Anda di halaman 1dari 6

Form uraian

1. Resume kasus yang diambil


Pasien datang dengan keluhan kejang ± 30 menit SMRS. Kejang terjadi hanya 1
kali selama ± 10 menit. Pada saat kejang pasien tiba-tiba terdiam dan seluruh tubuhnya
menjadi kaku. Kejang telah berhenti sendiri tanpa diberi obat sebelum pasien tiba di
rumah sakit. Setelah kejang berhenti pasien langsung menangis beberapa saat dan
kemudian kembali seperti biasanya.
Pasien mengalami demam 3 SMRS. Demam meningkat pada hari ketiga ketika
pasien mengalami kejang. Saat demam pasien juga disertai batuk tidak berdahak dan
pilek dengan ingus berwarna putih bening. Pasien sudah dibawa berobat ke Puskesmas,
ketika di puskesmas hasil pemeriksaan suhu tubuh pasien ± 38 oC. Pasien diberi obat
penurun panas dan obat puyer. Demam turun jika pasien diberi obat namun kemudian
naik lagi.
Selama sakit pasien masih mau makan dan minum, namun pasien mengalami
penurunan nafsu makan. Pasien tidak mengalami muntah maupun diare. BAB dan BAK
pasien normal.

Riwayat Penyakit Dahulu:


- Riwayat kejang disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga:


- Riwayat kejang pada kedua kakak pasien sewaktu masih kecil (< 5 tahun)
- Riwayat epilepsi disangkal

Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : baik, compos mentis
Tanda vital : Nadi : 131 x/menit (kuat angkat, reguler)
Respirasi : 32 x/menit
Suhu : 37,5 oC
Status gizi (Analisis status gizi berdasarkan kurva z-score WHO)
- BB/U = 8,6/9,4 ( -2 SD s.d. 0 SD )
- PB/U = 71,0/74,5 ( -2 SD s.d. 0 SD )
- BB/PB = 8,6/8,2 ( 0 SD s.d. 1 SD )

Leher : Tidak terdapat kelainan


Dada : Tidak terdapat kelainan
Perut : Tidak terdapat kelainan
Ekstremitas : Tidak terdapat kelainan
Kepala : Tidak terdapat kelainan
Pemeriksaan neurologis
- Meningeal sign : Tidak dapat diintepretasikan
- Refleks fisiologis : Normal
- Refleks patologis : Negatif

Pemeriksaan Darah Rutin:


Hemoglobin : 12.4 g/dL (N: 11,7 – 17,3 g/dL)
Leukosit : 12.4 k/uL (N : 3.6 – 11.0 k/ uL)
Trombosit : 234 k/uL (N: 150.– 440 k/uL)
Hematrokit : 35.6% (N: 35.0 – 52.0 %)

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu tubuh yang tinggi. Suhu
tubuh dikatakan tinggi atau demam apabila telah mencapai lebih dari 38°C pada
pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer melalui anus, atau lebih dari 37,6°C
pada pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer melalui ketiak. Kejang demam
adalah kejang yang muncul karena adanya demam yang terlampau tinggi, dan
merupakan reaksi ekstra kranial.
Kejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak. Tidak ada batasan usia yang
spesifik, sering terjadi pada usia 6 bulan-3 tahun, dengan puncak usia 18 bulan.
Kejang demam merupakan kompetensi dokter umum lengan level kompetensi 4.
Jika menemukan pasien dengan kejang demam maka dokter umum harus mampu
menangani kasus tersebut. Sehingga kasus kejang demam merupakan kasus yang
menarik untuk dipelajari.

3. Refleksi dari aspek sosial-ekonomi


Kejang demam selalu menjadi momok bagi orang tua. Fenomena yang terjadi
pada saat anak kejang, yaitu mata mendelik, kaku-kelojotan, dan lidah tergigit, tak jarang
membuat orang tua panik. Padahal sebagai orang tua yang menjadi orang pertama yang
melihat anaknya kejang seharusnya dapat melakukan tindakan yang tepat untuk
mengatasi kejang pada anak. Bila melihat anak kejang, orang tua harus tetap tenang dan
melakukan hal-hal berikut:
1. Letakkan anak di tempat yang aman, jauhkan dari benda-benda berbahaya
seperti listrik dan pecah-belah.
2. Baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman, muntahan, atau
benda lain yang ada dalam mulut akan keluar sehingga anak terhindar dari
bahaya tersedak.
3. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut. Memasukkan sendok,
kayu, atau benda lainnya ke dalam mulut, atau memberi minum anak yang
sedang kejang, berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas apabila luka
4. Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan
paksa, karena dapat menyebabkan patah tulang.
5. Amati apa yang terjadi saat anak kejang, karena ini dapat menjadi informasi
berharga bagi dokter. Tunggu sampai kejang berhenti, kemudian bawa anak
ke unit gawat darurat terdekat.
6. Apabila anak sudah pernah kejang demam sebelumnya, dokter mungkin akan
membekali orangtua dengan obat kejang yang dapat diberikan melalui dubur.
Setelah melakukan langkah-langkah pertolongan pertama di atas, obat
tersebut dapat diberikan sesuai instruksi dokter.
Banyak orang tua dari anak yang mengalami kejang demam juga khawatir jika
anaknya kelak dapat terganggu kecerdasannya atau mengidap epilepsy. Kejang demam
tidak berpengaruh terhadap perkembangan atau kecerdasan anak. Biasanya kejang
demam menghilang dengan sendirinya setelah anak berusia 5-6 tahun. Sebagian besar
anak yang pernah mengalami kejang demam akan tumbuh dan berkembang secara
normal tanpa adanya kelainan. Epilepsi terjadi pada kurang dari 5 persen anak kejang
demam, dan biasanya pada anak-anak ini terdapat faktor risiko lain. Oleh karena itu,
sebagian besar anak dengan kejang demam tidak memerlukan bermacam pemeriksaan
seperti rekam otak atau elektroensefalografi (EEG) atau CT scan.
4. Refleksi ke-Islaman
Penyebab kejang demam adalah demam yang terjadi secara mendadak. Demam
dapat disebabkan infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi saluran napas atas seperti
yang dialami oleh An. D. Tidak diketahui secara pasti mengapa demam dapat
menyebabkan kejang pada satu anak dan tidak pada anak lainnya, namun diduga ada
faktor genetik yang berperan. Setiap anak juga memiliki suhu ambang kejang yang
berbeda: ada yang kejang pada suhu 38 derajat Celsius, ada pula yang baru mengalami
kejang pada suhu 40 derajat Celsius.
Pencegahan kejang demam yang pertama tentu dengan usaha menurunkan suhu
tubuh apabila anak demam. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan obat penurun
panas, misalnya parasetamol atau ibuprofen. Akan tetapi pencegahan kejang demam
pada anak sebaiknya tidak hanya sekedar memberikan obat penurun demam, sebagai
orang tua seharusnya juga memperhatikan kondisi kesehatan anak sehingga anak tidak
mudah sakit yang kemudian akan menjadi demam yang dapat memicu kejang demam.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah memberikan kita contoh bagaimana


menjaga kesehatan. Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam memang sudah dirancang oleh Allah subhaanahu wa ta’ala
sebagai contoh teladan yang baik bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai
aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh
secara keseluruhan. Hal ini sebagai mana firman Allah Swt. :

“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21)

Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi An. D agar tidak mudah sakit maka orang
tua dapat memberikan makanan kepada An. D sesuai dengan rekomendasi WHO di
mana usia An. D sudah menginjak 11 bulan sehingga telah dapat diberi makanan
pendamping ASI. Namun ASI tetap merupakan sumber nutrisi yang paling penting bagi
anak hingga usia 2 tahun. ASI merupakan zat yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh
bayi terhadap penyakit. Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan teknologi masa kini
tak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini. Setiap hari
ditemukan satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta yang ditemukan
ilmu pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi selama dua tahun
setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat.
Allah SWT telah memberitahu kita informasi penting ini sekitar 14 abad yang
lalu, yang hanya diketahui melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini, dalam ayat-Nya :

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Lukman : 14)

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan
pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan
menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.
Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu
disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqoroh : 233)

Dengan memberikan nutrisi yang baik sehingga mencegah anak dari terserang
berbagai penyakit maka orang tua telah memenuhi salah satu kewajiban yang
diperintahkan Allah Swt. karena Allah merupakan amanah yang akan dimintai
pertanggungjawaban di akherat kelak.

“Alloh mewasiatkan kepada kalian tentang anak-anak kalian” (QS. an-Nisa’ : 11)

Anda mungkin juga menyukai