Abstrak
Anak yang mengalami kesulitan menahan kencing sewaktu tidur berhubungan erat dengan faktor psikologis.
Dampak secara sosial dan kejiwaan yang ditimbulkan akibat enuresis dapat menggangu kehidupan seorang anak.
Pengaruh buruk secara psikologis dan sosial yang dapat di terima oleh anak akibat ngompol akan mempengaruhi
kualitas hidupnya ketika dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres pada anak
usia persekolah dengan enuresis di RA Al Iman Banaran Gunung Pati Semarang. Jenis penelitian yang
digunakan adalah studi korelasi dengan pendekatan belah lintang (cross sectional). Populasi penelitian adalah
ibu yang memiliki anak di Ra Al Iman Banaran Gunung Pati Semarang sebanyak 47 anak dengan teknik total
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres anak usia persekolah sebagian besar mengalami stres
ringan yakni sebanyak 29 anak (61,7%), enuresis anak sebagian besar tidak mengalami enuresis yaitu sebanyak
32 orang (68,1%) dan terdapat hubungan yang bermakna antara stres dengan enuresis pada usia persekolah di Ra
Al Iman Banaran Gunung Pati Semarang dengan nilai p=0,000. Masyarakat khususnya orang tua hendaknya
memperhatikan kondisi psikososial anaknya yang masih berusia prasekolah, jika mereka sedang berhadapan
dengan permasalahan seperti pindah sekolah, pindah rumah, mulai sekolah, hendaknya orang tua dapat
memberikan motivasi, pemahaman yang bia diterima oleh anak sehingga anak tidak akan stres dan mengalami
enuresis.
Abstract
Children who have difficulty holding their pee when they sleep, bond-together with psychological factor. The
social and psycological effect that is occurred by enuresis can effect children’s life. The bad effect of wetting the
bed psycologicaly and socialy will affect their life quality when they grown up. The purpose of this study is to
know the correlation between stresses in pre-schooling age and enuresis at RA Al Iman Banaran Gunungpati
Semarang. This study uses cross sectional approach. The research population is 47 mothers which are have child
who study at RA Al Iman Banaran use total-side technique. The result of this study show most of the participants
experience light stress there are 29 children (61, 7%), children who are not experienced enuresis are 32 children
(68, 1%) and consist of meaningful correlation between stresses and enuresis in pre-schooling age at RA Al Iman
Banaran Gunungpati, Semarang with p= 0,000. People especially parents should pay attention at their children
psychosocial which are still in pre-schooling when they are facing new experience such as school-exchange,
move to a new house, getting start of school. Parents should be able to give motivation, comprehension that can
be accepted by children so they will not having stresses and experienced enuresis.
Hubungan Stres
24 Jurnaldengan EnuresisAnak
Keperawatan pada.Anak Usia1,Prasekolah
Volume No. 1, Mei di RA Al24-29
2013; Iman Desa Banaran Gunung 24
Pati Semarang | Lusi Fatmawati, Mariyam
Pendahuluan tahun 2009 menyebutkan bahwa prevalensi
enuresis pada anak laki-laki sekitar 2,83%
Enuresis adalah inkontinensia urin pada dan pada anak perempuan 2,97%. Menurut
usia dimana seharusnya seorang anak Moffatt (1992) dalam Daulay (2008 )
sudah mampu berkemih secara normal menyatakan bahwa enuresis sering
namun anak tidak dapat melakukannya dihubungkan sebagai akibat stres
sehingga terjadi pengeluaran urin yang psikologik. Sedangkan Harjaningrum
tidak pada tempatnya atau sering (2005) mengemukakan beberapa faktor
dinamakan ngompol. Enuresis merupakan yang diduga sebagai penyebab enuresis,
salah satu masalah perkembangan yang seperti : keterlambatan matangnya fungsi
paling sering dijumpai. Hal ini dapat susunan saraf pusat (SSP), faktor genetik,
menjadi sumber rasa malu pada anak dan gangguan tidur (deep sleep), kadar ADH
sumber rasa frustrasi bagi orang tua. (Anti Diuretic Hormone) dalam tubuh
Enuresis sering dianggap memalukan oleh yang kurang, kelainan anatomi (ukuran
anak dan keluarganya, enuresis sering kandung kemih yang kecil), stres
disembunyikan sebagai rahasia keluarga kejiwaan, kondisi fisik yang terganggu,
dan tidak dikeluhkan sebagai kondisi yang dan alergi.
patut mendapat pertolongan dokter.
Etiologi enuresis sering bersifat
Enuresis (ngompol) merupakan gejala multifaktorial dan kadang-kadang tidak
yang sering dijumpai pada anak. Keadaan jelas. Pada awal tahun 1950-an penelitian
ini dapat menimbulkan masalah bagi anak, terhadap enuresis lebih berorientasi pada
orang tua, keluarga maupun dokter anak aspek organik. Salah satu penyebab yang
yang menanganinya. Pada anak, enuresis sering diteliti ialah kelainan, sebagai
dapat mempengaruhi kehidupan seperti dugaan pertama seorang dokter bila
timbulnya rasa kurang percaya diri, berhadapan dengan pasien enuresis.
merusak pergaulan, yang semuanya dapat Infeksi saluran kemih sering dihubungkan
berpengaruh terhadap perkembangan dengan enuresis, meskipun hubungan
sosial anak. Bagi orang tua dan sebab akibat kedua keadaan tersebut masih
keluarganya, gejala ini dapat menimbulkan kontroversi. Sebagian ahli menyebutkan
frustasi dan kecemasan. Enuresis telah bahwa enuresis menyebabkan infeksi
dikenal sejak tahun 1.550 sebelum masehi, saluran kemih, sebagian lainnya
sebagai suatu keadaan yang mengganggu berpendapat justru infeksi saluran kemih
anak dan memerlukan pengobatan. Di yang menyebabkan enuresis. Pada tahun-
kalangan masyarakat primitif, kekuatan tahun berikutnya para ahli psikiatri dan
supernatural dianggap sebagai psikologi ikut mengemukakan
penyebabnya, sehingga pengobatan yang pendapatnya, dan menekankan bahwa baik
diberikan kepada anak enuresis juga faktor psikiatrik maupun psikologik dapat
bersifat magis (Suwardi, 2000). menyebabkan terjadinya enuresis. Mereka
menghubungkan enuresis dengan
Penelitian epidemiologi di luar negeri gangguan emosional dan perkembangan
menunjukkan pada usia 6-7 tahun 80% sosial anak, yang juga melibatkan peran
anak secara penuh dapat mengendalikan sikap orang tua, keluarga serta lingkungan
kandung kemihnya, sedangkan 20% lagi anak (Suwardi, 2000).
mengalami enuresis. Insiden enuresis
menurun sesuai dengan semakin Anak yang sulit menahan kencing sewaktu
bertambahnya usia, sehingga pada usia 14 tidur berhubungan erat dengan faktor
tahun insiden enuresis hanya 2-3%. psikologis. Dampak secara sosial dan
Sedangkan menurut survei di Jakarta pada kejiwaan yang ditimbulkan akibat enuresis
Hubungan Stres dengan
Hubungan EnuresisEnuresis
Stres dengan pada Anak Usia
pada Prasekolah
Anak di RA AldiIman
Usia Prasekolah Desa
RA Al ImanBanaran Gunung
Desa Banaran 25 25
Pati Semarang | Lusi Fatmawati, Mariyam Gunung Pati Semarang
Lusi Fatmawati, Mariyam
sungguh mengganggu kehidupan seorang lainnya akan menjalar ke lingkungan sosial
anak. Pengaruh buruk secara psikologis anak seperti ke sekolah dan lingkungan
dan sosial yang menetap akibat ngompol, bermainnya. Berbeda dengan orang
akan mempengaruhi kualitas hidup anak dewasa, sebagian besar stres yang dialami
saat dewasa. Karena itu sudah selayaknya anak akibat dari ketidakmampuan diri
bila masalah ini tidak dibiarkan dalam mengadakan sosialisasi dengan
berkepanjangan. Bila diabaikan, hal ini lingkungan meskipun kemudian
akan berpengaruh bagi anak. Biasanya lingkungan dapat membuat kondisi stres
anak menjadi tidak percaya diri, malu dan menjadi bertambah buruk. Oleh karena itu
hubungan sosial dengan teman terganggu anak-anak sangat rawan terhadap stres
(Kurniawati, 2008). Pengobatan enuresis apalagi jika berada di tengah-tengah
yang diberikan kepada anak tergantung keluarga yang mengalami stres
pada penyebabnya. Bila penyebabnya (Noviekayati, 2010).
organik, seperti infeksi saluran kemih,
seyogyanya pengobatan diberikan Ariesta (2010) menyatakan bahwa
langsung terhadap penyebabnya. kebiasaan mengompol dapat disebabkan
Sedangkan pengobatan enuresis dengan oleh : 1) gangguan psikologis seperti stres,
penyebab non organik (psikis) meliputi tertekan, merasa diperlakukan kurang adil,
motivasi, nasehat, latihan pengendalian kurang perhatian dll, 2) Gangguan organis
kandung kemih, penggunaan bel seperti infeksi saluran kencing, sumbatan,
pembangun, obat-obatan dan penanganan dll, 3) terlambatnya kematangan bagian
stres. otak yang mengontrol kencing, 4)
gangguan tidur. Biasanya mereka termasuk
Seperti halnya orang dewasa, anak-anak yang tidurnya sangat nyenyak dan
juga bisa mengalami stres bahkan lebih ngompolnya bisa terjadi setiap saat dalam
rentan terhadap stres daripada orang waktu tidurnya, 5) gangguan kekurangan
dewasa. Penyebab stres pada anak bisa produksi hormon anti diuretik (hormon
berasal dari berbagai sumber. Sumber stres anti kencing) pada malam hari, sehingga
pada anak bisa berasal dari keluarga, pada malam hari produksi air kencing
sekolah atau hubungan dengan anak-anak berlebihan, 6) gangguan genetik pada
lain. Ada beberapa pengalaman yang kromoson 12 dan 13 yang merupakan gen
terjadi pada anak yang bisa menimbulkan pengatur kencing dan pada kelainan ini ada
stres seperti adanya anggota keluarga yang riwayat keluarga dengan ngompol, 7)
sakit keras, kematian orang yang dicintai, ngorok waktu tidur, akibat adanya
pindah sekolah dan lain-lain. Penelitian pembesaran kelenjar tonsil dan adenoid.
lain menyebutkan bahwa penyebab stres Selain itu faktor emosional dapat juga
pada anak bisa terjadi karena ditinggal menyebabkan kebiasaan mengompol pada
sendiri oleh orang tua dan saat pertama anak, berupa : 1) ekspresi daripada
kali masuk sekolah (Suwardi, 2000). Stres perubahan si anak akibat terlalu cepat
yang dialami oleh anak-anak pada dilatih dalam toilet training yang terlalu
umumnya sama seperti yang dialami oleh keras dan dini (waktu anak masih kecil), 2)
orang dewasa hanya saja mekanisme stres latihan yang kurang adekuat yaitu tidak
yang terjadi pada kedua kelompok umur secara rutin dilatih, 3) overproteksi ibu
tersebut tidak sama. Anak-anak pada karena anggapan masih terlalu kecil atau
umumnya mengenal, mendapatkan dan terlalu lemah untuk dilatih, 4) paling
mengalami stres yang diwariskan secara penting adalah si anak sedang berusaha
langsung dari lingkungannya terutama mencari perhatian orang tua (terutama
lingkungan keluarga. Kondisi ini jika tidak ibunya) karena ibu lebih memberi
disadari oleh orang tua atau keluarga yang
Hubungan
26 Stres dengan
Jurnal Enuresis Anak
Keperawatan pada Anak Usia 1,Prasekolah
. Volume No. 1, Meidi2013;
RA Al 24-29
Iman Desa Banaran Gunung 26
Pati Semarang | Lusi Fatmawati, Mariyam
perhatian pada adiknya atau anak baru
memperoleh adik lagi.
Tabel 2
Stres Anak Usia Prasekolah di RA Al Iman
Desa Banaran
Metode Penelitian Gunung Pati Semarang Tahun 2012.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Stres Anak Frekuensi Persentase
deskriptif korelasi untuk menggambarkan Ringan 29 61,7
hubungan antara variabel bebas yakni stres Berat 18 38,3
pada anak usia prasekolah dengan kejadian Jumlah 47 100,0
enuresis di RA Al Iman Banaran Gunung Pati
Semarang. Pendekatan yang digunakan dalam Tabel 3
penelitian ini adalah pendekatan belah lintang Gambaran Enuresis Anak Usia Prasekolah di
(cross sectional). RA Al Iman Desa Banaran
Gunung Pati Semarang Tahun 2012.
Tabel 1
Gambar 1