Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Stres dengan Enuresis pada Anak Usia Prasekolah di RA Al

Iman Desa Banaran Gunung Pati Semarang

Lusi Fatmawati *, Mariyam **

Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang,


Jl. Kedungmundu Raya no. 18, Semarang , 50273, Jawa Tengah
mary_chalista81@yahoo.co.id

Abstrak

Anak yang mengalami kesulitan menahan kencing sewaktu tidur berhubungan erat dengan faktor psikologis.
Dampak secara sosial dan kejiwaan yang ditimbulkan akibat enuresis dapat menggangu kehidupan seorang anak.
Pengaruh buruk secara psikologis dan sosial yang dapat di terima oleh anak akibat ngompol akan mempengaruhi
kualitas hidupnya ketika dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres pada anak
usia persekolah dengan enuresis di RA Al Iman Banaran Gunung Pati Semarang. Jenis penelitian yang
digunakan adalah studi korelasi dengan pendekatan belah lintang (cross sectional). Populasi penelitian adalah
ibu yang memiliki anak di Ra Al Iman Banaran Gunung Pati Semarang sebanyak 47 anak dengan teknik total
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres anak usia persekolah sebagian besar mengalami stres
ringan yakni sebanyak 29 anak (61,7%), enuresis anak sebagian besar tidak mengalami enuresis yaitu sebanyak
32 orang (68,1%) dan terdapat hubungan yang bermakna antara stres dengan enuresis pada usia persekolah di Ra
Al Iman Banaran Gunung Pati Semarang dengan nilai p=0,000. Masyarakat khususnya orang tua hendaknya
memperhatikan kondisi psikososial anaknya yang masih berusia prasekolah, jika mereka sedang berhadapan
dengan permasalahan seperti pindah sekolah, pindah rumah, mulai sekolah, hendaknya orang tua dapat
memberikan motivasi, pemahaman yang bia diterima oleh anak sehingga anak tidak akan stres dan mengalami
enuresis.

Kata Kunci : Stres Anak, enuresis

Abstract

Children who have difficulty holding their pee when they sleep, bond-together with psychological factor. The
social and psycological effect that is occurred by enuresis can effect children’s life. The bad effect of wetting the
bed psycologicaly and socialy will affect their life quality when they grown up. The purpose of this study is to
know the correlation between stresses in pre-schooling age and enuresis at RA Al Iman Banaran Gunungpati
Semarang. This study uses cross sectional approach. The research population is 47 mothers which are have child
who study at RA Al Iman Banaran use total-side technique. The result of this study show most of the participants
experience light stress there are 29 children (61, 7%), children who are not experienced enuresis are 32 children
(68, 1%) and consist of meaningful correlation between stresses and enuresis in pre-schooling age at RA Al Iman
Banaran Gunungpati, Semarang with p= 0,000. People especially parents should pay attention at their children
psychosocial which are still in pre-schooling when they are facing new experience such as school-exchange,
move to a new house, getting start of school. Parents should be able to give motivation, comprehension that can
be accepted by children so they will not having stresses and experienced enuresis.

Key word : children stress, enuresis

Hubungan Stres
24 Jurnaldengan EnuresisAnak
Keperawatan pada.Anak Usia1,Prasekolah
Volume No. 1, Mei di RA Al24-29
2013; Iman Desa Banaran Gunung 24
Pati Semarang | Lusi Fatmawati, Mariyam
Pendahuluan tahun 2009 menyebutkan bahwa prevalensi
enuresis pada anak laki-laki sekitar 2,83%
Enuresis adalah inkontinensia urin pada dan pada anak perempuan 2,97%. Menurut
usia dimana seharusnya seorang anak Moffatt (1992) dalam Daulay (2008 )
sudah mampu berkemih secara normal menyatakan bahwa enuresis sering
namun anak tidak dapat melakukannya dihubungkan sebagai akibat stres
sehingga terjadi pengeluaran urin yang psikologik. Sedangkan Harjaningrum
tidak pada tempatnya atau sering (2005) mengemukakan beberapa faktor
dinamakan ngompol. Enuresis merupakan yang diduga sebagai penyebab enuresis,
salah satu masalah perkembangan yang seperti : keterlambatan matangnya fungsi
paling sering dijumpai. Hal ini dapat susunan saraf pusat (SSP), faktor genetik,
menjadi sumber rasa malu pada anak dan gangguan tidur (deep sleep), kadar ADH
sumber rasa frustrasi bagi orang tua. (Anti Diuretic Hormone) dalam tubuh
Enuresis sering dianggap memalukan oleh yang kurang, kelainan anatomi (ukuran
anak dan keluarganya, enuresis sering kandung kemih yang kecil), stres
disembunyikan sebagai rahasia keluarga kejiwaan, kondisi fisik yang terganggu,
dan tidak dikeluhkan sebagai kondisi yang dan alergi.
patut mendapat pertolongan dokter.
Etiologi enuresis sering bersifat
Enuresis (ngompol) merupakan gejala multifaktorial dan kadang-kadang tidak
yang sering dijumpai pada anak. Keadaan jelas. Pada awal tahun 1950-an penelitian
ini dapat menimbulkan masalah bagi anak, terhadap enuresis lebih berorientasi pada
orang tua, keluarga maupun dokter anak aspek organik. Salah satu penyebab yang
yang menanganinya. Pada anak, enuresis sering diteliti ialah kelainan, sebagai
dapat mempengaruhi kehidupan seperti dugaan pertama seorang dokter bila
timbulnya rasa kurang percaya diri, berhadapan dengan pasien enuresis.
merusak pergaulan, yang semuanya dapat Infeksi saluran kemih sering dihubungkan
berpengaruh terhadap perkembangan dengan enuresis, meskipun hubungan
sosial anak. Bagi orang tua dan sebab akibat kedua keadaan tersebut masih
keluarganya, gejala ini dapat menimbulkan kontroversi. Sebagian ahli menyebutkan
frustasi dan kecemasan. Enuresis telah bahwa enuresis menyebabkan infeksi
dikenal sejak tahun 1.550 sebelum masehi, saluran kemih, sebagian lainnya
sebagai suatu keadaan yang mengganggu berpendapat justru infeksi saluran kemih
anak dan memerlukan pengobatan. Di yang menyebabkan enuresis. Pada tahun-
kalangan masyarakat primitif, kekuatan tahun berikutnya para ahli psikiatri dan
supernatural dianggap sebagai psikologi ikut mengemukakan
penyebabnya, sehingga pengobatan yang pendapatnya, dan menekankan bahwa baik
diberikan kepada anak enuresis juga faktor psikiatrik maupun psikologik dapat
bersifat magis (Suwardi, 2000). menyebabkan terjadinya enuresis. Mereka
menghubungkan enuresis dengan
Penelitian epidemiologi di luar negeri gangguan emosional dan perkembangan
menunjukkan pada usia 6-7 tahun 80% sosial anak, yang juga melibatkan peran
anak secara penuh dapat mengendalikan sikap orang tua, keluarga serta lingkungan
kandung kemihnya, sedangkan 20% lagi anak (Suwardi, 2000).
mengalami enuresis. Insiden enuresis
menurun sesuai dengan semakin Anak yang sulit menahan kencing sewaktu
bertambahnya usia, sehingga pada usia 14 tidur berhubungan erat dengan faktor
tahun insiden enuresis hanya 2-3%. psikologis. Dampak secara sosial dan
Sedangkan menurut survei di Jakarta pada kejiwaan yang ditimbulkan akibat enuresis
Hubungan Stres dengan
Hubungan EnuresisEnuresis
Stres dengan pada Anak Usia
pada Prasekolah
Anak di RA AldiIman
Usia Prasekolah Desa
RA Al ImanBanaran Gunung
Desa Banaran 25 25
Pati Semarang | Lusi Fatmawati, Mariyam Gunung Pati Semarang
Lusi Fatmawati, Mariyam
sungguh mengganggu kehidupan seorang lainnya akan menjalar ke lingkungan sosial
anak. Pengaruh buruk secara psikologis anak seperti ke sekolah dan lingkungan
dan sosial yang menetap akibat ngompol, bermainnya. Berbeda dengan orang
akan mempengaruhi kualitas hidup anak dewasa, sebagian besar stres yang dialami
saat dewasa. Karena itu sudah selayaknya anak akibat dari ketidakmampuan diri
bila masalah ini tidak dibiarkan dalam mengadakan sosialisasi dengan
berkepanjangan. Bila diabaikan, hal ini lingkungan meskipun kemudian
akan berpengaruh bagi anak. Biasanya lingkungan dapat membuat kondisi stres
anak menjadi tidak percaya diri, malu dan menjadi bertambah buruk. Oleh karena itu
hubungan sosial dengan teman terganggu anak-anak sangat rawan terhadap stres
(Kurniawati, 2008). Pengobatan enuresis apalagi jika berada di tengah-tengah
yang diberikan kepada anak tergantung keluarga yang mengalami stres
pada penyebabnya. Bila penyebabnya (Noviekayati, 2010).
organik, seperti infeksi saluran kemih,
seyogyanya pengobatan diberikan Ariesta (2010) menyatakan bahwa
langsung terhadap penyebabnya. kebiasaan mengompol dapat disebabkan
Sedangkan pengobatan enuresis dengan oleh : 1) gangguan psikologis seperti stres,
penyebab non organik (psikis) meliputi tertekan, merasa diperlakukan kurang adil,
motivasi, nasehat, latihan pengendalian kurang perhatian dll, 2) Gangguan organis
kandung kemih, penggunaan bel seperti infeksi saluran kencing, sumbatan,
pembangun, obat-obatan dan penanganan dll, 3) terlambatnya kematangan bagian
stres. otak yang mengontrol kencing, 4)
gangguan tidur. Biasanya mereka termasuk
Seperti halnya orang dewasa, anak-anak yang tidurnya sangat nyenyak dan
juga bisa mengalami stres bahkan lebih ngompolnya bisa terjadi setiap saat dalam
rentan terhadap stres daripada orang waktu tidurnya, 5) gangguan kekurangan
dewasa. Penyebab stres pada anak bisa produksi hormon anti diuretik (hormon
berasal dari berbagai sumber. Sumber stres anti kencing) pada malam hari, sehingga
pada anak bisa berasal dari keluarga, pada malam hari produksi air kencing
sekolah atau hubungan dengan anak-anak berlebihan, 6) gangguan genetik pada
lain. Ada beberapa pengalaman yang kromoson 12 dan 13 yang merupakan gen
terjadi pada anak yang bisa menimbulkan pengatur kencing dan pada kelainan ini ada
stres seperti adanya anggota keluarga yang riwayat keluarga dengan ngompol, 7)
sakit keras, kematian orang yang dicintai, ngorok waktu tidur, akibat adanya
pindah sekolah dan lain-lain. Penelitian pembesaran kelenjar tonsil dan adenoid.
lain menyebutkan bahwa penyebab stres Selain itu faktor emosional dapat juga
pada anak bisa terjadi karena ditinggal menyebabkan kebiasaan mengompol pada
sendiri oleh orang tua dan saat pertama anak, berupa : 1) ekspresi daripada
kali masuk sekolah (Suwardi, 2000). Stres perubahan si anak akibat terlalu cepat
yang dialami oleh anak-anak pada dilatih dalam toilet training yang terlalu
umumnya sama seperti yang dialami oleh keras dan dini (waktu anak masih kecil), 2)
orang dewasa hanya saja mekanisme stres latihan yang kurang adekuat yaitu tidak
yang terjadi pada kedua kelompok umur secara rutin dilatih, 3) overproteksi ibu
tersebut tidak sama. Anak-anak pada karena anggapan masih terlalu kecil atau
umumnya mengenal, mendapatkan dan terlalu lemah untuk dilatih, 4) paling
mengalami stres yang diwariskan secara penting adalah si anak sedang berusaha
langsung dari lingkungannya terutama mencari perhatian orang tua (terutama
lingkungan keluarga. Kondisi ini jika tidak ibunya) karena ibu lebih memberi
disadari oleh orang tua atau keluarga yang

Hubungan
26 Stres dengan
Jurnal Enuresis Anak
Keperawatan pada Anak Usia 1,Prasekolah
. Volume No. 1, Meidi2013;
RA Al 24-29
Iman Desa Banaran Gunung 26
Pati Semarang | Lusi Fatmawati, Mariyam
perhatian pada adiknya atau anak baru
memperoleh adik lagi.
Tabel 2
Stres Anak Usia Prasekolah di RA Al Iman
Desa Banaran
Metode Penelitian Gunung Pati Semarang Tahun 2012.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Stres Anak Frekuensi Persentase
deskriptif korelasi untuk menggambarkan Ringan 29 61,7
hubungan antara variabel bebas yakni stres Berat 18 38,3
pada anak usia prasekolah dengan kejadian Jumlah 47 100,0
enuresis di RA Al Iman Banaran Gunung Pati
Semarang. Pendekatan yang digunakan dalam Tabel 3
penelitian ini adalah pendekatan belah lintang Gambaran Enuresis Anak Usia Prasekolah di
(cross sectional). RA Al Iman Desa Banaran
Gunung Pati Semarang Tahun 2012.

Mean Min Max Median SD


Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu 9,79 8,00 12,00 9,00 1,37
yang memiliki anak di RA Al Iman Banaran
Gunung Pati Semarang sebanyak 67 anak.
Tabel 4
Teknik pengambilan sampel sampel pada Enuresis pada Anak Usia Prasekolah di
penelitian ini menggunakan teknik total RA Al Iman Desa Banaran
sampling. Data dianalisis secara univariat dan Gunung Pati Semarang Tahun 2012.
bivariat dengan korelasi rank spearman.
Enuresis Frekuensi Persentase
Tidak Enuresis 32 68,1
Enuresis 15 31,9
Hasil Jumlah 47 100
Stres anak usia prasekolah di RA Al Iman
Desa Banaran Gunung Pati Semarang sebagian
besar mengalami stres ringan yakni sebanyak Tabel 5
29 anak (61,7%), Enuresis anak usia sebagian Uji Normalitas variabel penelitian Stres
Anak Usia Prasekolah dan enuresis di RA Al
besar tidak mengalami enuresis yaitu sebanyak
Iman Desa Banaran Gunung Pati Semarang
32 orang (68,1%) dan terdapat hubungan yang Tahun 2012.
bermakna antara stres dengan enuresis pada
anak usia prasekolah di RA Al Iman Banaran Variabel Signifikansi
Gunung Pati Semarang dengan nilai r = 0,541 Stres anak 0,000
dan nilai p = 0,000. Enuresis 0,000

Tabel 1

Gambaran Stres Anak Usia Prasekolah di RA Al


Iman Desa Banaran

Gunung Pati Semarang Tahun 2012.

Mean Min Max Median SD

50,74 44,00 66,00 48,00 6,28

Gambar 1

Hubungan Stres dengan


Hubungan Enuresis
Stres pada
dengan Anak Usia
Enuresis padaPrasekolah di RA Al Iman
Anak Usia Prasekolah Desa
di RA Banaran
Al Iman Banaran 27
Gunung
Desa 27
Pati Semarang | Lusi Fatmawati, Mariyam Gunung Pati Semarang
Lusi Fatmawati, Mariyam
Diagram Tebar Hubungan Stres Dengan Enuresis sebanyak 29 anak (61,7%), enuresis anak
Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Ra Al Iman Desa sebagian besar tidak mengalami enuresis yaitu
Banaran Gunung Pati Semarang Tahun 2012 sebanyak 32 orang (68,1%), dan terdapat
hubungan yang bermakna antara stres dengan
Pembahasan enuresis pada anak usia prasekolah di RA Al
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui Iman Banaran Gunung Pati Semarang dengan
bahwa sebagian besar stres anak usia nilai r = 0,541 dan nilai p = 0,000.
prasekolah di RA Al Iman Desa Banaran
Gunung Pati Semarang adalah mengalami Masyarakat khususnya orang tua hendaknya
stres ringan yakni sebanyak 29 anak (61,7%). memperhatikan kondisi psikososial anaknya
Stres ringan yang dialami oleh sebagian besar yang masih berusia prasekolah, jika mereka
anak usia prasekolah di RA Al Iman Desa sedang berhadapan dengan permasalahan
Banaran Gunung Pati Semarang dikarenakan seperti pindah sekolah, pindah rumah, mulai
sebagian besar mereka ditunggu oleh sekolah, hendaknya orang tua dapat
orangtuanya ketika sekolah sehingga sebagian memberikan motivasi, pemahaman yang bisa
besar anak merasa tenang dan nyaman ketika diterima oleh anak sehingga anak tidak akan
berada diruang kelas dan hal ini menyebabkan stres dan mengalami enuresis.
anak tidak mengalami stres berat. Anak yang
mengalami stres berat dikarenakan mereka Ucapan Terima Kasih
memasuki sekolah baru yang memiliki Penulis mengucapkan terima kasih kepada
lingkungan yang berbeda saat mereka dirumah Amin Samiasih, S.Kp, M.Si, Med yang telah
dan proses adaptasi dengan peraturan- banyak memberikan bimbingan sehingga
peraturan yang harus dilaksanakan selama penelitian ini dapat dilaksanakan. Ucapan
belajar di sekolah. terima kasih juga kami sampaikan kepada
kepala sekolah RA Al Iman Banaran Gunung
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Pati Semarang serta semua responden yang
bahwa sebagian besar anak usia prasekolah di telah bersedia menjadi responden dalam
RA Al Iman Desa Banaran Gunung Pati penelitian ini
Semarang tidak enuresis yaitu sebanyak 32
orang (68,1%) dan mengalami enuresis Daftar Pustaka
sebanyak 15 orang (31,9%). Sebagian besar Atkinson, R. (2008). Pengantar Psikologi.
anak usia prasekolah di RA Al Iman Desa Jakarta : Erlangga
Banaran Gunung Pati Semarang tidak Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian
mengalami enuresis karena penerapan toilet Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
trainning dari orang tua yang sudah dilakukan Kelima, Jakarta : Rineka Cipta
sejak anak berusia 2 tahun sehingga ketika Azwar, S. (2003). Reabilitas Dan Validitas.
memasuki usia pra sekolah anak sudah mulai Yogyakarta: Pustaka Pustaka.
dapat mengkontrol pengosongan kandung Daulay, S. R. (2008). Enuresis.
kemihnya. http://repository.usu.ac.id/bitstream/
12345 6789/2019/1/08E00075.pdf
Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis
korelasi rank spearman didapatkan nilai Multivariat Dengan Program SPSS.
korelasi sebesar 0,541 dengan nilai p = 0,000 Semarang : Badan Penerbit universitas
(< 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa Diponegoro.
terdapat hubungan yang bermakna antara stres Harjaningrum, A. T. (2005). Peranan Orang
dengan enuresis pada anak usia prasekolah di Tua dan Praktisi dalam Membantu
RA Al Iman Banaran Gunung Pati Semarang. Tumbuh Kembang Anak Berbakat
Melalui Pemahaman Teori dan Tren
Simpulan
Pendidikan. Jakarta: Prenada.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung
masalah dapat di tarik beberapa kesimpulan
: Refika Aditama
bahwa stres anak usia prasekolah di RA Al
Susanto, J. (2002). Enuresis Nokturnal pada
Iman Desa Banaran Gunung Pati Semarang
Anak Sekolah Dasar di Kecamatan
sebagian besar mengalami stres ringan yakni
Malalayang Manado.
Hubungan
28 Stres dengan
Jurnal Enuresis Anak
Keperawatan pada Anak Usia1,Prasekolah
. Volume No. 1, Meidi2013;
RA Al24-29
Iman Desa Banaran Gunung 28
Pati Semarang | Lusi Fatmawati, Mariyam
Kurniawati, F. et. al., (2008). Kejadian
Enuresis (Mengompol) berdasarkan
Faktor Psikologis dan Keturunan pada
Anak Usia Prasekolah (4-5 tahun) di
TK Sekar Ratih Krembangan Jaya
Selatan Surabaya. Buletin Penelitian
RSUD Dr.Soetomo. Vol.10 No.2 Tahun
2008
Marzuki. (2002). Metodologi Riset.
Yogyakarta: BPFE-UII
Notooadmojo, S. (2005). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Noviekayati I.G.A.A & Suroso. (2010).
Pemetaan Penyebab Stres pada Anak di
Surabaya.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
medika.
Purnamaningsih Hayu Esti, et. al. (2000).
Hubungan antara Faktor-faktor
Kepribadian dengan Stres pada Anak-
anak Usia Prasekolah. Jurnal Psikologi
UGM. BPPS-UGM 4(1A).
Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta
Suwardi S.S, (2000), Enuresis pada anak
sekolah di Jakarta. Tesis. UI

Hubungan Stres dengan


Hubungan Enuresis
Stres denganpada Anak pada
Enuresis Usia Prasekolah di RA Al Iman
Anak Usia Prasekolah Desa
di RA Banaran
Al Iman Banaran 29
DesaGunung 29
Pati Semarang | Lusi Fatmawati, Mariyam Gunung Pati Semarang
Lusi Fatmawati, Mariyam

Anda mungkin juga menyukai