Anda di halaman 1dari 7

ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.

4, APRIL, 2017, HAL 56 - 62

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH


HEMODIALISIS PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR BALI
Ni Made Evitasari Dwitarini1, Sianny Herawati2, A.A.Ngurah Subawa2
1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2
Bagian Patologi Klinik RSUP Sanglah Bali

ABSTRAK
Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan penyakit penurunan fungsi ginjal untuk
ekskresi sisa metabolisme dan menyeimbangkan cairan tubuh. Anemia sering
ditemukan pada pasien PGK dengan prevalensi dan keparahan sebanding dengan
keparahan PGK. Anemia pada PGK berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan
penurunan kualitas hidup. Hemodialisis rutin dilakukan sebagai terapi pengganti fungsi
ginjal pada penderita gagal ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
kadar hemoglobin sebelum dan sesudah hemodialisis pada pasien PGK di RSUP
Sanglah Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik cross-sectional
dengan menggunakan data sekunder dan teknik consecutive sampling. Sampel yang
digunakan berjumlah 76 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Data diambil dan
dicatat dari rekam medis pasien PGK di RSUP Sanglah Bali periode 1 Januari 2014-31
Desember 2016. Uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan
data berdistribusi normal, dimana nilai p sebelum hemodialisis adalah 0,752 dan nilai p
sesudah hemodialisis adalah 0,498. Uji t berpasangan didapatkan nilai p=0,018
(p<0,05), dengan rerata sebelum hemodialisis adalah 9,0195 sedangkan rerata sesudah
hemodialisis adalah 9,4141. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
bermakna kadar hemoglobin sebelum dan sesudah hemodialisis pada pasien PGK,
dimana kadar hemoglobin sesudah hemodialisis lebih tinggi daripada kadar hemoglobin
sebelum hemodialisis.

Kata Kunci: Penyakit Ginjal Kronis, Hemoglobin, Hemodialisis

ABSTRACT
Chronic kidney disease (CKD) is a disease of decreased kidney function for excretion of
metabolic waste and balance the body fluids. Anemia is common in patients with CKD
prevalence and severity is proportional to the severity of CKD. Anemia in CKD
associated with increased morbidity and decreased quality of life. Hemodialysis is
routinely done as a replacement therapy of kidney function in renal failure. The purpose
of this study was to determine differences in hemoglobin levels before and after
hemodialysis in patients with CKD in Bali Sanglah Hospital. This study used cross-
sectional analytic study using secondary data and consecutive sampling technique. The
sample was 76 patients met the inclusion and exclusion criteria. Data taken and
recorded from medical records of patients with CKD at Sanglah Hospital in Bali from 1
January 2014 to 31 December 2016. Statistical test using Kolmogorov-Smirnov test
showed normal distribution of data, where the p-value before hemodialysis was 0.752
and p value after hemodialysis was 0.498. P value of paired t test was 0.018 (p <0.05),
with mean before hemodialysis was 9.0195 and mean after hemodialysis was 9.4141.
The results of this study showed that there were significant differences in hemoglobin

56
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 56 - 62

levels before and after hemodialysis in patients with CKD, which hemoglobin levels
after hemodialysis were higher than hemoglobin levels before hemodialysis.

Keywords: Chronic Kidney Disease, Hemoglobin, Hemodialysis

PENDAHULUAN produksi eritropoietin, defisiensi besi,


Penyakit ginjal kronis (PGK)
pemendekan umur sel darah merah,
adalah penyakit penurunan fungsi ginjal
anemia akibat toksik uremia, inflamasi,
yang ditandai dengan laju filtrasi
atau perdarahan.4,7 Proses inflamasi dan
glomerulus (LFG) ≤60 mL/min/1,73 m 2
peningkatan CRP ditemukan pada
selama ≥3 bulan. Penyakit ini terjadi
pasien gagal ginjal dengan hemodialisis
1
secara progresif dan ireversibel.
rutin.8 Anemia pada pasien PGK
Tahun 2006, PGK menempati
berkaitan dengan terjadinya kelelahan,
urutan ke sembilan penyebab kematian
penurunan kemampuan tubuh, kualitas
terbanyak di Amerika Serikat.2 Di
hidup buruk, peningkatan insiden infark
Indonesia, diperkirakan insiden PGK
miokard, gagal hati, dan peningkatan
berkisar 100-150 per satu juta penduduk
indeks massa ventrikular kiri. Penelitian
dan prevalensinya sekitar 200-250 per
menunjukkan bahwa dengan mengobati
3
satu juta penduduk pada tahun 2005.
anemia dapat meningkatkan kualitas
Menurut World Health Organization
hidup pasien, mengurangi angka
(WHO), antara tahun 1995-2025
kematian dan kesakitan, serta
diperkirakan akan terjadi peningkatan
memperbaiki prognosis pada pasien
pasien dengan penyakit ginjal sebesar
PGK.9
41,4% di Indonesia.4
Hemodialisis merupakan salah
Anemia sering terjadi pada
satu terapi yang rutin dilakukan pada
pasien PGK dengan prevalensi dan
pasien PGK stadium V atau gagal ginjal
keparahan meningkat sesuai dengan
kronis (GGK). Hemodialisis dapat
peningkatan keparahan penyakit.5,6
menggantikan fungsi ginjal untuk
Prevalensi anemia pada PGK yaitu
mempertahankan cairan, elektrolit, dan
8.4% pada stadium 1, 12.2% pada
membuang sisa-sisa metabolisme dari
stadium 2, 17.4% pada stadium 3,
tubuhnya sehingga dapat
50.3% pada stadium 4, dan 53.4% pada
memperpanjang umur pasien dan
stadium 5.5 Beberapa penyebab anemia
meningkatkan kualitas hidup pasien.1
pada PGK antara lain penurunan
Tingginya prevalensi anemia serta

57
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 56 - 62

banyaknya dampak yang ditimbulkan Penelitian menggunakan data


dari anemia pada pasien PGK, maka sekunder dari rekam medis dan diolah
penelitian ini dilakukan untuk menggunakan perangkat lunak SPSS 21
menganalisis perbedaan kadar mencari uji normalitas dengan uji
hemoglobin sebelum dan sesudah Kologorov-Smirnov dan beda rerata
hemodialisis pada pasien PGK stadium paired t-test.
V.
HASIL
BAHAN DAN METODE Pasien PGK yang berkunjung ke RSUP
Jenis penelitian ini adalah Sanglah Denpasar Bali periode 01
observasional analitik dengan Januari 2014 hingga 31 Desember 2016
pendekatan cross sectional untuk sebanyak 776 pasien. Kemudian dipilih
mengetahui adanya perbedaan kadar pasien yang memenuhi kriteria insklusi
hemoglobin pada pasien PGK sebelum dan eksklusi yang telah ditentukan,
dan sesudah hemodialisis. Penelitian ini yaitu didapatkan 76 pasien yang
dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat dijadikan sampel dalam penelitian ini.
(RSUP) Sanglah Denpasar, Bali pada
bulan Februari-September 2016. Tabel 1. Distribusi pasien PGK
Sampel yang digunakan adalah berdasarkan Jenis Kelamin
pasien PGK yang menjalani Jenis Jumlah Persentase
hemodialisis di RSUP Sanglah Kelamin (N) (%)
Denpasar Bali periode 1 Januari 2014 Laki-laki 44 57.9
hingga 31 Desember 2016 yang Perempuan 32 42.1
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Total 76 100
Sampel ditentukan dengan
menggunakan teknik consecutive
Berdasarkan Tabel 1 dapat
sampling dan didapatkan sampel
diketahui bahwa pasien PGK di RSUP
sebanyak 76 pasien. Variabel bebas
Sanglah Bali pada periode 2014-2016
dalam penelitian ini adalah sebelum
yang menjadi sampel penelitian adalah
menjalani hemodialisis dan sesudah
sebanyak 76 pasien dengan rincian 44
menjalani hemodialisis, sedangkan
penderita laki-laki (57.9%) dan 32
variabel tergantung adalah kadar
penderita perempuan (42.1%).
hemoglobin.

58
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 56 - 62

Tabel 2. Distribusi pasien PGK Berdasarkan Tabel 3 didapatkan


berdasarkan Umur rata-rata kadar hemoglobin sebelum
Umur Jumlah Persentase hemodialisis adalah 9.0195 g/dl
(N) (%) sedangkan rata-rata kadar hemoglobin
<40 tahun 16 21.1 sesudah hemodialisis adalah 9.4141
≥40 tahun 60 78.9 g/dl.
Total 76 100 Hasil uji statistik kadar
hemoglobin sebelum dan sesudah
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan hemodialisis dengan paired t test
persentase subjek penelitian dengan diketahui bahwa nilai p sebesar 0,018
umur <40 tahun adalah sebesar 21,1% atau p<0,05, maka didapatkan hasil
(16 pasien) sedangkan subjek penelitian yang bermakna dan hipotesis penelitian
dengan umur ≥40 tahun adalah sebesar diterima. Hasil ini membuktikan bahwa
78,9% (60 pasien). terdapat perbedaan yang bermakna
antara kadar hemoglobin sebelum dan
Tabel 3. Distribusi Kadar Hemoglobin
sesudah dilakukan hemodialisis pada
Sebelum Hemodialisis pada Pasien
pasien PGK di RSUP Sanglah Bali.
PGK
Perbedaan rerata kadar hemoglobin
Kadar
Simpang sebelum dan sesudah hemodialisis
Hemoglobin Rerata
Baku
(g/dl) adalah -0,39461. Rerata kadar
Sebelum 2,6179
9,0195 hemoglobin sebelum hemodialisis lebih
hemodialisis
Sesudah 1,88895 rendah dibandingkan dengan rerata
9,4141
hemodialisis
kadar hemoglobin setelah hemodialisis.

Tabel 4. Beda Rerata Kadar


Hemoglobin Sebelum dan Sesudah DISKUSI

Hemodialisis pada Pasien PGK Berdasarkan hasil analisis

Uji T Berpasangan didapatkan bahwa terdapat perbedaan

Beda Rerata Nilai p bermakna kadar hemoglobin sebelum

HbPre- -.39461 .018 dan sesudah hemodialisis pada pasien

HbPost PGK di RSUP Sanglah Denpasar Bali.


Rerata jumlah eritrosit, kadar
hemoglobin, kadar hematokrit, kadar

59
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 56 - 62

MCH, kadar MCHC, dan kadar RDW erythropoiesis-stimulating agents


menunjukkan peningkatan yang (ESA). Sitokin proinflamasi, seperti
signifikan secara statistik pada pasien interleukin-1, interleukin-6, interleukin-
gagal ginjal pasca hemodialisis jika 10, interferon-c, dan tumor necrosis
dibandingkan dengan kadar sebelum factor-a akan menghambat
hemodialisis. Peningkatan jumlah pertumbuhan sel prekursor eritroid dan
eritrosit, kadar hemoglobin dan kadar menurunkan regulasi pengeluaran EPO
hematokrit sesudah hemodialisis reseptor mRNA.12
dijelaskan bahwa sebelum hemodialisis, Frekuensi dialisis yang rutin
pasien biasanya mengalami akan berefek pada proses inflamasi pada
hipervolemia, dimana pada pasien gagal pasien gagal ginjal. Semakin sering
ginjal mengalami penurunan fungsi dialisis akan menurunkan kadar IL-6
ekskresi cairan dan sodium. plasma dan kebutuhan eritropoietin
Peningkatan jumlah cairan ini akan eksogen. Mekanisme penurunan
menyebabkan dilusi sehingga jumlah kebutuhan eritropoietin eksogen ini
eritrosit, kadar hemoglobin dan kadar dikarenakan oleh kontrol inflamasi yang
hematokrit menjadi lebih rendah.10 lebih baik, yang bermanifestasi dengan
Menurut Steffansson (2011), penurunan kadar IL-6 plasma.13
pada pasien PGK yang menjalani Penelitian yang dilakukan Ayesh
dialisis ditemukan perbaikan dkk (2014) menunjukkan bahwa rata-
eritropoiesis yang signifikan. Hal ini rata hemoglobin meningkat signifikan
dikarenakan pembuangan toksin uremik pada pasien dengan hemodialisis yang
“supressor eritroid” saat proses adekuat dibandingkan dengan pasien
dialisis.11 Penelitian Richardson dkk hemodialisis yang tidak adekuat. Rata-
(2007) juga menunjukkan terjadinya rata kadar eritropoietin stimulating
peningkatan hemoglobin yang agent (ESA) lebih rendah pada pasien
signifikan dalam 6 bulan pertama dengan hemodialisis yang adekuat
setelah memulai hemodialisis. Pada dibandingkan dengan pasien
pasien gagal ginjal, resistensi hemodialisis yang tidak adekuat.
eritropoietin dikaitkan dengan Hemodialisis yang adekuat berperan
terjadinya inflamasi. Inflamasi berperan penting dalam memperbaiki anemia
penting terjadinya hiporesponsif dari pada pasien gagal ginjal dengan

60
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 56 - 62

meningkatkan aktivitas eritrosit https://www.kidney.org/kidneydise


glucose-6-phosphate dehydrogenase ase/aboutckd [Diakses tanggal 4
(G6PD). Eritrosit G6PD merupakan Desember 2015].
enzim utama pada hexose 2. Arora, Pradeep. 2015. Chronic
monophosphate shunt (HMP). HMP Kidney Disease. Tersedia di:
berperan signifikan pada reaksi http://emedicine.medscape.com/arti
antioksidan sel darah merah. Jika terjadi cle/238798-overview [Diaskes
penurunan aktivitas G6PD akan tanggal 4 Desember 2015].
menyebabkan terjadinya hemolisis, 3. Pali, Dwifrista V., Emma Sy.
yang berperan dalam patogenesis Moeis
 & Linda W. A. Rotty.
terjadinya anemia pada pasien gagal 2012. Gambaran Anemia pada
ginjal. Hemodialisis tanpa pemberian Penderita Penyakit Ginjal Kronik
ESA, dapat memperbaiki anemia. Ini DI BLU. RSUP. PROF. DR. R. D.
menunjukkan bahwa hemodialisis KANDOU. Universitas Sam
memperbaiki stress oksidatif dan Ratulangi,
membuang molekul-molekul yang 4. Patambo, Kurniawan K., Linda W.
menghambat eritropoiesis dan aktivitas A. Rotty & Stella Palar. Gambaran
14
eritrosit G6PD. Status Besi pada Pasien Penyakit
Ginjal Kronik yang Menjalani
SIMPULAN Hemodialisis. Jurnal e-CliniC
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan (eCl), Volume 2, Nomor 2, Juli
perbedaan bermakna kadar hemoglobin 2014.
sebelum dan sesudah hemodialisis pada 5. Stauffer ME, Fan T (2014)
pasien PGK di RSUP Sanglah Denpasar Prevalence of Anemia in Chronic
Bali, dimana kadar hemoglobin sesudah Kidney Disease in the United
hemodialisis lebih tinggi daripada kadar States. PLoS ONE 9(1): e84943.
hemoglobin sebelum hemodialisis. doi:10.1371/ journal pone.0084943.
6. Suhardjono. 2014. Ilmu Penyakit
DAFTAR PUSTAKA Dalam:Hemodialisis; Prinsip Dasar
1. National Kidney Foundation.2015. dan Pemakaian Kliniknya. Jakarta
About Chronic Kidney Disease. Pusat: Interna Publishing.
Tersedia di:

61
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.4, APRIL, 2017, HAL 56 - 62

7. Babitt, Jodie L and Herbert Y. Lin. haemodialysis and peritoneal


2012. Mechanisms of Anemia in dialysis patients (chapter 8).
CKD. Journal of the American Nephrol Dial Transplant 2007;22
Society of Nephrology 23: 1631– Suppl 7:vii78-104.
1634, Tersedia di www.jasn.org 13. Hamlett L and Haragsim L. 2007.
[Diakses tanggal 4 Desember Quotidian hemodialysis and
2015]. inflammation associated with
8. Suega K.. Role of Hepcidin in chronic kidney disease. Adv
Mechanism of Anemia Chronic Chronic Kidney Dis. Jul;14(3):e35-
Disease Patients. Bali Med J. 2014; 42.
3(2):89-96. 14. Ayesh (Haj Yousef), M.H.,
9. Dmitrieva, Olga. Association of Bataineh, A., Elamin, E. et al. BMC
anaemia in primary care patients Nephrol (2014) 15: 155.
with chronic kidney disease: cross doi:10.1186/1471-2369-15-155
sectional study of quality
improvement in chronic kidney
disease (QICKD) trial data. BMC
Nephrology 2013, 14:24
10. Alghythan AK and Alsaeed AH.
Hematological changes before and
after hemodialysis. Scientific
Research and Essays Vol. 7(4), pp.
490-497, 30 January, 2012.
Available online at
http://www.academicjournals.org/S
RE
11. Stefánsson, BV. 2011. Studies on
Treatment of Renal Anemia in
Patients on Chronic Hemodialysis.
University of Gothenburg, Sweden
12. Richardson D, Hodsman A, van
Schalkwyk D, Tomson C, Warwick
G. Management of anaemia in

62
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

Anda mungkin juga menyukai