NOVITA ZAKARIA
ABSTRAK
Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah
mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh.
Penyakit akibat perubahan metabolisme tubuh biasanya disebut sindrom
metabolik. Sindrom metabolik berkaitan erat dengan penyakit Arthritis. Arthtritis
terbagi menjadi 3 yaitu Rheumatoid Arthtritis, Osteo Arthtritis dan Gouth
Arthtirits. (Ilkafah, 2017).
Gouth arthritis atau biasa disebut dengan asam urat adalah salah satu dari
100 jenis penyakit reumatik yang telah di kenal dan di sebabkan oleh metabolisme
abnormal dari purin yang di tandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam
darah. Gout arthritis merupakan hasil dari sisa pengahancuran purin, dimana
sumber utama purin dalam tubuh berasal dari makanan dan dari hasil metabolisme
DNA tubuh. Purin berasal dari makanan merupakan hasil dari pemecahan
nukleoprotein makanan yang dilakukan oleh dinding saluran cerna. peningkatan
kadar asam urat darah diakibatkan oleh seseorang mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi purin (Sukri, 2012).
Kadar asam urat laki-laki di dalam darah secara alami lebih tinggi
dibandingkan kadar asam urat pada wanita. karena wanita mempunyai hormon
esterogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Kadar asam
urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Pada
wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa monopouse. Kadar normal asam urat
pada wanita adalah 2,4-6,0 mg/dl dan pria 3,0-7,0 mg/dl. Jika melebihi nilai ini,
maka seseorang dikategorikan mengalami hiperurisemia. Hiperurisemia adalah
terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal.
Angka kejadian penyakit asam urat meningkat pada keadaan asam urat tinggi
lebih dari 9,0 mg/dl (Noviyanti, 2015). Sebagai dampak dari gaya hidup yang
modern yang di tandai dengan hal yang negatif seperti gaya hidup yang konsumtif
dan serba instan akan lebih meningkatkan kadar asam urat dan menambah jumlah
penderita gouth arthtritis.
Di Gorontalo, Prevalensi penyakit Gouth berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Gorontalo Gouth menduduki urutan kedelapan. Pada tahun
2016 terdapat 1105 jiwa yang menderita gouth arthritis dan meningkat pada tahun
2017 sebanyak 502 jiwa. Dan data dari Desa Luwo’o jumlah penderita gout pada
tahun 2017 terdapat 87 jiwa. Prevalensi gout baik di dunia, di Indonesia, maupun
di gorontalo mengalami peningkatan.
METODE
PEMBAHASAN
Karakteristik responden
Dari hasil penelitian tentang karakteristik responden ditemukan bahwa
karateristik berdasarkan umur anggota keluarga sebagian besar berumur 46-55
tahun (26,1%). Karateristik responden berdasarkan status pendidikan yang
terbanyak adalah tingkat pendidikan SMA yang berjumlah 16 responden (34,8%)
dan karateristik responden berdasarkan pekerjaan yang terbanyak adalah URT
yang berjumlah 14 responden (30,4%).
Menurut Friedman (2010) mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan
dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional
dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga. Jumlah anggota keluarga akan sangat mempengaruhi terhadap perhatian
dan fokus pelayanan pada anggota keluarga. Keluarga yang memiliki jumlah
anggota keluarga yang lebih banyak akan menyebabkan menurunnya perhatian
kepada anggota keluarga yang mengalami masalah-masalah didalam keluarga.
Unsur karakteristik yang berperan penting dalam pelaksanaan tugas
kesehatan keluarga salah satunya adalah pendidikan, merupakan faktor yang
mempengaruhi pola pikir seseorang. Menurut Perry & Potter (2009) latar
belakang pendidikan akan membentuk cara berpikir seseorang termasuk
membentuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan dengan
penyakit dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh mukhtaruddin 2014
tentang gambaran pelaksanaan tugas kesehatan keluarga yang memiliki lansia
yang hipertensi. Dimana pada penelitian ini terdapat 57,1% rsponden sudah
mampu memodifikasi lingkungan kesehatan sekitar keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan juga bahwa responden sebesar 60,9
% menjawab setuju pada pernyataan bahwa saya memperhatikan kebersihan diri
pada anggota keluarga yang menderita gouth arthtritis (asam urat). Ini
menunjukkan bahwa keluarga mampu menata lingkungan dengan baik.
KESIMPULAN
Tugas perawatan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada penderita
sebagian besar 42 responden (91,3) dengan kategori baik dan 4 responden (8,7%)
yang baik. Serta sebanyak 22 responden (47,8%) yang berada pada kategori yang
yang baik. Serta sebanyak 7 responden (15,2%) yang berada pada kategori yang
DAFTAR PUSTAKA
Firman Ardhiatma, Ani Rosita, Rista Eko Muji Lestariningsih. 2017. Hubungan
Antara Pengetahuan Tentang Gout Arthritis Terhadap Perilaku
Pencegahan Gout Arthritis Pada Lansia. Skripsi. STIKes Buana
Husada Ponorogo.
Friedman, Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, &
Praktik, Edisi 5. Editor Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC
Ilkafah, 2017. Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan
Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea
Makassa. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran, Universitas Hasanudin.
Noviyanti. 2015. Hidup Sehat Tanpa Asam Urat. Yogyakarta : Notebook.
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
Setyowati, S., & Arita M. 2008.Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan
Aplikasi Kasus.Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
ahyudi, Upoyo AS, Kuswati A. 2014. Penilaian lima tugas keluarga pada keluarga
dengan anggota keluarga menderita TB paru di wilayah kerja BP-
4 Magelang. Jurnal Keperawatan Soedirman; 3(3): 144-8.