Anda di halaman 1dari 11

Peran Posyandu di Masyarakat

Ilyana Prasetya Hardyanti

Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Jalan Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat 11510

Alamat korespondensi: ilyana.hardyanti@yahoo.com

Abstrak

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat
yang dibantu oleh petugas kesehatan. Tujuan posyandu adalah untuk menurunkan angka
kelahiran, menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi, meningkatkan
perkembangan anak, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
masyarakat. Kegiatan posyandu antara lain keluarga berencana (KB), imunisasi, penanggulangan
diare, perbaikan gizi serta kesehatan ibu dan anak (KIA). Kegiatan posyandu ini lebih diarahkan
kepada peningkatan pemeliharaan, perlindungan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit
(preventif) pada bayi, anak balita, ibu (hamil, nifas dan menyusui) dan wanita PUS (Pasangan
Usia Subur). Peran serta masyarakat dalam kegiatan posyandu ini sangat dibutuhkan, karena
kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat seniri dalam
menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak.

Kata Kunci: Posyandu, Ibu, Anak

Abstract

Posyandu is a basic health activities are organized from, by and for the people who are assisted
by health workers. Interest posyandu is to reduce the birth rate, reduce maternal mortality,
reduce infant mortality, improve child development, and enhance public participation in the
development of public health. Posyandu activities include family planning, immunization,
prevention of diarrhea, improved nutrition and maternal and child health. The Posyandu
activities geared more towards improving the maintenance, protection of health (promotion) and

1
disease prevention (preventive) in infants, toddlers, mothers (pregnant, postpartum and
breastfeeding) and women spouses of fertile age. Community participation in Posyandu activities
is sorely needed, because it also aim to increase within his community empowerment in
supporting efforts to maintain and improve the nutritional status and health of mothers and
children.

Keywords: Posyandu, Mother, Child

Pendahuluan

Pos pelayanan keluarga berencana – kesehatan terpadu (Posyandu) adalah kegiatan


kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh
petugas kesehatan. Jadi, posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang
kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi
masyarakat namun keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu
pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan upaya
pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan
status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status
gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi
posyandu

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk dapat mengetahui pengertian posyandu, kegiatan-
kegiatan posyandu, paradigma sehat dan juga peran serta masyarakat terhadap posyandu.
Diharapkan pembaca dapat meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan beserta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

2
Pengertian Posyandu

Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.1 Tujuan
posyandu adalah untuk menurunkan angka kelahiran, menurunkan angka kematian ibu,
menurunkan angka kematian bayi, meningkatkan perkembangan anak, dan meningkatkan peran
serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan masyarakat.1,2

Sasaran penyelenggaran posyandu adalah bayi, anak balita, ibu (hamil, nifas dan
menyusui) dan wanita PUS (Pasangan Usia Subur). Kegiatan-kegiatan yang dijalankan
olehposyandu kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh
kader-kader kesehatan, yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari tim puskesmas
mengenai pelayanan kesehatan dasar.2 Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh posyandu adalah
pelayan KIA (Kesehatan Ibudan Anak), KB (Keluarga Berencana), imunisasi, penanggulangan
diare, dan perbaikan gizi.

Kegiatan Posyandu

Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberi nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan, dan penjarangan kehamilan. KB
merupakan salah satu usaha membantu keluarga / individu merencanakan kehidupan
berkeluarganya dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Secara umum
program Keluarga Berencana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang
merupakan juga tujuan nasional pada umumnya. Tujuan ini dilalui dengan upaya khususnya
penurunan tingkat kelahiran untuk menuju suatu norma keluarga kecil, sebagai jembatan
meningkatkan kesehatan ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya menuju suatu keluarga atau
masyarakat bahagia sejahtera.3

3
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang amat bermanfaat untuk mencegah
penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tujuan imunisasi adalah untuk
melindungi anak atau individu dari penyakit tertentu, menurunkan angka kejadian penyakit dan
pada akhirnya mengeradikasi suatu penyakit. Kalau anak tidak diberikan imunisasi dasar
lengkap, maka tubuhnya tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut.
Bila kuman berbahaya yang masuk cukup banyak maka tubuhnya tidak mampu melawan kuman
tersebut sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat atau meninggal.4 Imunisasi yang diberikan
pada bayi usia kurang dari satu tahun merupakan hal yang sangat penting. Wanita hamil perlu
juga mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk melindungi ibu dan bayi yang
dikandungnya dari penyakit tetanus. Pelayanan imunisasi diposyandu hanya dilaksanakan
apabila ada petugas puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program,
baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.

Penanggulangan diare, diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cair atau setengah cair (setengah padat) lebih dari 3 kali per hari, dengan kandungan air tinja
lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Buang air besar encer
tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.5 Diare itu dipengaruhi oleh faktor perilaku dan
kesehatan lingkungan. Jika pola perilaku seseorang tidak baik misalnya kebersihan dirinya
kurang dan juga dengan lingkungannya yang tidak bersih bisa menambah penderita/risiko
terkena diare. Diare ini menyebabkan kematian pada bayi dan balita. Ada 2 faktor yang
mempengaruhi diare yaitu faktor perilaku dan kesehatan lingkungan. Faktor lingkungan dan
perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan adalah keadaan
pemukiman/perumahan, tempat kerja, sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, juga
teknologi, pendidikan, sosial dan ekonomi. Sedangkan perilaku tergambar dalam kebiasaan
sehari-hari seperti: pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup, dan perilaku terhadap upaya
kesehatan.6

Perbaikan gizi, gizi seorang balita dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor perilaku ibu,
lingkungan dan sosial-ekonomi. Pertama, faktor lingkungan seperti pendidikan sang ibu, jika
pendidikan/pengetahuan ibu tentang pemberian gizi yang kurang, maka sang ibu sudah pasti
tidak mengerti memberikan gizi yang baik pada anak. Karena semakin banyak pengetahuan gizi
seseorang, maka ia akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang

4
diperolehnya untuk dikonsumsi. Ibu yang pengetahuannya kurang membuat pemberian gizi pada
anaknya juga berkurang. Yang kedua adalah faktor perilaku sang ibu, misalnya dari pola asuhnya
dalam memberikan ASI, juga perilaku ibu seperti cara memelihara kebersihan rumah,
kebersihan dalam mengolah bahan makanan adalah faktor-faktor penting yang berpengaruh
terhadap status gizi anak balita. Dan yang terakhir adalah faktor sosial-ekonomi. Faktor sosial
ekonomi sebenarnya merupakan daya beli keluarga. Hal ini menyangkut daya beli keluarga
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi makan. Rendahnya pendapatan merupakan rintangan lain
yang menyebabkan orang tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan.
Sehingga tinggi rendahnya pendapatan sangat mempengaruhi daya beli keluarga terhadap bahan
pangan yang akhirnya berpengaruh terhadap status gizi seseorang terutama anak balita karena
pada masa itu diperlukan banyak zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.7

Pelayanan gizi di posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu
hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian makanan tambahan (PMT), pemberian
vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan
pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok
endemik. Pada penimbangan anak, setiap ibu perlu memiliki kartu menuju sehat (KMS)
anaknya. Dan selalu membawa KMS tersebut pada setiap kali mengikutkan anaknya dalam
semua kegiatan kesehatan. KMS adalah kartu untuk mencatat dan mengamati tumbuh-kembang
anak. Dengan adanya KMS, seorang ibu dapat mengetahui kemampuan anaknya, sesuai dengan
perkembangannya. Dengan begitu seorang ibu dapat berusaha memperbaiki kesehatan anaknya.
Dan apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke
puskesmas.

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan yang dilakukan untuk ibu hamil mencakup
penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. Jika
ada petugas puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi
Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi
fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.8 Pelayanan
yang dilakukan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup penyuluhan kesehatan, perawatan
payudara, senam ibu nifas, pemberian vitamin A dan tablet besi, pemeriksaan payudara,

5
pemeriksaan tinggi fundus, dan pemeriksaan lochia serta melakukan rujukan bila ditermukan
kelainan. Pelayanan posyandu yang dilakukan untuk balita mencakup penimbangan berat badan,
penentuan status pertumbuhan, penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini
tumbuh kembang. Harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh
kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak
balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan
orang tua di bawah bimbingan kader. Apabila ditemui kelainan, segera dirujuk ke puskesmas.

Paradigma Sehat

Paradigma sehat merupakan suatu model kebijakan pembangunan kesehatan baru yang
bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat
lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan kepada pemeliharaan, peningkatan, perlindungan
kesehatan,(promotif), dan pencegahan terhadap ancaman penyakit, (preventif), bukan hanya
penyembuhan orang sakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit
(rehabilitative).

Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sector harus memperhatikan


dampaknya terhadap bidang kesehatan, paling tidak harus memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan perilaku dan lingkungan sehat.9 Secara mikro, paradigma sehat merupakan
pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative.

Promotif adalah upaya penyebar luasan Informasi melalui berbagai media. Upaya promotif
tidak selalu menggunakan dana negara. Selain itu, penyebaran informasi hendaknya dilakukan
secara berkesinambungan dengan memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin
dikembangkan agar menarik dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan seharusnya selalu
di update seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran terkini. Preventif adalah upaya
pencegahan, misalnya: imunisasi, penimbangan balita di Posyandu dan upaya preventif lainnya.

6
Konsep sehat sakit, pengertian konsep sehat sendiri memiliki pengertian yang berbeda-
beda menurut ahli. Konsep sehat menurut Parkins (1938) Sehat adalah suatu keadaan seimbang
yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha
mempengaruhinya. Menurut White (1977) Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang
pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu
penyakit dan kelainan. Menurut Pepkin’s sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang
dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga
dapat mengatasi gangguan dari luar. Dan yang terakhir menurut (WHO) Sehat adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Konsep sehat sangat relatif dan tidak ada standar baku, bervariasi untuk setiap orang
dan sangat tergantung pada banyak faktor seperti ras, geografi, cuaca, kultur, tradisi, gaya hidup
dan kondisi fisik-namun, pada keadaan tertentu, orang tetap dapat hidup sehat dengan kelainan
bawaan.10

Sedangkan pengertian konsep sakit sendiri menurut ahli juga berbeda-beda. Menurut
Parkins sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas
jasmani, rohani dan sosial. Menurut Pemons (1972) sakit adalah gangguan dalam fungsi normal
individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya. Menurut Oxford English Dictionary sakit adalah suatu keadaan dari badan atau
sebagian dari organbadan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang. Terjadinya penyakit
karena ketidak seimbangan antara faktor agent (penyebab penyakit), host (pejamu/inang), dan
environment (lingkungan).11 Dalam kasus ini, konsep sehat dan konsep sakit dapat dijadikan satu
pembahasan karena ilmu kesehatan masyarakat mempunyai ilmu dan ketrampilan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang usia kehidupan, memelihara kesehatan jasmani dan rohani.

Visi Indonesia sehat, pada 11 maret 1999 presiden republik indonesia telah
mencanangkan gerakan pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi pembangunan
nasional untuk mewujudkan visi Indonesia sehat 2010. Visi Indonesia sehat diwujudkan melalui
pembangunan tiga pilar utama: Perilaku sehat, lingkungan sehat, dan pelayanan kesehatan.12
Secara garis besar visi Indonesia sehat 2010 adalah 1. Gambaran, prediksi atau harapan tentang
keadaan masyarakat Indonesia sehat 2010, 2. lingkungan, perilaku sehat, menjangkau pelayanan

7
kesehatan yangbermutu, adil dan merata. 3. Lingkungan sehat adalah lingkungan yang kondusif.
Kondusif disini adalah lingkungan yang bebas polusi, lingkungan yang tersedia adanya air yang
bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, kehidupan yang saling tolong menolong. 4. Perilaku
sehat adalah perilaku yang proaktif. Proaktif disini adalah mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, dan berperan aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat.13

Kesehatan lingkungan, kesehatan merupakan totalitas dari faktor lingkungan, perilaku,


pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Lingkungan merupakan faktor terbesar, selain langsung mempengaruhi perilaku, begitu pula
sebaliknya, perilaku juga mempengaruhi lingkungan dan faktor-faktor lainnya (pelayanan
kesehatan dan keturunan). Status kesehatan akan tercapai secara optimal, jika keempat faktor
secara bersama-sama memiliki kondisi yang optimal pula. Lingkungan yang baik haruslah
menjadikan lingkungan fisik penunjang kesehatan, baik di rumah, tempat kerja atau tempat-
tempat umum.

Peran Serta Masyarakat

Keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia tidak terlepas dari partisipasi aktif


masyarakat dan swasta, oleh karena itu Kementerian Kesehatan menetapkan Visi yaitu:
Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan”, dengan salah satu misi “Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat
madani”. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, diperlukan kegiatan yang dapat menciptakan
partisipasi masyarakat di bidang kesehatan, adapun kegiatan yang dapat menciptakan partisipasi
masyarakat dibidang kesehatan salah satunya ialah Posyandu.

Pentingnya pembangunan kesehatan, telah diakui oleh semua pihak. Hasil pengamatan,
pengalaman lapangan sampai peningkatan cakupan program semuanya membuktikan bahwa
peran serta masyarakat sangat menentukan terhadap keberhasilan, kemandirian dan
kesinambungan pembangunan manusia. Peran serta masyarakat itu semakin menampakkan
sosoknya, setelah munculnya posyandu sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber

8
daya masyarakat yang merupakan wujud nyata peran mereka dalam pembangunan kesehatan
(Depkes RI, 1997).

Dalam kegiatan posyandu tersebut tidak terlepas dari peran serta masyarakat, petugas
kesehatan serta sektor- sektor yang terkait dalam membantu melayani keluhan-keluhan
masyarakat di lingkungannya, oleh sebab itu diperlukan adanya kerjasama yang dinamis dan
produktif yang melibatkan semua sektor terkait yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat dalam
upaya meningkatkan kemandirian posyandu.

Salah satu bentuk sumber daya dan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan yaitu
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dibentuk oleh, dari dan untuk masyarakat itu sendiri.
Posyandu merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang dikelola oleh masyarakat
dengan dukungan teknis petugas puskesmas. Pada dasarnya kesehatan merupakan kebutuhan
manusia yang utama sebagai ukuran kualitas hidup yang mendasar sekali dan yang harus
dipenuhi oleh setiap orang, karena dengan kesehatan akan memungkinkan setiap orang untuk
melakukan kegiatan dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup yang lain. Sejalan dengan hal
tersebut maka kesehatan harus selalu diusahakan oleh setiap pribadi, keluarga dan masyarakat
sehingga pada saatnya mereka dapat hidup layak dari sisi kesehatan.14

Pembahasan

Skenario A mengenai gizi kesmas. Puskesmas telaga sari melakukan lokakarya mini, dan
ditemukan data bahwa cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil hanya 60% saja. Pada
pelayanan penimbangan bayi ditemukan bahwa angka kurang gizi pada bayi berkisar 40%.
Diputuskan untuk merevitalisasi pelayanan perbaikan gizi di seluruh Posyandu yang ada dengan
sasaran ibu hamil dan bayi.

Dari skenario disimpulkan bahwa kegiatan posyandu tidak berjalan dengan baik
khususnya dalam kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan ibu dan anak (KIA). Beberapa hal yang
menyebabkan posyandu tersebut tidak berjalan dengan semestinya adalah pelayanan dari pihak
posyandu yang tidak berjalan dengan efektif, kurangnya pengarahan yang dilakukan terutama
dalam pembangunan promotif yaitu upaya untuk menyebar luaskan informasi melalui berbagai

9
media dengan memanfaatkan media yang ada dan dikembangan agar menarik dan mudah
dicerna, serta pembangunan preventif yaitu memberikan pencegahan dari penyakit khusunya ibu
dan anak. Hal tersebut menyebabkan peran serta masyarakat dalam kegiatan posyandu juga
rendah diakibatkan berbagai alasan yang mereka miliki misalkan masyarakat tidak paham fungsi
dan kegunaan posyandu sendiri, masyarakat memiliki pengetahuan yang kurang mengenai gizi
terutama pada ibu hamil, ibu menyusui, bayi serta balita dan masyarakat tidak beranggapan
bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang penting. Selain itu faktor kesehatan lingkungan juga
berperan dalam menyebabkan tingginya angka kurang gizi di suatu lingkungan, dikarenakan
kondisi kesehatan di setiap lingkungan berbeda-beda, jika di lingkungan tersebut adalah tempat
kumuh, kotor dan tidak terawat maka menyebabkan kesehatan yang ada di lingkungan tersebut
juga tidak baik dan sebalikanya jika di lingkungan tersebut bersih dan terawat maka kesehatan
lingkungan di sana akan lebih baik.

Penutup

Tujuan utama posyandu ialah menunjang penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sasaran
dari pelayanan posyandu ialah seluruh masyarakat terutama bayi, balita, ibu hamil, ibu
menyusui, ibu nifas, serta Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS). Oleh
sebab itu diperlukan adanya kerjasama yang dinamis dan produktif yang melibatkan semua
sektor terkait yaitu pelayanan posyandu dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kemandirian
posyandu agar tercapainya tujuan utama dari posyandu tersebut dan meningkatkan usia harapan
hidup manusia di Indonesia. Apabila usia harapan hidup manusia di Indonesia meningkat berarti
kualitas hidup manusia di Indonesia menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas
manusia pembangunan dari berbagai sisi secara nasional di Indonesia

10
Daftar Pustaka

1. Zulfifli. Posyandu dan kader kesehatan. Sumatra: USU Digital Library; 2003.
2. Eko T. Pengertian dan tujuan posyandu. 2003. Diunduh
daridigilib.unimus.ac.id/download.php?id=4368, 18 November 2013
3. Bahiyatun. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta: EGC; 2009.
4. Sintamurniwatye. Pelayanan di posyandu. Jakarta: UPNVJ Library; 2009.
5. Simadribata M, Daldiyono. Diare akut. Dalam: Sudoyon AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata MK, Setiyati S, penyunting. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5.
Jakarta: Internal Publishing; 2009.h.548-9
6. Dewi NC. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat tentang penggunaan
jamban di desa Modelomo kecamatan Tilong Kabila kabupaten Bone Bolango. 2012.
7. Leonita E, Susanti N, Sagita D, Hertini. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu
terhadap status gizi anak di puskesmas Payung Sekaki kecamatan Payung Sekaki. 2010.
8. Sari Y. Posyandu. 2011. Diunduh dari http://posyandu.org/posyandu/622-
posyandu.html, 30 November 2016
9. Maulana HD. Promosi kesehatan. Jakarta: ECG; 2009.
10. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC; 2006.
11. Siswanto H. Kamus popular kesehatan lingkungan. Jakarta: EGC; 2002.
12. Azis I.J, Napitupulu L.M, Paturnu A.A. Pembangunan berkelanjutan peran dan kontribusi
emil salim. Jakarta: Gramedia; 2010.
13. Daldiyono. Bagaimana dokter berpikir dan bekerja. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama; 2006.
14. Peran posyandu dalam pembangunan manusia. Di unduh dari
http://www.kompasiana.com/simonmanalu/peran-posyandu-dalam-pembangunan-
manusia_552ff6826ea834d0758b45c7, 29 November 2016

11

Anda mungkin juga menyukai

  • Sken 2
    Sken 2
    Dokumen23 halaman
    Sken 2
    Ilyana Hardyanti
    Belum ada peringkat
  • Blok 11
    Blok 11
    Dokumen8 halaman
    Blok 11
    Ilyana Hardyanti
    Belum ada peringkat
  • Soal Integ 2 Blok 17 2016
    Soal Integ 2 Blok 17 2016
    Dokumen13 halaman
    Soal Integ 2 Blok 17 2016
    Ilyana Hardyanti
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 11 Fix
    PBL Blok 11 Fix
    Dokumen23 halaman
    PBL Blok 11 Fix
    Ilyana Hardyanti
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 11
    PBL Blok 11
    Dokumen14 halaman
    PBL Blok 11
    Ilyana Hardyanti
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 4
    PBL Blok 4
    Dokumen27 halaman
    PBL Blok 4
    Ilyana Hardyanti
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 4
    PBL Blok 4
    Dokumen17 halaman
    PBL Blok 4
    Ilyana Hardyanti
    100% (1)
  • Blok 2 M2 Posyandu
    Blok 2 M2 Posyandu
    Dokumen19 halaman
    Blok 2 M2 Posyandu
    Ilyana Hardyanti
    Belum ada peringkat