Anda di halaman 1dari 13

Teknik Pengangkatan/Pemindahan secara Manual

1) Pengangkatan/pemindahan benda berat,


Pengikatan beban yang berat akan aman bila
diketahui letak garis kerja gaya berat beban yang
dimaksud. Ikatlah beban seimbang pada garis
kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan
sambungan yang telah diuji kekuatannya akan
menghasilkan keselamatan kerja. Dibawah ini
diperlihatkan teknis pemindahan benda yang
berat

2) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang


Dongkrak adalah alat untuk menaikkan
kendaraan guna mempermudah pekerjaan
reparasi dibagian casis. Ada beberapa jenis
dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan,
tergantung pada kapasitas pengangkatannya.

3) Penyangga
Penyangga untuk menunjang kendaraan yang
sedang diangkat guna pengamanan sewaktu
melakukan perbaikan. Pada waktu menggunakan
alat pengangkat, dongkrak atau penyangga,
utamakan keamanan kerja karena kesalahan
kecil dapat menyebabkan kecelakaan besar.

4) Lokasi dongkrak dan penyangga


Untuk mencegah agar tempat penempatan
dongkrak dan penyangga tidak rusak, pilihlah
tempat-tempat yang kuat, serta
A. PROSEDUR & PERLENGKAPAN PPPK: PROSEDUR PPPK DI LINGKUNGAN KERJA
P3K di tempat kerja
adalah upaya memberikan pertolongan pertama (sementara) secara cepat dan tepat kepada pekerja atau
orang lain yang berada di tempat kerja yang mengalami kecelakaan/cidera/sakit di tempat kerja.
Petugas P3K di tempat kerja :
Pekerja/buruh yang ditunjuk oleh pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan
P3K di tempat kerja
Fasilitas P3K di tempat kerja :
Semua peralatan, perlengkapan, dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja
Peraturan Perundangan yang Terkait dengan P3K di Tempat Kerja
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970
a)Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan Kerja untuk memberikan P3K
b)Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina tenaga kerja dalam pemberian P3K
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
3. Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008
4. Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 53/DJPPK/VIII/2009
P3K dimaksudkan :
Memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh
dokter atau petugas kesehatan lainnya.
P3K diberikan untuk :
1. Menyelamatkan nyawa korban
2. Meringankan penderitaan korban
3. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
4. Mempertahankan daya tahan korban
5. Menunjang penyembuhan
6. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Prinsip P3K:
1. Panggillah dokter selekas mungkin
2. Hentikan pendarahan
3. Cegah shock dan infeksi
4. Perbaiki pernafasan
5. Jangan sekali-kali melakukan yang tidak perlu

Program P3K di Tempat Kerja


1. Komitmen dan Kebijakan
2. Identifikasi & evaluasi potensi bahaya
3. Diklat Petugas
4. Penyediaan Fasilitas P3K
5. Pelaksanaan P3K
6. Pemeliharaan
7. Pelaporan
8. Evaluasi
P3K di Tempat Kerja
1. Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan Fasilitas P3K di tempat kerja
2. Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
1. Ruang P3K
2. Kotak P3K dan isi
3. Alat Evakuasi dan alat tranportasi
4. Fasilitas tambahan berupa APD dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi
bahaya yang bersifat khusus.
Kotak P3K, persyaratannya :
1. terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan lambang P3K
berwarna hijau;
2. tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja;
3. isi kotak P3K
Penempatan Kotak P3K di tempat Kerja
1. Mudah dilihat, dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup cahaya, mudah diangkat
2. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-masing unit kerja
harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
3. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-masing unit kerja
harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh
Isi Kotak P3K
Kotak A Kotak B Kotak C
No. Isi
(u/ ≤ 25 pekerja) (u/ ≤ 50 pekerja) (u/ ≤ 100 pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3. Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Kain segitiga/mittela 2 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 12 12 12
10. Sarung tangan sekali pakai (pasangan) 2 3 4
11. Masker 2 4 6
12. Pinset 1 1 1
13. Lampu senter 1 1 1
14. Gelas untuk cuci mata 1 1 1
15. Kantong plastik bersih 1 2 3
16. Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1
17. Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
18. Alkohol 70% 1 1 1
19. Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
20. Buku catatan 1 1 1
21. Daftar isi kotak 1 1 1

Jumlah dan Tipe Kotak P3K


Jumlah Pekerja Tipe Kotak P3K Jumlah Kotak tiap 1 (satu) unit kerja
Kurang 25 A 1 kotak A
26 s/d 50 A/B 1 kotak b / 2 kotak A
51 s/d 100 A/B/C 1 kotak C / 2 kotak B / 4 kotak A / 1 kotak B & 2 kotak A
Setiap 100 A/B/C 1 kotak C / 2 kotak B / 4 kotak A / 1 kotak B & 2 kotak A
Catatan:
1. 1 kotak B setara dengan 2 kotak A
2. 1 kotak C setara dengan 2 kotak B

Petugas P3K di Tempat Kerja


1. Memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari Instansi yang bertanggung jawab di bidang
Ketenagakerjaan setempat
2. Syarat mendapatkan lisensi :
– Bekerja pada perusahaan bersangkutan
– Sehat jasmani dan rohani
– Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K
– Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar di bidang P3K di tempat kerja yang dibuktikan
dengan sertifikat pelatihan
3. Petugas P3K ditentukan berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya.
Petugas P3K
Jumlah Pekerja Jumlah Petugas
Tempat kerja dengan potensi 25 – 150 1 orang
bahaya rendah >150 1 orang untuk setiap 150 orang atau kurang
Tempat kerja dengan potensi ≤ 100 1 orang
bahaya tinggi > 100 1 orang untuk setiap 100 orang atau kurang

Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas P3K pada :


1. Tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih sesuai jumlah pekerja/buruh dan
potensi bahaya di tempat kerja;
2. Tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di gedung bertingkat sesuai jumlah pekerja/buruh dan
potensi bahaya di tempat kerja;
3. Tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat
kerja
Penanganan korban
1. Apabila seorang tenaga kerja mengalami kecelakaan dengan sendirinya petugas P3K yang harus segera
bertindak.
2. Periksalah badannya, janganlah merasa telah cukup dengan melihat luka-luka yang terlihat saja.
Perhatikan apakah ada tulang yang patah, terbakar dan tanda-tanda shock. Carilah asal mula
pendarahan, kalau perlu menggunting atau merobekkan pakaiannya pada tempat itu.
3. Memindahkan si korban bila dianggap perlu sekali dan lakukanlah dengan hati-hati sekali.
Pekerjaan/pertolongan yang sembrono dapat memberatkan si korban, misalnya pada patah tulang
tertutup, ujung tulang dapat menembus kulit.
4. Bertindak tegas tetapi jangan terburu-buru, selalu berpedoman pada petunjuk-petunjuk yang telah
ditentukan. Lakukan segala sesuatu untuk menyelamatkan jiwa si korban tanpa berlebih-lebihan.
5. Segera memanggil dokter dan terangkan apa kecelakaannya, di mana si korban berada dan apa saja
yang telah dikerjakan

B. POTENSI KONTAMINASI PADA BAHAN BAKAR; OLIE & BODI KENDARAAN


Bahaya Cat dan Solvent (Bahan Pelarut)
Cat dan thinner mengandung berbagai jenis solvent (pelarut) yang berpotensi membahayakan kesehatan
pekerja di bengkel. Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat ditimbulkannya:
 Menyentuh solvent atau menghisap uapnya dapat menyebabkan pening-pening/ pusing, radang, anemia atau
mungkin pingsan. Jika solvent (bahan pelarut) ini berkumpul dan mengendap dalam tubuh untuk beberapa
tahun, dapat merusak liver / hati atau ginjal.
 Isocyanate (racun) yang terdapat pada hardener / activator cat urethane, merupakan penyebab kuat terjadi
iritasi pada selaput seseorang. Jika seseorang tersebut alergi terhadap zat – zat / bahan tersebut, maka dapat
menyebabkan kerusakan mata, tenggorokan tersumbat, gatal pada kulit, nafas pendek, pening – pening,
mungkin dapat pingsan dan reaksi terjadinya asma.
 Untuk itulah pekerjaan pengecatan harus dilakukan dengan “kesadaran yang tinggi“ untuk menghindari
kemungkinan terjadinya bahaya – bahaya tersebut.
Gb. Bahaya dari Solvent Organik

Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya terhadap Kesehatan


Emisi gas buang dari kendaraan dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui:
1. Gas atau partikel meresap melalui membran kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh
2. Sebagian polutan kemudian disebarkan dari permukaan paru-paru menuju sel-sel lain melalui aliran darah,
kemudian merusak sistem dan organ tubuh.
Dampak dari emisi gas buang itu sendiri sangat merugikan bagi kesehatan manusia. Berikut dijabarkan
beberapa jenis emisi yang dihasilkan kendaraan serta dampaknya terhadap kesehatan manusia:
Jenis Rumus Kimia Dampak
Karbon Monoksida CO Tubuh kekurangan oksigen dan jantung bekerja lebih berat sehingga
dapat menyebabkan pingsan atau kematian
Nitrogen Dioksida NO2 Iritasi mata, memicu serangan asma, menurunkan daya tahan tubuh
Sulfur Oksida SO Penyakit paru-paru kronis dan akut, gangguan mata, gangguan
tenggorokan dan hidung, memperparah penderita asma
Hidrokarbon HC Penyakit paru-paru kronis dan akut, kanker paru-paru, kanker darah
Debu atau partikel PM10 Infeksi saluran pernafasan, penyakit paru-paru kronis dan akut,
halus gangguan mata, gangguan tenggorokan dan hidung, kanker paru-
paru
Partikulat halus emisi Dapat memasuki jaringan paru-paru terjauh sehingga mengganggu
mesin diesel fungsi paru-paru
Timbal Pb Tekanan darah tinggi, kerusakan permanen sistem saraf pusat
(menurunkan tingkat kecerdasan dan perkembangan)
Ozon O3 Gangguan saluran pernafasan, penyakit paru-paru kronis dan akut,
memicu serangan asma, menurunkan daya tahan tubuh, kanker
paru-paru
Kurangi pengeluaran emisi gas buang kendaraan di dalam area bengkel. Jangan memainkan pedal gas terlalu sering
sehingga mengeluarkan banyak gas buang karena berbahaya bagi kesehatan.

C. KEBERSIHAN & KERAPIAN BENGKEL (5S)

Prinsip 5 S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)


Prinsip 5 S atau Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke merupakan poin kunci untuk menciptakan lingkungan
tempat kerja yang dapat membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, cepat dan aman. Prinsip kerja 5 S lebih
merupakan prinsip keteraturan dan kebersihan dalam bekerja yang erat kaitannya dengan menciptakan kondisi
bekerja yang menunjang kesehatan dan keselamatan personil di bengkel.
a) Seiri (Ringkas)
Merupakan suatu proses mengidentifikasikan apakah barang/peralatan tertentu diperlukan. Jika tidak, maka
barang/peralatan tersebut dapat segera dibuang agar ruang dapat digunakan dengan efektif. Berikut beberapa
contoh pelaksanaannya:
 Atur dan manfaatkan semua item, apakah itu peralatan, part (suku cadang), atau informasi sesuai dengan
kebutuhannya.
 Tentukan area di tempat kerja untuk meletakkan barang/peralatan yang tidak diperlukan. Langkah
selanjutnya setelah itu adalah segera membuangnya.
 Simpanlah benda-benda yang masih diperlukan secara hati-hati.

Gb. Lakukan Pemindahan terhadap Barang/Peralatan yang Tidak Diperlukan


b) Seiton (Rapi)
Merupakan proses untuk memilah (memisah-misahkan) peralatan dan part-partnya untuk memudahkan
dalam penggunaannya. Berikut beberapa contoh pelaksanaannya:
 Letakkan benda-benda yang jarang digunakan di area terpisah
 Letakkan benda-benda yang kadang-kadang digunakan di tempat kerja anda
 Letakkan benda-benda yang sering digunakan di dekat anda

Gb. Lakukan Proses Pemilahan Peralatan/Part untuk Memudahkan Penggunaannya

c) Seiso (Resik)
Merupakan proses untuk memelihara kebersihan di tempat kerja. Hal tersebut termasuk menjaga
perlengkapan untuk berada dalam keadaan yang selalu teratur sehingga dapat digunakan setiap saat.

Gb. Prinsip Seiso untuk Memelihara Kebersihan di Tempat Kerja


d) Seiketsu (Rawat)
Merupakan proses untuk menjaga kondisi Seiri, Seiton dan Seiso sebagai upaya untuk mencegah timbulnya
masalah. Proses di dalamnya termasuk menjaga kebersihan tempat kerja dengan cara melakukan klasifikasi
semua benda serta membuang benda- benda yang tidak diperlukan

Gb. Prinsip Seiketsu sebagai Proses Mencegah Timbulnya Masalah di Tempat Kerja

e) Shitsuke (Rajin)
Merupakan proses yang melibatkan pelatihan karyawan yang intensif agar seseorang bangga menjadi
karyawan.

Gb. Prinsip Shitsuke Merupakan Proses yang Melibatkan Pelatihan Karyawan agar Seseorang Bangga menjadi
Karyawan

Melakukan Pekerjaan di Bengkel Secara Aman dan Rapih


Di bengkel terdapat sejumlah orang yang bekerja sehingga perlu untuk menjaga suasana kerja yang aman
dan baik. Terdapat beberapa peraturan dasar menyangkut pekerjaan yang aman dan rapih:
 Jagalah kebersihan tempat kerja anda. Apabila pekerjaan sudah selesai maka letakkan segala sesuatunya pada
tempatnya secara teratur.
 Di samping menjaga agar stand kerja (work stand) selalu berada dalam keadaan bersih, suku cadang yang
sudah dibongkar dan tidak lagi diperlukan tidak boleh dibiarkan begitu saja tetapi harus dibuang atau
ditempatkan di tempat yang telah ditentukan.
 Tempat reparasi mesin, transmisi dan unit-unit pengaturan roda depan (alignment units) harus berada dalam
keadaan bersih setiap saat.
 Apabila perlu menghidupkan mesin atau menggerakkan kendaraan, terlebih dahulu mintalah izin kepada
instruktur.
 Kendaraan-kendaraan yang akan diperbaiki diparkir di tempat yang telah ditentukan di dalam batas garis stall.
Posisi kendaraan jangan sampai keluar/melewati batas garis dikarenakan dapat mengganggu kendaraan lain.
 Jangan menempatkan kendaraan/peralatan atau melakukan kegiatan pemasangan di tengah jalan/di pintu
masuk/di tempat yang akan mengganggu orang/di jalur keluarnya mobil walaupun untuk sementara.
 Jangan meninggalkan kunci dan suku cadang di lantai di tempat yang berpotensi dapat membuat orang lain
tersandung oleh karenanya. Peralatan harus dibiasakan untuk ditempatkan di bangku kerja atau stand kerja.
 Segera bersihkan setiap bahan bakar, oli atau gemuk yang tertumpah di lantai untuk mencegah orang lain
tergelincir.
Pemakaian Alat dan Perlengkapan
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan pemakaian alat dan perlengkapan di bengkel:
 Perlengkapan listrik, hidrolis dan udara tekan dapat berbahaya apabila tidak digunakan secara benar. Oleh
karena itu, terlebih dahulu mintalah izin atau petunjuk dari instruktur sebelum menggunakannya.
 Debu dan serbuk harus dibersihkan dari mesin dan perlengkapan (contoh: gerinda, bor) setelah dipakai agar
tetap bersih.
 Alat harus dibersihkan setelah pekerjaan selesai untuk kemudian diperiksa satu per satu sebelum disimpan di
kotak peralatan.

Bangku Kerja

Laci Peralatan

Rak

Laci Bawah

Gambar 2. 1 Mekanik Stand dan Hand Tool Set Standar Toyota

 Bersihkan kotoran dan oli pada SST (Special Service Tool/Peralatan Khusus Toyota), tester, alat pengukur
(gauges), dll. Setelah itu, letakkan dengan baik di tempatnya secara benar.

Gb. SST (Special Service Tool/Peralatan Khusus Toyota) yang Diletakkan di Tempatnya Secara Benar
Alat-alat Kebersihan
Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel, khususnya bengkel otomotif terdiri dari :
1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah kering atau debu
2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-sampak kering.
3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai.
4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak dapat dibersih dengan sapu atau
kain pel,misalnya ; Sofa, karpet, dan saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel ataupun pada
kendaraan yang sedang diperbaiki.
5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau minyak pada lantai, sebelum disapu
atau dipel.

Metode Pembersihan

Gb. Menjaga kebersihan lingkungan kerja


Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja,
struktur, almari dan fiting lampu. Hal ini berisiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan
debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi.
Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat menyebabkan kanker paru-paru, hal ini tidak secara
luas disadari bahwa hampir semua short fiber terhirup paru-paru dapat mengakibatkan kerusakan yang sama.
Peralatan vacuum cleaner yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang sempit, filter debu yang
terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu.
Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun detergen atau larutan pembersih harus
tersedia untuk digunakan oleh para pekerja.
Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak diperlukan ketempat dimana material tersebut
dapat dengan mudah dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai.
Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara
yang direkomendasikan/dianjurkan.

Penyimpanan
Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan
barang-barang. Pada beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan dan
material.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan barang :
1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.
2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan
barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
Gb. Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai
3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci,
kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik.
4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus
disimpan di dalam bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.
7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan, dengan peralatan penanganan
mekanik yang sesuai.
8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh
strip pada ujung-ujungnya atau di dalam rak.
9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara
mekanik.
10) Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan
yang tinggi.

Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja


Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang baik :
 Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk
memelihara atau memperbaiki kendaraan, peralatan-
peralatan atau mesin-mesin.

Gb. Sebuah kotak alat pekerja


1) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber
listrik.
2) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran.
3) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan di atas.
4) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beban kerjanya.
5) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika
benda-benda tersebut berisi cairan?
6) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang pada
saluran air.
7) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.
8) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan sistem pelabelan
jika anda belum terbiasa dengan asembling/perakitan.
9) Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan atau jalan masuk.
10) Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.
11) Gunakan penutup debu jika diperlukan.
12) Gantikan bagian/parts yang rusak.
13) Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak.
14) Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran.
15) Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.

Gb. Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai.

 Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja


1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya.
2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam
ketinggian yang sesuai.
3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja.
4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat penyimpanannya.

Gb. Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik


Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah
kerja anda.
Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan
almari anda, simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat
pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar.
Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.

 Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin (Mesin pengangkat, mesin bubut dll)
1) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat
sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat
pada ketinggian yang sesuai.
2) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-tiap pekerjaan atau setiap akhir jam
kerja.
3) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya.
4) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
5) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.
6) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat.
7) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menhentikan penyebabnya.
8) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam
kerja.
9) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada
menunggu bencana terjadi
Kerjakan dibuku dan dikumpulkan
1. Jelaskan pengertian tentang Keselamatan kerja, kecelakaan kerja, kecelakaan!
2. Jelaskan apa tujuan kesehatan dan keselamatan kerja!
3. Kesehatan dan keselamatan kerjaditujukan bagi siapa?
4. Sebutkan undang-undang yang mengatur tentang kesehatan dan keselamatan kerja!
5. Sebutkan apa saja tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri!
6. Sebutkan apa saja keadaan tidak aman dari lingkungan kerja!
7. Jelaskan bagaimana cara mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman!
8. apa saja sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman?
9. Sebutkan apa saja yang termasuk keselamatan kerja di perbengkelan otomotif!
10. Sebutkan nama alat pelindung diri dan jelaskan fungsi alat pelindung diri yang harus ada
dibengkel otomotif!

Anda mungkin juga menyukai