Studi Kasus
Disusun oleh :
NIM : 16030234029
Masalah .......................................................................................................... 4
Kesimpulan .................................................................................................... 6
Bab 1 : Latar Belakang
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisian
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun
dalam pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya
berupa dokumen tertulis (formal). namun menurut para ahli ilmu hukum maupun
ilmu politik konstitusi harus diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara,
kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan dan distibusi maupun alokasi,
Konstitusi bagi organisasi pemerintahan negara yang dimaksud terdapat beragam
bentuk dan kompleksitas strukturnya, terdapat konstitusi politik atau hukum akan
tetapi mengandung pula arti konstitusi ekonomi, Kekuasaan yang tak terbatas
adalah sebuah resiko yang sangat besar. Oleh karena itu, Konstitusi merupakan
sesuatu yang harus ada untuk membatasi kekuasaan. Pengawasan dan pembatasan
dilakukan terhadap tindakan-tindakan pemerintah(penguasa). Sedangkan sumber
konstitusi sebagai hukum dasar tergantuk dari kedaulatan negara. Sebuah negara
yang menganut paham demokrasi(kedaulatan rakyat), maka yang menentukan
berlaku tidaknya konstitusi adalah rakyat. Jika kedaulatan negara berada di tangan
sultan, maka legitimasi konstitusi berada di tangan penguasa. Kemudian setelah
konstitusi berlaku, konstitusi tersebut menjadi sumber hukum paling tinggi dan
fundamental sebagai pedoman peraturan-peraturan dibawahnya. Konstitusi
menempati kedudukan yang begitu krusial di dalam kehidupan ketatanegaraan
sebuah Negara sebab konstitusi menjadi tolak ukur kehidupan berbangsa dan
bernegara yang penuh dengan fakta sejarah perjuangan para pahlawannya.
Walaupun konstitusi yang terdapat di dunia ini tidak sama satu dengan lainnya
baik dalam hal bentuk, isi, maupun tujuan namun pada umumnya semuanya
memiliki kedudukan formal yang sama,
2. Dasar Teori :
Kata konstitusi secara ilmiah berasal dari bahasa Perancis yaitu
Constituir, yang berarti membentuk. Dalam konsteks ketatanegaraan,
konstitusi dimaksudkan dalam pembentukan suatu negara atau menyusun dan
menyatakan sebuah negara. Konstitusi juga bias diartikan sebagai peraturan
dasar (awal) mengenai pembentukan suatu negara.
Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi lebih dikenal dengan
istilah Grondwet, yang berarti undang-udang dasar (grond=dasar,
wet=undang-undang). Di Jerman Istilah Konstitusi juga lebih dikenal dengan
istilah Grundgesetz, yang juga bearti Undang-Undang Dasar (grund = dasar
dan gesetz = undang-undang)
Istilah konstitusi menurut Chairil Anwar adalah fundamental laws
tentang pemerintahan suatu negara dan nilai-nilai fundamental. Sementara
menurut Sri Sumantri, konstitusi bererti suatu naskah yang memuat suatu
bangunan negara serta sendi-sendi yang diperlukan untuk berdirinya sebuah
negara. Dan menurut K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem
ketaatanegaraaan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang
mmbentuk mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan
ketentuan-ketentuan hokum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan
struktur lembaga pemerintahan termasuk hubungan kerjasama antara negara
dan masyarakat (rakyat) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam prakteknya, konstitusi ini dapat dibagi ke dalam dua bagian, yakni
yang tertulis yang dikenal dengan Undang-Undang Dasar dan yang tidak
tertulis lebih dikenal dengan Konvensi. Contoh dari konstitusi yang tidak
tertulis seperti pembacaan pidato presiden setelah perayaan kemerdekaan RI.
UUD merupakan terjemahan istilah dalam bahasa Belanda
yaitu Gronwet. Grond artinya tanah/dasar, sedangkan Wet artinya Undang-
Undang. Mencermati dikotomi istilah constitution denganGronwet (UUD). maka
L.J. Van Apeldoorn membedakan dengan jelas kedua istilah tersebut.
istilahGronwet adalah bagian tertulis dari Konstitusi, sedangkan konstitusi
memuat peraturan tertulis maupun tidak tertulis.
Herman Heller membagi pengertian kosntitusi menjadi tiga sebagai berikut:
4. Bersifat adil
Hal-hal yang diatur dala, konstitusi negara umumnya berisi tentang pembagian
kekuasaan negara, hubungan antarlembaga negara, dan hubungan negara dengan
warga negara. Aturan-aturan itu masih bersifat umum dan secara garis besar.
Aturan-aturan itu selanjtnya dijabarkan lebih lanjut pada aturan perundangan di
bawahnya. Menurut Mirriam Budiardjodalam bukunya dasar-dasar ilmu politik,
konstitusi atau undang-undang dasar memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
Daftar Pustaka :
http://www.wikipedia.com/