GEOLOGI BATUBARA
Disusun Oleh :
ARYO N MAULANA
141.10.1015
Gambar 3. Peta geologi daerah sekitar Berau, Kalimantan Timur (Situmorang &
Burhan, 1995) dan lokasi pengukuran stratigrafi rinci (Rachmansjah drr., 2003). (dalam
Maryanto,S.2011)
PEMBAHASAN
1. FAKTOR SYN-DEPOSITIONAL
Pada umumnya sedimen pembawa batubara diendapkan dimulai dari tepi
hingga ketengah cekungan, sedangkan struktur geologi dapat sangat
berpengaruh terhadap akumulasi sedimen dan jumlah suplai material
rombakan yang diperlukan guna mengetahui runtunan lapisan batubara,
sebaran dan ciri lingkungan pengendapanya.
2. FAKTOR MIKRO-STRUKTUR
Gabungan akumulasi ketebalan sedimen dan kecepatan penurunan
cekungan menyebabkan ketidak stabilan terutama di bagian tepi cekungan.
Akibat adanya struktur pembebanan ketika sedimen masih dalam bentuk
fluida, menyebabkan sedimen pembawa batubara terlihat berbentuk struktur
slumping ciri lain seperti: injeksi sedimen ke dalam lapisan bagian atas dan
bawah.
3. FAKTOR MAKRO-STRUKTUR
Sesar didalam sebuah cekungan sedimen aktif kembali sehingga bisa
mempengaruhi lapisan batubara, sebagi contoh sesar growth fault dalam
cekungan tektonik bisa menyebabkan penebalan lapisan batubara secara
setempat, hal ini disebabkan penurunan cekungan akibat pensesaran. Sesar
growth fault berpengaruh terhadap proses pengendapan sedimen, bidang sesar
growth fault tersebut merupakan zona bidang gelincir (failure) menyebabkan
gravity sliding berupa longsoran sedimentasi di cekungan tersebut. Lapisan
batubara yang mengalami splitting (bercabang) merupakan petunjuk adanya
sesar growth fault. Reaktivasi kembali sesar-sesar tersebut dapat
menghasilkan bentuk lapisan batubara yang melengkung ke bawah dan ke
atas, dan selanjutnya diikuti lapisan sedimen non batubara yang bentuknya
melengkung juga
4. POST – DEPOSITIONAL
Struktur-struktur geologi yang terbentuk setelah deposional adalah
kekar,sesar, dan lipatan. Selain itu adanya mineral presipitasi seperti gypsum juga
merupakan hasil post-depositional.
a. SESAR
Sesar normal sering dijumpai sebagai produk tegasan utama
vertikal hasil gaya gravitasi,sesar normal umum dijumpai di lapisan
batubara yaitu di bagian sayap-sayap lipatan, pergeserannya dapat
mencapai beberapa meter, dip bidang sesar normal mulai 60° – 70°.
Pembentukan sesar normal dalam skala besar disebabkan oleh gaya
tension yang tertarik karena regangan (rifting) di continental crust, searah
dengan sesar-sesar normal yang terjadi secara di lokal area, sesar normal
skala besar tersebut membentuk struktur geologi half grabben.
Gambar 7. Pergeseran lapisan batubara akibat reverse fault, throw 1,5 meter
b. LIPATAN
Lapisan batubara dapat terlipat seperti pada batuan sedimen pada
umumnya. Gaya kompresi terhadap lapisan batubara selama perlipatan
menghasilkan lipatan antiklin landai disertai adanya thrust sepanjang
tonjolan (nose) dari lipatan tersebut, bentuk seperti ini adalah jenis antiklin
queue. Lapisan bisa mengalami penipisan di bagian tengah (pinch out)
sepanjang sayap lipatan fold limb dan terlihat seperti aliran sepanjang
sumbu antiklin. Makin intensif gaya yang bekerja maka akan semakin
kompleks perlipatan dan pensesaran yang terjadi.
Gambar 5. Model rekonstrusi pengendapan progradasi delta Formasi Berau di Sub-Cekungan
Berau. Slumping – Lipatan (Growth Fold) – Growth Fault
Kesimpulan