Anda di halaman 1dari 13

TINEA VASIKULER

Diagnosis Keperawatan
1. Pruritus b.d. iritasi dermal.
Tujuan : setelah 3 x 24 jam terjadi penurunan respons pruritus
Kriteria evaluasi :
- Secara subjektif melaporkan keluhan gatal berkurang
- Lesi di antara jari kaki berkurang.
- Integritas jaringan kulit membaik

Intervensi Rasional
Kaji kondisi lesi pada jari kaki. Untuk menilai derajat kerusakan jaringan
kulit akibat adanya lesi dari tinea pedis.

Anjurkan untuk merendam kaki pada larutan Selama fase akut (vesikuler) dapat dilakukan
normal saline perendaman bagian yang sakit dengan larutan
saline atau kalium permanganat untuk
menghilangkan krusta, skuama, serta debris
dan mengurangi inflamasi.

Kolaborasi pemberian antifungus. Preparat antifungus topikal (mikonazol;


klotrimazol dioleskan pada daerah yang
terinfeksi. Terapi topikal dilanjutkan selama
beberapa minggu mengingat angka rekurensi
yang tinggi.

2. Kebutuhan pemenuhan informasi b.d. tidak adekuatnya sumber informasi, risiko penularan,
ketidaktahuan program perawatan dan pengobatan.
Tujuan : setelah 1 x 24 jam informasi kesehatan terpenuhi.
Kriteria evaluasi :
- Termotivasi untuk melaksanakan program terapi secara komprehensif.
- Terpenuhinya pengetahuan tentang penyakit, prosedur pengobatan, jadwal kontrol ke dokter ahli
kulit, pencegahan, dan perawatan kulit.
- Secara subjektif melaporkan keluhan rasa gatal berkurang.

Intervensi Rasional
Identifikasi sumber-sumber pendukung yang Sumber pendukung seperti keluarga dapat
memungkinkan untuk perawatan di rumah. memberikan dukungan dan pengawasan agar
terlaksananya program perbaikan kulit.

Jelaskan tentang pentingnya pengobatan Pemberian antifungus akan dilanjutkan di


antifugus rumah karena dibutuhkan untuk mengurangi
invasi jamur pada kulit.

Anjurkan untuk selalu menajga kekeringan Sepatu dan kaus kaki merupakan lingkungan
pada kaki. yang menguntungkan bagi hidup jamur, oleh
karena itu, jamur penyebab infeksi dapat
ditemukan dalam sepatu atau kaus kaki. Oleh
karena kelembapan akan meningkatkan
pertumbuhan jamur, maka pasien harus
diberitahukan untuk menjaga semaksimal
mungkin agar kakinya selalu kering,
termasuk daerah antara jari-jari kaki.
Sepotong kecil kapas dapat diselipkan di
antara jari-jari kaki pada malam hari untuk
menyerap kelembapan. Kaus kaki harus
terbuat dari katun yang bersifat menyerap
karena bahan sintetik seperti nilon tidak
dapat menyerap keringat seperti halnya
katun. Bagi pasien yang kakinya berkeringat
secara berlebihan, sepatu yang berlubang
memudahkan aerasi kaki. Sepatu atau kaus
yang alasnya terbuat dari plastik atau karet
harus dihindari. Bedak talk atau bedak
antijamur dapat ditaburkan dua kali sehari
untuk menjaga agar kaki tetap kering.
Beberapa pasang sepatu harus disediakan
untuk dikenakan secara bergantian sehingga
sepatu yang telah dipakai dapat kering
sepenuhnya sebelum dikenakan kembali.

Meningkatkan cara hidup sehat seperti intake Meningkatkan sistem imun dan pertahanan
makanan yang baik, keseimbangan antara terhadap infeksi.
aktivitas dan istirahat, monitor status
kesehatan dan adanya infeksi.

Beritahu pasien bahwa mereka dapat Dengan mengetahui kondisi ini, maka perlu
menulari orang lain diperhatikan tindak higienis rutin seperti
pemakaian alat pribadi.

GGK

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Tindakan yang mungkin timbul pada klien
dengan perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan
glomerulus filtration rate (GFR) adalah sebagai berikut :
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan glomerulo
filtration rate.
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit
Kriteria :
1. Rasio intake dan output pada batas normal
2. Berat badan normal
3. Tekanan darah dalam batas ketentuan (140/90 mmHg) dan elektrolit K, Ca, Mg, Fosfat, Na pada
batas normal.
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji adanya edema dengan a. Merupakan tanda-tanda lethargi cairan yang menambah
distensi vena jugolaris, kerja dari jantung dan menuju edema pulmoner dan gagal
dispnea, tachikardi, jantung.
peningkatan tekanan darah
crakles pada auskultasi.
b. Kaji kelemahan otot tidak
adanya reflek tendon dalam, b. Tanda-tanda hipernatremia dihasilkan dari tanda fungsi
kram abdomen dengan diare, tubular ginjal.
tidak teraturnya nadi.
c. Kaji kelemahan, kelelahan,
penurunan reflek tendon
d. Kaji kram otot, kaku atau c. Tanda-tanda hipertermia dihasilkan dari ketidakmampuan
gatal-gatal jari, ibu jari, nefron untuk memfiltrasi keluar Na.
perubahan dalam 10 hari. d. Tanda-tanda hipokalsemia dihasilkan dari ketidakmampuan
e. Kaji kram otot parastesia ginjal untuk memetabolisme vitamin D diperlukan aibsorps
Ca dari intestinum.
f. Kaji nausea, muntah,
hipotensi, bradikardi dan e. Tanda-tanda hipokalsemia dihasilkan dari ketidakmampuan
perubahan reflek tendon ginjal untuk mengeluarkan fosfat.
dalam f. Tanda-tanda dari hipermagnesia di hasilkan dari
g. Monitor intake dan output ketidakmampuan untuk mengeluarkan magnesium.
setiap 4-8 jam dengan
memperhatikan output di
bawah 30 ml/jam g. Ketentuan batas cairan jika terjadi oliguri.
h. Monitor tanda-tanda vital
setiap 4 jam untuk
meningkatkan tekanan darah
i. Monitor BUN, kreatinin,
asam urat h. Tanda-tanda peningkatan elektrolit
j. Monitor urinalisasi sampai
hematuria, penurunan
kreatinin clerence, ekskesi
elektrolit, penurunan gaya i. Fungsi ginjal diketahui dan peningkatan BUN lebih dari 25
berat khas dan ketidak mg/dl dan kreatiniin lebih dari 1,5 mg/dl.
normalan lainnya. j. Ketentuan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasi urine
k. Monitor elektrolit untuk K, ekskresi elekrolit dan kerusakan pada ginjal.
Na, Ca, Mg dan P tingkatkan.
l. Kolaborasi pemberian obat
diuretik, HCT

k. Evaluasi untuk kalium 5.0 mEq/dl Ca dibawah 6.0 mEq/dl


P lebih dari 2.0 mEq/dl Mg lebih dari 3.0 mEq/dl.
l. Bekerja sebagai obat diuresis (untuk mengeluarkan
kelebihan cairan dalam tubuh)
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan ureum pada saliva
mulut/peningkatan asam gastrin
Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat dalam batas normal
Kriteria :
1. Hilangnya anoreksia
2. Hilangnya mual dan muntah
3. Intake 2000 kalori perhari
4. Porsi makan di habiskan
5.  Berat Badan
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji anoreksia, nausea dan muntah a. Merupakan tanda dan gejala dari
b. Kaji penerimaan ketidaksukaan diet peningkatan azotemia.
pembatasan protein. b. Penurunan intake nutrisi akan mengubah
c. Kolaborasi pemberian obat anti emetik kebutuhan nutrisi
(metociropmid) c. Bertugas untuk mengurangi muntah
d. Kolaborasi pemberian multivitamin dengan menambah asam gastrin
d. Melengkapi dukungan pembatasan diet

e. Batasi protein 20-60 gram perhari, e. Protein ditentukan dengan kegagalan


intake karbohidrat 100 gram perhari ginjal dan tingkat BUN: karbohidrat untuk
2000 kalori perhari keseluruhan intake. mencegah lemak untuk menghancurkan
f. Kaji berat badan perhari dengan katabolisme jaringan
(pakaian, waktu skala yang sama) f. Peningkatan merupakan indikasi
g. Beri informasi alasan untuk pembatasan ketidakadekutan intake nutrisi.
protein dan bagaimana memantang g. Informasi peningkatan keluhan, makan
makanan selama 24 jam. sedikit tapi sering mengurangi nausea
h. Hindari minum berkafein, juice
makanan panas/berbau h. Iritasi stomatistik meningkatkan nausea
i. Berikan intake ayam, ikan sebagai i. Protein komplek mengandung seluruh
sumber protein. asam amino
c. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan produksi eritrosit menurun
Tujuan : Kebutuhan aktivitas sehari-hari dapat terpenuhi
Kriteria :kontinuitas partisipasi ADL, mengemukakan kemampuan untuk memelihara tingkat
energi, hilangnya komplikasi.
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji tingkat aktivitas dan toleransi, polaa. Merupakan data dasar terhadap
aktivitas kemampuan dalam ADL kemampuan beraktivitas dan untuk
keadaan bedrest tindakan berikutnya.
b. Kaji perubahan tekanan darah dan pola b. Peningkatan yang cepat indikasi terhadap
selama aktivitas aktivitas
c. Kaji kelemahan dyspnoe, pucat dan c. Tanda dan gejala anemia dengan
pusing penurunan produksi eritropoetin yang
d. Kaji perdarahan dari gusi, luapan menstimulasi produksi.
menstruasi berat saluran gastrointestinal.d. Hasil dan penurunan fungsi penurunan
e. Monitor jumlah darah merah,
hematokrit, hemoglobin, jumlah platelet e. Penurunan merupakan indikasi suspek
RBC kurang dari 6 juta Hct kurang dari anemia, kehilangan darah.
20% Hgb kurang dari 10 g/dl
f. Kaji tanda-tanda vital setiap 4 jam

f. Tekanan darah menurun dengan


kehilangan darah, pols meningkat,
g. Obat parrous sulpat (feosl, folic peningkatan berhubungan dengan aktivitas
acid/flovite) g. Bertugas untuk memelihara eritpoesis
normal dan stimulasi produksi sel darah
merah, pembekuan (folic acid atau sebagai
pengganti besi/farros sulfat)
h. Bantu klien ketika diperlukan dalam h. Menyimpan energi dan mengurangi
pemenuhan ADL tuntutan
i. Tingkatan aktivitas bila memungkinkan i. Membangun dan memelihara ketahanan
dan mendukung j. Izinkan untuk mengontrol pasien ketika
j. Ajari klien bagaimana untuk mencapai perkembangan dan menghindari
merencanakan pembatasan untu kelelahan
memodifikasi atau meningkatkan
aktivitas yang disetujui pada tingkat
toleransi dan tujuan realistis k. Kecenderungan berdarah menyebabkan
k. Hindari aktivitas atau mengunakan alat hilangnya darah terutama jaringan
(sikat gigi, pisau cukur) yang mungkin
menyebabkan trauma pada jaringan: catat
setiap perdarahan dari mukosa memar l. Cegah komplikasi serius berkembang.
berlebih
l. Kontrol dan catat tekanan darah
meningkat atau menurun
d. Gangguan integrasi kulit berhubungan dengan garukan akiba gatal-gatal
Tujuan : kulit tetap utuh
Kriteria :
1. Kemerahan tidak ada
2. Pecah dan erosi kulit tidak ada akibat garukan
3. Tidak terjadi mucosa mulut
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji gatal-gatal, pecah dalam kulit, a. Gatal-gatal hasil dari kekeringan kulit,
kemerahan pada titik tekanan. kristalisasi urea pada kulit (embun beku
urine) tkanan konstan pada kulit
menunjukkan penurunan pada jaringan
dan pecahan.
b. Kaji mukosa oral ada stomatitis dan b. Hasil dari peningkatan urea dan amonia
pernafasan bau ammonia dari pecahan bakteri dan urea.
c. Dyspnea, krakles sputrum tebal kekuning-c. Indikasi dan infeksio pulmonal
kuningan d. Hasil dari retensi urine dan
d. Kering, rambut mudah rusak dan kuku penurunan/peningkatan
pucat, warna pada kulit.
e. Dyspnea, frekuensi, urgency urin bau ataue. Indikasi infeksi blas urine
kotor.
f. Monitor suhu setiap 4 jam f. Peningkatan adanya indikasi-indikasi
dari CRF
g. Monitor sputum dan kultur urine g. Jumlah bakteri indikasi infeksi
h. Kolaborasi pemberian obat anti biotik h. Bertugas untuk menahan dingin sel,
(ampicilin). membentuk mikro organisme.
i. Jaga tekhnik aseptik pada seluruh teknik i. Mencegah kontaminasi yang predisposisi
keperawatan catatan, pakaian. j. Pergerakan lembut beku uremi dan
j. Kesungguhan obat yang lembut yang memenangkan gatal-gatal.
seperti baking soda/jagung kaji pada bak
mandi gunakan sabun dan kering rambut.
k. Suhu ruangan dingin, kompres dingini k. Meningkatkan ketenangan dan
pada daerah gatal-gatal kenyamanan gatal-gatal.
l. Anjurkan klien untuk menghindari l. Menurunkan gatal-gatal
pemakaian dari bahan kapas
m. Ajari klien untuk menekan area yang gatal m. Menurunkan kecenderungan gatal-gatal
n. Ajari klien gunakan aktivitas n. Mengurangi gatal-gatal.
penyimpanan/ hiburan untuk menghindari
garukan.
e. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
Tujuan : kecemasan tidak ada/hilang
Kriteria :
1. Klien mengungkapkan bahwa kecemasan berkurang
2. Tanda-tanda vital dalam ketentuan batas 140/90 mmHg, nadi 80-100 x/m, respirasi 16-20x/m.
3. Klien memperbaharuhi coping, terbukti dengan layaknya.
4. Tidak tampak melemah, murung.
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji tingkat cemas, ekspresi verbal a. Rentang cemas dari sedang keberat,
perasaan tentang prognosa dan pengaruh tingkat cemas akan tinggi akan gatal
pada gaya hidup. beradaptasi kebiasan dan kemampuan
b. Kaji tingkat penggunaan mekanisme koping.
koping, kemampuan menjelaskan masalah.b. Kebiasaan pemecahan masalah
diperlukan untuk koping dengan penyakit
c. Kaji kepribadian, sumber untuk koping c. Sistem pendukung dan kekuatan
dengan stress dan kecemasan. kepribadian dapat membantu dalam
perkembangan kemampuan koping.
d. Berikan informasi penerimaan tidak d. Berikan dukungan emosional ketika
menyesuaikan/memutuskan sikap tanpa mengungkapkan, klien mengontrol
perasaan kecewa, ketidak sadaran atau lingkungan.
marah.
e. Ciptakan lingkungan yang mencegah e. Penurunan kecemasan dengan
kecemasan, situasi kemajemukan. menghindari rangsangan tambahan.
f. Anjurkan teknik relaksasi seperti f. Mengurangi cemas dan meningkatkan
penyimpangan lingkungan, kegiatan istirahat dan ketenagaan.
relaksasi otot, musik.
g. Berikan informasi prognosa penyakit dan g. Dapat meningkatkan pemahanan ssakit
pengaruhnya perubahan gaya hidup dan petunjuk untuk diikuti
mengontrol gejala dengan pengobatan dan
keluhan obat berpantang.
h. Ajari koping memecahkan masalah dan h. Izinkan untuk pembebasan kecemasan
kemampuan komunikasi. dengan komunikasi
i. Ajak partisipasi klien keluarga i. Berikan kebutuhan dukungan dan
mendukung kelompok dan konseling informasi untuk membantu untuk
perorangan untuk mengurangi stres/relsasi. mengurangi stress.
f. Gangguan proses pikir berhubungan dengan terlalu memperhatikan penyakit dan pembatasan.
Tujuan : Proses pikir sempurna
Kriteria :
1. Klien mampu mengungkapkan pikiran yang rasional
2. Mampu meningkatkan peristiwa-peristiwa yang sudah lewat
3. Orientasi tempat, waktu dan orangMampu memutuskan suatu yang bersifat dua pilihan
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji luasnya gangguan kemampuan a. Efek sindroma uremik dapat terjadi
berpikir, memori dan orientasi perhatikan dengan kekacauan dan berkembang ke
lapangan perhatian perubahan kepribadian atau
ketidakmampuan untuk mengasimilasi
informasi dan berbartisipasi dalam
perawatan. Kewaspadaan terhadap
perubahan memberikan kesempatan
untuk evaluasi dan intervensi.
b. Pastikan dari orang terdekat, tingkat b. Membiarkan perbandingan untuk
mental klien biasanya. mengevaluasi perkembangan/perbaikan
gangguan
c. Berikan informasi orang terdekat tentang c. Beberapa perbaikan dalam mental
status klien mungkin diharapkan dengan perbaikan
kadar BUN, elektrolit dan PH serum yang
lebih normal
d. Berikan lingkungan dan izinkan d. Meminimalkan rangsangan untuk
menggunakan televisi, radio dan menurunkan kelebihan
kunjungan. sensori/peningkatan kekacauan saat
mencegah.
e. Orientasi terhadap lingkungan orang dan e. Memberikan petunjuk untuk membantu
sebagainya, berikan kalender, jam, jendela dalam pengenalan kenyataan.
keluar. f. Konfrontasi potensial membuat reaksi
f. Hadirkan kenyataan secara singkat ringkas perlawanan dan dapat menimbulkan
dan jangan menentang dengan pikiran ketidakpercayaan klien dan
yang logis. meningkatkan bahwa komunikasi akan
dipahami/diingat.
g. Komunikasi/informasi/ instruksi dalam g. Membantu dalam mempertahankan
kalimat pendek sederhana. Tanyakan kecemasan dan meningkatkan bahwa
pertanyaan ya/tidak, ulangi penjelasan komunikasi akan dipahami/diingat
sesuai keperluan h. Membantu dalam mempertahankan
h. Buat jadwal teratur sesuai yang orientasi kenyataan dan dapat
diharapkan menurunkan takut atau cemas.
i. Tingkat istirahat adekuat dan tidak i. Ganguan tidur dapat mengganggu
menganggu periode teratur. kognitif lebih lanjut.
g. Gangguan pada eliminasi defekasi : konstipasi berhubungan dengan pembatasan makanan yang
berserat dan cairan
Tujuan : Eliminasi menjadi lancer
Kriteria :
1. Klien menyatakan dapat buang air besar
2. Feaces lembek
3. Tidak terdapat benjolan pada saat palpasi di bagian epigastrium bawah kiri.
INTERVENSI RASIONAL
a. Lakukan aktivitas yang cukup a. Membantu dalam melancarkan bolus dan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk feacese untuk keluar
pemberian nutrisi yang tinggi serat b. Dapat membant dalam usus dan dapat
c. Kolaborasi dengan dokter pemberian melembabakan feacese yang keras
laksative c. Dapat membantu melembabkan feacese
h. Kurang perawatan diri berhubungan dengna intoleren aktivitas
Tujuan : perawatan diri terpenuhi
Kriteria :
1. Berpartisipasi pada aktivitas sehari-hari
2. Personal hygiene terjaga
INTERVENSI RASIONAL
a. Tentukan kemampuan pasien untuk a. Kondisi dasar akan menentukan tingkat
berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri. kekurangan/kebutuhan.
b. Berikan dengan aktivitas yang diperlukan.
c. Dorong dan gunakan tehnik penghematan b. Memenuhi kebutuhan dengan
energi, contoh duduk tidak berdiri; mandi mendukun partisipasi dan kemandirian
duduk; melakukan tugas dalam peningkatan pasien
bertahap. c. Menghemat energi, menurunkan
kelelahan dan meningkatkan
d. Jadwalkan aktivitas yang memungkinkan kemampuan pasien untuk melakukan
pasien cukup waktu untuk menyelesaikan tugas.
tugas pada kemampuan paling baik d. Pendekatan yang tenang menurunkan
frustasi, meningkatkan partisipasi
pasien, meningkatkan harga diri.
i. Cedera, resiko tinggi terhadap (profil darah abnormal) penekanan produksi/sekresi eritroetin
berhubungan dengan penurunan produksi, gangguan faktor pembekuan; peningkatan kerapuhan
kapiler.
Tujuan : Tidak mengalami tanda/perdarahan
Kriteria : Klien dapat mempertahankan/menunjukkan perbaikan nilai laboratorium
INTERVENSI RASIONAL
a. Perhatikan keluhan peningkatan a. Dapat menunjukkan anemia dan respon
kelelahan, kelemahan. Observasi jantung untuk mempertahankan aksigen
takikadi, kulit/membran mucosa pucat, sel.
dispnea dan nyeri dada. Rencanakan
aktivitas pasien untuk menghindari
kelelahan.
b. Awasi tingkat kesadaran dan prilaku b. Anemia dapat menyebabkan hipoksia
serebral dengan perubahan mental,
c. Evaluasi respon terhadap aktivitas, orientasi dan respon prilaku.
kemampuan untuk melakukan tugas. c. Anemia menurunkan oksigenasi jaringan
Bantu sesuai kebutuhan dan buat jadwal dan meningkatkan kelelahan sehingga
untuk istirahat. memerlukan intervensi, perubahan
aktivitas dan istirahat.
d. Batasi contoh vaskuler, kombinasikan
tes laboratium bila mungkin. d. Pengambilan contoh darah
berulang/kelebihan dapat memperburuk
e. Observasi perdarahan terus menerus anemia
dari tempat penusukan, perdarahan/area
ekimosis karena trauma kecil, petekie; e. Pedarahan dapat terjadi dengan mudah
pembengkakan sendi atau membran karena kerapuhan kapiler/gangguan
mucosa, contoh perdarahan gusi, pembekuan dan dapat memperburuk
epitaksis berulang, hematemesis, anemia
melena dan urine merah/berkabut.
f. Hematemesis sekresi GI/darah feces

g. Berikan sikat gigi halus, pencukur f. Stres dan abnormalitas hemostatik dapat
elektrik; gunakan jarum kecil bila mengakibatkan perdarahan GI
mungkin dan lakukan penekanan lebih g. Menurunkan resiko perdarahan /
lama seteleah menyuntikan/penyusunan pembentukan hematoma.
vaskular.
j. Gangguan kebutuhan sexual berhubungan dengan gagal ginjal kronik
Tujuan : Kebutuhan sexual terpenuhi
Kriteria :
1. Klien dapat mengidentifikasi keterbatasan seksual yang disebabkan oleh masalah kesehatan
(GGK)
2. Klien dapat mengidentifikasi modifikasi kegiatan seksual yang pantas dalam respon terhadap
keterbatasannya
3. Melaporkan adanya kepuasan dalam aktivitas seksual.

INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji faktor penyebab dan penunjang a. Untuk mengetahui tindakan apa yang
dapat dilakukan sesuai kondisi pasien.
b. Hilangkan atau kurangi faktor-faktor b. Untuk mengurangi masalah
penyebab bila mungkin
c. Berikan informasi yang tepat pada pasien
c. Keterangan dibutuhkan oleh klien dan
dan pasangan tentang keterbatasan fungsi pasangan bahwa penyakitnya (GGK) dapat
seksual yang disebabkan oleh keadan menyebabkan gangguan seksual agar klien
penyakit dan pasangan tidak cemas
d. Ajarkan modifikasi yang mungkin dalamd. Untuk mengurangi kelemahan dan
kegiatan menyesuaikan dengan kepuasan seksual tetap terpenuhi
keterbatasan akibat sakit e. Terapi medis dapat membantu kebutuhan
e. Berikan tujuan sesuai indikasi akan seksual.

VERTIGO

Diagnosa Keperawatan (Doengoes, 1999:2021)


1) Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor,
peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal,
perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
2) Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak
adekuat, kelebihan beban kerja.
3) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh
memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.

3. Intervensi Keperawatan
a) Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospasme,
peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal,
perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria hasil : - klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
- tanda-tanda vital normal
- pasien tampak tenang dan rileks
Intervensi/Implementasi
Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Anjurkan klien istirahat ditempat tidur
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri
Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi
nyeri.

Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam


Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman
Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.

b) Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak
adekuat, kelebihan beban kerja.
Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat
Kriteria Hasil : - mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif
- mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki
- megkaji situasi saat ini yang akurat
- menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.
Intervensi/Implementasi
Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.
Rasional : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis tubuh dan
memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan
Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala perasaannya dan menjadi
lebih tenang
Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yang diharapkan.
Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan memberikan klien
harapan dan semangat untuk pulih.

Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari kegiatan yang dapat
diajarkan.
Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.

a) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh
memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.
Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.
Kriteria Hasil : - melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
- memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.
Intervensi / Implementasi :
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakitnya.
Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa
tenang dan mengurangi rasa cemas.
Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.
Rasional : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien tetang penyakitnya.
Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari
tindakan yang dilakukan.

Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal


Rasional : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang kurang baik.
Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor yang
berhubungan.
Rasional : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat mengurangi sakit kepala sendiri
dengan tindakan sederhana, seperti berbaring, beristirahat pada saat serangan.

4. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan
yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999:28)
Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :
a. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.
b. Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah kekambuhan.
c. Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik.

Anda mungkin juga menyukai