Anda di halaman 1dari 54

Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA.

2017

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


PEMBANGUNAN GEDUNG POS PENGAWAS
UPTD LAUT FLORES

PASAL 1
KETENTUAN UMUM
1.1 Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang diperlukan pada
Pekerjaan Gedung Pos pengawas UPTD Laut Flores , yang berlokasi di Kabupaten
Bulukumba , yang meliputi bahan/material, tenaga kerja dan semua peralatan bantu,
serta mesin yang dipergunakan.

1.2 Peraturan(Codes), Referensi Dan Standard


SII : Standard Industri Indonesia
PUBI 1982 : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia tahun 1982
PPIUG 1983 : Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung th.1983
DTPI 1970 : Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Ind.
NI-3 : Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia
NI-8 : Peraturan Semen Port Land Indonesia
NI-10 : Peraturan Bata Merah Indonesia

1.3 Peraturan Dinas Keselamatan Kerja dari DEPNAKER


Pemberi Tugas / Pengguna Jasa
Bila dalam Uraian & Syarat-syarat terdapat istilah Pemberi Tugas, maka itu berarti
Pemilik Proyek atau Pengguna Jasa seperti ditentukan dalam syarat-syarat Umum.

1.4 Pengawas (Supervisor)


Bila dalam Uraian dan Syarat-syarat ini terdapat istilah Pengawas, maka yang
disebut itu adalah suatu Badan Hukum atau Perusahaan atau wakilnya yang
bertanggung jawab seperti ditentukan dalam Syarat-syarat Umum.

1.5 Kontraktor
Bila dalam Uraian dan Syarat-syarat ini terdapat istilah Kontraktor, maka itu berarti
Suatu Badan Hukum atau Perusahaan atau wakilnya yang mengadakan perjanjian

KONSUTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT 1


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

untuk melaksanakan pekerjaan dan yang berhubungan dengan satu atau lebih paket
proyek yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.
1.6 Persetujuan Pengawas (Supervisi)
Persetujuan Pengawas adalah merupakan Persetujuan Pengawas secara tertulis
yang berisi persetujuan untuk sesuatu hal yang termasuk dalam persyaratan ini.

1.7 Daerah Proyek


Adalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada di dalam daerah tersebut (
Pekerjaan ) yang dikuasai untuk segala keperluan proyek.

1.8 Ukuran
Ukuran dengan angka adalah ukuran yang harus diikuti dari pada ukuran skala pada
Gambar Rencana. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran-ukuran, harus segera
menanyakan atau meminta nasihat dan masukan kepada Pengawas.

1.9 Rencana Kerja


Dalam Waktu 1 (satu) minggu setelah penandatanganan Kontrak, Kontraktor wajib
menyerahkan suatu Rencana Kerja yang meliputi :
1. Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan
masing – masing bagian pekerjaan.
2. Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan.
3. Jam kerja yang diusulkan untuk pekerjaan-pekerjaan dilapangan.
4. Jumlah pegawai Kontraktor yang diusulkan, selama pekerjaan
berlangsung,dengan disebutkan fungsi dan keahliannya.
5. Network Planning

1.10 Buku Laporan Harian


Kontraktor harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk-
petunjuk, keputusan-keputusan, dan detail-detail penting dari pekerjaan.
Laporan bulan mengenai kemajuan pekerjaan yang memuat sekurang-kurangnya
keterangan-keterangan yang berhubungan dengan kejadian selama satu bulan dan
risalah kemajuan / progress report tersebut berupa rangkuman dari :
a. Logistik bahan bangunan dan barang perlengkapan
b. Uraian kemajuan pekerjaan dalam akhir bulan
c. Absensi pegawai yang dipekerjakan selama bulan tersebut
d. Keadaan cuaca dari hari ke hari
e. bKunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek
f. Kejadian khusus
KONSUTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT 2
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

g. Foto-foto berwarna ukuran kartu pos sesuai dengan tahapan pekerjaan


ditambah dengan yang dianggap perlu oleh Direksi.
Laporan disampaikan kepada :
a. Pemberi tugas 1 asli + 1 copy
b. Konsultan perencana 1 copy
c. Ketua Direksi di lapangan / pengawas lapangan 1 copy
d. Pengawas lapangan untuk disimpan di kantor Direksi lapangan 1 copy

1.11 Peralatan
a. Kontraktor diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan.
b. Kerusakan pada bagian atau keseluruhan dari alat-alat tersebut harus segera
diperbaiki atau diganti sehingga tidak mengganggu aktifitas didalam pekerjaan.

1.12 Material
a. Bila diperlukan, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis Kepada pengawas
untuk mendapatkan persetujuan tentang nama perusahaan, tempat asal
(sumber) material.
b. Sebelum memberikan persetujuan, Pengawas dapat minta didatangkan contoh
barang/material/bahan baku, untuk keperluan pemeriksaan.
c. Dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pengawas.

1.13 Tanggung Jawab Kontraktor


Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah
mendapat persetujuan. Pengawas tidak berarti membebaskan Kontraktor atas
tanggung jawab pada pekerjaan tersebut sesuai dengan Kontrak maupun Peraturan
Pemerintah yang berlaku.

1.14 Mutu Tenaga Kerja


Tenaga Kerja yang dugunakan hendaknya dari tenaga-tenaga ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi maupun petunjuk Pengawas.

1.15 Pekerjaan dan Bahan-Bahan


Pekerjaan dan Bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macamnya seperti yang
disebut dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk Pengawas dilapangan,

KONSUTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT 3


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

harus tecakup dalam pembiayaan unruk tenaga kerja, harga bahan, biaya tak
terduga, keuntungan, biaya penggantian atas kerusakan atas milik pihak ketiga dan
kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja.

1.16 Gambar Rencana


Gambar Rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi masih mungkin diadakan
dalam masa pelaksanaan.
Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi ini maupun Spesifikasi lainnya dan tidak dibenarkan untuk menarik
keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada Gambar
Rencana atau perbedaan antara Gambar Kerja dan isi Spesifikasi.
Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan Gambar Rencana tersebut untuk
kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi. Dimensi dalam Gambar Rencana
dapat dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa
Gambar Rencana tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas petunjuk
Pengawas.
Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap Gambar Rencana akan
ditentukan selanjutnya oleh Pengawas dan akan disampaikan kepada Kontraktor
secara tertulis.
Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

1.17 Ketidaksesuaian Antara Gambar Rencana Dengan Uraian & Syarat-Syarat.


Bilamana ada ketidaksesuaian antara Gambar Rencana dan spesifikasi Pekerjaan
dan Syarat-syarat Umum dan Syarat-syarat Khusus, maka hal ini harus sesegera
mungkin ditunjukan kepada Pengawas dan selanjutnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas.

1.18 Perbedaan Antara Item Pekerjaan Dengan Gambar Rencana & Rencana Kerja
Dan Syarat-Syarat (RKS).
Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan atau menarik
keuntungan apabila dalam hal ini terdapat perbedaan antara Item Pekerjaan dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi, Dalam hal ini Kontraktor wajib melaksanakan
pekerjaan tersebut sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini tanpa biaya
tambahan.

KONSUTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT 4


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

1.19 Contoh – Contoh Bahan/Material


Contoh-contoh bahan/material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya
harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya Kontraktor, dan contoh-
contoh bahan/material tersebut harus sesuai dengan standard yang disarankan
dalam spesifikasi ini.
Contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara demikian rupa sehingga
dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebuSLah yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud pekerjaan persiapan meliputi dan tidak terbatas untuk pekerjaan
permulaan, penunjang, pendukung atau pelengkap dari seluruh pekerjaan yang
terdiri dari :
a. Admnistrasi, Dokumentasi dan Pengurusan Perizinan
b. Papan Nama Proyek
c. Air kerja & Listrik Kerja
d. Pagar Pengaman Proyek
e. Mobilisasi dan Demobilisasi Material
f. Pek. Bouwplank Dan Pengukuran

2.2 Administrasi dan Dokumentasi


Kontraktor diwajibkan memberikan dan melaporkan serta membuat laporan harian
beserta kelengkapan dokumentasi visual kepada konsultan pengawas untuk
selanjutnya konsultan pengawas menyusun kelengkapan tersebut dan melaporkan
secara berkala kepada Pemilik Pekerjaan.
2.3 Papan Nama Proyek
a. Kontraktor diwajibkan memasang papan nama proyek pada lokasi pekerjaan
dimana pemasangan papan nama proyek di tempat yang mudah dilihat oleh
umum.
b. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan
proyek dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan pemilik proyek.
c. Pembuatan papan nama proyek harus kuat dan tahan lama, minimal seumur
proyek itu berjalan, disarankan terbuat dari bahan tiang besi serta plat baja,
KONSUTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT 5
Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

bentuk serta ukuran serta isi penulisan dari pada papan nama proyek tersebut
akan ditentukan kemudian oleh pihak direksi.

2.4 Air & Listrik Kerja


a. Kontraktor harus menyediakan sendiri sumber air bersih untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan termasuk pompa dan bak air. Air harus selalu bersih,
bebas dari lumpur, minyak, bahan organik lainnya yang merusak.
b. Kontraktor harus mengadakan sendiri fasilitas daya listrik secukupnya, dan
generator guna kebutuhan penerangan proyek dan untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan.
c. Semua biaya pengadaan fasilitas tersebut diatas dan lainnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
d. Fasilitas air dan listrik yang ada ditapak tidak diperkenankan untuk
dipergunakan, terkecuali ada izin tertulis dari pihak yang berwenang.

2.5 Mobilisasi
Kontraktor diwajibkan untuk mengurus mobilisasi pekerja s ampai dengan lokasi
pekerjaan.

PASAL 3
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

3.1. PEKERJAAN TANAH


3.2.1 Lingkup Pekerjaan Tanah
a. Galian tanah pondasi Batu Kali
b. Galian Tanah Pondasi tangga

c. Urugan pasir Bawah Pondasi dan Lantai


d. Lantai kerja dibawah pondasi t=5cm

3.2.2 Pekerjaan Galian Tanah


Sebelum pekerjaan ini dimulai, kontraktor terlebih dahulu harus melapor pada
pengawas mengenai area yang akan digali.
a) Galian tanah pondasi harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar
baik mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya dan benar-

KONSUTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT 6


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

benar harus waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan


pelaksanaan lalu dilaksanakan menurut gambar, kontraktor boleh mengajukan
usul kepada konsultan pengawas mengenai cara pelaksanaannya.
b) Kontraktor harus memberitahukan kepada konsultan pengawas sebelum mulai
mengerjakan pekerjaan galian sehingga penampang, peil dan pengukurannya
dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum terganggu.
c) Galian pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar
rencana atau atas petunjuk konsultan pengawas galian tersebut mempunyai
ukuran yang cukup agar penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan
dimensi yang sesuai dengan gambar rencana, tidak boleh dianggap bersifat pasti.
d) Konsultan pengawas dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai
pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan
sebaik-baiknya.
e) Dasar dari semua galian harus rata, bilamana pada dasar galian terdapat akar-
akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka bagian ini harus digali melebihi
yang ditetapkan, dan harus diurug dengan pasir dan dipadatkan setiap 15 cm
dengan menggunakan mesin stamper lapis demi lapis sampai mencapai
ketinggian/ukuran yang diperlukan, dan dilakukan test kepadatan lapangan
untuk mencapai kepadatan optimum, paling tidak mencapai nilai kepadatan
tanah dasar sama dengan CBR > 4%
f) Kelebihan tanah bekas galian dan hal-hal yang mengganggu kelancaran jalannya
pelaksanaan, harus disingkirkan keluar tempat pekerjaan hingga area tapak
bersih.
g) Sesudah galian selesai kontraktor harus memberitahukan kepada konsultan
pengawas akan hal ini, tidak diperkenankan untuk melaksanakan lantai pondasi
sebleum konsultan pengawas setuju dengan ukuran dan kedalaman galian
tersebut.

Genangan Air di Dalam Galian


Kontraktor harus menjaga pada waktu pelaksanaan agar lubang galian tidak
digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dari mata air,
apabila lubang galian digenangi air maka kontraktor harus mengeluarkan dengan
jalan memompa , ataupun mengalirkan lewat parit - parit pembuang, kontraktor
harus menyiapkan pomp air stanbay di lapangan , karena bilamana diperlukan
sewaktu - waktu sudah siap.

KONSUTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT 7


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

3.2.3 Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pondasi


a) Yang dimaksud dengan pekerjaan urugan pasir padat adalah pekerjaan urugan
pasir diatas dasar galian tanah pondasi dan dibawah lapisan lantai kerja, lapisan
bawah lantai, dan seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
b) Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala kotoran dan gumpalan-
gumpalan tanah liat, lumpur dan bahan-bahan organis lainnya.
c) Pemadatan lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis maksimum 15 cm,
hingga mencapai tebal yang ditentukan, setiap lapisan pasir harus rata dan
disirami dengan air secekupnya hingga diperoleh kepadatan maksimum.

3.2.4 Pekerjaan Lantai Kerja


Pekerjaan lantai kerja ini bertujuan agar tidak terjadi pengeroposan pada tanah asli
pondasi juga dapat mengurangi kebutuhan dan ketebalan item pekerjaan diatasnya.
Komposisi Campuran Pekerjaan Lantai kerja antara lain :
 Semen
 Pasir
 Air
Dengan perbandingan 1 : 2 agar menghasilkan mutu beton K-125 sehingga dapat
menahan beban diatasnya dengan cara mengurangi ketebalannya.

3.2.5 Pekerjaan Urugan Tanah Kembali


a) Untuk pekerjaan urugan kembali , tanah yang digunakan sebagai pengisi adalah
tanah bekas galian , dan untuk mengikuti elevasi yang diinginkan akan
mendatangkan tanah urug dengan bahan yang telah disetujui oleh konsultan .
b) Dengan perhitungan volume kebutuhan adalah 20 % lebih banyak dari volume
yang akan diisi . Karena akan dipadatkan tahap demi tahap dengan stap
maksimal 10 cm .Pasir urug yang digunakan adalah pasir urug berbutir , bersih
dari Lumpur dan kotoran lainnya
c) Pelaksanaan pekerjaan urugan tanah serta pemadatan tanah meliputi seluruh
detail dalam gambar kerja baik itu pekerjaan urugan tanah bekas galian,,
maupun urugan tanah peninggian elevasi lantai dan pekerjaan yang
berhubungan serta atas petunjuk pengawas.
d) Bahan tanah untuk urugan harus memenuhi persyaratan.
e) Semua bagian/daerah urugan/timbunan (fill) harus diatur lapis demi lapis
antara 15 s/d 20 cm, lalu dipadatkan dengan menggunakan mesin pemadat juga

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

dikerjakan lapis per lapis, sehingga dicapai suatu lapisan ketebalan 15 cm


ataupun 20 cm dalam keadaan padat. Pemadatan harus menggunakan Baby foot
roller dengan berat tekanan +/-3 ton s/d 5 ton. Dan untuk urugan yang sifatnya
sebagai urugan kembali bekas galian pondasi/sloof, harus dipadatkan dengan
menggunakan mesin stampler plate dengan beratnya tekanan +/-500 kg s/d
1000 kg.
f) Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan, sisa-sisa puing-
puing, sampah-sampah tidak diperbolehkan sebahan bahan/disertakan tanah
urugan, dalam arti material yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai
bahan timbunan.
g) Pemadatan harus mencapai 90% dari kepadatan modify proctor, bila ada
material pengisi yang tidak memenuhi persyaratan, maka kontraktor harus
menggantinya tanpa biaya tambahan.
h) Selama pemadatan harus selalu dikontrol kadar air dari material yang sama
dengan kadar air optimum dari hasil standard test dari contoh material.

3.2. PEKERJAAN PONDASI


3.2.1 Lingkup Pekerjaan Pondasi
1. Pasangan Pondasi Batu Kali
2. Pasangan Anstampig Batu Kali
3. Beton Sloof

3.2.2 Umum
Didalam teknik pondasi terdapat bermacam –macam cara untuk menghitung
besarnya kapasitas daya dukung tanah pondasi yang dapat disebut pioner dan palin
terkenal dikemukakan oleh Terzaghi (1943), kemudian disusul oleh peneliti lainnya.
Beban yang ada didalam tanah mengakibatkan pembagian Zone Tegangan dalam :
1) Zone I ( Zone yang langsung didalam bawah pondasi )
2) Sepasang Zone II (Zone dari geser radial, karena dari zone ini terdapat gaya –
gaya geser radial)
3) Sepasang Zone III (Zone dari gaya geser lincar)
Akibat Beban ini maka pondasi cenderung akan berbentuk segitiga ABC kebawah
dengan pergerakan lateral dari zone I dan zone II. Pergerakan lateral ini akan oleh
gaya- gaya yang bekerja pada ab dan ac.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

3.2.3 Penentuan Jenis dan Dimensi Pondasi


Tentukan jenis dan dimensi pondasi tiang, baik tiang pancang atau tiang bor atau
pondasi khusus berdasarkan pertimbangan beberapa faktor :

a) Daya dukung tanah baik aksial dan lateral


b) Kapasitas penampang struktur tiang terhadap tekan, tarik dan lentur
c) Ketersediaan peralatan
d) Pengalaman konstruksi di lokasi proyek
e) Pertimbangan lingkungan (suara, getaran, jalan akses dan lain-lain)
f) Ekonomi (biaya)

3.2.4 Pekerjaan persiapan poorplat meliputi :


1) Pembersihan lahan daerah pembangunan, dengan penebangan semak – semak /
alang – alang, rumput, tanah humus (top soil) 15 – 20 cm berikut
pembuangannya. Menebang pohon jika ada, termasuk mencabut akarnya serta
membuang ketempat sesuai petunjuk Direksi.
2) Penggalian / cut dan pengurugan tapak, termasuk mendatangkan tanah dari luar
site atau membuang tanah keluar site.

PASAL 4
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

4.1. PEKERJAAN STRUKTUR


Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan beton struktur Pada Tahap Lanjutan ini adalah
meliputi dan tidak terbatas dari seluruh daerah yang ditunjukkan dalam gambar
perencanaan, diantaranya sebagai berikut :
1. Kolom-kolom Mutu Beton K-225
2. Sloef Mutu Beton K-225
3. Ring Balk Mutu Beton K-225
4. dan pekerjaan beton lainnya sesuai gambar.

4.2. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian rupa sehingga dalam beton yang dihasilkan,
jumlah semen yang terdapat di dalamnya minimum sesuai dengan persyaratan

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

dalam spesifikasi.
Hasil akhir pekerjaan beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki
kekuatan sifat-sifat lain sebagaimana diisyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dengan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya. Tetapi jumlah agregat halus harus selalu minimum dengan ketentuan
bahwa bila dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk
mengisi ruang-ruang/rongga-rongga di antara agregat kasar dan terdapat sedikit
sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang
dipakai dalam adukan harus minimum sehingga menghasilkan kemudahan untuk
dikerjakan dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian dan lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini
mengikuti peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (N.1-2) atau British Standard
yang telah diterapkan dengan tujuan menetapkan suatu standard yang dapat
diterima.
Standard lainnya dapat juga diterapkan asal sudah disetujui oleh konsultan
pengawas sebagai setara.

4.3. Bahan Bangunan Secara Umum


Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan
peraturan umum bahan bangunan Indonesia (NI-3), British Standard yang relevan
atau setara.
Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh dari semua bahan-bahan yang akan
dipakai untuk pekerjaan beton, untuk memperoleh persetujuan dari konsultan
pengawas dan tidak boleh memesan bahan-bahan tersebut dalam jumlah besar
sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian tiap bahan.
Konsultan pengawas akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui
sebagai patokan, pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek
kesesuaiannya dengan contoh tersebut.
Kontraktor tidak boleh melakukan penyimpangan yang berati terhadap contoh yang
sudah disetujui tanpa persetujuan dari konsultan pengawas.
Semua bahan yang ditolak oleh konsultan pengawas harus segera disingkirkan dari
lapangan atas biaya kontraktor.
Semen
a) Semua harus berupa cement porSLand (PC) biasa yang sesuai dengan standard
NI-8 sebagaimana dinyatakan dalam PBI atau British Standard No. 12 : 1958
untuk kelas I-Z475.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

b) Semua semen harus berasal dari pabrik yang sudah disetujui oleh konsultan
pengawas dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau
dalam tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
c) Bilamana dikehendaki oleh konsultan pengawas, kontraktor harus memberikan
pada konsultan pengawas, satu foto copy untuk tiap pengiriman semen, dimana
tertera nama pabrik, jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan
sertifikat pengujian dari pabrik yang menyatakan bahwa semen yang dikirim
sudah diuji dan dianalisa serta dalam segala hal sesuai dengan standard.
d) Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan standard bila
dianggap perlu oleh konsultan pengawas.
e) Konsultan pengawas berhak untuk menolak semen yang terbukti tidak
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikat dari pabrikan.
f) Kontraktor harus menyediakan semua contoh pengujian dan memberikan
bantuan yang mungkin diperlukan oleh konsultan pengawas untuk melakukan
pengujian.
g) Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air
serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian. Semen yang membatu
atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
h) Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
kontraktor.
i) Kontraktor harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan
memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
j) Kontraktor harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat yang
sesuai untuk menyimpan dan menangani semen. Gudang-gudang tersebut harus
benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup.
k) Lantai gudang minimum 30 cm, di atas permukaan tanah atau di atas air yang
mungkin tergenang di lantai. Ketika di angkut ke lapangan dengan lori/gerobag,
semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak tembus
air.
l) Semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan tiap semen yang
menurut pendapat konsultan pengawas sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat
penyerapan air dari udara atau dari manapun harus ditolak dan disingkirkan
dari lapangan atas biaya kontraktor.
m) Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah.
Semen-semen harus disimpan menurut tanggal pengiriman sehingga yang
dikirim terlebih dahulu dapat dipakai lebih dahulu.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

Agregat Kasar
a) Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 point 3.4 atau
B.S No.852 1965.

b) Agregat kasar (kerikil atau batu pecah/split) adalah agregat yang tertahan pada
saringan 5 mm dan agregat halus (pasir) adalah agregat yang lolos pada
saringan 5 mm.
c) Pemakaian agregat “All in” (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
d) Sebelum pembetonan dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat
harus diserahkan kepada konsultan pengawas untuk disetujui.
e) Dari tiap jumlah tersebut kontraktor harus mengambil dua contoh yang
representatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana
diperintahkan oleh konsultan pengawas.
f) Semuanya harus sesuai dengan PBI 1971 atau British Standard No. 812 : 1967.
g) Bila agregat yang disetujui oleh konsultan pengawas sudah terpilih, kontraktor
harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari
satu sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu dan gradasi dapat
dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
h) Pengujian lebih lanjut menentukan variasi kemurnian atau gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 20 m3 yang dipasok.
i) Agregat kasar dan halus harus ditangani dan disimpan secara terpisah dan
sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi dari partikel yang berbeda ukuran.
j) Tumpukan persediaan harus diletakkan pada suatu tumpukan dari beton lemah,
kayu atau bahan lain yang kekuatannya disetujui dan agregat harus dijaga tetap
bersih dan bebas dari benda asing.
k) Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di sumber
pemasokan atau di lapang untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta
gradasinya sudah disetujui guna menjaga keseimbangan kerja.

Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami
dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah
batu. Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan mutu agregat halus harus memenuhi
satu, beberapa atau semua ayat berikut ini :
a) Agregat halus harus memenuhi standard yang ditetapkan pada peraturan beton
Indonesia (NI-2) 1971 bagian 2, point 3.3. Agregat halus harus terdiri dari butir-
butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal,

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik
matahari dan hujan.
b) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%
maka agregat halus harus dicuci.
c) Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak
yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder (dengan
larutan NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat
juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada usia 7 dan 28
hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi
dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air,
pada umur yang sama.
d) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dlam pasal 3.3 ayat (5)
NI-2 : 1971, harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2% berta;
- Sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat;
- Sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80% dan 95% berat.
e) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton,
kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang
diakui.

Air
a) Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton dan atau baja tulangan.
b) Dalam hal ini dapat dipakai air bersih yang dapat diminum.
c) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim
contoh air tesebut ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk
diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton dan atau baja tulangan.
d) Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebut dalam ayat (c) tidak dapat
dilakukan, maka dalam hal adanya keragu-raguan mengenai air harus diadakan
percobaan perbandingan antara kekuatan tekan mortel sement + pasir dengan
memakai air itu dan dengan memakai air suling.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

e) Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan tekanan mortel dengan
memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari
kekuatan tekan mortel dengan memakai air suling pada umur yang sama.
Additif / Bahan Pembantu
a) Untuk tujuan memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan
dan pengerasan ataupun untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai bahan-bahan
tambahan pembantu. Jenis dan jumlah bahan pembantu yang dipakai harus
disetujui terlebih dahulu oleh konsultan pengawas.
b) Manfaat dari bahan-bahan pembantu harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil
percobaan.
c) Selama bahan-bahan pembantu ini dipakai, harus diadakan pengawasan yang
cermat terhadap pemakaiannya, jangan sampai tujuan untuk meningkatkan
mutu beton, malah sebaliknya dengan bahan tambahan tersebut akan rusak.
d) Meskipun pihak konsultan pengawas sudah memberikan izin untuk
penambahan additif ini, kontraktor tetap bertanggung jawab, andai kata pada
pencampuran bahan ini menyebabkan mutu beton menjadi rusak.

Baja Tulangan dan Kawat Pengikat


a) Baja tulangan yang dipakai harus yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik terkenal
dan mutunya harus dapat dibuktikan dengan data otentik.
b) Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm,
yang telah dipijarkan lebih dahulu dan tidak bersepuh seng. Baja yang
dipergunakan adalah mutu U.24 dengan catatan pemakaian di bawah diameter
12 mm, sedangkan mutu baja U.39 dipergunakan di atas diameter 13 mm.
c) Baja tulangan harus bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas dan sebagainya). Serta mempunyai penampang yang
sama.
d) Baja tulangan yang tidak memenuhi persyaratan karena kualitas tidak sesuai
dengan spesifikasi dari peraturan lain harus segera dikeluarkan dari tapak
setelah menerima instruksi dari konsultan pengawas dalam waktu 1 x 24 jam.

4.4. Adukan Percobaan


a) Kontraktor harus menyerahkan jauh sebelum pengujian dilaksanakan, data-data
berikut ini untuk rencana adukan tiap kelas beton :
1. Usulan distribusi ukuran butiran pasir
2. Usulan distribusi ukuran butiran agregat

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

3. Asal pasir dan agregat


4. Pengolahan adukan (Crushing Plant)
5. Kandungan semen
6. Perbandingan air dan semen
7. Usulan slump
8. Bahan-bahan additif (Admixture) bila diperlukan
b) Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut :
- Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus

c) Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga lagi pada umur 28 hari.
d) Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak boleh ada yang lebih rendah
dari 1 1/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan. Sebelum memulai
pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada konsultan pengawas untuk
disetujui, detail lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan analisa gradasi
dan perhitungan rencana campuran (Mix Design). Kontraktor tidak boleh
melakukan pengecoran bagian manapun sebelum rencana campurannya
disetujui oleh konsultan pengawas.
e) Konsultan pengawas berwenang untuk meminta agar kontraktor menyerahkan
hasil pengujian, pada tenggang waktu tertentu, dari beton yang dicor dalam
pekerjaan.
f) Kontraktor harus sudah memperhitungkan biayanya untuk maksud tersebut di
atas.
g) Kontraktor harus menyerahkan pada konsultan pengawas detail lengkap
mengenai pengujian ini bersama dengan analisa gradasi dan perhitungan
rencana campuran.
h) Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran di bagian manapun sebelum
konsultan pengawas menyetujui rencana campuran.

4.5. Mutu Beton


a) sUntuk mencapai kelas beton yang diinginkan (K-225), kontraktor harus
membuat campuran beton yang direncanakan (Mixe Design) yang diartikan
dengan campuran beton yang direncanakan adalah campuran yang dapat
dibuktikan dengan data otentik dari laboratorium atau berdasarkan
pengalaman-pengalaman pelaksanaan beton di waktu yang lalu atau dengan
data dari percobaan-percobaan pendahuluan, bahwa kekuatan karakteristik
yang diisyaratkan dapat tercapai.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

b) Dalam melaksanakan beton dengan campuran yang direncanakan, jumlah semen


minimum dan nilai faktor air semen maksimum yang dipakai harus disesuaikan
dengan keadaan sekelilingnya.
c) Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian Slump. Adukan
beton untuk keperluan pengujian slump ini harus diambil langsung dari mesin
pengaduk dengan menggunakan ember atau alat lain yang tidak menyerap air.
Untuk mencegah penggunaan adukan beton yang terlalu kental atau terlalu
encer, dianjurkan untuk menggunakan nilai-nilai slump yang terletak dalam
batas-batas yang ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut :

No Item Pekerjaan Slump (Cm)


Maks. Min.
1. Dinding, plat pondasi dan pondasi 12,5 5,00
telapak bertulang
2. Pondasi telapak tidak bertulang,
kaison dan konstruksi di bawah 9,00 2,50
tanah
3. Pelat, balok, kolom dan dinding 15,00 7,50
4. Pengerasan jalan 7,50 5,00
5. Pembetonan masal 7,50 2,50
Atau ditentukan lain berdasarkan dari hasil penelitian laboratorium

d) Sebagai contoh campuran dapat dipergunakan perbandingan campuran


berdasarkan pengalaman dan telah diuji di laboratorium. Namun demikian
campuran ini hanyalah sebagai acuan semata, nanti dalam pelaksanaannya
campuran harus tetap menjalani pemeriksaan/pengetesan oleh konsultan
pengawas.

Jenis Test K - 225


Kekuatan kubus karakteristik 175 kg/cm2
(150x150x150 mm) kg/cm2
28 hari yang ditentukan
Kandungan semen minimum 340 kg/m3
Ukuran agregat kasar
10 –20 mm 455 kg/m3
21 – 30 mm 683 kg/m3
Ukuran agregat halus 668 kg/m3
Air bersih 200 lt/m3

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

e) Perbandingan campuran yang diberikan diatas telah diperkirakan guna


mencapai kekuatan yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah percobaan
dengan ketentuan bahwa material yang dipakai bermutu baik dan pengawasan
dilakukan dengan teliti.
f) Beton hendaknya dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan
untuk kelas tertentu lebih menentukan daripada perbandingan campuran yang
diperlihatkan.
g) Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, konsultan pengawas
berwenang untuk memperbaiki perbandingan campuran atas biaya kontraktor
untuk mencapai kekuatan yang direncanakan.

4.6. Pengujian Bahan Beton


a) Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI bagian 4.7 atau British
Standard No. 1881:1984 dan dapat juga mencakup pengujian slump dan
kompresi. Jika beton tidak memenuhi persyaratan percobaan slump, adukan
yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari lapangan
oleh kontraktor.
b) Jika pengujian tekan (komresi) gagal, harus diterapkan prosedur perbaikan
sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
c) Percobaan kubus dilaksanakan menurut instruksi dari konsultan pengawas,
tetapi sekurang-kurangnya 1 kubus untuk 10 m3 dan minimum 6 kubus tiap
hari.
d) Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan
kondisi yang sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 hari menurut
keputusan konsultan pengawas. Biaya percobaan ini akan dibebankan pada
kontraktor.

4.7. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan di Lapangan


Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang
seragam, yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan.
Untuk ini, kontraktor harus menyediakan dengan biaya sendiri, serta
mempergunakan alat penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk
mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan mencor beton serta
peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk pengujian sebagaimana diuraikan
disini atau menurut petunjuk dari konsultan pengawas. Semen dan semua agregat
harus diukur dan ditetapkan proporsinya menurut berat. Penggunaan semen untuk
adukan yang memakai kantong semen tidak utuh tidak diperbolehkan.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

4.8. Penolakan Beton


a) Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai
standard yang ditetapkan, maka konsultan pengawas berwenang untuk menolak
seluruh pekerjaan beton darimana kubus-kubus tersebut diambil.
b) Konsultan pengawas juga berwenang untuk menolak beton yang berongga,
porous atau yang permukaan akhir tidak baik. Dalam hal ini kontraktor harus
menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut
instruksi dari konsultan pengawas sehingga hasilnya menurut penilaian
konsultan pengawas sudah memuaskan.

4.9. Pengukuran Bahan-Bahan Beton


a) Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali
air yang oleh diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar harus diukur
secara terpisah dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi
ketepatan + 1%.
b) Pengukuran berdasarkan volume dapat diizinkan asal disetujui oleh konsultan
pengawas.
c) Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambah serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh
konsultan pengawas jauh sebelum beton dicor.

4.10. Pengadukan Beton


a) Beton harus diaduk di tempat yang sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran. Pengadukan harus memakai mixer yang digerakkan dengan daya
yang kontinyu serta mempunyai kapasitas minimum 350 lt. Jenisnya harus
disetujui oleh konsultan pengawas dan dijalankan dengan kecepatan
sebagaimana dianjurkan oleh pabrik. Pengaturan, pengangkutan, pengukuran
dan pengadukan bahan beton harus mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas dan bila mungkin, harus diatur sedemikian rupa sehingga seluruh
operasi dapat dilihat dari satu titik dan diawasi serta dicek oleh seorang
pengawas.
b) Pengadukan beton dengan tangan tidak diizinkan, kecuali jika sudah disetujui
oleh konsultan pengawas untuk mutu beton kelas III.
c) Pengadukan harus sedemikian rupa, sehingga bahan beton tersebar merata ke
seluruh massa, tiap partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton
padat yang homogen tanpa adanya air yang berlebihan.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

4.11. Pengangkutan dan Pengecoran Beton


Pengangkutan Beton
a) Pengangkutan beton yang telah diaduk dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang dapat mencegah agregasi dan
kehilangan bahan-bahan (semen, air atau agregat halus). Pengangkutan harus
lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
b) Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan setelah
disetujui oleh konsultan pengawas. Dalam hal ini konsultan pengawas
memeprtimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini setelah
mempelajari usul-usul dari kontraktor mengenai konstruksi, kemiringan serta
panjang talang tersebut.
c) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu satu jam setelah
pengadukan dengan air dimulai.
d) Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan
yang panjang, maka jangka waktu tersebut bisa diperpanjang sampai 2 jam lagi,
dengan syarat harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa
bahan pembantu dan penggunaannya harus ada izin tertulis dari konsultan
pengawas.
e) Pengangkutan beton harus dilindungi terhadap cuaca buruk seperti suhu yang
panas, hujan ataupun angin kencang yang dapat mempengaruhi secara cepat air
dalam campuran beton.

Pengecoran Beton
Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan
perancah. Acuan dan pekerjaan persiapan yang disebutkan pada spesifikasi ini telah
sempurna dikerjakan dan disetujui oleh konsultan pengawas. Kontraktor harus
memberikan usulan rencana kerja pengecoran yang meliputi kapasitas produksi
dan volume pekerjaan sebelum pengecoran dilakukan.

Persiapan Pengecoran
a. Semua peralatan, material dan tenaga sudah harus siap sebelum pengecoran
dimulai.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

b. Permukaan sebelah dalam dari acuan dimana akan dilaksanakan pekerjaan


pengecoran harus dibersihkan terlebih dahulu dari bahan-bahan lepas dari
kotoran-kotoran dan sebagainya.
c. Acuan yang terbuat dari kayu ataupun bahan-bahan lain yang dikhawatirkan
akan dapat mengurangi air. Semen harus terlebih dulu dibasahi dengan air
sehingga jenuh sebelum dilaksanakan pengecoran.
d. Tulang-tulangan, angker-angker dan lain-lain harus sudah seluruhnya mendapat
izin dari konsultan pengawas mengenai penempatannya dan telah cukup diberi
beton decking sesuai dengan gambar rencana sehingga pengecoran dan
pemadatan beton nantinya tidak akan menyebabkan tulang-tulangan bergeser
atau terlalu dekat dengan permukaan luar beton.
e. Dalam hal-hal dipakainya bahan-bahan pembantu dengan maksud memudahkan
pelepasan acuan setelah beton mengeras, telah betul-betul diperiksa sehingga
tidak mengganggu pelekatan antara besi dan beton.

f. Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton yang akan
dicor harus terlebih dahulu dikasarkan dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas
dan rapuh dan telah disiram dengan air sehingga jenuh.
g. Sesaat sebelum pengecoran beton baru dilaksanakan, bidang-bidang kontak
beton lama tersebut harus telah disapu dengan spesi mortel dengan campuran
yang sesuai dengan betonnya.

Pelaksanaan Pengecoran
a. Pengecoran beton hanya diperbolehkan pada siang hari, kecuali kalau memang
diperkenankan untuk atau diperbolehkan atau diharuskan dilaksanakan juga
pada malam hari. Bila dilaksanakan pengecoran pada malam hari perlengkapan
pengecoran dan lain-lain yang diperlukan harus disiapkan sehingga pekerjaan
itu nantinya nenghasilkan mutu yang sebaik-baiknya.
b. Pengecoran sebaiknya dilaksanakan dengan memakai readimix segera setelah
selesai pengadukan dan sebelum terjadi proses pengikatan.
c. Penundaan pengecoran masih diizinkan dalam batas-batas mana beton masih
dapat dikerjakan dengan baik tanpa penambahan air. Pengecoran dan
pengerjaan beton harus diselesaikan dalam waktu 20 menit sesudah keluar dari
mixer, kecuali bila diberikan bahan-bahan pembantu dengan maksud untuk
memperlambat proses pengerasan.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

d. Pelaksanaan pengecoran beton hendaknya dikerjakan sedemikian rupa sehingga


tidak terjadi proses pemisah bahan (segregasi) dengan pengerjaan kembali
beton yang telah selesai dicor tersebut.
e. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dengan ketinggian lebih dari 1,5 m, tetapi
jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat
tinggi, maka alat-alat dan metode yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas dan juga tidak boleh menimbun beton
dalam jumlah besar di suatu tempat dengan maksud untuk kemudian
meratakannya sepanjang acuan.
f. Lubang-lubang drainage dan sebagainya yang harus dibuat seperti apa yang
ditunjukan dalam gambar ataupun atas perintah konsultan pengawas harus
dibuat dari bambu atau batang pisang dengan diameter 5-7 cm harus
dipersiapkan sebelum pelaksanaan pengecoran.
g. Pada beton-beton dengan mutu lebih besar dari K-225 atau beton-beton dengan
persyaratan kekuatan yang tinggi, pengecoran harus dilakukan secepatnya
sesudah selesainya pengadukan.
h. Untuk dinding beton, pengecoran dilakukan secara berlapis-lapis horizontal
dengan tabal yang pada umumnya diambil 30 cm keseluruh panjangnya sampai
dengan pengakhiran yang disokong oleh acuan yang kokoh atau konstruksi
khusus (Contruction Joints) seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana.
i. Beton, acuan dan atau tulang-tulangan yang menonjol keluar harus dicegah dari
kemungkinan terkena sentuhan atau getaran yang dapat membahayakan daya
lekatnya dengan beton. Pengecoran bisa dilaksanakan dengan cara lain misalnya
dilaksanakan dari suatu ujung menuju ujung yang lain untuk setebal bagian dari
balok itu jika konsultan pengawas menentukan begitu.
j. Yang perlu diperhatikan lagi adalah bahwasannya pelaksanaan pengecoran tidak
boleh dilakukan jika pada tempat pengecoran melebihi 380 Celcius atau dibawah
hujan lebat tanpa adanya usaha-usaha untuk melindunginya.
k. Jika suhunya tinggi maka kontraktor harus memperhitungkan kehilangan air
pada adukan beton akibat penguapan pada saat transport ataupun pada saat
pengecoran.
l. Jika suhu ditempat pengecoran lebih besar dari 380 Celcius maka dapat dipakai
cara-cara sebagai berikut :
 Semua persediaan agregat, air tangki penimbunannya dan juga mesin
pengaduk harus dilindungi dari sinar matahari.
 Agregat didinginkan secara kontinyu dengan air jika mungkin.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

 Air yang digunakan dapat didinginkan dengan menambah air pada tangki
penimbun jika diperlukan.
 Atau cara-cara lain dibawah pengawasan seorang ahli.
 Kontraktor harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan

kondisi pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus
tersedia untuk diperiksa oleh konsultan pengawas setiap saat.

4.12. Pemadatan Beton


Umum
Selama proses pengecoran berlangsung maka beton harus dipadatkan dengan alat
mekanis (Internal atau External Vibrators) kecuali jika konsultan pengawas
mengizinkan pemadatan dengan menggunakan tenaga manusia. Jika oleh konsultan
pengawas diperkenankan cara pemadatan dengan tenaga manusia maka dapat
dilakukan dengan cara memukul-mukul acuan dari sebelah luar, dan mencocok atau
menusuk-nusuk adukan beton secara kontinu dengan menggunakan besi beton dia
16 mm. Ketelitian dalam hal ini sangat perlu diperhatikan agar terisi sela-sela
diantara dan sekeliling tulangan terpenuhi tanpa menggeser kedudukan tulangan
dan sebagainya. Membuat agar permukaan menjadi rata dan halus, mengeluarkan
gelembung-gelembung udara serta mengisi semua rongga. Juga harus diperhatikan
agar penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama dikerjakan yang dapat
mengakibatkan pemisahan bahan-bahan (segregasi). Tenaga yang mengerjakan
pekerjaan ini harus telah banyak pengalaman dan pelaksanaan pemadatan
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas.

External Vibrator ( Bila Diperlukan )


Alat mekanis yang digunakan harus mampu memberikan getaran paling tidak 8.000
getaran tiap menit dari berat efektif sebesar 0,25 kg. External vibrator harus
diletakkan sedemikian rupa pada acuan sehingga akan menghasilkan getaran-
getaran.
Bila lebih dari satu alat yang digunakan, jaraknya harus diatur sehingga tidak
menyebabkan perendaman getaran alat getar lainnya. Pada beton precast, dapat
dibuat suatu meja getar dari konstruksi yang disetujui oleh konsultan pengawas dan
dipakai alat penggetar yang dapat memberikan paling tidak 8.000 getaran per
menit. Untuk lantai beton atau pelat-pelat beton pemakaian external vibrator yang
dilekatkan pada acuan digunakan seizin konsultan pengawas.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

Internal Vibrator ( Bila Diperlukan )

Internal digunakan dengan memasukkan alat-alat pulsator atau penggetar mekanis


kedalam adukan beton yang bari dicor. Alat tersebut paling tidak memberikan 8.000
getaran tiap menit bila dimasukkan kedalam adukan beton yang mempunyai nilai
2,5 cm yang akan memberikan daerah yang kelihatan bergetar pada radius yang
tidak kurang dari 45 cm. Alat itu harus dimasukkan dalam adukan beton searah
dengan memanjangnya sedalam menurut perkiraan bahwa beton itu secara
tingginya telah dipadatkan. Kemudian ditarik keluar secara perlahan - lahan
dimasukkan lagi pada posisi selanjutnya. Alat ini tidak boleh dibiarkan di suatu
tempat lebih lama 30 detik dan ditempatkan pada posisi-posisi yang tidak lebih jauh
dari 45 cm. Alat ini tidak diperbolehkan guna mendorong beton ke samping. Jarum
vibrator tidak boleh mengenai beton yang sudah mulai mengeras ataupun baja
tulangan sehingga menyebabkan merambatnya getaran – getaran kebagian lainnya
sudah mulai mengeras.

Jumlah Vibrator
Jumlah minimum banyaknya internal vibrator untuk memadatkan beton akan
diberikan pada tabel di bawah ini :

JUMLAH MINIMUM INTERNAL VIBRATOR


Kecepatan Mengecor Jumlah
Alat
4 m3 beton/jam 2 Unt
8 m3 beton/jam 3 Unt
12 m3 beton/jam 4 Unt
16 m3 beton/jam 5 Unt
20 m3 beton/jam 6 Unt

Dianjurkan untuk menyediakan alat internal vibrator secukupnya agar apabila


terjadi kerusakan alat, pekerjaan tidak tertunda.
Bila digunakan alat lain, maka cara dan jumlahnya akan ditentukan oleh konsultan
pengawas.

4.13. Lantai Kerja


Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah. Kecuali
jika ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja 50 mm minimum kelas III diatas
tanah sebelum tulangan beton ditempatkan.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

4.14. Spesi Semen (Semen Mortal)


Spesi terdiri dari satu bagian semen berbanding sejumlah bagian agregat
halus/pasir yang sudah ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga
dihasilkan campuran akhir yang konsistensi plastisnya disetujui oleh konsultan
pengawas. Spesi harus diaduk pada suatu landasan kayu atau logam dalam jumlah
kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang sudah mulai mengeras atau telah
dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam pekerjaan.
Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.

4.15. Perlindungan dan Pengeringan Beton


Semua permukaan yang terbuka harus dilindungi dari matahari dan semua beton
harus dijaga agar tetap lembab dengan cara dibasahi selama tujuh hari sekurang-
kurangnya setelah pengecoran
Perlindungan diberikan dengan cara menutupi dengan pasir basah sekurang-
kurangnya setebal 50 mm atau dengan kantong-kantong goni basah. Permukaan-
permukaan yang baru saja dicor harus dilindungi dari hujan maupun dari pengaruh-
pengaruh lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi
pengerasan.
Kontraktor harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak diberi
beban yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang
timbul akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus
diperbaiki oleh kontraktor atas biaya sendiri hingga memuaskan konsultan
pengawas.

4.16. Pengerjaan Permukaan Beton Dengan Sendok Semen (Trowelling)


Bilamana dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat,
permukaan yang dihasilkan harus datar dengan hasil akhir yang rata tetapi
bertekstur kasar. Sebelum pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus
diratakan lagi dengan sendok dimana perlu untuk menutup retakan-retakan dan
mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada permukaan beton baru yang
terbuka.

4.17. Siar - Siar Konstruksi


Semua siar konstruksi dalam beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal.
Siar-siar tersebut harus berakhir pada cetakan/acuan yang kokoh yang ditunjang
dengan baik, jika perlu dicor guna melewati penulangan. Bila pekerjaan pengecoran

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

ditunda sampai beton yang sudah dicor mulai mengeras, maka dianggap terdapat
siar konstruksi.
Jika diperlukan siar konstruksi di tempat yang lain dari pada yang telah disetujui,
karena terjadi kerusakan alat atau alasan lain yang tak terduga, harus disediakan
penopang tegak lurus pada garis tegangan-tegangan utama, tetapi jika lokasinya
dekat tumpuan suatu pelat atau balok atau tempat lain yang dianggap tidak
menguntungkan oleh konsultan pengawas, maka beton yang sudah dicor harus
dipecah kembali dan disingkirkan sehingga dicapai suatu lokasi yang cocok untuk
siar konstruksi sebagaimana disetujui konsultan pengawas.
Pelaksanaan pengecoran tidak boleh terputus harus dilaksanakan terus menerus
dari satu siar ke siar berikutnya, usahakan dalam pengecoran dibuat jadwal
penggantian pekerja (sip kerja).
Siar-siar konstruksi pada permukaan-permukaan yang terbuka harus sungguh-
sungguh horizontal atau vertical dan jika diperlukan dipasang bending di dalam
dinding cetakan/acuan pada permukaan yang terbuka untuk menjamin penampilan
siar yang memuaskan.
Sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan
siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing
atau serpihan-serpihan.
Jika beton berumur kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikat seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah keras,
permukaan tersebut harus dilukai secara ringan atau diembus dengan pasir (sand
blasted) untuk memperlihatkan agregat.
Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh konsultan pengawas,
cetakan/acuan kana diperiksa dan dikencangkan.
Sebelum perleyakan beton baru, permukaan tersebut harus disiram dengan air.
Setelah kelebihan air dibuang, lapisan adukan semen setebal 12 mm dengan
campuran dan konsistensi yang sama dengan campuran beton induk diletakkan di
atas permukaan yang sudah bersih tersebut sesaat sebelum pengecoran berikutnya.

4.18. Penyusutan Beton


Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau
spesifikasi.
Jenis seal, bila ada, harus diserahkan untuk disetujui oleh tenaga ahli/konsultan
pengawas.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

4.19. Cetakan & Stoot Werk


Semua acuan/stoot werk harus dirancang dan dibuat hingga dinilai memuaskan
oleh konsultan pengawas. Kontraktor harus menyerahkan rancangannya untuk
disetujui, dalam jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua cetakan harus diperkuat dengan klem-klem dari balok kecil dan harus kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan, dipadatkan dan mengeras.
Cetakan dari bahan lembaran multyplex dan papan kayu harus dipilih dari kayu
yang sudah diolah dengan baik. Semua sambungan harus cukup kencang agar tidak
terjadi kebocoran.
Agar beton tidak menempel pada cetakan, bagian permukaan dalam cetakan diberi
lapisan setara dengan merk “Reebol Emulsion” produk Fosroc yang sebelum
dipasang harus diketahui terlebih dahulu oleh konsultan pengawas.
Minyak pelumas sejenis oli, ataupun solar baik yang sudah atau yang belum dipakai
tidak boleh dipakai untuk maksud ini.
Harus diperhatikan agar besi tulangan tidak terkena bahan pelapis semacam ini.
Pengikat baja untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui bolah
dipakai. Bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton
sekurang-kurangnya harus berjarak 50 mm dari permukaan akhir beton.
Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara
harus ditutup dengan rapih segera setelah catakan/acuan dibuka, dengan spesi
semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Untuk pemasangan acuan/cetakan semua permukaan beton yang terbuka
halus/exposed maka pemasangan cetakan/acuan tersebut harus dari lembaran
multyplex minimal tebal 12 mm.
Jika seandainya pemasangan material cetakan/acuan untuk kedua kalinya, maka
sebelum pemasangan catakan/acuan, konsultan pengawas akan memilih papan
kayu maupun lembaran multiplex yang boleh dipakai ulang. Papan kayu maupun
lembaran multiplex yang ditolak oleh konsultan tidak boleh dipakai kembali dan
harus disingkirkan dari lapangan dalam jangka waktu 1 x 24 jam.
Konsultan pengawas sama sekali tidak bertanggung jawab atas mutu permukaan
akhir setelah memberikan persetujuan atas pemasangan acuan/cetakan.
Semua sudut-sudut kolom, balok-balok yang terbuka harus berbentuk tidak tajam,
pada bagian dalam sudut-sudut cetakan/acuan harus dipasang list/klos kayu
dengan ukuran segitiga sama sisi kurang lebih 2x2x2 cm, pemasangan list/klos
harus kuat melekat pada sudut papan cetakan/acuan, jangan sampai sewaktu

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

pengecoran berlangsung list/klos tersebut lepas dari tempatnya, atau pembuatan


sudut-sudut pada kolom/balok ditentukan lain pada gambar perencanaan.
Cetakan/acuan untuk kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu
dan benda lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan.
Beton di bagian manapun tidak boleh dicorkan sebelum cetakan/acuannya
diperiksa dan disetujui oleh konsultan pengawas.

4.21. Pembukaan Cetakan/Acuan


Cetakan dan acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut
dengan sistem cetakan dan acuan yang masih ada telah mencapai kekuatan yang
cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja
padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji yang
telah disyaratkan.
Pada bagian-bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan dan acuan
akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana dan/atau akan
terjadi keadaan lebih berbahaya daripada keadaan yang diperhitungkan, maka
cetakan dan acuan dari bagian-bagian itu tidak boleh dibongkar selama keadaan
tersebut tetap berlangsung. Pembongkaran cetakan dan acuan dari konstruksi-
konstruksi yang langsung akan memikul praktis seluruh beban rencana, harus
dilakukan dengan hati-hati.
Cetakan-cetakan balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom
penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata baik
pembetonannya.
Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak akan
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada konstruksi beton.
Cetakan/acuan tidak boleh dibuka sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup
untuk menahan tegangan-tegangan yang timbul akibat pembukaan dan jika
diperlukan konttaktor harus membuktikannya sehingga dianggap memuaskan oleh
konsultan pengawas.
Kontraktor harus bertanggung jawab dan wajib memperbaiki semua kerusakan
yang timbul akibat pembukaan cetakan/acuan yang terlalu dini atas biaya sendiri.
Jika setelah pembukaan cetakan/acuan ternyata terdapat “sarang lebah” pada beton
atau catat lainnya, harus segera dilaporkan kepada konsultan pengawas.
Perbaikan atau pengerjaan apapun tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan
konsultan pengawas.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

Setelah struktur selesa, semua cetakan/acuan harus dibongkar seluruhnya, namun


demikian, pembongkaran tidak boleh dikerjakan tanpa adanya persetujuan dari
konsultan pengawas.

4.22. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karet lepas, minyak, gemuk, cat,
debu atau zat lainnya yang dapat mengganggu perlekatan yang sempurna antara
tulangan dan beton. Kontraktor harus mengikutinya jika diinstruksikan oleh
konsultan pengawas, bahwa baja/tulangan harus disikat atau dibersihkan sebelum
dipakai.
Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diepriksa dan disetujui oleh
konsultan pengawas.

4.23. Bahan-Bahan
Baja tulangan polos harus BJTP 24 dengan tegangan leleh minimum = 2400 kg/cm2
sesuai dengan SII 0136 : 1984, British Standard No. 785 atau yang setara untuk baja
tulangan jenis polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTD 39 dengan tegangan leleh minimum
3900 kg/cm2 yang sesuai dengan SII 0136-1984, British Standard No. 4449 : 1969
atau yang setara untuk baja ulir bertegangan tinggi.
Baja tulangan pabrik harus sesuai dengan bagian yang relevan pada British
Standard 4483 : 1969 atau yang setara.

4.24. Penyimpanan
Baja tulangan harus disimpan dibawah atap yang tidak terkena air hujan dan diberi
ganjal berupa kayu sebagai alas agar tidak terkena permukaan tanah setinggi +/-20
cm, juga penyimpanan baja tulangan harus terhindar dari air yang tergenang/banjir,
serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan karat.

4.25. Penekukan
Pada awal pekerjaan kontraktor harus mempersiapkan daftar tekukan (bending
schedule) untuk disetujui oleh konsultan pengawas.
Semua baja tulangan harus ditekuk menurut bentuk dan dimensi yang diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dan sesuai dengan PBI 1971 British Standard 4466 : 1969
atau yang setara serta dipasang pada posisi yang tepat seperti diperlihatkan pada
gambar sehingga beton decking yang ditetapkan dapat dipenuhi di semua tempat.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui. Tulangan tidak boleh ditekuk
atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan, tulangan yang
mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh
dipakai.
Harus diperhatikan agar keseluruhan dari tulangan yang mempunyai banyak
tekukan, tepat dan sesudah penekukan dan pemasangan batang baja tetap ditempat
tanpa timbul lengkungan atau puntiran.
Bila diperlukan satu radius untuk tekukan atau lengkungan, maka dikerjakan
dengan sebuah penjepit (pin) yang mempunyai diameter 4 kali besar diameter
batang yang ditekuk.

4.26. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada gambar
dan harus ditahan jaraknya dari cetakan/acuan dengan memakai dudukan beton
atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan-persilangan diikat
dengan kawat baja yang dipilir dingin dengan diameter tidak kurang dari 1,6 mm
ujung-ujung kawat harus diarahkan ke bagian tubuh utama beton.
Baja tidak boleh ditumpu dengan penahan logam yang menonjol hingga ke
permukaan papan cetakan/acuan, atau baja ditumpu dengan menggunakan agregat
kasar.
Untuk pengaturan jarak dari permukaan papan cetakan/acuan ke besi, dengan
menggunakan beton decking kekuatan beton decking tersebut sekurang-kurangnya
harus sama dengan kekuatan beton yang sedang dicor.
Beton decking/blok-blok ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam
didalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Selama pengecoran berlangsung, seorang pemasang tulangan yang ahli harus
berada di tempat untuk mengecek, menyesuaikan dan memperbaiki tulangan.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
konstruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali
diperoleh persetujuan dari konsultan pengawas.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton
yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari
pengecoran sebelumnya.
Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap bagian pekerjaan
harus disetujui oleh konsultan pengawas.
Pemberitahuan kepada konsultan pengawas untuk melakukan pemeriksaan harus
disampaikan dalam tenggang waktu yang cukup.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

Jarak minimum dari permukaan suatu barang termasuk sengkang ke permukaan


beton terdekat harus dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.

PASAL 5
PEKERJAAN DINDING
5.1 Lingkup Pekerjaan Dinding ini, meliputi ;
Bata merah spasi 1 : 5
Plesteran spasi 1 : 5
Pasangan Keramik Dinding

5.2 Pasangan Bata 1 : 5


Persyaratan Bahan :
a. Seluruh bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan pasangan dinding seperti
pasir, semen, air, bata dan sebagainnya sesuai dengan bunyi pasal persyaratan
bahan yang telah diuraikan di atas pada buku ini.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material yang akan dipakai dalam pekerjaan pasangan dinding ini untuk
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
c. Bata merah yang digunakan adalah bata merah pejal yang dibuat dari tanah liat
tanpa campuran bahan lainnya yang dibakar pada suhu yang cukup tinggi
sehingga tidak hancur lagi bila direndam air dan mempunyai luas penampang
lubang kurang 15% dari luas potongan datarnya.
d. Bentuk standard bata merah adalah prisma segi empat panjang,, bersudut siku-
siku dan tajam, permukaan rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak
yang merugikan. Persyaratan ukuran dan kuat tekan harus sesuai dengan PUBI
1982 pasal 27, SII 0021-78.

Persyaratan Pelaksanaan :
a. Adukan untuk pasangan dibuat secukupnya untuk pekerjaan lebih kurang satu
jam. Adukan yang tidak terpakai dalam 1 jam tidak boleh dipakai lagi dan atau
adukan yang sudah sifat semennya mulai mengeras.
b. Komposisi jenis adukan disesuaikan dengan bab yang telah disebutkan di atas.
c. Sebelum dilaksanakan pemasangan, bata merah harus dibasahi/direndam air
yang bersih, dalam bak atau drum hingga mencapai kejenuhan.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

d. Untuk semua dinding luar maupun dalam, lantai dasar mulai dari permukaan
sloof/balok sampai ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai, daerah ruang
basah dan daerah lain sesuai gambar digunakan adukan kedap air M.1
(trasraam).
e. Bagian pemasangan bata merah yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom struktur) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 8 mm jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain.
f. Pasangan bata merah harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm berikut
plesteran. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapih, dan tegak lurus dan siku.
g. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah, terkecuali pada posisi
tertentu yang menghendaki bata merah dipasang dengan ukuran harus dibagi
dua.
h. Setelah bata merah terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan kemudian disiram dengan air.
i. Seluruh pasangan bata merah harus dilindungi terhadap kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, kontraktor
wajin memperbaikinya. Seluruh biaya perbaikan merupakan tanggung jawab
kontraktor.
j. Bila ada pekerjaan-pekerjaan pasangan dinding bata merah yang tidak diterima
oleh pihak pengawas, dikarenakan dalam pengerjaannya di luar aturan-aturan
yang berlaku, maka pekerjaan tersebut harus dibongkar, dan diperbaiki lagi atas
beban kontraktor.

5.3 Plesteran Spasi 1 : 5


Persyaratan Pekerjaan Plesteran
a. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, ikuti semua petunjuk dalam gambar kerja
bangunan terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
b. Dituntut keahlian dalam melaksanakannya, ketelitian serta pengunaan peralatan
yang baik.

Material/Bahan
a. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI-8 type I menurut ASTM atau
S-400 menurut standard porSLand semen. Jenis semen yang dipilih dari produk
semen tiga roda, gresik, atau yang setaraf, penyimpanan harus ditempat yang

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

b. kering dan rapat air, terangkat dari tanah, ditumpuk sesuai dengan syarat
penempatan semen menurut urutan pengiriman.
b. Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari
tanah liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini harus mempunyai gradasi ukuran
dan bentuk yang sama sesuai persyaratan NI-3 pasal 1, dan NI-2 bab 3.3.
c. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organik,
garam asam alkali.
d. Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan konsultan
pengawas lapangan. Contoh bahan oleh kontraktor ditunjukkan dan diserahkan
kepada konsultan pengawas lapangan untuk mendapat persetujuannya sebelum
dipasang.

Campuran Plesteran
a. Untuk semua bidang yang di plester dipakai campuran aduk 1 pc : 5 pasir (M.2). b.
Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen.
b. Semua campuran aduk plesteran harus benar-benar tercampur rata dan
homogen.

Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran


a. Untuk pemasangan bata Hollowblock sebelum di plester, harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam + 1 cm.
b. Untuk beton sebelum di plester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
cetakan/acuan dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu.
c. Untuk bidang pasangan bata Hollowblock yang di plester harus di finish dengan
plesteran halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
d. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) tempelan seperti pasangan
keramik pada R.K.Mandi, pada permukaan plesterannya diberi alur-alur garis
horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya.
e. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang
diminta gambar. Minimal tebal plesteran 1,5 cm dan jika ketebalan melebihi 3
cm harus diberi ram kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat
dari plesterannya.
f. Untuk setiap pertemuan bahan berbeda jenis yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi naat dengan ukuran lebar 0,7 cm dan dalamnya 0,5 cm.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

g. Untuk permukaan yang datar batas toleransi perlengkungan atau


pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika
melebihi, kontraktor berkewajiban memperbaikinya atas tanggung jawabnya.
h. Kelembaban plesteran harus dijagasehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan
bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat. Jika terjadi
keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik harus dibongkar dan
diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh konsultan pengawas lapangan
atas tanggungan kontraktor.
i. Pada dasarnya plesteran dilaksanakan dalam 3 lapis, yaitu sebagai berikut :
 Lapisan Kasar
Lapisan kasar harus menutup seluruh bidang dinding. Sebelum lapisan kasar
mengeras harus dibuat goresa melintang. Lapisan ini harus dibasahi selama
tidak kurang dari 24 jam dan dibiarkan jenuh sebelum lapisan sedang
dipasang.
 Lapisan Sedang
Lapisan sedang harus dibentuk menjadi satu permukaann yang betul-betul
rata, kemudian dibuat kasar dengan mistar kayu untuk memperoleh lekatan
lapisan halus. Lapisan ini harus tetap basah selama 48 jam dan dibiarkan
mengering.
 Lapisan Halus
Lapisan halus dipasang setelah 7 hari pemasangan lapisan sedang. Lapisan
sedang dibasahi terlebih dahulu sebelum lapisan halus. Lapisan ini harus
benar-benar rata dan halus dengan menggunakan air kapur dan semen,
sehingga diperoleh permukaan licin/halus, bebas dari bidang yang kasar,
tanpa bekas sendok atau noda lainnya. Lapisan ini harus dibasahi sekurang-
kurangnya 2 hari.

Pemeliharaan
a. Selama pemasangan bata belum difinish, kontraktor wajib memelihara dan
menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan-bahan
lainnya.
b. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab kontraktor dan wajib
memperbaikinya.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

c. Tidak diperkenankan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum


plesteran berumur lebih dari dua (2) minggu, cukup kering dan bersih dari noda
seperti yang disyaratkan.

5.4 Pasangan Lantai Keramik


7.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan Keramik untuk dinding di khususkan untuk dinding. Jenis
Keramik untuk pekerjaan di atas di antaranya Keramik 30 x 30 cm Sek mulia.

Persyaratan Bahan
Keramik harus berkualitas baik yang memenuhi ketentuan SII, sekualitas Mulia dan
ubun keramik sekualitas Roman. Pemasangan yang tidak rata pada permukaan dan
warnanya, sisinya tidak lurus, sudutnya tidak siku, retak, atau cacat lainnya tidak
boleh dipasang.
a. Spesifikasi bahan
- Jenis : Keramik
- Ukuran : 40 x 40
- Warna : ditentukan kemudian
- Produk : sekualitas Mulia
- Keramik yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang berlaku di
Indonesia.
b. Pengiriman Material ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi label /merek dagang yang utuh dan jelas.
c. Kontraktor dapat menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan
bahan terpasang atau dengan jumlah yang dianggap cukup untuk diserahkan
kepada pemilik proyek.
d. Ukuran dan perletakan pasangan Keramik
Ukuran 4 0 x 4 0 cm untuk lantai dan tempat-tempat lain seperti ditunjukkan
dalam gambar kerja
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persiapan
1) Pekerjaan pasangan boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya selesai.
2) Pemasangan keramik haris menunggu sampai semua alat penggantung,
pengunci pintu/jendela, dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/kotor
atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan
keramik ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

b. Pemasangan
1. Sebelum pemasangan, plesteran harus harus dalam keadaan kering, padt,
rata, dan bersih.
2. Adukan untuk pasangan keramik pada lantai, dinding luar, dan bagian lain
yang kedap air, harus terdiri dari campuran 1 pc : 2 ps dan sejumlah bahan
tambahan, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
3. Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 pc : 3 ps.
4. Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang keramik, kemudian
dilekatkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau gambar
kerja.
5. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 2,5 cm, kecuali
ditentukan dalam gambar kerja.
6. Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Pemeriksaan harus dilakukan untuk menjaga bidang keramik yang terpasang
tetap lurus dan rata. Keramik yang salah letaknya, cacat, atau pecah harus
dibongkar dan diganti.
7. Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetris yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
8. Sambungan atau celah-celah antarKeramik harus lurus, rata, seragam, dan
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6 mm, kecuali bila
ditentukan lain. Adukan harus rapi dan tidak keluar dari celah sambungan.
9. Pemotongan Keramik harus dengan keahlian dan dilkaukan hanya pada satu
sisi. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran, dan bentuk-bentuk yang lainnya, harus dikerjakan serapi dan
sesempurna mungkin.
10. Siar antar Keramik dicor dengan semen pengisi yang berwarna sama dengan
warna keramiknya atas persetujuan pengawas lapangan. Pengecoran
dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar. Setelah
semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

PASAL 6
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

6.1 PEKERJAAN ATAP


6.1.1 Batasan dan Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk lingkup pekerjaan penutup atap meliputi :
- Rangka Atap Baja Ringan Zincalum
- Penutup Atap Metalroof
- Bubungan Atap Metalroof
- Lisplang 3/20 cm Kayu Borneo
Pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan atap seperti bubungan dan lainnya.
Kontraktor harus menyediakan materil, peralatan dan tenaga akhli yang terbiasa
mengerjakan penutup atap genteng, talang, listplank yang disetujui Pengawas,
sehingga dapat menjamin kelancaran dan keamanan pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut.

6.1.2 Material
Rangka Atap
Rangka Atap yang dimaksud disini adalah untuk pekerjaan kuda-kuda dan reng.
Rangka atap yang digunakan adalah jenis baja ringan (lihat Gambar Rencana).
Penutup Atap dan Accessories
Bahan penutup atap yang terbuat dari penutup atap Metalroof t =0.4 m dengan
kualitas baik sehingga tidak mudah lapuk. Permukaan atap yang kelihatan dengan
warna yang ditentukan menurut petunjuk Pengawas.
Bentuk Penutup Atap harus mulus, teratur, tidak bengkok-bengkok (melengkung),
kaitannya cocok dan mempunyai warna yang seragam.
Kontraktor jauh sebelum pemasangan harus terlebih dahulu
mengajukan/menyerahkan contoh dari atap metalroof berikut warna untuk
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Pengawas.
Sekrup
Sekrup yang dipakai untuk pemasangan rangka atap, listplank dan lainnya harus
disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan kebutuhan, begitu halnya mengenai
diameter, panjang paku harus disesuaikan bahan yang akan disekrup.
Bubungan Atap
Bubungan atap serta pertemuan-pertemuan lainnya terbuat dari plat Metalroof.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

6.1.3 Pelaksanaan
Persiapan Pelaksanaan.
Jauh sebelum pemasangan Kontraktor harus membuat Shop Drawing terlebih
dahulu yang menyatakan detail hubungan, sambungan, ukuran dan lainnya
berdasarkan Gambar Rencana untuk disetujui Pengawas.

6.1.4 Pemasangan Rangka Atap Metalroof


Sebelum memasang rangka atap, terlebih dahulu harus diperhatikan bahwa baja
ringan yang dipasang tidak bengkok atau baling, harus benar-benar lurus agar
lapisan penutup atap tidak lendut atau bergelombang.
Seluruh konstruksi dan spesifikasi lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan rangka atap metalroof agar mengikuti petunjuk/ketentuan dari pabrik
yang mengeluarkan bahan penutup atap tersebut dan mengikuti petunjuk
Pengawas, sehingga hasilnya dapat dijamin kebenarannya.

6.1.5 Pemasangan Penutup Atap dan Perlengkapannya.

Atap Metalroof harus dipasang menurut keakhlian dan sedemikian rupa sehingga
betul-betul tersusun rapih dalam segala arah, kaitan pergelombang dan saling
menutupnya harus rapat.
Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam Gambar
Rencana harus diikuti ketentuan dari pabrik sirap tersebut.
Penutup atap hanya boleh dipotong pada pinggul-pinggul atau lembah atap tapi
harus sedemikian rupa sehingga bagian untuk menempatkan kedudukannya tidak
boleh dibuang.

6.1.6 Lisplang 3/20 cm Kayu Borneo


Pemasangan Lisplang dimaksudkan untuk menahan aliran air dari atap, material
yang digunakan adalah Kayu Borneo dengan kualitas baik, halus secara pengetaman
yang mempunyai ukuran 3/20 cm.

PASAL 7
PEKERJAAN KUSEN PINTU, KUSEN JENDELA DAN ALAT PENGGANTUNG

7.1 PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN KUSEN JENDELA


7.1.1 Lingkup Pekerjaan Kusen, ini meliputi :
a. Pek. Kusen pintu kayu Bayam Kls 1
b. Pek. Daun pintu Panel kayu Bayam Kls 1

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

c. Pas. Kunci pintu


d. Pas. Slot Pintu
e. Pas. Engsel pintu
f. Pas. Kaca 5 mm

Persyaratan bahan :
1) Semua Kusen (Pintu, Jendela) KayuBayam, Daun Pintu, Jendela panil memakai
Kayu Bayam Kls 1 dan Daun jendela Kaca terbuat dari kayu Kamper, semua item
tersebut menggunakan kualitas baik dan diserut halus.
2) Ukuran kayu yang digunakan adalah (5x14) cm yang merpakan ukuran jadi
(minimal).

Persyaratan Pekerjaan :
1) Seluruh permukaan kusen, harus dimeni sampai rata. Bidang-bidang anker-
anker besi dia 8 mm sebanyak 3 (tiga) buah pada setiap sisi. Pada setiap kaki
kusen pintu dibuat neut-neut beton tumbuk yang dilengkapi dengan dook besi
dia 10 mm yang dipasang tertaman. Ukuran serta Type Kusen yang harus dibuat,
dapat dilihat pada gambar kerja.
1) Pemasangan Kusen dan Daunnya dilengkapi dengan assesoriesnya.
2) Tenaga kerja harus menggunakan yang terampil atau ahli. Sebelum melakukan
pemakuan maka terlebih dahulu harus menggunakan perekat agar kusen dan
daun tersebut lebih kuat.

7.1.2 Pekerjaan Assesories


Kunci :
Semua Pekerjaan Pasangan Penggantung, maupun Kunci yang jelas-jelas tergambar
pada gambar kerja antara lain :
a) Seluruh Pintu Bagian Dalam
b) Seluruh Pintu Bagian Luar

Sebelum Pekerjaan Pengunci & Penggantung dimulai :


a) Pekerjaan Harus dilaksanakan oleh tenaga ahli, serta berpengalaman dalam
bidangnya.
b) Kontraktor harus memberikan contoh-contoh tertebih dahulu untuk disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

Kunci Pintu
Kunci pintu yang dimaksud disini harus dalam keadaan lengkap artinya seluruh
peralatan kunci harus ada, diantaranya : Badan Kunci, Pegangan, Plat penutup
badan, Anak kunci dan sebagainya. Kunci yang dipakai type : Besar (2 kali putar).
Alat Gantung Lainnya :
Semua alat penggantung dan pengunci harus kwalitas baik sesuai persetujuan
konsultan pengawas. Kontraktor harus menyerahkan contoh tiap alat
penggantung/pengunci kepada konsultan pengawas sebelum melakukan pesanan.

Persyaratan Pelaksanaan
a) Pemasangan semua perlengkapan, alat penggantung pintu dan jendela sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam gambar, dipasang harus tepat
dan rapih.
b) Semua pelubangan untuk sekrup, fisher atau anker yang akan dipasang terutama
pada engsel, door closer, flush bolt, harus diberi klos kayu setempat agar
terpasang kokoh dan kuat.
c) Pemasangan engsel untuk pintu swing, dipasang sebanyak 3 buah engsel dengan
ketentuan sebagai berikut :
 Engsel bawah dipasang sejauh kurang lebih 28 cm dari permukaan bawah
pintu kecuali untuk pintu service dan pintu-pintu di ruang basah adalah
sejarak 32 cm (as) dari permukaan pintu bawah.
 Engsel tengah dipasang sejauh kurang lebih 100 cm dari as permukaan pintu
bawah.
 Engsel atas, dipasang kurang lebih 28 cm As dari permukaan atas pintu.
d) Handle dan Door Pull dipasang kurang lebih 97,5 cm as dari permukaan lantai
setempat.
e) Posisi dari lock dan latch harus ditentukan dan dilaporkan oleh kontraktor ke
Konsultan Pengawas.
f) Engsel jendela gantung dipasang pada bagian atas kosen dan daun jendela
disetel harus tepat ukurannya sehingga sudut bukaan dari sisi daun jendela
menjadi sama rata.
g) Sedangkan type engsel bisa (Transom catch) dipasang pada type jendela bukaan
samping (Swing) dengan jarak bukaan semaksimum mungkin, tepat dan rapih.
h) Untuk pemasangan/penyetelan pintu jenis Frameless harus dipasang oleh

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017
tenaga ahli, pemasangan harus sesuai dengan persyaratan yang berlaku, seluruh
pekerjaan pemasangan pintu jenis ini harus betul-betul sempurna, serta segala
macam perlengkapan harus berfungsi sebagaimana yang disyaratkan.
i) Jika pemasangan pintu frameless ini mengalami kegagalan, kontaktor harus
segera memperbaikinya kembali, sehingga pintu tersebut dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas.
j) Seluruh pemasangan hardware pintu dan jendela harus berfungsi dengan baik,
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya maupun atas petunjuk Konsultan
Pengawas.

Perlindungan :
Kontraktor harus menjaga pasangan kunci tersebut, jangan sampai rusak yang
diakibatkan oleh benturan-benturan benda keras. Bidang-bidang yang perlu
dilindungi, harus dipasangi sejenis plakband, supaya tidak terkena goresan-goresan.
Bilamana terjadi hal-hal tersebut diatas, sehingga mengakibatkan Pasangan kunci
menjadi rusak, konsultan pengawas berhak meminta kepada kontraktor agar segera
mengganti kunci yang rusak tersebut, dengan tanpa meminta biaya tambahan.

PASAL 8
PEKERJAAN LANTAI

8.1 Pekerjaan Lantai Keramik


8.1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Urugan pasir dibawah Lantai, t = 5 cm
b. Pekerjaan Lantai Keramik 30 x 30 cm warna , Sek. Mulia
c. Pekerjaan Lantai KeramikTangga 30 x 30 cm .

Pekerjaan pasangan Keramik untuk lantai dalam ruangan, tangga, dan teras atau
sesuai dengan gambar kerja. Jenis Keramik untuk pekerjaan di atas di antaranya
Keramik 30 x 30 cm Sek Mulia. Untuk ruangan seperti ditunjukkan dalam gambar
kerja, digunakan puzzle sesuai dengan ukuran gambar, begitu juga dengan motif
lantai/border.

Persyaratan Bahan
Keramik harus berkualitas baik yang memenuhi ketentuan SII, sekualitas Mulia dan
ubun keramik sekualitas Roman. Pemasangan yang tidak rata pada permukaan dan
warnanya, sisinya tidak lurus, sudutnya tidak siku, retak, atau cacat lainnya tidak
boleh dipasang.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

e. Spesifikasi bahan
- Jenis : Keramik
- Ukuran : 40 x 40
- Warna : ditentukan kemudian
- Produk : sekualitas Mulia
- Keramik yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang berlaku di
Indonesia.
f. Pengiriman Material ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi label /merek dagang yang utuh dan jelas.
g. Kontraktor dapat menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan
bahan terpasang atau dengan jumlah yang dianggap cukup untuk diserahkan
kepada pemilik proyek.
h. Ukuran dan perletakan pasangan Keramik
Ukuran 4 0 x 4 0 cm untuk lantai dan tempat-tempat lain seperti ditunjukkan
dalam gambar kerja

Pelaksanaan Pekerjaan
c. Persiapan
3) Pekerjaan pasangan boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya selesai.
4) Pemasangan keramik haris menunggu sampai semua alat penggantung,
pengunci pintu/jendela, dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/kotor
atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan
keramik ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
d. Pemasangan
1. Sebelum pemasangan, plesteran harus harus dalam keadaan kering, padt,
rata, dan bersih.
2. Adukan untuk pasangan keramik pada lantai, dinding luar, dan bagian lain
yang kedap air, harus terdiri dari campuran 1 pc : 2 ps dan sejumlah bahan
tambahan, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
3. Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 pc : 3 ps.
4. Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang keramik, kemudian
dilekatkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau gambar
kerja.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

5. Adukan untuk pasangan keramik pada lantai harus ditempatkan di atas


lapisan pasir dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Pasangan
keramik untuk lantai KM/WC, permukaannya harus dimiringkan sedemikian
rupa menuju ke lubang pembuangan (saringan air kotor).
6. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 2,5 cm, kecuali
ditentukan dalam gambar kerja.
7. Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Pemeriksaan harus dilakukan untuk menjaga bidang keramik yang terpasang
tetap lurus dan rata. Keramik yang salah letaknya, cacat, atau pecah harus
dibongkar dan diganti.
8. Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetris yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
9. Sambungan atau celah-celah antarKeramik harus lurus, rata, seragam, dan
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6 mm, kecuali bila
ditentukan lain. Adukan harus rapi dan tidak keluar dari celah sambungan.
10. Pemotongan Keramik harus dengan keahlian dan dilkaukan hanya pada satu
sisi. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut - sudut pertemuan,
pengakhiran, dan bentuk-bentuk yang lainnya, harus dikerjakan serapi dan
sesempurna mungkin.
11. Siar antar Keramik dicor dengan semen pengisi yang berwarna sama dengan
warna keramiknya atas persetujuan pengawas lapangan. Pengecoran
dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar. Setelah
semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.

Pembersihan dan Perlindungan


Setelah pemasangan selesai, permukaan keramik harus benar-benar bersih dan
tidak ada cacat. Permukaan keramik harus diberi perlindungan, misalnya dengan
sabun antikarat atau cara lain yang diperbolehkan tanpa merusak permukaan
keramik.

PASAL 9
PEKERJAAN PENGECATAN

9.1 LINGKUP PEKERJAAN


Yang dimaksud dengan pekerjaan pengecatan, meliputi dan tidak terbatas dari
seluruh detail yang `ditunjukkan dalam gambar yang terdiri dari :

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

PEKERJAAN JENIS FINISHING


Plafond Sekualitas “ VINILEX”
Kusen Sekualitas “ AVIAN”
Dinding Tembok Sekualitas “ VINILEX "

9.1.1 Persyaratan Umum


Seluruh bahan pengecatan, baik itu mengenai bahan cat Acrylic Emulsion, ataupun
bahan cat Shinthetic. Harus memenuhi ketentuan dari pada persyaratan N-3 dan N-
4.
Standard dan bahan dan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan
Kontraktor tidak dibenarkan menambah standard dengan jalan mencampur dan
mencairkan yang tidak sesuai dengan Instruksi Pabrik atau tanpa izin dari
Konsultan Pengawas.
Sebelum pengecatan dimulai Kontraktor harus menyerahkan terlebih dahulu
contoh-contoh bahan cat kepada Konsultan Pengawas, untuk direkomendasi. Hasil
Perekomendasian dari jenis-jenis cat tersebut harus dijadikan pegangan untuk
pengiriman bahan selanjutnya ke lapangan.

9.2.1 Pengujian
Kontraktor diwajibkan membuktikan keaslian cat dan pabrik tersebut di atas
mengenai kemurnian dan pada cat-cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa:
1) Segel Kaleng.
2) Hasil Akhir pengecatan
Hasil dari pada test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari
produsen untuk diketahui Konsultan Pengawas.
Biaya pengetesan ini dibebankan kepada kontraktor.
 Pengiriman dan penyimpanan bahan.
 Umum
1. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak aslinya yang
masih tersegel dan berlabel pabrik.
2. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering tidak
lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang benar.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

3. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan


ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
4. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan dan pelaksanaan.
 Khusus
1. Disamping tindakan pengamanan yang umum dalam penyimpanan bahan-
bahan bangunan. untuk beberapa jenis cat dan bahan lainnya dibawah ini
harus diberi pengamanan khusus terhadap bahaya kebakaran dan
keracunan, antara lain sebagai berikut :
 Spirtus Petroleum
 Cat Minyak
 Parafin
 Cat Bitumen
 Thiner, dan lain sebagainya.
2. Dalam mengunakan bahan tersebut di dalam ruang harus mengikuti
petunjuk sebagai berikut :
 Harus tersedia alat pemadam kebakaran portable yang sesuai dan Kotak
P3K dalam jarak yang dekat.
 Ruangan harus cukup mempunyai ventilasi yang baik.

 Jangan bekerja dekat api atau motor listrik yang mengeluarkan kembang
api.
3. Mengeluarkan barang dari gudang hanya dalam jumlah yang segera
diperlukan
4. Jangan dibiarkan kaleng penutup cat terbuka terlalu lama.
5. Tidak dibenarkan meninggalkan kaleng-kaleng bekas ditempat pekerjaan.

9.2 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran, atau noda lain
dalam kondisi kering.
Langkah kerja cat emulsi adalah
lapisan pertama :  50% air
lapisan kedua :  25% air
lapisan ketiga :  25% air
b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller; kuas dipakai bila tidak mungkin
menggunakan roller.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

c. Lapisan pertama
Cat jenis arcylic wall paper dengan menggunakan kape; ketebalan lapisan
Adalah 25 - 150 mikron atau daya sebar per liter adalah 10 m 2.
d. Lapisan kedua
Cat dasar jenis alkali resisting primer dengan menggunakan kuas/roller;
ketebalan lapisan adalah 25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13
15 m2.
e. Lapisan ketiga
Cat jenis vynil arcylic emulsion dengan menggunakan roller; ketebalan setiap
lapisan adalah 25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13 – 15 m2.

PASAL 10
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


10.1 Syarat Teknis
Syarat-syarat teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan kontraktor baik dalam pengerjaan maupun pengadaan material dan
peralatan. Pekerjaan ini meliputi penerangan dalam dan luar bangunan termasuk.

10.2 Sumber Daya Listrik


Diambil dari PLN, kemudian disalurkan dengan kabel feeder ke MDP untuk
didistribusikan ke masing-masing subpanel.

10.3 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini mencakup pengertian bekerjanya sistem listrik baik sebagai suatu
sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya. Termasuk pekerjaan ini adalah
pengadaan barang-barang, instalasi, testing, dan pemeliharaan. Secara garis besar,
pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah,
a. Pengadaan dan pemasangan panel daya tegangan rendah/low voltage main
distribution panel (LVMDP), sub distribution panel (SDP), dan panel daya lainnya
sesuai dengan gambar perencanaan termasuk seluruh peralatan bantu yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi.
b. Pengadaan dan pemasangan panel penerangan termasuk seluruh komponen
yang melengkapi panel tersebut. Komponen panel serta busbar rating ampernya
harus sesuai dengan kebutuhan.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

c. Pengadaan dan pemasangan kabel daya tegangan rendah ke seluruh sub


distribution panel . Kabel-kabel yang digunakan untuk menghubungkan panel
satu dengan panel lainnya sesuai dengan gambar perencanaan serta pengadaan
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi.
d. Pengadaan dan pemasangan armatur lampu, fitting, balast, starter, kapasitor,
lampu, serta peralatan lain yang dibutuhkan sesuai dengan gambar perencanaan
dan spesifikasi teknis standar pabrik. Fixture, fitting, balast, starter, dan
kapasitor yang digunakan harus setara Philips.
e. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak
menghubungkan panel penerangan dengan fixture lampu dan stop kontak, baik
di dalam maupun di luar bangunan serta peralatan bantu yang dibutuhkan
sesuai dengan gambar perencanaan dan persyaratan teknis.
f. Pengadaan dan pemasangan instalasi daya yang menghubungkan panel daya
dengan peralatan listrik seperti motor listrik, OutLet daya, serta peralatan -
peralatan lain sesuai dengan gambar persyaratan dan persyaratan teknis.
g. Pengadaan dan pemasangan penangkal petir dan alat-alat material lain yang
diperlukan sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk
pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan
meskipun tidak tercantum pada gambar dokumen dan spesifikasi teknis.
h. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan pengaman meliputi batang
elektroda dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan
yang harus diketanahkan dengan elektroda pentanahan termasuk seluruh
peralatan bantu yang dibutuhkan serta sesuai dengan gambar perencanaan dan
spesifikasi teknis.
i. Melaksanakan pengurusan penyambungan daya PLN serta memenuhi segala
persyaratan PLN demi terlaksananya penyambungan listrik ke gedung.
j. Melakukan seluruh perijinan ke instansi terkait.

10.4 Gambar-gambar
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik
yang di dalamnya dicantumkan besaran dan mekanis serta spesifikasi lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal/elektrikal, dan kontrak lainnya
harus menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Pemborong harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan/kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada ahli, direksi/pengawas, atau pihak lain yang ditunjuk.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

10.5 Ketentuan-ketentuan Instalasi


a. OutLet, Kotak-kotak, Kabinet, dan Peralatan Instalasi
Meliputi pengadaan dan pemasangan OutLet (stop kontak), kotak-kotak (pull
box), kabinet, kabel, alat-alat bantu, dan semua peralatan lain yang diperlukan.
b. Kotak-kotak OutLet
Kotak-kotak OutLet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE, atau
standar lain. Kotak ini bisa berbentuk single/multi gang box empat persegi atau
segi delapan. Ceilling box dan kotak lainnya yang tergantung bersegi delapan.
Kotak-kotak yang dipasang di lantai harus menggunakan jenis adaptor frame
tahan air, tertutup rapi, dan dipasang dengan baik dan benar.
c. Ukuran
Setiap kotak OutLet harus diberi bukaan konduit dan dipasang hanya di
tempat yang diperlukan. Setiap kotak harus dapat menampung jumlah dan
ukuran konduit sesuai dengan persyaratan.

d. OutLet pada Permukaan Khusus


Kotak OutLet untuk receptales dan tombol-tombol saklar yang dipasang pada
meja, partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata, atau dinding kayu harus
berbentuk persegi, mempunyai sudut, dan sisi tegak.
e. Saklar dan Stop Kontak
Kotak-kotak OutLet saklar dinding dan stop kontak harus dari bahan galvanis
steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm untuk peralatan
tunggal dan 111,9 x 111,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang
untuk lebih dari dua peralatan. Saklar dan stop kontak yang digunakan harus
setara dengan legrand/MK.
f. Pendukung Kabel
Setiap pull box, termasuk kotak-kotak yang ada di atas switch board dan pusat
kontrol motor, harus diberi banyak klem. Kabel dipasang dengan rapi dan
teratur sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
g. Kabinet
Semua kabinet terbuat dari baja, kecuali yang sering terkena basah/hujan
terbuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembapan atau konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel board mempunyai ukuran yang proporsional, beratnya
sesuai dengan kebutuhan. Kabinet dengan kawat-kawat though feeder harus
diatur dengan rapi, baik, dan benar.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

h. Finishing
Semua kabinet back box dan pintu untuk panel board listrik harus dibuat tahan
karat dengan cara galvanisasi atau cadmium plating atau dengan zinc chromate
primer.
i. Konduit Tersembunyi
Pull box yang dihubungkan pada konduit tersembunyi dipasang penutupnya rata
pada dinding dan langit-langit.
j. Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kombinasi catch and flat key lock. Untuk
setiap kabinet, kuncinya dari tipe common key sehingga untuk setiap harus
disediakan dua anak kunci.
k. Tinggi Pemasangan Panel
Pemasangan panel harus sedemikian rupa agar setiap peralatan dalam panel
dapat terjangkau dengan mudah. Bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu /
penggantung, kontraktor harus menyediakan dan memasang meski tidak tertera
pada gambar.

l. Panel di Dinding
Setiap panel yang pemasangannya di dinding dari shaft electrical, bagian
belakangnya harus dipasang rangka besi terpisah yang ditempelkan ke beton.
Hal ini untuk memungkinkan lewatnya kabel ke lantai berikutnya.
m. Manhole dan Handhole
Penyambungan, pembelokan, dan pertemuan memerlukan manhole yang terbuat
dari beton, tertutup pelat besi dengan tebal 1 cm, dan berangka, terutama untuk
jaringan luar baik di dalam maupun jalur hijau. Pada setiap manhole, kabel harus
diberi tanda/label yang dipres dan dililitkan sehingga dapat dengan mudah
dikenal.
n. Label
Semua panel, switch, dan fuse unit, isolator switch group dan peralatan lainnya
harus diberi label sesuai dengan fungsinya. Label ini terbuat dari bahan logam
antikarat dengan huruf-huruf hitam.

10.6 Kawat dan Kabel


a. Umum
Kawat atau kabel untuk setiap bangunan harus meliputi kabel tegangan rendah,
kabel kontrol, aksesoris, peralatan, dan barang lain yang diperlukan.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

b. Kawat dan Kabel Tegangan Rendah (600 V dan Kurang)


Kawat harus memenuhi persyaratan PUIL dan LMK. Semua kawat no. 8 AWG
(penampang 10 mm2) ke atas harus (dipilin) stranded dan tidak boleh dipakai
kawat yang lebih kecil dari no. 14 AWG (penampang 2,5 mm 2), kecuali untuk
pemakaian remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya. Konduktor
harus dari tipe NYY, NYFGBY, dan NYM. Semua kabel harus berada dalam
konduit dan yang digunakan harus setara kabelindo atau setara kabel 5 besar.
c. Ukuran-ukuran
Semua konduit, kawat, dan sambungan elektrikal harus tersedia lengkap.
Konduit dan kawat-kawat tersebut harus mempunyai ukran sesuai dengan yang
ditunjuk atau dipersyaratkan.
d. Lain-lain
Kawat-kawat untuk penerangan listrik termasuk OutLet untuk ekstension dan
daya listrik harus diadakan dan dipasang lengkap dari sambungan titik
pelayanan ke semua OutLet yang tertera dalam gambar. Semua kabel harus
dalam konduit PVC. Semua konduktor sirkuit cabang harus no. 14 AWG, kecuali
tercatat lain. Home run untuk sirkuit 220 volt dengan panjang lebih dari 40
meter dari panel ke OutLet pertama minimum no. 12 AWG (penampang 4 mm2)
kapasitas 20 A.
e. Splice/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan, baik dalam feeder
maupun cabang, kecuali pada OutLet atau kotak-kotak penghubung yang bisa
dicapai. Sambungan pada kawat sirkuit cabang harus dibuat secara mekanis dan
kuat secara elektris dengan solderless connector jenis kabel tekan, copression,
atau soldered. Dalam membuat splic, konektor harus dihubungkan pada
konduktor dengan baik sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada
kawat-kawat telanjang yang kelihatan, dan tidak bisa lepas oleh getaran.
f. Kabel Kontrol
Konduktor untuk kabel kontrol harus utuh atau standard annealed copper.
Isolasi harus dari karet butyl, tahan lembap dan ozon atau persenyawaan sintetis
mirip karet yang serupa dengan tebal yang sesuai untuk 600 volt. Konduktor
individu terisolir harus dilengkapi dengan bungkus neoprene yang cocok untuk
pemasangan konduit bawah tanah yang lembap dan basah. Konduktor harus
sesuai dengan yang diperlukan.
g. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection, dan lain-lain seperti karet,
varnished cambric, asbes gelas, tape sintetis, resin, splice case, combination, dan

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, voltase, dan
lain-lain dan harus dipasang memakai cara yang disetujui perwakilan
pemerintah atau pabrik.

h. Pemasangan Kabel dan Pengantar


Semua kabel harus dipasang di permukaan dengan klem dan pendukung yang
sesuai, dipasang lurus/sejajar, dan jari lengkungan tidak boleh kurang dari
syarat-syarat pabrik (15 kali diameter kabel). Pemborong harus menyediakan
penunjang seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung, baik untuk kabel
yang dipasang horisontal maupun vertikal. Kabel NYY, NYM warna merah,
kuning, dan hitam dipergunakan untuk seluruh phasa, warna biru untuk nol, dan
kuning bergaris hijau untuk pertanahan.

10.7 Sistem Iluminasi dan Peralatan


a. Umum
Sistem iluminasi dan peralatan meliputi amatur, lampu-lampu, aksesoris,
peralatan, serta alat-alat lain yang perlu untuk operasi lengkap dan sempurna
dari semua peralatan penerangan. Fixture harus sesuai dengan peryaratan dan
gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan


Semua material dan aksesoris adalah kualitas terbaik. Pengerjaan harus kelas
satu dan menghasilkan armatur setara dengan standar komersial utama.
Armatur harus sesuai dengan gambar dan schedule.

c. Lampu-lampu/Tube/Bulb Fluorescent
Fixture harus sesuai dengan gambar; Bulb berwarna standard white deluxe.
Untuk twin lamp atau double SL, harus dirangkai secara lead lag wiring. Semua
fixture harus dilakukan perbaikan faktor kerja sehingga mencapai PF = 0,90
dengan menggunakan kapasitor.

d. Fittings
Untuk pemasangan lampu flourescent digunakan bahan fittings dari jenis high
quality white polycarbonate tipe L.236 dan L.125 masing-masing untuk lampu
TK dan TKO.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

PASAL 11
PEKERJAAN PAVING BLOK

Berikut ini akan dijelaskan cara atau metode pemasangan Paving block yang baik
dan benar.
Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang
hendak di Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat
dipadatkan dengan menggunakan Stamper. Hal ini agar lahan yang telah dipasang
paving block tidak amblas.
Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan
syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
1. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk
kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan
tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD
(Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan
landasan area paving nantinya.

2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis
yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai
minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini
sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.

3. Kanstin/Penguat Tepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan
paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar
paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.

4. Drainase/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainase atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang
sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk
effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri


karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving
dengan material pendukung untuk landasan area paving.
Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah
terpasang tidak bergeser.
Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan
dengan menggunakan jidar kayu.
Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja
pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving
block cutter.
Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan PasirAtau abu batu.
Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan stamper kodok
1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving block satu
sama lainnya.
Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.

PASAL 11
PEKERJAAN LAIN –LAIN

11.1 Lingkup Pekerjaan :


1. Pembersihan dan buangan sisa-sisa pekerjaan
2. Pas.Septicktank dan rembesan

11.2 Pekerjaan Pembuangan Sisa – sisa Pekerjaan.


Lingkup Pekerjaan Lain –lain ini meliputi :
1. Sebelum diserahkan lokasi pekerjaan dan sekitarnya harus bersih dari sisa
bahan bangunan dan ini harus dikerjakan oleh Pihak Pemborong.
2. Sebelum penyelesaian pertama yang direncanakan, Pemborong harus meneliti
bidang-bidang pekerjaan yang belum sempurna dan harus segera diperbaiki
dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Pos Pengawas UPTD Laut Flores TA. 2017

3. Pekerjaan yang perlu mendapat penelitian akhir antara lain : Kesempurnaan


pekerjaan terutama di bagian belakang dan tempat-tempat tersembunyi.
4. Pada waktu penyerahan pekerjaan, ruangan harus sudah rapih, bersih, licin dan
mengkilap. Halaman luar harus sudah digarap, dibersihkan dari segala macam
sampah dan kotoran lainnya.
5. Pemborong harus menyelesaikan pekerjaan ini seluruhnya dengan baik
sehingga memuaskan Direksi dan Bouwheer, serta tidak memerlukan lagi
pekerjaan perbaikan.
6. Meskipun telah ada Pengawas, dan unsure-unsur lainnya, semua penyimpangan
dari ketentuan Bestek dan gambar tetap menjadi tanggung jawab Pemborong,
kecuali ada bukti tertulis bahwa perintah penyimpangan perubahan tersebut
atas perintah dari Direksi yang dapat ditunjukkan kepada Direksi/Bouwheer.
7. Setelah penyerahan kedua, semua barang-barang/peralatan yang menjadi milik
Pemborong harus segera diangkut dari lokasi pekerjaan.

Makassar , …………………2017

Disetujui Oleh Konsultan Perencana


CV. HERSYA CONSULTANT
Kepala UPTD Wilayah Laut Flores
Dinas Perikanan Dan Kelautan
Propinsi Sulawesi Selatan

Ir.A L I M U D D I N
Ir. S A F N I, I A I
NIP. 1966 0908 1999 03 2 004
Direktur

Mengetahui :
KEPALA BIDANG TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
DINAS PERUMAHAN,KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN

DR . Ir. H. J U M R A S , M.Si
NIP. 1962 0707 1992 03 1 017

KONSULTAN PERENCANA CV.HERSYA CONSULTANT

Anda mungkin juga menyukai