Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini untuk
menunjang ketuntasan tugas mata kuliah Kimia Lingkungan yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul “Penyalahgunaan Narkoba dan Zat Adiktif Lainnya”.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia remaja sangat rentan oleh pergaulan bebas. Karena terlalu bebasnya,
seringkali kegiatan mereka sehari-hari tidak terkontrol oleh pihak sekolah. Jika hal tersebut
berlanjut bukan tidak mungkin bahwa akan banyak hal negative yang akan menimpa
mereka. Salah satunya adalah terjerumusnya dalam dunia penyalahgunaan obat-obatan atau
narkoba. Di kota-kota besar di Indonesia, penyebaran narkoba pada kalangan remaja sudah
tidak terkendali lagi. Bandar-bandar narkoba bahkan sudah berani masuk ke lingkungan
sekolah. Jelas saja hal tersebut membuat banyak orang tua merasa resah dan khawatir atas
perkembangan serta pertumbuhan anaknya diluar sana. Mungkin saja di rumah mereka
terlihat biasa-biasa saja atau berkelakuan baik.
Namun, bagaimana prilaku mereka diluar sana. Remaja sebenarnya tahu kalau
narkoba itu sangat berbahaya bagi mereka. Namun, tetap saja ada beberapa diantara
mereka yang menggunakannya entah karena ingin coba-coba atau ikut-ikutan temannya.
Tentu kenyataan tersebut sangat mengkhawatirkan karena remaja adalah generasi penerus
bangsa, bagaimana nasib bangsa di masa mendatang jika banyak generasi penerusnya
terlibat penyalahgunaan narkoba.
Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan NARKOBA?
2. Jenis Narkoba apa yang umumnya disalahgunakan?
3. Bagaimana akibat penggunaan narkoba ?
4. Bagaimana cara pencegahan dan penyembuhan Narkoba?
C.Heroin
Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah mengalami proses kimiawi. Pada
mulanya heroin ini di gunakan untuk pengobatan ketergantungan morfin, tetapi kemudian
terbukti bahwa kecanduan heroin justru lebih hebat. Morfin atau heroin disebut juga putaw.
Bentuknya seperti serbuk putih tidak berbau. Efek penggunaaan morfin, heroin (putaw) : -
Dapat menekan kegiatan system syaraf - Memerlambat pernapasan dan detak jantung -
Memperbesar pembuluh darah - Mengecilnya bola mata - Adanya perasaan mual-mual dan
muntah-muntah bagi korban pemula. Bila overdosis dapat merenggit nyawa - Mengganggu
kerja organ tubuh seperti jantung, lever, paru, ginjal dan usus.
D. Kokain
Efek dari penggunaan kokain dapat menyebabkan paranoid, halusinasi serta
berkurang rasa percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak saraf di otak. Selain
memperburuk system pernafasan, penggunaan yang berlebihan sangat membahayakan dan
bisa membawa kematian. Kokain yang turunannya putaw sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia.
2.2.2 PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah obat-obatan yang bukan narkotika, tetapi mempunyai efek yang
sama dengan narkotika apabila disalahgunakan. Karena sasaran dari obat-obatan tersebut
adalah syaraf-syaraf tertentu dari system syaraf pusat di otak. Pemakaian obat ini
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku. Contoh obat-obatan yang
tergolong jenis psikotropika antara lain : ~ Shabu-shabu ~ Ekstasi, dengan nama lain inex,
amphetamin (zat psikostimulan) ~ Rohypnol, pil koplo ~ Mandrax
A. Shabu
Zat yang tidak berbau dan bening ini merupakan komoditas baru yang sedang trend
dan laris. Dalam dunia kedokteran disebut juga dengan istilah Methamfetamine yang
masih saudara kandung ecstasy, karena sama-sama tergolong dalam keluarga
psikotropika stimulansia dapat menyebakan ketergantungan Indikasi : - Bentuk seperti
kristal putih mirip vetsin - Efek penggunaan zat sama dengan ecstasy menyebabkan
kenikmatan semu - Mengakibatkan efek yang kuat pada system syaraf - Pemakai akan
bergantung secara fisik dan mental - Penggunaan terus menerus dapat merusak otot
jantung - Zat ini mendorong tubuh melampaui ambang batas kekuatan fisik - Pemakai
mersa terbang dengan perasaan kosong, sementara itu berangsur-angsur
membangkitkan kegelisahan yang luar biasa - Efek langsung penggunaannya menjurus
pada prilaku - Kekerasan - Berat badan menyusut - Kejang-kejang - Dapat
menyebabkan impotent - Over dosis menyebakan kerusakan lever dan paru-paru
Akibat menggunakan shabu : · Berat badan menyusut · Kejang-kejang · Kerusakan
ginjal · Gila · Impotent · Halusinasi · Paranoid · Serangan jantung · Mati merana
B. Ekstasi
Dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi mungil inilah yang paling
banyak di produksi di dalam negeri. Selain dari bahan bakunya mudah di dapat harga
jualnya pun bervariasi mulai dari harga golongan “high class eksekutif” selebritis,
diatas Rp.100.000 hingga harga banting di warung kafe Rp. 10.000/butir. Inex nama
lain ekstacy ini masih keturunan kandung psikotropika banyak di perjualbelikan bagai
kacang goreng. Ekstasi beredar dalam bentuk tablet dan kapsul dengan ukuran sebesar
kancing kerah baju yang berdiri dari berbagai macam jenis, diantaranya : Adam, Eva,
Flash, Dolar, Bonjovi, Mike Tyson, Playboy, Apple, Angel, White Dove, dan lain-lain.
Akibat menggunakan ekstasi adalah : · Diare/mual-mual, muntah · Hiperaktif ·
Gemetar tak terkontrol · Denyut nadi sangat cepat · Hilang selera makan · Rasa haus
yang amat sangat · Sakit kepala dan pusing-pusing.
Pasal 11
(1) Menteri memberi izin khusus untuk memproduksi Narkotika kepada Industri Farmasi
tertentu yang telah memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
setelah dilakukan audit oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan.
BAB XV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 111
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua
belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
Pasal 112
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai,
atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5
(lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda
maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
Pasal 113
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor,
mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp1.000.000.000,00(satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan
Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk tanaman
beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam
bentuk bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana
mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
Pasal 114
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan
Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara
dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1
(satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman
beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup,
atau pidana penjara paling singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3
(sepertiga).
LSD
LSD pertama kali disintesis oleh Albert Hofmann pada tahun 1938 dari ergot,
sebuah butir jamur yang biasanya tumbuh di rye. Bentuk LSD berasal dari pada awal nama
kode LSD-25, yang merupakan singkatan untuk Lysergsäure “diethylamid-Jerman” diikuti
dengan nomor urut. LSD sensitif terhadap oksigen, sinar ultraviolet, dan klorin, terutama di
solusi. Dalam bentuk murni itu adalah tidak berwarna, tidak berbau, dan sedikit pahit. LSD
biasanya disampaikan secara lisan, biasanya pada substrat seperti penyerap tinta kertas,
sebuah kubus gula, atau gelatin. Dalam bentuk cair, juga dapat diberikan melalui suntikan
intramuskular atau intravena. LSD sangat kuat, dengan 20-30 ug (mikrogram) adalah dosis
ambang pemakaian LSD.
Reaksi fisik pada LSD bervariasi dan tak spesifik. Gejala berikut telah dilaporkan:
konstraksi rahim, hipotermia, demam, kenaikan kadar gula darah, tegaknya bulu roma,
peningkatan curah jantung, cengkeraman rahang, perspirasi, midriasis (dilatasi pupil),
produksi air liur dan lendir, suhad (rasa tak dapat tidur), hiperefleksia, dan tremor.
Terdapat beberapa indikasi bahwa LSD dapat menimbulkan keadaan fuga disosiatif pada
orang-orang yang mengkonsumsi beberapa jenis antidepresan tertentu seperti garam litium
dan trisiklik.
“LSD,” tulis ahli kimia Alexander Shulgin , “adalah molekul rapuh yang luar biasa.” [4]
Ini stabil untuk waktu tak terbatas jika disimpan sebagai garam padat atau dilarutkan dalam
air, pada suhu rendah dan terlindung dari udara dan paparan cahaya.
LSD memiliki dua proton sensitif tersier kiral pada posisi C5 dan C8 yang rentan terhadap
racemisation. Proton C8 lebih labil karena menarik elektron-lampiran carboxamide, tetapi
pemindahan proton kiral pada posisi C5 (yang sebenarnya pernah juga merupakan proton
alfa dari molekul induk triptofan ) dibantu oleh-menarik nitrogen induktif dan pi
delokalisasi dengan elektron cincin indol.
LSD juga memiliki enamina tipe reaktivitas-karena efek-sumbangan elektron dari cincin
indol. Karena itu, klorin menghancurkan molekul LSD, bahkan meskipun klor air keran
yang mengandung sejumlah kecil klorin, LSD larut dalam air keran kemungkinan akan
sepenuhnya menghilangkan substansi. Ikatan rangkap antara posisi 8 dan cincin aromatik ,
yang terkonjugasi dengan cincin indol, rentan terhadap serangan nukleofilik oleh air atau
alkohol, terutama di hadapan cahaya. LSD sering mengkonversi ke “Lumi-LSD”, yang
sama sekali tidak aktif dalam diri manusia.
BAB III
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
Semoga kita senantiasa terhindar dari bahaya narkoba, mari kita isi waktu luang
dengan kegiatan bermanfaat yang dapat meningkatkan kualitas diri kita. Seperti
berolahraga, aktif di kegiatan majelis ta’lim, belajar, dan lain sebgainya. Dengan demikian
berarti kita dapat menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtua, dengan senantiasa
berusaha sekuat tenaga membahagiakan mereka. Dengan membahagiakan mereka tanpa
disadari kita telah membuka pintu kemudahan dan kesuksesan bagi diri kita sendiri di masa
yang akan datang. Salah satunya dengan cara tidak mencoba narkoba walaupun itu hanya
sedikit. Perlunya peran dari orang tua yang harus memperhatikan anaknya agar tidak
terjerumus ke dalam jurang narkoba. Disamping itu perlu kerja sama antar masyarakat
dengan aparat untuk memeberantas peredaran narkoba.
DAFTAR PUSTAKA