Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2

P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS


MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH
PADA MATA KULIAH PROGRAM LINEAR

Heni Purwati 1), Aryo Andri Nugroho 2)


1
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas PGRI Semarang
Email: henimat2016@gmail.com
2
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas PGRI Semarang
Email: ndrie024mp@gmail.com

Abstrak
Komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang harus dibekalkan kepada siswa dalam
pendidikan di Indonesia seperti disebutkan dalam PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Hasil observasi dan wawancara dengan dosen mata kuliah program linear dibutuhkan
kemampuan komunikasi matematis dalam menyelesaikannya. Subjek dalam penelitian ini ialah mahasiswa
Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang yang sedang mengambil mata kuliah program linear dan
subyek dalam penelitian ini berjumlah 3. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,
observasi, dan wawancara mendalam. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaksi, dimana
komponen reduksi sajian data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Setelah data
terkumpul, ketiga komponen dianalisis secara interaksi. Hasil yang diperoleh dari hasil triangulasi diperoleh
kesimpulan bahwa subyek 3 mempunyai komunikasi matematis yang baik yang terlihat pada tingkat
kemampuan pemecahan masalah yang baik pula yaitu kemampuan pemahaman masalah, perencanaan
penyelesaian masalah, pelaksanaan perencanaan masalah serta kemampuan memeriksa kembali. Sedangkan
subyek 1 dan subyek 2 mempunyai komunikasi matematis yang cukup baik yang terlihat pada tingkat
kemampuan pemecahan masalah yang kurang sempurna yaitu kurang dapat melakukan peninjauan kembali
terhadap hasil pekerjaannya.

Kata Kunci : kualitatif, komunikasi matematis, pemecahan masalah

PENDAHULUAN Salah satu masalah dalam matematika


Proses pembelajaran matematika di yang memerlukan keterampilan
perguruan tinggi memiliki beberapa memecahkan masalah yaitu pada mata
permasalahan terkait dengan karakteristik kuliah program linear. Berdasarkan
matematika, objeknya yang abstrak, konsep observasi dan wawancara dengan dosen
dan prinsipnya berjenjang, serta prosedur mata kuliah program linear dibutuhkan
pengerjaan yang memerlukan banyak kemampuan komunikasi matematis dalam
manipulasi bentuk sehingga membuat menyelesaikannya. Dalam tes Programe for
mahasiswa seringkali mengalami kesulitan. International Student Assesment (PISA)
Masalah dalam matematika mempunyai kemampuan komunikasi menjadi salah satu
beberapa tipe dan tingkat, sesuai dengan aspek yang dinilai. Komunikasi matematis
jenjang berpikir yang berkembang pada diri bukanlah kemampuan yang sudah ada,
setiap mahasiswa. Vui (2007) tetapi kemampuan itu perlu dikembangkan
menjenjangkan soal matematika dalam pembelajaran. Untuk dapat
berdasarkan tingkat pemikiran siswa dalam mengembangkan kemampuan tersebut perlu
empat tingkatan, dari terendah sampai dikaji apa dan bagaimana kemampuan
tertinggi yaitu (1) mengeksplorasi dan komunikasi matematis yang dimaksud
mengingat fakta, prinsip, dan prosedur, (2) secara teoritis (Armiati, 2009).
mempraktikan latihan dan keterampilan, (3) Menurut Baroody (dalam Chap Sam
memecahkan masalah, dan (4) investigasi. dan Cheng Meng, 2007) menyatakan ada
dua alasan untuk focus pada komunikasi

Heni Purwati, Aryo Andri Nugroho: Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa 127
Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Mata Kuliah Program Linear│Halaman 127 – 134
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

matematika. Alasan pertama adalah dalam matematika maka kita akan memiliki
matematika merupakan bahasa yang sedikit keterangan, data, dan fakta tentang
esensial bagi matematika itu sendiri. pemahaman siswa dalam melakukan proses
Matematika tidak hanya sebagai alat dan aplikasi matematika.
berpikir yang membantu siswa untuk Banyak penelitian yang telah
mengmbangkan pola, menyelesaikan dilakukan untuk melihat pengaruh sebuah
masalah dan memberikan kesimpulan, perlakuan terhadap peningkatan komunikasi
tetapi juga sebagai alat untuk matematis, diantaranya Qodariyah (2015)
mengkomunikasikan pikiran, yang mencoba mengembangkan
memvariasikan ide secara jelas, tepat dan kemampuan komunikasi dan desposisi
singkat. Alasan kedua adalah belajar matematik siswa SMP melalui Discovery
mengajar matematika merupakan suatu Learning. Rachmayani (2014) juga
aktivitas social yang melibatkan mencoba meningkatkan kemampuan
sekurangnya dua pihak yaitu guru dan matematis melalui penerapan pembelajaran
siswa. Berkomunikasi dengan teman adalah Reciprokal Teaching. Selain itu juga
kegiatan yang penting untuk didukung dengan kajian ilmiah yang ditulis
mengembangkan keterampilan komunikasi oleh Umar (2012) yang mengkaji tentang
sehingga siswa dapat belajar seperti seorang membangun komunikasi matematis dalam
ahli matematika dan dapat menyelesaikan pembelajaran matematika. Berdasarkan
masalah dengan sukses. uraian tersebut, diperlukan sebuah kajian
Komunikasi matematis merupakan mendalam tentang profil kemampuan
salah satu kemampuan yang harus komunikasi matematis mahasiswa dalam
dibekalkan kepada siswa dalam pendidikan menyelesaikan masalah pada mata kuliah
di Indonesia seperti disebutkan dalam program linear.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan METODE PENELITIAN
(Depdiknas, 2006). Hal ini juga tercantum 1. Jenis Penelitian
dalam dokumen Standar Proses Pendidikan Pendekatan penelitian yang
Matematika di Amerika Serikat, yang digunakan dalam penelitian ini adalah
meliputi (1) pemecahan masalah, (2) pendekatan kualitatif (qualitative research).
penalaran dan bukti, (3) komunikasi, (4) Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007: 4)
koneksi, dan (5) representasi (NCTM, mendefinisikan metodologi kualitatif
2000). Komunikasi merupakan cara berbagi sebagai prosedur penelitian yang
gagasan dan klarifikasi pemahaman menghasilkan data deskriptif berupa kata-
(Wahyudin, 2012:527). kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
Pentingnya komunikasi matematika perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini
juga diungkapkan oleh Lindquist dan Elliot diarahkan pada latar dari individu tersebut
(1996, dalam Nuraeni 2016) yang secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini
menyatakan bahwa kita memerlukan tidak boleh mengisolasikan individu atau
komunikasi dalam belajar matematika jika organisasi ke dalam variabel atau hipotesis,
hendak meraih secara penuh tujuan sosial tapi perlu memandangnya sebagai bagian
seperti belajar seumur hidup dan dari suatu keutuhan.
matematika untuk semua orang. Apabila 2. Subjek Penelitian
kita sepakat bahwa matematika merupakan Dalam penelitian ini kriteria seleksi
suatu bahasa dan bahasa tersebut sebagai yang digunakan untuk menentukan subjek
bahasa terbaik dalam komunitasnya, maka penelitian dengan menggunakan seleksi tes,
mudah dipahami bahwa komunikasi adalah seleksi quota, seleksi jaringan dan seleksi
faktor penting dari mengajar, belajar, dan perbandingan antar kasus (Sutopo, 2002:
mengakses matematika. Tanpa komunikasi 28). Dalam penelitian ini subjek penelitian

128 Heni Purwati, Aryo Andri Nugroho: Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa
dalam Menyelesaikan Masalah Pada Mata Kuliah Program Linear│Halaman 127 – 134
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

ialah mahasiswa Pendidikan Matematika matematis untuk mengklasifikasikan


Universitas PGRI Semarang yang sedang kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
mengambil mata kuliah program linear. Bentuk tes dalam penelitian ini adalah
Jumlah subjek awal ialah 3 mahasiswa yang bentuk uraian objektif antara lain : Tugas
memiliki kemampuan komunikasi Kemampuan Matematis (TKM I)
matematis yang dan akan berkembang mahasiswa berupa soal program linear.
sesuai kebutuhan. Pada tes ini diberikan soal dengan
3. Instrumen Penelitian mengaitkan indikator komunikasi
Kegiatan pengumpulan data dalam matematis bertujuan untuk mengetahui
penelitian ini menggunakan dua macam kemampuan komunikasi matematis
instrumen, yaitu instrumen utama dan mahasiswa dalam menyelesaikan soal
instrumen pendukung. Kedua macam program linear.
instrumen tersebut akan dijelaskan sebagai 2) Pedoman Wawancara
berikut: Wawancara adalah suatu dialog yang
a. Instrumen Utama dilakukan oleh pewawancara untuk
Instrumen utama dalam penelitian ini memperoleh informasi dari terwawancara
adalah peneliti sendiri. Hal ini karena (Arikunto, 2010: 198). Pedoman
peneliti berperan dalam seluruh proses wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan
penelitian mulai dari menetapkan fokus yang disusun untuk melakukan tanya jawab
penelitian, pemilihan subjek penelitian, terhadap kemampuan matematis mahasiswa
melakukan pengumpulan data, analisis data, dalam menyelesaikan soal cerita. Pedoman
menafsirkan data dan membuat simpulan. wawancara yang digunakan adalah
Peneliti berperan sebagai instrumen pedoman wawancara untuk mahasiswa
kunci dalam (1) merespons, (2) untuk mengetahui sikap, tanggapan
mengadaptasi, (3) memahami konteks mahasiswa dalam menyelesaikan soal.
penelitian secara keseluruhan, (4) lebih 3) Alat Bantu Rekaman
memungkinkan memperoleh data sesuai Alat bantu rekaman merupakan
dengan masalah, (5) memungkinkan peralatan yang digunakan untuk merekam
memproses data secara langsung di dan mengambil gambar selama proses
lapangan, (6) memungkinkan melakukan penelitian berlangsung, dengan tujuan
pemeriksaan dan penggambaran data untuk menambah keabsahan penelitian,
setelah dikumpulkan secara konseptual. sebagai bukti bahwa proses pengumpulan
Penelitian yang menggunakan data dalam penelitian ini telah dilakukan.
pendekatan kualitatif sangat bergantung Alat-alat yang digunakan adalah (1) buku
pada kecermatan peneliti sebagai instrumen catatan atau notebook, berfungsi untuk
kunci dalam melakukan fungsinya. Sebagai mencatat semua percakapan dengan subjek
instrumen utama, peneliti berperan sebagai penelitian, (2) tape recorder, berfungsi
pewawancara (interviewer) yang dalam hal untuk merekam semua percakapan atau
ini tidak dapat digantikan oleh instrumen pembicaraan, (3) camera handphone atau
lainnya. handycam, berfungsi untuk merekam semua
b. Instrumen Pendukung percakapan atau pembicaraan, dan
1) Tes kemampuan Komunikasi Matematis merekam gambar-gambar proses aktivitas
Kemampuan komunikasi Matematis kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini
adalah serentetan pertanyaan atau latihan alat bantu rekam yang digunakan ialah
atau alat lain yang digunakan untuk notebook dan handycame. Selanjutnya data
mengukur keterampilan, pengetahuan yang dihasilkan akan disusun dalam sebuah
inteligensi, kemampuan atau bakat yang transkrip yang disusun oleh dua orang
dimiliki oleh individu atau kelompok untuk menjaga kevalidan data.
(Arikunto, 2010:193). Tes kemampuan 4. Prosedur Pengumpulan Data

Heni Purwati, Aryo Andri Nugroho: Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa 129
Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Mata Kuliah Program Linear│Halaman 127 – 134
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

Untuk memperoleh data yang menata secara sistematis dari hasil


diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang observasi, wawancara, dan dokumentasi
akan peneliti gunakan adalah sebagai untuk meningkatkan pemahaman penelitian
berikut : terhadap kasus yang diteliti dan
a. Tes menyajikannya sebagai temuan bagi orang
Metode tes digunakan untuk lain. Analisis data pada penelitian ini
mengetahui tingkat kemampuan bersifat induktif, yaitu mulai dari lapangan
komunikasi matematis mahasiswa dalam atau fakta empiris dengan terjun ke
pemecahan masalah yang dimiliki oleh lapangan, mempelajari, menganalisis,
mahasiswa. Data ini akan digunakan untuk menafsirkan, dan menarik kesimpulan dari
menggolongkan subjek penelitian. fenomena yang ada dilapangan.
b. Wawancara Mendalam (Indepth Rachman (2000: 20) menjelaskan ada
Interview) dua metode analisis data yakni: pertama,
Wawancara adalah percakapan model analisis mengalir. Kedua, model
dengan maksud tertentu. Percakapan analisis interaksi, dimana komponen
dilakukan oleh dua pihak, yaitu reduksi data dan sajian data dilakukan
pewawancara (interviewer) yang bersamaan dengan proses pengumpulan
mengajukan pertanyaan dan pewawancara data. Setelah data terkumpul, maka tiga
(interviewer) yang memberikan jawaban komponen analisis (reduksi data, sajian
atas pertanyaan itu (Moloeng, 2007: 186). data, penarikan kesimpulan) interaksi.
Pada tahap awal, wawancara dalam Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
penelitian ini akan dilakukan secara model yang kedua dari penjelasan diatas
berulang-ulang terhadap 2 orang mahasiswa yaitu menggunakan model analisis interaksi
yang mewakili tiap tingkatan kemampuan untuk menganalisis hasil data penelitiannya.
komunikasi matematis dalam pemecahan Analisis data dilakukan tiga tahap
masalah. Wawancara akan terus dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data dan
hingga data bersifat jenuh. Wawancara ini penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis
bertujuan untuk memperoleh informasi data dalam penelitian kualitatif merupakan
secara mendalam tentang kesadaran proses penyederhanaan data ke dalam
mahasiswa. bentuk yang mudah dibaca dan
c. Studi Dokumentasi diinterpretasikan. Penelitian kualitatif
Studi dokumentasi adalah salah satu memandang data sebagai produk dari
metode pengumpulan data kualitatif dengan proses memberikan interpretasi peneliti
melihat atau menganalisis dokumen- yang di dalamnya sudah terkandung makna
dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri yang mempunyai referensi. Dengan
atau oleh orang lain tentang subjek demikian data yang dihasilkan dari
(Herdiansyah, 2010: 143). Studi konstruksi interaksi antara peneliti dan
dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan informan. Kegiatan analisis data yang
melalui hasil penyelesaian masalah yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan
telah diselesaikannya. menggunakan metode kualitatif, artinya
5. Analisis Data mengelompokkan dan menyeleksi data
Mengutip pendapat Mudjia Rahardjo, yang diperoleh dari penelitian berdasarkan
pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kualitas kebenarannya kemudian
kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, menggambarkan dan menyimpulkan
mengelompokkan, memberi kode atau hasilnya untuk menjawab permasalahan
tanda, dan mengkategorikannya sehingga yang ada.
diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus
atau masalah yang ingin dijawab. Metode
analisis data merupakan upaya mencari dan HASIL DAN PEMBAHASAN

130 Heni Purwati, Aryo Andri Nugroho: Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa
dalam Menyelesaikan Masalah Pada Mata Kuliah Program Linear│Halaman 127 – 134
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

1. Subyek FDK yang diakibatkan kekurangtelian dari


Dari analisis hasil penyelesaian awal menyelesaikan masalah.
masalah dan analisis hasil wawancara, f. Menyusun konjektur, menyusun
selanjutnya dilakukan perbandingan untuk argumen, merumuskan definisi
mengetahui valid tidaknya data yang generalisasi.
diperoleh FDK belum bisa menyusun argument
a. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan merumuskan definisi generalisasi
dan diagram ke dalam ide matematika. sendiri. Berdasarkan jawaban dan
Berdasarkan analisis pekerjaan dan wawancara, FDK hanya mengikuti pola
hasil wawancara, FDK masih kurang yang sudah pernah diberikan dan
paham menerjemahkan soal cerita ke cenderung hanya sekedar menghafal.
dalam model matematika g. Mengungkapkan kembali suatu uraian
b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi atau paragraf matematika dalam bahasa
matematik secara lisan dan tulisan sendiri.
dengan benda nyata, gambar, grafik, Berdasarkan hasil tes tertulis dan
dan aljabar. wawancara, FDK terlihat tidak
Karena belum begitu paham membuat melakukan perbaikan dari jawaban yang
model matematika, maka hal ini sangat ia buat. Hal ini terlihat dari tidak adanya
mempengaruhi langkah berikutnya yaitu perbaikan dari kesalahan yang FDK
menggambar grafik atau tabel. Jika lakukan. FDK menuliskan langkah dan
menuliskan fungsinya salah, maka perhitungan sesuai apa yang sudah dia
menentukan daerah pembatas, dan tulis dari awal mulai menuliskan apa
hasilnya juga akan salah yang diketahui dan tanyakan serta
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam penulisan model matematika di awal
bahasa atau simbol matematika. penyelesaiannya. FDK kurang
FDK secara lisan bisa menjelaskan menyadari kesalahan yang sudah
maksud dari masalah yang disampaikan, dilakukan. FDK juga tidak
hanya saja FDK kadang masih merasa menyimpulkan jawaban akhir dari
belum bisa mengubah ke dalamm perhitungan ke dalam soal yang
simbol matematika karena dia tidak ditanyakan. Ini menunjukkan juga
hafal dan kurang paham dengan simbol- bahwa FDK tidak memeriksa kembali
simbol yang digunakan. pertanyaan yang disampaikan di soal,
d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis hal ini juga menunjukkan bahwa
tentang matematika. menurut FDK simbol-simbol yang
Berdasarkan jawaban dan wawancara, sudah dituliskan bisa menjawab maksud
FDK cukup paham dan bisa pertanyaannya.
mengkomunikasikan apa yang dia Dari triangulasi data di atas diperoleh
pahami dari permasalahan yang kesimpulan bahwa FDK memiliki
disajikan. Tetapi terdapat kelemahan kemampuan komunikasi matematis
FDK adalah kekurangtelian dan kurang baik yang terlihat pada setiap
ketidakmauan dalam memahami konsep tingkat kemampuan pemecahan masalah
secara detail yang kurang baik pula.
e. Membaca dengan pemahaman suatu 2. Subyek DAP
presentasi matematika. Dari analisis hasil penyelesaian
Pada kemampuan ini, FDK cukup bisa masalah dan analisis hasil wawancara,
memahami masalah, hanya saja perlu selanjutnya dilakukan perbandingan untuk
konsentrasi lebih untuk memahami mengetahui valid tidaknya data yang
detail apa yang menjadi permasalahan diperoleh.
agar tidak menyebabkan kesalahan fatal

Heni Purwati, Aryo Andri Nugroho: Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa 131
Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Mata Kuliah Program Linear│Halaman 127 – 134
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

a. Menghubungkan benda nyata, gambar, kesabaran lebih untuk memahami detail


dan diagram ke dalam ide matematika. apa yang menjadi permasalahan agar
Berdasarkan analisis pekerjaan dan tidak menyebabkan kesalahan fatal
hasil wawancara, DAP secara lisan bisa yang diakibatkan kekurangtelian dari
menyampaikan pengetahuan yang awal menyelesaikan masalah.
terdapat dalam masalah/ soal, tetapi f. Menyusun konjektur, menyusun
DAP belum bisa menuliskan dalam argumen, merumuskan definisi
model matematika dengan benar. generalisasi.
b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi DAP sudah bisa menyusun argument
matematik secara lisan dan tulisan dan merumuskan definisi generalisasi
dengan benda nyata, gambar, grafik, sendiri tetapi kurang lengkap.
dan aljabar. Berdasarkan jawaban dan wawancara,
DAP menyampaikan dengan bahasa DAP mampu menyusun argument
yang sederhana menurut pendapatnya dengan bahasa yang mudah dimengerti,
sendiri, tanpa memperhatikan aturan hanya saja apa yang dituliskan tidak
penulisan secara detail. Hal ini lengkap.
menunjukkan bahwa sebenarnya g. Mengungkapkan kembali suatu uraian
responden tidak mau menuliskan atau paragraf matematika dalam bahasa
kalimat atau permasalahan sehari-hari sendiri.
dalam bahasa matematika (model DAP sudah menyimpulkan jawaban
matematika) secara benar, responden akhir dari perhitungan ke dalam soal
menganggap mudah tapi tidak yang ditanyakan. Ini menunjukkan
memperhatikan aturan. bahwa sebenarnya DAP mengerjakan
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam dengan langkah yang lengkap tapi
bahasa atau simbol matematika. karena yang dikerjakan salah maka
DAP kurang mampu memahami konsep kesimpulan yang ditulis juga salah, hal
secara detail, DAP cenderung ini juga menunjukkan bahwa menurut
menghafal termasuk tentang simbol DAP simbol-simbol yang sudah
matematika. Hal ini menyebabkan DAP dituliskan bisa menjawab maksud
tidak bisa melanjutkan proses pertanyaannya.
penyelesaian masalah ketika dia lupa Dari triangulasi data di atas diperoleh
tentang simbol yang digunakan (kurang kesimpulan bahwa DAP memiliki
lengkap dan kurang teliti) kemampuan komunikasi matematis
d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis yang cukup baik
tentang matematika. 3. Subyek LR
Berdasarkan jawaban dan wawancara, Dari analisis hasil penyelesaian
DAP cukup paham dan bisa masalah dan analisis hasil wawancara,
mengkomunikasikan apa yang dia selanjutnya dilakukan perbandingan untuk
pahami dari permasalahan yang mengetahui valid tidaknya data yang
disajikan. Tetapi terdapat kelemahan diperoleh
DAP adalah membuat suatu a. Menghubungkan benda nyata, gambar,
permasalahan adalah sesuatu yang dan diagram ke dalam ide matematika.
mudah dan sederhana sehingga Berdasarkan analisis pekerjaan dan
keterangan yang disampaikan atau hasil wawancara, LR bisa menceritakan
ditulis menjadi kurang lengkap. simbol dan gambar yang digunakan di
e. Membaca dengan pemahaman suatu dalam istilah matematika dengan bahasa
presentasi matematika. yang mudah dipahami secara runtut dan
Pada kemampuan ini, DAP cukup bisa detail.
memahami masalah, hanya saja perlu

132 Heni Purwati, Aryo Andri Nugroho: Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa
dalam Menyelesaikan Masalah Pada Mata Kuliah Program Linear│Halaman 127 – 134
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi sederhana, dengan pertimbangan


matematik secara lisan dan tulisan efisiensi waktu.
dengan benda nyata, gambar, grafik, g. Mengungkapkan kembali suatu uraian
dan aljabar. atau paragraf matematika dalam bahasa
Responden bisa menceritakan secara sendiri.
detail tentang pemahaman suatu Pada kemampuan ini, LR belum
masalah dan menuliskan apa yang menuliskan kembali apa yang
dimaksud di soal secara urut dan benar. sebenarnya dibahas di soal. LR
Hanya saja kadang tidak teliti dalam menganggap bahasa simbol sudah bisa
mengoperasikan aljabar dalam proses menjelaskan apa yang dimaksud pada
penyelesaian masalah. soal tanpa menerjemahkan dengan kata-
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam kata sesuai pertanyaan.
bahasa atau simbol matematika. Dari triangulasi data di atas diperoleh
LR sudah mampu menghubungkan kesimpulan bahwa LR memiliki
cerita dalam kehidupan sehari-hari ke kemampuan komunikasi matematis
dalam model matematika, responden yang baik.
bisa menceritakan secara detail tentang
pemahaman suatu masalah dan SIMPULAN
menuliskan apa yang dimaksud di soal Berdasarkan hasil penelitian dan
secara urut dan benar. pembahasan dapat disimpulkan bahwa
d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis komunikasi matematis yang dimiliki
tentang matematika. mahasiswa sejalan dengan kemampuan
Pada kemampuan ini, LR bisa mahasiswa dalam pemecahan masalah yang
menjelaskan apa yang dimaksud pada dimiliki. Mahasiswa mampu menunjukkan
soal/ masalah secara detail dan runtut kemampuan komunikasi matematis saat
baik secara lisan maupun tulisan, menyelesaikan pemecahan masalah berupa
responden bisa menceritakan dengan soal program linier yang diberikan oleh
bahasa yang mudah dipahami oleh dosen pengampu walaupun dalam
sesamanya atau teman sebayanya. meyelesaikan soal program linier tidak
e. Membaca dengan pemahaman suatu selesai dengan sempurna. Hal ini terlihat
presentasi matematika. pada saat triangulasi data dari penyelesaian
Pada kemampuan ini, LR sudah bisa masalah yang dikerjakan subyek dan
memahami masalah, hanya saja perlu wawancara peneliti terhadap subyek.
lebih teliti dalam mencermati kalimat. Subyek 1 dan subyek 2 mempunyai
Responden perlu membaca berulang- komunikasi matematis yang cukup baik
ulang agar tidak salah dalam yang terlihat pada tingkat kemampuan
memahami, karena kalimat pada pemecahan masalah yang kurang sempurna
masalah program linier bisa bersifat yaitu kurang dapat melakukan peninjauan
ambigu atau punya banyak pemaknaan. kembali terhadap hasil pekerjaannya
f. Menyusun konjektur, menyusun sedangkan subyek 3 mempunyai
argumen, merumuskan definisi komunikasi matematis yang baik yang
generalisasi. terlihat pada tingkat kemampuan
LR sudah bisa menyusun argument dan pemecahan masalah yang baik pula yaitu
merumuskan definisi generalisasi kemampuan pemahaman masalah,
sendiri tetapi kurang lengkap. perencanaan penyelesaian masalah,
Berdasarkan jawaban dan wawancara, pelaksanaan perencanaan masalah serta
LR mampu menyusun argument dengan kemampuan memeriksa kembali.
bahasa yang mudah dimengerti, hanya Berdasarkan data yang diperoleh telah
saja apa yang dituliskan secara muncul indikator kemampuan komunikasi

Heni Purwati, Aryo Andri Nugroho: Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa 133
Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Mata Kuliah Program Linear│Halaman 127 – 134
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

matematis yaitu (1) menjelaskan ide atau Nuraeni, R dan Luritawaty, IP. 2016.
situasi dari suatu gambar atau grafik dengan Mengembangkan Kemampuan
kata-kata sendiri dalam bentuk tulisan Komunikasi Matematik Siswa melalui
(menulis), (2) menyatakan suatu situasi Strategi Think Talk Write. Mosharafa.
dengan gambar atau grafik (menggambar) Jurnal Pendidikan Matematika STKIP
dan (3) menyatakan suatu situasi ke dalam Garut. Volume 8, Nomor 2, April
bentuk model matematika (ekspresi 2016
matematik). Dari hasil penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa kemampuan Qodariyah, L dan Hendriana, H. 2015.
komunikasi matematis mahasiswa dalam Pengembangan Kemampuan
menyelesaikan masalah pada mata kuliah Komunikasi dan Disposisi Matematik
program linear cukup baik. Siswa SMP melalui Discovery
. Learning. Edusentris. Jurnal Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 2
Arikunto, S.2010. Prosedur Penelitian. No. 3, Desember 2015
Jakarta: Rineka Cipta
Rachman, Maman. (2000). Strategi dan
Armiati, 2009. Komunikasi Matematis dan Langkah-langkah Penelitian.
Kecerdasan Emosional. Artikel Semarang: UNNES Semarang Press
dipresentasikan dalam Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Rachmayani. D. 2014. Penerapan
Matematika Jurusan Pendidikan Pembelajaran Reciprocal Teaching
Matematika FMIPA UNY. ISBN: untuk Menngkatkan Kemampuan
978-979-16353-3-2. (hal 270 – 280) Komunikasi Matematis dan
Kemandirian Belajar Matematika
Chap Sam, LIM,. Cheng Meng, CHEW. Siswa. JUDIKA. Jurnal Pendidikan
2007. Mathematical Communication UNSIKA. ISSN 2338-2996. Volume
in Malaysian Bilingual Classrooms. 2 Nomor 1, November 2014.
Paper to Presended at to 3rd APEC-
Tsukuba Internasional Conference 9 – Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian
14 2007 at Tokyo and Kanazawa, Kualitatif. Surakarta: UNS Press
japan [online]
Umar, Wahid. 2012. Membangun
Depdiknas. 2006. Peraturan Pemerintah Kemampuan Komunikasi Matematis
Nomor 19 Tahun 2005 tentang dalam Pembelajaran Matematika.
Standar Nasional Pendidikan. Infinity. Jurnal Ilmiah Program Studi
Jakarta: Depdiknas. Matematika STKIP Siliwangi
Bandung. Vol 1, No.1 Februari 2012
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Vui, T. 2007. A Lesson that may Enhance
Salemba Humanika Classroom Communication to
Develop Student’s Mathematical
Moleong. J Lexy. (2007). Metode Thinking in Vietnam. Paper presented
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. at APEC-TSUKUBA International
Remaja Conference III, TokyoKanazawa,
December 9-14, 2007
NCTM. 2000. Curriculum and Evaluation
Standard for School Mathematics. Wahyudin, (2012), Filsafat dan Model-
Reston. VA: NCTM Model Pembelajaran Matematika.
Bandung: Mandiri.

134 Heni Purwati, Aryo Andri Nugroho: Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa
dalam Menyelesaikan Masalah Pada Mata Kuliah Program Linear│Halaman 127 – 134

Anda mungkin juga menyukai