BAB I
PENDAHULUAN
industri dalam negeri mengakibatkan impor dari pabrik luar negeri tidak dapat
dihindari karena produksi asam nitrat dalam negeri tidak cukup. Dari data Badan
Pusat Statistik bahwa kebutuhan asam nitrat Indonesia rata-rata mencapai 48.625,6
ton/tahun. Sedangkan produksi dalam negeri rata-rata 37.739 ton/tahun sehingga
kekurangan asam nitrat rata-rata 10.886,7 ton/tahun. Oleh karena itu pendirian pabrik
ini layak dan ditambah lagi kebutuhan bahan baku nya cukup banyak tersedia di
Indonesia.
1.2 Maksud Dan Tujuan Prarancangan Pabrik
Banyak komoditas yang membutuhkan asam nitrat, baik sebagai bahan baku
industri pupuk, bahan peledak, plastik, dan nitrofosfat.
Adapun tujuan dari prarancangan pabrik asam nitrat ini adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lapangan kerja baru, yang berarti mengurangi jumlah
pengangguran.
2. Mengurangi ketergantungan pada Negara Asing.
3. Meningkatkan lapangan pendapaatan Negeri dari sektor industri. Serta
menghemat devisa Negara.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia lewat alih teknologi.
5. Mengaplikasikan ilmu teknik kimia khususnya di bidang perancangan, analisa
proses dan operasi teknik kimia sehingga memberikan gambaran kelayakan
perancangan pabrik pembuatan asam nitrat.
Kebutuhan
Impor Produksi dalam
Tahun dalam negeri
(ton/th) negeri (ton/th)
(ton/th)
2008 8966 35128 44094
2009 10234 36128 46362
2010 11259 37474 48733
2011 11187 38871 50058
2012 12990 40871 53861
2013 12800 40871 53671
Sumber : Badan Pusat Statistik dan Departemen Perindustrian, 2014
Dari tabel 1.1 terlihat bahwa konsumsi asam nitrat lebih besar dari pada
produksi asam nitrat dalam negeri sehingga Indonesia mendapat pemenuhan asam
nitrat dari luar negeri. Dari tahun 2008 sampai dengan 2013 kebutuhan asam nitrat di
Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 kebutuhan asam nitrat sebesar
43.600 ton/tahun dan meningkat sebesar 80.9% di tahun 2012 menjadi 53.861
ton/tahun dan jika di rata-rata kan dari tahun 2008 sampai 2013 kebutuhan asam nitrat
dalam negeri sebesar 48.625,6 ton/tahun sedangkan produksi dalam negeri rata-rata
37.789 ton/tahun sehingga mengalami kekurangan sebesar 10.886 ton/tahun. Hal ini
disebabkan karena meningkatnya sektor industri kimia yang menggunakan bahan
baku asam nitrat untuk membuat produk ammonium sulfat, bahan peledak, industri
nitrofosfat, serat sintetis, plastik, pewarna, bahan bakar roket, dan glikol nitrat.
Dengan kurangnya produksi asam nitrat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
sehingga pendirian pabrik asam nitrat ini layak didirikan.
= 3.5
a=
b=
a = 49463,2
b = 810
Y = 42292,5 + 2048,8x
Contoh :
Pada tahun 2014 nilai x (periode waktu) adalah 7
Y = 42292,5 + (2048,8 x 7)
Y = 56633,87 Ton
Dengan menggunakan cara yang sama, maka data proyeksi kebutuhan Asam
Nitrat pada tahun 2015-2030 bisa dilihat pada tabel 1.3 berikut :
Tabel 1.3 Proyeksi kebutuhan Asam Nitrat dalam negeri dari tahun 2015– 2030
Tahun Kebutuhan
(Ton/Tahun)
2014 56633.87
2015 58682.64
2016 60731.41
2017 62780.18
2018 64828.95
2019 66877.72
2020 68926.5
2021 70975.27
2022 73024.04
2023 75072.81
2024 77121.58
2025 79170.35
2026 81219.12
2027 83267.9
2028 85316.67
2029 87365.44
Berdasarkan data tabel 1.3 dan 1.4 dapat disimpulkan bahwa pra-rancangan
pabrik Asam Nitrat direncanakan dengan kapasitas produksi 25.000 ton/tahun pada
tahun 2019 dengan pertimbangan:
1. Berdasarkan perhitungan sebelumnya pada tabel 1.3 didapatkan bahwa
prediksi total kebutuhan asam nitrat di Indonesia tahun 2019 sebesar
66.877,72 ton pertahun, sedangkan produksi dalam negeri 40.871 ton/tahun
berarti mengalami kekurangan sebesar 26.006,2 ton/tahun. Maka
perancangan pabrik asam nitrat ini mampu memenuhi pasar Indonesia
sebesar 96.12 %.
2. Kapasitas pabrik yang ingin didirikan paling tidak sama dengan atau
minimum dengan kapasitas pabrik yang telah beroperasi. Dilihat dari data
tabel 1.4 maka dipilih kapasitas perancangan pabrik dengan kapasitas
minimum pabrik di dunia yang telah beroperasi, yaitu sebesar 25.000
ton/tahun.
3. Dalam membangun pabrik asam nitrat ini berpotensi menguasai pasar dan
memenuhi kebutuhan asam nitrat di Indonesia sehingga impor dari luar
negeri akan berkurang.
Data kebutuhan dan produksi Asam Nitrat di Indonesia dari tahun 2009 sampai
tahun 2030 bisa dilihat pada gambar 1.1 berikut ini.
Dari pertimbangan dan analisa 2 lokasi di atas maka ditetapkan lokasi pabrik
Asam Nitrat di daerah Palembang kecamatan Tanjung si api-api, Sumatera
Selatan, Adapun yang menjadi bahan pertimbangan pemilihan lokasi pabrik Asam
Nitrat di Palembang anatara lain sebagai berikut :
1. Ketersediaan bahan baku
Untuk menekan biaya penyediaan bahan baku, maka pabrik asam nitrat
didirikan berdekatan dengan pabrik penyedia ammonia seperti PT. Pusri dan
Oksigen PT. Libra Gas Indonesia begitu jg dengan bahan tambahan yaitu Air
bersumber dari sungai Musi.
2. Pemasaran produk
Sumatera Selatan adalah daerah industri kimia yang besar dan sedang
berkembang pesat. Produk asam nitrat ini akan dengan mudah di pasarkan ke
PT. Pusri yang berlokasi di palembang juga maupun produsen lainnya.
3. Tenaga Kerja
Untuk tenaga kerja dengan kualitas tertentu dapat dengan mudah diperoleh
meski tidak dari daerah setempat. Sedangkan untuk tenaga buruh diambil dari
daerah setempat atau dari para pendatang pencari kerja.
4. Faktor Penunjang Lain
Pabrik asam nitrat ini memerlukan air yang relative cukup banyak, baik untuk
kebutuhan proses maupun sebagai bahan tambahan. Untuk pemenuhan
kebutuhan ini, pengadaan air diambil dari sungai musi yang nanti digunakan
sebagai bahan tambahan dan utilitas.
Gambar 1.2. Lokasi pabrik Asam Nitrat Daerah Palembang, Sumatera Selatan