Anda di halaman 1dari 13

  NOMOR MODUL : 01

MODUL PULMONOLOGI TOPIK : Fisis diagnostik


SUB TOPIK : Pemeriksaan Fisis Paru
I. ..l Waktu
DAN KEDOKTERAN RESPIRASI
Mengembangkan kompetensi Waktu

Sesi Tutorial 2 x 60 menit

PEMERIKSAAN FISIK PARU Diskusi kelompok 4 x 60 menit


Sesi praktik dengan fasilitasi pembimbing 3 x 120 menit
Sesi praktik mandiri 4 x 120 menit
Pre-test & post-test 2 x 30 menit
Pencapaian kompetens 1 minggu

II. Tujuan Pembelajaran

A. Tujuan Umum
Modul ini menguraikan tentang proses dan asuhan yang diberikan pada
pemeriksaan fisik paru dan saluran pernapasan. Disini dijelaskan tentang
BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI anamnesis, pemeriksaan fisis paru.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

JANUARI 2011
B. Tujan Khusus • Melakukan inspeksi kepala, leher dan dada serrta ekstremitas.
Inspeksi dinding dada dalam keadaan statis dan dinamis
Pada akhir pembelajaran modul diharapkan peserta didik mampu • Melakukan palpasi untuk mendapatkan kelainan secara palpasi
melakukan anamnesis yang baik, melakukan pemeriksaan fisis paru • Melakukan perkusi pada dinding dada
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi secara benar • Melakukan auskultasi dengan memakai stetoskop.

IV. Metoda dan Strategi Pembelajaran


III. Kompetensi
A. Kompetensi Kognitif
A. Metoda
1. Memahami anatomi dan fisiologi paru, saluran pernapasan dan dinding
1. Kuliah interaktif
dada
2. Curah pendapat dan diskusi
2. Memahami proyeksi paru dan saluran pernapasan pada dinding dada
3. Demontrasi pada pasien model / manikin
3. Memahami mekanisme terjadinya suara napas dan suara napas
4. Bed side teaching
tambahan
5. Pendampingan (coaching)
B. Kompetensi Keterampilan
B. Strategi
Tujuan 1. Mampu mengenali gejala dan tanda
1. Mampu mengenali gejala dan tanda penyakit paru dan saluran
(metoda 1,2,3,4)
pernapasan
Tujuan 2. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis
2. Mampu melakukan anamnesis
(metoda 1,2,3,4)
3. Mampu melakukan pemeriksaan fisis meliputi; inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi Tujuan 3. Mampu merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan
• Mempersiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang
• Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan dari pemeriksaan. (metoda 1,2,3,4)
• Menyuruh pasien mempersiapkan diri untuk pemeriksaan Tujuan 4. Mampu menginterpertasi hasil pemeriksaan penunjang
(membuka bajunya) (metoda 1,2,3,4)
• Menyuruh pasien agar melaksanakan instruksi yang diberikan oleh Tujuan 5. Mampu membuat keputusan klinik dan memberikan tindakan
pemeriksaan yan tepat (metoda 1,2,3,4)
• Menyuruh pasien tidur terlentang atau duduk sesuai kebbutuhan
pemeriksaan.
• Berdiri disebelah kanan pasien
V. Persiapan Sesi - Bronkiolus terminalis
- Bronkiolus respiratorius
Bahan dan peralatan yang diperlukan: - Ductus alviolus
- Saccus alveolaris
1. Materi modul pemeriksaan fisis paru - Alveoli
2. Materi presentasi: Power point
3. Model:
4. Contoh kasus
5. Daftar tilik kompetensi
6. Audiovisual

VI. Referensi Buku Wajib

Buku wajib yang perlu dibaca:

VII. Gambaran Umum

Modul ini dibuat untuk para mahasiswa untuk mencapai kemampuan tertentu
didalam pemeriksaan sistem respirasi. Dengan mempelajari modul ini mahasiswa
diharapkan akan mempunyai kemampuan dalam melakukan anamnesi dan Gambar 39. Anatomi paru
pemeriksaan fisis pada berbagai macam kelaianan paru dan saluran pernapasan.
Rongga dada dibentuk oleh susunan tulang dan otot yang terdiri dari :
- clavicula
Anatomi paru dan saluran pernapasan
- sternum
• Saluran nafas bagian atas terdiri dari : - costae
- oroparing - Scapula
- laring - Vetebrae Thoracalis
• Saluran nafas bagian bawah terdiri dari : - Otot-otot dinding dada
- Trakea - Otot diafaragma
- Bronkus utama kiri dan kanan
- Bronkus
Besar rongga dada bervariasi, pada orang dewasa diameter anterior – posterior lebih 3. Flat chest kelaian bentuk rongga dada dimana diameter anteriorpasterior
kecil dari diameter transversal. memendek.
etiologi : bilateral pleuro pulmonary fibrosis.

Beberapa kelainan dinding dada :


1. Pigeon chest sternum ½ distal melengkung ke anterior, bagian lateral dinding
toraks kompressi ke medial (seperti dada burung), kelainan tersebut dsebabkan
oleh ricketsia dan kelainan congenital.

A B
Gambar .A. Flat chest, B. Barrel chest
4.Barrel chest (Thorax emfisematous) adalah kelaian bentuk rongga dada dimana
A B diameter anteriorposterior memanjang, sehingga iga-iga mendatar, sela iga
melebar, sudut epigastrium tumpul dan diafragma mendatar. Kelaian ini dapat
Gambar . A. Pigeon chest , B Funnel chest ditemukan pada Penyakit Paru Obstruktif kronik (PPOK)

2. Funnel chest bagian distal dari sternum terdorong ke dalam atau mencekung
disebabkan oleh rickettsia atau kelainan kongenital.

5. Scoliosis dari vertebra thoracalis perubahan bentuk dari rongga thorax


7. Unilateral Flattening : salah satu hemi thorax menjadi lebih pipih, contoh pada
fibrosis paru atau fibrosis pleura (schwarte)
8. Unilateral prominence, contoh :
- Efusi Pleura yang banyak
- Pneumotorak
- Tumor paru yang cukup besar

Pembagian Regio Paru


Regio paru dapat dibagi mejadi :
1. Regio Apikal
2. Regio Medial
3. Regio Basal
A B
Pergerakan pernapasan
Gambar . A.Gambaran skoliosis, B. proyeksi tulan vertebrae pada skoliosis torakalis Pengembangan rongga dada terjadi akibat aktivitas otot pernafasan (inspirasi)
dan lumbalis. yang menyebabkan terjadinya pengembangan rongga dada, kemudian diikuti
6. Kyphosis / gibbus dari vertebra thoracalis ekspansi dari paru pengikuti ekspansi rongga dada sehingga proses inspirasi terjadi
secara aktif. Proses ekspirasi terjadi secara pasif akibat relaksasi dari otot inspirasi
dan akibat daya elastisitas dari jaringan paru sendiri sehingga kembali ke ukuran
semula.. Frekwensi pernafasan normal 14-18 kali / menit, pada bayi baru lahir normal
44 kali /menit dan secara bertahap berkurang dengan bertambahnya umur.
Pada laki-laki dan anak diafragma lebih berperan, sehingga yang menonjol
adalah gerakan pernafasan bagian atas abdomen dan dadas bagian bawah. Pada
wanita yang lebih berperan adalah musculus intercostal, gerakan pernafasan yang
menonjol adalah gerakan rongga dada bagian atas.
Pernafasan Abnormal
1. Dyspnea : Dalam keadaan normal pernapasan terjadi spontan dan tanpa disadari.
Apabila orang merasakan dia bernafas disebut dyspnea, keluhan ini dapat terjadi
Gambar . Kiposis pada :
- Exercise
- Obesitas getaran yang timbul pada dinding thorax yang dirasakan pada kedua telapak tangan
- Penyakit jantung pemeriksa.
- Penyakit paru
- Anemia
- Hipertiroidisme
• Fremitus meningkat bisa pada :
- Neurosirkulatory
- Asthenia - Infiltrat paru
2. Orthopnea : sesak nafas kalau posisi tidur dan berkurang kalau posisi duduk. - Compressive atelektasis
3. Kusmaull breathing : pernapassan cepat dan dalam, misal pada keadaan asidosis. - Cavitas paru
4. Asthmatic breathing: pernapasan dengan ekspirasi memanjang disertai wheezing • Fremitus menurun contoh :
dapat ditemukan pada asma bronkial. - Penebalan pleura
5. Cheyne stokes breathing, pernafasan periodik secara bergantian antara pernafasan - Efusi pleura
cepat (hipernea) dengan apnea. Apnea dapat berlangsung sampai 30 detik, pasien - Pneumothorax
dapat tertidur pada periode ini. - Emfisema paru
Contoh : - Obstruksi dari bronkus
a. penyakit jantung
b. penyakit ginjal
c. astma berat
d. peningkatan tekanan intra kranial
e. keracunan obat
6. Biot’s breathing adalah pernafasan yang tak teratur, contoh :
- Trauma capitis
- Tumor cerebral
- Meningo ensefalitis

Palpasi dinding dada

Gambar . tekni palpasi dan lokasi palpasi


Tactil fremitus : kedua telapak tangan pemeriksa menempel pada dinding dada:
seperti pada bagian posterior atau punggung, kemudian pasien disuruh berucap kata- Pleura Friction (bunyi gesekan pleura)
kata seperti 77 dengan nada yang sedang kemudian secara simetris, dibandingkan
Adalah bunyi gesekan antara pleura parietal dengan pleura fiseral akibat adanya • Suara perkusi normal dari dinding dada pada lapangan paru disebut sonor.
inflamasi pada pleura, terdengar pada fase ekspirasi dan inspirasi. • Hiperinflasi dari paru dimana udara tertahan lebih banyak dalam alveoli
menghasilkan perkusi hipersonor.
Perkusi dinding dada
• Perkusi pada infiltrat paru dimana parenkim lebih solid
Perkusi adalah jenis pemeriksaan fisik yang berdasarkan interpretasi dari (padat/mengandung sedikit udara) perkusi akan menghasilkan redup
suara yang dihasilkan oleh ketokan pada dinding dada. Metoda ini tetap (dullness).
penting walaupun pemeriksaan radiologi dada makin berkembang, oleh • Perkusi pada efusi pleura akan menghasilkan suara pekak (flatness). Pada
karena dengan pemeriksaan fisik yang baik bisa memprediksi kelainan yang keadaan ini rongga pleura berisi cairan yang merupakan struktur yang
ada dalam rongga dada sebelum pemeriksaan radiologi dilakukan. solid.
• Adanya udara didalam rongga pleura (pnemotorak) akan menimbulkan
Teknik dari perkusi suara perkusi yang timpani atau hipersonor.
Penderita bisa dalam posisi tidur dan bisa dalam posisi duduk. Pemeriksa • Waktu inspirasi dalam, batas belakang paru akan turun 4-6 cm, oleh
menggunakan jari tengah tangan kiri yang menempel pada permukaan dinding karena terjadi peranjakan dari redup menjadi sonor 4-6 cm.
dada, tegak lurus dengan iga atau sejajar dengan iga disebut sebagai flexi Bagian anterior dinding dada bunyi sonor mulai dari clavicula kearah arcus
meter. Sementera jari tengah tangan kanan digunakan sebagai pemukul costarum, kecuali pada daerah jantung dan hati yang memberikan perkusi
(pengetok) disebut flexor pada flexi meter tadi. Jika pasien duduk kedua redup sampai pekak
tangan pasien pada paha dengan flexi pada sendi siku. Jika pasien tidur oleh • Pada daerah anterior kanan pada ruang intercostals 4 sampai 6 akan
karena, tidak dapat duduk maka untuk perkusi daerah punggung pasien didapatkan perkusi redup, dimana pada daerah ini didapatkan overlap
dimiringkan kekiri dan kekanan bergantian. Perkusi dimulai dari lapangan atas antara parenkim paru dengan hati (perkusi dilakukan pada linea mid
paru menuju ke lapangan bawah sambil membandingkan bunyi perkusi antara clavicularis kanan.
hemi thorax kanan dan hemi thorax kiri : • Dari intercostals VI sampai arcus costarum kanan, perkusi adalah pekak
1. Jika dinding dada pasien lebih tebal tekanan jari flexi meter pada (daerah hati) yang tidak ditutupi parenkim paru.
permukaan dinding dada semakin ditingkatkan dan ketokan flexor • Pada bagian anterior kiri bawah, didapatkan perkusi timpani (daerah
semakin kuat. lambung)
2. Lakukan ketokan cepat, kuat, tegak lurus memantul dari jari tengah tangan • 2-3 cm diatas (superior) dari clavicula di sebut kronig’s isthmus. Suatu
kanan pada phalanx kedua dari jari tengah tangan kiri yang menempel zona sonor + 4-6 cm meluas melewati bahu kearah posterior sampai
pada permukaan dinding dada. tonjolan scapula, daerah ini bisa menyempit bila terjadi fibrosis dari apex
3. Gerakan ketokan pada pergelangan tangan bukan pada siku. paru.
4. Kekuatan perkusi disesuaikan, pada dinding dada yang ototnya tebal • Daerah posterior dari dinding dada, bunyi perkusi sonor dari apex paru
perkusi agak lebih kuat sedangkan pada daerah yang ototnya tipis seperti sampai batas bawah. Thoracal X/XI diatas scapula sonor agak melemah.
daerah axilla dan lapangan bawah paru, kekuatan perkusi tidak terlalu Batas jantung dengan perkusi :
kuat. Kanan : ruang intercostal III-IV pinggir sternum kanan
Kiri atas : ruang intercostal III kiri, 2-4 cm dari mid sternum
Kiri bawah : intercostal V kiri, pada linea mid clavicularis. AUSKULTASI PARU
Auskultasi paru dilaksanakan secara indirect yaitu dengan memakai stetoskop.
Teknik Perkusi : Sebelum ditemukan stetoskop auskultasi dilakukan secara direct dengan
menempelkan telinga pemeriksa pada permukaan tubuh orang sakit. Ada dua tipe dari
stetoskop yaitu Bell type untuk mendengar nada-nada yang lebih rendah dan Bowel
atau membran type untuk nada-nada yang lebih tinggi. Umumnya setiap stetoskop
dilengkapi dengan kedua tipe ini.
Posisi penderita sebaiknya duduk seperti melakukan perkusi. Kalau pasien tidak
bisa duduk, auskultasi dapat dilaksanakan dalam posisi tidur. Pasien sebaiknya
disuruh bernafas dengan mulut tidak melalui hidung.
Pemeriksa memberikan contoh bernafas terlebih dulu sebelum memeriksa pasien.
Yang diperiksa pada auskultasi paru adalah :
1. Suara nafas (breath sounds)
2. Ronchi (rales)
3. Pleura Friction (bunyi gesekan pleura)
4. Voice sounds (bunyi bersuara)
Gambar 49. Teknik perkusi dinding dada dan lokasi perkusi Suara nafas
Tabel 7. Resume Pemeriksaan perkusi dinding dada Pada orang sehat dengan auskultasi dapat didengar bermacam suara nafas pada lokasi
tertentu seperti berikut :
Intensitas, Relatif, Pitch
Contoh 1. Vesikuler
Dan Lamanya
2. Trakeal
FLATNESS Soft/ hight/soft Efusi pleura yang luas 3. Bronchial
4. Bronkovesikuler
DULLNESS Medium/medium/medium Pneumonia lobaris

RESONANCE Loud/low/long Paru normal, bronkitis kronik Untuk mendengar suara nafas perhatikan intensitas, durasi dan pitch (nada) dari
inspirasi dibandingkan dengan ekspirasi.
Vesikuler
Pada pernafasan vesikuler, suara inspirasi lebih keras, lebih panjang dan
pitchnya (nada) lebih tinggi dari suara ekspirasi. Suara vesikuler terdengar hampir
diseluruh lapangan paru. Suara vesikuler dapat mengeras pada orang kurus atau post
“exercise” dan melemah pada orang gemuk atau pada penyakit-penyakit tertentu.
Trakeal
Pada pernafasan trakeal suara ekspirasi, intensitasnya lebih keras, durasinya
hampir sama panjang dan nadanya lebih tinggi dari suara inspirasi Terdapat pada
daerah trakea. Gambar 5. Berbagai lokasi tempat pemeriksaan suara nafas
Bronkial
Pernafasan bronkial ditandai oleh ekspirasi yang lebih keras, lebih lama dan
nadanya lebih tinggi dibanding ekspirasi. Normal didapatkan pada daerah supra Jenis pernafasan lain :
sternal. Pada keadaan patologis pernafasan bronkial disebabkan oleh pemadatan dari
parenkim paru seperti pada pneumonia dan kompresive atelektase. 1. Asmatis yaitu pernafasan dengan ekspirasi yang memanjang disertai bunyi yang
menciut (mengi) atau wheezing didapat pada penderita asma bronchial.
Bronkovesikuler 2. Amphoric sounds : suara nafas yang berasal dari caverne atau pneumotorax
dengan fistel yang terbuka seperti mendengar botol kosong yang ditiup
Pada pernafasan bronkovesikuler adalah campuran antara element vesikuler dan
elemen bronchial. Jenis pernafasan ini ditandai ekspirasi lebih keras, lebih lama dari
nadanya lebih tinggi dari inspirasi. Jenis pernafasan ini, normal didapatkan pada para Ronchi (Rales)
sternali RIC I , RIC II dan interscapula, dimana terdapat ovelap antara parenkim paru
dengan bronkus besar. Pernafasan bronkovesikuler bila didapatkan pada daerah yang Adalah suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran udara melalui saluran nafas
secara normal adalah vesikuler ini menunjukkan adanya kelainan pada daerah yang berisi sekret/ eksudat atau akibat saluran nafas yang menyempit atau oleh
tersebut. oedema saluran nafas. Ada dua jenis ronchi yaitu ronchi basah (moist rales) dan
ronchi kering (dry rales). Ronchi basah adalah suara tambahan disamping suara nafas,
yaitu bunyi gelembung-gelembung udara yang melewati cairan (gurgling atau
bubling) terutama pada fase inspirasi. Ronchi basah disebabakan oleh adanya eksudat
atau cairan dalam bronkiolus atau alveoli dan bisa juga pada bronkus dan trakea. Ada
ronchi basah nyaring contohnya pada infiltrat paru dan ronchi basah tak nyaring
misalnya pada bendungan paru. Ada ronchi basah kasar, ini biasanya berasal dari
cairan yang berada dibronkus besar atau trakea, ada ronchibasah sedang dan ada pula
ronchi basah halus yang terutama terdengar pada akhir inspirasi, terdengar seperti BRONCHIAL
bunyi gesekan rambut antara jari telunjuk dengan empu jari. Pada
manubrium,
Ronchi kering disebabkan lewatnya udara melalui penyempitan saluran nafas, Exp > insp Loud/high
pneumonia
inflamasi atau spasme saluran nafas seperti pada bronchitis atau asma bronchial. lobaris
Ronchi kering lebih dominant pada fase expirasi terdengar squeking dan grouning,
pada saluran yang lebih besar adalah deep tone grouning (sonorous) dan pada saluran
yang lebih kecil terdengar squeking dan whistling (sibilant). Ronchi kering dengan TRACHEAL
berbagai kwalitas frekwensi pitchnya disebut musical rales (seperti pada asma
bronchial) Insp = exp Very loud/high Pada trakea

Tabel 8. Resume Pemeriksaan Suara Nafas


PLEURAL FRICTION
Intensitas dan Terjadinya bunyi pergeseran antara pleura parietal dengan pleura fiseral waktu
Lamanya Contoh lokasi
pitch inspirasi dan ekspirasi disebut Pleura friction. Dapat terjadi pada pleuritis fribrinosa.
Lokasi yang sering terjadi pleura friction adalah pada bagian bawah dari axilla,
VESICULAR namun dapat juga terjadi dibagian lain pada lapangan paru. Terdengar seperti
menggosok ibu jari dengan jari telunjuk dengan tekanan yang cukup keras pada
Kebanyakan pangkal telinga kita, terdengar pada fase inspirasi dan ekspirasi.
Insp > exp Soft/low
paru
The Whispered Voice (Suara berbisik)
Dalam keadaan tidak memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan suara nafas
secara memuaskan, misalnya nyeri dada bila bernafas atau keadaan keletihan, maka
BRONCHOVESICUL dapat dilakukan pemeriksaan suara berbisik (the whispered voice). Dimana pasien
AR disuruh mengucapkan kata 77 (tujuh puluh tujuh) secara berbisik sementara
RIC 1 dan 2 pemeriksa mendengarkan dengan stetoskop pada seluruh lapangan paru. Pada
Insp = exp Medium/medium area kelainan infiltrat maka suara berbisik tersebut akan terdengar jelas pada pangkal
intrascapula telinga kita dan disebut bronchial whispered positif à dapat mendeteksi infiltrat
yang kecil / minimal.
Bronchophoni IX. Rangkuman Kasus
Vocal sound (suara biasa) bila didengarkan pada dinding dada (lapangan paru) A. Bahan diskusi
akan terdengar kurang keras dan kurang jelas dan terdengar jauh. Bila terdengar lebih o Kelaian apa yang mungkin dapat ditemukan pada pemeriksaan fisis
keras, lebih jelas dan pada pangkal telinga pemeriksaan disebut bronchoponi positif terhadap Tn.A?
terdapat pada pemadatan parenkim paru, misal pada infiltrat dan aktelektasis o Pemeriksaan apa yang harus dilakukan pada Tn.A?
kompresif. o Apa kemungkian penyakit yang diderita oleh n A?
Eugophoni B. Penuntun diskusi kasus
Eugophoni yaitu bronchophoni yang terdengar nasal, biasanya disebabkan oleh o Anamnesis yang terstruktur
kompresif atelektasis akibat dorongan efusi pleura pada parenkim paru terdengar pada o Pemeriksaan fisis yang kahas untk masain penyakit
perbatasan cairan dengan  parenkim  paru.  
X. Evaluasi

Kognitif
• Pre-test dan post- test, dalam bentuk lisan, essay dan/atau MCQ
VIII. Contoh Kasus
• Self Assessment dan Peer Assisted Evaluation
Seorang laki-laki, Tn. A, usia 25 tahun dating ke rumah sakit dengan keluhan • Curah Pendapat dan Diskusi
Sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk RS. Sesak nafas tidak menciut
Contoh soal
menciut, tidak dipengaruhi cuaca dan makanan. Sesak nafas bertambah bila os
tidur kearah kkakan. Sesak juga meningkat bila os beraktifitas. Psikomotor

Keluhan demam naik turun selama 3 bulan. Pasien mengeluh keringat malam • Self Assessment dan peer Assisted Learning
dan tidak nafsu makan. Berat badan menurun 5 kg dalam satu bulan terakhir. • Peer assisted Evaluation (berbais nilai 0,1 dan 2)
Pasien merokok 4-5 batang perhari selama 5 tahun. Tidak ada anggota • Penilaian Kompetensi (berbais nilai memuaskan, perlu perbaikan dan
keluarga yang menderita penyakit paru. Penyakit asma, ke ncing manis dan tidak memuaskan)
darah tinggi disangkal. • Kesempatan untuk perbaikan (Task-based medical Education)
Kognitif dan psikomotor 4. Melakukan pemeriksaan fisis status lokalis
secara sistematis toraks depan
• OSCE a. Inspeksi
XI. Instrumen Penilaian b. Palpasi
c. Perkusi
Instrumen pengukuran kompetensi kognitif & psikomotor d. Auskultasi
5. Melakukan pemeriksaan fisis status lokalis
1. Observasi selama proses pembelajaran secara sistematis punggung
2. Log book e. Inspeksi
3. Hasil penilaian peragaan keterampilan f. Palpasi
4. Pretest modul g. Perkusi
5. Post-test modul Auskultasi
6. Membuat kesimpulan hasil pemeriksaan dan
6. Penilaian Kinerja Pengetahuan dan Keterampilan
rencana pemeriksan lanjutan
Jumlah Skor
Keterangan:
XII. Penuntun Belajar
0 : tidak diamati (TD)
Skor 1 : Dikerjakan semua tapi tidak benar, atau tidak berurutan, atau tidak
Penuntun Belajar 0 1 2 3 dikerjakan
1. Melakukan penyapaan, memberikan 2 : Dikerjakan, dengan bantuan
informasi dan edukasi pada pasien
3 : Dikerjakan semua dengan lengkap dan benar
2. Melakukan anamnesis:
a. Keluhan utama Maksimal skor :
b. Keluhan tambahan
c. Riwayat penyakit sekarang Skor akhir : Jumlah skor
d. Faktor resiko
e. Riwayat penyakit dahulu
f. Riwayat penyakit keluarga
g. Riwayat psikososial
h. Riwayat pekerjaan dan kebiasaan
3. Melakukan pemeriksaan fisis status generalis
a. Keadaan umum
b. Tanda vital
XIII. Daftar Tilik

Daftar tilik kompetensi


Ya Tidak
1. Penyapaan, informasi dan edukasi pada pasien
2. Melakukan anamnesis yang terarah
3. Melakukan pemeriksaan fisis status generalis
4. Melakukan pemeriksaan fisis status lokalis
toraks depan
5. Melakukan pemeriksaan fisis punggung
6. Menetapkan diagnosis kerja
7. Menetapkan diagnosis banding
8. Menetapkan rencan pemeriksaan lanjutan
Keterangan:

0 : tidak diamati (TD)


1 : Dikerjakan semua tapi tidak benar, atau tidak berurutan, atau
tidak dikerjakan
2 : Dikerjakan, dengan bantuan
3 : Dikerjakan semua dengan lengkap dan benar
XIV. Materi Baku
a. Buku pemeriksaan fisis paru

Anda mungkin juga menyukai