PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perlengkapan negara atau dengan kata lain diatur oleh hukum. Hal yang
pengaturan (hukum) yang baik yang disebut dengan istilah nomoi”. Kemudian
ide tentang negara hukum popular pada abad ke-17 sebagai akibat dari situasi
paham negara hukum tidak dapat dipisahkan dari paham kerakyatan. Sebab
pada akhirnya, hukum yang mengatur dan membatasi kekuasaan negara atau
pemerintah diartikan sebagai hukum yang dibuat atas dasar kekuasaan dan
rakyat.2
Salah satu asas penting negara hukum adalah asas legalitas. Asas
legalitas berkaitan erat dengan gagasan demokrasi dan gagasan negara hukum.
1
Abdul Aziz hakim, Negara Hukum dan Demokrasi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2011), h. 8
2
Ni’matul huda, Negara Hukum dan Demokrasi & Judical Review, (Yogyakarta : UII
Press, 2005), h.19
keputusan mendapatkan persetujuan dari wakil rakyat dan sebanyak mungkin
undang dan memberikan jaminan terhadap hak-hak dasar rakyat yang tertuang
kesamaan perlakuan.3
3
Ibid
4
C.S.T. Kansil, Hukum Tata Negara Di Indonesia (Jakarta : Sinar Grafika), h. 291
sebenarnya merupakan kekuasaan majelis permusyawaratan rakyat atau di
sebut juga dengan MPR; MPR sendiri menerima kekuasaan itu dari rakyat. 5
dalam amandemen konstitusi yang dilakukan oleh MPR pada tahun 2001
sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C, dan
Dewan Perwakilan Rakyat atau disebut juga dengan DPR dan Pemerintah
mahkamah konstitusi pada 13 Agustus 2003 dan disahkan oleh Presiden pada
hari itu (lembaran negara Nomor 98 dan tambahan lembaran negara Nomor
4316). Dua hari kemudian, pada tanggal 15 Agustus 2003, Presiden melalui
5
Moh.Mahfud MD, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2001), h. 105
6
http://luthfiwe.blogspot.com/2011/03/penafsiran-mahkamah-konstitusi-atas.html
Keputusan Presiden Nomor 147/M Tahun 2003 hakim konstitusi untuk
konstitusi biasa disebut sebagai the guardian of the constitution seperti sebutan
justru mahkamah agung yang disebut sebagai the guardian of the constitution
konstitusi. Fungsi mahkamah konstitusi dalam arti yang lazim dikenal di dalam
sistem Eropa yang menganut tradisi civil law seperti Austria, Jerman, dan Italia
constitution.8
negara maupun warga negara. Mahkamah konstitusi juga sebagai penafsir akhir
7
Ibid
8
Jimmly Asshiddiqie, Model-model Pengujian Konstitusional di Berbagai Negara,
(Jakarta : Konpress, 2004), h. 34
konstitusi. Di berbagai negara mahkamah konstitusi juga menjadi pelindung
arti melindungi hak-hak asasi manusia (fundamental rights) juga benar adanya.
9
Penjelasan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Bagian
Umum
mahkamah konstitusi berperan sebagai penafsir agar spirit konstitusi selalu
menafsirkan arti dan makna dari ketentuan yang ada dalam konstitusi. Suatu
konstitusi memang tidak selalu jelas karena rumusannya luas dan kadang-
kadang kabur.Akan tetapi, yang menjadi otoritas akhir untuk memberi tafsir
yang mengikat adalah mahkamah konstitusi. Dan tafsiran yang mengikat itu
diajukan kepadanya.10
hasil pemilihan umum atau disebut juga dengan pemilu, mahkamah konstitusi
dapat diredam dan bahkan diselesaikan melalui cara-cara yang beradap di meja
a. Pengawal konstitusi;
dalam setiap negara modern, meletakkan keberadaan rakyat sebagai pihak yang
(2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 22E
12
Ibid
13
Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen
UUD 1945, (Jakarta : Kencana Perdana Makmur, 2010), h. 329
UUD1945 menyebutkan bahwa pemilu terdiri atas pemilihan anggota Dewan
pemilu semakin luas yang menempatkan pemilihan kepala daerah atau di sebut
juga dengan pilkada bagian dari pemilu sehingga untuk selanjutnya lazim
disebut dengan pemilihan umum kepala daerah atau disebut juga dengan
dengan luar biasa, seluruh kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat
daerah dan wakil kepala daerah dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan
secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil. Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang di maksud adalah: 14
14
Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
3. Walikota dan Wakil Walikota untuk Kota
diikuti oleh pembagian kursi yang diperebutkan, yang diumumkan secara resmi
perbedaan pendapat dalam hasil perhitungan itu antara peserta pemilu dan
pemilu, peserta pemilu yang dirugikan itu dapat menempuh upaya hukum
Jenis perselisihan atau sengketa mengenai hasil pemilu ini tentu harus
dibedakan dari sengketa yang timbul dalam kegiatan kampanye, ataupun teknis
juga harus pula dibedakan dari perkara-perkara pidana yang terkait dengan
bidang peradilan pidana. Misalnya, A mencuri surat suara. Maka, hal itu
Sementara itu, B melanggar jadwal kampanye yang menjadi hak calon lain.
Maka, pelanggaran semacam ini harus diselesaikan secara administratif oleh
persidangan yang tidak dapat dibantah oleh pejabat komisi pemilihan umum
atau disebut juga dengan KPU pusat dalam persidangan. Di kemudian hari,
terbukti bahwa data-data yang diajukan oleh KPUD itu palsu, maka hal
sepanjang menyangkut hasil pemilu yang sudah diputus final dan mengikat
persoalan tindak pidana dimaksud tidak lagi ada kaitannya dengan hasil
apalagi kepada pihak KPU selaku lembaga penyelenggara pemilu dan pihak-
cukup dan leluasa untuk membantah atau menolak bukti-bukti yang diajukan
oleh pihak pemohon perkara, tetapi karena ternyata bukti-bukti dimaksud tidak
15
Jimmly Asshiddiq, Pengantar ilmu hukum tata negara, (Jakarta : PT. Raja Grafindo,
2012), h. 427
Biasanya, hal-hal yang berkenaan dengan kualitas bukti yang dianggap
tidak benar itu justru datang belakangan oleh pihak penyelenggara pemilu.
satu institusi. Perkara perselisihan hasil pemilihan umum adalah perkara formal
dengan jadwal yang pasti. Kepastian hukum sangat diutamakan dalam hal ini.
dan karena itu dapat menimbulkan ketidakadilan bagi semua warga negara.
agung. Di Amerika Serikat, perkara seperti ini juga ditangani oleh mahkamah
agung negara bagian, dan baru setelah itu ditangani oleh mahkamah agung
yaitu untuk menangani semua aspek perkara hukum yang terkait dengan
pemilu.
Dengan ada mekanisme peradilan terhadap sengketa hasil pemilu ini,
menjadi sumber konflik politik atau bahkan menjadi konflik sosial yang
konstitusi bagi para pihak yang bersengketa, yaitu antara pihak penyelenggara
Konstitusi (MK) di umumkan hari ini. Dalam sidang kedua yang digelarkan
oleh Mahkamah Konstitusi pada Rabu (1/5) lalu dalam acara pembuktian (IV)
Mochtar.
16
Ibid, h. 430
Berdasarkan informasi pokok perkara perselisihan hasil pemilihan
umum kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Murung Raya,
Pokok Perkara : Perselisihan hasil pemilihan umum kepala daerah dan wakil
2013
Pemohon : Drs. H. Rojikinnor, M.Si dan H.M., Setia Budi, A., M.Si (Bakal
Pasangan Calon)
keterangan kedua ahli yang diajukan oleh pihaknya yakni Prof Dr Saldi Isra SH
MH dan Dr Andi Irman Putrasidin SH MH, bahwa gugatan yang diajukan oleh
tim Nuryakin- Sirajul Rahman bakal ditolak oleh mahkamah konstitusi, karena
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
Indonesia ?
1. Tujuan Penelitian
17
www.mahkamahkonstitusi.go.id, putusan untuk nomor perkara 39/PHPU.D-XI/2013.
b) Untuk mengetahui pelaksanaan kewenangan mahkamah konstitusi dalam
2. Manfaat Penelitian
Sarjana Ilmu Hukum di Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN SUSKA
RIAU.
E. Metode Penelitian
dibahas. Jenis data yang digunakan adalah Data Sekunder,18 Data Sekunder
adalah data yang diolah melalui kepustakaan. Data Sekunder ini terdiri dari
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder atau data tersier adalah:
18
Ronny Hanitijo Soemitro, Masalah-Masalah Sosiologi Hukum, (Bandung: Sinar
Baru),h. 110
a. Bahan hukum primer
12 Tahun 2008.
karangan para ahli, modul, surat kabar dan bahan lainnya yang terkait
bagi warganya.
nomoi.
Berbagai Negara
Indonesia
menafsirkan arti dan makna dari ketentuan yang ada dalam konstitusi.
pemerintahan demokrasi
8. Jimmly Asshiddiq, Pengantar ilmu hukum tata negara
Jenis perselisihan atau sengketa mengenai hasil pemilu ini tentu harus
penyelenggaraan pemilu.
Indonesia
Negara
13. Majda El. Muhtaj, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia
ketiga yang dibuat di usia tuanya. Sementara itu, dalam dua tulisan
dari polis yang mempunyai wilayah negara kecil, seperti kota dan
Belanda (staat), Italia (e’tat), Arab (daulah). Kata staat berasal dari
kata Latin, status atau statum yang berarti menaruh dalam keadaan
Istilah negara hukum merupakan istilah yang muncul pada abad ke-19
kedaulatan.
26. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia
Oemar Seno Adjie juga menemukan tiga bentuk negara hukum, yaitu
yang sama.
31. Muslimah Hanim, Eksistensi Dewan Perwakilan Daerah Dalam
penting.
Salah satu prinsip dasar dari negara hukum demokratis adalah adanya
kedaulatannya.
media internet.
sesuai dengan peraturan dan teori-teori hukum serta hal-hal yang dapat
a. Pengolahan data
diperiksa atau diteliti kembali agar data jadi lebih sistematik, sehingga
dibahas.
b. Analisis data
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, batasan masalah,
penulisan.
Pada bab ini akan diuraikan tentang tinjauan umum tentang mahkamah
Pada bab ini akan diuraikan tentang tentang tinjauan umum tentang
hukum.
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP