Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Di era globalisasi ini,segala bidang kehidupan sedang mengalami


perkembangan bahkan kemajuan.Salah satunya adalah bidang pelayanan
kesehatan.bidang pelayanan kesehatan tidak hanya sarana dan prasarana yang
mengalami kemajuan,tetapi juga profesionalisme dari tenaga kesehatan.
Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan berhadapan
dengan klien dan tenaga kesehatn lainnya.Oleh karena itu,Perawat harus terus
meningkatkan profesionalismenya,
Yaitu meningkatkan perilaku caring.Caring bukan semata-mata
perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan.
Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan
fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan
klien (Carruth et all, 1999).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian caring consept secara umum dalam keperawatan ?


2. Bagaimana perbedaan antara caring dan curing consept ?
3. Apa saja prilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan
kesehatan?
4. Apa pengertian transkultural nursing ?
5. Apasaja contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa masalah
kesehatan ?

1
C .Tujuan

Makalah ini disusun dalam menambah wawasan tentang Konsep Caring di


Sepanjang Rentang Kehidupan, agar kami mahasiswa mengerti tentang
bagaimana perilaku caring dalam proses dan praktik keperawatan, dan sebagai
salah satu sarana belajar mahasiswa

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Caring Secara Umum

Secara bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian.


Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.

Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang


berhubungan dengan orang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan
perilaku kepada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan
kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care
yang menunjukkan suatu rasa kepedulian.
Terdapat beberapa pengertian caring menurut beberapa ahli, antara lain :

Florence nightingale (1860) : caring adalah tindakan yang menunjukkan


pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan
lingkungan bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada pasien.
Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada
tiga makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung
jawab, dan ikhlas.

Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang


mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam
hubungannya dengan orang lain.

Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab,


dan ikhlas.Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang

3
mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam
hubungannya dengan orang lain.
Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional
pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.

Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk


melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan emosional pada klien, keluarga,
dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi,
mempertahankan, dan meningkatkan martabat manusia.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian
caring secara umum adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai
suatu cerminan perhatian, perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain,
dilakukan dengan cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring
merupakan inti dari keperawatan.

B.Persepsi Klien Tentang Caring

Penelitian tentang persepsi klien penting karena pelayanan kesehatan


merupakan fokus terbesar dari tingkat kepuasan klien. Jika klien merasakan
penyelenggaraan pelayanan kesaehatan bersikap sensitif, simpatik, merasa
kasihan, dan tertarik terhadap mereka sebagai individu, mereka biasanya menjadi
teman sekerja yang aktif dalam merencanakan perawatan ( Attree, 2001 ). Klien
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mereka semakin puas saat perawat
melakukan caring.

Biasanya klien dan perawat melakukan persepsi yang berbeda tentang


caring ( Mayer, 1987; Wolf, Miller, dan Devine, 2003 ). Untuk alasan tersebut,
fokuskan pada membangun suatu hubungan yang membuat perawat mengetahui
apa yang penting bagi klien. Contoh, perawat mempunyai klien yang takut untuk
dipasang kateter intravena, perawat tersebut adalah perawat yang belum terampil

4
dalam memasukkan kateter intravena. Perawat tersebut memutuskan bahwa klien
akan lebih diuntungkan jika dibantu oleh perawat yang sudah terampil daripada
memberikan penjelasan prosedur untuk mengurangi kecemasan. Dengan
mengetahui siapa klien, dapat membantu perawat dalam memilih pendekatan yang
paling sesuai dengan kebutuhan klien.

C.Etika Pelayanan

Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang
ideal, memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi
seperti perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja
sesuai standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada
kebiasaan yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien,
perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika
keperawatan bersikap unik, sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan
hanya berdasarkan prinsip intelektual atau analisis.

Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan


karakter dan sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan
perawat sebagai penolong klien, memecahkan dilema etis dengan cara
menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas kepada klien dengan
kepribadian khusus.

Nurse Caring Behavior


1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
 Berespon terhadap keunikan klien

 Memahami dan mendukung perhatian klien

 Hadir secara fisik

 Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa


dihargai sebagai manusia

5
 Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta

 Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi


klien

 Bersuara halus dan lembut

 Memberi perasaan nyaman

2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )


 Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai

 Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta

 Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman

 Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien


sebelum diminta

 Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan


menyenangkan

3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )


 Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan

 Bersikap ceria

 Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai


masalah

 Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien

 Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat

6
4. Persepsi klien dewasa yang dirawat ( Brown, 1986 )

 Kehadirannya menentramkan hati

 Memberikan informasi

 Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan profesional

 Mampu menangani nyeri atau rasa sakit

 Memberi waktu yang lebih banyak dari yang dibutuhkan

 Mempromosikan otonomi

 Mengenali kualitas dan kebutuhan individual

 Selalu mengawasi klien

5. Persepsi dari keluarga

 Jujur

 Memberikan penjelasan dengan jelas

 Selalu menginformasikan keluarga

 Mencoba untuk membuat klien nyaman

 Menunjukkan minat dalam menjawab pertanyaan

 Memberikan perawatan emergensi bila perlu

 Menjawab pertanyaan anggota keluarga secara jujur, terbuka dan ikhlas

 Mengijinkan klien melakukan sesuatu untuk dirinya sebisa mungkin

 Mengajarkan keluarga cara memelihara kondisi fisik yang lebih nyaman

7
D.Perbedaan Caring dan Curing

Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat


adalah ilmu kesehatan tentang asuhan atau pelayanan keperawatan atau The
Health Science of Caring (Lindberg,1990:40). Secara bahasa, caring dapat
diartikan sebagai tindakan kepedulian dan curing dapat diartikan sebagai tindakan
pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat diartikan memberikan bantuan
kepada individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan curing adalah upaya kesehatan dari
kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati klien.

Dalam penerapannya, konsep caring dan curing mempunyai beberapa perbedaan,


diantaranya:
a. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas
sekunder. Maksudnya seorang perawat lebih melakukan tindakan
kepedulian terhadap klien daripada memberikan tindakan medis.
Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat.
b. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah
tugas sekunder. Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan
tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring yang berarti.
Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.
c. Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya
adalah caring dan ¼ nya adalahcuring.
d. Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing. Maksudnya
caring lebih menekankan pada peningkatan kesehatan daripada
pengobatan. Di dalam praktiknya, caring mengintegrasikan
pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku manusia untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan pelayanan
bagi mereka yang sakit.
e. Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana
pengobatan/terapi dan membantu klien beradaptasi dengan masalah
kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah

8
penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh
sedangkan tujuan curing adalah menentukan dan menyingkirkan
penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan
penanganannya.
f. Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan
penyakit yang diderita sedangkan diagnosa dalam konsep caring
dilakukan dengan identifikasi masalah dan penyebab berdasarkan
kebutuhan dan respon klien.

Membangun pribadi CaringUntuk membangun pribadi Caring, perawat


dituntut memiliki pengetahuan tentang manusia, aspek tumbuh kembang, respon
terhadap lingkungan yang terus berubah, keterbatasan dan kekuatan serta
kebutuhan-kebutuhan manusia. Bukan berarti kalau pengetahuan perawat tentang
Caring meningkat akan menyokong perubahan perilaku perawat.
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat
dalam merawat pasien
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh
sebab itu , penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang
dirawat ( Pasien ) . Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari , seperti tidur , makan ,
kebersihan diri , pekerjaan , pergaulan social , praktik kesehatan , pendidikan anak
ekspresi perasaan , hubungan kekeluargaaan , peranan masing – masing orang
menurut umur . Kultur juga terbagi dalam sub – kultur .
Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya
mengaanut pandangan keompok kultur yang lebih besar atau memberi makna
yang berbeda . Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat
pelayanan dari dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima
pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan
bahwa budaya Timur masih kental dengan hal – hal yang dianggap tabu.

9
Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan Keperawatan

Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari
kebudayaan, nilai-nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap
keperawatan yang berhubungan dengancaring adalah kehadiran, sentuhan kasih
sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan
keluarga.

1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang
lainnya yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan
manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada
dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan
juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu
bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat
membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.

2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana
perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan
dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-
kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit.
Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan
ini digambarkn dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan
ini. Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan
memberikan rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas
pertimbangan kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien,
memijat punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam

10
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki
orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).

c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk
melindungi perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan
perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan
mengingatkan klien agar tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan
secara bijaksana.

3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan
merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan
perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti
maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan
kedamaian.

4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami
klien. Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam
membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat
terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995).
Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien
dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami.

5. Caring Dalam Spiritual


Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan fisik seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik
melalui hubungan intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri,

11
interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan, serta
transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.
Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien
dapat memahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang
baik dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan perawat;
mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang diterima
klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional, atau
spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan
manusia, roh dengan roh.

6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi
keperawatan sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi
dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin
kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan
klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan
keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian
dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.

E.Konsep Teori Medeleine Leininger

Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah perawatan


yang selaras dengan individu atau kelompok budaya kepercayaan, praktik, dan
nilai-nilai. Pada tahun 1960-an diamenciptakan budaya kongruen perawatan
jangka panjang, yang merupakan tujuan utama transkultural keperawatan praktek.
Budaya perawatan sebangun adalah mungkin bila tindakan terjadi dalam
hubungan perawat-klien (Leininger, 1981).

Leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini


definisi dan prinsip-prinsip istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di
bawah ini adalah ringkasan dasar prinsip yang penting untuk memahami teori
Leininger :

12
v Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau
diantisipasi dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang menjadi
perhatian atau untuk menghadapi kematian.

v Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.

v Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai,


keyakinan, norma, dan kehidupan dari individu tertentu atau kelompok yang
membimbing mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara berpola hidup.

v Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi


seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi manusia atau untuk
menangani penyakit atau kematian.

v Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai, pantas
tidaknya perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok orang yang
berbeda.

v Universalitas peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti serupa
yang
jelas di antara banyak budaya.

v Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus dengan


perawatan fenomena.

v Worldview mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau alam
semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.

v Budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan


dengan agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola pendidikan-
terns, penggunaan teknologi, nilai-nilai budaya, dan ethnohistory yang di-fluence
tanggapan budaya manusia dalam konteks budaya.

v Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan budaya


dan dihargai oleh budaya yang ditunjuk.

13
v Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada kegiatan
pelayanan keperawatan yang membantu orang dari budaya tertentu untuk
menyimpan dan menggunakan inti kebudayaan nilai perawatan terkait dengan
masalah kesehatan atau kondisi.

v Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan


keperawatan kreatifyang membantu orang-orang dari budaya tertentu beradaptasi
dengan atau bernegosiasi dengan lain- ers dalam kesehatan masyarakat dalam
upaya untuk mencapai tujuan bersama dari hasil kesehatan yang optimal untuk
klien dari budaya yang ditunjuk. Memahami Kerja Theorists Perawat

v Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi yang


diambil oleh budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini
memungkinkan atau sebagai klien untuk mengubah perilaku kesehatan pribadi
terhadap menguntungkan hasil sementara menghormati nilai-nilai budaya klien.

Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing


penilaian asuhan keperawatan, keputusan, atau tindakan untuk memberikan
perawatan yang tepat, bermanfaat, dan bermakna yaitu :

a. pelestarian dan / atau pemeliharaan

b. akomodasi dan / atau negosiasi

c. re-pola dan / atau restrukturisasi

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care


dipengaruhi oleh elemen-elemen berikut yaitu : Struktur sosial seperti teknologi,
kepercayaan dan factor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai cultural, politik dan
factor-faktor legal, factor-faktor ekonomi, dan factor-faktor pendidikan. Faktor
sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis,
masing-masing sistem ini merupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok
masyarakat; pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan
praktek-praktek. Yang merupakan bagian integral dari aspek-aspek struktur sosial

14
(Leininger dan MC Farland 2002). Dalam model Sunrisenya Leininger
menampilkan visualisasi hubungan antara beberapa konsep yang disignifikan.

Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk


tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan.
Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu
didefinisikan sebagai prilaku yang mendukung.

Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar efektif


jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan
dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

Beberapa inti dari model teorinya :

1. Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok


yang memiliki kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan
kondisinya.
2. Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok
tertentu.
3. Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma
dan nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan
bantuan dan dukungan dengan tujuan untuk membantu individu
mempertahankan tingkat kesejahteraanya.
4. Diversitas asuhan cultural, Keanekaragaman asuhan kultural mengakui
adanya variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan
bantuan dan dukungan.
5. Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau
karakteristik universal, dalam hal memberikan bantuan dan dukungan

F. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring

Caring adalah bentuk perhatian kepada orang lain, berpusat kepada orang
lain, menghargai harga diri dan kemanusiaan , berusaha mencegah terjadi suatu

15
yang buruk, serta memberi perhatian dan cinta. Caring adalah suatu tindakan yang
dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh,. Caring
dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi
dengan klien, staf dan kelompok lain.

Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa ”care” adalah cocok dan


masuk akal terhadap kebutuhan klien dan realita yang ada.Leininger meyakini
bahwa “ perilaku caring dan praktiknya secara unik membedakan keperawatan
terhadap kontribusi dari disiplin ilmu yang lain.”

Alasan utama untuk mempelajari caring adalah :

1) Konsep ”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia,


perkembangan manusia, dan kemampuan bertahan pada makhluk hidup.

2) Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi


pelayanan dan penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan secara kultural.

3) ”Care” adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses
penyembuhan, perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan kelompok
sepanjang waktu.

4) Profesi keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi secara


sistematis dari persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek epistemology
dan ontology yg berlandaskan pada pengetahuan keperawatan.

Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan


pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja
dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga
culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang
realiabel dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap
pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat
memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur ( orang
biasa dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan

16
saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini
saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik,
ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada
”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.

G. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Holism

Holistic artinya menyeluruh. Perawat perlu melakukan asuhan


keperawatan secara menyeluruh/ holistic care, hal ini dikarenakan objek
keperawatan adalah manusia yang merupakan indivcidu yang utuh sehingga
dengan asuhan keperawatan terhadap individu harus dilakukan secara menyeluruh
dan holistic.

Pada asuhan holistic maupun menyeluruh individu diperlakukan secara


utuh sebagai individu/ manusia, perbedaan asuhan keperawatan menyeluruh
berfokus memadukan berbagai praktek dan ilmu pengetahuan kedalam satu
kesatuan asuhan. Sedangkan asuhan holistic berfokus pada memadukan sentiment
kepedulian ( sentiment of care) dan praktek perawatan ke dalam hubungan
personal-profesional antara perawat dan pasien yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan pasien sebagai individu yang utuh.

Leininger dengan teori modelnya telah dengan jelas memaparkan bahwa


asuhan keperawatan yang diberikan pada klien atau kelompok harus
mengikutsertakan individu/kelompok secara keseluruhan termasuk aspek bio-
psiko-sosio-spiritual dengan menitikberatkan konsep terapi pada kondisi kultural
klien.

H. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Humanism

Filosofi (Watson 1979, 1989, 1988) mendefinisikan hasil dari aktifitas


keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistic dari kehidupan.
Tindakan keperawatan mengacu kepada pemahaman hubungan antara sehat, sakit

17
dan perilaku manusia. Intervensi keperawatan diberikan dengan proses perawatan
manusia.

Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami prilaku dan


respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun yang potensial,
kebutuhan manusia dan bagaimana cara berespon kepada orang lain dan
memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus
pemahaman kepada dirinya sendiri.

Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati


kepada klien dan keluarganya, asuhan keperawatan tergambar pada seluruh
faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan
keperawatan pada klien (Watson, 1987).

Hubungan dari teori Leininger dan konsep humanism ini bahwa


memberikan pelayanan kesehatan pada klien dengan memandang klien sebagai
invidu sebagai personal lengkap dengan fungsinya.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu,


keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperwatan adalah
suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif,
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini
dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada
upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan
setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.

B. Saran
Penekanan pada humansitik, kepedulian dan kepercayaan, komitmen
membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain harus sudah dibangun
sejak perawat dalam masa pendidikan. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi
konsep caring pada perawat guna memberikan pemahaman yang mendalam
tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring dalam setiap
kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan diaplikasikan
dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus

19
DAFTAR PUSTAKA

Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http:


//www2.uchse.edu/son/caring
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
Copel, Linda Carman. (2007). Kesehatan Jiwa & Pskiatri. Jakarta : EGC.
Mulyana, Dedi. (2007). Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Kozier, Barbara. Et all. (2007). Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.

20

Anda mungkin juga menyukai