Paru-paru merupakan unsur elastis yang akan mengempis seperti balon dan mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk mempertahankan pengembangannya. Paru-paru sebenarnya mengapung dalam rongga toraks, dikelilingi oleh suatu lapisan tipis cairan pleura yang menjadi pelumas bagi gerakan paru-paru di dalam rongga. Jadi pada keadaan normal rongga pleura berisi sedikit cairan dengan tekanan negatif yang ringan.1 Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura. Dengan adanya udara dalam rongga pleura tersebut, maka akan menimbulkan penekanan terhadap paru-paru sehingga paru-paru tidak dapat mengembang dengan maksimal sebagaimana biasanya ketika bernapas. Pneumotoraks dapat terjadi baik secara spontan maupun traumatik. Pneumotoraks spontan itu sendiri dapat bersifat primer dan sekunder. Sedangkan pneumotoraks traumatik dapat bersifat iatrogenik dan non iatrogenik.4 Diagnosis pasien dapat ditegakkan melalui anamnesis yang menggambarkan gejala klinis pasien, pemeriksaan fisik general dan lokalis, serta bantuan penunjang berupa radiografi dan blood gas analysis akan membantu dalam memilih terapi yang tepat. Baik konservatif, pemasangan dekompresi salah satunya WSD bahkan pembedahan untuk mencari dan mengatasi penyebab pneumothoraks. Tatalaksana yang paling umum dikerjakan pada pneumothoraks yang besar (>20%) adalah pemasangan water seal drainage (WSD) yang bertujuan untuk menghilangkan udara dalam rongga pleura menggunakan tabung plastik fleksibel yang dimasukkan melalui bagian samping dada ke ruang pleura.4 Adanya komplikasi seperti emfisema subkutan pada kasus pneumothoraks akan mempengaruhi keadaan umum pasien. Pertimbangan adanya kemungkinan penyakit yang mendasari munculnya pneumothoraks akan membantu dalam pemilihan tatalaksana berikutnya, serta mempengaruhi
1 2
prognosis pasien. Dimana prognosis pneumothoraks tergantung pada tingkat