Anda di halaman 1dari 12

BUILDING

Adalah membangun karakter diri yang terdiri dari 2 suku kata yaitu membangun (to build) dan
karakter (character) artinya membangun yang mempunyai sifat memperbaiki, membina,
mendirikan. Sedangkan karakter adalah tabiat, watak, aklak atau budi pekerti yang
membedakan seserang dari yang lain. Dalam konteks pendidikan (Modul Diklat LAN RI)
pengertian Membangun Karekter (character building) adalah suatu proses atau usaha yang
dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan,
akhlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah
laku yang baik berlandaskan nilai-nilai pancasila.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikemukakan bahwa upaya membangun karakter akan
menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut:

– Merupakan suatu proses yang terus menerus dilakukan untuk membentuk, tabiat, watak dan
sifat sifat kejiwaan yang berlandaskan kepada semangat pengabdian dan

kebersamaan

– Menyempurnakan karakter yang ada untuk terwujudnya karakter yang diharapkan dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan

– Membina karakter yang ada sehingga menampilkan karakter yang kondusif dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan nilai – nilai falsafah bangsa
yaitu Pancasila

salah satu faktor-faktor yang membangun karakter adalah pendidikan, untuk itu dalam rangka
membangun karakter suatu bangsa salah satunya adalah melalui pendidikan karakter,
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki
– kekuatan spiritual keagamaan

– pengendalian diri

– kepribadian

– kecerdasan

– akhlak mulia

– keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pembentukan Character didapatkan dan di implementasikan melalui :

– Lingkungan Keluarga ( Home )

– Lingkungan Kerja Kantor ( Bussines )

– Lingkungan Sekolah ( School )

– Lingkungan Kerabat atau Pergaulan ( Community )

Tujuan dari pembangunan karakter adalah untuk mengembangkan karakter bangsa agar
mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. Pembangunan karakter ini berfungsi untuk
mengembangkan potensi dasar agar berbaik hati, berpikiran baik, dan berperilaku baik;
memperbaiki perilaku yang kurang baik dan menguatkan perilaku yang sudah baik; serta
menyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Ruang lingkup
pembangunan karakter ini mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil,
masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.

CHARACTER BUILDING

( PEMBANGUNAN KARAKTER)
 CHARACTER BUILDING

Pembangunan Character

I. Pengertian Pembangunan Character

Pengertian Charakter Building dalam segi bahasa, Charakter Building atau membangun karakter
terdiri dari 2 suku kata yaitu membangun (to build) dan karakter (character) artinya
membangun yang mempunyai sifat memperbaiki, membina, mendirikan. Sedangkan karakter
adalah tabiat, watak, aklak atau budi pekerti yang membedakan seserang dari yang lain. Dalam
konteks pendidikan (Modul Diklat LAN RI) pengertian Membangun Karekter (character building)
adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau
membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat)
sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai pancasila.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikemukakan bahwa upaya membangun karakter akan
menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut:

– Merupakan suatu proses yang terus menerus dilakukan untuk membentuk, tabiat,
watak dan sifat sifat kejiwaan yang berlandaskan kepada semangat pengabdian dan

kebersamaan

– Menyempurnakan karakter yang ada untuk terwujudnya karakter yang diharapkan


dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan

– Membina karakter yang ada sehingga menampilkan karakter yang kondusif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan nilai – nilai falsafah
bangsa yaitu Pancasila

II. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pembentukan Karakter


Dalam membangun karakter suatu bangsa diperlukan perilaku yang baik dalam rangka
melaksanakan kegiatan berorganisasi, baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi
swasta dalam bermasyarakat. Maka karakter manusia merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk diperhatikan dalam rangka mewujudkan cita-cita dan perjuangan berbangsa dan
bernegara guna terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berlandaskan pancasila dan
UUD 1945.

Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dalam pengembangan kualitas manusia maka
karakter mempunyai makna sebuah nilai yang mendasar untuk mempengaruhi segenap pikiran,
tindakan dan perbuatan setiap insan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dalam hal ini adapun nilai-nilai dalam pembangunan karakter yang dimaksud adalah

– Kejuangan

– Semangat

– Kebersamaan atau Gotong Royong

– Kepedulian atau Solider

– Sopan Santun

– Persatuan dan Kesatuan

– Kekeluargaan

– Tanggung jawab

Nilai-nilai seperti tersebut apabila dilihat lebih cermat dalam kondisi saat ini nampaknya
cenderung semakin luntur hal ini dilihat semakin jelas contoh diantaranya makin maraknya
tawuran antar pelajar, konflik antar masyarakat, maraknya korupsi di lingkungan pemerintah
dan lain sebagainya. Kondisi yang seharusnya tetap dijaga dan dilestarikan sebagai wujud untuk
meningkatkan rasa kepedulian, kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara haus
tetap di jaga dan dilestarikan.

Untuk itu faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka menjaga nilai-nilai dalam karakter
tersebut adalah:
– Ideologi

– Politik

– Ekonomi

– Sosial Budaya

– Agama

– Normatif

– Pendidikan

– Lingkungan

– Kepemimpinan

III. Character Building dalam Rangka Membangun Karakter Bangsa yang Mandiri dan
Unggul

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan sebelumnya, salah satu faktor-faktor yang
membangun karakter adalah pendidikan, untuk itu dalam rangka membangun karakter suatu
bangsa salah satunya adalah melalui pendidikan karakter, Pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

– kekuatan spiritual keagamaan

– pengendalian diri

– kepribadian

– kecerdasan

– akhlak mulia

– keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


Sedangkan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pembentukan Character didapatkan dan di implementasikan melalui :

– Lingkungan Keluarga ( Home )

– Lingkungan Kerja Kantor ( Bussines )

– Lingkungan Sekolah ( School )

– Lingkungan Kerabat atau Pergaulan ( Community )

Dan Karakter seseorang dapat di bangun jika kita membiasakan untuk bersifat

– Honesty

– Citizenship

– Courage

– Fairness

– Respect

– Responsibility

– Perseverance

– Caring

– Self- Discipline
Tujuan dari pembangunan karakter adalah untuk mengembangkan karakter bangsa agar
mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. Pembangunan karakter ini berfungsi untuk
mengembangkan potensi dasar agar berbaik hati, berpikiran baik, dan berperilaku baik;
memperbaiki perilaku yang kurang baik dan menguatkan perilaku yang sudah baik; serta
menyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Ruang lingkup
pembangunan karakter ini mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil,
masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.

Berkenaan hal tersebut (Indrianto B, 2011) mengatakan bahwa Ada tiga lapis (layer) pendidikan
karakter yang hendak dikembangkan yaitu:

– Menumbuhkan kesadaran kita sebagai sesama makhluk Tuhan. Sebagai sesama makhluk,
tidak pantas kalau kita itu sombong, seolah-olah merasa dirinya yang paling benar. Keutamaan
kita justru terletak pada kemampuan untuk memberi manfaat bagi orang lain, termasuk
memuliakan orang lain. Kesadaran sebagai makhluk Tuhan akan menumbuhkan rasa saling
menghargai dan menyayangi. Tentu juga menumbuhkan sifat jujur karena Tuhan Maha
Mengetahui; kita tidak bisa berbohong.

– Membangun dan menumbuhkan karakter keilmuan. Karakter ini sangat ditentukan oleh
keingintahuan (kuriositas) intelektual. Penanaman logika ilmiah sejak dari pendidikan usia dini
menjadi langkah penting untuk dilakukan. Dalam kerangka berpikir ilmiah, segala sesuatu harus
diuji coba sebelum menjadi kesimpulan. Dari sinilah akan muncul kreativitas, inovasi, dan
produktivitas yang sangat menentukan daya saing bangsa.

– Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan bangga sebagai
bangsa Indonesia. Pendidikan harus mampu menginternalisasikan keempat pilar kebangsaan
(Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI) ke dalam diri pendidik dan peserta didik.
Pemahaman akan sejarah dan falsafah keempat pilar tersebut menjadi sangat penting guna
menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Kecintaan dan
kebanggaan yang besar akan memacu semangat setiap warga bangsa untuk berprestasi
setinggi-tingginya mengharumkan nama bangsa.

Berkenaan dengan hal tersebut pembangunan pendidikan karakter merupakan tumpuan untuk
menjamin perpaduan dari ketiga lapisan di atas dapat berjalan selaras dengan zaman. Di era
global saat ini, kreativitas dan inovasi dihargai sangat tinggi melebihi sumber daya alam.
Kreativitas dan inovasi yang dibarengi dengan kemampuan mengelola jaringan merupakan
kunci dari keunggulan suatu bangsa. Situasi ini hanya dapat terwujud bila ketiga lapis
pendidikan karakter yaitu kreativitas dan inovasi dalam bidang keilmuan, kemampuan
mengelola jaringan berupa sikap memuliakan sesama makhluk Tuhan, dan kecintaan serta
bangga terhadap bangsanya dilaksanakan dengan harmonis dan konsisten.

Untuk kita sebagai bagian dari masyarakat dan aparatur pemerintah diharapkan dapat menjaga
nilai-nilai dalam pembangunan karakter dan dapat diimplementasikan dalam melaksanakan
tugas dan kehidupan sehari-hari agar menjadi manusia yang unggul dan bermartabat dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.

 STEP – STEP for CHARACTER BUILDING

Tahap – tahap untuk Pembangunan Character

I. Personal Transformation

Hal penting dalam membangun karakter adalah membangun ikatan antara nilai tersebut
dengan suara hati manusia yang terdalam (inner voice) sehingga setiap individu menjalankan
nilai tersebut bukan karena kewajiban, dalam tataran intelektual, juga bukan karena takut pada
pimpinan, dalam tataran emosional, melainkan sebagai sebuah komitmen spiritual mereka
kepada Sang Pencipta.

Bagi sebuah institusi, menanamkan nilai di dalam diri setiap individu yang terlibat di dalamnya,
sangatlah penting. Seperti kita ketahui, sebagus apapun sistem yang berlaku namun apabila
individu sebagai pelaksana sistem berperilaku menyimpang dan melanggar nilai tersebut maka
akan menimbulkan kerugian. Lebih penting lagi adalah membangun ikatan antara nilai tersebut
dengan suara hati manusia yang terdalam (inner voice) sehingga setiap individu menjalankan
nilai tersebut bukan karena kewajiban

Dalam tataran intelektual, juga bukan karena takut pada pimpinan dalam tataran emosional,
melainkan sebagai sebuah komitmen spiritual mereka kepada Sang Pencipta dan mengubah
paradigma seseorang akan arti sebuah kebahagiaan dan pekerjaan. Jika selama ini makna
kebahagiaan hanya sesuatu yang bersifat materi dan emosional maka melalui training ini
peserta akan diajak menemukan kebahagiaan lain yaitu spiritual happiness, sehingga hidup
menjadi lebih bermakna dan bernilai (meaning & values).
– Manfaat bagi sekitar

Menanamkan nilai dan prinsip moral, sebagai panduan etika, serta meningkatkan komitmen
setiap individu untuk menjalankannya

Memberikan makna bekerja kepada setiap individu sehingga meningkatkan loyalitas dan juga
produktivitas

– Manfaat Bagi Pribadi

Mampu menemukan kebahagiaan spiritual sehingga memandang pekerjaan bukan beban


melainkan sebuah pengabdian dan panggilan jiwa

(vocation/calling)

II. Mission & Character Building

Pentingnya sebuah penetapan misi yang terinternalisasi di dalam setiap individu sehingga
mampu mendorong sebuah keberhasilan. Kemudian, setelah menetapkan Visi – Misi, harus
dilakukan pembentukan karakter sumber daya manusia yang diperlukan agar Visi – Misi
tersebut dapat diwujudkan.

Presiden Direktur perusahaan Coca Cola Amerika, Robert Woodruff, pada 1923-1935, memiliki
misi “Kapan saja, di mana saja, minum Coca Cola”. Artinya, dimanapun Anda berada selalu
minum Coca Cola. Inilah yang memberikan kekuatan dan dorongan kepada jajaran direksi,
manajemen hingga ke tingkat karyawan terendah mereka untuk merambah dunia.

Contoh tersebut menunjukkan pentingnya sebuah penetapan misi yang terinternalisasi di


dalam setiap individu sehingga mampu mendorong sebuah keberhasilan. Kemudian, setelah
menetapkan Visi – Misi, harus dilakukan pembentukan karakter sumber daya manusia yang
diperlukan agar Visi – Misi tersebut dapat diwujudkan.

I ntegrasikan misi kehidupan yang seringkali terpisah: antara pribadi dengan insitusi
tempat bekerja, antara dunia dengan akhirat, antara pribadi dengan pasangan dan keluarga.
Selain itu, training ini juga akan membentuk karakter yang tangguh dengan cara mengubah
paradigma dalam melihat sebuah masalah, bukan lagi sebagai sebuah beban melainkan
kesempatan untuk menempa diri.

– Manfaat Bagi Pribadi

Mampu menyelaraskan Visi – Misi pribadi dengan Visi – Misi Perusahaan sehingga bekerja
bukan lagi sebuah beban

Mampu menyelaraskan Visi – Misi pribadi dengan Visi – Misi Pasangan serta Keluarga sehingga
keharmonisan dalam lingkungan pribadi akan

mendorong produktivitas dalam pekerjaan

Mampu memaknai setiap tantangan sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri sehingga
dapat bekerja dalam tekanan/stress

III. SELF CONTROL & COLLABORATION

Kelemahan yang tidak terkontrol dapat menjadi sumber runtuhnya sebuah institusi begitu pula
dengan kekuatan yang tidak sinergis.

Setelah membangkitkan visi-misi dan membangun karakter, langkah selanjutnya adalah


mengelola kelemahan agar potensi yang dimiliki dapat dikeluarkan serta membangun
kolaborasi antar individu maupun antar bagian. Mengapa pengelolaan kelemahan dan kekuatan
serta kolaborasi menjadi sangat penting? Karena kelemahan yang tidak terkontrol dapat
menjadi sumber runtuhnya sebuah institusi begitu pula dengan kekuatan yang tidak sinergis.

Arie de Geus dalam bukunya The Living Company menyebutkan bahwa sepertiga dari
perusahaan yang terdaftar dalam Fortune 500 pada tahun 1970 akhirnya lenyap pada tahun
1983. Sebagian besar diantara perusahaan tersebut mengalami permasalahan internal seperti:
perilaku malas, kurang disiplin, kerap bolos dan egoistis dalam bekerjasama.

– Manfaat Bagi Pribadi

Mampu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan diri sehingga dapat senantiasa dapat
mengendalikan emosi

Mampu meminimalisir sifat negatif dan mengeluarkan sifat positif sehingga dapat bekerjasama
dengan baik, dalam sebuah tim

IV. TOTAL ACTION

Semua persyaratan bagi sebuah institusi untuk maju telah terpenuhi, namun mengapa target
masih belum tercapai? Jawabannya adalah kesenjangan eksekusi.

Visi telah ditetapkan, Misi telah ditentukan, Nilai telah terinternalisasi kokoh ke dalam karakter
yang komit untuk menghadapi segala ujian & tantangan. Lebih lanjut, seluruh potensi dan
kelemahan telah diidentifikasi dan masing-masing bagian telah berkolaborasi secara strategis.
Semua persyaratan bagi sebuah institusi untuk maju telah terpenuhi, namun mengapa target
masih belum tercapai? Jawabannya adalah kesenjangan eksekusi.
Kesenjangan eksekusi terjadi karena pelaksanaan di lapangan tidak sesuai dengan rencana
strategis yang sudah ditentukan, baik itu dari segi waktu maupun kualitas pekerjaannya.
Tanamkan sebuah kesadaran bahwa waktu yang dimiliki untuk mewujudkan visi, sangat
terbatas dan kesempatan tidak datang untuk kedua kali. Oleh karena itu, setiap individu harus
disiplin dan konsisten dalam menjalankan tugas serta rencana.

– Manfaat Bagi Pribadi

Mampu memahami bahwa tidak ada kesempatan kedua sehingga senantiasa melakukan yang
terbaik

Mampu memahami bahwa waktu terbatas sehingga disiplin dalam menjalankan rencana kerja

Anda mungkin juga menyukai