Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

FEBRIS (Demam)

Disusun Oleh :

Fahmi muhaemin ramdani

Nim : J1614901028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TASIKMALAYA 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : FEBRIS (Demam)


Sub pokok bahasan : Pengertian Febris/Demam
Sasaran : Orang tua pasien/keluarga
Hari/tanggal : Senin, 28 November 2016
Waktu/jam : 15 menit / 14.00-14.15 WIB
Tempat : RSUD dr.soekardjo
Peserta : Orang tua pasien/keluarga
Penyuluh : Fahmi Muhaemin Ramdani

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum : setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orang tua/pasien mampu mengetahui
tentang Febris/Demam
2. Tujuan khusus :
 Menjelaskan pengertian Febris/Demam
 Menjelaskan penyebab Febris/Demam
 Menjelaskan tentang tanda dan gejala
 Menjelaskan pencegahan Demam/Febris
 Menjelaskan cara mengatasi demam/febris
B. MATERI
1. Pengertian febris/demam
2. Penyebab febris/demam
3. Tanda dan gejala febris/demam
4. Menjelaskan cara pencegahan
5. Menjelaska cara mengatasi demam/febris
C. MEDIA
 Leaflet
D. METODE PENYULUHAN
 Diskusi

E. KEGIATAN PENYULUHAN

N WAKTU KEGIATAN PENYULUH RESPON PENYULUH


O
1. 3 Menit Pembukaan: Memperhatikan dan mendengarkan.

• Memberi salam

• Menjelaskan tujuan pembelajaran

• Menyebutkan materi/pokok bahasan


yang akan disampaikan

2. 7 Menit Pelaksanaan: Mendengarkan dan memperhatikan.

• Menjelaskan materi penyuluhan


secara berurutan dan teratur

Materi:

1. Pengertian febris/demam
2. Penyebab febris, dll

3. 3 Menit Evaluasi: Bertanya, dan menjawab pertanyaan


Meminta orang tua/keluarga pasien
menjelaskan atau menyebutkan kembali
yang sudah di sampaikan.

4. 2 Menit Penutup: Menjawab salam


• Mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan salam

F. EVALUASI
Memberikan pertanyaan secara langsung tentang materi yang sudah diajarkan :
a. Menjelaskan pengertian febris/demam
b. Menjelaskan tentang penyebab febris/demam
c. Menjelaskan tentang tanda dan gejala febris/demam
d. Menjelaskan cara pencegahan
e. Menjelaskan cara mengatasi demam/febris

MATERI PENGAJARAN

A. Pengertian Febris/Dema
Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi normal. Temperatur normal tubuh
berkisar antara 36-38 derajat celcius. Anak mengalami demam apabila dengan pengukuran suhu
temperatur :
 Termometer pada rektum atau anus melebihi 38 derajat celcius
 Termometer pada mulut melebihi 37,5 derajat celcius
 Termometer pada ketiak melebihi 37 derajat celcius

Demam adalah keluhan pada anak yang paling sering dijumpai, sekitar 10-30% dari
semua keluhan yang diketemukan pada instalasi gawat darurat di rumah sakit atau dalam praktek
dokter sehari-hari. Sampai usia 2 tahun rata rata anak menderita demam sekitar empat sampai
enam kali serangan. Sebagai manifestasi klinis, maka demam terjadi pada sebagian besar
penyakit infeksi yang ringan dan serius, dari demam saja tak dapat dipakai untuk memprediksi
beratnya penyakit. Memang sebagian besar kejadian demam pada anak mudah didiagnosa,
namun telah diketahui juga demam pada kelompok yang beresiko tinggi, untuk diagnosa
memerlukan evaluasi lebih ekstensif.
B. Penyebab Gastritis
Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran pernafasan bagian atas disusul infeksi
saluran pencernaan. Hal tersebut dapat dimengerti karena infeksi saluran pernafasan merupakan
penyakit anak yang paling sering didapatkan. Diagnosa banding anak dengan demam bisa amat
banyak mulai akibat infeksi saluran nafas yang sederhana, sampai keadaan penyakit yang serius
seperti bakteriemi, sepsis, meningitis, dan sebagainya. Untuk menetapkan diagnosa dari keadaan
demam yang kadang membingungkan, memang diperlukan keahlian dan pengalaman.

C. Tanda dan Gejala


tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. MenggigiL
6. . DehidrasI
7. Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan
somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat,
takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan,
peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan
sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan
berkeringat.
D. Cara Pencegahan
1. Jaga pola makan secara baik dan teratur. Hindari menunda waktu makan karena akan
mengakibatkan produksi asam lambung meningkat.
2. Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi. Hindari makanan yang merangsang kerja
lambung. Contohnya makanan pedas, asam, dan kopi.
3. Hindari stress yang berlebihan. Anda dapat mengalihkan rasa stress dengan berolahraga yang
baik bagi tubuh.
4. Tidak merokok.
5. Tidak mengkonsumsi alcohol.
6. Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung misalnya aspirin.
E. PENATALAKSANAAN
1. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan
apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.Perhatikan pula apakah mata anak
cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai
kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu
mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam
keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan
berakibat rusaknya sel – sel otak.
d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknyaMinuman yang diberikan dapat
berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar
cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.
e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang.
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha.
Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada
kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah
menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan
intoksikasi (keracunan).
g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres air
hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan
menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan
kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping
itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau
mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan
mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi
normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran
panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:
 Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol
 Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup parasetamol.
 Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh
manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan
ukuran 5 ml setiap sendoknya. Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam
menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan
kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang
berisiko kejang demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan
yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai
kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui
pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase.
Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol yang bekerja menekan pembentukan
prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15
mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada
umumnya dosis ini dapat d itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan
intoksikasi dan kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.Turunan
asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja meneka n pembentukanprostaglandin.Obat ini
bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi.Efek samping yang timbul berupa mual, perut
kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin.Efek samping hematologis
yang berat meliputi agranulositosis dan anemia aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal
akut (terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10
mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan
prostaglandin.
Mempunyai efek antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping pemberiannya
berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna. Dosis terap eutik 10
mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk anak kurang dari 6 bulan.Pemberiannya
secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol ongan
fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.Efek sampingnya
berupa dispepsia dan anemiahemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai