Anda di halaman 1dari 2

Menurut kami arsitektur neo-vernakular adalah salah satu aliran arsitektur

yang menerapkan elemen arsitektur lokal pada desainnya sehingga muncul karya yang
baru namun tidak bertentangan dengan nilai-nilai tradisional setempat. Elemen
arsitektur lokal yang diambil tidak hanya dari sigi fisik, namun juga dari segi non fisik
seperti filosofi yang menjadi acuan dalam mendesain.
Arsitektur aliran neo-vernakular memiliki ciri tersendiri, seperti yang dikutip
dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya language of Post-Modern Architecture
(1977:74), terdapat 8 point yang merupakan ciri-ciri arsitektur aliran neo-vernakular,
yaitu:
1. Selalu menggunakan atap bubungan
2. Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal)
3. Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan
proporsi yang lebih vertical
4. Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang
terbuka di luar bangunan.
5. Warna-warna yang kuat dan kontras
6. Pemakaian atap miring.
7. Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga
elemen non-fisik yaitu budaya , pola pikir, kepercayaan, tata letak
8. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan
vernakular melainkan karya baru
Arsitektur neo-vernakular telah berkembang dari zaman-zaman termasuk di
Bali. Bangunan yang menerapkan unsur arsitektur neo-vernakular di Bali sering
dijumpai, salah satunya adalah villa di The Mutiara Jimbaran yang mengambil bentuk
bangunan tradisional Bali yaitu jineng.

Disarankan kepada pemerintah yang terkait dalam menerbitkan ijin bangunan di Bali agar
lebih tegas menegakkan Perda Nomor 5 Tahun 2005 dan memberikan sanksi yang tegas
terhadap bangunan-bangunan yang melanggar aturan tersebut yang dapat memberikan efek
jerah. Langkah yang diambil pemerintah dalam menerbitkan Perda Nomor 5 Tahun 2005
merupakan langkah yang tepat dikarenakan dapat melestarikan arsitektur tradisional Bali.
Pemerintah membiarkan perkembangan arsitektur aliran neo vernakular di Bali dikarenakan
arsitektur aliran neo vernakular sejalan dengan tujuan Perda Nomor 5 Tahun 2005, hal ini
merupakan hal yang baik. Namun, sebaiknya tetap diawasi perkembangan arsitektur neo
vernakular agar tidak terlalu mendominasi di Bali.

Zographaki, Stephania G. 1986. Neo-Vernacular Trends Towards The Recent Past In Greece.
Greece : MIT
Pradnya Putra, Tjok. 2013. Pengertian Arsitektur Neo Vernakular. Diambil dari
https://id.scribd.com/doc/135985062/Pengertian-Arsitektur-Neo- (diakses online pada
tanggal 10 April 2017 jam 19.39 WITA)
Student, Archi. 2011. Indonesia Architectural Practicing Concepts I : Tri Angga (Traditional
Balinese Concepts) (diakses online pada tanggal 29 April 2017 jam 22.12 WITA)
id.wikipedia.org (diakses online pada tanggal 10 April 2017 jam 18.44)
image.google.com (diakses pada tanggal 10 April 2017 jam 19.20)
baliorti.com/2012/12/jineng-bali.) html (diakses online pada tanggal 10 April 2017 jam 19.10
WITA)
http://gegesah.blogspot.co.id/2011/11/konsep-tri-angga-dalam-arsitektur.html (diakses online
pada tanggal 28 April 2017 jam 17.35)
puskim.pu.go.id, (diakses online pada tanggal 16 Mei 2017 jam 17.20)

Anda mungkin juga menyukai