:
No.Dokume
32/SOP/ADM/429.114.26/201
n
6
SOP No. Revisi : 0
Tgl.Terbit : 07 Juni 2016
Halaman :1/2
PURWOHARJO
1. Pengertian Bendahara penerimaan adalah bendahara yang mengelola pendapatan yang
masuk Puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan Program petugas dalam mengelola pendapatan yang
masuk ke puskesmas
3. Kebijakan Surat Keterangan Plt Kepala Puskesmas Purwoharjo NO 188.4/ 599.A /
429.114.26/2016 Tentang Audit penilaian kinerja pengelola keuangan
4. Referensi Panduan Puskesmas Purwoharjo Tentang Pengelolaan Anggaran, Penggunaan
Anggaran, Pembukuan Anggaran.
5. Prosedur Bendahara Penerimaan melakukan penata usahaan penerimaan berdasarkan SKP
daerah/ SKR,STS, DAN Surat Tanda Bukti Pembayaran/ Bukti Lain yang sah,
daripenata usahaan ini bendahara penerima menghasilkan:
a. Buku kas umum penerimaan
b. Buku kas harian
c. Buku kas perjenis rekening
d. LKK
e. Buku berita acra penutupan kas
f. Laporan penutupan kas
g. Register penutupan kas
Di Samping itu, bila SKPD mempunyai Bendahara penerima pembantu maka
bendahara penerima akan menerima SPJ penerima pembantu. SPJ terbentuk
kemudian diverivikasi,evaluasi, analisis untuk di jadikan sebagai bahan
penyusunan pertanggung jawaban penerima.
6. Unit Terkait 1. Bendahara Penerimaan
2. PPK SKPD
3. Penguna Aanggaran
4. Bendahara Umum Daerah
7. Dokumen a. Buku kas umum penerimaan
terkait b. Buku kas harian
c. Buku kas perjenis rekening
d. LKK
e. Buku berita acra penutupan kas
f. Laporan penutupan kas
g. Register penutupan kas
8. Rekaman
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan.
historis
perubahan
PURWOHARJO
1. Pengertian Penyetoran adalah cara untuk menyetorkan hasil penerimaan puskesmas untuk
disetorkan melalui bank yang ditunjuk oleh pemerintah daerah Berupa STS (Surat
Tanda Setor)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan penyetoran yang benar
3. Kebijakan Surat Keterangan Plt Kepala Puskesmas Purwoharjo NO 188.4/ 599.A /
429.114.26/2016 Tentang Audit penilaian kinerja pengelola keuangan
4. Referensi Panduan Puskesmas Purwoharjo Tentang Pengelolaan Anggaran Perda N0 12
Tahun 2013
5. Prosedur 1. Petugas menerima tanda setoran dari petugas UPP (Unit Pembayaran Pasien)
2. Petugas Memeriksa dan mengecek ulang semua setoran
3. Petugas Membuat STS (Surat Tanda Setor) yang ditanda tangani oleh kepala
Puskesmas
4. Petugas membuat tanda setor ke bank yang ditunjuk oleh pemerintah daerah
5. Petugas melakukan penyetoran ke bank yang ditunjuk oleh pemerintah daerah
6. Petugas mendapat tanda bukti setoran dari bank tersebut
7. Petugas melakukan sms kepada Benahara Penerimaan Dinas kesehatan
8. Petugas menyimpan STS tersebut untuk dijadikan bahan pelaporan setiap
bulannya
6. Unit Terkait Bendahara Penerimaan, Bank jatim, Kas Daerah (BPKAD)
7. Dokumen BUku setoran harian perekening,STS (Surat Tanda Setoran)
terkait
8. Rekaman
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan.
historis
perubahan
PELAPORAN KE BENDAHARA PENERIMAAN
:
No.Dokume
32/SOP/ADM/429.114.26/201
n
6
SOP No. Revisi : 0
Tgl.Terbit : 07 Juni 2016
Halaman : 1/2
PURWOHARJO
1. Pengertian Pelaporan adalah cara untuk melaporkan hasil peneimaan puskesmas ke
Bendahara Penenerimaan Dinas Kesehatan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan pelaporan yang tepat dan benar
3. Kebijakan Surat Keterangan Plt Kepala Puskesmas Purwoharjo NO 188.4/ 599.A /
429.114.26/2016 Tentang Audit penilaian kinerja pengelola keuangan
4. Referensi Panduan Puskesmas Purwoharjo Tentang, Pengelolaan Anggaran, Penggunaan
Anggaran, Pembukuan Anggaran Perda N0 12 Tahun 2013
5. Prosedur 1. Petugas merekap semua STS pada tiap bulannya
2. Petugas melakukan pengecekan semua STS yang sudah disetor
3. Petugas membuat laporan berupa :
a. Buku kas umum penerimaan
b. Buku kas harian pembantu
c. LKK
d. Buku kas perjenis rekening
4. Petugas mengirimkan laporan yang sudah ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas ke dinas kesehatan pada tiap bulannya sebelum tanggal 5
6. Unit Terkait Bendahara Penerimaan, Bank jatim, Kas Daerah (BPKAD)
7. Dokumen terkait 1. Buku setoran harian perekening
2. STS (Surat Tanda Setoran)
8. Rekaman
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan.
historis perubahan
BENDAHARA PENGELUARAN
:
No.Dokume
32/SOP/ADM/429.114.26/201
n
6
SOP
No. Revisi : 0
Halaman : 1/2
PEMBAYARAN PAJAK
SOP No.Dokume :
n 32/SOP/ADM/429.114.26/201
6
No. Revisi : 0
Tgl.Terbit : 07 Juni 2016
Halaman :1/ 2
PURWOHARJO
1. Pengertian Pembayaran Pajak adalah cara untuk membayarkan pajak dari hasil pembelian
barang maupun jasa untuk disetorkan melalui bank yang ditunjuk oleh pemerintah
daerah berupa E-BILLING
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan penyetoran yang benar
3. Kebijakan Surat Keterangan Plt Kepala Puskesmas Purwoharjo NO 188.4/ 599.A /
429.114.26/2016 Tentang Audit penilaian kinerja pengelola keuangan
4. Referensi Panduan Puskesmas Purwoharjo Tentang Pengelolaan Anggaran, Penggunaan
Anggaran, Pembukuan Anggaran.
5. Prosedur 1. Petugas menghimpun setoran pajak dari pembelian barang dan jasa
2. Petugas memeriksa dan mengecek ulang semua setoran
3. Petugas membuat E-billing secara online
4. Petugas melakukan penyetoran ke bank yang ditunjuk oleh pemerintah daerah
5. Petugas mendapat tanda bukti setoran dari bank tersebut
6. Petugas menyimpan tanda bukti setoran tersebut untuk dijadikan bahan
pelaporan ke Dinkes bagian keuangan
7. Petugas mencatat dan membukukan semua bukti pajak
6. Unit Terkait Bendahara Pengeluaran, Bank jatim, Kas Daerah (BPKAD)
7. Dokumen Bukti pembelian barang dan jasa ,E-Billing
terkait
8. Rekaman
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan.
historis
perubahan
PEMBUATAN SPJ
SOP :
No.Dokume
32/SOP/ADM/429.114.26/201
n
6
No. Revisi : 0
1. Pengertian Pembuatan SPJ adalah suatu kegiatan membuat laporan sesuai dengan bukti
realisasi pelaksanaan anggaran setiap bulannya dengan mengacu pada RKA.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan program Tata laksana keuangan di unit kerja SKPD
dalam hal ini Puskesmas
3. Kebijakan Surat Keputusan Plt Kepala Puskesmas Purwoharjo NO 188.4/ 599.A /
429.114.26/2016 Tentang Audit penilaian kinerja pengelola keuangan.
4.Referensi Panduan Puskesms Purwoharjo Tentang Pengelolaan Anggaran, Penggunaan
Anggaran, Pembukuan Anggaran.
5.Prosedur 1. Petugas mengalokasikan anggaran sesuai RKA
2. Petugas menyimpan semua bukti realisasi pelaksanaan anggaran
3. Petugas menyusun laporan
4. Petugas mencermati hasil laporan
5. Jika sudah benar, petugas meminta tanda tangan ke atasan
6. Petugas mengirim laporan tersebut ke Dinas Kesehatan
7. Petugas menggandakan laporan tersebut sebagai arsip
6.UnitTerkait Bendahara Pengeluaran, Bank jatim, Kas Daerah (BPKAD)
8.Rekaman historis
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan.
perubahan
Halaman : 1/2
1. Pengertian Pembelian adalah proses untuk memperoleh barang dan atau jasa dari pihak
rekanan guna untuk menunjang opereasional puskesmas.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan program Tata laksana keuangan di unit kerja SKPD
dalam hal ini Puskesmas
3. Kebijakan Surat Keputusan Plt Kepala Puskesmas Purwoharjo NO 188.4/ 599.A /
429.114.26/2016 Tentang Audit penilaian kinerja pengelola keuangan.
4.Referensi Panduan Puskesms Purwoharjo Tentang Pengelolaan Anggaran, Penggunaan
Anggaran, Pembukuan Anggaran.
5.Prosedur 1. Petugas melihat RKA
2. Petugas mencatat semua jenis barang dan atau jasa yang akan dibeli
3. Petugas menghubungi rekanan yang sudah bekerjasama dengan puskesmas
4. Petugas meminta rekanan untuk mencarikan barang dan atau jasa
5. Petugas memberi jangka waktu pengiriman barang dan atau jasa
6. Petugas mengecek kembali kebenaran dan kesesuaian barang dan atau jasa
apakah sesuai dengan pemesanan
7. Petugas membayar kepada rekanan
8. Petugas meminta tanda tangan dan stempel kepada rekanan sebagai bukti
pelunasan
9. Petugas menyerahkan barang dan atau jasa kepada pemeriksa barang
puskesmas
10. Petugas menyerahkan barang dan atau jasa ke pengelola dan penyimpan
barang puskesmas.
6.UnitTerkait 1. Pelayanan BP Umum
2. Pelayanan BP Gigi
3. Pelayanan KIA
4. Pelayanan PONED USG
5. Pelayanan Laboratorium
6. Pelayanan Pusling
7. Pelayanan Konsul Konseling Promkes Dan Gizi
MENGATASI SYOK
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
1. Pengertian Asuhan yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah
kelahiran
2.Tujuan Menilai kondisi Bayi baru lahir dan membantu terlaksananya
pernapasan spontan serta mencegah Hypotermia.
3. Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
yang berlaku
4. Referensi 1. Asuhan Persalinan Normal
2.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
5. Alat dan Bahan Persiapan Alat
a. Penghisap Lendir Delee
b. Klem 2 buah
c. Pengikat Tali Pusat
d. Handuk Kering
e. Salep Mata
f. Metelin
g. Penimbangan Bayi
h. Kartu Bayi
i. Pakaian bayi 1 set
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
HEMMORAGIC POST
PARTUM
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
HEMMORAGIC ANTE
PARTUM
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
PENATALAKSANAAN
RUJUKAN
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
Persiapan Klien :
a. Menjelaskan bahwa proses persalinan akan dimulai
b. Pengaturan posisi meneran sesuai dengan keinginan klien
c. Meneran setiap ada his dan istirahat saat ada relaksasi
d. Lingkungan ruangan yang tertutup
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
Pernapasan Buatan
a. Pasang masker pernapasan, lakukan peniupan melalui selang
dengan frekuensi 20-30 x/menit, bila menggunakan ambubag
frekuensi 40-60 x/menit
b. Perhatikan reaksi bayi setiap 4x hembusan udara
c. Bila timbul pernapasan spontan hentikan tiupan. Bersihkan lagi
jalan napas hingga bayi menangis
d. Bila denyut jantung bayi dibawah 40x/menit lakukan pijat
jantung
e. Bila denyut diatas 80 x/menit hentikan tiupan & teruskan
pernapsan buatan
f. Upaya resusitasi gagal segera rujuk
g. Dekontaminasi alat-alat
h. Cuci tangan
PENANGANAN PRE –
EKLAMPSIA RINGAN
(PER)
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
1. Pengertian Timbulnya hipertensi yang disertai protein urine dan atau edema
setelah kehamilan 20 minggu dan sudah terjadi disfungsi endotel
2.Tujuan 1. Mengenali gejala dan tanda hipertensi karena kehamilan
2. Menentukan diagnosis yang paling mungkin dalam hubungan
dengan hipertensi yang dipicu oleh kehamilan & hipertensi kronik
pada ibu hamil
3. Melakukan penatalaksanaan PE dan Hipertensi kronik pada ibu
hamil
3. Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
yang berlaku
4.Referensi Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan Hal 295
5.Alat dan Bahan Persiapan Alat
a. Tempat tidur pasien
b. Tensimeter
c. Infus set
d. Cairan infus
e. Medicut
f. Spuit 5cc
g. Spuit 3cc
h. Oksigen
6. Langkah – langkah
Pelaksanaan
Tanda dan Gejala PER
a. Tekanan diastolik 90 mmHg atau kenaikan 15 mmHg dalam 2
kali pengukuran berjarak 1 jam
b. Proteinuria 1+
PENANGANAN PRE –
EKLAMPSIA BERAT ( PEB )
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
Penatalaksanaan :
a. Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali
bahwa persalinan harus berlangsung dalam 6 jam setelah
tibbulnya kejang eklampsia
b. Jika tekanan diastolic >110 mmHg, beri antihipertensi sampai
tekanan darah diastolic antara 90-100mmHg
c. Pasang infuse RL dengan jarum no. 16 pertahankan 1,5-2 lt/hr
d. Ukur keseimbangan cairan jangan sampai overlod
e. Kateterisasi urin untuk pengukuran volume & pemeriksaan
proteinuria
f. Jangan tinggalkan pasien sendiri dan SEGERA RUJUK
g. Observasi tanda vital, reflex & denyut jantung janin setiap 1 jam
Anti konvulsan
Magnesium sulfat merupakan obat pilihan untuk mencegah dan
mengatasi kejang pada preeklampsia dan eklampsia. Alternatif
lain adalah Diazepam, dengan resiko terjadinya depresi
neonatal.
PENANGANAN
EKLAMPSIA
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
Penatalaksanaan :
SEGERA RUJUK
Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai
tekanan diastolik antara 90-100 mmHg
a. Pasang infus Ringer dengan jarum besar no.16 atau lebih
b. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
c. Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan
proteinuria
d. Infus cairan dipertahankan 1,5 – 2 liter/24 jam
e. Jangan tinggalkan pasien sendirian, Kejang disertai aspirasi
dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin
f. Observasi tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap 1
jam
g. Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya
krepitasi merupakan tanda adanya edema paru, hentikan
pemberian cairan dan berikan diuretik (mis. Furosemide 40 mg
IV)
h. Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan
tidak terjadi setelah 7 menit, kemingkinan terdapat koagulopati
Anti konvulsan
Magnesium sulfat merupakan obat pilihan untuk mencegah dan
mengatasi kejang pada preeklampsia dan eklampsia. Alternatif
lain adalah Diazepam, dengan resiko terjadinya depresi
neonatal.
PELAYANAN KB PIL
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
1. Pengertian
KB pil adalah kontrasepsi hormonal berbentuk pil/ tablet
Persiapan Alat :
a. Pil KB
b. Tensimeter
c. Timbangan
d. Buku Kunjungan
e. Buku kohort
6. Langkah - langkah
Penatalaksanaan
1.Memanggil pasien sesuai urutan.
2.Memperkenalkan diri.
3.Menanyakan keluhan dan meminta kartu Kontrol KB
4.Mempersiapkan alat
5.Melakukan pemeriksaan BB
6.Mempersilahkan pasien untuk berbaring di meja periksa
7.Melakukan pemeriksaan Tekanan Darah
8.Memberikan KB pil
9.Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan pada kohort KB dan
kartu status pasien
10. Menulis tanggal dilayani dan memberikan kartu kontrol KB
kepada pasien
7.Unit Terkait
Ruang Periksa
8.Rekaman historis
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan.
perubahan
PELAYANAN KB
SUNTIK
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
3. Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur yang
berlaku
4.Referensi Pedoman manajemen pelayanan keluarga berencana oleh kemenkes
tahun 2014
5.Alat dan bahan Persiapan Alat :
a. Spuit disposable 5 cc / 3 cc
b. Obat suntik, depo, cyclo dll
c. Obat desinfektan / alcohol 70%
d. Alat tulis & kartu akseptor
e. Buku kohort
f. Buku kunjungan
g. Tensimeter
h. Timbangan
6. Langkah - langkah
Persiapan Klien :
a. Klien posisi tidur
b. Pemeriksaan fisik & tanda vital
langkah – Langkah :
a. Klien tidur miring kiri / kanan
b. Membantu membuka daerah yang akan disuntik
c. Penolong cuci tangan
d. Memakai sarung tangan steril
e. Ambil & buka spuit steril siapkan dalam bak steril
f. Ambil obat KB & baca etiket lalu buka tutupnya
g. Hisap obat dalam spuit dan keluarkan udara yang masuk
h. Lakukan antiseptik dengan alcohol pada daerah penyuntikan
dengan cara memutar dari dalam keluar
i. Suntikan obat secara IM
j. Cabut spuit dan tekan bekas suntikan, tidak di masase
k. Rapikan klien, dekontaminasi alat
l. Pencatatan dan
m. Informasikan kapan kembali suntik & pemberian kartu akseptor
n. Cuci tangan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
Penatalaksanaan
a) Memanggil pasien sesuai urutan
b) Melakukan anamnesa pada pasien
c) Mengambil alat peraga dan kondom
d) Menjelaskan pada pasien tentang cara pemakaian
6. Langkah – langkah
kondom yang benar yaitu:
Kondom sebaiknya digunakan pada saat penis ereksi,
sebelum penis masuk ke vagina.
Jika kondom tidak mempunyai tempat penampungan
sperma di ujungnya, sisakan 1-2 cm di ujung kondom
untuk menampung cairan ejakulasi
Lepaskan kondom setelah penis selesai ereksi
Pegang kondom pada pangkalnya dengan jari guna
mencegah sperma tumpah atau merembes
Tiap kondom hanya untuk sekali pakai dan langsung
dibuang
Jangan menyimpan kondom ditempat yang panas serta
jangan menggunakan minyak goreng, baby oil atau jelly
sebagai minyak pelicin
e) Petugas mencatat pada rekam medis dan kohort KB
f) Petugas memberikan kondom dan kartu KB kepada pasien
g) Pasien pulang
7.Unit Terkait Ruang Periksa
Ruang PI
8.Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan.
PELAYANAN
PENCABUTAN AKDR
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
1. Pengertian Pencabutan AKDR adalah pengeluaran AKDR dari rahim oleh
tenaga medis karena sesuatu hal /alasan atau karena masa
berlakunya sudah habis
2.Tujuan
AKDR keluar dari rahim dengan tanpa efek samping
3. Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
yang berlaku
4. Refrensi Pedoman manajemen pelayanan keluarga berencana oleh
kemenkes tahun 2014
5.Alat dan bahan Persiapan Alat :
Bak instrumen
Spekulum
Cucing
Tenakulum
Tampontang
Kasa steril
Betadin
Sarung tangan steril
Tempat sampah
Lampu sorot
Extractor
Persiapan Pasien
a. Konseling Pra Pencabutan
b. Minta persetujuan tertulis
c. Kebersihan alat genetalia luar
d. Posisi tidur litotomi
Tindakan Pencabutan
a. Pemeriksaan bimanual
b. Pasang speculum vagina
c. Usap vagina & serviks dengan larutan antiseptic
d. Jepit benang AKDR yang dekat serviks dengan klem
e. Tunjukkan AKDR pada klien
f. Apabila benang tidak kelihatan, gunakan klem Elipgator
untuk mencari AKDR dalam cavum uteri, terasa terjepit
ditarik keluar perlahan dan tunjukkan AKDR pada klien
g. Keluarkan speculum dengan hati-hati
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
3. Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
yang berlaku
4. Refrensi Pedoman manajemen pelayanan keluarga berencana oleh
kemenkes tahun 2014
5.Alat dan Bahan Persiapan alat :
a. Duk lobang dan sarung tangan steril
b. “ U “ klem dan arteri klem
c. Mes & pincet cirurgie
d. Spuit 5 cc
e. Cairan antiseptic
f. Kasa steril
g. Perban
h. Plester
i. Lidocain
j. Aquades
Persiapan Klien :
a. Klien mencuci lengan kiri atas dengan sabun
b. Posisi tidur klien terlentang
c. Tangan kiri di buka kesamping
Langkah – langkah :
6. Langkah – langkah Konseling Pra Pemasangan
a. Sapa klien dengan ramah
b. Tanyakan pada klien alasannya ingin mencabut
implant
c. Tanyakan tujuan KB selanjutnya
d. Jelaskan proses pencabutan implant dan apa yang
akan dirasakan pada saat proses dan setelah
pencabutan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
3. Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
yang berlaku
4. Refrensi Pedoman manajemen pelayanan keluarga berencana oleh
kemenkes tahun 2014
5.Alat dan Bahan Persiapan alat :
a. IUD steril, Duk steril
b. Larutan clorin 0,5 %
c. Obat desinfektan
d. Tenakulum
e. Spekulum cocor bebek
f. Sonde uterus
g. Klem kasa
h. Gunting benang
i. Kasa steril
j. Bak instrumen
k. Tensimeter
Persiapan Ruangan :
a. Lingkungan tertutup
b. Penerangan untuk melihat serviks
Persipan Klien :
a. Konseling Awal (sapa klien dengan ramah, k/p perkenalkan
6. Langkah – langkah
diri bidan, beri informasi umum KB & jenis alkon yang
tersedia & resiko serta keuntungan dari masing – masing
kontrasepsi, jelaskan apa yang dapat diperoleh dari
kunjungannya
b. Konseling metode khusus
a) Berikan jaminan akan kerahasiaan klien
b) Kumpulkan data pribadi klien
c) Tanyakan agama yang mungkin menentang
penggunaan kontrasepsi
d) Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan
kakhawatiran klien dengan sikap simpatik
e) Bantu klien untuk memilih metode yang tepat
f) Jelaskan kemungkinan efek samping AKDR sampai
benar dimengerti oleh klien
c. Seleksi riwayat kesehatan reproduksi klien
a) HPHT, lama haid, pola perdarahan
b) Paritas dan riwayat kelahiran yang terahir
c) Riwayat kehamilan ektopik
d) Nyeri hebat setiap haid
e) Anemia berat
f) Riwayat infeksi sistem genital / ISG & PMS
g) Berganti-ganti pasangan
h) Kanker serviks
d. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan
panggul sebelum pemasangan AKDR
e. Persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
f. Membuat surat persetujuan
g. Klien diminta kekamar mandi untuk kencing dan
membersihkan alat kelaminnya
Pemeriksaan Panggul
a. Bantu klien naik kemeja pemeriksaan dan atur posisi
litotomi
b. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan
c. Bidan cuci tangan dengan air dan sabun dan keringkan
dengan kain bersih
d. Palpasi daerah perut dan periksa adakah nyeri, benjolan
atau kelainan lainnya didaerah supra pubik
e. Atur lampu untuk melihat serviks
f. Pakai sarung tangan DTT
g. Atur alat & bahan yang akan dipakai
h. Lakukan inspeksi genital eksterna
i. Palpasi kelenjar skene dan bartholini, amati adanya nyeri
dan duh (discharge) vagina
j. Masukan speculum vagina secara ginekologik
k. Lakukan pemeriksaan Inspekulo : adanya lesi, keputihan
pada vagina dan inspeksi serviks
l. Keluarkan speculum dengan hati-hati dan letakkan kembali
ketempat semula tanpa menyentuh alat lain
m. Lakukan pemeriksaan bimanual
n. Lakukan pemeriksaan rektovaginal bila ada indikasi
o. Celupkan sarung tangan pada larutan klorin, buka dan
rendam dalam keadaan terbalik
p. Jelaskan hasil pemeriksaan panggul
q. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan
klien rasakan pada proses pemasangan, persilahkan klien
untuk mengajukan pertanyaan
r. Masukkan lengan AKDR Cut 380 A tetap dalam kemasan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
3. Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur yang
berlaku
6. Langkah – langkah
Langkah – langkah :
a) Memanggil pasien sesuai urutan
b) Memperkenalkan diri.
c) Melakukan kajian awal : Riwayat perkawinan, riwayat
kehamilan, persalinan dan KB, riwayat kehamilan
sekarang, keluhan utama pasien, hasil KSPR.
d) Melakukan informed concent
e) Melakukan persiapan alat
f) Mempersilahkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan
BB, TB, dan LILA
g) Mempersilahkan pasien untuk berbaring di tempat tidur.
h) Melakukan pemeriksaan TTV: TD, Nadi, Suhu, RR.
i) Melakukan pemeriksaan fisik mulai kepala sampai
dengan kaki:
Bentuk tubuh
Kesadaran
Muka
Kulit
Mata
Mulut
Gigi
Pembesaran kelenjar tyroid
Tangan
Tungkai
7) Melakukan pemeriksaan Leopold
Leopold I
a) Kedua tangan diletakkan disisi KA/KI badan
dan kedua kaki ditekuk sambil ditutup selimut
b) Kedua tangan pemeriksa diletakkan disisi
KA/KI perut sambil mengetengahan metline ke
puncak fundus mengikuti linea medialis
dinding abdomen
c) Lebar metline harus menempel pada dinding
abdomen
d) Tentukan TFU raba bagian apa yang ada pada
FU
Leopold II
a) Mempersilahkan pasien tidur terlentang kedua
tangan KA/KI disamping badan dan kedua kaki
ditekuk sambil ditutup selimut
b) Tangan petugas berada disamping perut ibu
dengan cara neraba untuk mencari ada
disebelah manakah bagian-bagian keil janin
dan disebelah mana letak tahanan keras
seperti papan
Leopold III
a) Mempersilahkan pasien tidur terlentang kedua
tangan KA/KI disamping badan dan kedua kaki
ditekuk sambil ditutup selimut
b) Tangan petugas meraba bagian bawah rahim
dengan ibu jari dan jari tengah
c) Pertimbangkan bentuk, ukuran, dan kepadatan
bagian terebut
d) Jika berbentuk bulat, teraba keras, berbatas tegas
biasanya kepala. Jika bentuk kurang tegas, teraba
kenyal, relative lebih besar biasanya adalah
bokong
Leopold IV
a) Mempersilahkan pasien tidur terlentang kedua
tangan KA/KI disamping badan dan kedua kaki
ditekuk sambil ditutup selimut
b) Kedua tangan petugas meraba bagian bawah
rahim dan menangkap apa yang ada dibagian
bawah rahim
c) Tentukan penurunan bagian terbawah janin
dengan menggunakan lima jari tangan
d) Bagian diatas simpisis yang dapat teraba
adalah proporsi yang belum masuk PAP dan
sisanya yang tidak teraba menunjukkan sejauh
mana bagian terbawah janin telah masuk
kedalam rongga panggul
k) Melakukan pemeriksaan DJJ
l) Melakukan pemeriksaan reflek patella
m) Mencatat hasil pemeriksaan pada buku kunjungan dan buku
KIA pasien.
n) Menentukan 64iagnose kebidanan
o) Menjelaskan hasil pemeriksaan
p) Melakukan KIE
q) Melakukan evaluasi
r) Memebrikan terapi pada pasien
Ruang Periksa
7.Unit Terkait
Ruang PI
8.Rekaman historis
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan.
perubahan
PELAYANAN NIFAS
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
LITA GUNARTIK
3. Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
yang berlaku
4. Refrensi Pedoman manajemen pelayanan keluarga berencana oleh
kemenkes tahun 2014
Pelaksanaan :
Pemasangan Kapsul Implant
a. Periksa kembali untuk memastikan lengan pasien
bagian kiri atas dalam sudah dicuci dengan sabun
dan air mengalir lalu dikeringkan
6. Langkah – langkah b. Tentukan tempat pemasangan Implant
c. Beri tanda pada tempat pemasangan
d. Pastikan bahwa semua peralatan sudah streil dan
kapsul implant sudah tersedia