PENGANTAR
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
Pendidikan era reformasi telah memberikan ruang yang cukup besar bagi
pendidikan pada masa reformasi juga belum sepenuhnya dapat dikatakan berhasil.
1
pemerintah dan membatasi peranan guru. Pendidikan yang sentralistik tentunya
transmitif akan semakin tidak jelas arah pendidikan Indonesia (Prihantoro, 2014).
pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia
peserta didik yang utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan
konsep kurikulum yang digunakan, prinsip dan kebijakan yang digunakan, serta
jumlah jenis mata pelajaran berikut kedalaman dan keluasannya tidak sama.
Setiap masa atau rezim penguasa memiliki suatu kecenderungan tersendiri yang
menjadi warna dominan dari kurikulum itu sendiri, yang digunakan sebagai alat
pelajaran apa saja yang harus dipelajari, juga prinsip-prinsip cara mempelajari
mata pelajaran yang ada dalam struktur kurikulum yang bersangkutan. Sehingga
2
wajar ketika ada perubahan kurikulum maka ada mata pelajaran yang
mencapai hal tersebut maka diperlukan media yang relevan dengan substansi
pengetahuan atau informasi dan jejeran mata pelajaran saja, tapi merupakan
Selain minat belajar prestasi belajar seorang siswa juga dipengaruhi oleh
dengan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu,
3
dengan ikut aktif dalam organisasi siswa akan mendapatkan pengalaman dan
kepemudaan.
KTSP. Saat ini di Kota Yogyakarta diberlakukan dua kurikulum yang berbeda-
beda di setiap SMA. Hanya SMA Rintisan Sekolah Berstandar Internasional yang
Perbedaan ini tentu saja mempengaruhi pola interaksi siswa terhadap lingkungan
4
1.2 Rumusan Masalah
5
Nama Tahun Judul Bentuk Instansi
Peneliti Tulisan
Mewujudkan Ketahanan
Pribadi Anak
Mahasiswa
Pemuda
Anggota Organisasi
6
Kedaerahan Dan Implikasinya
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan yang ingin
maupun praktis. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
1.5.1.1 Penelitian ini dapat menjadi pengembangan ilmu sosial yang terkait
7
1.5.1.2 Penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi yang ingin
mengkaji dan meneliti lebih dalam lagi tentang pembangunan karakter pemuda
pribadi pemuda.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
pada dasarnya telah banyak dilakukan oleh peneliti maupun akademisi. Salah
satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Purba (2016) yang berjudul
9
penguatan nasionalisme mahasiswa. Penguatan nasionalisme tersebut dilakukan
beberapa tahapan yakni penanaman sikap disiplin, penanaman sikap jujur dan
tanggung jawab, penanaman sikap keberanian untuk tampil dan tangkas, serta
Dasar (Diklatsar), karena kegiatan yang lain tidak berjalan dengan efektif.
10
adalah posisi sebagai mahasiswa, unsur SARA, serta kurangnya kontrol dari
pemerintah daerah.
dan eksternal yang ada pada masyarakat tersebut. Oleh karena itu peneliti
menjadi dua macam, yaitu secara klasik atau tradisional dan secara modern.
materi yang harus ditempuh di sekolah atau madrasah. Kedua, kurikulum diartikan
secara modern, yaitu kurikulum memiliki pengertian lebih luas tidak hanya
11
sebatas pada mata pelajaran, tetapi menyangkut pengalaman-pengalaman belajar
peserta didik di dalam sekolah maupun diluar sekolah sebagai kegiatan pendidikan
(Nasution, 1995).
sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam
proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai
pendidikan (UU no 19 tahun 2005). Hal ini senada dengan pendapat Masnur
sebelumnya, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun
12
Pada Kurikulum 2013 ini, menitik beratkan pada peningkatan mutu
dapat kita pahami bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan
untuk meningkatkan dan menyeimbangkan soft skills dan hard skills yang
2.2.2 Sikap
menyenangkan pada sebuah obyek, orang, institusi, atau kejadian atau perbedaan
aspek dalam individual (Ajzeen, 1989), keseluruhan dari keputusan yang evaluatif
salient belief pada individu, sehingga untuk menduga sikap dari respon bisa
didapat dari bermacam pernyataan kepercayaan, tapi hanya salient belief dipikiran
13
Respon sikap dibagi menjadi tiga oleh Rosenberg dan Hovland’s (1960) dalam
a. Respon Kognitif
Kategori respon kognitif terdiri dari respon yang merefleksikan persepsi dan
b. Respon Afektif
Kategori respon afektif dari dugaan sikap untuk melakukan tindakan dengan
c. Respon konatif
Respon konatif adalah inklinasi perilaku, niat, komitmen, dan tindakan dengan
2.2.3 Organisasi
kerja untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Hubungan yang berstruktur ini
14
disebut hirarki dan konsekuensi dari hirarki ialah adanya kategori kelompok
2.2.4 Pemuda
ketentuan umum pemuda adalah warga Negara Indonesia yang memasuki periode
tahun. Kepemudaan adalah bebagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung
bertujuan untuk mewujudkan pemuda yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
dimensi yaitu pemaparan kesulitan yang telah dialami dan hasil penyesuaian
positif dari kesulitan itu (Luther & Cicchetti, 2000). Sedangkan konstruksi dari
ketahanan diteliti pada berbagai penelitian dan artikel ilmiah, hanya ditemukan
15
Sehubungan dengan sekolah, para peneliti sering menggunakan peringkat
sekolah atau hasil dari ujian nasional sebagai ukuran hasil penyesuaian positif
(Green & Kroger, 1999). Masten (1994) berpendapat bahwa ketahanan mengacu
pada sekelompok orang membentuk resiko tinggi yang memiliki hasil yang lebih
baik dari yang diharapkan, adaptasi yang baik meskipun mengalami pengalaman
(Werner & Smith, 1992). Werner dan Smith (1992) mengemukakan bahwa anak
yang tangguh adalah seseorang yang dapatmencintai dengan baik, bekerja dengan
biologis, dan sosial dan melibatkan interaksi individu dan karakteristik lingkungan
dengan sebagian besar yang menonjol adalah gaya keterikatan yang aman dan
16
hubungan kesehatan dengan orang dewasa selama masa kanak-kanak,
rasa koherensi (Hart et al., 2006), dan faktor biologis dan genetik (Hoge et al.,
2007). Namun ukuran ketahanan belum berkembang sampai saat ini, sehingga
2005).
2.3 Hipotesis
2.3.1 Pengaruh sikap siswa pada kegiatan organisasi dengan ketahanan pribadi
(1991) menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh niat, dan niat itu
merupakan fungsi dari sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang diterima.
17
III. METODE PENELITIAN
baik dilihat dari segi tenaga, dana maupun dari segi efisiensi waktu. Pelaksanaan
studi di lokasi yang dipilih tidak menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan
kemampuan tenaga peneliti. Satu hal yang sangat membantu dalam melakukan
penelitian di lokasi pilihan ini adalah masalah dana. Peneliti tidak dituntut biaya
studi lapangan yang lebih besar bila dibandingkan dengan penelitian di tempat
lain.
Alasan lain yang tidak kalah pentingnya dan pertimbangan yang lebih mendasar
karakteristik khusus yang melekat pada setting yang dipilih. SMA N 1 Yogyakarta
Studi kualitatif dan kuantitatif ini akan dilakukan dengan pendekatan naturalistik
menuntut pengumpulan data pada setting yang alamiah. Konsep kerja ini
situasi atau prilaku orang yang diteliti sangat menguntungkan bagi tercapainya
18
kondisi yang alamiah tersebut. Dengan demikian berbagai fenomena yang
berlangsung dan berbagai peristiwa yang menjadi objek pengamatan terjadi secara
tidak bisa dikesampingkan dan turut menyertai alasan pemilihan lokasi penelitian
ini.
atau perlakuan pengukuran dari seluruh individu atau obyek yang diminati (Lind
et al, 2015: 5), total kumpulan dari elemen mengenai apa yang diharapkan untuk
membuat simpulan (Cooper dan Schindler, 2014: 338). Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa yang mengalami perubahan kurikulum pendidikan dari KTSP ke
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diamati (Lind et al, 2015),
pilihan dari elemen populasi yang akan kita ambil simpulan dari seluruh populasi
(Cooper dan Schindler, 2014), jumlah kecil dari anggota target populasi dari data
karena tidak mempunyai sampling frame, atau dengan kata lain setiap elemen
populasi dalam penelitian ini tidak diketahui. Pengambilan sampel akan dilakukan
karakteristik dari populasi sesuai dengan tujuan dalam penelitian. Jenis purposive
19
Judgement sampling (Hair et al, 2013) merupakan metode penyampelan non
Definisi sikap yang dikemukakan oleh Ajzen (1989), Hawkin dan Mothersbough
(2014: 384) dan Blackwell et al. (2006) menjadi dasar dalam penyusunan definisi
pada bimbingan kurikulum 2013 yang kontinum dari negatif dan positif dengan
menggunakan skala Likert, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS),
a. Uji pendahuluan
Uji pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup dua hal,
yaitu wording test dan statistic test. Wording test dilakukan dengan
mudah dipahami oleh siswa SMP dan SMA. Hasil dari wording test pada
20
instrumen penelitian berupa kuisioner dengan menggunakan bahasa yang mudah
b. Uji pilot
Uji pilot dalam Cooper dan Schlinder (2014) dilakukan untuk mendeteksi
kelemahan dalam desain dan instrumentasi dan untuk menyediakan data proksi
untuk menyeleksi probabilitas sampel. Uji pilot dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara meminta kembali responden untuk memaparkan kembali maksud dari
dari uji pilot berupa kuisioner yang siap untuk digunakan sebagai instrumen
penelitian.
validitas yang baik adalah yang tidak mengandung kesalahan dalam pengukuran
(Hair et al, 2013). Cooper dan Schlinder (2014) menyatakan bahwa validitas
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji face validity
dan construct validity. Uji face validity dilakukan dengan mendiskusikan setiap
variabel dan item pertanyaan dengan pakar kepribadian dan organisasi selaku
21
dosen pembimbing. Hasil dari uji face validity berupa variabel-variabel dan item-
item-item yang paling tepat untuk tiap dimensi (Sekaran dan Bougie, 2016),
(KMO) dan Bartlett of sphericity untuk menguji data apakah cocok untuk analisis
faktor. Pengkategorian nilai KMO 0,5- 0,7 dikategorikan sebagai sedang, nilai 0,7
dikategorikan bagus, nilai 0,8-0,9 dikategorikan lebih bagus, dan nilai diatas 0,9
sangat bagus (Hutcheson dan Sofroniou, 1999 dalam Lin et al, 2011). Kaiser
(1974) dalam Field (2005) merekomendasikan syarat diterimanya nilai nilai KMO
korelasi matriks yang signifikan antara variabel-variabel (Hair et al, 2006). Nilai
22
bahwa ada korelasi yang cukup pada variabel-variabel untuk diproses. Hasil
dibangun dengan menguji dua hal yaitu konsistensi dan stabilitas. Konsistensi
dalam Cooper dan Schlinder (2014: 438) dilakukan dengan enam tahap, yaitu:
1. Menuliskan Ho dan Ha
23
Dalam Hair et al. (2013: 67) hipotesis nol didefinisikan sebagai hipotesis
statistik yang diuji untuk kemungkinan penolakan di bawah asumsi bahwa itu
Hipotesis 1
(Lind et al, 2015), digunakan dalam situasi ketika satu independen variabel yang
y = a + bx
Dalam penelitian ini, rumus diatas dapat diartikan sebagai berikut ini:
y= Variabel dependen
x= Variabel independen
a= Intercept dari y
24
b= Kemiringan atau gradien dari garis, yaitu perbandingan antara y dan x
atau diterima.
6. Menginterpetasi pengujian
pengujian hipotesis. Interpretasi pengujian didasarkan pada hasil yang didapat dari
langkah sebelumnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Publishers, Hillsdale.
Blackwell, D.R.; Miniard W.P; dan Engel, F.J; 1994. Consumer behavior. 10th ed
Thomson, Mason.
hlm 3.
26
Hawkin, I. D dan Mothersburgh, D.L. 2014. Consumer behavior, 12nd ed.
Remaja Rosdakarya.
27
Rohman, Abdul. 2015. Perbandingan konsep kurikulum KTSP 2006 dan
kurikulum 2013 (kajian standar isi pada mata pelajaran pendidikan agama
28