amami

Laporan Imun

Laporan Praktikum Kimia analitik

Laporan Praktikum Parasitologi

Manajemen Lab

Media dan reagensia

mikologi

Parasitologi

Patologi Klinik

promkes

Semua ilmu

Sitohistoteknologi

Toksikologi

Transfusi darah

Virologi

POPULAR POSTS

makalah spektrofotometer

makalah spektrofotometer

JUDUL KTI ANALIS KESEHATAN LENGKAP DENGAN PROPOSAL

JUDUL KTI ANALIS KESEHATAN LENGKAP DENGAN PROPOSAL

PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUS

PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUS

MAKALAH MIKROSKOP

MAKALAH MIKROSKOP

CATEGORIES
Artikel Kes. Bakteriologi BIOKIMIA Etika Profesi Hematologi Ilmu Farmasi Ilmu Kebidanan Ilmu
Keperawatan IMUNOHEMATOLOGI Imunoserologi Instrumentasi JUDUL KTI Kimia Analitik KIMIA KLINIK
Klinik Rutin Laporan Amami Laporan Imun Laporan Praktikum Kimia Analitik Laporan Praktikum
Parasitologi Manajemen Lab Media Dan Reagensia Mikologi Parasitologi Patologi Klinik Promkes Semua
Ilmu Sitohistoteknologi Toksikologi Transfusi Darah Virologi

Created By Sora Templates & Blogger Templates | Gooyaabi Templates

Anda mungkin juga menyukai