Anda di halaman 1dari 10

UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA

(Carica papaya L.) TERHADAP DPPH


(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil)

Orlen Veronica Solichin, Liza Pratiwi, Bambang Wijianto


Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 78124

ABSTRAK

Biji pepaya (Carica papaya L.) merupakan bagian tumbuhan yang berpotensi
sebagai antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai IC50, sifat fisik
dan kimia serta aktivitas antioksidan krim ekstrak etanol biji pepaya dibanding dengan
kontrol positif. Penelitian ini dilakukan dengan metode DPPH (1,1-diphenil-2-
picrilhydrazil) secara spektrofotometri pada λ maks 516,0 nm. Krim terdiri dari 5 formula
dengan berbagai variasi konsentrasi ekstrak yaitu F I 0,8%, F II 1,6%, F III 2,4%, F IV
3,2% dan F V 4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua krim ekstrak etanol biji
pepaya memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan kontrol positif. F II
memiliki aktivitas tertinggi sebesar 94,228% dengan nilai IC50 867,68 µg/ml. Semua krim
memiliki pH dan ukuran partikel yang baik, tetapi krim F III, F IV dan F V mengalami
creaming. Aroma F II paling disukai, sedangkan warna, konsistensi dan sensasi dikulit
yang paling disukai yaitu F I. Berdasarkan skrining fitokimia, ekstrak etanol biji pepaya
mengandung fenol, flavonoid, alkaloid dan vitamin C.

Kata Kunci: Ekstrak Etanol Biji Pepaya, Antioksidan, DPPH.


ANTIOXIDANT EFECTIVITY TEST FOR ETHANOLIC EXTRACT OF
PAPAYA(Carica papaya L.) SEEDS CREAM AGAINST DPPH
(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil)

Orlen Veronica Solichin, Liza Pratiwi, Bambang Wijianto


Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 78124

ABSTRACT
Seeds of papaya (Carica papaya L.) is a part of plant that potentially as a natural
antioxidant. This study aims to determine the IC50 values, physical and chemical properties
and antioxidant activity of ethanol extract of papaya seeds cream compared with positive
control. This research was conducted by the DPPH (1,1-diphenyl-2-picrilhydrazil) method
by spectrophotometric at λ max 516.0 nm. Cream consists of 5 formulas with various
concentrations of the extract FI 0.8%, 1.6% F II, F III 2.4%, 3.2% F IV and FV 4%. The
results showed that the ethanol extract all the cream papaya seeds have greater antioxidant
activity than the positive control. F II had the highest activity at 94.228% with IC50 value
of 867.68 µg/ml. PH and particle size of all cream is good, but the cream F III, F IV and F
V had creaming. F II scent most favored, while the color, consistency and sensation of the
skin which is most preferred to the F I. Based on the phytochemical screening, ethanol
extract of papaya seeds contain phenols, flavonoids, alkaloids and vitamin C.

Keywords: Ethanol Extract of Papaya Seed, Antioxidants, DPPH.


PENDAHULUAN
Salah satu dari kekayaan alam Alat-alat yang digunakan pada
Indonesia adalah tanaman pepaya. penilitian ini adalah alat-alat gelas
Hampir semua bagian dari tanaman (Pyrex), balb, bejana maserasi, blender
pepaya memiliki khasiat untuk tubuh, (Linqi tipe FZ-10), botol semprot, cawan
akan tetapi pada umumnya masyarakat krusibel (Pyrex), cawan penguap
hanya mengkonsumsi buahnya, (Pyrex), corong pisah (Pyrex), desikator
sedangkan bijinya dibuang sebagai (Pyrex), hot plate (Schott tipe D-55122),
limbah. Padahal biji tersebut memiliki lemari asam (ESCO model EFH-4A1),
efek antioksidan dari zat fitokimia yang mikropipet (Socorexmodel SL-1000, SL-
dikandungnya yaitu fenolik, vitamin C 100 dan SL-10), rotary evaporator
dan beta karoten(1,2). Berdasarkan (Heodolph tipe Hei-VAP), ayakan
penelitian yang dilakukan sebelumnya, effendorf no.20 (Pharmalab),
dengan menggunakan ekstrak biji pepaya spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu
dalam etanol 70% untuk per 100 gram tipe 2450), timbangan analitik (Precisa
biji pepaya segar memiliki aktivitas tipe XB 4200C dan BEL tipe M254Ai),
peredaman radikal bebas DPPH dengan waterbath (Memmert tipe WNB14), dan
nilai IC50 sebesar 0.34 ± 0.01 mg/mL(3). wadah krim.
Antioksidan merupakan zat yang Bahan yang digunakan pada
dapat melawan pengaruh bahaya dari penelitian ini adalah biji pepaya (Carica
radikal bebas yang terbentuk sebagai papaya L.), krim merek Nivea UV-
hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil Whitening (krim X), paraffin cair teknis
dari reaksi-reaksi kimia dan proses (Brataco, nomor batch: J0977-13), TEA
metabolik yang terjadi di dalam tubuh(4). teknis, nipasol teknis, nipagin teknis
Antioksidan dapat bekerja dengan cara (Brataco, nomor batch: AF-411), asam
mengatasi efek-efek kerusakan pada kulit stearat teknis (Brataco, nomor batch:
manusia yang diakibatkan oleh radikal B130519-13), adeps lanae teknis,
bebas yang merupakan faktor utama pada akuades teknis, etanol teknis, metanol p.a
proses penuaan (aging) dan kerusakan (Merck kode bahan No.1.06009.2500),
jaringan kulit. Karena sifat antioksidan serbuk Mg, larutan HCl 2 N teknis,
inilah, maka biji pepaya sangat larutan FeCl3 1% teknis, larutan NaCl
berpotensi untuk dibuat dalam sediaan 10% teknis, garam gelatin, pereaksi
kosmetik. Salah satu bentuk sediaan Lieberman-Burchad, pereaksi
kosmetik yang sering digunakan yaitu Dragendorff, pereaksi Wagner, pereaksi
sediaan krim(5,6). Mayer, aluminium foil, kertas saring,
Krim yang dibuat pada parfum dan kristal 1,1-difenil-2-
penelitian ini adalah krim tipe (M/A), pikrilhidrazil (DPPH) p.a (Sigma-
yang ditujukan untuk penggunaan Aldrich kode bahan No.SA D9132-1G).
kosmetika dan estetika(7). Adapun dasar
pemilihan krim tipe (M/A) dikarenakan Preparasi Sampel
krim tersebut digunakan pada wilayah Sampel yang digunakan yaitu
kulit luas memberikan efek optimum biji buah papaya (Carica papaya L.) yang
karena dapat meningkatkan gradien diperoleh dari tempat budidaya pepaya di
konsentrasi zat aktif yang menembus Jalan 28 Oktober, Pontianak, Provinsi
kulit, sehingga turut meningkatkan Kalimantan Barat. Biji pepaya yang telah
absorpsi perkutan(8). terkumpul dicuci, lalu dikeringkan pada
Berdasarkan uraian-uraian yang temperatur kamar dalam keadaan gelap
telah disebutkan diatas, maka diperlukan serta pada ruangan yang berventilasi(9).
adanya penelitian mengenai formulasi Biji pepaya kering kemudian
krim antioksidan ekstrak etanol biji dihancurkan sampai berukuran 20
pepaya (Carica papaya L). mesh(10).

METODE PENELITIAN Ekstraksi


Simplisia sebanyak 300 gram
Alat dan Bahan dimasukkan kedalam bejana maserasi
dan ditambahkan pelarut etanol 70%. uji alkaloid, flavonoid, saponin,
Maserasi dilakukan hingga filtrat tidak steroid/triterpenoid, fenol, tanin serta uji
berubah warna atau bening, setiap 24 jam vitamin C.
pelarut diganti dan dilakukan
pengadukan tiga kali sehari. Hasil Uji Kualitatif Antioksidan Ekstrak
maserasi disaring untuk memisahkan Etanol Biji Pepaya
filtrat dan residunya. Kemudian filtrat Larutan DPPH sebanyak 2,0 ml
tersebut dipekatkan menggunakan rotary ditambahkan larutan ekstrak sebanyak
evaporator dan waterbath pada suhu 2,0 ml untuk tiap konsentrasi. Jika
45°C hingga pelarut menguap dan hasilnya positif, warna larutan akan
ekstrak menjadi lebih kental tetapi masih berubah dari ungu menjadi ungu pucat
dapat dituang(11). dan semakin memudar sampai menjadi
tidak berwarna(12).
Skrining Fitokimia dan Uji Vitamin C
Skrining fitokimia dilakukan
menggunakan uji tabung yang terdiri dari
Formulasi Krim

Tabel 1. Formula Krim

Formula M/A (gram)


Nama Bahan
F1 F II F III F IV FV
Ekstrak 0,8 1,6 2,4 3,2 4,0
Paraffin cair 25 25 25 25 25
Asam stearat 14,5 14,5 14,5 14,5 14,5
TEA 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Adeps lanae 3 3 3 3 3
Nipagin 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Akuades 100 100 100 100 100
Parfum 4gtt 4gtt 4gtt 4gtt 4gtt

Fase minyak (asam stearat, adeps Pengukuran Aktivitas Antioksidan


lanae, paraffin cair) dan fase air (TEA, Krim Secara Spektrofototmetri Visible
dan akuades) masing-masing dipanaskan Sampel krim dilarutkan dalam
di atas waterbath pada suhu 60°-70° C metanol pa, kemudian disaring dan
sampai lebur. Fase air daicampurkan filtratnya ditambahkan larutan DPPH
dengan fase minyak serta nipagin (fase dengan perbandingan 1 : 1. Setelah itu,
air) yang telah dilarutkan dengan sedikit sampel diinkubasi selama 30 menit dan
akuades sebelumnya, lalu digerus hingga diukur serapannya pada panjang
terbentuk masa basis krim yang gelombang 516,0 nm. Formula krim
homogen. Kemudian ekstrak etanol biji dengan persen peredaman radikal bebas
pepaya yang telah dilarutkan dalam DPPH terbesar digunakan untuk mencari
sedikit akuades sebelumnya nilai IC50. konsentrasi 20 ppm, 40 ppm,
ditambahkan pada basis krim untuk dan 60 ppm. Krim ditimbang 1,0 gram
masing-masing formula sedikit demi dilarutkan dalam 10 ml methanol pa
sedikit dan digerus hingga homogen(13). sehingga konsentrasi yang diperoleh
adalah 100.000 ppm. Lalu dipipet 0,1 2 ml, 4 ml, 6 ml dan diencerkan
ml dilarutkan dengan metanol hingga kedalam labu ukur menjadi 10,0 ml
100,0 ml didapatkan konsentrasi 100 sehingga diperoleh konsentrasi 20
ppm. Pipet larutan tersebut sebanyak ppm, 40 ppm, dan 60 ppm. Larutan
sampel masing-masing dipipet sebanyak Setelah didapatkan persentase
6,0 ml ditambahkan 6,0 ml DPPH 50 inhibisi dari masing-masing konsentrasi,
ppm kemudian diinkubasi dalam ruang persamaan ditentukan dengan
tertutup pada suhu 37°C selama 30 menit. perhitungan secara regresi linear dimana
Perlakuan yang sama dilakukan terhadap x adalah konsentrasi (µg/mL) dan y
kontrol negatif, kontrol positif (krim X) adalah persentase inhibisi (%). Aktivitas
dan blanko. Persentase inhibisi terhadap antioksidan dinyatakan dengan
radikal DPPH dari masing-masing Inhibition Concentration 50% atau IC50
konsentrasi larutan sampel dapat yaitu konsentrasi sampel yang dapat
dihitung dengan rumus : meredam radikal DPPH sebanyak 50%
konsentrasi awal. Nilai IC50 didapatkan
𝐴𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 −𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 dari nilai x apabila y senilai 50(14)
% Inhibisi = x 100%
𝐴𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜

Evaluasi Sifat Fisik dan Kimia Krim d. Uji Hedonik


Evaluasi krim meliputi: Pengujian organoleptik meliputi
a. Organoleptis aroma, warna, tekstur dan rasa
Pengujian krim meliputi warna, dikulit dilakukan oleh 20 orang
aroma, konsistensi dan sensasi panelis tidak terlatih. Penilaian
dikulit. tersebut dilakukan dengan
b. Uji pH menggunakan lembar penilaian
Ditimbang sebanyak 1 gram krim berupa skor.
dan diencerkan dengan 10 ml
akuades. Kemudian gunakan pH- Analisa Data
meter bagian sensornya dan dibaca a. Analisa data hasil pengujian pH,
pH pada bagian monitor(7). persen peredaman menggunakan uji
c. Uji Distribusi Ukuran Partikel statistika Shapiro-Wilk, Bartlett’s
Ditimbang 0,1 gram krim kemudian test, dan One-Way ANOVA
diencerkan dengan air suling sampai menggunakan program R i386 3.1.1.
1 ml diambil sedikit hasil b. Analisa data hasil pengujian hedonik
pengenceran tersebut dan diteteskan menggunakan uji statistika Scale
pada kaca objek, lalu dilakukan Reliabilty, dan Correlation Matrix
pengukuran partikel sampai dengan menggunakan program R i386 3.1.1.
500 partikel bila monodispers dan
1000 partikel bila polidispers(15).

HASIL DAN PEMBAHASAN dihasilkan setelah melalui tahapan


pembuatan simplisia adalah 360 gram.
Preparasi Sampel
Sampel yang digunakan pada Ekstraksi
penelitian ini adalah biji buah pepaya Maserasi dilakukan dengan
dengan spesies Carica papaya L. dari melarutkan 200 gram serbuk biji buah
suku Caricaceae. Biji yang diambil pepaya dengan pelarut etanol 70%
adalah biji yang berwarna hitam. Pada sebanyak 3 liter yang menghasilkan
penelitian ini digunakan biji pepaya ekstrak kental berwarna coklat tua
sebanyak 1,552 Kg. Bobot simplisia yang sebanyak 9,9157 g.

Skrining Fitokimia dan Uji Vitamin C


Berdasarkan hasil pemeriksaan alkaloid, flavonoid, fenolik dan vitamin
skrining fitokimia diperoleh hasil yaitu C. Hasil Skrining fitokimia dapat dilihat
ekstrak etanol 70% biji buah pepaya pada tabel 2.
mengandung metabolit sekunder

Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak

No Perlakuan Metode Pengujian Ket


Pereaksi Mayer +
1. Alkaloid Pereaksi Wagner +
Pereaksi Dragendorff +
2. Flavonoid Uji Wilstater Sianidin +
Triterpenoid -
3. Uji Lieberman-Burchard
Steroid -
4. Saponin Uji Forth -
5. Fenolik + FeCl3 1% +
6. Tanin + NaCl 10% dan FeCl3 1% -
7. Vitamin C KMnO4 +

Uji Kualitatif Antioksidan Ekstrak yang tidak tersabunkan ke dalam fase air
Etanol Biji Pepaya sebagai fase luar. Pengadukan akan
Uji pendahuluan penentuan memperkecil ukuran droplet asam
aktivitas antioksidan secara kualitatif stearat, kemudian sabun stearat dan
dilakukan menggunakan reaksi warna. adeps lanae akan menyelubungi droplet-
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa droplet asam stearat, sehingga dapat
larutan DPPH yang semula berwarna terdispersi kedalam fase air untuk
ungu berubah menjadi kuning. membentuk suatu sistem emulsi. Setelah
Perubahan warna tersebut menunjukkan terbentuknya massa basis cleansing krim
bahwa sampel berupa ekstrak etanol biji adalah pendispersian ekstrak etanol biji
pepaya memiliki aktivitas antioksidan pepaya ke dalam basis dan diaduk hingga
terhadap radikal DPPH. homogen sehingga didapatkan krim
ekstrak etanol biji pepaya. Parfum
Formulasi Krim ditambahkan paling terakhir dari proses
Pembuatan krim dimulai dengan pencampuran.
pembuatan basis cleansing krim yang
diawali dengan memanaskan masing- Pengukuran Aktivitas Antioksidan
masing fase di atas penangas hingga suhu Krim Secara Spektrofototmetri Visible
keduanya mencapai 70°C. ketika asam Hasil pengukuran aktivitas
stearat dalam fase minyak bertemu antioksidan krim dapat dilihat pada tabel
dengan basa yang terlarut dalam fase air, 3.
terjadilah reaksi penyabunan yang
kemudian menghasilkan garam/sabun
trietanolamin stearat. Sabun stearat yang
terbentuk ini bersama dengan adeps lanae
yang juga berfungsi sebagai emulgator,
akan mengemulsikan sisa asam stearat

Tabel 3. Hasil Pengukuran Antioksidan


Konsentrasi
Absorbansi % Aktivitas antioksidan
(μg/mL)
Blanko 0,717 -
K. negatif 0,640 10,720
0,8 0,052 92,730
1,6 0,041 94,228
2,4 0,046 93,594
3,2 0,046 93,583
4,0 0,049 93,176
K. positif 0,396 44,516
DPPH akan menjadi DPP hidrazin yang
Krim formula II memiliki stabil(18).
aktivitas peredaman radikal bebas DPPH Adanya aktivitas peredaman
yang paling besar. Formula III, IV dan V radikal DPPH oleh krim ekstrak etanol
memiliki aktivitas antioksidan yang lebih biji pepaya dikarenakan adanya
rendah dari formula II, hal ini kandungan betakaroten, fenol dan
dikarenakan sifat fisik ketiga krim vitamin C. Betakaroten dapat meredam
tersebut yang kurang baik yaitu radikal bebas dengan memberikan atom
mengalami creaming. Creaming adalah hidrogen dari ikatan rangkap
terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, terkonjugasi, hal ini mengakibatkan
dimana lapisan yang satu mengandung betakaroten menjadi radikal betakaroten
butir-butir tetesan (fase terdispersi) lebih yang distabilkan oleh resonansi. Fenol
banyak daripada lapisan yang lain dan vitamin C meredam radikal DPPH
dibandingkan keadaan emulsi awal. juga dengan cara mendonorkan atom
Keadaan tersebut masih diperbolehkan, hidrogen(19).
tetapi terbentuknya cream tidak baik Krim dengan aktivitas
dilihat dari nilai estetika(16). Bagian yang peredaman radikal DPPH tertinggi diuji
membentuk krim dari suatu emulsi dapat kembali untuk mencari nilai IC50 yaitu
didistribusikan kembali secara merata konsentrasi sampel yang dapat meredam
dengan jalan mengocoknya, tetapi karena radikal DPPH sebanyak 50% konsentrasi
agregat yang ada pada krim sukar untuk awal. Persamaan regresi IC50 yaitu y =
dipecahkan serta pengocokan tidak 0,0563x + 1,1496 dan nilai IC50 sebesar
mencukupi sebelum digunakan sehingga 867,68 µg/ml yang termasuk antioksidan
diperoleh pemberian dosis dari zat lemah.
sebagai fase terdispers yang tidak
tepat(17). Hal inilah yang menyebabkan Evaluasi Sifat Fisik dan Kimia Krim
krim formula III, IV dan V memiliki a. Organoleptis
aktivitas yg lebih rendah dari formula II. Hasil pengamatan organoleptis yaitu
Kontrol negatif yang terdiri dari krim formula I dan II berwarna putih
basis krim tanpa ekstrak biji pepaya kekuningan, sedangkan formula III
memiliki aktivitas peredaman sebesar berwarna kuning dan formula IV, V
10,720%. Hal ini disebabkan adanya berwarna kuning kehijauan. Hal
komponen dari basis yang mempunyai tersebut dipengaruhi banyaknya
gugusan hidroksi dan nipagin. Atom ekstrak yang ditambahkan kedalam
hidrogen (H+) yang mengandung satu basis yang berwarna putih, semakin
proton berasal dari gugus hidroksi akan banyak ekstrak yang ditambahkan
bereaksi dengan elektron yang tidak maka akan semakin pekat
stabil dari DPPH. Dengan terjadinya warnanya. Semua krim memiliki
reaksi tersebut maka radikal bebas bau yang tajam serta mudah
merata ketika dioleskan dan tidak Hasil analisis data pH
terasa panas. Formula I, II menunjukkan bahwa data berdistribusi
memiliki konsistensi yang baik, normal dan homogen, lalu dilanjutkan
sedangkan formula III, IV dan V dengan uji parametrik yaitu One-Way
mengalami creaming yang ANOVA dan didapatkan hasil bahwa
data pH setiap formula tidak berbeda
tampak dari fase krim yang signifikan dengan nilai p-value 0,322.
terpisah atau tidak menyatu.
b. Uji pH KESIMPULAN
Berdasarkan pengukuran pH krim, Berdasarkan penelitian yang
diperoleh bahwa krim ekstrak etanol telah dilakukan dapat disimpulkan
biji pepaya bersifat netral. Nilai pH beberapa hal yaitu sebagai berikut:
tidak boleh terlalu asam karena dapat 1. Krim ekstrak etanol biji pepaya
menyebabkan iritasi pada kulit memiliki aktivitas antioksidan yaitu
sedangkan jika pH terlalu tinggi dengan persen peredaman radikal
dapat menyebabkan kulit bersisik. bebas DPPH terbesar pada F II
Menurut SNI, pH krim yang baik sebesar 94,228% dengan nilai IC50
yaitu 4,5-8 sehingga dapat dikatakan yaitu 867,68 µg/ml.
bahwa krim biji pepaya ini memiliki 2. Berdasarkan sifat fisik dan kimia
pH yang baik sehingga tidak
formula krim yang paling baik
menyebabkan iritasi dan kulit
bersisik(20). adalah formula I.
c. Uji Distribusi Ukuran Partikel 3. Semua formula krim ekstrak etanol
Menurut literatur, ukuran partikel biji pepaya memiliki aktivitas
untuk emulsi yang dapat dikatakan antioksidan yang lebih tinggi daripada
baik yaitu 1-50 µm(13). Pada kontrol positif.
pengujian distribusi ukuran partikel
diperoleh diameter partikel krim DAFTAR PUSTAKA
ekstrak etanol biji pepaya formula I,
II, III, IV, dan V secara berturut-turut [1] Ang, Yee Kwang., Sia,
yaitu 4,722; 5,960; 5,973; 19,797; Winne.C.M., Khoo, Hock
22,549 µm sehingga dapat Eng., dan Yim, Hip Seng.
disimpulkan bahwa semua krim Antioxidant Potential of
tersebut memiliki ukuran partikel Carica Papaya Peel and Seed.
yang baik. Focusing on Modern Food
d. Uji Hedonik Industry. 2012; 1(1): 11-16.
Hasil uji hedonik menunjukkan [2] Godson, E.Nwofia., Philipa,
bahwa aroma formula II paling Ojimelukwe., dan Chinyere,
disukai dengan persentase 47%,
Eji. Chemical Composition of
sedangkan rasa dikulit, warna serta
tekstur yang paling disukai yaitu Leaves, Fruit Pulp and Seeds
formula I dengan persentase 67% in Some Carica papaya (L)
untuk rasa dikulit, 69% untuk warna Morphotypes. Int. J. Med.
dan 70% untuk tekstur. Arom. Plants. 2012; 2(1):
200-206.
Analisis Data [3] Norshazila, S., Syed, Zahir. I.,
Hasil uji One-Way ANOVA pada Mustapha, Suleiman. K.,
persen peredaman menunjukkan nilai p- Aisya, M. R., dan Kamarul,
value 0,0568 lebih besar dari α= 0,05, Rahim. K. Antioxidant Levels
sehingga dapat disimpulkan bahwa and Activities of Selected
semua formula krim memiliki aktivitas
Seeds of Malaysian Tropical
peredaman yang tidak berbeda
signifikan.
Fruits. Mal J Nutr. 2010; [10] Christalina, Ivonne., Susanto,
16(1): 149-159. Tiatira Erlona., Ayucitra,
[4] Amrun, H.M., Umiyah & Evi Aning., dan Setiyadi.
Umayah U. Uji Aktifitas Aktivitas Antioksidan dan
Antioksidan Ektrak Air dan Antibakteri Alami Ekstrak
Ektrak Metanol Beberapa Fenolik Biji Pepaya. Widya
Varian Buah Kenitu Teknik. 2013; 12(2): 18-25.
(Chrysophyllum cainito L) [11] Voigt. Buku Pelajaran
dari Daerah Jember. Teknologi Farmasi. Edisi 5.
Berk.Penel.Hayati.2007; 13: Yogyakarta : UGM Press;
45-50. 1995. Hal: 561, 564, 577, 581.
[5] Amiruddin, M.D. Ilmu [12] Sie, Jessica Oeinitian. Daya
Penyakit Kulit. Makassar : Antioksidan Ekstrak Etanol
Bagian Ilmu Penyakit Kulit Kulit Buah Manggis
dan Kelamin Fakultas (Garcinia mangostana Linn.)
Kedokteran Universitas Hasil Pengadukan dan Reflux.
Hasanuddin; 2003. Hal: 165. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
[6] Departemen Kesehatan Universitas Surabaya. 2013;
Republik Indonesia. 2(1): 1-10.
Farmakope Indonesia. Edisi [13] Yenti, Revi., Afrianti, Ria., dan
IV. Jakarta : Departemen Afriani, Linda. Formulasi Krim
Kesehatan Republik Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh
Indonesia; 1995.Hal: 6. (Euphatorium odoratum. L)
[7] Juwita, Anisa Puspa., untuk Penyembuhan Luka.
Yamlean, Paulina V.Y., dan Majalah Kesehatan
Edy, Hosea Jaya. Formulasi PharmaMedika. 2011; 3(1):
Krim Ekstrak Etanol Daun 227-230.
Lamun (Syringodium [14] Kurniati, Novi. Uji Stabilitas
isoetifolium). Jurnal Ilmiah Fisik Dan Aktivitas
Farmasi-UNSRAT. 2013; Antioksidan Formula Krim
2(2): 8-12. Mengandung Ekstrak Kulit
[8] Kuswahyuning, R., dan Buah Delima (Punica
Sulaiman, T. N. S. Teknologi granatum L). Skripsi.Fakultas
dan FormulasiSediaan Matematika dan Ilmu
Semipadat. Yogyakarta : Pengetahuan Alam
Laboratorium Teknologi Universitas Indonesia. 2011.
Farmasi Fakultas Farmasi [15] Anggraini, Deni., Malik,
UGM, 2008. Hal: 7. Masril., Susiladewi, Maria.
[9] Irondi, A.E., Anokam, K.K., Formulasi Krim Serbuk Getah
Ndidi, U.S. Effect of Drying Buah Pepaya (Carica Papaya
Methods on The L) Sebagai Anti Jerawat.
Phytochemicals Composition Prosiding Seminar Nasional
and Antioxidant Activities of "Peranan dan Kontribusi
Carica papaya seed. Herbal dalam Terapi Penyakit
International Journal of Degeneratif". 2012.
Biosciences. 2013; 3(11): [16] Ellin, Febrina., Gozali, Dolih.,
154-163. Rusdiana, Taofik. Formulasi
Sediaan Emulsi Buah Merah
(Pandanus Conoideus Lam.)
Sebagai Produk Antioksidan
Alami. Laporan Penelitian
Peneliti Muda UNPAD. 2007.
[17] Ansel, H.C. Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi. Edisi IV.
Jakarta: UI Press; 2005. Hal:
388, 607, 618.
[18] Faramayuda, Fahrauk.,
Alatas, Fikri., Desmiaty, Yesi.
Formulasi Sediaan Losion
Antioksidan Ekstrak Air Daun
The Hijau (Camellia sinensis
L.). Jurnal Majalah Obat
Tradisional. 2010; 15(3): 105-
111.
[19] Ramdani, Fitria Apriliani.,
Dwiyanti, Gebi., dan
Siswaningsih, Wiwi.
Penentuan Aktivitas
Antioksidan Buah Pepaya
(Carica papaya L.) dan
Produk Olahannya Berupa
Manisan Pepaya. Jurnal Sains
dan Teknologi Kimia. 2013;
4(2): 115-124.
[20] Standar Nasional Indonesia.
Sediaan Tabir Surya SNI 16-
4399-1996. Jakarta : Badan
Standarisasi Nasional; 1996.
Hal: 1.

Anda mungkin juga menyukai