Anda di halaman 1dari 12

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

DIARE

DI RUANG RAWAT INAP ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGTUA

Di Susun Oleh :

MASDIANA HARAPA S.Kep

PROFESI NERS
STIKES AUFA ROYHAM
PADANG SIDEMPUAN
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diare
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruang Rawat Inap Anak
/ SIHIM RSUD
Gunungtua
Tempat : Ruang Rawat Inap Anak / SIHIM
Hari/tanggal : Selasa, 16 Januari 2018
Jam : 12.30 WIB

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan keluarga dan pasien
mengetahui dan memahami tentang diare
2. Tujuan Khusus
Diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1) Menjelaskan pengertian diare
2) Menjelaskan klasifikasi diare
3) Menjelaskan penyebab diare
4) Menjelaskan manifestasi klinis diare
5) Menjelaskan penatalaksanaan diare
6) Menjelaskan komplikasi dari diare
7) Menjelaskan cara mencegah diare

B. SASARAN
Pasien dan keluarga pasien di ruang rawat inap anak /SIHIM

C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. MEDIA
Leaflet

E. MATERI
1. Menjelaskan pengertian diare
2. Menjelaskan penyebab diare
3. Menjelaskan komplikasi dari diare
4. Menjelaskan penatalaksanaan diare
F. PROSES BELAJAR
Kegiatan Waktu Uraian Kegiatan Kegiatan
Peserta
Pembukaan 3 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
menit 2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarka
penyuluhan n
4. Menjelaskan mekanisme 3. Memperhatik
kegiatan yang akan an
dilaksanakan

Pelaksanaan 10 1. Menjelaskan Memperhatikan


menit pengertian diare, penjelasan
klasifikasi diare, tentang diare
penyebabnya pada
pasien yang mengalami
diare, manfestasi klinis
pada penderita diare,
komplikasinya dan
penatalaksanaan dari
pasien diare
2. Tanya jawab tentang
penjelasan yang
diberikan
Evaluasi 2 1. Mengucapkan terima 1. Memperhatik
menit kasih atas partisipasi an
peserta 2. Menjawab
2. Mengucapkan salam salam
3. Membagikan leaflet 3. Peserta
menerima
leaflet

G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak dengan peserta H-1, diulangi kontrak pada hari H.
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara
penyuluhan
d. Peserta hadir di tempat penyuluhan sesuai kontrak yang
disepakati
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan
dan bertanya apabila ada yang dianggap kurang dimengerti
3. Evaluasi Hasil
a. Seluruh peserta dapat menjelaskan kembali salah satu tentang
pengertian diare, klasifikasi diare, penyebabnya pada pasien
yang mengalami diare, manfestasi klinis pada penderita diare,
komplikasinya dan penatalaksanaan dari pasien diare
b. Seluruh peserta dapat menjawab salah satu pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji tentang pengertian diare, klasifikasi
diare, penyebabnya pada pasien yang mengalami diare,
manfestasi klinis pada penderita diare, komplikasinya dan
penatalaksanaan dari pasien diare
c. Peserta mengajukan pertanyaan kepada penyaji tentang
pengertian diare, klasifikasi diare, penyebabnya pada pasien
yang mengalami diare, manfestasi klinis pada penderita diare,
komplikasinya dan penatalaksanaan dari pasien diare
LAMPIRAN MATERI
DIARE

A. PENGERTIAN
Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi
sekresi (Wong, 2001 : 883).
Diare adalah pasase feses dan konsistensi lunak atau cair,
sering dengan atau tanppa ketidaknyamanan yang disebabkan oleh
efek-efek kemoterapi pada apitelium (Tusker, 1998 : 816). Diare
adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja
(Behiman, 2001).
Diare adalah keadanan frekuensi air besar lebih dari empat
kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses
encer, dapat berwarna hijau atau adapat pula bercampur lendir dan
darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005).
Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi dengan bagian feces tidak terbentuk
(Nettina, 2001 : 123).
Jadi diare adalah gejala kelainan pencernaan berupa buang
air besar dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair dengan
frekuensi lebih dari 3 x sehari pada anak sehingga mengacu
kehilangan cairan dan elektrolit.

B. KLASIFIKASI
Diare dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Diare akut
Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan
frekuensi dan kualitas defekasi.
b. Diare kronis
Diare kronis yaitu diare yang lebih dari 2 minggu.

C. PENYEBAB
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor infeksi
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi
internal sebagai berikut:
 Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler,
tersinia, aeromonas, dsb.
 Infeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere,
poliomyelitis), adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-
lain
 Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong
Ylokles, protzoa (Entamoeba histolytica, Giarella lemblia,
tracomonas homonis), jamur (candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan
makanan, seperti : otitis media akut (OMA), tonsilitist
tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis dsb. Keadaan
ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah
2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa, dan sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa, dan galatosa). Pada bayi dan anak yang terpenting
dan terseirng intoleransi laktasi.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar).

D. MANIFESTASI KLINIS
a. Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nasfu makan berkurang atau tidak ada
b. Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau
lendir darah
c. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena
bercampur empedu
d. Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan
tinja makin lama makin asam sehingga akibat makin lama makin
asam sehingga akibat makin banyak asam laktat yang berasal
dari latosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan
dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien
banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun
cekugn (pada bayi) selaput lendir bibir dan mulut serta kulit
tampak kering (Ngastiyah, 2005).

E. PENATALAKSANAAN DIARE
Secara medik :
 Dasar pengobatan diare adalah :
a. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan,
jumlah pemberianya. Pemberian cairan pada pasien diare
dan memperhatiakn derajat dehidrasinya dan keadaan
umum.
1) Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan
diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl
dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan
karena pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90
ml g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan /
sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap
sering disebut : oralit.
2) Cairan parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan
sesuai dengan kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu
tergantung tersedianya cairan. Pada umumnya cairan
Ringer laktat (RL) diberikan tergantung berat / ringan
dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan
cairan sesuai dengan umur dan BB-nya :
 Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap
defekasi.
 Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB per oral
selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari
 Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB per oral (sonde)
selanjutnya 125 ml / kg BB / hari
 Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien.
b. Dietetik (cara pemberian makanan)
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1
tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis makanan :
 Susu (PASI adalah susu laktosa yang mengandung
laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh)
 Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat
(nasitim), bila anak tidak mau minum susu karena di
rumah tidak biasa.
 Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang
ditemukan susu dengan tidak mengandung laktosa /
asam lemak yang berantai sedang / tidak jenuh. Misalnya
LLM, soya.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang
hilang melalui feces dengan / tanpa muntah dengan cairan
yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain
(gula, air tajin, tepung beras sbb).
 Obat anti sekresi
Analgetik, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari. Namun
penggunaan analgetik tidak dapat digunakan apabila
terdapat luka di saluran cerna klien.
 Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti
papaverin, ekstrak beladora, opium loperamia tidak
digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat
pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal,
tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg
tidak diberikan lagi.
 Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada
penyebab yang jelas, bila penyebabnya kolera diberikan
tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari. Antibiotik juga
diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis,
bronkitis / bronkopneumonia.

F. CARA PENANGANAN DIARE DIRUMAH


a. Khususnya untuk ibu yang masih menyusui diharapkan
menghindari makanan yang berminyak, pedas, mengandung gas
(ibu harus lebih memperhatikan dan menjaga pola makan).
b. Dapat dimulai dirumah dengan minum: larutan gula garam,
larutan oralit, tetap minum ASI (bayi). Larutan gula garam dibat
dengan cara : air matang sebanyak 250 cc dicampur dengan 2
sendok gulan dan 1 sendok teh garam.
c. Tetap makan dan minum sesuai pola makan sehari-hari
d. Istirahat yang cukup
e. Bila masih diare dan keadaan tidak kunjung membaik, segera dibawa ke
Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat
Umur Setiap Jumlah oralit yang disediakan
diare dirumah
< 1 tahun ½ gelas 400 ml/hari (2bungkus)
1 – 4 tahun 1 gelas 600-800 ml/hari (3-4 bungkus)
5-12 tahun 1 ½ gelas 800 – 1000 ml/hari (4-5 bungkus)
Dewasa 3 gelas 1200 – 2800 ml/hari (6 -8 bungkus)
Catatan : 1 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml : perkiraan oralit
untuk kebutuhan 2 hari
G. CARA MENCEGAH DIARE
Cara untuk mencegah diare antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pemberian ASi ekslusif 4 s/d 6 bulan
2. Mencuci tangan setelah buang air besar, sebelum memasak,
mengolah makanan dan makan, sebelum member makan pada
anak-anak
3. Mencuci payudara dengan air hangat sebelum memberikan ASI
pada anak
4. Khususnya pada ibu yang bekerja atau setelah berpergian,
sebelum memberikan ASI pada anak, sebaiknya payudara
dibersihkan terlebih dahulu dan ASI dibuang sedikit
5. Buang air besar pada tempatnya
6. Jangan makan disembarang tempat
7. Menggunakan air matang untuk minum
8. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2 tahun pertama,
meningkatkan status gizi dan imunisasi
9. Meletakkan makanan ditempat tertutup

H. KOMPLIKASI
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara
mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau
hipertonik)
2. Rinjatan hipovolemik
2. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot,
lemak, bradikardia, perubahan elektrokardiagram).
3. Hipoglikemia
4. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan
defisiensi enzim laktasi.
5. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik
6. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama
atau kronik).

DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Wong, Donna L. dan Eaton, M. H…(et all). 2001. Wong’s Essentials


of Pediatric Nursing. (Ed. 6). Missouri : Mosby.

Nethina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktek Keperawatan. Alih


Bahasa oleh Setiawan, dkk. Jakarta : EGC.

Tucker, Susan Martin, dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien :


Proses Keperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. (ed. 5). Alih
Bahasa Yasmin Asih,dkk. Jakarta : EGC.

Behrman, Richard E, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan dan Anak Nelson,


Volume 2. Edisi 15. Alih Bahasa A. Samik Wahab. Jakarta :
EGC.

Dinas Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai