Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI DIBANDINGKAN METODE

AUDIO VISUAL DALAM PENYULUHAN KESEHATAN GIGI


TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU ANAK YANG
MEMILIKI GIGI BERJEJAL (STUDI KHASUS DI
SD SRONDOL WETAN 06 SEMARANG)

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Keperawatan Gigi

SHEMA RUSDIANA PUTRI

NIM: P1337425217107

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN GIGI

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia,

sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang

tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal,

hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu

diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan

mulut (Silvia et al, 2005). Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi

kesehatan tubuh secara menyeluruh karena kesehatan gigi dan mulut

bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat

dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013

masalah kesehatan gigi dan mulut tergolong tinggi, bahwa sebesar 25,9%

penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dalam

12 bulan terakhir. Angka prevalensi tertinggi terhadap masalah kesehatan

gigi dan mulut terdapat di provinsi Kalimantan selatan 36,1%, peringkat

ke-2 Sulawesi Tengah 35,6%, dan diikuti Sulawesi Selatan 32,6% ,

peringkat ke-3 dengan masalah kesehatan gigi dan mulut. Pada provinsi

Sulawesi Selatan sekitar 22% anak usia 5-9 tahun dan 21% anak usia 10-

14 tahun bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulutnya dan masing-

masing sekitar 31%, hanya 27% yang mendapatkan perawatan

(Riskesdas,2013).
Salah satu faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan

mulut pada anak-anak adalah faktor perilaku, hal ini ditunjukkan dengan

anak-anak yang mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut

terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan mulut. Perilaku memegang peran penting dalam

mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, perilaku dapat

mempengaruhi baik buruknya kebersihan gigi dan mulut, termasuk

mempengaruhi angka kejadian karies (Widayati, 2014).

Adapun domain perilaku yang mempengaruhi kesehatan gigi dan

mulut adalah pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan merupakan

hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).

Hal ini artinya bahwa perilaku seorang anak dapat terbentuk dengan cara

memberikan suatu pendidikan yang baik sehingga akan memunculkan

sebuah pengetahuan yang dapat menciptakan keinginan anak dalam

menjalankan suatu tindakan yang baik. Itu berarti suatu perilaku tidak akan

bisa terwujud tanpa adanya pengetahuan dan sikap yang baik

(Notoatmodjo, 2010)

Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk peningkatan

pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut agar dapat

mengendalikan tingginya karies pada anak. Salah satu upaya

meningkatkan pengetahuan dan mencegah masalah kesehatan gigi dan

mulut pada anak adalah dengan upaya preventif dengan cara memberikan
pendidikan kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan (Nurhidayat,

2012)

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses

pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut

yang bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik

dan meningkatkan taraf hidup. Dalam proses pendidikan dan pengajaran

individu memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai

macam alat bantu pendidikan. Masing-masing alat bantu mempunyai

intensitas yang berbeda-beda dalam membantu persepsi seseorang.

Menurut Elge Dale, “demonstrasi” tergolong alat bantu atau alat peraga

yang memiliki intensitas tinggi (menduduki tingkatan ke-8) dalam

mempersepsikan bahan pendidikan atau pengajaran.

Salah satu metode dalam pendidikan kesehatan gigi adalah metode

audio visual. Yang dimana metode audio visual merupakan alat peraga

yang bersifat dapat didengar dan dapat dilihat yang dapat membantu siswa

dalam belajar mengajar yang berfungsi memperjelas atau mempermudah

dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari.

Penyuluhan mempunyai efek terhadap anak-anak yang disuluh,

sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku yang meliputi

aspek kognitif dan psikomotor Hal tersebut mempengaruhi bagaimana

perilaku anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya baik pada anak

yang memiliki gigi berjejal ataupun tidak memiliki gigi berjejal.

(Gondhoyoewono. T 1997).
Gigi berjejal adalah suatu keadaan susunan gigi berdesak desak dan

tumpang tindih dalam lengkung gigi, terjadi akibat penyimpangan posisi

gigi pada masing-masing rahang ataupun pada kedua rahang.

Penyimpangan dapat berupa ketidak teraturan susunan gigi pada region

anterior berupa gigi berjejal berupa dengan atau tanpa disertai protusif.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik

melakukan penelitian mengenai “Efektifitas metode demonstrasi

dibandingkan metode audio visual dalam penyuluhan kesehatan gigi

terhadap perubahan perilaku anak yang memiliki gigi berjejal (studi kasus

di SD Srondol wetan 06 semarang).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Efektivitas Metode

Demonstrasi Dibandingkan Metode Audio Visual dalam Penyuluhan

Kesehatan Gigi Terhadap Perubahan Perilaku Anak yang Memiliki Gigi

Berjejal (Studi Kasus di SD Srondol Wetan 06 Semarang).

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode

demonstrasi dibandingkan metode audio visual dalam penyuluhan

kesehatan gigi terhadap perubahan perilaku anak yang memiliki gigi

berjejal (studi kasus di SD srondol wetan 06 semarang).


2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui efektivias penyuluhan pada anak yang memiliki

gigi berjejal dengan menggunakan metode demonstrasi dibandingkan

audio visual dalam penyuluhan kesehatan gigi.

b. Untuk mengetahui efektivitas perubahan perilaku anak yang

memiliki gigi berjejal sebelum dan sesudah diberi penyuluhan

dengan metode demonstrasi dan audio visual dalam penyuluhan

kesehatan gigi.

c. Mengetahui ada tidaknya pengaruh metode demonstrasi dan audio

visual dalam penyuluhan kesehatan gigi terhadap perubahan perilaku

anak yang memiliki gigi berjejal.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan sebagai

bahan kajian untuk penelitian berikutnya serta menambah

pengetahuan, wawasan serta pengalaman didalam melakukan

penelitian mengenai efektivitas metode demonstrasi dan audio visual

terhadap pengetahuan anak yang memiliki gigi berjejal mengenai

kesehatan gigi dan mulut.

2. Bagi institusi

Dapat digunakan sebagai salah satu acuan pengembangan aplikasi

dan teori keperawatan khususnya keperawatan anak dan data dasar


untuk pengembangan intervensi lanjutan dan untuk meningkatkan

pengetahuan.

3. Bagi Masyarakat

Dapat dijadikan sebagai informasi pengetahuan sekaligus pendidikan

sebagai dasar pemahaman pengetahuan dan sikap untuk mendukung

dalam menerapkan dikehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai