Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMBERLAKUAN HUKUM di INDONESIA dalam PANDANGAN PENDIDIKAN


ANTI KORUPSI

Oleh :

Adinda Wulan Pangesty

16030234029

KIMIA B 2016

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABYA

2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat taufik hidayah
dan inayahnya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini berjudul PEMBERLAKUAN HUKUM di INDONESIA dalam
PANDANGAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Semoga makalah
ini dapat membantu bagi semua pihak untuk memahami pentingnya Pendidikan Anti Korupsi
dalam berbagai hal.

Gresik, 21 MEI 2017

Penulis
DAFTAR ISI

BAB 1 : Pendahuluan

1.Latar Belakang

2. Tujuan

BAB II : Kajian Pustaka

BAB III : Pembahasan

BAB IV : Penutup

Daftar Pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang :

Korupsi merupakan hal yang sudah sering kia dengar dan kita lihat baik itu dalam
dunia politik maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pelaku korupsi biasanya berasal dari
kalangan pejabat yang telah mendapat kepercayaan dari masyarakat. Namun, dengan
mudahnya mereka mengkhianati kepercayaan rakyat. Dengan rasa tidak bersalah mereka
menggelapkan uang Negara dan berhura-hura dengan uang tersebut sementara itu Negaralah
yang menjadi korban ulah mereka dan harus menanggung kerugian yang mereka sebabkan.

Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk memerangi korupsi dengan berbagai
cara. KPK sebagai lembaga independen yang secara khusus menangani tindak korupsi,
menjadi upaya pencegahan dan penindakan tindak pidana. Korupsi dipandang sebagai
kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang oleh karena itu memerlukan upaya luar biasa
pula untuk memberantasnya. Upaya pemberantasan korupsi - yang terdiri dari dua bagian
besar, yaitu penindakan dan pencegahan - tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya
dilakukan oleh pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta masyarakat. Oleh karena itu
tidaklah berlebihan jika mahasiswa - sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat yang
merupakan pewaris masa depan - diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia.
Korupsi di negeri ini sekarang sedang merajalela bahkan telah menjadi suatu
kebiasaan bahkan bisa dikatakan sudah menjamur hingga sulit untuk dihilangkan. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam menangani korupsi. Namun, tetap saja korupsi
masih terdapat di negeri ini. Salah satu mengapa orang berani melakukan tindak pidana
korupsi yaitu karena kurangnya kesadaran pribadi tentang bahaya korupsi. Tentu saja kita
tidak bisa menyadarkan para koruptor karena mereka sudah terlanjur terbiasa dengan
tindakan tersebut.
Salah satu upaya jangka panjang yang terbaik untuk mengatasi korupsi adalah dengan
memberikan pendidikan anti korupsi dini kepada kalangan generasi muda sekarang. Karena
generasi muda adalah generasi penerus yang akan menggantikan kedudukan para penjabat
terdahulu. Selain itu, generasi muda juga sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan di
sekitarnya. Melalui penerapan pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi diharapkan bisa
lebih mudah mendidik dan memengaruhi generasi muda supaya tidak melakukan tindak
pidana korupsi sebelum mereka lebih dulu dipengaruhi oleh budaya korupsi dari generasi
pendahulunya.

2. Tujuan :

Untuk mengetahui penerapan hukum yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan pelaku
tindak korupsi yang berasal dari berbagai kalangan yang ada serta mengetahui aspek yang
mempengaruhi penerapan hukum tersebut sehingga banyak terjadi ketidaksetaraan seseorang
dimata hukum berkaitan dengan pentingnya pendidikan anti korupsi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 pengertian korupsi


adalahperbuatanmelawanhukumdenganmaksudmemperkayadirisendiriatau orang lain yang
dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara. Korupsi sebagai suatu fenomena
sosial bersifat kompleks, sehingga sulit untuk mendefisinikannya secara tepat tentang ruang
lingkup konsep korupsi. Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik, yang berarti
tindakan korupsi yang sepertinya sudah melekat kedalam sistem menjadi bagian dari
operasional sehari-hari dan sudah dianggap lazim serta tidak melanggar apa pun. Misalnya
sebuah instansi yang menerima uang dari rekanan dan kemudian dikelolanya sebagai dana
taktis, entah itu sebagai semacam balas jasa atau apa pun. Kalau mark up atau proyek fiktif
sudah jelas-jelas korupsi, tetapi bagaimana seandainya itu adalah pemberian biasa sebagai
ungkapan terimakasih. Kalau itu dikategorikan korupsi, maka mungkin semua instansi akan
terkena. Dana taktis sudah merupakan hal yang biasa dan itu salah satu solusi untuk
memecahkan kebuntuan formal. Ada keterbatasan anggaran lalu dicarilah cara untuk
menyelesaikan banyak masalah.Bagi banyak orang korupsi bukan lagi merupakan suatu
pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan. Dalam seluruh penelitian
perbandingan korupsi antar negara, Indonesia selalu menempati posisi paling rendah. Hingga
kini pemberantasan korupsi di Indonesia belum menunjukkan titik terang melihat peringkat
Indonesia dalam perbandingan korupsi antar negara yang tetap rendah.Hal ini juga
ditunjukkan dari banyaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia.

Mari kita tempatkan seorang pelajar yang ingin mencari bangku di sebuah sekolah
yang berlabel negeri dengan menggunakan jalur mandiri. Dia menyiapkan sejumlah
uang untuk menyuap orang dalam agar mendapatkan bangku di sekolah tersebut. Itulah
contoh kecil tindakan korupsi yang terjadi di kalangan pelajar. Oleh karena itu, pendidikan
anti korupsi harus cukup jelas dalam hal bagaimana dan seberapa banyak jenis korupsi serta
tindakan yang tidak halal itu merugikan masyarakat terutama diri sendiri.

Pendidikan adalah salah satu penuntun generasi muda untuk ke jalan yang benar. Jadi,
sistem pendidikan sangat memengaruhi perilaku generasi muda ke depannya. Termasuk juga
pendidikan anti korupsi dini. Pendidikan, sebagai awal pencetak pemikir besar, termasuk
koruptor sebenarnya merupakan aspek awal yang dapat merubah seseorang menjadi koruptor
atau tidak. Pedidikan merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat demokrasi yang
madani, sudah sepantasnya mempunyai andil dalam hal pencegahan korupsi. Salah satu yang
bisa menjadi gagasan baik dalam kasus korupsi ini adalah penerapan anti korupsi dalam
pendidikan karakter bangsa di Indonesia.

Pendidikan anti korupsi sesungguhnya sangat penting guna mencegah tindak pidana
korupsi. Jika KPK dan beberapa instansi anti korupsi lainnya menangkapi para koruptor,
maka pendidikan anti korupsi juga penting guna mencegah adanya koruptor. Seperti
pentingnya pelajaran akhlak dan moral. Pelajaran akhlak penting guna mencegah terjadinya
kriminalitas. Begitu halnya pendidikan anti korupsi memiliki nilai penting guna mencegah
aksi korupsi. Maka dari itu, sebagai wanita, pemelihara bangsa dan penelur generasi penerus
bangsa, sudah pasti harus mampu memberikan sumbangsih dalam hal pemberantasan korupsi.
Satu hal yang pasti, korupsi bukanlah selalu terkait dengan korupsi uang. Namun sisi korupsi
dapat merambah dalam segala hal bidang kehidupan. Misalnya tenaga, jasa, materi, dan
sebagainya. Seperti yang dilansir dari program KPK yang akan datang bahwa pendidikan dan
pembudayaan antikorupsi akan masuk ke kurikulum pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi mulai tahun 2012. Pemerintah akan memulai proyek percontohan pendidikan
antikorupsi di pendidikan tinggi. Jika hal tersebut dapat terealisasi dengan lancar maka
masyarakat Indonesia bisa optimis di masa depan kasus korupsi bisa diminimalisir.
BAB III

PEMBAHASAN

Contoh Kasus 1 :

Contoh kasus 2 :

Dari 2 kasus diatas dapat sedikit saya simpulakn bagaimana sebenarnya penetapan
hukuman yang ada di Indonesia ini. Mungkin peribahasa Tumpul diatas runcing dibawah
ini sangat tepat menggambarkan penerapan hukuman yang ada di Indonesia saat ini. Banyak
masyarakat kecil yang dihukum mati-matian dan para pejabat yang benar-benar bersalah
dibela mati-matian. Sungguh ironi yang terjadi di negeri ini sangat menyayat hati keadilan
hanya ditegakkan kepada mereka yang lemah hukum dan memiliki koneksi serta sedikit uang
sedangkan bagi pemilik kekuasaan dengan puluhan koneksi dan uang yang tanpa batas bisa
membeli atau bahkan memilih hukuman sesuai yang mereka mau. Inilah yang terjadi pada
hukum yangs seharusnya berlandaskan adil malah menjadi mainan yang mudah untuk
dipermainkan.
Dari kasus diatas merupakan masalah yang cukup crucial yang apabila tidak ditangani maka
akan terus berkelanjutan atau bahkan menjadi suatu kebiasaan yang menganggaop hukum
hanya tajam kepada masyarakat kelas bawah. Disini saya akan mengulas bagaimana
pentingnya pendidikan anti korupsi yang sangat diperlukan dan ditekankan kepada
masyarakat bahwa dalam hukum di indonesia korupsi sangat sering terjadi dan akibat yang
ditimbulkan sangat beragam dan bukan hanya berdampak pada dunia politik namun juga
dapat berdampak pada beragam aspek kehidupan yang ada. Jika kita melihat semakin
banyaknya kasus korupsi yang terjadi di bangsa ini telah menjadi suatu aib ataupun hal yang
sangat memalukan mengatakan diri sebagai negara yang besar, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berlandaskan hukum dan lain-lain. Semua hal tersebut dapat dikatakan hanya
sebagai isapan jempol belaka. Indonesia yang dikatakan negara yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa namun tetap saja melakukan korupsi tidak memperdulikan dosa akibat telah
mencuri uang rakyat. Koruptor-koruptor yang telah dengan enaknya mengambil uang rakyat
tanpa ada rasa bersalah. Lalu hukum yang seharusnya memberikan sanksi tampaknya belum
cukup kuat dalam memberikan efek jera dan takut kepada para pelaku korupsi saat ini. Salah
satu hal yang sangat kurang pantas kalau kita mengatakan bahwa bangsa Indonesia sendiri
sebagai salah satu bangsa yang berlandaskan hukum ,namun hukumnya sendiri masih di
permainkan seperti boneka, mudah diperjualbelikan di pengadilan, hukum masih rapuh dan
cacad serta kedudukan dan kekuatan hukum itu sendiri masih tidak dapat mengikat yakni
dapat dilihat melalui berupa sanksi atau hukuman yang masih di lihat lemah bagi para
koruptor tersebut. Dengan melihat banyaknya kasus korupsi yang terjadi mulai dari kasus
bank Century, kasus gayus tambunan, kasus Nazaruddin, kasus penangkapan Nunun surbakti,
kasus di tubuh kemenakentras dan banyaknya kasus korupsi lainnya. Seperti bangsa ini telah
menjadi gudangnya para pelaku tindakan pidana korupsi. Banyak hal yang telah terjadi
korupsi telah merajalela seperti virus dan telah menjadi penyakit serta memendam dalam
tubuh pemerintahan pusat dan daerah bangsa ini. Mengkaji hukum Melihat lemahnya
penanganan dari para pengadilan dan kejaksaan dalam menangani kasus korupsi telah
menjadi suatu misteri tersendiri, apa gunanya ada hukum kalau hukum itu sendiri kedudukan
dan kekuatan dari hukum di negeri ini sangat lemah. Hukum di indonesia ketika lihat dari
komposisi isinya bagus namun ketika pelaksaan di lapangan ternyata sangat tidak
memuaskan, banyak hal-hal yang masih menjadi cacad belaka dan terdapat lubang-lubang
kepentingan oleh elit-elit politik bangsa ini. Kalau begini selogan tentang hukum itu buta dan
tidak pandang bulu berarti salah. Sebagai gambaran jelasnya pada kasus yang menimpa gayus
tambunan aktor mafia pajak yang dikatakan menjadi tersangka dan telah mendekam di sel
penjara, namun mengapa bisa sel penjara yang menjadi tempat para pelaku kejahatan
seharusnya di tahan,namu bagi gayus sel itu hanya sebagai tempat peristirahatan. Dia bahkan
dapat dengan leluasa bergerak bebas meninggalkan penjara dan jalan-jalan ke singapura serta
bali. Yang perlu dipersalahkan disini adalah hukumnya atau implementasi dari hukum
tersebut yang dimana terdapat orang-orang kurang bertangung jawab dalam melaksankan
tugas negara. Moral aparatur negara Dengan melihat kasus yang banyak terjadi, ternyata
aparat yang kita bangga masih saja berprilaku nakal dan kurang bertanggung jawab. Hal-hal
yang ternyata sepele dilihat namun dapat berdampak buruk bagi orang banyak. Disini
diperlukan penataran dan pendidikan moral yang sangat dibutuhkan agar para aparat negara
tersebut dapat melaksanakan kewajiban negara dengan baik.

Belajar dari masa lalu, sejarah telah membuktikan bahwa perjalanan bangsa ini tidak
lepas dari peran kaum muda yang menjadi bagian kekuatan perubahan. Hal ini membuktikan
bahwa pemuda memiliki kekuatan yang luar biasa. Tokoh-tokoh sumpah pemuda 1928 telah
memberikan semangat nasionalisme bahasa, bangsa dan tanah air yang satu yaitu Indonesia.
Peristiwa sumpah pemuda memberikan inspirasi tanpa batas terhadap gerakan-gerakan
perjuangan kemerdekaan di Indonesia. Semangat sumpah pemuda telah menggetarkan
relung-relung kesadaran generasi muda untuk bangkit, berjuang dan berperang melawan
penjajah Belanda.

Untuk konteks sekarang dan mungkin masa-masa yang akan datang yang menjadi
musuh bersama masyarakat adalah praktek bernama Korupsi. Fakta bahwa korupsi sudah
sedemikian sistemik dan kian terstruktur sudah tidak terbantahkan lagi. Ada cukup banyak
bukti yang bisa diajukan untuk memperlihatkan bahwa korupsi terjadi dari pagi hingga
tengah malam, dari mulai soal pengurusan akta kelahiran hingga kelak nanti pengurusan
tanah kuburan, dari sektor yang berkaitan dengan kesehatan hingga masalah pendidikan, dari
mulai pedagang kaki lima hingga promosi jabatan untuk menduduki posisi tertentu di
pemerintahan.

Oleh karena itulah, peran kaum muda sekarang adalah mengikis korupsi sedikit demi
sedikit, yang mudah-mudahan pada waktunya nanti, perbuatan korupsi dapat diberantas dari
negara ini atau sekurang-kurangnya dapat ditekan sampai tingkat serendah mungkin.

Jadi pentingnya pendidikan anti korupsi disini merupakan hal yang wajib karena ini
merupakan fondasi bagi bangsa sehingga korupsi yang ada diindonesia yang telah dilakukan
dibanyak hal sedikit demi sedikit akan pudar dengan seiring berjalannnya waktu karena
hanya pendidikan inilah yang bisa dilakukan oleh bangsa maupun generasi muda yang
apabila kita lihat dari segi politik memang sangat sulih untuk menghilangkan kesan bahwa
dalam politik korupsi merupakan hal yang wajar. Dari pendidikan anti korupsi pula muncul
berbagai solusi untuk memecahkan korupsi yang telah merajalela ini contohnya dengan
penerpan hukuman yang membuat para koruptor jera serta dengan menerapkan nilai nilai
pancasila dan menjadikan UUD 1945 menjadi landasan hukum yang terkuat dan mematuhi
segala hukum yang ada sehingga perbuatan korupsi semakin berkurang karena telah
dipersempit ruang geraknya oleh hukum hukum yang telah ada. Dari situ tugas generasi muda
penerus bangsa yang harus bekerja keras untuk memutus rantai ketidaksetaraan hukum yang
ada karena disebabkan oleh korupsi inilah yang diperlukan karena dengan generasi muda
yang paham akan pentingnya nilai nilai anti korupsi inilah yang membuat hukum yang ada
menjadi setara dan mengurangi prbuatan korupsi dikarenakan pahamnya mereka akan
dampak yang akan ditimbulkan oleh para koruptor yang bertindak sesuka hati mereka.
BAB IV

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat saya simpulkan bahwa perbuatan korupsi memberikan
banyak dampak negatif dalam bidang hukum yang membuat para koruptor tidak segan
menggunakan kekuasaan yang mereka miliki untuk membeli hukum yang ada sedangkan
hukum yang seharusnya adil dikarenakan korupsi ini membuat hukum menjadi tumpul
diatas runcing dibawahsehingga para masyarakat kelas bawah hanya bisa diam tanpa diberi
kebebaan untuk berpendapat. Maka dari itu pendidikan anti korupsi sangat berguna bagi
kelangsungan hukum dimasa depan karena dengan pendidikan anti korupsi dapat memotong
pergerakan para koruptor yang dapat mengganggu hukum yang ada sehingga dengan
pendidikan yang cukup para generasi muda dapat menanggulangi dan memperkecil akibat
yang ditimbulkan dari perbuatan korupsi ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://guru.or.id/perlukah-pendidikan-antikorupsi-itu.html.

2. http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/02/18/o2qort335-10-penyebab-
hukuman-koruptor-jadi-ringan

3. http://www.kompasiana.com/armensius/hukuman-bagi-
koruptor_550b005b813311e178b1e43f

4. Razib, Rizal. PERAN PEMUDA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI


INDONESIA; INTERNALISASI TIGA AJARAN KI HAJAR DEWANTARA
http://rizalrazib.blogspot.com/2011/11/peran-pemuda-dalam-pemberantasan.html

5. Rizani, Ahmad. Peran serta Pemuda sebagai Agen Pemberantasan Korupsi


http://kompasiana.com/post/hukum/2011/01/29/peran-serta-pemuda-sebagai-agen-
pemberantasan-korupsi

6. Suwanda,Made dkk.2016.Pendidikan Kewarganegaraan.Surabaya:Unesa University Press.

Anda mungkin juga menyukai