Anda di halaman 1dari 4

Sampah masih menjadi salah satu permasalahan yang sulit sekali diatasi di Indonesia.

Ada
beberapa penyebab mengapa permasalahan sampah di Indonesia masih sulit diatasi, antara lain
adalah semakin bertambahnya jumlah konsumsi barang-barang yang berpotensi menjadi sampah
dan semakin berkurangnya lahan untuk tempat penampung sisa-sisa konsumsi masyarakat. Plastik
merupakan sampah yang paling banyak dijumpai di sekitar kita. Menurut penelitian, sampah
plastik yang berada di dalam tanah baru akan terurai setelah 20 tahun, dan sampah plastik itupun
harus berada pada tanah yang memiliki kadar air yang besar. Apabila berada di tempat yang
tanahnya kering, maka sampah plastik akan tambah sulit mengurai. Pengolahan sampah yang
kurang baik juga merupakan salah satu penyebab permasalahan sampah di Indonesia masih sulit
di atasi. Dari banyaknya masyarakat yang belum memiliki kesadaran akan sampah yang semakin
lama semakin menumpuk, masyarakat yang belum tau mengenai pengolahan sampah, hingga
pengolahan sampah yang terlambat dan kurang baik di TPA sampai akhirnya terjadi penumpukan
sampah seperti “Gunung sampah” pada TPA di Indonesia.

Di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya yaitu Universitas Negeri Surabaya atau
Unesa telah menerapkan program Eco Campus yang telah memenangkan penghargaan dari BLH
Kota Surabaya Nomor 660/3675/436.7/2015 secara berturut – turut selama 2 tahun terakhir. Eco
Campus tidak lepas dari peran civitas Akademik di Unesa. Salah satunya dengan diresmikannya
Bank Sampah pada tanggal 13 Maret 2015 yang langsung diresmikan oleh walikota Surabaya Bu
Tri Rismaharini. Ditemui tim wartapala bank sampah yang dicetus oleh Bu Winarsih dosen biologi
FMIPA ini sudah mulai beroperasional dengan dua sub yakni bank sampah serta rumah kompos.

Untuk mengatasi permasalahan sampah plastik yang sulit terurai Bu Winarsih mencari ide
agar sampah plastik yang dihasilkan di Unesa harus musnah juga di wilayah Unesa. Salah satunnya
adalah dengan distilasi sampah plastik. Prinsip distilasi sampah plastik adalah dengan membakar
sampah di dalam reaktor yang cukup besar untuk menampung sampah plastik kemudian reaktor
tersebut ditutup guna Mengurangi kadar air atau udara yang di dalam reaktor tersebut, sehingga
distilasi yang di harapkan adalah yang bebas dari uap air. Uap air dapat mengganggu proses
perubahan minyak dalam bentuk plastik menjadi fase gas yang kemudian dikondensasikan melalui
kondensor dan dihasilakan minyak yang dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar Diesel
atau jenset.
Namun dalam penggunaan energi untuk memulai proses distilasi sampah plastik tersebut
dinilai masih kurang dari cukup, karena tidak adanya kompor atau pemanas yang cukup besar
untuk menampung sampah dalam jumlah besar. Efisiensi bahan bakar sangat diperlukan dalam
proses ini dan polusi yang dihasilkan harus seminimal mungkin.

Gagasan kami yaitu mencari alternatif untuk pembakaran tersebut dengan menggunakan
energi listrik yang di aplikasikan dalam reaktor penyimpan tempat sampah yang disebut dengan
Tanur induksi. Prinsip kerja Tanu induksi yaitu dengan mengalirkan arus listrik ke kumparan
kawat yang di tengahnya terdapat cor – coran beton yang tahan panas yang berbentuk U. Kami
menggunakan Tanur induksi karena energi yang dihasilkan lebih efisien dan menghasilkan residu
yang lebih sedikit dari pada melalui pembakaran dengan cara manual. Berikut data berbagai
macam jenis plastik yang dihasilkan dari proses pirolisis sampah plastik

Hasil
No Nama Jenis Sampah Plastik Massa
Minyak yang perbandingan
Residu
dihasilkan Minyak
1 Bumper Polipropilen 1Kg 674 g 67.40% 250 g
Tempat
2 minuman Polipropilen atau polietilen
(yakult) 400 g 337 g 84.40% 40 g
3 Tempat DVD polipropilen 1 kg 808 g 80.80% 107 g
Rumput
4 Polipropilen atau polietilen
Sintetis 700 g 520 g 74% 90 g
Polipropilen (tipe halus) atau
5 Casing mainan
polistirena(tipe keras) 600g 560 g 93% 40 g
Tempat plastik polipropilen (sedotan), polipropilen
6
bekal roti atau polietilen (pembungkus) 500 g 412 g 82.40% 88 g
Tas plastik
7 Polipropilen atau polietilen
jinjing 1 kg 820 g 82.00% 64 g
Polypropilen
8 Polipropilen atau polietilen
strapband 682 g 622 g 91.20% 60 g
Tabel 1. Hasil eksperimen pirolisis plastik (Blest.co.jp)

Tanur induksi bekerja dengan prinsip transformator dengan kumparan primer dialiri arus
AC dari sumber tenaga dan kumparan sekunder. Kumparan sekunder yang diletakkan di dalam
medan magnet kumparan primer akan menghasilkan arus induksi. Berbeda dengan transformator,
kumparan sekunder digantikan oleh bahan baku peleburan serta dirancang sedemikian rupa agar
arus induksi tersebut berubah menjadi panas yang sanggup mencairkannya.

Sesuai dengan frekuensi kerja yang digunakan, tanur induksi dikategorikan sebagai tanur
induksi frekuensi jala-jala (50 Hz – 60 Hz) dengan kapasitas lebur diatas 1 ton/jam dan tanur
induksi frekuensi menengah (150 Hz – 10000 Hz) untuk tanur dengan kapasitas lebur rendah.

Mengingat bahwa beban yang digunakan dalam distilasi sampah plastik adalah plastik yang
memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah. Maka arus, frekuensi dan tegangan yang
digunakan otomatis menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan beban berjenis besi dan logam
– logam lainnya berikut disajikan data tentang titik didih dan titik leleh berbagai jenis plastik

Gambar… titik didih dan titik leleh berbagai jenis plastik

Tanur induksi diharapkan untuk menghasilkan presentasi minyak yang lebih murni dan
mengurangi residu dari proses pemanasan dan hasil yang dihasilkan sehingga limbah yang
dihasilkan lebih sedikit dan ramah lingkungan.
Gambar …. Alat distilasi Sampah plastik

Gambar … Tanur induksi

Anda mungkin juga menyukai