2017
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
1.1 Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang diperlukan pada
Pekerjaan Gedung Pos pengawas UPTD Laut Flores , yang berlokasi di Kabupaten
Bulukumba , yang meliputi bahan/material, tenaga kerja dan semua peralatan bantu,
serta mesin yang dipergunakan.
1.5 Kontraktor
Bila dalam Uraian dan Syarat-syarat ini terdapat istilah Kontraktor, maka itu berarti
Suatu Badan Hukum atau Perusahaan atau wakilnya yang mengadakan perjanjian
untuk melaksanakan pekerjaan dan yang berhubungan dengan satu atau lebih paket
proyek yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.
1.6 Persetujuan Pengawas (Supervisi)
Persetujuan Pengawas adalah merupakan Persetujuan Pengawas secara tertulis
yang berisi persetujuan untuk sesuatu hal yang termasuk dalam persyaratan ini.
1.8 Ukuran
Ukuran dengan angka adalah ukuran yang harus diikuti dari pada ukuran skala pada
Gambar Rencana. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran-ukuran, harus segera
menanyakan atau meminta nasihat dan masukan kepada Pengawas.
1.11 Peralatan
a. Kontraktor diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan.
b. Kerusakan pada bagian atau keseluruhan dari alat-alat tersebut harus segera
diperbaiki atau diganti sehingga tidak mengganggu aktifitas didalam pekerjaan.
1.12 Material
a. Bila diperlukan, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis Kepada pengawas
untuk mendapatkan persetujuan tentang nama perusahaan, tempat asal
(sumber) material.
b. Sebelum memberikan persetujuan, Pengawas dapat minta didatangkan contoh
barang/material/bahan baku, untuk keperluan pemeriksaan.
c. Dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pengawas.
harus tecakup dalam pembiayaan unruk tenaga kerja, harga bahan, biaya tak
terduga, keuntungan, biaya penggantian atas kerusakan atas milik pihak ketiga dan
kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja.
1.18 Perbedaan Antara Item Pekerjaan Dengan Gambar Rencana & Rencana Kerja
Dan Syarat-Syarat (RKS).
Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan atau menarik
keuntungan apabila dalam hal ini terdapat perbedaan antara Item Pekerjaan dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi, Dalam hal ini Kontraktor wajib melaksanakan
pekerjaan tersebut sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini tanpa biaya
tambahan.
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
bentuk serta ukuran serta isi penulisan dari pada papan nama proyek tersebut
akan ditentukan kemudian oleh pihak direksi.
2.5 Mobilisasi
Kontraktor diwajibkan untuk mengurus mobilisasi pekerja s ampai dengan lokasi
pekerjaan.
PASAL 3
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
3.2.2 Umum
Didalam teknik pondasi terdapat bermacam –macam cara untuk menghitung
besarnya kapasitas daya dukung tanah pondasi yang dapat disebut pioner dan palin
terkenal dikemukakan oleh Terzaghi (1943), kemudian disusul oleh peneliti lainnya.
Beban yang ada didalam tanah mengakibatkan pembagian Zone Tegangan dalam :
1) Zone I ( Zone yang langsung didalam bawah pondasi )
2) Sepasang Zone II (Zone dari geser radial, karena dari zone ini terdapat gaya –
gaya geser radial)
3) Sepasang Zone III (Zone dari gaya geser lincar)
Akibat Beban ini maka pondasi cenderung akan berbentuk segitiga ABC kebawah
dengan pergerakan lateral dari zone I dan zone II. Pergerakan lateral ini akan oleh
gaya- gaya yang bekerja pada ab dan ac.
PASAL 4
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
4.2. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian rupa sehingga dalam beton yang dihasilkan,
jumlah semen yang terdapat di dalamnya minimum sesuai dengan persyaratan
dalam spesifikasi.
Hasil akhir pekerjaan beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki
kekuatan sifat-sifat lain sebagaimana diisyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dengan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya. Tetapi jumlah agregat halus harus selalu minimum dengan ketentuan
bahwa bila dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk
mengisi ruang-ruang/rongga-rongga di antara agregat kasar dan terdapat sedikit
sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang
dipakai dalam adukan harus minimum sehingga menghasilkan kemudahan untuk
dikerjakan dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian dan lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini
mengikuti peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (N.1-2) atau British Standard
yang telah diterapkan dengan tujuan menetapkan suatu standard yang dapat
diterima.
Standard lainnya dapat juga diterapkan asal sudah disetujui oleh konsultan
pengawas sebagai setara.
b) Semua semen harus berasal dari pabrik yang sudah disetujui oleh konsultan
pengawas dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau
dalam tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
c) Bilamana dikehendaki oleh konsultan pengawas, kontraktor harus memberikan
pada konsultan pengawas, satu foto copy untuk tiap pengiriman semen, dimana
tertera nama pabrik, jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan
sertifikat pengujian dari pabrik yang menyatakan bahwa semen yang dikirim
sudah diuji dan dianalisa serta dalam segala hal sesuai dengan standard.
d) Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan standard bila
dianggap perlu oleh konsultan pengawas.
e) Konsultan pengawas berhak untuk menolak semen yang terbukti tidak
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikat dari pabrikan.
f) Kontraktor harus menyediakan semua contoh pengujian dan memberikan
bantuan yang mungkin diperlukan oleh konsultan pengawas untuk melakukan
pengujian.
g) Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air
serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian. Semen yang membatu
atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
h) Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
kontraktor.
i) Kontraktor harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan
memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
j) Kontraktor harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat yang
sesuai untuk menyimpan dan menangani semen. Gudang-gudang tersebut harus
benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup.
k) Lantai gudang minimum 30 cm, di atas permukaan tanah atau di atas air yang
mungkin tergenang di lantai. Ketika di angkut ke lapangan dengan lori/gerobag,
semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak tembus
air.
l) Semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan tiap semen yang
menurut pendapat konsultan pengawas sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat
penyerapan air dari udara atau dari manapun harus ditolak dan disingkirkan
dari lapangan atas biaya kontraktor.
m) Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah.
Semen-semen harus disimpan menurut tanggal pengiriman sehingga yang
dikirim terlebih dahulu dapat dipakai lebih dahulu.
Agregat Kasar
a) Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 point 3.4 atau
B.S No.852 1965.
b) Agregat kasar (kerikil atau batu pecah/split) adalah agregat yang tertahan pada
saringan 5 mm dan agregat halus (pasir) adalah agregat yang lolos pada
saringan 5 mm.
c) Pemakaian agregat “All in” (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
d) Sebelum pembetonan dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat
harus diserahkan kepada konsultan pengawas untuk disetujui.
e) Dari tiap jumlah tersebut kontraktor harus mengambil dua contoh yang
representatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana
diperintahkan oleh konsultan pengawas.
f) Semuanya harus sesuai dengan PBI 1971 atau British Standard No. 812 : 1967.
g) Bila agregat yang disetujui oleh konsultan pengawas sudah terpilih, kontraktor
harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari
satu sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu dan gradasi dapat
dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
h) Pengujian lebih lanjut menentukan variasi kemurnian atau gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 20 m3 yang dipasok.
i) Agregat kasar dan halus harus ditangani dan disimpan secara terpisah dan
sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi dari partikel yang berbeda ukuran.
j) Tumpukan persediaan harus diletakkan pada suatu tumpukan dari beton lemah,
kayu atau bahan lain yang kekuatannya disetujui dan agregat harus dijaga tetap
bersih dan bebas dari benda asing.
k) Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di sumber
pemasokan atau di lapang untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta
gradasinya sudah disetujui guna menjaga keseimbangan kerja.
Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami
dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah
batu. Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan mutu agregat halus harus memenuhi
satu, beberapa atau semua ayat berikut ini :
a) Agregat halus harus memenuhi standard yang ditetapkan pada peraturan beton
Indonesia (NI-2) 1971 bagian 2, point 3.3. Agregat halus harus terdiri dari butir-
butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik
matahari dan hujan.
b) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%
maka agregat halus harus dicuci.
c) Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak
yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder (dengan
larutan NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat
juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada usia 7 dan 28
hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi
dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air,
pada umur yang sama.
d) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dlam pasal 3.3 ayat (5)
NI-2 : 1971, harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2% berta;
- Sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat;
- Sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80% dan 95% berat.
e) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton,
kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang
diakui.
Air
a) Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton dan atau baja tulangan.
b) Dalam hal ini dapat dipakai air bersih yang dapat diminum.
c) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim
contoh air tesebut ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk
diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton dan atau baja tulangan.
d) Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebut dalam ayat (c) tidak dapat
dilakukan, maka dalam hal adanya keragu-raguan mengenai air harus diadakan
percobaan perbandingan antara kekuatan tekan mortel sement + pasir dengan
memakai air itu dan dengan memakai air suling.
e) Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekanan mortel dengan
memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari
kekuatan tekan mortel dengan memakai air suling pada umur yang sama.
Additif / Bahan Pembantu
a) Untuk tujuan memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan
dan pengerasan ataupun untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai bahan-bahan
tambahan pembantu. Jenis dan jumlah bahan pembantu yang dipakai harus
disetujui terlebih dahulu oleh konsultan pengawas.
b) Manfaat dari bahan-bahan pembantu harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil
percobaan.
c) Selama bahan-bahan pembantu ini dipakai, harus diadakan pengawasan yang
cermat terhadap pemakaiannya, jangan sampai tujuan untuk meningkatkan
mutu beton, malah sebaliknya dengan bahan tambahan tersebut akan rusak.
d) Meskipun pihak konsultan pengawas sudah memberikan izin untuk
penambahan additif ini, kontraktor tetap bertanggung jawab, andai kata pada
pencampuran bahan ini menyebabkan mutu beton menjadi rusak.
c) Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga lagi pada umur 28 hari.
d) Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak boleh ada yang lebih rendah
dari 1 1/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan. Sebelum memulai
pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada konsultan pengawas untuk
disetujui, detail lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan analisa gradasi
dan perhitungan rencana campuran (Mix Design). Kontraktor tidak boleh
melakukan pengecoran bagian manapun sebelum rencana campurannya
disetujui oleh konsultan pengawas.
e) Konsultan pengawas berwenang untuk meminta agar kontraktor menyerahkan
hasil pengujian, pada tenggang waktu tertentu, dari beton yang dicor dalam
pekerjaan.
f) Kontraktor harus sudah memperhitungkan biayanya untuk maksud tersebut di
atas.
g) Kontraktor harus menyerahkan pada konsultan pengawas detail lengkap
mengenai pengujian ini bersama dengan analisa gradasi dan perhitungan
rencana campuran.
h) Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran di bagian manapun sebelum
konsultan pengawas menyetujui rencana campuran.
Pengecoran Beton
Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan
perancah. Acuan dan pekerjaan persiapan yang disebutkan pada spesifikasi ini telah
sempurna dikerjakan dan disetujui oleh konsultan pengawas. Kontraktor harus
memberikan usulan rencana kerja pengecoran yang meliputi kapasitas produksi
dan volume pekerjaan sebelum pengecoran dilakukan.
Persiapan Pengecoran
a. Semua peralatan, material dan tenaga sudah harus siap sebelum pengecoran
dimulai.
f. Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton yang akan
dicor harus terlebih dahulu dikasarkan dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas
dan rapuh dan telah disiram dengan air sehingga jenuh.
g. Sesaat sebelum pengecoran beton baru dilaksanakan, bidang-bidang kontak
beton lama tersebut harus telah disapu dengan spesi mortel dengan campuran
yang sesuai dengan betonnya.
Pelaksanaan Pengecoran
a. Pengecoran beton hanya diperbolehkan pada siang hari, kecuali kalau memang
diperkenankan untuk atau diperbolehkan atau diharuskan dilaksanakan juga
pada malam hari. Bila dilaksanakan pengecoran pada malam hari perlengkapan
pengecoran dan lain-lain yang diperlukan harus disiapkan sehingga pekerjaan
itu nantinya nenghasilkan mutu yang sebaik-baiknya.
b. Pengecoran sebaiknya dilaksanakan dengan memakai readimix segera setelah
selesai pengadukan dan sebelum terjadi proses pengikatan.
c. Penundaan pengecoran masih diizinkan dalam batas-batas mana beton masih
dapat dikerjakan dengan baik tanpa penambahan air. Pengecoran dan
pengerjaan beton harus diselesaikan dalam waktu 20 menit sesudah keluar dari
mixer, kecuali bila diberikan bahan-bahan pembantu dengan maksud untuk
memperlambat proses pengerasan.
Air yang digunakan dapat didinginkan dengan menambah air pada tangki
penimbun jika diperlukan.
Atau cara-cara lain dibawah pengawasan seorang ahli.
Kontraktor harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan
kondisi pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus
tersedia untuk diperiksa oleh konsultan pengawas setiap saat.
Jumlah Vibrator
Jumlah minimum banyaknya internal vibrator untuk memadatkan beton akan
diberikan pada tabel di bawah ini :
ditunda sampai beton yang sudah dicor mulai mengeras, maka dianggap terdapat
siar konstruksi.
Jika diperlukan siar konstruksi di tempat yang lain dari pada yang telah disetujui,
karena terjadi kerusakan alat atau alasan lain yang tak terduga, harus disediakan
penopang tegak lurus pada garis tegangan-tegangan utama, tetapi jika lokasinya
dekat tumpuan suatu pelat atau balok atau tempat lain yang dianggap tidak
menguntungkan oleh konsultan pengawas, maka beton yang sudah dicor harus
dipecah kembali dan disingkirkan sehingga dicapai suatu lokasi yang cocok untuk
siar konstruksi sebagaimana disetujui konsultan pengawas.
Pelaksanaan pengecoran tidak boleh terputus harus dilaksanakan terus menerus
dari satu siar ke siar berikutnya, usahakan dalam pengecoran dibuat jadwal
penggantian pekerja (sip kerja).
Siar-siar konstruksi pada permukaan-permukaan yang terbuka harus sungguh-
sungguh horizontal atau vertical dan jika diperlukan dipasang bending di dalam
dinding cetakan/acuan pada permukaan yang terbuka untuk menjamin penampilan
siar yang memuaskan.
Sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan
siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing
atau serpihan-serpihan.
Jika beton berumur kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikat seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah keras,
permukaan tersebut harus dilukai secara ringan atau diembus dengan pasir (sand
blasted) untuk memperlihatkan agregat.
Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh konsultan pengawas,
cetakan/acuan kana diperiksa dan dikencangkan.
Sebelum perleyakan beton baru, permukaan tersebut harus disiram dengan air.
Setelah kelebihan air dibuang, lapisan adukan semen setebal 12 mm dengan
campuran dan konsistensi yang sama dengan campuran beton induk diletakkan di
atas permukaan yang sudah bersih tersebut sesaat sebelum pengecoran berikutnya.
4.22. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karet lepas, minyak, gemuk, cat,
debu atau zat lainnya yang dapat mengganggu perlekatan yang sempurna antara
tulangan dan beton. Kontraktor harus mengikutinya jika diinstruksikan oleh
konsultan pengawas, bahwa baja/tulangan harus disikat atau dibersihkan sebelum
dipakai.
Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diepriksa dan disetujui oleh
konsultan pengawas.
4.23. Bahan-Bahan
Baja tulangan polos harus BJTP 24 dengan tegangan leleh minimum = 2400 kg/cm2
sesuai dengan SII 0136 : 1984, British Standard No. 785 atau yang setara untuk baja
tulangan jenis polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTD 39 dengan tegangan leleh minimum
3900 kg/cm2 yang sesuai dengan SII 0136-1984, British Standard No. 4449 : 1969
atau yang setara untuk baja ulir bertegangan tinggi.
Baja tulangan pabrik harus sesuai dengan bagian yang relevan pada British
Standard 4483 : 1969 atau yang setara.
4.24. Penyimpanan
Baja tulangan harus disimpan dibawah atap yang tidak terkena air hujan dan diberi
ganjal berupa kayu sebagai alas agar tidak terkena permukaan tanah setinggi +/-20
cm, juga penyimpanan baja tulangan harus terhindar dari air yang tergenang/banjir,
serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan karat.
4.25. Penekukan
Pada awal pekerjaan kontraktor harus mempersiapkan daftar tekukan (bending
schedule) untuk disetujui oleh konsultan pengawas.
Semua baja tulangan harus ditekuk menurut bentuk dan dimensi yang diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dan sesuai dengan PBI 1971 British Standard 4466 : 1969
atau yang setara serta dipasang pada posisi yang tepat seperti diperlihatkan pada
gambar sehingga beton decking yang ditetapkan dapat dipenuhi di semua tempat.
Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui. Tulangan tidak boleh ditekuk
atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan, tulangan yang
mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh
dipakai.
Harus diperhatikan agar keseluruhan dari tulangan yang mempunyai banyak
tekukan, tepat dan sesudah penekukan dan pemasangan batang baja tetap ditempat
tanpa timbul lengkungan atau puntiran.
Bila diperlukan satu radius untuk tekukan atau lengkungan, maka dikerjakan
dengan sebuah penjepit (pin) yang mempunyai diameter 4 kali besar diameter
batang yang ditekuk.
4.26. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada gambar
dan harus ditahan jaraknya dari cetakan/acuan dengan memakai dudukan beton
atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan-persilangan diikat
dengan kawat baja yang dipilir dingin dengan diameter tidak kurang dari 1,6 mm
ujung-ujung kawat harus diarahkan ke bagian tubuh utama beton.
Baja tidak boleh ditumpu dengan penahan logam yang menonjol hingga ke
permukaan papan cetakan/acuan, atau baja ditumpu dengan menggunakan agregat
kasar.
Untuk pengaturan jarak dari permukaan papan cetakan/acuan ke besi, dengan
menggunakan beton decking kekuatan beton decking tersebut sekurang-kurangnya
harus sama dengan kekuatan beton yang sedang dicor.
Beton decking/blok-blok ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam
didalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Selama pengecoran berlangsung, seorang pemasang tulangan yang ahli harus
berada di tempat untuk mengecek, menyesuaikan dan memperbaiki tulangan.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
konstruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali
diperoleh persetujuan dari konsultan pengawas.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton
yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari
pengecoran sebelumnya.
Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap bagian pekerjaan
harus disetujui oleh konsultan pengawas.
Pemberitahuan kepada konsultan pengawas untuk melakukan pemeriksaan harus
disampaikan dalam tenggang waktu yang cukup.
PASAL 5
PEKERJAAN DINDING
5.1 Lingkup Pekerjaan Dinding ini, meliputi ;
Bata merah spasi 1 : 5
Plesteran spasi 1 : 5
Pasangan Keramik Dinding
Persyaratan Pelaksanaan :
a. Adukan untuk pasangan dibuat secukupnya untuk pekerjaan lebih kurang satu
jam. Adukan yang tidak terpakai dalam 1 jam tidak boleh dipakai lagi dan atau
adukan yang sudah sifat semennya mulai mengeras.
b. Komposisi jenis adukan disesuaikan dengan bab yang telah disebutkan di atas.
c. Sebelum dilaksanakan pemasangan, bata merah harus dibasahi/direndam air
yang bersih, dalam bak atau drum hingga mencapai kejenuhan.
d. Untuk semua dinding luar maupun dalam, lantai dasar mulai dari permukaan
sloof/balok sampai ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai, daerah ruang
basah dan daerah lain sesuai gambar digunakan adukan kedap air M.1
(trasraam).
e. Bagian pemasangan bata merah yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom struktur) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 8 mm jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain.
f. Pasangan bata merah harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm berikut
plesteran. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih, dan tegak lurus dan siku.
g. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah, terkecuali pada posisi
tertentu yang menghendaki bata merah dipasang dengan ukuran harus dibagi
dua.
h. Setelah bata merah terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan kemudian disiram dengan air.
i. Seluruh pasangan bata merah harus dilindungi terhadap kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, kontraktor
wajin memperbaikinya. Seluruh biaya perbaikan merupakan tanggung jawab
kontraktor.
j. Bila ada pekerjaan-pekerjaan pasangan dinding bata merah yang tidak diterima
oleh pihak pengawas, dikarenakan dalam pengerjaannya di luar aturan-aturan
yang berlaku, maka pekerjaan tersebut harus dibongkar, dan diperbaiki lagi atas
beban kontraktor.
Material/Bahan
a. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI-8 type I menurut ASTM atau
S-400 menurut standard porSLand semen. Jenis semen yang dipilih dari produk
semen tiga roda, gresik, atau yang setaraf, penyimpanan harus ditempat yang
b. kering dan rapat air, terangkat dari tanah, ditumpuk sesuai dengan syarat
penempatan semen menurut urutan pengiriman.
b. Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari
tanah liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini harus mempunyai gradasi ukuran
dan bentuk yang sama sesuai persyaratan NI-3 pasal 1, dan NI-2 bab 3.3.
c. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organik,
garam asam alkali.
d. Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan konsultan
pengawas lapangan. Contoh bahan oleh kontraktor ditunjukkan dan diserahkan
kepada konsultan pengawas lapangan untuk mendapat persetujuannya sebelum
dipasang.
Campuran Plesteran
a. Untuk semua bidang yang di plester dipakai campuran aduk 1 pc : 5 pasir (M.2). b.
Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen.
b. Semua campuran aduk plesteran harus benar-benar tercampur rata dan
homogen.
Pemeliharaan
a. Selama pemasangan bata belum difinish, kontraktor wajib memelihara dan
menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan-bahan
lainnya.
b. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab kontraktor dan wajib
memperbaikinya.
Persyaratan Bahan
Keramik harus berkualitas baik yang memenuhi ketentuan SII, sekualitas Mulia dan
ubun keramik sekualitas Roman. Pemasangan yang tidak rata pada permukaan dan
warnanya, sisinya tidak lurus, sudutnya tidak siku, retak, atau cacat lainnya tidak
boleh dipasang.
a. Spesifikasi bahan
- Jenis : Keramik
- Ukuran : 40 x 40
- Warna : ditentukan kemudian
- Produk : sekualitas Mulia
- Keramik yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang berlaku di
Indonesia.
b. Pengiriman Material ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi label /merek dagang yang utuh dan jelas.
c. Kontraktor dapat menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan
bahan terpasang atau dengan jumlah yang dianggap cukup untuk diserahkan
kepada pemilik proyek.
d. Ukuran dan perletakan pasangan Keramik
Ukuran 4 0 x 4 0 cm untuk lantai dan tempat-tempat lain seperti ditunjukkan
dalam gambar kerja
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persiapan
1) Pekerjaan pasangan boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya selesai.
2) Pemasangan keramik haris menunggu sampai semua alat penggantung,
pengunci pintu/jendela, dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/kotor
atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan
keramik ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
b. Pemasangan
1. Sebelum pemasangan, plesteran harus harus dalam keadaan kering, padt,
rata, dan bersih.
2. Adukan untuk pasangan keramik pada lantai, dinding luar, dan bagian lain
yang kedap air, harus terdiri dari campuran 1 pc : 2 ps dan sejumlah bahan
tambahan, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
3. Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 pc : 3 ps.
4. Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang keramik, kemudian
dilekatkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau gambar
kerja.
5. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 2,5 cm, kecuali
ditentukan dalam gambar kerja.
6. Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Pemeriksaan harus dilakukan untuk menjaga bidang keramik yang terpasang
tetap lurus dan rata. Keramik yang salah letaknya, cacat, atau pecah harus
dibongkar dan diganti.
7. Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetris yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
8. Sambungan atau celah-celah antarKeramik harus lurus, rata, seragam, dan
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6 mm, kecuali bila
ditentukan lain. Adukan harus rapi dan tidak keluar dari celah sambungan.
9. Pemotongan Keramik harus dengan keahlian dan dilkaukan hanya pada satu
sisi. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran, dan bentuk-bentuk yang lainnya, harus dikerjakan serapi dan
sesempurna mungkin.
10. Siar antar Keramik dicor dengan semen pengisi yang berwarna sama dengan
warna keramiknya atas persetujuan pengawas lapangan. Pengecoran
dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar. Setelah
semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.
PASAL 6
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP
6.1.2 Material
Rangka Atap
Rangka Atap yang dimaksud disini adalah untuk pekerjaan kuda-kuda dan reng.
Rangka atap yang digunakan adalah jenis baja ringan (lihat Gambar Rencana).
Penutup Atap dan Accessories
Bahan penutup atap yang terbuat dari penutup atap Metalroof t =0.4 m dengan
kualitas baik sehingga tidak mudah lapuk. Permukaan atap yang kelihatan dengan
warna yang ditentukan menurut petunjuk Pengawas.
Bentuk Penutup Atap harus mulus, teratur, tidak bengkok-bengkok (melengkung),
kaitannya cocok dan mempunyai warna yang seragam.
Kontraktor jauh sebelum pemasangan harus terlebih dahulu
mengajukan/menyerahkan contoh dari atap metalroof berikut warna untuk
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Pengawas.
Sekrup
Sekrup yang dipakai untuk pemasangan rangka atap, listplank dan lainnya harus
disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan kebutuhan, begitu halnya mengenai
diameter, panjang paku harus disesuaikan bahan yang akan disekrup.
Bubungan Atap
Bubungan atap serta pertemuan-pertemuan lainnya terbuat dari plat Metalroof.
6.1.3 Pelaksanaan
Persiapan Pelaksanaan.
Jauh sebelum pemasangan Kontraktor harus membuat Shop Drawing terlebih
dahulu yang menyatakan detail hubungan, sambungan, ukuran dan lainnya
berdasarkan Gambar Rencana untuk disetujui Pengawas.
Atap Metalroof harus dipasang menurut keakhlian dan sedemikian rupa sehingga
betul-betul tersusun rapih dalam segala arah, kaitan pergelombang dan saling
menutupnya harus rapat.
Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam Gambar
Rencana harus diikuti ketentuan dari pabrik sirap tersebut.
Penutup atap hanya boleh dipotong pada pinggul-pinggul atau lembah atap tapi
harus sedemikian rupa sehingga bagian untuk menempatkan kedudukannya tidak
boleh dibuang.
PASAL 7
PEKERJAAN KUSEN PINTU, KUSEN JENDELA DAN ALAT PENGGANTUNG
Persyaratan bahan :
1) Semua Kusen (Pintu, Jendela) KayuBayam, Daun Pintu, Jendela panil memakai
Kayu Bayam Kls 1 dan Daun jendela Kaca terbuat dari kayu Kamper, semua item
tersebut menggunakan kualitas baik dan diserut halus.
2) Ukuran kayu yang digunakan adalah (5x14) cm yang merpakan ukuran jadi
(minimal).
Persyaratan Pekerjaan :
1) Seluruh permukaan kusen, harus dimeni sampai rata. Bidang-bidang anker-
anker besi dia 8 mm sebanyak 3 (tiga) buah pada setiap sisi. Pada setiap kaki
kusen pintu dibuat neut-neut beton tumbuk yang dilengkapi dengan dook besi
dia 10 mm yang dipasang tertaman. Ukuran serta Type Kusen yang harus dibuat,
dapat dilihat pada gambar kerja.
1) Pemasangan Kusen dan Daunnya dilengkapi dengan assesoriesnya.
2) Tenaga kerja harus menggunakan yang terampil atau ahli. Sebelum melakukan
pemakuan maka terlebih dahulu harus menggunakan perekat agar kusen dan
daun tersebut lebih kuat.
Kunci Pintu
Kunci pintu yang dimaksud disini harus dalam keadaan lengkap artinya seluruh
peralatan kunci harus ada, diantaranya : Badan Kunci, Pegangan, Plat penutup
badan, Anak kunci dan sebagainya. Kunci yang dipakai type : Besar (2 kali putar).
Alat Gantung Lainnya :
Semua alat penggantung dan pengunci harus kwalitas baik sesuai persetujuan
konsultan pengawas. Kontraktor harus menyerahkan contoh tiap alat
penggantung/pengunci kepada konsultan pengawas sebelum melakukan pesanan.
Persyaratan Pelaksanaan
a) Pemasangan semua perlengkapan, alat penggantung pintu dan jendela sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam gambar, dipasang harus tepat
dan rapih.
b) Semua pelubangan untuk sekrup, fisher atau anker yang akan dipasang terutama
pada engsel, door closer, flush bolt, harus diberi klos kayu setempat agar
terpasang kokoh dan kuat.
c) Pemasangan engsel untuk pintu swing, dipasang sebanyak 3 buah engsel dengan
ketentuan sebagai berikut :
Engsel bawah dipasang sejauh kurang lebih 28 cm dari permukaan bawah
pintu kecuali untuk pintu service dan pintu-pintu di ruang basah adalah
sejarak 32 cm (as) dari permukaan pintu bawah.
Engsel tengah dipasang sejauh kurang lebih 100 cm dari as permukaan pintu
bawah.
Engsel atas, dipasang kurang lebih 28 cm As dari permukaan atas pintu.
d) Handle dan Door Pull dipasang kurang lebih 97,5 cm as dari permukaan lantai
setempat.
e) Posisi dari lock dan latch harus ditentukan dan dilaporkan oleh kontraktor ke
Konsultan Pengawas.
f) Engsel jendela gantung dipasang pada bagian atas kosen dan daun jendela
disetel harus tepat ukurannya sehingga sudut bukaan dari sisi daun jendela
menjadi sama rata.
g) Sedangkan type engsel bisa (Transom catch) dipasang pada type jendela bukaan
samping (Swing) dengan jarak bukaan semaksimum mungkin, tepat dan rapih.
h) Untuk pemasangan/penyetelan pintu jenis Frameless harus dipasang oleh
Perlindungan :
Kontraktor harus menjaga pasangan kunci tersebut, jangan sampai rusak yang
diakibatkan oleh benturan-benturan benda keras. Bidang-bidang yang perlu
dilindungi, harus dipasangi sejenis plakband, supaya tidak terkena goresan-goresan.
Bilamana terjadi hal-hal tersebut diatas, sehingga mengakibatkan Pasangan kunci
menjadi rusak, konsultan pengawas berhak meminta kepada kontraktor agar segera
mengganti kunci yang rusak tersebut, dengan tanpa meminta biaya tambahan.
PASAL 8
PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan pasangan Keramik untuk lantai dalam ruangan, tangga, dan teras atau
sesuai dengan gambar kerja. Jenis Keramik untuk pekerjaan di atas di antaranya
Keramik 30 x 30 cm Sek Mulia. Untuk ruangan seperti ditunjukkan dalam gambar
kerja, digunakan puzzle sesuai dengan ukuran gambar, begitu juga dengan motif
lantai/border.
Persyaratan Bahan
Keramik harus berkualitas baik yang memenuhi ketentuan SII, sekualitas Mulia dan
ubun keramik sekualitas Roman. Pemasangan yang tidak rata pada permukaan dan
warnanya, sisinya tidak lurus, sudutnya tidak siku, retak, atau cacat lainnya tidak
boleh dipasang.
e. Spesifikasi bahan
- Jenis : Keramik
- Ukuran : 40 x 40
- Warna : ditentukan kemudian
- Produk : sekualitas Mulia
- Keramik yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang berlaku di
Indonesia.
f. Pengiriman Material ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi label /merek dagang yang utuh dan jelas.
g. Kontraktor dapat menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan
bahan terpasang atau dengan jumlah yang dianggap cukup untuk diserahkan
kepada pemilik proyek.
h. Ukuran dan perletakan pasangan Keramik
Ukuran 4 0 x 4 0 cm untuk lantai dan tempat-tempat lain seperti ditunjukkan
dalam gambar kerja
Pelaksanaan Pekerjaan
c. Persiapan
3) Pekerjaan pasangan boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya selesai.
4) Pemasangan keramik haris menunggu sampai semua alat penggantung,
pengunci pintu/jendela, dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/kotor
atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan
keramik ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
d. Pemasangan
1. Sebelum pemasangan, plesteran harus harus dalam keadaan kering, padt,
rata, dan bersih.
2. Adukan untuk pasangan keramik pada lantai, dinding luar, dan bagian lain
yang kedap air, harus terdiri dari campuran 1 pc : 2 ps dan sejumlah bahan
tambahan, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
3. Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 pc : 3 ps.
4. Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang keramik, kemudian
dilekatkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau gambar
kerja.
PASAL 9
PEKERJAAN PENGECATAN
9.2.1 Pengujian
Kontraktor diwajibkan membuktikan keaslian cat dan pabrik tersebut di atas
mengenai kemurnian dan pada cat-cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa:
1) Segel Kaleng.
2) Hasil Akhir pengecatan
Hasil dari pada test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari
produsen untuk diketahui Konsultan Pengawas.
Biaya pengetesan ini dibebankan kepada kontraktor.
Pengiriman dan penyimpanan bahan.
Umum
1. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak aslinya yang
masih tersegel dan berlabel pabrik.
2. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering tidak
lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang benar.
Jangan bekerja dekat api atau motor listrik yang mengeluarkan kembang
api.
3. Mengeluarkan barang dari gudang hanya dalam jumlah yang segera
diperlukan
4. Jangan dibiarkan kaleng penutup cat terbuka terlalu lama.
5. Tidak dibenarkan meninggalkan kaleng-kaleng bekas ditempat pekerjaan.
c. Lapisan pertama
Cat jenis arcylic wall paper dengan menggunakan kape; ketebalan lapisan
Adalah 25 - 150 mikron atau daya sebar per liter adalah 10 m 2.
d. Lapisan kedua
Cat dasar jenis alkali resisting primer dengan menggunakan kuas/roller;
ketebalan lapisan adalah 25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13
15 m2.
e. Lapisan ketiga
Cat jenis vynil arcylic emulsion dengan menggunakan roller; ketebalan setiap
lapisan adalah 25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13 – 15 m2.
PASAL 10
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
10.4 Gambar-gambar
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik
yang di dalamnya dicantumkan besaran dan mekanis serta spesifikasi lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal/elektrikal, dan kontrak lainnya
harus menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Pemborong harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan/kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada ahli, direksi/pengawas, atau pihak lain yang ditunjuk.
h. Finishing
Semua kabinet back box dan pintu untuk panel board listrik harus dibuat tahan
karat dengan cara galvanisasi atau cadmium plating atau dengan zinc chromate
primer.
i. Konduit Tersembunyi
Pull box yang dihubungkan pada konduit tersembunyi dipasang penutupnya rata
pada dinding dan langit-langit.
j. Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kombinasi catch and flat key lock. Untuk
setiap kabinet, kuncinya dari tipe common key sehingga untuk setiap harus
disediakan dua anak kunci.
k. Tinggi Pemasangan Panel
Pemasangan panel harus sedemikian rupa agar setiap peralatan dalam panel
dapat terjangkau dengan mudah. Bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu /
penggantung, kontraktor harus menyediakan dan memasang meski tidak tertera
pada gambar.
l. Panel di Dinding
Setiap panel yang pemasangannya di dinding dari shaft electrical, bagian
belakangnya harus dipasang rangka besi terpisah yang ditempelkan ke beton.
Hal ini untuk memungkinkan lewatnya kabel ke lantai berikutnya.
m. Manhole dan Handhole
Penyambungan, pembelokan, dan pertemuan memerlukan manhole yang terbuat
dari beton, tertutup pelat besi dengan tebal 1 cm, dan berangka, terutama untuk
jaringan luar baik di dalam maupun jalur hijau. Pada setiap manhole, kabel harus
diberi tanda/label yang dipres dan dililitkan sehingga dapat dengan mudah
dikenal.
n. Label
Semua panel, switch, dan fuse unit, isolator switch group dan peralatan lainnya
harus diberi label sesuai dengan fungsinya. Label ini terbuat dari bahan logam
antikarat dengan huruf-huruf hitam.
lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, voltase, dan
lain-lain dan harus dipasang memakai cara yang disetujui perwakilan
pemerintah atau pabrik.
c. Lampu-lampu/Tube/Bulb Fluorescent
Fixture harus sesuai dengan gambar; Bulb berwarna standard white deluxe.
Untuk twin lamp atau double SL, harus dirangkai secara lead lag wiring. Semua
fixture harus dilakukan perbaikan faktor kerja sehingga mencapai PF = 0,90
dengan menggunakan kapasitor.
d. Fittings
Untuk pemasangan lampu flourescent digunakan bahan fittings dari jenis high
quality white polycarbonate tipe L.236 dan L.125 masing-masing untuk lampu
TK dan TKO.
PASAL 11
PEKERJAAN PAVING BLOK
Berikut ini akan dijelaskan cara atau metode pemasangan Paving block yang baik
dan benar.
Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang
hendak di Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat
dipadatkan dengan menggunakan Stamper. Hal ini agar lahan yang telah dipasang
paving block tidak amblas.
Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan
syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
1. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk
kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan
tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD
(Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan
landasan area paving nantinya.
2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis
yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai
minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini
sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.
3. Kanstin/Penguat Tepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan
paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar
paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
4. Drainase/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainase atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang
sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk
effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving
PASAL 11
PEKERJAAN LAIN –LAIN
Makassar , …………………2017
Ir.A L I M U D D I N
Ir. S A F N I, I A I
NIP. 1966 0908 1999 03 2 004
Direktur
Mengetahui :
KEPALA BIDANG TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
DINAS PERUMAHAN,KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN
DR . Ir. H. J U M R A S , M.Si
NIP. 1962 0707 1992 03 1 017