Uji tuberkulin adalah salah satu metode yang digunakan untuk mendiagnosis infeksi TB.
Ini sering digunakan untuk skrening individu dari infeksi laten dan menilai rata-rata infeksi TB
pada populasi tertentu. Uji tuberkulin dilakukan untuk melhat seseorang mempunyai kekebalan
terhadap basil TB, sehingga sangat baik untuk mendeteksi infeksi TB. Tetapi uji tuberkulin ini
tidak dapat untuk menentukan M.tb tersebut aktif atau tidak aktif (latent). Oleh sebab itu harus
dikonfirmasi dengan ada tidaknya gejala dan lesi pada foto thorak untuk mengetahui seseorang
tersebut terdapat infeksi TB atau sakit TB. (jurnal)
Uji tuberkulin dilakukan dengan injeksi 0,1 ml PPD secara intradermal (dengan metode
Mantoux) di volar / permukaan belakang lengan bawah. Penyuntikan dianggap berhasil jika pada
saat menyuntikkan didapatkan indurasi diameter 6-10 mm. Uji ini dibaca dalam waktu 48-72 jam
setelah suntikan.
Indurasi ≥ 10 mm
Datang dari daerah dengan prevalensi tinggi TB.
Individu dengan HIV negatip tetapi pengguna napza.
Konversi uji tuberkulin menjadi 10 mm dalam 2 tahun
Individu dengan kondisi klinis yang merupakan resiko tinggi TB :
DM
Malabsorbsi
CRF
Tumor di leher dan kepala
Leukemia, lymphoma
Penurunan BB > 10%
Silikosis
Indurasi ≥ 15 mm
Bukan resiko tinggi tertular TB
Konversi uji tuberkulin menjadi > 15 mm setelah 2 tahun
Hasil uji tuberkulin negatif dapat diartikan sebagai seseorang tersebut tidak terinfeksi
dengan basil TB. Selain itu dapat juga oleh karena terjadi pada saat kurang dari 10 minggu
sebelum imunologi seseorang terhadap basil TB terbentuk. Jika terjadi hasil yang negatif maka
uji tuberkulin dapat diulang 3 bulan setelah suntikan pertama.
Hasil uji tuberkulin yang positif dapat diartikan sebagai seseorang tersebut sedang
terinfeksi basil TB. Terpenting disini adalah jika seseorang sedang terinfeksi M.tb apakah sedang
terinfeksi atau sakit TB. Sehingga guideline ACHA menyebutkan jika hasil uji tuberkulin positif
maka harus dikonfirmasikan dengan pemeriksaan foto toraks dan pemeriksaan dahak. Jika hasil
foto toraks tersebut normal maka dapat dilakukan pemberian terapi TB laten, tetapi jika hasil foto
toraks terjadi kelainan dan menunjukkan